Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Methonomi p-ISSN: 2460-562X

Volume 4 Nomor 2 (2018) e-ISSN: 2598-9693


www.methonomi.net

LINGKUNGAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN: SUATU


TINJAUAN TEORETIS

Anggiat Parluhutan Tambunan


Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia

ABSTRAK
Lingkungan kerja merupakan faktor penting untuk karyawan tempat mereka
melakukan kegiatan setiap hari. Lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangat
penting untuk diperhatikan manajemen. Lingkungan kerja yang kondusif akan
memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan memiliki kinerja yang
optimal, serta puas terhadap pekerjaannya. Tulisan ini bertujuan melakukan
penelaahan teori terhadap konsep lingkungan kerja, dan bagaimana hubungannya
dengan kepuasan kerja.

Keywords: lingkungan kerja; kepuasan kerja; teoretis

PENDAHULUAN kesimpulan yang didasarkan pada


Manajemen sumber daya suatu perbandingan mengenai apa
manusia sangat penting bagi yang diterima pegawai dari
perusahaan dalam mengelola, pekerjaannya dibandingkan dengan
mengatur dan mengarahkan yang diharapkan, diinginkan, dan
karyawan sehingga dapat bekerja dipikirkannya sebagai hal yang
secara produktif guna mencapai pantas atau berhak atasnya. Jadi,
tujuan perusahaan. Tenaga kerja atau setiap karyawan atau pegawai secara
karyawan dalam suatu perusahaan subjektif menentukan apakah
merupakan sumber daya sekaligus pekerjaan itu memuaskan atau tidak
aset yang sangat penting bagi baginya.
perusahaan. Tanpa karyawan, maka Ada beberapa faktor yang
perusahaan tidak akan dapat berjalan menyebabkan seseorang merasa
dengan baik. tidak puas dengan pekerjaannya,
Sebagai aset bagi perusahaan, sehingga dapat mempengaruhi
maka karyawan harus dikelola sebaik produktivitas dan semangat kerja
mungkin agar dapat tetap produktif. karyawan tersebut. Seperti kerja
Pengelolaan karyawan bukanlah hal yang monoton, kemampuan tidak
yang mudah, karena setiap karyawan sesuai dengan pekerjaan, rekan kerja
mempunyai latar belakang, yang tidak saling mendukung,
pemikiran, kemampuan, dan status lingkungan kerja yang tidak
yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, kondusif, dan faktor-faktor lain baik
pimpinan perusahaan harus mampu dari dalam maupun dari luar
melakukan pendekatan dan perusahaan.
mendorong mereka agar dapat Lingkungan kerja adalah
berprestasi sebaik mungkin demi kehidupan sosial, psikologi, dan fisik
mencapai tujuan perusahaan. dalam perusahaan yang sangat
Kepuasan kerja sebenarnya berpengaruh terhadap pekerja dalam
merupakan keadaan yang sifatnya melaksanakan tugasnya. Kehidupan
subjektif, yang merupakan hasil manusia tidak terlepas dari

Program Studi Manajemen – FE UMI 2018 175


Tambunan (2018) p-ISSN: 2460-562X
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 4 No. 2 (175-183) e-ISSN: 2598-9693
www.methonomi.net
lingkungan sekitarnya. Manusia dan memberikan gambaran mengenai
lingkungan terdapat hubungan yang pengertian dan aspek-aspek yang
sangat erat. Dalam hal ini, manusia terkait dengan lingkungan kerja,
akan selalu berusaha untuk serta bagaimana lingkungan kerja
beradaptasi dengan berbagai keadaan dapat berkaitan dengan kepuasan
lingkungan sekitarnya. kerja.
Demikian pula halnya ketika
melakukan pekerjaan, karyawan TELAAH PUSTAKA
sebagai manusia tidak dapat Pengertian Lingkungan Kerja
dipisahkan dari berbagai keadaan di Lingkungan kerja dalam
sekitar tempat mereka bekerja, yaitu suatu perusahaan sangat penting
lingkungan kerja. Selama melakukan untuk diperhatikan manajemen.
pekerjaan, setiap pegawai akan Meskipun lingkungan kerja tidak
berinteraksi dengan berbagai kondisi melaksanakan proses produksi dalam
yang terdapat dalam lingkungan suatu perusahaan, namun lingkungan
kerja. kerja mempunyai pengaruh langsung
Lingkungan kerja merupakan terhadap para karyawan yang
faktor penting untuk karyawan melaksanakan proses produksi
tempat mereka melakukan kegiatan tersebut. Lingkungan kerja
setiap hari. Dapat dikatakan bahwa merupakan suasana tempat karyawan
lingkungan kerja berpengaruh melakukan aktivitas setiap harinya.
terhadap kinerja karyawan. Apabila Lingkungan kerja yang
ditunjang oleh suatu kondisi kondusif memberikan rasa aman dan
lingkungan kerja yang baik memungkinkan karyawan untuk
diharapkan karyawan akan merasa dapat bekerja optimal. Jika karyawan
nyaman untuk melaksanakan menyenangi lingkungan kerja tempat
kegiatannya dengan baik dan hasil dia bekerja, maka karyawan tersebut
yang optimal. Suatu kondisi akan betah di tempat kerjanya, dan
lingkungan dikatakan baik, apabila melakukan aktivitasnya, sehingga
dalam kondisi yang demikian waktu kerja dipergunakan secara
karyawan mampu melaksanakan efektif. Sebaliknya lingkungan kerja
kegiatannya dengan optimal, dengan yang tidak memadai akan dapat
nyaman, aman, dan tanpa rasa menurunkan kinerja karyawan.
khawatir. Beberapa ahli mendefinisikan
Keadaan lingkungan yang lingkungan kerja antara lain sebagai
kurang baik dapat menyebabkan berikut:
kepuasan dalam bekerja menurun, Menurut Munandar (2004),
dan bila kondisi ini dibiarkan dalam lingkungan kerja merupakan
waktu yang lama maka karyawan lingkungan kerja fisik dan sosial
akan merasa tidak puas dan akan yang meliputi: kondisi fisik, ruang,
berdampak pada kinerja karyawan tempat, peralatan kerja, jenis
yang tidak efisien dan kurang pekerjaan, atasan, rekan kerja,
produktif. bawahan, orang di luar perusahaan,
Tujuan penulisan paper ini budaya perusahaan, kebijakan dan
adalah untuk melakukan kajian peraturan – peraturan perusahaan.
pustaka mengenai hubungan Menurut Isyandi (2004),
lingkungan kerja dengan kepuasan lingkungan kerja adalah sesuatu yang
kerja. Paper ini diharapkan dapat ada di lingkungan para pekerja yang

176 Program Studi Manajemen – FE UMI 2018


Tambunan (2018) p-ISSN: 2460-562X
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 4 No. 2 (175-183) e-ISSN: 2598-9693
www.methonomi.net

dapat mempengaruhi dirinya dalam (Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan
menjalankan tugas seperti sebagainya) dan lingkungan
temperatur, kelembaban, ventilasi, perantara atau lingkungan umum
penerangan, kegaduhan, kebersihan dapat juga disebut lingkungan kerja
tempat kerja dan memadai tidaknya yang mempengaruhi kondisi
alat-alat perlengkapan kerja. manusia, misalnya: temperatur,
Dari pendapat dan definisi kelembaban, sirkulasi udara,
tersebut di atas, bahwa lingkungan pencahayaan, kebisingan, getaran
kerja meliputi lingkungan kerja fisik mekanis, bau tidak sedap, warna, dan
dan sosial yang tidak dapat lain-lain.
dipisahkan dan berpengaruh baik Untuk dapat memperkecil
secara langsung maupun tidak pengaruh lingkungan fisik terhadap
langsung terhadap kinerja pegawai karyawan, maka langkah pertama
dalam melaksanakan tugas-tugasnya. adalah harus mempelajari manusia,
Oleh sebab itu, baik tidaknya kinerja baik mengenai tingkah lakunya
pegawai melaksanakan tugas- maupun mengenai fisiknya,
tugasnya dipengaruhi oleh suasana kemudian digunakan sebagai dasar
atau keadaan lingkungan kerjanya. memikirkan lingkungan fisik yang
Apabila suasana atau keadaan sesuai.
lingkungan kerja baik, maka Kedua, lingkungan kerja non
semangat kerja pegawai cenderung fisik adalah semua keadaan yang
akan meningkat, dan begitu pula terjadi yang berkaitan dengan
sebaliknya. hubungan kerja, baik hubungan
Jika lingkungan kerja tidak dengan atasan maupun hubungan
dapat dipenuhi sesuai dengan sesama rekan kerja, ataupun
kebutuhan karyawan, maka dapat hubungan dengan bawahan.
menimbulkan kebosanan dan
kelelahan sehingga akan menurunkan Aspek-Aspek Lingkungan Kerja
kegairahan kerja karyawan yang Menurut Simanjuntak
akhirnya karyawan tidak (2003:39), lingkungan kerja dapat
melaksanakan tugas - tugasnya dibagi menjadi beberapa bagian atau
secara efektif dan efisien. dapat disebut juga aspek pembentuk
lingkungan kerja, bagian-bagian itu
Jenis-jenis Lingkungan Kerja bisa diuraikan sebagai berikut:
Menurut Sedarmayanti 1. Pelayanan Kerja. Pelayanan
(2004), bahwa jenis lingkungan kerja karyawan merupakan aspek
terbagi menjadi dua, yakni terpenting yang harus
lingkungan kerja fisik dan dilakukan oleh setiap
lingkungan kerja non fisik. perusahaan terhadap tenaga
Lingkungan kerja fisik adalah kerja. Pelayanan yang baik
semua keadaan berbentuk fisik yang dari perusahaan akan
terdapat di sekitar tempat kerja yang membuat karyawan lebih
dapat mempengaruhi karyawan baik bergairah dalam bekerja,
secara langsung maupun secara tidak mempunyai rasa tanggung
langsung. Lingkungan kerja fisik jawab dalam menyelesaikan
dapat dibagi dalam dua kategori, pekerjaannnya, serta dapat
yakni lingkungan yang langsung terus menjaga nama baik
berhubungan dengan karyawan perusahaan melalui

Program Studi Manajemen – FE UMI 2018 177


Tambunan (2018) p-ISSN: 2460-562X
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 4 No. 2 (175-183) e-ISSN: 2598-9693
www.methonomi.net
produktivitas kerjanya dan serta keamanan atas pribadi
tingkah lakuknya. mereka, karena keamanan
2. Kondisi Kerja. Kondisi kerja dan keselamatan diri pribadi
karyawan sebaiknya adalah hal yang sangat
diusahakan oleh manajemen penting.
perusahaan sebaik mungkin 2. Kebersihan. Perusahaan
agar timbul rasa aman dalam hendaknya selalu menjaga
bekerja untuk karyawannya, kebersihan lingkungan, sebab
kondisi kerja ini meliputi selain hal ini mempengaruhi
penerangan yang cukup, suhu kesehatan, maka dengan
udara yang tepat, kebisingan lingkungan kerja yang bersih
yang dapat dikendalikan, akan dapat mempengaruhi
pengaruh warna, ruang gerak kesehatan dan kejiwaan
yang diperlukan dan seseorang. Bagi seseorang
keamanan kerja karyawan. yang normal lingkungan kerja
3. Hubungan Karyawan. yang bersih pasti akan
Hubungan karyawan akan menimbulkan rasa senang.
sangat menentukan dalam Rasa senang ini akan dapat
menghasilkan produktivitas mempengaruhi seseorang
kerja. Hal ini disebabkan untuk bekerja lebih
karena adanya hubungan bersemangat dan lebih
antara motivasi serta bergairah.
semangat dan kegairahan 3. Ketertiban. Setiap pemimpin
kerja dengan hubungan yang dan pegawai mempunyai
kondusif antar sesama aturan yang telah ditetapkan
karyawan dalam bekerja, oleh perusahaan, untuk
ketidakserasian hubungan ketertiban menjalankan
antara karyawan dapat tugas-tugas, tanggung jawab
menurunkan motivasi dan yang telah diembankan
kegairahan yang akibatnya kepada pemimpin dan
akan dapat menurunkan pegawai.
produktivitas kerja. 4. Keindahan. Untuk ruang
kerja hendaknya dipilihkan
Perancangan lingkungan warna-warna yang diinginkan
kerja yang kondusif merupakan suatu atau lembut. Warna dan
hal yang sangat penting untuk komposisinya perlu
dilakukan perusahaan. Menurut diperhatikan. Hal ini
Darmodiharjo (dalam Anoraga, disebabkan karena komposisi
2005), lingkungan kerja yang warna yang salah akan dapat
kondusif harus memenuhi syarat 5K, mengganggu keindahan
yaitu: pemandangan dan
1. Keamanan. Rasa aman akan menimbulkan rasa tidak
menimbulkan ketenangan dan menyenangkan. Hal ini dapat
akan mendorong semangat mempengaruhi semangat dan
kerja pegawai. Dalam hal ini kegairahan kerja para
keamanan yang dimaksud pegawai. Ruang kerja yang
adalah keamanan terhadap baik harus dapat
milik pribadi dari pegawai menempatkan barang -

178 Program Studi Manajemen – FE UMI 2018


Tambunan (2018) p-ISSN: 2460-562X
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 4 No. 2 (175-183) e-ISSN: 2598-9693
www.methonomi.net

barang dengan rapi dan Keempat, faktor suara. Untuk


mempunyai jarak untuk mengatasi terjadinya kegaduhan,
pergerakan yang mudah dari perlu kiranya meletakkan alat-alat
satu bagian ke bagian lain. yang memiliki suara yang keras pada
5. Kekeluargaan. Interaksi ruangan khusus sehingga tidak
antara karyawan dengan mengganggu pekerja lainnya dalam
karyawan, pemimpin dengan melaksanakan tugasnya, seperti
pemimpin, dan pemimpin mesin ketik, pesawat telepon, parkir
dengan karyawan secara motor, dan lain-lain.
terbuka dapat menimbulkan
rasa kekeluargaan sehingga Menurut Priansa dan
tercipta keterbukaan dalam Suwatno (2011), secara umum
masalah kerja dan lingkungan kerja terdiri dari
menciptakan kerja yang lingkungan kerja fisik dan
berkualitas. lingkungan kerja psikis.
1. Faktor lingkungan fisik, yaitu
Faktor-faktor Lingkungan Kerja lingkungan yang berada di
Menurut the Liang Gie sekitar pekerja itu sendiri.
(dalam Nuraini, 2013), agar dapat Kondisi di lingkungan kerja
menciptakan lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi
efektif dalam perusahaan ada kepuasan kerja karyawan
beberapa faktor yang perlu yang meliputi rencana ruang
diperhatikan antara lain cahaya, kerja, rancangan pekerjaan,
warna, udara dan suara. kondisi lingkungan Kerja,
Penjelasannya sebagai berikut: penerangan dan kebisingan,
Pertama, faktor cahaya tingkat visual privacy dan
penerangan yang cukup acoustical privacy.
memancarkan dengan tepat akan 2. Faktor
menambah efisiensi kerja para Lingkungan Psikis, yaitu hal-
karyawan/pegawai, karena mereka hal yang menyangkut dengan
dapat bekerja dengan lebih cepat, hubungan sosial dan
lebih sedikit membuat kesalahan dan keorganisasian. Kondisi
matanya tak lekas menjadi lelah. psikis yang mempengaruhi
Kedua, faktor warna kepuasan kerja karyawan
merupakan salah satu aspek yang adalah pekerjaan yang
penting untuk memperbesar efisiensi berlebihan, sistem
kerja para karyawan, khususnya pengawasan yang buruk,
warna akan mempengaruhi keadaan Frustasi, perubahan -
jiwa mereka dengan memakai warna perubahan dalam segala
yang tepat pada dinding ruang dan bentuk, perselisihan antara
alat-alat lainnya kegembiraan dan pribadi dan kelompok
ketenangan bekerja para karyawan
akan terpelihara. Lingkungan kerja fisik
Ketiga, factor udara. maupun psikis keduanya sama
Mengenai faktor udara ini, yang pentingnya dalam sebuah organisasi,
sering sekali adalah suhu udara dan dan kedua lingkungan kerja ini tidak
banyaknya uap air pada udara itu. dapat dipisahkan. Apabila sebuah
perusahaan hanya mengutamakan

