Anda di halaman 1dari 7

KESIMPULAN MATERI KELOMPOK 1

SAMPAI 14

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. H. Muh. Yahya, M.Kes., M.Eng. IPU. ASEAN. ENG.
Dosen Mitra:
Dr. Yasdin, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

MUHAMMAD ATTHARIQ

220209501025

PTIK-B

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KESIMPULAN MATERI KELOMPOK 1 SAMPAI 14

KELOMPOK 1 (TEORI ENVIRONMENTALISME)


Menurut teori environmentalisme, faktor lingkungan memiliki peran penting dalam
menentukan perkembangan individu. Lingkungan dapat membentuk karakter dan perilaku
seseorang melalui proses asosiasi, repetisi, imitasi, serta penggunaan sistem pemberian
hadiah dan hukuman. Implikasi teori ini dalam pendidikan sangatlah signifikan, karena
membantu kita untuk memahami bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan
berpikir seseorang.

KELOMPOK 2 (TEORI NATURALISME)


Dalam teori naturalisme, perkembangan peserta didik dipandang sangat penting untuk
diarahkan sesuai dengan fitrah atau natur manusia. Aliran naturalisme mengajarkan bahwa
guru tidak hanya mengajar subjek, tetapi juga harus mengajar peserta didik, mengarahkan
mereka untuk menemukan dan mengekspresikan natur mereka, sehingga mereka dapat
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang sempurna.

KELOMPOK 3 (TEORI PERKEMBANGAN ETOLOGIS)


Konsep penting dari teori ini adalah penamaan (imprinting) dan periode penting (critical
period). Meskipun demikian, teori etologi klasik kurang mampu untuk menjelaskan
karakteristik hubungan sosial manusia sepanjang rentang kehidupannya. Teori etologi juga
telah diterapkan pada perkembangan manusia, seperti teori kelekatan John Bowlby yang
menyatakan bahwa kelekatan pada pengasuh selama satu tahun pertama kehidupan memiliki
konsekuensi penting sepanjang hidup. Pendekatan metodologis dalam etologi adalah dengan
memahami tingkah laku dalam setting yang alamiah, seperti lingkungan rumah, taman
bermain, sekolah, dan lain-lain.
KELOMPOK 4 (TEORI PERKEMBANGAN KOMPARATIF)
Teori komparatif perkembangan peserta didik adalah teori yang membahas tentang perbedaan
dan kesamaan dalam perkembangan peserta didik pada kelompok masyarakat dan budaya
yang berbeda. Tujuannya adalah untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan peserta didik, sehingga dapat merancang pendekatan dan strategi yang lebih
efektif dalam pendidikan dan pengajaran yang mampu memenuhi kebutuhan dan potensi
peserta didik secara maksimal di berbagai konteks budaya.

KELOMPOK 5 (TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF)


Prinsip-prinsip utama teori kognitif adalah bahwa proses pembelajaran lebih penting daripada
hasil akhirnya, persepsi dan pemahaman yang baik diperlukan untuk sukses dalam
pembelajaran, pembelajaran seharusnya dilakukan secara bertahap, seseorang harus aktif
dalam proses pembelajaran, dan berpikir secara kompleks membantu memahami informasi
secara lebih lengkap dan tepat. Oleh karena itu, dalam pembelajaran, seseorang harus
memahami konsep yang dipelajari dengan baik dan aktif dalam memperoleh informasi secara
bertahap, sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan dengan cara yang benar dan efektif.

KELOMPOK 6 (TEORI PERKEMBANGAN MORAL)


Teori perkembangan moral menjelaskan bagaimana manusia mengalami perubahan dalam
cara berpikir dan bertindak moral dari masa ke masa. Piaget mengidentifikasi dua tahap
perkembangan moral: tahap realisme moral dan tahap moralitas otonomi. Pertama, perilaku
anak dipengaruhi oleh kepatuhan yang terjadi secara otomatis terhadap aturan tanpa adanya
pemikiran rasional. Pada tahap kedua, anak mempertimbangkan tujuan yang mendasari
perilaku dan mulai mempertimbangkan berbagai faktor untuk memecahkan masalah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral individu meliputi lingkungan,
keluarga, pendidikan, agama, teman sebaya, pengalaman hidup, serta media dan teknologi.
Semua faktor ini dapat membentuk pandangan moral individu.

KELOMPOK 7 (TEORI PENGKONDISIAN KLASIK)


Teori pengkondisian klasik awalnya ditemukan oleh Pavlov setelah melakukan eksperimen
pada anjing karena ia percaya bahwa binatang dan manusia memiliki kesamaan. Namun,
walaupun terdapat kesamaan antara manusia dan binatang, tetapi secara fundamental,
manusia berbeda dari binatang. Pavlov menyimpulkan dari eksperimennya bahwa untuk
membentuk perilaku tertentu, diperlukan pengulangan dengan stimulus tertentu.

KELOMPOK 8 (TEORI PENGKONDISIAN OPERAN)


Pengkondisian operan atau Operant Conditioning adalah proses penguatan perilaku operan
(positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut berulang atau menghilang
sesuai dengan keinginan. Skinner, yang mengembangkan teori ini setelah Pavlov,
berpendapat bahwa setiap tindakan yang dilakukan memiliki konsekuensi, baik penghargaan
untuk tindakan yang benar maupun hukuman untuk yang salah. Tindakan yang diinginkan
untuk mendapat penghargaan akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan lama akan hilang secara
tidak disadari. Skinner melakukan eksperimen dengan menggunakan tikus dan burung
merpati untuk menguji teorinya. Dari berbagai percobaannya, Skinner menyimpulkan bahwa
unsur paling penting dalam belajar adalah penguatan, di mana pengetahuan yang terbentuk
melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat jika diberi penguatan.

