Disusun oleh:
Khusnul Khotimah Ike (2020390101164)
Wahyudi (2019390101038)
GENTENG– BANYUWANGI
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan ini
dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Drs Imam Tauhid M.Pdi. selaku Dosen mata kuliah Pengembangan
Kurikulum PAI yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pengembangan kurikulum PAI.
ii
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II KAJIANTEORI
A. Kesimpulan 12
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum memiliki kedudukan yang paling penting di dunia pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia. Hal ini disebabkan bahwa kurikulum itu sendiri pada
hakekatnya merupakan rancangan pendidikan. Sebagai suatu racangan, maka kurikulum ini
menempatikedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, berarti
kurikulum sangat menentukan proses pelaksanaan pendidikan danhasil-hasil yang ingin
dicapai melalui pendidikan.
Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat
fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Selain itu,akan berakibat terhadap kegagalan
proses pengembangan manusia.Kurikulum pendidikan perlu diberikan perhatian yang lebih
besar,baik dari pemerintah sebagai penanggung jawab umum atau pihak sekolah yang
turunlangsung mengimplementasikan kurikulum tersebut ke peserta didik, dengan
berdasarkan pada landasan utama pengembangan kurikulum. Oleh karena itu,dalam makalah
ini akan di elaskan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu landasan
filosofis, landasan psikologis,landasan sosial-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
4. Untuk mengetahui dan memahami landasan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
teknologi dalam pengembangan kurikulum.
BAB
II
PEMBAHASAN
Secara etimologis filsafat berasal dari dua kata yaitu philare yang berarti cinta dan
shophia yang berarti kebijaksanaan. Filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan. Menurut
pendapat Zaini (2009: 23) Seorang pengembang kuriulum dalam mengambil keputusan
mengenai kurikulum harus memperhatikan falsafah, baik falsafah pengembangan, falsafah
lembaga pendidikan dan falsafah pendidik.
b. Isi atau materi pendidikan yang bagaimana seharusnya diajarkan kepada siswa,
c. Metode pendidikan apa yang seharusnya dilakukan pendidik dan peserta didik.
Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia, dalam proses pendidikan itu
terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru, dan lingkungannya. Diharapkan pendidikan
mampu membawa perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan. Yang dimaksud dengan
landasan psikologi supaya memperhatikan dari sisi perkembangan jiwa manusia. Sementara
itu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum
adalah suatu upaya menentukan program pendidikan untuk merubah perilaku manusia.
Dari sisi psikologi perkembangan, seorang anak dipandang dari berbagai aspek, seorang
anak dianggap sebagai keseluruhan artinya bukan hanya aspek intelektual saja yang
diperhitungkan, tetapi segi pendidikan yang lain juga diperhatikan, misalnya kepandaian
bergaul, minat terhadap kesenian dan olah raga.
Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam
konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori- teori belajar,
serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
Psikologi belajar merupakan suatu cabang bagaimana individu belajar. Belajar dapat
diartikan sebagai perubahan perilaku baik yang berbentuk kognitif, afektif maupun
psikomotorik dan terjadi karena proses pengalaman yang dapat dikategorikan sebagai perilaku
belajar. Mengetahui psikologi belajar merupakan bekal yang sangat penting bagi guru dalam
proses pembelajaran. Psikologi ini dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yakni:
Behaviorisme, Pikologi daya, Perkembangan kognitif, Teori lapangan (Gestalt), dan Teori
kepribadian (Nasution, 2010: 26).
C. Landasan Sosial Budaya dalam pengembangan Kurikulum edaan Pendidikan Islam
Periode Makkah dan Madinah
Adapun yang dimaksud dengan muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan
media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan
budaya serta kebutuhan daerah. Yang dimaksud dengan isi adalah materi pelajaran atau bahan
ajar yang dipilih dari lingkungan dan dijadikan program untuk dipelajari siswa di bawah
bimbingan guru. Sedangkan media penyampaian adalah metode dan berbagai alat bantu
pembelajaran yang digunakan dalam menyajikan isi muatan lokal yang diambil dari dan
menggunakan sumber lingkungan yang dekat dengan kehidupan peserta didik. Lingkungan
sosial dan budaya yang terdapat dalam pola kehidupan daerah karena keanekaragamannya
disederhanakan dan diklasifikasikan menjadi delapan kelompok yaitu: (1) perikanan darat dan
laut, (2) peternakan, (3) persawahan, (4) perladangan dan perkebunan, (5) perdagangan
termasuk di dalamnya jasa, (6) industri kecil termasuk di dalamnya industri rumah tangga, (7)
industri besar, dan (8) pariwisata.
Contoh kurikulum muatan lokal yang saat ini sudah dilaksanakan di sebagian besar
sekolah adalah Mata Pelajaran Keterampilan, Kesenian, dan Bahasa Daerah.Tujuan
pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilihat dari kepentingan nasional dan
kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya dengan kepentingan nasional muatan lokal
bertujuan: Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah; Mengubah nilai
dan sikap masyarakat terhadap lingkungan ke arah yang positif.Jika dilihat dari sudut
kepentingan peserta didik pengembangan kurikulum muatan lokal
bertujuan:
• Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan
lingkungannya.
lmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara sistematis yang
dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi adalah aplikasi dari ilmu
pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan. Ilmu dan
teknologi tidak bisa dipisahkan. Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan telah berkembang
dengan pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kini banyak didasari oleh
penemuan dan hasil pemikiran para filsuf purba seperti Plato, Socrates, Aristoteles, John
Dewey, Archimides, dan lain-lain.Seiring
dengan perkembangan pemikiran manusia, dewasa ini banyak dihasilkan temuan- temuan
baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti kehidupan sosial, ekonomi, budaya,
politik, dan kehidupan lainnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)bukan menjadi
monopoli suatu bangsa atau kelompok tertentu. Baik secara langsung maupun tidak langsung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut berpengaruh pula terhadap
pendidikan. Perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan timbal-balik dengan
pendidikan. Industri dengan teknologi maju memproduksi berbagai macam alat-alat dan
bahan yang secara langsung atau tidak langsung dibutuhkan dalam pendidikan dansekaligus
menuntut sumber daya manusia yang handal untuk mengaplikasikannya.Kegiatan pendidikan
membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat hasil industri seperti televisi, radio, video,
komputer, dan peralatan lainnya. Penggunaan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang
pelaksanaan program pendidikan, apalagi di saat perkembangan produk teknologi komunikasi
yang semakin canggih, menuntut pengetahuan dan keterampilan serta kecakapan yang
memadai dari para guru dan pelaksana program pendidikan lainnya. Mengingat pendidikan
merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa depan danperubahan masyarakat yang
semakin pesat termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat
pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada permusan tujuan pendidikan,
pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik
dan peranan pendidik.
dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus
menjadi acuan yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan
mempelajari proses dan karaktersitik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan,
sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada
tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaru besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu
teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistik.
Landasan sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan
antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakterstik sosial
budaya di mana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan
dikembangkan.
Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil- hasil riset
atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari
berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga
pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
DAFTAR
PUSTAKA
Zaini, Muhammad. 2009. Pengmbangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi.
Yogyakarta: Teras.
Tirtarahardja, U. & La Sula, S.L. (2000). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta