Disusun oleh:
No.Tlp: 081219365406
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufiq serta
karunia-Nya untuk kita semua,dan pada akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ”Aliran Pendidikan Progresivisme dan Rekonstruksionalisme Sebuah Kajian
Sederhana” mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan yang di bimbing oleh ibu Dr. Eva Yenny
Lubis, M.Pd
Dengan demikian makalah ini untuk memenuhi kebutuhan dari kalangan dan dapat
menyumbangkan kepada khazanah ilmu pengetahuan. Mudah-mudahan makalah yang sederhana
ini bermanfaat bagi guru, mahasiswa, dan semua pihak dalam satu Pendidikan.
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I Pendahuluan 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
BAB II Pembahasan 4
2.1 Pengertian Progresivisme 4
2.2 Dasar Filosofi Progresivisme 5
2.3 Teori Pendidikan Progresivisme 5
2.4 Pengertian Rekonstruksionalisme 6
2.5 Dasar Filosofi Rekonstruksionalisme 7
2.6 Teori Pendidikan Rekonstruksionalisme 7
2.7 Prinsip-Prinsip Rekonstruksionalisme 8
BAB III Penutup 9
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 11
Daftar Pustaka 12
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Latar belakang lahirnya aliran progresivisme dan rekonstruksionisme.
2. Pandangan Progresivisme dan Rekonstruskionisme dan penerapannya dibidang
Pendidikan.
3. Teori pendidikan Progresivisme dan Rekonstruksionisme.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya Progresivisme dan Rekonstruksionisme.
2. Mengetahui dan penerapannya dibidang pendidikan.
3. Mengetahui teori-teori pendidikan Progresivisme dan Rekonstruksionisme.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
terhadap semua tantangan hidup manusia harus praktis dalam melihat
s e g a l a sesuatu dari segi keagungannya. Progresivisme dinamakan instrumentalisme
karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup
untuk kehidupan kesejahteraan, untuk mengembangkan kepribadian. Dinamakan
eksperimental untuk menguji kebenaran suatu teori. P r o g r e s i v i s m e d i n a m a k a n
envirotalisme karena aliran ini menganggap lingkungan hidup ini
mempengaruhi pembinaan kepribadian. (Imam Muis, 2004)
Factor-faktor pendorong lahirnya progresivisme:
1. Semangat radikalisme dan reformasi yang di mulai di sekolah yang di pimpin oleh Francis
W. Parker.
2. Masuknya aliran froebelianisme, yang menekankan pada perwujudan diri melalui belajar
kegiatan sendiri, dan penggunaan metode Montessori yang menekankan pada pendidikan
diri sendiri.
3. Perluasan studi tentang perkembangan anak secara ilmiah. (psikologi perkembangan).
b. Humanisme Baru
Paham ini menekankan pada penghargaan terhadap martabat dan harkat manusia sebagai
individu. Dengan demikian orientasinya individualistic.
5
a. Kurikulum
Kurikulum pendidikan progresif adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman
atau kegiatan belajar yang diminati oleh setiap siswa. Contoh kurikulum pendidkan
progresivisme dari Lewster Dix adalah berisi tentang:
1) Studi tentang dirinya sendiri
2) Studi tentang lingkungan social dan alam
3) Studi tentang seni
b. Metode pendidikan
1) Metode belajar aktif
Metode pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan fasilitas yang
memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk
mengembangkan bakat dan minatnya.
2) Metode memonitor kegiatan belajar aktif
Mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil memberikan bantuan tertentu
apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar proses berlangsungnya kegiatan belajar
tersebut.
3) Metode penelitian ilmiah
Pendidkan progresif merintis digunakannya metode penelitian ilmiah yang tertuju pada
penyusunan konsep, sedangkan metode pemecahan masalah lebih tertuju pada
pemecahan masalah kritis.
4) Pemerintahan belajar
Memperkenalkan pemerintahan pelajar dalam kehidupan sekolah dalam rangka
demokratisasi dalam kehidupan sekolah, sehingga pelajar diberikan kesempatan untuk
turut serta dalam penyelenggaraaan kehidupan di sekolah.
5) Kerja sama sekolah dengan keluarga.
Mengupayakan adanya adanya kerja sama antara sekolah dengan keluarga untuk bisa
menciptakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak.
6) Sekolah sebagai Laboratorium pembaharuan pendidikan
Menganjurkan pula peranan baru sekolah. Sekolah tidak hanya tempat anak belajar,
tetapi berperanan pula sebagai laboratorium pengembangan gagasan baruyang
dilaksanakan oleh J. Dewey.
6
c. Pelajar
d. Pengajar
1) Guru dalam melakukan tugasnya dalam praktek pendidkan berpusat pada anak mempunyai
peranan sebagai:
a) Fasilitator
b) Motivator
c) Konselor
2) Guru perlu mempunyai pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa, dan teknik-teknik
memimpin perkembangan siswa, serta kecintaan kepada anak, agar dapat melaksanakan
peranan dengan baik.