KELOMPOK 9 (TEORI PEMODELAN)


Teori pemodelan/pembelajaran sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura lebih lengkap
karena menghubungkan lingkungan dan perilaku seseorang melalui sistem kognitif individu.
Bandura melihat perilaku manusia sebagai hasil dari interaksi antara lingkungan dan kognitif
individu, bukan hanya refleks terhadap stimulus. Pendekatan teori pembelajaran sosial
menekankan pentingnya conditioning dan peniruan, namun juga menyadari bahwa peniruan
dapat menyebabkan peniru mengadopsi perilaku negatif. Bandura menekankan pentingnya
observasi dan pemodelan dalam pembentukan kepribadian, dan melihat langkah-langkah
yang terlibat dalam pemodelan sebagai perhatian, penyimpanan, produksi, dan motivasi. Oleh
karena itu, pendekatan sosial mengajarkan bahwa pembelajaran tidak hanya berasal dari diri
sendiri, tetapi juga melalui interaksi sosial dan lingkungan. Kita perlu belajar dari orang-
orang di sekitar kita dan menggunakan rasio untuk memediasi perilaku yang dipelajari di luar
diri kita.

KELOMPOK 10 (TEORI PSIKOANALITIK)


Aliran psikoanalisis fokus pada pengaruh alam ketidaksadaran, mimpi, dan masa lalu pada
kehidupan manusia, dengan mengabaikan potensi positif yang dimiliki manusia. Aliran
psikoanalitik terdiri dari personal dan interpersonal, yang mempelajari pengaruh kepribadian
pada belajar dan perilaku. Konsep kunci dari teori kepribadian Sigmund Freud dapat
diterapkan dalam bimbingan, termasuk kebutuhan dan keinginan manusia, kecemasan,
pengaruh masa lalu, tahapan perkembangan kepribadian, dan ketidaksadaran. Proses
bimbingan dapat membantu individu memahami diri dan lingkungannya, memilih dan
merencanakan hidup secara bijaksana, mengembangkan kemampuan, memecahkan masalah,
mengelola aktivitas sehari-hari, dan bertindak sesuai dengan norma agama dan sosial dalam
masyarakat.

KELOMPOK 11 (TEORI PSIKOSOSIAL)


Erikson menyatakan bahwa perkembangan psikososial adalah perkembangan ego, yaitu
perasaan sadar yang berkembang melalui interaksi sosial. Dalam interaksi dengan orang lain,
kita terus memperoleh pengalaman dan informasi baru yang membentuk perkembangan ego
kita. Erikson juga percaya bahwa kemampuan untuk memotivasi sikap dan perilaku dapat
membantu perkembangan yang positif.
KELOMPOK 12 (TEORI PERKEMBANGAN BAHASA)
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Kemampuan berbahasa dan berpikir saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga seseorang
yang rendah kemampuan berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara
efektif. Ketidaktepatan dalam menangkap arti bahasa dapat berakibat pada kekaburan
persepsi dan hasil pemrosesan berpikir yang tidak tepat. Kemampuan berbahasa sangatlah
penting dalam berkomunikasi dan berpikir secara efektif. Untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa remaja secara optimal, sejak usia dini, anak perlu diperkenalkan pada lingkungan
yang memiliki kemampuan berbahasa yang beragam. Untuk menciptakan situasi yang
mendukung perkembangan bahasa, para guru di sekolah harus menciptakan dan
mengembangkan lingkungan yang sesuai.

KELOMPOK 13 (TEORI HUMANISTIK)


Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa dapat memahami
lingkungan dan diri mereka sendiri. Teori humanisme menyatakan bahwa semua teori belajar
dapat dimanfaatkan jika tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu
mencapai potensi terbaik, memahami diri sendiri, dan mencapai tujuan hidup. Pendekatan
humanistik dalam pendidikan menekankan pada pengembangan individu secara positif
dengan mengeksplorasi dan mengembangkan potensi yang dimilikinya, termasuk
kemampuan sosial dan pengembangan diri untuk meningkatkan kualitas hidup, baik bagi
dirinya maupun masyarakat. Kemampuan membangun diri secara positif ini sangat penting
dalam pendidikan karena berkaitan dengan keberhasilan akademik.

KELOMPOK 14 (TEORI SOSIAL HISTORIS)


Dalam teori ini, seorang guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang
mempertimbangkan faktor sosial dan budaya dalam pengajarannya. Teori ini juga
menganggap bahwa perkembangan individu dan kelompok tidak dapat dipisahkan dari faktor
sejarah dan budaya yang ada dalam lingkungan sosial mereka. Menurut teori ini, interaksi
sosial yang dialami oleh individu dan perubahan dalam struktur sosial dan kebudayaan
mempengaruhi perkembangan sosial mereka. Keluarga, sekolah, dan masyarakat dianggap
memiliki peran penting dalam membentuk perilaku dan kepribadian individu. Teori
perkembangan sosial historis juga menyoroti konflik dan persaingan dalam masyarakat serta
hubungan antara struktur sosial dan kekuasaan dalam membentuk perkembangan sosial
individu dan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai