Makalah Filsafat Pendidikan Kelompok 10 Filsafat Pendidikan Prakmatisme, Progresivisme Dan Rekontruksionesme
Makalah Filsafat Pendidikan Kelompok 10 Filsafat Pendidikan Prakmatisme, Progresivisme Dan Rekontruksionesme
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar,,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
karunia dan nikmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
filsafat pendidikan islam dengan judul “Teori Pendidikan Progressivisme,
Pragmatisme dan Rekonstruksionisme”.
Penyusunan makalah ini dibantu dan didukung oleh berbagai pihak
sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dalam instrumen penunjang pendidikan. Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terhadap makalah ini agar
kami dapat memperbaiki kekurangan yang terdapat di dalam makalah.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Filsafat Pendidikan Pragmatisme 3
a. Pengertian tentang Pragmatisme 3
b. Tokoh Filsafat Pendidikan Pragmatisme 4
c. Pandangan Filsafat Pendidikan Pragmatisme dalam pendidikan 8
d. Sekolah yang menganut aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme 12
B. Filsafat Pendidikan Progresivisme 13
a. Pengertian tentang Progresivisme 14
b. Tokoh Filsafat Pendidikan Progresivisme 15
c. Pandangan Filsafat Pendidikan Progresivisme dalam pendidikan 17
d. Sekolah yang menganut aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme 19
C. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme 20
a. Pengertian tentang Rekonstruksionisme 21
b. Tokoh Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme 24
c. Pandangan Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme dalam pendidikan 26
d. Sekolah yang menganut aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme 28
BAB III PENUTUP 29
A. Kesimpulan 29
B. Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Pragmatisme?
2. Bagaimana pengertian Progresivisme
3. Bagaimana pengertian Rekonstruksionisme?
4. Siapa saja tokoh-tokoh Pragmatisme?
5. Siapa saja tokoh-tokoh Progresivisme?
6. Siapa saja tokoh-tokoh Rekonstruksionisme?
7. Bagaimana pandangan Pragmatisme dalam pendidikan?
8. Bagaimana pandangan Progresivisme dalam pendidikan?
9. Bagaimana pandangan Rekonstruksionisme dalam pendidikan?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
truth), sebagaimana yang nampak menonjol dalam pandangan William James,
terutama dalam bukunya The Meaning of The Truth (1909).
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar
adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat
kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan
demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan
bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. Maka
pragmatisme berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah
sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu kebenaran
sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Mungkin sesuatu konsep atau peraturan
sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi
terbukti berguna bagi masyarakat yang lain. Maka konsep itu dinyatakan benar
oleh masyarakat yang kedua.
Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang
ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta
individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia ditampilkan apa adanya
dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang muncul di
pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta
umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan.
Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan
pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik,
sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
Pragmatisme dalam perkembangannya mengalami perbedaan kesimpulan
walaupun berangkat dari gagasan asal yang sama. Kendati demikian, ada tiga
patokan yang disetujui aliran pragmatisme yaitu, (1) menolak segala
intelektualisme, dan (2) absolutisme, serta (3) meremehkan logika formal.
4
dihasilkan oleh teori tersebut. Misalnya sesuatu itu dikatakan berarti atau
benar bila berguna bagi masyarakat. Pragmatisme Peirce yang kemudian
hari ia namakan pragmatisme lebih merupakan suatu teori mengenai arti
(Theory of Meaning) daripada teori tentang kebenaran (Theory of Truth).
Pada tahun 1878 ia menulis sebuah makalah yang diberi nama
"How To Make Our Ideas Clear". Salah satu sumbangan Peirce yang
cukup penting kepada filsafat pragmatisme adalah teorinya tentang arti.
Dia membentuk teori-teori modern tentang arti dengan
mengusulkan satu teknik dalam menjelaskan pikiran. Pierce membagi
kebenaran menjadi dua, yaitu kebenaran transendental dan kebenaran
kompleks. Kebenaran transendental adalah kebenaran yang menetap pada
benda itu sendiri. Sedangkan, kebenaran kompleks adalah kebenaran dari
pernyataan-pernyataan.
Dalam konsepnya ia menyatakan bahwa, sesuatu dikatakan
berpengaruh bila memang memuat hasil yang praktis. Pada kesempatan
yang lain ia juga menyatakan bahwa, pragmatisme sebenarnya bukan suatu
filsafat, bukan metafisika, dan bukan teori kebenaran, melainkan suatu
teknik untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah (Ismaun,
2004:96). Dari kedua pernyataan itu tampaknya Pierce ingin menegaskan
bahwa, pragmatisme tidak hanya sekedar ilmu yang bersifat teori dan
dipelajari hanya untuk berfilsafat serta mencari kebenaran belaka, juga
bukan metafisika karena tidak pernah memikirkan hakekat dibalik realitas,
tetapi konsep pragmatisme lebih cenderung pada tataran ilmu praktis
untuk membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi manusia.
Menurut Peirce kebenaran itu ada bermacam-macam. la sendiri
membedakan kemajemukan kebenaran itu sebagai berikut :
a. Aranscendental truth yang diartikan sebagai letak kebenaran suatu hal
itu bermukim pada kedudukan benda itu sebagai benda itu sendiri.
Singkatnya letak kebenaran suatu hal adalah pada "things as things.
b. Complex truth yang berarti kebenaran dari pernyataan-pernyataan.
Kebenaran kompleks ini dibagi dalam dua hal yaitu kebenaran etis
disatu pihak dan kebenaran logis dilain pihak.
5
c. Yaitu ide tentang kaitan salah satu bentuk pasti dari obyek yang diamati
oleh penilik. Peirce menamai ide ini ide ketigaan. Secara praktis,
kekhasan pragmatisme Peirce merupakan suatu metode untuk
memastikan arti ide-ide di atas.
6
James membawakan pragmatisme. Isme ini diturunkan kepada
Dewey yang mempraktekkannya dalam pendidikan. Pendidikan
menghasilkan orang Amerika sekarang. Dengan kata lain, orang yang
paling bertanggung jawab terhadap generasi Amerika sekarang adalah
William James dan John Dewey. Apa yang paling merusak dari filsafat
mereka itu? Satu saja yang kita sebut: Pandangan bahwa tidak ada hukum
moral umum, tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran belum final.
Ini berakibat subyektivisme, individualisme, dan dua ini saja sudah cukup
untuk mengguncangkan kehidupan, mengancam kemanusiaan, bahkan
manusianya itu sendiri.
7
untuk melihat hari esok. (3) meliorisme; dunia dapat dibuat lebih baik
dengan tenaga kita.
Menurut Dewey kurikulum pendidikan harus dibuat dengan
kenyataan yang ada, metode yang digunakan yaitu learning yang terfokus
pada keaktifan siswa, saat menjadi guru sebelum membuat kurikulum kita
harus menyesesuaikan dengan permasalahan peserta disik.
Menurut Dewey ide gagasan fikiran merupakan suatu alat untuk
mengatasi suaru persoalan pada manuisa, guru itu berperan penting dalam
pendidikan. Menurut Dewey yang menentukan kualitas pemikiran orang
adalah pendidikan jadi setiap orang harus memiliki ide pokok gagasan
yang menarik untuk dibahas dalam pembelajaran.
8
pengetahuan yang segera dapat dipakai dalam penghidupan masyarakat
sehari-hari.
Artinya pragmatisme memandang bahwa pendidikan yang
diselenggarakan berpusat pada peserta didik yang sesuai dengan minat
serta kebutuhan-kebutuhannya agar mampu mengatasi persoalan hidup
secara praktis.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan dalam pandangan ragmatisme tentunya harus
searah dengan konsep filosofis pragmatis. Seperti mengenai realitas,
pengetahuan dan kebenaran, serta nilai.
Dengan berpijak pada konsep di atas, objektivitas tujuan
pendidikan harus diambil dari masyarakat dimana si anak hidup, dimana
pendidikan berlangsung, karena pendidikan berlangsung dalam kehidupan.
Tujuan pendidikan tidak berada di luar kehidupan, melainkan di dalam
kehidupan sendiri. Sesuai dengan prinsip pragmatisme bahwa tidak ada
kebenaran mutlak dan esensi realitas adalah perubahan, maka dalam hal
pendidikan ini tidak ada tujuan umum yang berlaku universal dan pasti.
Artinya, tujuan pendidikan harus dihasilkan dari situasi kehidupan di
sekeliling anak dan pendidik.
Hal ini berarti, tujuan pendidikan dalam persfektif pragmatisme
adalah untuk menyiapkan peserta didik menghadapi kehidupan dalam
masyarakatnya yang bersifat praktis. Setiap satuan sosial yang menjalani
pendidikan bisa saja memiliki tujuan khusus yang berbeda berdasarkan
karakteristik dan kebutuhan masyarakat lokal.