7
kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka, proses dan lembaga
pendidikan dalam pandangan rekonstruk-sionisme perlu merombak tata susunan lama dan
membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru. Untuk tujuan tersebut diperlukan kerja
sama antarumat manusia (Jalaluddin, 2010:119).
Aliran Rekonstruktivisme ini intinya merupakan kelanjutan dari aliran progresivisme
yang menyatakan bahwa peradaban manusia di masa depan sangat diutamakan. Dalam konteks
pendidikan, aliran ini bertujuan hendak membina suatu konsensus yang paling luas dan paling
mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia, dengan merombak
kembali tata susunan pendidikan lama dengan tata susunan pendidikan yang sama sekali baru
(Zuhairini, 1991:29). Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada
progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan pada pemecahan masalah, berfikir
kritis dan sejenisnya. Aliran ini mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah,
dan melakukan sesuatu. Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
a. Prinsip-prinsip yang menjadi landasan seagai berikut:
1) Memberikan kesempatan pendidkan yang sama kepada setiap anak, tanpa membedakan
ras, kepercayaan atau latarbelakang ekonomi.
2) Memberikan “pendidkan tinggi
3) Memuat sekolah-sekolah menjadi peranan sangat penting sebagai satu bagian dari
kehidupan nasional kita yang akan menarik karena para gurunya adalah laki-laku dan
perempuan dari zaman kita yang sangat bersemangat
4) Menyusun sebuah program pemuda untuk anak-anak muda berusia 17 sampai dengan 23
tahun untuk membawa mereka dan sekolah aktif menuju pada berpartisifasi dalam
masyarakat orang dewasa.
5) Mengusahakan penggunaan penuh dari perlengkapan sekolah dalam waktu di luar
sekolah untuk pertemuan-pertemuan pemuda, kegiatan-kegiatan masayrakat, pendidikan
orang dewasa.
6) Bekerja sama penuh dengan semua lembaga masyakat dan lembaga sosial menuju sebuah
masyarakat demokratis yang sesungguhnya.
7) Terus memperluas penelitian dan eksperimentasi pendidikan.
8) Mengajak pemimpin masyarakat untuk menjadikan pendidkan sebagai bagian dari
masyarakat dan masyarakat menjadi bagian dari sekolah.
8
2.6 Dasar Filosofi
a. Pragmatisme
Pragmatisme menganggap kenyataan sebagai dunia sebagai pengalaman, yang di peroleh
melalui pendirian, yang kebenarannya terkandung pada kegunaannya dalam masyarakat.
b. Neoposistifisme
Yang menjadi dasar pemikiran kaum Neopositivisme adalah humanisme ilmiah, yang
menghargai harkat dan martabat manusia, dan mempunyai keyakinan teguh bahwa ilmu
dapat dipergunakan untuk membangun masyarakat masa depan.
9
Siswa hendaknya di pandang sebagai bunga yang sedang mekar. Artinya bahwa siswa
adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia pembangun masyarakat
masa depan.
e. Pengajar
1) Direktur proyek
Guru harus membuat para peserta didik menyadari masalah-masalah yang
dihadapi umat manusia. Membantu mereka merasa mengenali masalah-masalah
tersebut sehingga mereka merasa terikat untuk memecahkannya.
2) Pemimpin penelitian
Guru harus terampil dalam membantu peserta didik dalam menghadapi
kontroversi dan perubahan.
Perkembangan Rekontrusionalisme Sosial
a. Penyearan gagasan
b. Sekolah masyarakat
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Progresivisme
Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif. Tujuan
pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus, agar
peserta didik dapat berbuat sesuatu dan mampu mengadakan penyesuaian dan pennyesuaian
kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.
2. Rekontruksionalisme
Rekonstruksionalisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti menyusun
kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran
yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak modern. maka dari itu rekonstruksionisme berusaha mencari
kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidup manusia
dalam suatu tatanan baru seluruh lingkungannya, maka melalui lembagai dan proses
pendidikan. Rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata
susunan hidup kebudayaan yang sama sekali.
3.2 SARAN
Kami sebagai penulis apabila dalam penulisan dan penyusunan ini terdapat kekurangan
dan kelebihan maka kritik dan saran dari pembaca dan pembimbing kami harapkan sehingga
dalam pembuatan makalah yang selanjutnya lebih baik dari yang sebelumnya kami hanyalah
manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan sehingga tanpa dukungan dan saran pembimbing
sangat jauh bagi kami untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya, hanya kepada Allah lah
penulis selalu mengharap ridhoNya. Semoga dari penulisan yang terbatas ini, bisa
mendatangkan manfaat yang tiada batas. Amin.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://fakhrizal78.blogspot.com/2014/02/aliran-pendidikan-progressivisme.html
Barnadib, Imam, 1987. Filsafat pendidikan, sistem dan metode. Yogyakarta: Andi Offset
https://www.kompasiana.com/afifin/5eb0f0d5d541df45992f0952/pengertian-aliran-filsafat-
progresivisme-tokoh-tokoh-filusuf-filsafat-progresivisme-konsep-kurikulum-aliran-filsafat-
progresivisme?page=all
12