Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rina Wulandari

NIM : 23022187
Dosen Pengampu : Dr. Dadan Suryana, M.Pd
Mata Kuliah : Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

A. Pengertian Belajar
Belajar, perkembangan, dan pendidikan saling terkait dalam konteks
pembelajaran. Belajar dilakukan secara individu oleh anak, sementara perkembangan
dialami dan dihayati oleh individu tersebut. Pendidikan melibatkan interaksi antara
pendidik atau guru dengan anak, dengan tujuan mengembangkan kemandirian anak.
Proses belajar merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan, dan keberhasilan
pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh anak. Penting bagi
para pendidik untuk memiliki pemahaman yang benar tentang arti belajar agar hasil
pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik dapat bermutu.
Dan teori teori belajar adalah sebagai berikut:

1. Skinner

2. Chqplin

3. Hintzman

4. Wittig

5. Reber

6. Biggs

7. Winfred

F. Hill

B. Teori Belajar
1. Teori Koneksionisme (Connectionism)
Teori Koneksionisme (connectionism) adalah teori yang dite- mukan dan
dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1874/1949) adalah seorang tokoh dalam
psikologi pendidikan yang besar pe- ngaruhnya. Yang menjadi dasar belajar ialah
asosiasi antara kesan pancaindra dengan simpul untuk bertindak. Belajar adalah bersi-
fat trial and error artinya usaha dan kegagalan. Eksperimen Thorndike melibatkan
penggunaan kucing dalam sebuah sangkar berbentuk kotak jeruji. Sangkar tersebut
dilengkapi dengan peralatan seperti pengungkit dan gerendel. Eksperimen ini bertujuan
untuk mengamati bagaimana kucing belajar melalui percobaan dan kesalahan.
2. Pembiasaan Klasik (clasical Conditioning)
Teori pembiasaan klasik, juga dikenal sebagai classical conditioning, dikembangkan
oleh Ivan Pavlov. Dalam eksperimennya, Pavlov menggunakan anjing untuk
mempelajari hubungan antara conditioned stimulus (CS), unconditioned stimulus
(UCS), conditioned response (CR), dan unconditioned response (UCR). Dalam
eksperimen ini, anjing dihubungkan antara suara bel (CS) dengan pemberian makanan
(UCS). Setelah beberapa kali latihan, anjing mengeluarkan air liur (CR) hanya dengan
mendengar suara bel (CS), tanpa pemberian makanan (UCS). Hal ini menunjukkan
bahwa CS dapat memicu CR setelah dihubungkan dengan UCS secara berulang.
3. Pembiasaan Perilaku Respons
Teori operant conditioning yang dikembangkan oleh Burrhus Frederic Skinner
menjelaskan bahwa tingkah laku terbentuk melalui konsekuensi-konsekuensi yang
timbul dari tingkah laku tersebut. Skinner menggunakan eksperimen dengan tikus
dalam skinner box untuk mempelajari operant behavior dan reinforcement. Dalam
operant conditioning, respons terjadi tanpa stimulus yang mendahului, tetapi dipicu
oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcement. Hukum operant extinction menyatakan
bahwa jika tingkah laku operant tidak diperkuat dengan stimulus penguat, maka
kekuatan tingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah.
Di antara kelemahan kelemahan teori teori tersebut adalah sebagai berikut:
a. Proses belajar itu dapat diamati secara langsung,padahal belajar adalah proses
kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar kecuali sebagai gejalanya.
b. Proses belajar bersifat otomatis -mekanis c.Proses belajar manusia yang dianalogikan
dengan perilaku hewan.
4.Teori pendekatan kognitif
Teori psikologi kognitif adalah bagian penting dalam psikologi pendidikan. Ini
melibatkan berbagai disiplin ilmu dan menekankan pentingnya proses mental manusia.
Ahli kognitif berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dipahami tanpa
memperhatikan proses seperti motivasi, kesadaran, dan keyakinan.Dalam teori
behavioristik, keyakinan prinsip yang terdapat adalah bahwa setiap anak manusia lahir
tanpa warisan kecerdasan, bakat, perasaan, dan abstrak lain.
a.Teori Kognitif Piaget Perkembangan kognitif melibatkan penambahan fakta dan ide
baru ke informasi yang sudah ada. Piaget mengidentifikasi faktor-faktor seperti
kematangan biologis, aktivitas, pengalaman sosial, dan transmisi sosial yang
memengaruhi perkembangan kognitif. Maturasi biologis dan aktivitas berperan dalam
pemahaman kita tentang dunia, sementara transmisi sosial mempengaruhi
pembelajaran dari orang lain. Perkembangan kognitif dipengaruhi oleh kecenderungan
dasar terhadap organisasi dan adaptasi.
1.Organisasi
2.Adaptasi
3.Ekuilibrasi
b.Teori kognitif Sosial Bandura
Teori kognitif sosial Bandura menekankan pentingnya faktor sosial, kognitif, dan
perilaku dalam pembelajaran. Model determinasi resiprokal yang dikembangkan oleh
Bandura menyoroti interaksi kompleks antara perilaku, faktor kognitif/person, dan
lingkungan. Faktor kognitif/person, seperti self efficacy, memainkan peran krusial
dalam membentuk perilaku seseorang. Sebagai contoh, individu dengan self-efficacy
rendah mungkin cenderung kurang termotivasi untuk belajar karena mereka ragu akan
manfaatnya dalam mencapai kesuksesan.
5.Teori Pemprosesan Informasi
Pendekatan pemrosesan informasi dalam pembelajaran menekankan pentingnya proses
memori dan berpikir dalam pembelajaran. Teori ini menyatakan bahwa anak-anak
mengolah informasi, memantau, dan mengembangkan strategi yang berhubungan
dengan informasi tersebut.

