Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FILSAFAT ILMU DAN METODE ILMIAH

ALIRAN PRAGMATISME
Dosen Mata Kuliah
Dr. H. Amirudin Kasim, M.Si

Kelompok 2
1. ANDRIANI ( A202 21 009)
2. FADJRIA NURHALIS ( A 202 21008 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 30 September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

2
Halaman

3
Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BaB I A. Pendahuluan 4
B. Latar Belakang 4
C. Rumusan Masalah 5
D. Tujuan Masalah 5
BAB II A. Defenisi Aliran 6
Pragmatisme

B. Tokoh-tokoh 7
pragmatism dan
pendapatnya mengenai
pragmatisme Charles
sandre piere (1839)

C Pandangan 7
pragmatisme
Metafisika

D. Implementasi 8
pragmatisme dalam
pendidikan

BAB III Penutup 9


Kesimpulan
Daftar Pustaka 12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Filsafat Pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang
menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan
memadukan proses pendidikan. Dalam arti lain makna Filsafat Pendidikan
adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya
untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan, mengharmoniskan, dan
menerapkan nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya.1 Sementara
Imam Barnadib mengatakan: Filsafat Pendidikan adalah ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam lapangan
pendidikan.
Berdasar pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan
adalah ilmu yang membahas pendidikan secara filosofi, atau ilmu yang membahas
secara filosofi mengenai pendidikan. Secara Ontologi Pendidikan, pendidikan
suatu proses menumbuhkembangkan, dan membimbing (berkesinambungan)
potensi manusia. Sasarannya menumbuhkan kesadaran atas eksistensi manusia
yang berasal-usul dan bertujuan, sehingga membuahkan “kecerdasan
spritual”.Kecerdasan spiritual dijadikan fondasi eksistensi manusia agar
berlangsung dalam dinamika perkembangan secara konstan berdasarkan
kesadaran mendalam tentang hakikat asal usul dan tujuan kehidupnnya.
Secara Ontologi Pendidikan, pendidikan suatu proses
menumbuhkembangkan, dan membimbing (berkesinambungan) potensi manusia.
Sasarannya menumbuhkan kesadaran atas eksistensi manusia yang berasal-usul
dan bertujuan, sehingga membuahkan “kecerdasan spritual”.Kecerdasan
spiritual dijadikan fondasi eksistensi manusia agar berlangsung dalam dinamika
perkembangan secara konstan berdasarkan kesadaran mendalam tentang hakikat
asal usul dan tujuan kehidupnnya.
Esensi potensial pendidikan, Pendidikan: suatu daya yang mampu
membuat manusia berada di dalam kepribadiannya sebagai manusia, bukan
makhluk lain. Pendidikan menumbuhkembangkan “kecerdasan inteligensia”.
Eseensi konkrit pendidikan, Pendidikan: suatu daya yang mampu membuat setiap
manusia individu berkesadaran utuh terhadap hakikat keberadaanya berdasar nilai
asal usul dan tujuan kehidupannya. Berdasar kecerdasan spritual dan kecerdasan
intelektual, hakikat konkrit pendidikan menekankan pada “kecerdasan
emosional” yaitu kemampuan individu dalam mengendalikan perilakunya agar
senantiasa sesuai dengan nilai asal usul dan tujuan kehidupan.Potensi manusia
ditumbuhkan secara seimbang dan terpadu agar spirit manusia semakin
cerdas.Manusia yang eksis dalam kecerdasan spiritualnya cenderung berwawasan
luas dan mendalam, yang membuka untuk memasuki dunia transenden.
Aksiologi (etika) pendidikan berpandangan, sasaran utamanya
menumbuhkan nilai kebaikan dalam perilaku manusia sehingga menjadi matang
dan cerdas (kecerdasan emosional). Kecerdasan emosional adalah perlaku yang
mengandung kebenaran, dan syarat dengan kebijaksanaan.Kecerdasan emosional
adalah sebuah perilaku yang dibangun menurut dasar ontologi dan epistemologi
pendidikan.Kecerdasan spiritual menjadi basis dari kecerdasan intelegensi dan
kecerdasan emosional.Tanggung jawab pencerdasan emosioanal selain keluarga,
institusi pendidikan, juga masayakat.Masyarakat merupakan keseluruhan entitas
social sehingga memiliki peran sentral dalam pencerdasan emosional.Meskipun
ketiga komponen tersebut bertanggung jawab atas pencerdasan emosional tapi
5
pada hakekatnya pencerdasan emosional berada pada individu masing-masing,
yang merupakan makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi aliran pragmatisme ?
2. Tokoh-tokoh pragmatism3 dan pendapatnya mengenai pragmatisme Charles
sandre piere (1839) ?
3. Pandangan pragmatisme Metafisika ?
4. Implementasi pragmatisme dalam pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
1. Agar mahasiswa memahami aliran Pragmatisme
2. Agar mahasiswa memahami Tokoh-tokoh pragmatism3 dan pendapatnya
mengenai pragmatisme Charles sandre piere (1839)
3. Agar mahasiswa memahami Pandangan pragmatisme Metafisika
4. Agar mahasiswa memahami Implementasi pragmatisme dalam pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Aliran Pragmatisme

