Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Pengembangan Strategi Pembelajaran Tentang Identifikasi dan Penamaan, serta


Konsep Bahasa Gerakan

Di Susun Oleh:
Kelompok II

Nurhikmah A42119160 Ryan Rifki Fauza A42119052


Nurul Hikmah A42119 Julika Paranduk A42119
Moh. Fikram A42119 Mohammad aqsha A42119006
Made Rai A42119166

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Pengembangan strategi pembelajaran tentang
identifikasi dan penamaan, serta konsep bahasa gerakan ” kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna, dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan dan dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang


telah membantu dalam penyusunan maakalah ini. Kami menyadari bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga makalah yang akan kami buat di masa yang akan
datang lebih baik.

Palu, 22 mei 2022


Penyusun,

KELOMPOK II

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................iii
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................5
2.1 Strategi pembelajaran untuk anak Tuna Grahita.....................................5
2.2 Strategi pembelajaran untuk anak Tunalaras..........................................5
2.3 Strategi pembelajaran untuk anak Tunarungu Wicara............................6
2.4 Strategi pembelajaan untuk anak Tunanetra...........................................6
2.5 Strategi pembelajaan untuk anak Tunadaksa..........................................7
2.6 Strategi pembelajaan untuk anak Autistik...............................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................9
3.1 Penutup....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar (kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 17).
Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (student with special needs)
membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing –
masing . Dalam penyusunan progam pembelajaran untuk setiap bidang studi
hendaknya guru kelas sudah memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Data
pribadi yakni berkaitan dengan karateristik spesifik, kemampuan dan
kelemahanya, kompetensi yang dimiliki, dan tingkat perkembanganya.
Karakteristik spesifik student with special needs pada umumnya berkaitan dengan
tingkat perkembangan fungsional . Karaktristik spesifik tersebut meliputi tingkat
perkembangan sensori motor, kognitif, kemampuan berbahasa, ketrampilan diri,
konsep diri, kemampuan berinteraksi social serta kreativitasnya.
Untuk mengetahui secara jelas tentang karakteristik dari setiap siswa seorang
guru terlebih dahulu melakukan skrining atau asesmen agar mengetahui secara
jelas mengenai kompetensi diri peserta didik bersangkutan. Tujuannya agar saat
memprogamkan pembelajaran sudah dipikirkan mengenbai bentuk strategi
pembelajaran yanag di anggap cocok. Asesmen di sini adalah proses kegiatan
untuk mengetahui kemampuan dan kelemahan setiap peserta didik dalam segi
perkembangan kognitif dan perkembangan social, melalui pengamatan yang
sensitive. Kegiatan ini biasanya memerlukan penggunaan instrument khusus
secara baku atau di buat sendiri oleh guru kelas.
Model pembelajaran terhadap peserta didik berkebutuhan khusus yang di
persiapkan oleh guru di sekolah, di tujukan agar peserta didik mampu berinteraksi
terhadap lingkungan social. Pembelajaran tersebut disusun secara khusus melalui
penggalian kemampuan diri peserta didik yang didasarkan pada kurikulum
berbasis kompetensi. Kompetensi ini terdiri atas empat ranah yang perlu diukur

4
meliputi kompetensi fisik, kompetensi afektif, kompetensi sehari- hari dan
kompetensi akademik. Dalam paper ini akan dibahas mengenai ”Strategi
Pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus”
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Strategi pembelajaran untuk anak Tuna Grahita
1.2.2 Bagaimana Strategi pembelajaran untuk anak Tunalaras
1.2.3 Bagaimana Strategi pembelajaran untuk anak Tunarungu
1.2.4 Bagaimana Strategi pembelajaran untuk anak Tunanetra
1.2.5 Bagaimana Strategi pembelajaran untuk anak Tunadaksa
1.2.6 Bagaimana Strategi pembelajaran untuk anaka Austistik
1.3 Tujuan
` agar pembaca dapat mengetahui bagaimana strategi pembelajaan untuk
AKB sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi Pembelajaran Untuk Anak Tuna Grahita
Definisi tunagrahita yang dipublikasikan oleh American Association On
Mental Retardaction (AAMR). Di awal tahun 60-an, tunagrahita merujuk pada
keterbatasan fungsi intelektual umum dan keterbatsan pada keterampilan adaptif.
Keterampilan adaptif mencakup area: komunikasi, merawat diri, home living,
keterampilan sosial.
Menurut WHO seorang tunagrahita memiliki dua hal yang esensial yan fungsi
intelektual secara nyata dibawah rata-rata dan adanya ketidakmampuan dalam
menyesuaikan diri dengan norma dan tuntutan yang berlku dalam masyarakat.
Beberapa indikasi anak yang termasuk dalam tunagrahita yaitu:
1. Perkembangan bicara atau bahsa terlambat
2. Sering keluar air ludah (cairan) dari mulut
3. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya keoala terlalu
kecil/besar.
Strategi pemelajaran yang dapat digunakan untuk anak tunagrahita yaitu
strategi pembelajaran yang di individualisasikan, strategi kooperatif dan strategi
modifikasi tingkah laku.
2.2 Strategi Pembelajaran Untuk anak Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan
emosi dan kontrol sosial. Anak yang mengalami gangguan emosi dapat di
identifikasi melalui indikasi sebagai berikut.
1. Bersifat membangkang
2. Mudah terangsang emosinya
3. Sering melakukn tindakan agresif
Strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk anak tunalaras kauffman
mengemukakan model-model pendekatan yaitu model biogenetic, model
behavioral/tingkah laku, dan model psikodinamika.
2.3 Strategi pembelajaran untuk anak Tunarungu

6
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik
opermanen maupun tidak permanen. Karena memiliki hambatan dalam
pendengaran, individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga
mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu
menggunakan bahsa isyarat individu tunarungu cenderung kesulitan dalam
memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.
Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu yaitu: strategi
deduktif, induktif, heuristik, ekpositorik, kelompok dan individual.
2.4 Strategi pembelajaran untuk anak Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Berikut
identifikasi anak yang megalami tunanetra.
1. Tidak mampu melihat
2. Mata bergoyang terus
3. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik
Strategi pembelajaran yabg dapat digunakan yaitu strategi pembelajan
deduktif dan heuristik.
2.5 Strategi pembelajaran untuk anak Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yan disebabkan
olah kelainan neuro muskular dan struktur tulang yan bersifat bawaan, sakit atau
akibat kecelakaan.
Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunadaksa yaitu pendidikan
integrasi, pendidikan segresi dan penataan lingkungan belajar.
2.6 Pembelajaran untuk anak Autis
Autism Sindrome merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan
pada ketdakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak.
Gejala-gejala autis menurut Delai dan Deinaker antar lain:
1. Senang tidu bermalas-malsan atau duduk menyendiri dengan tampang
acuh, muka pucat.
2. Tidak pernah bertyanya, tidak menunjukan rasa takut dan tidak
menyenangi skelilingnya.

7
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengajar anak autis yaitu
modelling, latent learning, dan membagi segala aktifitas dalam tahap ketahap.

8
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus (ABK) mempunyai karakteristik yang berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya. Karena karakteristik dan hambatan yang
dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan dengan kemapuan dan potensi mereka.

9
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, jakarta:rineka
cipta, 1999
Delphie, Bandi pembelajaran anak Tunagrahita. Bandung: Refika Aditama, 2006

10

Anda mungkin juga menyukai