C. Pembelajaran Anak Usia Dini


Pembelajaran terorganisasi dan terstruktur melibatkan tahapan-tahapan
instruksional yang memodifikasi perilaku pemelajar. Pembelajaran yang kurang
bermakna hanya fokus pada tujuan tanpa melibatkan siswa, sementara pembelajaran
yang berkualitas mengaitkan aspek personal, self-initiated, dan pengalaman masing-
masing siswa. Reigeluth dan Merrill merekomendasikan pembelajaran didasarkan pada
teori pembelajaran yang bersifat preskriptif, dengan memperhatikan variabel kondisi,
metode, dan hasil. Kerangka teori intruksional itu digambarkan sebagai berikut: Belajar
adalah proses yang menghasilkan perubahan permanen dalam diri kita. Perubahan
tersebut tidak disebabkan oleh faktor seperti kelelahan, kematangan, atau penggunaan
obat-obatan. Respons yang terlihat setelah belajar bisa berupa perubahan yang mudah
terlihat atau perubahan yang bersifat potensial. Selama proses belajar, kita dipengaruhi
oleh penguatan atau sistem ganjaran. Belajar juga dapat terjadi melalui peniruan
perilaku dari lingkungan sekitar.
1.Teori Belajar Ada berbagai teori belajar yang menekankan pada pengaruh
lingkungan dan potensi genetik. Teori behaviorisme melihat belajar sebagai perubahan
perilaku melalui stimulus dan respons, dengan Pavlov dan Skinner sebagai tokoh
utama. Teori konstruktivisme, bagian dari psikologi kognitif, melihat belajar sebagai
proses membangun pengetahuan sendiri. Belajar adalah proses berkelanjutan yang
berbeda dari insting, mengubah individu dan dipengaruhi oleh faktor seperti
pengalaman dan genetika.
2.Model model Pembelajaran Anak usia dini Para ahli telah mencoba membuat
kategori jenis-jenis belajar yang kita kenal sebagai taksonomi belajar. Beberapa
taksonomi yang terkenal termasuk taksonomi oleh Benyamin S. Bloom, jenis-jenis
belajar oleh Robert M. Gagne, metode Montessori, pendekatan High Scope, empat pilar
fondasi pembelajaran oleh UNESCO, dan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 di Indonesia.
Setiap taksonomi memiliki pendekatan dan fokusnya sendiri dalam memahami
dan mengklasifikasikan proses belajar.
a. Taksonomi Bloom
b. Kategori Jenis Belajar Menurut Robert M Gagne
c. Konsep Montessori
d. Konsep Belajar High Scope
e. Belajar Menurut UNESCO
f. Undang-Undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003
g. Reggio emilio

Link Academia.Edu
https://www.academia.edu/118000753/MODEL_MODEL_PEMBELAJA
RAN_ANAK_USIA_DINI
DAFTAR PUSTAKA

Natari, R., & Suryana, D. (2022). Penerapan nilai-nilai agama dan moral AUD selama
masa pandemic Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
6(4), 3659-3668.
Suryana, D. (2018). Pendidikan anak usia dini: stimulasi dan aspek perkembangan
anak.
Suryana, D. (2016). Pendidikan anak usia dini: stimulasi & aspek perkembangan anak.
Prenada Media.
Sanenek, A. K., Nurhafizah, N., Suryana, D., & Mahyuddin, N. (2023). Analisis
Pengembangan
Kemampuan Motorik Halus pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 7(2), 1391-1401.
Suryana, D., & Hijriani, A. (2022). Pengembangan Media Video Pembelajaran Tematik
Anak Usia Dini 5-6 Tahun Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 1077-1094.
Cendana, H., & Suryana, D. (2022). Pengembangan permainan tradisional untuk
meningkatkan Kemampuan bahasa anak usia dini. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 771-778.
Suryana, D. (2014). Hakikat anak usia dini. Dasar-dasar pendidikan TK, 1, 5-10.
Royani, I., & Suryana, D. (2023). Peningkatan Kemampuan Konsep Bilangan melaui
Bermain Ular Tangga pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 7(1), 17-26.
Suryana.d(2021)Pendidikan anak usia dini teori dan praktik pembelajaran
Maghfiroh, S., & Suryana, D. (2021). Media pembelajaran untuk anak usia dini di
pendipembelajara Usia dini. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1560-
1566.Aspek perkembangan anak usia dini.

Anda mungkin juga menyukai