Anda di halaman 1dari 16

ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas kelompok dari Mata Kuliah
Filsafat dan Teori Administrasi Pendidikan

Dosen :
Prof. Dr.H.Endang Komara, M.Si.
Dr. Suharyanto H Soro, M.Pd

Di susun oleh :
Kelompok III
1. Yana Maulana NIM. 41038103231003
2. Abdul Rahman NIM. 41038103231016
3. Lina Dalina NIM. 41038103231031
4. Lalan Candrawinata NIM.

PROGRAM PASCA SARJANA ADMINISTRASI PENDIDIKAN


SEKOLAH PASCA SARJANA
UNINUS BANDUNG
2023

0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh.


Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul “Ilmu administrasi pendidikan dalam perspektif filsafat” guna
memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Teori Administrasi Pendidikan.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan Makalah ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.Endang Komara, M.Si. dan Bapak Dr. Suharyanto
H Soro, M.Pd yang telah memberikan izin dalam penulisan Makalah
ini.
2. Kepada anggota kelompok yang sudah bekerja keras menyelasaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis juga bagi para pembaca.

Wallohu muwafiq ila aqwami thoriqi,


Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Bandung, Oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 4
BAB II ISI 5
A. Teori Filsafat 5
B. Filsafat Pendidikan 7
C. Filsafat Administrasi Pendidikan. 8
D. Kepala Sekolah dalam Administrasi Pendidkan. 11
BAB III PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Filsafat administrasi pendidikan terus menerus memikirkan dan mencari
asumsi-asumsi, prinsip-prinsip dan teori baik berupa axioma maupun teorema,
karena pendidikan sebagai system memerlukan upaya berkelanjutan mencari dan
mengembangkan teori system umum untuk aplikasi masa depan.
Filsafat system muncul sebagai respon terhadap tumbuhnya kompleksitas
lingkungan, ledakan pengetahuan, meningkatkannya spesialisasi dan berubahnya
nilai social-manusia. Perkembangan ini memerlukan pendekatan yang lebih
integral, dinamis dan viable dari manajemen organisasi modern.
Filsafat system akan diuji ulang dengan penekanan pada arahan masa
depan. Isu masa depan organisasi dan manajemen adalah bahwa : (a) Organisasi
dan masyarakat akan maju bersama secara harmonis ; (b) Organisasi yang lama
akan diganti oleh yang baru; (c) Gagasan dan konsep tidak cukup menjamin
perubahan, diperlukan tehnik perubahan; (d) Teori dan metodologi system
merupakan prospek terbaik untuk memecahkan isu organisasi yang kompleks di
masa depan.
Manajemen berkembang terus menerus secara rasional dan ilmiah.
Perubahan yang terus menerus akibat kemajuan ilmu pengetahuan melahirkan
filsafat system. Diperlukan adanya penerapan teori system umum yang merupakan
pendekatan umum, interdidipliner dan deskriptif. Masa depan melahirkan isu bagi
organisasi dan manajemen yang memerlukan jawaban tehnik perubahan bukan
sekedar gagasan atan konsep. Upaya memecahkan isu organisasi yang kompleks
di masa depan adalah dengan teori dan metodologi system.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti merumuskan beberapa rumusan
masalah, diantaranya adalah :
1. Bagaimana pandangan ilmu administarsi pendidikan perspektif filsafat?
2. Bagaimana sistem ilmu administrasi pendidikan persfektif filasafat?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pandangan tentang ilmu administrasi Pendidikan dalam persfektif
filsafat
2. Mengetahui sistem ilmu administrasi Pendidikan dalam persfektif filsafat

