Anda di halaman 1dari 6

Nama : Odhy Langgie Saputro

NPM : 2171000510150
Kelas : A

ASSESMEN PENDIDIKAN

A. Pengertian Assesmen
Asesmen (assessment) adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan
hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa, kelas/mata kuliah,
atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu.
Setelah diperoleh hasil asesmen maka dilakukan proses penilaian. Penilaian (grading) adalah
proses penyematan atribut atau dimensi atau kuantitas (berupa angka/huruf) terhadap hasil
asesmen dengan cara membandingkannya terhadap suatu instrumen standar tertentu. Hasil
dari penilaian berupa atribut/dimensi/kuantitas tersebut digunakan sebagai bahan
evaluasi. Evaluasi (evaluation) adalah proses pemberian status atau keputusan atau
klasifikasi terhadap suatu hasil assesmen dan penilaian.
Sebagai ilustrasi berikut adalah contoh rangkaian proses asesmen, penilaian, dan evaluasi
pembelajaran untuk pemenuhan CPMK mahasiswa pada suatu mata kuliah tertentu. Asesmen
dapat dilakukan dengan berbagai teknik asesmen antara lain ujian atau penugasan.
Berikutnya dilakukan penilaian dengan bantuan instrumen penilaian tertentu, dapat berupa
kunci jawaban, daftar periksa (check list), pedoman penilaian, atau rubrik. Hasil penilaian
digunakan untuk melakukan evaluasi yang hasilnya dapat berupa status lulus atau tidak lulus,
klasifikasi perlu atau tidak perlu perbaikan, atau level tertentu.

B. Tujuan Assesmen
Tujuan dilakukannya asesmen, penilaian, dan evaluasi pembelajaran adalah
1. Memantau perkembangan proses pembelajaran mahasiswa.
2. Mengecek pemenuhan terhadap capaian pembelajaran dan memberikan nilai atas
proses dan hasil pembelajaran mahasiswa.
3. Memperoleh umpan balik sebagai bagian dari siklus perbaikan berkelanjutan
(continuous improvement) bagi (a) Mahasiswa dalam rangka perbaikan pembelajaran
(b) Dosen dalam rangka perbaikan dan pengembangan mata kuliah (c) Program studi
dalam rangka pengembangan kurikulum (d) Perguruan tinggi dalam rangka
pengembangan institusi
4. Wahana kontrol kualitas lulusan, dalam artian bahwa melalui asesmen capaian
pembelajaran dapat dipastikan seluruh lulusan suatu program studi telah memenuhi
standar minimal yang telah ditentukan.
5. Penunjang akuntabilitas institusi, yaitu sumber informasi terkait proses dan hasil
pembelajaran kepada pemangku kepentingan terkait.

