Anda di halaman 1dari 6

Workshop Penggiat P4GN: BNN Kabupaten Nganjuk

STRATEGI EDUKASI
BERSIH NARKOBA
DILINGKUNGAN
SATUAN PENDIDIKAN

Oleh: Roni Sya’roni,


Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Nganjuk
REFLEKSI SITUASI Menurut WHO, Narkoba jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikan,
berpengaruh pada KERJA OTAK (susunan saraf pusat), sehingga menyebabkan
gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan,
ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi), dan pada akhirnya
MERUSAK DAN KEHILANGAN MEMORI & NALAR KRITIS

Narkoba, telah menjadi persoalan dunia yang penyebarannya sampai ke


pelosok desa dan kampong, termasuk pada lingkungan kita.
Budaya hedonis, menjadi salah satu faktor pendukung banyaknya tindak
penyalahgunaan Narkoba. Dan, saking berbahayanya, masuk dalam kategori
Extra Ordinary Crime. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan lintas negara
(transnational crime), terorganisir dan serius

Penyalahgunaan narkoba di Persoalan ini harus menjadi


kalangan remaja dan pelajar keperihatinan kita semua, untuk
menyelamatkan anak-anak kita dan
karena mereka tidak memahami
memastikan mereka bersih narkoba.
tentang narkoba, sehingga
Bagaimana caranya, adalah dengan
mudah dibohongi oleh para EDUKASI SECARA MASSIF,
pengedar. BERJENJANG DAN BERKELANJUTAN
STRATEGI EDUKASI
BERSIH NARKOBA
1 EDUKASI
Edukasi adalah suatu proses
mengubah sikap dan perilaku
seseorang /kelompok melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, PROSES TERBENTUKNYA PERILAKU
sehingga terbangun kesadaran
untuk bersikap. Pada sikap
(1) PENGETAHUAN (2) SIKAP (3) TINDAKAN
inilah, manusia mampu
bertahan dan mempertahankan Dipengaruhi oleh SIKAP (attitude)
intensitas perhatian (i) Respon tertutup
dirinya dari berbagai pengaruh dan persepsi terhadap • Terpimpin
seseorang, (ii)
lingkungan termasuk sikap obyek • otomatis
pendapat & emosi –
terhadap bahaya penggunaan setuju-tdk setuju. • adopsi
Menghasilkan
Narkoba. PENGETAHUAN (iii)Kesediaan bertindak

Ada 6 tingkat (i) Keyakinan orang


pengetahuan: (i) Tahu, (ii) terhadap obyek, (ii)
Memahami, (iii) Aplikasi, Kecenderungan
(iv) Analisis (mencari bertindak, (iii) emosi /
hubungan), (v) Sintesis evaluasi org pd obyek
(menyusun formulasi
baru), dan (vi) Evaluasi
2 MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING 4 MEDIA EDUKASI
Pelatihan off line, Facebook, IG, Twiter, WA dan
Adalah siswa mengajar Melalui metode ini, siswa
siswa lainnya, akan : (i) berpartisipasi lainnya, dalam bentuk flyer, video pendek,
merupakan strategi aktif, (ii) dapat podcast dan lainnya.
pembelajaran yang memecahkan masalah
kooperatif, saling bersama-sama, (iii)
menghargai dan pemahaman terhadap
mengerti, dibina materi ajar dapat secara
diantara peserta didik. cepat, tepat dan tercapai

3 MATERI EDUKASI
1. Pengertian dan jenis-jenis Narkoba
2. Bahaya dan dampak pengunaan narkoba secara
kesehatan fisik, jaringan otak, psikologi, penurunan
kecerdasan, dampak social dan norma hukum
3. Sanksi hukum terhadap pengguna dan pengedar
narkoba
4. Cara-cara menghindari penggunaan narkoba
5. Layanan konseling BNN dan sebagainya.
5 STRATEGI PROGRAM PENDIDIKAN BERSINAR

1. Workshop perencanaan program; diselenggarakan oleh BNN 7. Monitoring ke satuan pendidikan, yang dilakukan
dengan mengundang stake holders strategis; secara sampling;
2. Pembentukan Task Force Stake holders Pendidikan (Task 8. Lomba kampanye PENDIDIKAN BERSINAR; dalam
Force Pendidikan BERSINAR); merupakan instrument bentuk flyer, video pendek, tiktok dan sebagainya;
program yang khusus dibentuk untuk memberikan edukasi 9. Gathering Shining Ambassador; Kegiatan ini penting
dan penanggulangan narkoba dikalangan pendidikan; dilakukan, dengan tujuan: (i) merawat program, (ii)
3. Sosialisasi program; dilaksanakan melalui tatap muka dengan memberikan forum saling kenal, tukar pengalaman,
semua kepala sekolah padajenjang SD/MI, SMP/MTs, saling belajar satu dengan lainnya, (iii) memberikan
SMA/SMK/MA, dan surat edaran kepala Dinas/KCD/Kantor apresiasi pada kerja Shining Ambassador, (iv)
Kementarian Agama; menyebarkan informasi pada kalangan luas, tentang
4. Pembentukan Duta Bersih Narkoba (Duta Bersinar) atau keberhasilan program;
“Shining Ambassador”, yang merupakan bagian dari OSIS 10. Shining Ambassador, dijadikan instrument jaringan
dan menjadi program prioritas OSIS; strategis dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi
5. Pelatihan shining Ambassador diberikan oleh Task Force, BNN serta sebagai bentuk tanggung jawab pelaku
tentu dengan materi yang disesuaikan jenjang pendidikan terhadap penyebaran dan penggunaan
pendidikannya; narkoba pada anak-anak kita.
6. Implementasi “Program Pendidikan Bersinar”; dilaksanakan 11. Task force Pendidikan Bersinar, membuat data base
pada semua satuan pendidikan dengan dimasukkan pada shining ambassador (nama, sekolah, alamat dan
materi pelajaran Penjaskes, materi kepramukaan, bisa di nomor WA), termasuk data base kepala sekolah.
materi P5, dan sebagainya;
REKOMENDASI

1. Narkoba harus terus menerus menajdi wacana masyarakat


khususnya di dunia pendidikan, karena dampaknya akan
membuat generasi muda kehilangan masa depannya (lose
the future). Ini tanggung jawab kita semua, tidak cukup
hanya dengan perihatin, tetapi harus bertindak;
2. Narkoba harus menjadi bagian dari tugas pendidik,
terutama dalam membangun karakter peserta didik bersih
dari narkoba, yang implementasinya bisa melalui P5, bagian
dari materi penjaskes atau materi paramukan atau lainnya;
3. Perlunya dibentuk task force pada tinggkat Kabupaten yang
di inisiasi oleh BNN dengan melibatkan Dinas Pendidikan,
KDC, Kementerian agama, Dewan Pendidikan dan
stakeholders lainnya, dan juga shining ambassador pada
level satuan pendidikan, sebagai instrument program
pendidikan bersinar;
4. Diperlukan dukungan BNN, Dinas Pendidikan, KCD dan
Kementerian agama Kabupaten Nganjuk, dalam bentuk
Terima Kasih
kebijakan, program dan anggaran.

Anda mungkin juga menyukai