6
Pragmatisme berasal dari kata bahasa yunani yaitu pragma yang
berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang
berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu
memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya
menhadi relatif tidak mutlak. Suatu konsep atau peraturan sama sekali tidak
memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti berguna bagi
masyarakat.
Aliran pragmatisme adalah aliran yang bersedia menerima segala hal,
asalkan hal tersebut berakibat baik atau berguna. Aliran ini mementingkan
kegunaan suatu pengetahuan dan bukan kebenaran objektif dari pengetahuan.
Pragmatisme akan menguji suatu pengetahuan dan akan mengetahui kebenaran
pengetahuan tersebut melalui konsekuensi dari pelaksanaan pengujiannya.
Dengan demikian, aliran pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-
pertanyan seputar kebenaran yang bersifat metafisik.
Aliran ini terutama berkembang di Amerika Serikat, sebelumnya
berkembang di Amerikasempat juga berkembang ke Inggris, Perancis, dan
Jerman.William James adalah orang yang memperkenalkan gagasan-gagasan
dari aliran ini ke seluruh dunia. William James dikenal juga secara luas dalam
bidang psikologi. Tokoh lain dari aliran pragmatisme adalah John Dewey. Selain
sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan pemikir. Adapun
tokoh kunci yang menakan aliaranpragmatisme adalahCharles Peirce pada bulan
Januari 1878 dalam artikelnya yang berjudul How to Make Our Ideas Clear.
Nama lain aliran pragmatisme adalahinstrumentalisme dan
eksperimentalisme. Disebut instrumentalisme, karena aliran ini menganggap
bahwa potensi intelegensi manusia sebagai kekuatan utama manusia harus
dianggap sebagai alat (instrumen) untuk menghadapi semua tantangan dan
masalah dalam pendidikan.Intelegensi bukanlah tujuan, melainkan alat untuk
hidup, untuk kesejahteraan, untuk mengembangkan kepribadian manusia.Selain
itu instrumentalisme menganggap bahwa dalam hidup ini tidak dikenal tujuan
akhir, melainkan hanya tujuan antara dan sementara yang merupakan alat
untuk mencapai tujuan berikutnya,6 termasuk dalam pendidikan tidak mengenal
tujuan akhir.Kalau suatu kegiatan telah mencapai tujuan, maka tujuan tersebut
dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan berikutnya.
Dikatakan eksperimentalisme, karena filsafat ini menggunakan metode
eksperimen dan berdasrkan atas pengalaman dalam menentukan
kebenarannya.Eksperimentalisme menyadari dan mempraktekkan bahwa
eksperimen (percobaan ilmiah) merupakan alat utama untuk menguji
kebenaran suatu teori. Percobaan-percobaan tersebut akan membuktikan
apakah suatu ide, teori, pandangan, benar atau tidak. Dengan percobaan itulah
subjek memiliki pengalam nyata untuk mengerti suatu teori, suatu ilmu
pengetahuan.
B. Tokoh-tokoh pragmatism dan pendapatnya mengenai pragmatisme Charles
sandre piere (1839)
Charlesberpendapat bahwa apapun yang berpengaruh bila dikatan praktis.
Dibeberapa waktu yang lain ia juga mengutarakan bahwa pragmatisme bukanlah
7
sebuah filsafat, bukan teori kebenaran, dan bukan metafisika, melainkan adalah
suatu cara untuk manusia dalam memecahkan masalah.
Dari dua pendapat diatas bisa disimpulkan bahwasannya pragmatisme bukan
hanya sekedar teori pembelajaran filsafat dan mencari kebenaran, akan tetapi
pragmatism lebih kearah pada tataran ilmu kepraktisan guna membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi manusia.