2
BAB II
ISI
A. Teori Filsafat
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa arab falsafah. Dalam bahasa
Yunani disebut philoshopia, dalam bahasa inggris philoshopy. “Philos” berarti
mencintai, dan “shopia” berarti kebenaran, kearifan, kebahagiaan.
Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI), filsafat
adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala
yang ada, sebab, asal, dan hukumnya
Secara terminologi filsafat berarti menjadi usaha manusia dalam mencari
kebenaran dan kearifan supaya menemukan kebahagiaan melalui pemikiran dan
penemuan yang mendalam, meluas dan menyeluruh. Filsafat pada hakikatnya
bukan hanya mengajarkan manusia untuk berpikir kritis tetapi juga berpikir secara
mendalam menurut Rosichin (2019:37)
Substansi filsafat adalah kebenaran. Kebenaran memiliki 4 arti yang berbeda:
1. Kebenaran metafisik yaitu kebenaran yang berasal Tuhan sang pencipta
2. Kebenaran etik seseorang dikatakan benar bila ia berpegang dan
melakukan Tindakan sesuai dengan standar perilaku yang harus
dilaksanakannya.
3. Kebenaran logik adalah kebenaran hasil konsensus, dianggap benar
apabila secara matematis konsisten atau koheren dengan yang telah diakui
dalam kebenaran metafisik dan kebenaran etik.
4. Kebenaran empirik, kebenaran yang teruji dan tahan dari kritik dan
klasifikasi.

Filsafat berasal dari kata “philos” berarti suka, gemar, cinta, dan Shophia
berarti kebijakan atau bijaksana. Berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang
sesuatu dengan sedalam-dalamnya baik mengenai hakikat, fungsi, ciri, kegunaan,
masalah, dan solusi dari masalah itu sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian administrasi
adalah usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-

3
cara penyelenggaraan pembinaan organisasi. Administrasi adalah keseluruhan
proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasari atas rasionalitas
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi
tersebut administrasi mengandung beberapa hal :
1. Administrasi sebagai seni adalah menunjuk pada proses yang diketahui hanya
permulaan sedang akhirnya tidak ada. Unsur-unsur administrasi :
a. Adanya dua manusia atau lebih.
b. Adanya tujuan yang hendak dicapai.
c. Adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
d. Adanya peralatan atau perlengkapan termasuk waktu dan tempat untuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut.
2. Administrasi sebagai proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru, ia
timbul bersama peradaban manusia.

Management adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh


suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain
(management merupakan inti dari admninistrasi). Perbedaan administrasi dengan
management adalah :
1. Administrasi dilihat dari fungsionil yakni : pertama, menentukan tujuan
menyeluruh yang hendak dicapai. Kedua, menentukan kebijakan umum yang
mengikat seluruh organisasi.
2. Management berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan pada tingkat administrasi dan
kebijakan pada tingkat management bersifat departemental atau sektoral.

Leadership kemampuan seorang pemimpin dalam menggerakkan resauces


akan menentukan keberhasilannya dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan. Human relation adalah keseluruhan rangkaian hubungan baik yang
bersifat formil maupun non formil antara atasan dengan bawahan.
Organisasi; setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
sama secara formil terikat dalam rangka pencapaian tujuan.

4
Aan Komariah & Djam’an Satori. (2014) prinsip, dalil dan rumus ilmu
eksakta bersifat pasti sedangkan ilmu sosial bersifat adaptif karena penerapan
prinsip, dalil, dan rumusannya disesuaikan tempat, waktu, dan manusia (kepastian
dalam ilmu sosial adalah ketidak pastian). Dalam ilmu administrasi, faktor-faktor
administrasi dikenal sebagai faktor ekologis atau lingkungan yang meliputi
1. Filsafat negara; karena filsafat negara adalah tali pengikat seluruh warga
negara maka filsafat administrasi harus selaras dengan filsafat administrasi
di suatu negara.
2. Karena administrasi merupakan lanjutan dari politik maka politik
administrasi harus merupakan lanjutan dari politik negara.
3. Tingkat pembangunan yang telah dicapai ekonomi yang telah dicapai;
tingkat kesejahteraan rakyat akan sangat dalam perioritas pembangunan
yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam kegiatan
administrasi.
4. Tingkat pendidikan rakyat ; Tingkat pendidikan akan sangat berperan
dalam proses komunikasi dalam komunikasi terutama berkaiatan dengan
cara menyapaikan instruksi, berita, perintah, informasi, dan sebagainya
5. Bahasa ; Bahasa sebagai pengikat persatuan juga merupakan hal penting
dalam usaha menciptakan suatu “frame of referene” yang sama dalam
bidang administrasi.
6. Agama ; Sebagai salah satu faktor yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya dengan agama pola bekerja sama antara perlakuan
seorang atasan akan berjalan sesuai dengan rel-rel kemanusian terhadap
bawahannya.
7. Letak (geografi) negara ; Letak geografi suatu negara akan mempengaruhi
pola komunikasi dan tranportasi terutama dalam pelaksanaan kegiatan
administrasi, misalnya seperti dalam implementasikan suatu keputusan.
8. Struktur masyarakat : Proses administrasi dan management relatif akan
lebih mudah dilaksanakan pada struktur masyarakat homoden
dibandingkan dengan masyarakat yang heterogen.

5
B. Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan menjadi 2 yaitu:
1. Filsafat praktik pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang
bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan manusia. Filsafat praktik ini dibedakan menjadi :
a. Filsafat proses pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif
tentang bagaimana seharusnya kegiatan pendidikan itu dilaksanakan
dalam kehidupan manusia. Filsafat proses ini biasanya membahas tiga
masalah pokok apakah sebenarnya pendidikan itu, apakah tujuan
pendidikan itu, dengan cara apa tujuan pendidikkan itu didapat.
b. Filsafat sosial pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang
bagaimana seharusnya pendidikan itu diselenggarakan dalam
mewujudkan tatanan manusia idaman. Filsafat ini terkait 3 masalah
pokok yaitu : hakekat kesamaan pendidikan dan pendidikan, hakekat
kemerdekaan dan pendidikan dan hakekat demokrasi dan pendidikan.
2. Filsafat ilmu pendidikan didefinisikan sebagai analisis kritis komprehensif
tentang pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan yang
dihasilkan melalui riset, baik kualitatif maupun kuantitatif. Objek filsafat ilmu
pendidikan dapat dibedakan dalam 4 kategori: ontologi, epistimologi,
metodologi dan aksiologi.

Esensi dari pendidikan itu sendiri sebenarnya ialah pengalihan (transmisi)


kebudayaan (ilmu pengetahuan, teknologi, ide-ide dan nilai-nilai spiritual ; serta
estetika dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda dalam
setiap masyarakat atau bangsa).

C. Filsafat Administrasi Pendidikan.


Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang membahas pendidikan dari
sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai tujuan pendidikan. Semua
proses usaha kerjasama dalam mencapai tujuan pendidikan dilakukan dengan

6
melibatkan semua aspek yang dipandang perlu dan positif dalam usaha mencapai
keberhasilan, baik berupa benda atau material seperti uang dan fasilitas, spiritual
seperti keyakinan dan nilai-nilai, ilmu pengetahuan seperti ilmu dan teknologi,
maupun manusia atau human. Oleh karena itu disebut dengan melibatkan
sumberdaya material maupun sumber daya manusia. Mengingat setiap sumber
daya itu keadaannya terbatas maka pelaksanaannya harus dilakukan secara efektif
dan efisien. administrasi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas
pendidikan dari sudut pandang proses kerjasama antara manusia dalam
mengembangkan potensi peserta didik melalui perubahan sikap dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
(Dadang Suhardan, 2007).
Adapun batasan ruang lingkup atau bidang garapan administrasi
pendidikan seperti tersirat dalam konsep yang telah dikemukan diatas meliputi :
sumberdaya manusia, sumber belajar, fasilitas dan berbagai unsur-unsur yang
lainnya. Unsur-unsur tersebut secara sistematis dijalankan melalui tiga fungsi
kegiatan, yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Untuk mencapai
keberhasilan tersebut memerlukan suatu proses minimal meliputi perilaku
manusia dalam berorganisasi sesuai dengan budaya yang berlaku sebagai alat
komunikasi. Perilaku manusia dalam berorganisasi dapat dinyatakan dalam
bentuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumberdaya yang meliputi
manusia, program pendidikan dan fasilitas.
Adapun beberapa hal yang harus di pahami agar tercapainya proses
pendidikan yang optimal adalah : hakikat pendidikan, peserta didik, guru dan
tenaga pendidikan, belajar mengajar dan kelembagaan. Mengenai unsur-unsur
tersebut, Nunu Heriyanto (2002) menjelaskan bahwa:
1. Hakikat pendidikan
a. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai
keseimbangan antara kedaulatan subjek peserta didik dengan kewibawaan
pendidik.
b. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek peserta didik manghadapi
lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.

