Anda di halaman 1dari 3

Materi: Workshop Penggiat P4GN: BNN Kabupaten Nganjuk

Tema: Lingkungan Pendidikan Bersih Narkoba melalui Kolaborasi dan Keberdayaan


Waktu: Selasa / 23 April 2024. Tempat Hotel FrontOne Nganjuk.

STRATEGI EDUKASI BERSIH NARKOBA DILINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN


Oleh: Roni Sya’roni, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Nganjuk

A. REFLEKSI SITUASI
 Narkotika berasal dari bahasa Yunani narke yang berarti terbius, sehingga tidak merasakan apa-
apa. Menurut WHO, narkoba ini adalah suatu zat yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh akan
mempengaruhi fungsi fisik dan atau psikologi. Narkoba (nakoba dan Obat/Bahan Berbahaya), jika
diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikan, berpengaruh pada kerja otak yang bila masuk
kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak (susunan saraf pusat),
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi
kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi).
 Pada anak usia remaja penyalah gunaan Narkoba, dapat mengakibatkan diantaranya adalah gagal
jantung, gagal hati, dan yang paling mengerikan adalah dapat merusak memori jangka panjang
dan jangka pendek, sehingga akhirnya mereka akan mengalami masalah pembelajaran dan
memori dan kehilangan nalar kritis.
 Survey BNN tahun 2021, hasilnya kemudian ditanggapi oleh Wamenkumham Profesor Eddy
Hiariej, bahwa budaya hedonis, menjadi salah satu faktor pendukung banyaknya tindak
penyalahgunaan Narkoba di Indonesia. Ia mengkategorikan narkotika sebagai kejahatan yang
unik, karena merupakan kejahatan yang tidak memiliki korban sebagai objeknya, dan saking
berbahayanya, masuk dalam kategori Extra Ordinary Crime. Pelaku kejahatan narkoba adalah
korban atas perbuatannya sendiri, maka dari itu, yang tepat bukanlah dihukum tetapi di
rehabilitasi, imbuhnya.
 Kejahatan narkoba merupakan kejahatan lintas negara (transnational crime), terorganisir
(organized crime), dan serius (serious crime) yang dapat menimpa berbagai lapisan masyarakat.
Masalah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan pelajar karena korban kurang atau
tidak memahami apa narkoba itu sehingga dapat dibohongi oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab (pengedar).
 Narkoba, telah menjadi persoalan dunia yang penyebarannya sampai ke plosok desa dan
kampong, termasuk pada lingkungan kita. Massifnya pergerakan jaringan narkoba, memasukkan
Indonesia pada fase darurat narkoba. Kelompok sasaran jaringan penyebaran narkoba, tidak
hanya pada usia dewasa, orang tua, tetapi sudah masuk pada anak-anak usia sekolah dasar.
 Persoalan ini harus menjadi keperihatinan kita semua, terutama kalangan orang tua dan para
pendidik. Kita harus berupaya sekuat tenaga, pikiran dan dengan dukungan regulasi serta
program untuk menyelamatkan anak-anak kita dan memastikan mereka bersih narkoba.
Bagaimana caranya, adalah dengan edukasi secara massif, berjenjang dan berkelanjutan.

B. STRATEGI EDUKASI BERSIH NARKOBA

Edukasi adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Melalui edukasi akan terbangun
kesadaran paling dalam bagi manusia untuk bersikap. Pada sikap inilah, manusia mampu bertahan dan
mempertahankan dirinya dari berbagai pengaruh lingkungan termasuk sikap terhadap bahaya
penggunaan Narkoba.

1. Perspektif Akademis tentang Perilaku

1
Domain perilaku, sebagaimana pendapat Benyamin Bloom dibedakan adanya 3 area, yaitu kognitif (cipta) –
Afektif (rasa) – psikomotorik (karsa/tindak). Teori ini kemudian dikembangkan menjadi 3 ranah perilaku yang
dapat digambarkan sebagai berikut :
Proses Terbentuknya Perilaku

(1) PENGETAHUAN (2) SIKAP (3) TINDAKAN


Dipepngaruhi oleh SIKAP (attitude) Terpimpin –
intensitas perhatian dan Ada 6 tingkat (i) Respon tertutup otomatis - adopsi
persepsi terhadap obyek pengetahuan: (i)
seseorang, (ii)
Tahu, (ii)
pendapat & emosi –
Memahami, (iii)
setuju-tdk setuju.
Menghasilkan Aplikasi, (iv) Analisis
(iii)Kesediaan bertindak
PENGETAHUAN (mencari hubungan),
(v) Sintesis
(menyusun
(i)Keyakinan orang
formulasi baru), dan terhadap obyek, (ii)
(vi) Evaluasi Kecenderungan
bertindak, (iii) emosi /
evaluasi org pd obyek

2. Model Pembelajaran Peer Teaching (tutor sebaya)


Adalah siswa mengajar siswa lainnya, merupakan strategi pembelajaran yang kooperatif dimana
saling menghargai dan mengerti dibina diantara peserta didik yang bekerjasama. Melalui metode
ini, siswa akan berpartisipasi aktif dan dapat memecahkan masalah bersama-sama, sehingga
pemerataan pemahaman terhadap materi ajar dapat secara tepat tercapai.

3. Materi Edukasi
Meliputi:
a. Pengertian dan jenis-jenis Narkoba
b. Bahaya dan dampak pengunaan narkoba secara kesehatan fisik, jaringan otak, psikologi,
penurunan kecerdasan, dampak social dan norma hukum
c. Sanksi hukum terhadap pengguna dan pengedar narkoba
d. Cara-cara menghindari penggunaan narkoba
e. Layanan konseling BNN dan sebagainya.