 John Dewey (1859-1952)


Dewey berpendapat bahwasannya berfilsafat guna memperbaiki kehidupan
manusia dan lingkungannya atau mengatur kehidupan manusia. Ia juga
menyatakan bahwa filsafat memberikan pengarahan dan filsafat tidak
diperkenankan kebawa arus dalam ide-ide metafisis yang tidak praktis.

 William James
Dia mengatakan secara singkat bahwa pragmatism adalah realitas yang
sudah kita ketahui berguna untukmengukur suatu kebenaran konsep seseorang
yang harus mempertimbangkan konsekuensi yang akan diterapkan paa konsep
tersebut.
C. Pandangan pragmatisme Metafisika
Pragmatisme seluruhnya ber beberkan paa penedekatan empiris yaitu semua
apa apa yang dapat dirasakan itu benar artinya akal, jiwa, dan materi adalah hal
yang tidak dapat di pisahkan. Karena itu para cendekiawan pragmatism tidak
pernah mendasarkan satu hal kebenaran. Dan menurut mereka pengalaman yang di
alami di setiap manusia akan berubah juka realita manusia itu berubah.
Realita bukanlah hal yang abtrak dan hanya pengalaman biasa yang dapat
berubah ubah dan terus berubah seiring berjalannya waktu.setiap manusia
mempunyai tanggung jawab atas lingkungan dan realitas hidup akan lebih indah
jika kita sebagai manusia banyak mempelajari isu makna yang terkan dung dalam
realitas kehidupan.
Tema pokok filsafat pragmatism :
1. Esensi realitas adalah perubahan
2. Hakikat social dan biologis manusia yang esensial
3. Realitas value
4. Penggunaan intergrasi secara terus menerus
Pragmatism menyetujui pendapat- pendapat manusia adalah tolak ukur segala
tujuan dan alat pendukung harus terbuka untuk diperbaiki secara terus menerus.
 Epistimologi
Corak dari pragmatism adalah konsep kegunaan. Mengarah kepada sains
dan bukan metafisik. Dan pragmatism cenderung kepada kepercayaan. Hal
yang perlu di ketahui oleh pragmatism adalah bersifat pribadi dan tidak
8
diberitakan, dan jika ada hal yang sangat dibutuhkan untuk di beritakan, maka
harus diberitakan akan tetapj tidak ada yang sepihak hingga kebenaran akan
selalu bersifat valid dan jujur.
Pragmatism mengklaim bahwasannya manusia selalu mempunyai rasa
keinginan untuk meneliti dan tidak mau menerima suatu produk yang belum
teruji. Untuk memecahkan masalah manusia harus memiliki penagalam
pengalaman dalam meneliti dan meliki alat guna mencari sebuah solusi dari
akar masalah-masalah penelitian.
Pragmatism menunjukkan kedapa kita bahwa tujuan berfikir adalah
kemajuan hidup, yaitu untuk memajukan dan memperbanyak capital dengan
cara sepragtis mungkin. metode intelegen adalah guna memperoleh informasi,
dan ketika kita mengetahui informasi maka kita dapat menyelesaikan masalah.
Intelegensi nengacu pada hipotesa yang dimana hipotesa untuk memecahkan
masalah, dan hipotesa ini menjelaskan masalah masalah terkait. Untuk
memecahkan masalah itu, ada lima cara menurut dewey dalam wini rosyidin
yaitu
1. Indeterminate situation, atau situasi tegang
2. Diagnosis, mencari penyebab timbulnya masalah
3. Hypothesis, gagasan atau ide ide informasi untuk dikumpulkan
4. Hypothesis testing, membandingkan informasi untuk di praktik kana tau di
uji
5.Evaluation, mengkaji ulang apakah ada kesalahan pada point point
sebelumnya
Dari konsep di atas, dewey sangat berusaha membuat
konsep,pertimbangan, dan kesimpulan dalam rupa yang beragam dan gampang.
Menurut dewey, yang benar berate di setujui dan di terima dikalangan semua
orang.
 Aksiologi
Pandangan pragmatisme tentang nilai itu adalah relatif atau situasional.
Kaidah moral dan etika itu tidak tetap, selalu berubah sesuai situasi, waktu ,
tempat, persepsi masyarakat dan juga pengaruh kemajuan IPTEK. Pendekatan
pragmatisme terhadap nilai benar salah, baik buruk itu didasarkan pada
kemanfaatan dalam kehidupan masyarakat dan bukan didasarkan pada teori.
D. Implementasi pragmatisme dalam pendidikan
Proses pendidikan dalam pragmatisme bertujuan memberikan pengalaman
empiris kepada anak didik sehingga terbentuk suatu pribadi yang belajar, berbuat
(learning by doing). Proses demikian berlangsung sepanjang hayat. Dalam
pandangan filsafat pragmatisme, anak didik memiliki akal dan kecerdasan.
Artinya anak didik secara naluriah dan amaliah memiliki kecenderungan untuk
tetus berkreatif dan dinamis dalam perkembangan zaman. Anak didik memiliki
bekal untuk menghadapi dan memecahkan problematika-problematika.
9
Maka dalam pembelajarannya, pendidikan pragmatisme selalu menekankan
pada pengalaman hidup dan cara menghadapi masalah dimanapun peserta didik
itu tinggal, agar nantinya peserta didik dapat berfikir kritis dan berhasil
beradaptasi dengan perubahan- perubahan kehidupan dunia. Peranan guru dalam
pendidikan pragmatisme adalah sebagai pengawas dan pembimbing dalam
pembelajaran pengalaman tanpa mengganggu minat kebutuhan siswa. Dan
sekolah harus mampu menyesuaikan segala aspek, karena perannya sebagai
tempat untuk mengajarkan pengalaman kehidupan yang terus berubah-ubah dan
seharusnya sekolah juga lebih mengedepankan muatan penglaman pembelajaran
dibanding muatan materi dan nilai akhir.

BAB III
( PENUTUP )
A. KESIMPULAN
10
Pendidikan pragmatisme berwatak humanis, dan manusia adalah ukuran
segala- galanya.Rasio manusia tidak pernah terpisah dari dunia, bahkan menjadi
bagian dari dunia itu sendiri. Pengetahuan manusia harus dinilai dan diukur
dengan kehidupan praktis, serta benar tidaknya hasil pikiran manusia
akan terbukti di dalam penggunaannya dalam praktek. Jadi, suatu teori
dikatakan benar jika berfungsi praktis bagi kehidupan manusia. Pragmatisme
tidak menaruh perhatian terhadap suatu nilai yang tidak empiris. Konsep
pendidikan pragmatisme adalah, pendidikan bertujuan untuk mendewasakan
anak menjadi manusia yang mandiri, bertanggung-jawab, dan dapat memecahkan
persoalan hidupnya sendiri. Pendidikan harus dilangsungkan di tempat dimana
anak berada.Kurikulum yang digunakan setiap pelajaran tidak boleh terpisah-
pisah, tetapi merupakan satu kesatuan, dan pengalaman di sekolah selalu
dipadukan dengan pengalaman di luar sekolah.Masalah yang diangkat oleh guru
di kelas adalah masalah-masalah aktual yang menarik minat anak atau menjadi
pusat perhatian anak. Demikian pula metode yang diterapkan oleh guru adalah
metode disiplin bukan kekuasaan, karena metode kekuasaan cenderung
memaksakan anak untuk mengikuti kehendak guru.
Dalam pendidikan pragmatisme, semua materi yang akan disajikan harus
berdasarkan fakta-fakta yang sudah diobservasi, dipahami, serta
dibicarakan sebelumnya, serta materi tersebut dimungkinkan mengandung ide-ide
yang dapat mengembangkan situasi untuk mencapai tujuan. Peran guru dalam
pendidikan pragmatisme hanyalah sebagai fasilitator dan motivator kegiatan anak.
Semua kegiatan anak dilakukan sendiri seiring dengan minat dan kebutuhan
yang dipilih, tetapi guru tetap memberikan arahan yang memungkinkan anak
berkembang sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Dalam filsafat
pendidikan Islam terjadi penolakan terhadap paham pragmatism, karena untuk
mengukur semua baik dan buruk adalah standarnya selalu berpijak pada
keberpihakan pada masyarakat yang menjadi penilai, padahal Islam tidak
memandang demikian, tetapi ukuran baik, buruk,benar dan tidak benar adalah
apabila tidak berlawanan dari norma-norma agamayang telah ditetapkan

11
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2002. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat dan
Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Ramayulis dan Samsul Nizar. 2010. Filsasafat Pendidikan Islam Telaah Sistem
Pendidikan dan Pemikiran Para Tokoh. Jakarta: Kalam Mulia
https://core.ac.uk/download/pdf/146821243.pdf
http://eprints.dinus.ac.id/14370/1/
[Materi]_BAB_4__FILSAFAT_PRAGMATISME.pdf
http://eprints.umsida.ac.id/7571/1/Makalah-Filsafat-A2-Pragmatisme.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai