Anda di halaman 1dari 7

ANXIETY DISORDER DALAM AL-QUR’AN

(PERSPEKTIF TAFSIR AL-AZHAR)

PROPOSAL SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Penulisan Skripsi


Pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah

Oleh:

Yolanda Kurnia
NIM. 1730301018

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS (UIN)
BATUSANGKAR
2024 M/1445 H

2
A. Latar Belakang
Kesehatan mental adalah harmoni dalam hidup yang ditandai oleh
fungsi jiwa yang seimbang, Kemampuan untuk mengatasi masalah yang
muncul, dan kemampuan untuk merasakan kebahagiaan dan menghargai
diri sendiri secara positif. Individu yang memiliki kesehatan mental yang
baik adalah mereka yang merasa tenang, aman, dan damai dalam jiwa dan
hati mereka. Dengan kata lain, kesehatan mental adalah pencapaian
harmoni yang nyata antara fungsi psikologis dan penyesuaian diri antara
individu dengan diri mereka sendiri dan lingkungan mereka, yang
didasarkan pada iman dan ketakwaan, dengan tujuan mencapai kehidupan
yang penuh makna dan bahagia di dunia dan akhirat. (Fakhriani, 2019).
Seiring berkembangnya zaman semakin banyak tuntutan-tuntutan
hidup yang harus dipenuhi. Standarisasi kehidupan semakin meningkat
seiring berjalannya waktu. Setiap individu dituntut untuk sempurna dalam
berbagai hal, yang menyebabkan banyak individu merasa terbebani oleh
tuntutan dan standar tersebut. Sehingga menyebabkan seseorang merasa
cemas dan khawatir terhadap masa depan yang masih samar. Ketika
tekanan-tekanan itu terus menerus terjadi maka tidak menutup kemungkin
sebagian individu mengalami yang namanya gangguan kecemasan.
Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang
bercampur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan
(frustrasi) dan pertentangan batin. Kecemasan mempunyai segi yang
disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa atau
bersalah, terancam dan sebagainya. Juga ada segi-segi yang terjadi di luar
kesadaran dan tidak bisa menghindari perasaan yang tidak menyenangkan
tersebut. Rasa cemas ada dalam semua gangguan dan penyakit jiwa.
Kecemasan menurut Ahmad Mubarok, merupakan salah satu gangguan
kejiwaan yang diderita oleh manusia modern yang bersumber dari
hilangnya makna hidup (the meaning of life) (Jamil, 2019).
Setiap manusia pasti mempunyai rasa gelisah, ketakutan yang
mendalam, kesedihan yang sampai membuat hatinya tidak pernah tenang,

1
dan akan menimbulkan kecemasan atau dalam bahasa psikologinya
dikenal dengan anxiety. Anxiety atau kecemasan merupakan kondisi
emosional dengan ciri-cirinya dapat muncul secara psikis, yaitu rasa cemas
atau tegang yang sangat berlebihan dan tidak menyenangkan, perasaan
yang terus menerus mengkhawatirkan terhadap sesuatu yang buruk atau
berbahaya akan terjadi. Keadaan emosionalnya juga diidentifikasi melalui
respon fisiologi yaitu, perasaan tegang berlebihan serta perasaan khawatir
mengenai hal yang tidak diinginkan akan terjadi.
Anxiety terjadi ketika sedang menghadapi situasi tertentu, seperti
sedang menghadapi ujian, menghadapi banyak orang lain sebagainya. Hal
tersebut dikatakan dengan kecemasan (anxiety) yang wajar atau normal.
Namun, apabila anxiety berubah menjadi tidak normal atau menjadi
sebuah gangguan, ketika kecemasan tersebut ditandai dengan kecemasan
yang sangat berlebihan dalam individu sampai melebihi batas wajarnya,
dan bertahan atau singgah cukup lama pada individu dan akan
mengakibatkan suatu gangguan yang dinamakan dengan gangguan
kecemasan atau anxiety disorders (Anggraini, 2023).
Anxiety Disorder merupakan salah satu jenis gangguan mental
dengan karakterisitik merasakan ketakutan dan kekhawatiran secara
berlebihan. Kecemasan dan ketakutan ini terus-menerus muncul, disertai
dengan gejala seperti jantung berdebar, keringat berlebih, serta perasaan
tidak nyaman di perut atau dada. Anxiety pada umumnya terjadi pada
setiap individu dari berbagai kalangan dan segala usia. Gangguan
kecemasan umum mengacu pada kecemasan yang terus-menerus, tidak
terbatas pada kondisi lingkungan tertentu, dan akan bertahan setidaknya
selama 6 bulan. Pasien akan mengalami ketakutan bahkan dalam masalah
umum di tempat kerja, kesehatan, masalah keuangan, atau keluarga.
Pengidap gangguan ini akan muncul komplikasi disertai dengan gejala
somatik seperti kelelahan, insomnia, dan sulit berkonsentrasi. Anxiety
disorder yang menjadi parah akan memicu gangguan kepanikan yang

2
ketika terjadi serangan kepanikan tersebut, seseorang akan merasakan
sakit dada, kesulitan bernafas bahkan rasa mual (Fauziah et al., 2023).
Al-Quran merupakan pedoman yang tiada tanding dari segala
pedoman yang ada di dalam bumi yang dijadikan tempat tinggal makhluk
hidup, pedoman yang selalu akan relevan terhadap semua kejadian pada
makhluk-Nya. Al-Quran mengatur segala sesuatu yang sangat lengkap dan
jelas atas semua yang terjadi pada setiap kejadian-kejadian yang ada di
alam raya dengan tanpa kurang sedikitpun, bahkan suatu yang kadang
dianggap manusia adalah hal sepele atau hal yang tidak penting. Al-Quran
merupakan suatu ilham yang ketika dipahami, dipelajari, direnungkan
dapat menjadikan seseorang mendapatkan ajaran-ajaran atau nilai-nilai
sebagai tuntunan atau petunjuk mengenai masalah-masalah kehidupan
yang menimpa manusia. Apabila Al Quran dipelajari, dipahami dan
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat daya pikir,
perasaan, dan kehendak atau niat yang mengarah terhadap aktualisasi iman
individu sebagai kebutuhan untuk keseimbangan dan juga ketenangan
kehidupan manusia.
Tanda Al-Quran sebagai penyembuh dan rahmat bagi kaumnya
adalah Al-Quran mampu menghapuskan berbagai bentuk kebimbangan,
kebencian, kebatilan, kesesatan, dan pertentangan dalam hati. Al-Quran
menyembuhkan semuanya dengan segala kandungan yang luar biasa yang
dikandung Alquran, bukti kandungan Al Quran yang luar biasa adalah
Al-Quran mampu menjadikan ketenangan jiwa, menumbuhkan keimanan,
mencari kebaikan, dan mendorong untuk selalu melakukan kebaikan
(Anggraini, 2023).
Sebagai seorang muslim yang menjadikan al-Qur’an sebagai
pedoman hidup yaitu acuan dalam menyelesaikan berbagai macam
permasalahan hidup pastilah sangat berguna bagi seorang muslim yang
mengalami gejala anxiety disorder atau bahkan mengalaminya hingga ke
tingkatan lebih serius yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Uraian
yang mendetail mengenai anxiety disorder banyak dijumpai dalam kajian

3
psikologi. Sementara Al-Qur’an juga mempunyai kajian mengenai anxiety
disorder dan bagaimana cara mencegah atau menurunkannya tetapi tidak
memberikan uraian secara detail terkait bagaimana sebenarnya anxiety
sehingga diperlukan penjelasan yang lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk
mengkaji dan menganalisa lebih dalam terkait masalah anxiety disorder
atau gangguan kecemasan yang ada dalam al-Qur’an. Maka dari itu
penulis mengambil judul “Anxiety Disorder dalam Al-Qur’an perspektif
tafsir al-azhar”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan
sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan
anxiety disorder menurut Hamka dalam tafsir al-Azhar?
2. Apa solusi atau upaya yang dilakukan ketika menghadapi anxiety
disorder menurut Al-Qur’an?
C. Batasan masalah

D. Referensi

Anggraini, D. A. Y. U. (2023). Anxiety disorders dalam alquran. 1–6.

Fakhriani, D. F. (2019). Kesehatan Mental. In Early Childhood Education Journal


(Issue November 2019).
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthenin
g-our-response%0Ahttp://digilib.uinsby.ac.id/918/10/Daftar Pustaka.pdf

Fauziah, A., Zainuddin, A., Mahmud, A., & Mufid, M. A. (2023). ANXIETY
DISORDER DALAM AL-QUR’AN (Telaah Lafadz Khauf, Halu’dan Huzn).
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 1(2), 77–106.

Jamil, J. (2019). Sebab Dan Akibat Stres, Depresi Dan Kecemasan Serta

4
Penanggulangannya. Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu Dan Budaya Islam, 1(1),
123–138. https://doi.org/10.36670/alamin.v1i1.6

Anda mungkin juga menyukai