7
c. Pendidikan yang meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan
masyarakat.
d. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
e. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
2. Hakikat subjek pendidikan
a. Subjek peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri sesuai
dengan wawasan pendidikan seumur hidup.
b. Subjek peserta didik memiliki potensi baik fisik maupun psikologis yang
berbeda-beda sehingga masing-masing subjek didik merupakan insane
yang unik.
c. Subjek peserta didik merupakan pembinaan individual serta perlakuan
yang manusiawi.
d. Subjek peserta didik pada dasarnya merupakan insane yang aktif
menghadapi lingkungan hidupnya.
3. Hakikat guru dan tenaga kependidikan.
a. Guru dan tenaga kependidikan merupakan agen pembaharuan.
b. Guru dan tenaga kependidikan berperan sebagai pemimpin dan pendukung
nilai-nilai masyarakat.
c. Guru dan tenaga kependidikan sebagai fasilitator memungkinkan
terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar.
d. Guru dan tenaga kependidikan bertanggung jawab atas tercapainya hasil
belajar subjek peserta didik.
e. Guru dan tenaga kependidikan dituntut untuk menjadi contoh dalam
pengelolaan proses belajar bagi calon guru yang menjadi subjek peserta
didiknya.
f. Guru dan tenaga kependidikan bertanggung jawab secara professional
untuk terus menerus meningkatkan kemampuannya.
g. Guru dan tenaga kependidikan menjunjung tinggi kode etik professional.
4. Hakikat belajar mengajar

8
a. Peristiwa belajar mengajar terjadi apabila subjek didik secara aktif
berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru.
b. Proses belajar mengajar yang efektif memerlukan strategi dan
media/teknologi pendidikan yang tepat.
c. Program belajar mengajar dirancang dan di implikasikan sebagai suatu
system.
d. Proses dan produk belajar perlu memperoleh perhatian seimbang didalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
e. Pembentukan kompetensi professional memerlukan pengintegrasian
funsional antara teori dan praktik secara materi dan metodologi
penyampaian.
f. Pembentukan kompetensi professional memerlukan pengalaman lapangan
yang bertahap, mulai dari pengenalan medan, latihan, keterampilan
terbatas sampai dengan pelaksanaan penghayattan tugas-tugas
kependidikan secara lengkap actual.
g. Kriteria keberhasilan yang utama dalam pendidikan professional adalah
pendemonstrasian penguasaan kompetensi.
h. Materi pengajaran dan system penyampainnya selalu berkembang.
5. Kelembagaan.
a. Lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK) merupakan
lembaga pendidikan professional yang melaksanakan pendidikan tenaga
kependidikan dan pengembangan ilmu teknologi kependidikan bagi
peningkatan kualitas kehidupan.
b. Lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK) menyelenggarakan
program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat baik
kualitas maupun kuantitatif.
c. Lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK) dikelola dalam
suatu system pembinaan yang terpadu dalam rangka pengadaan tenaga
kependidikan.

9
d. Lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK) memiliki
mekanisme balikan yang efektif untuk meningkatkan kualitas layanannya
kepada masyarakat secara terus menerus.
e. Pendidikan prajabatan guru merupakan tanggung jawab bersama antara
Lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK) dan sekolah-
sekolah pemakai caloin lulusan.
D. Kepala Sekolah dalam Administrasi Pendidikan.
Salah satu pendekatan yang mengakomodasikan tuntutan terbaru
pengelolaan pendidikan di daerah adalah manajemen berbasis sekolah (MBS)
yang ditetapkan melalui peraturan menteri No 53/u/2001 konsep ini bertujuan
untuk mendirikan, memberikan otoritas kepada sekolah, memberdayakan sekolah
keleluasaan mengembangkan program sekolah dan mengelola sumberdaya dan
potensi yang ada di sekolah sehingga akan terwujud sekolah yang efektif dan
bermutu.
Disamping itu, hal penting lainnya yang perlu dilakukan kepala sekolah
adalah membangun visi yang dimiliki oleh sekolah seharusnya disosialisasikan,
dikomunikasikan, dihidupkan bahkan dikembangkan agar mempunyai arti,
bermakna bagi kehidupan sekolahan itu. Visi merupakan cita-cita dan pandangan
kedepan yang dapat diraih di masa depan melalui kinerja dengan berbagai upaya
dan cara untuk menempuh tujuan tersebut diperlukan empet pilar yaitu : penentu
arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih “(Aan Komarah, 2002:428).
Dalam prakteknya kepala sekolah sebagai administrator atau pemimpin
memiliki berbagai fungsi yang harus dijalankan agar kepemimpinannya efektif
dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
Kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan
meningkatkan sedikitnya empat macam nilai yakni pembinaan mental, moral,
fisik, dan artistik.
1. Pembinaan mental : membina pra tenaga tentang hal-hal yang berkaitan
dengan sikap batin dan watak.