C. Macam Assesmen
1. Assessment Teknik Tes
Dalam assessment ini hanya digunakan oleh para konselor yang telah memiliki sertifikasi
khusus, terutama untuk penggunaan teknik tes psikopedagogis. Assessment teknik tes ini
adalah prosedur sistematis untuk membandingkan tingkat laku dua individu atau lebih,
kemudian dikembangkan lagi untuk mengobservasi sekaligus menggambarkan tingkah
laku dengan bantuan skala angka atau kategori tertentu (Cronbach, 1960). Sementara
menurut Anne Anastasi dalam buku Asesmen Teknik Nontes dalam Perspektif BK
Komprehensif (Karya Gantina Komalasari), berpendapat bahwa assessment dengan teknik
tes ini merupakan suatu pengukuran terhadap suatu sampel tingkah laku yang objektif dan
terstandar. Nah, dalam assessment teknik tes ini juga memiliki beberapa jenis, yakni:
a) Tes Prestasi
Tes prestasi adalah ukuran tingkat perolehan atau pembelajaran seseorang dalam
suatu subjek atau tugas. Sebagai instrumen pengukuran, tes prestasi sifatnya lebih
langsung daripada tes lainnya. Tes tersebut memberikan pada konseli tipe informasi
yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan penting pada pendidikan dan karir.
Jika seorang konseli mempunyai kemampuan, minat, atau disposisi kepribadian yang
cocok untuk bidang karir yang dipilih, tetapi kurang memiliki pengetahuan atau
keahlian, dia dapat membuat langkah positif untuk membetulkan ketidakefisienan
tersebut.
b) Tes Bakat
Tes bakat bisa didefinisikan sebagai sifat yang mencirikan kemampuan individu
melakukan performa di wilayah tertentu atau mencapai pembelajaran yang
dibutuhkan bagi performa di wilayah tertentu. Secara teoritis, tes bakat adalah untuk
mengukur potensi seseorang mencapai aktivitas tertentu, akan kemampuannya
belajar mencapai aktivitas tersebut. Fungsi lain dari tes bakat ini adalah:
 Mengidentifikasi kemampuan potensial yang tidak didasari individu;
 Mendukung pengembangan kemampuan istimewa atau potensial individu tertentu;
 Menyediakan informasi untuk membantu individu membuat keputusan pendidikan
dan karir atau pilihan lain diantara alternatif- alternatif yang ada;
 Membantu memprediksi tingkat sukses akademis atau pekerjaan yang bisa
diantisipasi individu;
 Berguna untuk mengelompokkan individu-individu dengan bakat yang serupa bagi
tujuan perkembangan kepribadian dan pendidikan.
c) Tes Minat
Sesuai dengan namanya, maka tes ini merupakan tes yang mengukur kegiatan/
kesibukan macam apa yang paling disukai seseorang. Asher dkk berpendapat bahwa
minat yang dimiliki oleh suatu individu dapat memberikan dampak, yakni sebagai:
- Sebagai kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusatan perhatian terhadap
masalah/aktivitas tertentu, atau sebagai kecenderungan untuk memahami suatu
pengalaman yang akan diulang,
- Sebagai suatu rasa senang yang dihasilkan dari adanya perhatian khusus terhadap
suatu aktivitas.
d) Tes Kepribadian
Tes kepribadian ini biasanya untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tetapi bukan khas,
melainkan lebih bersifat kognitif, seperti karakter, gaya, temperamen, corak
kehidupan emosional, kesehatan mental, jaringan relasi sosial dengan orang lain, dan
lainnya.
2. Assessment Teknik Non-Tes
Berhubung assessment ini bentuknya non-tes, maka baik dalam prosedur perancangan,
administrasi, pengolahan, analisis, hingga penafsirannya relatif lebih sederhana. Bentuk
tes ini juga paling banyak digunakan oleh para konselor. Adapun jenis-jenis assessment
teknik non-tes ada Daftar Cek Masalah (DCM), Alat Ungkap Masalah Umum (AUM-U),
Alat Ungkap Masalah.

D. Validitas dan Reliabilitas


Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Artinya ada kesesuaian
antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Validitas adalah
ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur) dan memenuhi persyaratan
pembuatan tes. Validitas tes menunjukan derajat kesesuaian antara tes dan atribut yang
akan diukur.
Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata
rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran
yang reliabel. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti kepercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung
dalam konsep reliabilitas adalah seberapa jauh hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Menurut Widiastuti, (2015: 10) reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti
kepercayaan, ketrandalan, keajegan, kesetabilan, konsistensi, dan sebagainya. Namun ide
pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya.
Validitas butir menandai bahwa butir tes dapat menjalankan fungsi
pengukurannya dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari seberapa besar peran yang
diberikan oleh butir soal tes tersebut dalam mencapai skor seluruh tes. Validitas
butir,dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point biserial. Korelasi ini
untuk menguji validitas butir tes dengan skor benar 1 dan skor salah 0. Reliabilitas suatu
tes pada hakikatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang didalamnya berupa
seperangkat butir soal apabila diberikan berulangkali pada objek yang sama. Suatu tes
dikatakan reliabel apabila dilakukan beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang
relatif sama

E. Penilaian PAN dan PAP


1. Penilaian Acuan Normatif (PAN)
Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran didasarkan
padatingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai
dikelompok itu.
Contoh:
a. Suatu kelompok peserta didik (siswa) terdiri dari 9 orang mendapat skor (nilai mentah):50, 45, 45, 40,
40, 40, 35, 35, 30Dari skor mentah ini dapat dibaca bahwa perolehan tertinggi adalah 50 dan
perolehan terendahadalah 30. Dengan nilai tertinggi diberikan terhadap skor tertinggi, misalnya
10.Secara proporsional skor di atas dapat diberi nilai 10, 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.Cara lain ialah dengan
menghitung persentase jawaban benar yang dijawab oleh setiap siswa.Kemudian kepada siswa yang
memperoleh persentase tertinggi diberikan nilai tertinggi. Jikaskor (nilai mentah) di atas didapat dari
60 butir pertanyaan atau skor maksimalnya 60
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) didasarkan pada adanya tujuan instruksional yang dapat diukur.Tujuan
inilah yang dipedomani untuk melaksanakan pembelajaran dan untuk mengembangkan(menulis) alat
ukur. Dengan kata lain apa yang direncanakan, maka dilaksanakan dalam proses pembelajaran dan
diukur untuk menentukan apakah proses pembelajaran sudah mencapai tujuan.Dengan PAP
setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya.Bimbingan individual untuk
meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapatdirancang, demikian pula untuk
memantapkan apa yang telah dikuasainya dapatdikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa)
mendapat manfaat dari adanya PAP.Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran denganmelaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Perbedaan hasil tes akhir
dengantest awal merupakan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.Pembelajaran yang menuntut
pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana diharapkan dantermuat pada kurikulum saat ini, PAP
merupakan cara pandang yang harus diterapkan.PAP juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan, misalnya kurangterkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang
diuntungkan atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal. PAP ini
menggunakan prinsip belajar tuntas (mastery learning). Pada cara ini hanya mereka yang telah menguasai
paling sedikit sekian persen soal-soal yangditanyakan, siswa yang dianggap menguasai materi yang
ditanyakan itu. Batas kelulusan itumisalnya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebanyak 75%. Bila
hendak dikonversiterhadap nilai A, B, C, D atau E,

F. Kesulitan Belajar Pada Siswa dan Solusi


1. Cepat Bosan

Cepat bosan dapat dilihat pada sikap siswa seperti mengalihkan perhatian

ke yang lain pada saat berlangsung aktivitas belajar sehingga siswa

tampak berkeberatan untuk menjalankan aktivitas belajar. Kondisi

dirasakan siswa karena berbagai sebab di antaranya siswa merasa kurang

ada variasi dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran kurang ada variasi

baik metode, materi, cara menyajikan materi, maupun sikap guru. Hal ini

menjadikan siswa kurang merasakan adanya pengalaman baru

Solusi : Guru harus memiliki inovasi dalam menciptakan pembelajaran

yang bervariasi dan menyenagkan bagi siswa. Seperti contoh menggunkan

model pembelajaran yang mengahruskan siswa aktif dalam balajar seperti

kuis, game, dan lain-lain. Guru juga harus lebih interaktif dalam

pembelajaran sehingga siswa merasa nyaman dan senang mengikuti

pembelajaran

2. Malas

Keadaan malas merupakan hambatan belajar sehingga siswa mengalami

kesulitan belajar. Sikap malas terlihat pada perilaku siswa yang enggan

untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Hasil FGD

mengungkapkan sikap malas terlihat pada sikap siswa menunda-nunda

tugas sehingga tidak menyelesaikan tugas tepat waktu. Hal sama


dikemukakan informan penelitian “Siswa suka menunda-nunda

mengerjakan tugas, biasa terlambat mengerjakan tugas” (Interview Sl).

Solusi : Sikap malas merupakan cerminan dari kurang adanya motivasi.

Motivasi memegang peranan penting dalam keberhasilan belajar siswa,

karena motivasi merupakan salah satu jenis motivasi, yakni motivasi yang

dihasilkan oleh siswa yang disadari atau tidak disadari, dan motivasi

tersebut dapat berasal dari motivasi internal atu eksternal, sehingga

diharapkan untuk melakukan tindakan. Sebagai guru harus memiliki

kemampuan untuk memotivasi siswa dengan cara yang nyaman dan lebih

fresh agar siswa dapat meningkat motivasinya.

Anda mungkin juga menyukai