Beberapa filsuf paragmatisme juga berpendapat bahwa pendidikan
harus mengajarkan seseorang tentang bagaimana berfikir dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Sekolah harus bertujuan untuk mengembangkan pengalaman-pengalaman
yang akan memungkinkan seseorang terarah kepada kehidupan yang baik.
9
- Keterampilan-keterampilan dan kejujuran dalam bekerja
- Minat dan hobi untuk kehidupan yag menyenangkan
- Persiapan untuk menjadi orang tua
- Kemampuan untuk bertransaksi secara efektif dengan masalah-masalah
sosial
Tambahan tujuan khusus pendidikan yaitu untuk pemahaman tentang
pentingnya demokrasi. Menurut pragmatisme pendidikan hendaknya
bertujuan menyediakan pengalaman untuk menemukan/memecahkan hal-
hal baru dalam kehidupan peribadi dan kehidupan sosial.
10
4. Metode Pendidikan
Ajaran pragmatisme lebih mengutamakan penggunaan metode
pemecahan masalah (problem solving method) serta metode penyelidikan
dan penemuan (inquiri and discovery method). Dalam praktiknya
(mengajar), metode ini membutuhkan guru yang memiliki sifat pemberi
kesempatan, bersahabat, seorang pembimbing, berpandangan terbuka,
antusias, kreatif, sadar bermasyarakat, siap siaga, sabar, bekerjasama, dan
bersungguh-sungguh agar belajar berdasarkan pengalaman dapat
diaplikasikan oleh siswa dan apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
11
Edward J. Power (1982) menyimpulkan pandangan pragmatisme
bahwa “Siswa merupakan organisme rumit yang mempunyai kemampuan
luar biasa untuk tumbuh, sedangkan guru berperan untuk memimpin dan
membimbing pengalaman belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas minat
dan kebutuhan siswa”.
Callahan dan Clark menyimpulkan bahwa orientasi pendidikan
pragmatisme adalah progresivisme. Artinya, pendidikan pragmatisme
menolak segala bentuk formalisme yang berlebihan dan membosankan
dari pendidikan sekolah yang tradisional. Anti terhadap otoritarianisme
dan absolutisme dalam berbagai bidang kehidupan.
Misi :
12
8. Membenahi sistem pembelajaran dengan pendekatan CBT
9. Pembelajaran di sekolah dan dunia usaha/industry
10. Menumbuhkan pribadi yang taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
11. Menjadikan siswa yang berpikir cerdas dalam teknologi, kreatif dan
berwawasan lingkungan
12. Menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan asri
13. Memberdayakan sampah menjadi komoditas lingkungan hijau, subur,
sejuk dan menyenangkan
13
pendidikan terutama di Amreka Serikat. Aliran ini betul-betul kelahiran bumi
Amerika, sedangkan yang lainnya, adalah paham filsafat yang tumbuh dan
berkembang di eropa. Progresivisme lahir sebagai pembaharuan dalam dunia
(filsafat) pendidikan, terutama sebagai lawan terhadap kebijaksanaan
konvensional yang diwarisi dari abad ke-19.
Progresivisme menurut bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang
menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat
pendidikan progresivisme adalah suatu aliran yang menekankan, bahwa
pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek
didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan
kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berfikir
secara sistematis melalui cara-cara inilah seperti memberikan analisis,
pertimbangan, dan perbuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling
memungkinkan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
14
1. Fleksibel ( Tidak kaku, tidak menolak perubahan,dan tidak terikat oleh
doktrin tertentu
2. Curious ( Ingin mengetahui, ingin menyelidiki )
3. Toleran dan open-minded ( Mempunyai hati terbuka )
15
James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek
dari eksistensi organik, brains mempunyai fungsi biologic dan nilai
kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu
dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan
alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari
prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.
2. John Dewey (1859 - 1952)
Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih
menekakan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya
sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child
Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini
dibanding masa depan yang belum jelas.
Filsafat yang dianut Dewey adalah bahwa dunia fisik itu real dan
perubahan itu bukan sesuatu yang tak dapat direncanakan. Perubahan
dapat diarahkan oleh kepandaian manusia. Sekolah mesti membuat siswa
sebagai warga negara yang lebih demokratik, berpikir bebas dan cerdas.
Bagi Dewey ilmu pengetahuan itu dapat diperoleh dan dikembangkan
dengan mengaplikasikan pengalaman, lalu dipakai untuk menyelesaikan
persoalan barn. Pendidikan dengan demikian adalah rekonstruksi
pengalaman. Untuk memecahkan problem, Dewey mengajarkan metode
ilmiah dengan langkah-langkah sebagai berikut : sadari problem yang ada,
definiskan problem itu, ajukan sejumlah hipotesis untuk
memecahkannya,uji telik konsekuensi setiap hipotesis dengan melihat
pengalaman silam, alami dan tes solusi yang paling memungkinkan.
3. Hans Vaihinger (1852 - 1933)
Hans Vaihinger Menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti
praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan. Satu-
satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani
Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala
pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna.
untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tabu saja
bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
16
Dalam aliran progresif ini Proses belajar mengajar di kelas ditandai
dengan beberapa hal antara lain :
17
Dalam buku Philosofical Alternatives in Education, Gutek (1974:140)
menyebutkan bahwa pendidikan progresif menekankan pada beberapa hal;
1. Pendidikan progresif hendaknya memberikan kebebasan yang mendorong
anak untuk berkembang dan tumbuh secara alami melalui kegiatan yang
dapat menanamkan inisiatif, kreatifitas, dan ekspresi diri anak;
2. Segala jenis pengajaran hendaknya mengacu pada minat anak, yang
dirangsang melalui kontak dengan dunia nyata;
3. Pengajar progresif berperan sebagai pembimbing anak yang diarahkan
sebagai pengendali kegiatan penelitian bukan sekedar melatih ataupun
memberikan banyak tugas;
4. Prestasi peserta didik diukur dari segi mental, fisik, moral dan juga
perkembangan sosialnya;
5. Dalam memenuhi kebutuhan anak dalam fase perkembangan dan
pertumbuhannya mutlak diperlukan kerjasama antara guru, sekolah,
rumah, dan keluarga anak tersebut;
6. Sekolah progresif yang sesungguhnya berperan sebagai laboratorium ynag
berisi gagasan pendidikan inovatif dan latihan-latihan.
18
persoalan kehidupan di masa mendatang. Oleh karena itu, menurut Ahmad
Ma’ruf (2012) ada beberapa prinsip pendidikan yang ditekankan dalam aliran
progresivisme, di antaranya:
a. Proses pendidikan berawal dan berakhir pada anak.
b. Subjek didik adalah aktif, bukan pasif.
c. Peran guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing atau pengarah.
d. Sekolah harus kooperatif dan demokratis.
e. Aktifitas lebih fokus pada pemecahan masalah, bukan untuk pengajaraan
materi kajian.
19
3. Mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran sesuai kebutuhan
DU/DI dan revolusi Industri 4.0.
4. Melaksanakan pembelajaran berbasis HOTS dan Teaching Factory.
5. Melaksanakan uji kompetensi profesi sesuai standart SKKNI.
6. Melaksanakan pembinaan karakter dan IMTAQ secara berkelanjutan.
7. Melaksanakan kerjasama yang harmonis dengan masyarakat dan DU/DI
dalam rangka pemasaran tamatan
HOTS adalah high order thinking skills adalah kemampuan berpikir pada
tingkat yang lebih tinggi yang melibatkan kemampuan menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Tidak sekedar menghafal atau merujuk saja.
Teaching Factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa
yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan
dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.
20
Kemudian dalam aliran filsafat pendidikan ini diharapkan metode-metode
pengajaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip demokratis yang bertumpu pada
kecerdasan “asali” jumlah mayoritas untuk merenungkan dan menawarkan solusi
yang paling valid bagi persoalan-persoalan umat manusia , maksudnya adalah di
dalam proses belajar mengajar seorang pendidik harus memberi kesempatan
kepada pendidik untuk berfikir dan ikut serta dalam pembelajaran sehingga proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan student center approach yaitu siswa sebagai
objek atau pusat pembelajaran.
Rekonstruktivisme menganggap jika sekolah adalah agen perubahan, yang
tidak hanya mentransfer ilmu tapi juga mengajarkan nilai nilai dalam kehidupan
dan membangun kembali atau merekonstruksi kan nilai nilai tersebut seoptimal
mungkin sehingga timbulah cara berpikir yang lebih efektif dan cara kerja yang
lebih efektif sehingga menjadikan dunia yang lebih baik dar masa sebelumnnya
bahkan mungkin jadi yang lebih baik di masa sekarang .
Kaum rekonstruksionisme percaya bahwa kita ini sedang ada dalam krisis
kebudayaan , karena itu tidak jika sekolah langsung mereflesikan budaya lain
begitu saja ada unsur yang harus diubah dan bahkan ada juga unsur yang
dibuang , karena itu tugas dari lembaga pendidikan untuk selalu mengoptimalkan
penyelidikan kritis tentang kebudayaan yang masuk dan memfilter kebudayaan
yang masuk dan mengubahnya menjadi lebih baik.
21
a. Pengertian tentang Rekonstruksionisme
Kata rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris reconstruct,yang
berarti menyusun kembali. Rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang dapat
merombak tata susunan lama ke tata susunan kehidupan yang lebih
modern .Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran
parenialisme yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern.Meskipun demikian
prinsip yang dimiliki oleh kedua aliran ini tidaklah sama dengan prinsip yang
dipegang oleh aliran paranialisme. Keduanya mempunyai visi dan cara yang
berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan
kebudayaan yang serasi dalam kehidupan. Aliran rekonstruksionisme
berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat
manusia.karenanya pembinaaan kembali daya intelektual dan spiritual yang
sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina kembali manusia dengan
nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang
akan datang sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat
manusia menjadikan manusia lebih memiliki karakter kemanusian yang saat
ini sudah luntur,intinya adalah untuk lebih memanusiakan manusia itu sendiri.
22
bertujuan membantu menyiapkan warga dalam hal ini generasi muda untuk
merespon perubahan dan membuat pilihan-pilihan cerdas mengingat umat
manusia bergerak ke masa depan yang memiliki lebih dari satu konfigurasi.
Sehingga filsafat rekonstruksionisme-futuristik bertujuan mengembangkan
masa depan yang lebih menyenangkan melalui pendidikan.Dan juga aliran ini
memandang bahwa sebuah Negara dijalankan dan diperintah oleh rakyat
secara demokratis sehingga dapat tercipta kemakmuran kesajahteraan tanpa ada
nya unsure pembedaan baik itu menurut ras, suku dan agama. Berdasarkan
kedua model aliran itulah filsafat pendidikan rekonstruksi mengembangkan
ide-ide pemikirannya. Rekonstruksionisme mempercayai bahwa realitas sosial
itu selalu berubah, sebagai konsekuensinya mereka memandang sekolah
sebagai lembaga sosial, tempat untuk mengembangkan daya kritis peserta didik
untuk melihat berbagai persoalan sosial di sekitarnya.
23
Philosophy (1950), Toward a Reconstructed Philosophy of Education (1956)
dan Education as Power (1965).
24
3. Theodore Brameld (1904-1987)
Dia melihat masalah kemanusiaan sedang berada di simpang jalan
dan hampir mengalami kehancuran, hanya dengan berusaha penuh kita
bisa menyelamatkan kemanusiaan tersebut. Karenanya dia melihat
rekonstruksianisme juga sebagai filsafat nilai. Nilai yang dimaksud adalah
nilai yang berdasarkan asas-asas supernatural yang menerima nilai natural
yang universal, yang abadi berdasarkan prinsip nilai teologis. Brameld
juga menekankan untuk membangun tujuan-tujuan yang jernih untuk
pembebasan, dalam maksud lain dia menyebut persatuan dunia untuk
menghilangkan bias yang ditimbulkan nasionalisme yang sempit dan
menyatukan komunitas ke dalam pandangan dunia yang lebih luas. Hal
tersebut akan menjadikan pemerintahan-pemerintahan dunia dan
peradaban-peradaban dunia di mana orang-orang dari seluruh ras, negara,
warna kulit dan kepercayaan ikut terlibat bersama dalam kedamaian dunia.
Menurutnya satu aktifitas filsafat yang utama adalah penjelajahan makna
terhadap perbedaan konsepsi dari pusat tujuan penyatuan dunia.
Rekonstruksianisme berusaha mencari kesepakatan semua orang
tentang tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam
suatu tata susunan baru seluruh lingkungannya. Tujuan ini hanya mungkin
diwujudkan melalui usaha kerja sama semua bangsa-bangsa. Secara
ringkas rekonstruksianisme bercita-cita mewujudkan dan melaksanakan
sintesa, perpaduan ajaran Kristen dan demokrasi modern dengan teknologi
modern dan seni modern di dalam satu kebudayaan yang dibina bersama
oleh seluruh kedaulatan bangsa-bangsa sedunia. Rekonstruksianisme
mencita-citakan terwujudnya satu dunia baru,dengan satu kebudayaan baru
di bawah satu kedaulatan dunia ,dalam control mayoritas umat manusia.
25
penyadaran, bukan teknik untuk menyalurkan atau untuk pelatihan
ketrampilan, melainkan merupakan proses dialogis yang mengantarkan
seseorang secara bersama dalam memecahkan masalah eksistensial
mereka.
26
1. Tema
2. Tujuan Pendidikan
3. Kurikulum
27
4. Kedudukan siswa
Nilai-nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang
berharga. Keluhuran pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan, mana
kala rasa hormat diterima semua latar belakang budaya.
5. Metode
6. Peranan Guru
Guru harus menunjukkan rasa hormat yang sejati atau ikhlas terhadap
semua budaya baik dalam memberi pelajaran maupun dalam hal lainnya.
Pelajaran sekolah harus mewakili budaya masyarakat.
28
Karena Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme sendiri lebih
mengedepandakan tentang perubahan dan pengembangan social dan budaya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan,
perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar
apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-
akibatnya yang bermanfaat secara praktis.
Pragmatisme memandang bahwa siswa merupakan organisme rumit yang
mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh, sedangkan guru berperan untuk
memimpin dan membimbing pengalaman belajar tanpa ikut campur terlalu jauh
atas minat dan kebutuhan siswa.
Aliran progresivisme merupakan aliran yang berakar dari semangat
pembaharuan sosial pada awal abad ke 20 yakni gerakan pembaharuan politik
Amerika. Sedangkan aliran progresif pendidikan Amerika mengacu pada
pendidikan di Eropa barat. Progresif menganggap pendidikan sebagai cultural
transition. Maksudnya adalah bahwa pendidikan mampu merubah dalam arti
mampu mebina kebudayaan baru yang dapat menyelamatkan manusia di hari yang
akan datang.
Progresivisme memiliki sifat-sifat antara lain yaitu sifat negatif dan sifat
postif. Sifat negatif maksudnya progresif menolak otoritarisme dan absoulutisme.
Sedangkan sifat positif aliran progresivisme yakni progrefivisme menaruh
kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dari manusia. Selain sifat aliran
progresivisme juga memiliki perkembangan anatara lain revolusi industry,
29
modern science, dan perkembangan demokrasi. Aliran progresivisme juga
menaruh keyakinan-keyakinan tentang pendidikan.
Progressivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan disekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan
pelajaran (subject-centered) yang menghedaki dan melatih anak agar kelak dapat
bekerja , bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan
hati.
Rekonstruksionisme berasal dari bahasa Inggris reconstruct yang berarti
menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme
adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun
tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Melalui lembagai dan
proses pendidikan, rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan
membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru.
Adapun implikasi aliran ini dalam dunia pendidikan diantaranya yaitu: misi
sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi sosial, pendidikan bertanggung
jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal, kurikulum sekolah tidak boleh
didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang ditentukan atau
disukai karena semua budaya dan nilai-nilai yang berhubungan berhak untuk
mendapatkan tempat dalam kurikulum, guru harus menunjukkan rasa hormat yang
sejati atau ikhlas terhadap semua budaya baik dalam memberi pelajaran maupun
dalam hal lainnya.
B. Saran
30
tuk dapat lebihmemahami bagaimana cara menerapkan pengetahuan itu sendiri se
bagai suatu alat untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/ikanuryasintalestari/
5ea01be2097f363b21725b73/filsafat-pendidikan-pragmatisme?
page=all#section1
http://kristianawidi.blogspot.com/2012/02/makalah-pragmatisme.html
http://tugaskuade.blogspot.com/2015/12/makalah-filsafat-pendidikan-
tentang.html
31
https://www.academia.edu/16679610/
Makalah_Filsafat_Pendidikan_Aliran_Rekonstruksionisme
https://acehkrak.blogspot.com/2015/05/aliran-filsafat-
rekonstruksionisme_16.html
http://rohilalazizah.blogspot.com/2017/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://www.kompasiana.com/annisabilqisthi/5db6df73097f3608d46a0c82/
aliran-filsafat-rekonstruksionisme-dan-penerapannya-dalam-masa-kini?
page=all&page_images=1
https://mutudidik.wordpress.com/2017/05/26/model-pembelajaran-teaching-
factory-tefa/
http://www.smkn2medan.sch.id/html/profil.php?
id=profil&kode=11#:~:text=Menciptakan%20suasana%20yang
%20kondusif%20untuk,mempelajari%20pengetahuan%20yang%20lebih
%20luas.
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-membuat-soal-hots
https://smanlimedan.sch.id/visi-misi/
http://smklubukpakam.blogspot.com/2014/08/visi-misi-smkn-1-lubuk-
pakam.html
32