10
2. Pembinaan moral : membina pra tenaga kependidikan tentang hal-hal yang
berkaitan tentang ajaran, baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan
kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.
3. Pembinaan fisik: adalah membina pra tenaga kependidikan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan kondidi jasmani, kesehatan dan penampilan mereka
secaara lahiriah.
4. Pembinaan artistik yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerjanya sebagai edukator, khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga
kependidikan dan prestasi belajar peserta didik dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Mengikutsertakan guru-guru dalam workshop, diklat, dan sebagainya untuk
menambah wawasan guru.
b. Kepala sekolah harus menggerakkan tim evaluasi hasil belajar pesereta didik
untuk lebih giat bekerja. Menggunakan waktu belajar di sekolah dengan cara
mendorong para guru memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan
proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan
pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dilingkungan
tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal. Tujuan administrasi
pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan
kegiatan operasional kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
Ilmu Administrasi Pendidikan dalam Perspektif Filsafat menunjukkan
bahwa menggabungkan ilmu administrasi pendidikan dengan konsep-konsep
filsafat memberikan pandangan yang mendalam tentang pengelolaan sistem
pendidikan. Ini membantu mengartikulasikan tujuan, etika, dan prinsip-prinsip
yang mendasari administrasi pendidikan, memungkinkan pengembangan model-
model administrasi yang lebih sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan tujuan
pendidikan yang lebih luas. Dengan kata lain, perspektif filsafat memberikan
landasan konseptual yang penting untuk merenungkan, memahami, dan
memperbaiki praktik administrasi pendidikan agar lebih bermakna dan sesuai
dengan visi pendidikan yang diinginkan. Tujuan administrasi pendidikan adalah
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan kegiatan operasional
kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.

12
B. SARAN
Berdasarkan kajian teori yang kami buat diharapkan dalam pembuatan makalah
selanjutnya dikaji mendalam mengenai:
1. Lebih Mendalami Teori Ilmu Administrasi Pendidikan Dalam Perspektif
Filsafat.
2. Menerapkan Filsafat ilmu pendidikan pada satuan pendidikan masing- masing.
3. Menelaksanakan Pembinaan artistic secara langsung pada satuan pendidikan
di satuan pendidikan atau lembaga pendidikan masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah & Djam’an Satori. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: Alfabeta
Darmawan, D., Daryanto, & Dwiastuti, R. (2018). Strategi Perencanaan
Pengembangan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Jakarta: Rajawali Pers.
Hadari Nawawi, (1981) Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Toko Gunung Agung.
Hadi Sutrisno. (2019). Perencanaan dan Pengembangan Pendidikan di Indonesia:
Teori dan Praktik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Heriyanto, Nunu. (2002) Pentingnya Landasan Filsafat Ilmu Pendidikan bagi
Pendidikan-Suatu Tinjauan Filsafat Sains, dalam makalah Filsafat Sains Program
Pascasarjana IPB Bogor.
Moekijat. (2014). Perencanaan Strategis Pengembangan Pendidikan Nasional. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mulyasa. (2015). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa. (2017). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nawawi Hadari, (1981). Administrasi Pendidikan, Toko Gunung Agung,
Jakarta.
Ngalim Purwanto, (2004). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung,
Remaja Rosdakarya
Purwanto Ngalim, (2005) Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja
Rosdakarya, Bandung.

13

Anda mungkin juga menyukai