Program Studi Manajemen – FE UMI 2018 179


Tambunan (2018) p-ISSN: 2460-562X
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 4 No. 2 (175-183) e-ISSN: 2598-9693
www.methonomi.net
satu jenis lingkungan kerja saja, tidak Menurut Hasibuan (2006),
akan tercipta lingkungan kerja yang kepuasan kerja adalah sikap
baik, dan lingkungan kerja yang emosional yang menyenangkan dan
kurang baik dapat menuntut tenaga mencintai pekerjaannya. Sikap ini
kerja dan waktu yang lebih banyak dicerminkan oleh moral kerja,
dan tidak mendukung diperolehnya kedisplinan dan prestasi kerja.
rancangan sistem kerja yang efisien Kepuasan kerja dinikmati dalam
dan akan menyebabkan perusahaan pekerjaan, luar pekerjaan, dan
tersebut mengalami penurunan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
produktivitas kerja. Dari beberapa pendapat para
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
Manfaat Lingkungan Kerja kepuasan kerja merupakan sikap
Menurut Arep (2003), positif yang dicerminkan oleh
manfaat lingkungan kerja adalah karyawan baik di dalam maupun di
menciptakan gairah kerja, sehingga luar pekerjaan. Sikap tersebut seperti
produktivitas kerja meningkat. kedisplinan dan prestasi dalam
Sementara itu, manfaat yang melaksanakan pekerjaan dipengaruhi
diperoleh karena bekerja dengan beberapa faktor yang secara langsung
orang-orang yang termotivasi adalah maupun tidak langsung
pekerjaan dapat diselesaikan dengan mempengaruhi kepuasan kerja
tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan karyawan tersebut.
sesuai standar yang benar dan dalam
skala waktu yang ditentukan. Faktor-Faktor Yang Dapat
Kinerjanya akan dipantau oleh Mempengaruhi Kepuasan Kerja
individu yang bersangkutan dan tidak Menurut Isyandi (2004),
akan membutuhkan terlalu banyak bahwa kepuasan kerja karyawan
pengawasan serta semangat juangnya dipengaruhi oleh beberapa faktor
akan tinggi. diantaranya:
1. Faktor pegawai, yaitu
Kepuasan Kerja kemampuan, cara kerja,
Kepuasan adalah cermin dari minat, kesehatan dan disiplin
perasaan seseorang terhadap kerja.
pekerjaannya. Robbins (dalam 2. Faktor lingkungan kerja,
Wibowo, 2007) mendefinisikan yaitu teman sejawat,
kepuasan kerja adalah suatu sikap kompensasi atau imbalan dan
umum seorang individu terhadap keadaan fisik ruangan.
pekerjaannya, selisih antara 3. Pekerjaan itu sendiri, yaitu
banyaknya ganjaran yang diterima tugas yang diembankan
seorang pekerja dan banyaknya yang kepadanya.
mereka yakini dibandingkan yang
seharusnya mereka terima. Kepuasan Faktor-faktor dapat yang
kerja ditentukan oleh beberapa mempengaruhi kepuasan kerja
faktor, yakni kerja yang secara karyawan (Hasibuan, 2006) adalah:
mental menantang, kondisi 1. Balas jasa yang adil dan
lingkungan kerja yang mendukung, layak.
rekan kerja yang mendukung, dan 2. Penempatan yang tepat sesuai
kesesuaian kepribadian dengan dengan keahlian.
pekerjaan. 3. Berat ringannya pekerjaan.

180 Program Studi Manajemen – FE UMI 2018


Tambunan (2018) p-ISSN: 2460-562X
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 4 No. 2 (175-183) e-ISSN: 2598-9693
www.methonomi.net

4. Suasana dan lingkungan memberikan kebutuhan


pekerjaan. kepuasan pada tingkat yang
5. Peralatan yang menunjang lebih tinggi. Karyawan
pelaksanaan pekerjaan. melihat gaji sebagai refleksi
6. Sikap pemimpin dalam dari bagaimana manajemen
kepemimpinannya. memandang kontribusi
7. Sifat pekerjaan monoton atau mereka terhadap perusahaan.
tidak. 3. Kesempatan
mendapatkan promosi,
Luthans (2006:45) secara adalah kesempatan untuk
rinci menjelaskan dimensi terjadinya maju dalam organisasi,
suatu kepuasan kerja, yaitu: memiliki pengaruh yang
1. Pekerjaan itu sendiri. berbeda pada kepuasan kerja.
Kepuasan pekerjaan itu Hal ini dikarenakan promosi
sendiri merupakan sumber memiliki sejumlah bentuk
utama kepuasan, di mana yang berbeda dan memiliki
pekerjaan tersebut penghargaan, seperti promosi
memberikan tugas yang atas dasar senioritas atau
menarik, kesempatan untuk kinerja dan promosi kenaikan
belajar, kesempatan untuk gaji. Lingkungan kerja yang
menerima tanggung jawab positif dan kesempatan untuk
dan kemajuan untuk berkembang secara
karyawan. Penelitian terbaru intelektual dan memperluas
menemukan bahwa keahlian dasar menjadi lebih
karakteristik pekerjaan dan penting daripada kesempatan
kompleksitas pekerjaan promosi.
menghubungkan antara 4. Sistem
kepribadian dan kepuasan Pengawasan. Sistem
kerja. Jika persyaratan kreatif pengawasan merupakan
pekerjaan terpenuhi, maka kemampuan penyelia untuk
mereka cenderung menjadi memberikan bantuan teknis
puas. Selain itu, dan dukungan perilaku. Ada
perkembangan karir (tidak dua dimensi gaya
perlu promosi) merupakan pengawasan yang dapat
hal penting untuk karyawan mempengaruhi kepuasan
muda dan tua. kerja. Yang pertama adalah
2. Gaji. Gaji sebagai faktor berpusat pada karyawan,
multidimensi dalam kepuasan diukur menurut tingkat di
kerja merupakan sejumlah mana penyelia menggunakan
upah /uang yang diterima dan ketertarikan personal dan
tingkat di mana hal ini bisa peduli pada karyawan, seperti
dipandang sebagai hal yang memberikan nasihat dan
dianggap pantas bantuan kepada karyawan,
dibandingkan dengan orang komunikasi yang baik dan
lain dalam organisasi. Uang meneliti seberapa baik kerja
tidak hanya membantu orang karyawan. Yang kedua adalah
memperoleh kebutuhan dasar, iklim partisipasi atau
tetapi juga alat untuk pengaruh dalam pengambilan

Program Studi Manajemen – FE UMI 2018 181


Tambunan (2018) p-ISSN: 2460-562X
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 4 No. 2 (175-183) e-ISSN: 2598-9693
www.methonomi.net
keputusan yang dapat organisasi ketika berhadapan
mempengaruhi pekerjaan dengan kecaman eksternal
karyawan. Secara umum, dan memercayai organisasi
kedua dimensi tersebut sangat dan manajemen untuk
berpengaruh pada kepuasan melakukan hal yang benar .
kerja karyawan. 4. Pengabaian (neglect), secara
5. Rekan Kerja. pasif membiarkan kondisi
Pada umumnya, rekan kerja menjadi lebih baik, termasuk
yang kooperatif merupakan ketidakhadiran atau
sumber kepuasan kerja yang keterlambatan yang terus -
paling sederhana pada menerus, kurangnya usaha,
karyawan secara individu. dan meningkatnya angka
Kelompok kerja, terutama tim kesalahan.
yang kuat bertindak sebagai
sumber dukungan, KESIMPULAN
kenyamanan, nasihat, dan Dalam lingkungan kerja yang
bantuan pada anggota baik akan memberikan kenyamanan
individu. Karena kelompok pribadi dan dapat membangkitkan
kerja memerlukan semangat kerja pegawai sehingga
kesalingtergantungan antar dapat mengerjakan tugas-tugasnya
anggota dalam menyelesaikan dengan baik. Di samping itu
pekerjaan. Kondisi seperti karyawan akan lebih senang dan
itulah efektif membuat nyaman dalam bekerja jika fasilitas
pekerjaan menjadi lebih yang ada dalam keadaan bersih, tidak
menyenangkan, sehingga bising, pertukaran udara yang cukup
membawa efek positif yang baik dan peralatan yang memadai
tingggi pada kepuasan kerja. serta relatif modern.
Dengan lingkungan kerja
Menurut Robbins (2007), ada yang baik akan berpengaruh terhadap
konsekuensi ketika karyawan tidak kepuasan kerja yang dirasakan oleh
puas di tempat kerja, yaitu: pegawai (Simanjuntak et al, 2017).
1. Keluar (exit), perilaku yang Tampak jelas bahwa faktor
ditunjukkan untuk lingkungan kerja memberikan
meninggalkan organisasi, pengaruh yang positif terhadap
termasuk mencari posisi baru kepuasan kerja karyawan. Dengan
dan mengundurkan diri. demikian secara teoritis terdapat
2. Aspirasi (voice), secara aktif pengaruh yang positif antara
dan konstruktif berusaha ligkungan kerja dan kepuasan kerja
memperbaiki kondisi, karyawan.
termasuk menyarankan
perbaikan, mendiskusikan DAFTAR PUSTAKA
masalah dengan atasan, dan Anoraga, Pandji. 2005. Manajemen
beberapa bentuk aktivitas Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta
syarikat kerja. Hasibuan, Malayu SP. 2006.
3. Kesetiaan (loyalitas), secara Manajemen Sumber Daya
pasif tetapi optimistis Manusia, Cetakan VIII.
menunggu membaiknya Jakarta: Bumi Aksara
kondisi, termasuk membela Isyandi, B. 2004, Manajemen
Sumber Daya Manusia Dalam

182 Program Studi Manajemen – FE UMI 2018


Tambunan (2018) p-ISSN: 2460-562X
Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 4 No. 2 (175-183) e-ISSN: 2598-9693
www.methonomi.net

Perspektif Global, Cetakan I.


Pekanbaru: Unri Press
Luthans, Fred. 2006. Perilaku
Organisasi. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Marpaung, I., & Winarto, W. (2018).
Pengaruh Pengembangan Karir
Terhadap Penilaian Prestasi
Kerja (Studi Kasus Pada Pt.
Pln (Persero) Wilayah
Sumatera Utara). Jurnal Ilmiah
METHONOMI, 4(1), 79-86.
Munandar, A.S. 2004. Psikologi
Industri dan Organisasi.
Depok: Penerbit
Universitas Indonesia (UI
Press)
Nuraini. 2013. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Pekanbaru:
Yayasan Aini Syam
Priansa, Doni Juni dan Suwatno.
2011. Manajemen Sumber
Daya Manusia Dalam
Organisasi Publik Dan Bisnis.
Bandung: Alfabeta
Robbins dan Judge. 2007. Perilaku
Organisasi, Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat
Sedarmayati. 2004. Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas
Kerja. Bandung: CV. Mandar
Maju
Simanjuntak, Burhan. 2003. Perilaku
Organisasi. Yogyakarta: PT.
Remaja Yosda Karya
Simanjuntak, D. S., Nadapdap, K. M.
N., & Winarto, W. (2017).
Pengaruh Persepsi Penilaian
Prestasi Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan.
Jurnal Manajemen, 3(2), 6-13.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja,
Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali
Press

Program Studi Manajemen – FE UMI 2018 183

Anda mungkin juga menyukai