4. Media : pelatihan off line, Facebook, IG, Twiter, WA dan lainnya, dalam bentuk flyer, video
pendek, podcast dan lainnya.

5. Strategi Program Pendidikan Bersinar


a. Workshop perencanaan program; diselenggarakan oleh BNN dengan mengundang stake
holders strategis baik dari kalangan pemerintah (khususnya Dinas Pendidikan dan Kepala
Cabang Dinas Pendidikan), kantor Kementerian Agama maupun organisasi masyarakat
seperti MUI, Dewan Pendidikan, Ormas pendidikan seperti Lembaga Pendidikan Ma’arif
NU, Muhammadiyah, PGRI, IGI, LSM peduli pendidikan dan sebagainya;
b. Pembentukan Task Force Stake holders Pendidikan (Task Force Pendidikan BERSINAR);
Salah satu hasil workshop adalah pembentukan task Force (gugus tugas) “Pendidikan
Berinar”. Task force merupakan instrument program yang khusus dibentuk untuk
memberikan edukasi dan penanggulangan narkoba dikalangan pendidikan.
c. Sosialisasi program; sosialisasi task force dan Program Pendidikan Bersinar, dilaksanakan
dengan menggunakan 2 jalur, yaitu jalur tatap muka dengan semua kepala sekolah pada
jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan jalur struktural melalui surat edaran kepala
Dinas/KCD/Kantor Kementarian Agama.
2
d. Pembentukan Duta Bersih Narkoba (Duta Bersinar); sebagai tindak lanjut dari sosialisasi
tersebut, pada masing-masing satuan pendidikan dibentuk DUTA BERSINAR atau “Shining
Ambassador”, yang merupakan bagian dari OSIS dan menjadi program prioritas OSIS.
e. Pelatihan Duta; shining Ambassador diberikan pelatihan oleh Task Force Pendidikan
Bersinar, tentu dengan materi yang disesuaikan jenjang pendidikannya.
f. Implementasi “Program Pendidikan Bersinar”; dilaksanakan pada semua satuan
pendidikan, dengan tanggung jawab kepala sekolah dan secara implementasi
dikoordinasikan oleh Waka Bidang Kesiswaan. Implementasi program pendidikan
bersinar, bisa dimasukkan pada materi pelajaran Penjaskes, materi kepramukaan, bisa di
materi P5, dan sebagainya. Sementara itu Task Force Pendidikan Berinar, bisa melakukan
edukasi dan informasi secara langsung pada Shining Ambassador, melalui penyebaran
flyer, video pendek, tiktok dan sebagainya.
g. Monitoring ke satuan pendidikan; Kepala BNN bersama Task Force Pendidikan Berinar,
melakukan monitoring pada satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan secara
sampling (paling bagus, sedang-sedang saja dan kurang).
h. Lomba kampanye PENDIDIKAN BERSINAR; untuk men-triger Shining Ambassaror,
dilakukan lomba kampanye SEKOLAH BERSINAR dalam bentuk flyer, video pendek, tiktok
dan sebagainya. Kegiatan ini bisa didukung oleh Dinas pendidikan, KCD, atau
Kementerian Agama, tentu dengan menyediakan hadiahnya.
i. Gathering Shining Ambassador; Kegiatan ini penting dilakukan, dengan tujuan: (i)
merawat program, (ii) memberikan forum saling kenal, tukang pengalaman, saling belajar
satu dengan lainnya, (iii) memberikan apresiasi pada kerja Shining Ambassador, (iv)
menyebarkan informasi pada kalangan luas, tentang keberhasilan program.
j. Jaringan strategis; pembentukan task force dan shining Ambassador, dijadikan
instrument jaringan strategis dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi BNN serta
sebagai bentuk tanggung jawab pelaku pendidikan terhadap penyebaran dan
penggunaan narkoba pada anak-anak kita. Task force Pendidikan Bersinar, membuat data
base shining ambassador (nama, sekolah, alamat dan nomor WA), termasuk data base
kepala sekolah.

C. REKOMENDASI
1. Narkoba harus terus menerus menajdi wacana masyarakat khususnya di dunia pendidikan, karena
dampaknya akan membuat generasi muda kehilangan masa depannya (lose the future). Ini
tanggung jawab kita semua, bukan hanya BNN, Dinas Pendidikan, KCD, Kementerian agama, tetapi
semua ormas, pemerhati dan kelompok strategis masyarakat lainnya. Tidak cukup hanya dengan
perihatin, tetapi harus bertindak;
2. Narkoba harus menjadi bagian dari tugas pendidik, terutama dalam membangun karakter peserta
Didik bersih dari narkoba, yang implementasinya bisa melalui P5, bagian dari materi penjaskes atau
materi paramukan atau lainnya;
3. Perlunya dibentuk task force pada tinggkat Kabupaten yang di inisiasi oleh BNN dengan melibatkan
Dinas Pendidikan, KDC, Kementerian agama, Dewan Pendidikan dan stakeholders lainnya, dan juga
shining ambassador pada level satuan pendidikan, sebagai instrument program pendidikan
bersinar;
4. Diperlukan dukungan BNN, Dinas Pendidikan, KCD dan Kementerian agama Kabupaten Nganjuk,
dalam bentuk kebijakan, program dan anggaran.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai