Anda di halaman 1dari 3

Distensi Kandung Kemih – Penyebab, Gejala,

dan Pengobatannya
16 Juni 2023 795 Views

Distensi Kandung Kemih – Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Distensi kandung kemih adalah kondisi di mana kandung kemih mengalami pembesaran atau peradangan.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obstruksi aliran urine hingga infeksi pada kandung
kemih.

Distensi kandung kemih biasanya ditandai dengan rasa nyeri atau ketidaknyamanan di daerah panggul, perut
bagian bawah yang terasa penuh dan nyeri, serta kesulitan buang air kecil. Mari simak penjelasan selengkapnya
tentang distensi kandung kemih dalam ulasan berikut ini.

Apa itu Distensi Kandung Kemih?


Apa yang dimaksud dengan distensi kandung kemih? Bladder distention atau distensi kandung kemih adalah
kondisi ketika kandung kemih membesar atau meradang. Kondisi ini biasanya menyebabkan penderitanya selalu
ingin buang air kecil meski kandung kemih kosong.
Adanya tekanan yang konstan pada kandung kemih dan keinginan untuk terus buang air kecil menyebabkan
penderitanya sulit menentukan kapan ia benar-benar harus buang air kecil. Kondisi ini tentu saja akan
menimbulkan rasa tidak nyaman sepanjang hari.

Distensi kandung kemih adalah salah satu kondisi yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Pasalnya, kandung
kemih yang membesar dapat menekan rahim dan plasenta sehingga mempersulit proses persalinan. Namun,
dengan penanganan yang tepat, ibu hamil tetap bisa melahirkan dengan aman.

Pengobatan distensi kandung kemih akan lebih efektif jika dilakukan lebih awal. Dengan begitu, risiko
komplikasi dapat dikurangi. Sebaliknya, apabila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan
kerusakan kandung kemih, infeksi saluran kemih, hingga gagal ginjal.
Penyebab Distensi Kandung Kemih
Penyebab distensi kandung kemih cukup beragam. Salah satu penyebab utama distensi kandung kemih adalah
obstruksi saluran kemih. Obstruksi tersebut menyebabkan kandung kemih bekerja lebih keras untuk
mengeluarkan urine dan membuat elastisitas kandung kemih berkurang. Bentuk obstruksi yang paling umum
adalah batu ginjal dan tumor. Apabila kondisi ini dapat diagnosis lebih cepat, maka distensi kandung kemih juga
bisa dicegah sejak dini.

Distensi kandung kemih sering kali juga disebabkan oleh infeksi, seperti infeksi saluran kemih. Infeksi dapat
menyebabkan keinginan untuk buang air kecil meningkat, sehingga memengaruhi kekuatan otot dan kapasitas
kandung kemih dari waktu ke waktu.
Tekanan yang berlebihan akibat infeksi juga dapat memengaruhi kemampuan kandung kemih untuk
mengosongkan urine sepenuhnya. Hal ini akan mengakibatkan elastisitas kandung kemih menurun sehingga
terjadi pembengkakan atau pembesaran.

Selain itu, kondisi ini juga bisa dialami oleh orang yang kesulitan buang air kecil. Pasalnya, mereka cenderung
mengeluarkan urine dalam jumlah besar namun tidak sepenuhnya mengosongkan kandung kemih. Akibatnya,
kandung kemih tidak kembali ke bentuk semula dan akhirnya membesar.

Beberapa bayi juga dilahirkan dengan ukuran kandung kemih yang lebih besar. Kondisi ini tidak selalu
menyebabkan munculnya gejala di kemudian hari. Apabila anak yang mengalami kandung kemih membesar
tidak menunjukkan gejala mengkhawatirkan, maka hanya perlu dipantau di rumah.

Orang dengan riwayat diabetes dan obesitas juga diketahui memiliki risiko lebih tinggi mengalami distensi
kandung kemih. Beberapa penyakit urologi lainnya juga dapat menyebabkan penderitanya tidak bisa
mengosongkan kandung kemih hingga tuntas sehingga memicu distensi kandung kemih.
Gejala Distensi Kandung Kemih
Distensi kandung kemih cenderung menunjukkan gejala yang mirip dengan kondisi urologi lainnya, sehingga
sulit terdeteksi tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa gejala distensi kandung kemih adalah sebagai berikut:

 Sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

 Kesulitan buang air kecil.

 Aliran urine lambat.

 Inkontinensia urine.

 Nyeri perut bagian bawah.

 Sensasi kandung kemih selalu penuh.

 Tekanan darah tinggi (hipertensi).

 Keringat dingin dan demam, jika disebabkan oleh infeksi.

Penderita mungkin merasakan gejala lain, tergantung dari penyebab dan tingkat keparahannya. Kondisi ini juga
bisa ditandai dengan nyeri pada panggul serta adanya darah dalam urine.

Pengobatan Distensi Kandung Kemih


Distensi kandung kemih adalah kondisi yang dapat disembuhkan. Sebelum menentukan pengobatan apa yang
dibutuhkan, dokter akan meminta pasien menjalani tes urine, pemeriksaan panggul, USG, atau pemeriksaan
lainnya untuk memastikan penyebab dan menentukan perawatan yang paling tepat. Beberapa pilihan pengobatan
distensi kandung kemih adalah sebagai berikut:
Perubahan Gaya Hidup
Apabila kondisi ini dipicu oleh kebiasaan yang kurang sehat, biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk
melakukan perubahan gaya hidup. Pasalnya, distensi kandung kemih akibat obstruktif bisa terjadi karena
penderita tidak mengonsumsi air yang cukup. Selain itu, kebiasaan menahan buang air kecil juga dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih yang memicu terjadinya distensi kandung kemih.
Pemberian Obat-obatan
Apabila penyebab distensi kandung kemih adalah infeksi, maka dokter akan meresepkan antibiotik dan obat
lain untuk mengurangi pembengkakan. Pengobatan ini akan membantu mengurangi peradangan pada kandung
kemih dan meringankan gejala distensi kandung kemih.
Operasi
Dokter biasanya menyarankan operasi jika penyebab distensi kandung kemih adalah penyumbatan atau
obstruksi seperti tumor atau batu pada saluran kemih.

Anda mungkin juga menyukai