Anda di halaman 1dari 78

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS DAN KERJASAMA BADAN USAHA

Nama Mahasiswa : 1. Haura Rifqa Hascarjani (7233520008)

2. Latifah Hanum Meilany (7233220027)

3. Putri Wulandari Nasution (7233520024)

4. Rio Manuel Matthew Siregar (7233220024)

5. Sarah Agustin Siahaan (7233220013)

Dosen Pengampu : Dr. Kustoro Budiarta, ME

Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2024
Bentuk-bentuk badan usaha
Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum) dan ekonomis yang menggunakan modal
dan tenaga kerja untuk mencari keuntungan. Adapun beberapa hal yang diperlukan
untuk mendirikan suatu badan usaha, diantaranya Produk dan jasa yang nantinya akan
dijual atau diperdagangkan, Cara pemasaran produk atau jasa yang akan
diperdagangkan, Penentuan mengenai harga pokok dan harga jual pada produk ataupun
jasa, Kebutuhan akan tenaga kerja, Organisasi Internal, Pembelanjaan, dan jenis dari
badan usaha yang akan dipilih. Bentuk kepemilikan adalah bentuk kegiatan bisnis
dilihat dari siapa pemilik / pendirinya, sumber modalnya, apa tujuan pendiriannya,
sehingga terdapat bermacam-macam bentuk kepemilikan bisnis. Dengan demikian
setiap bentuk kepemilikan bisnis, seuai dengan misi yang dibawa oleh masing-masing
bisnis tersebut. Organisasi bisnis secara garis besar dapat dibedakan dalam tiga jenis
badan usaha berikut: perusahaan perseorangan, perkongsian (partnership) dan perseroan
terbatas (corporation). Selain itu di dalam setiap perekonomian perseroan juga akan
dijumpai perusahaan koperasi, perusahaan pemerintah (BUMN) dan organisasi yang
tidak mencari keuntungan. Berikut ini akan diuraikan masing-masing bentuk
badan usaha tersebut.

A. Perusahaan Perseorangan
Usaha perseorangan merupakan bentuk badan usaha yang banyak digunakan di
Indonesia. Badan usaha ini biasanya dipakai untuk jenis kegiatan usaha yang kecil,
maupun ketika ingin memulai mengadakan kegiatan usaha. Pada umumnya, usaha
prseorangan memiliki modal yang sangat kecil, yang dipergunakan selama masa proses
produksi kegiatan usaha.

Berikut ini adalah Contoh struktur Perusahaan perseorangan


PEMILIK
USAHA

PEGAWAI PEGAWAI PEGAWAI

Beberapa contoh usaha perseorangan yaitu, jasa salon, les privat, usaha air isi
ulang, jasa fotografer, editor, dan beberapa jenis usaha yang dikelola oleh satu orang
saja.

Setiap Perusahaan, pasti memiliki laporan keuangan. Baik itu perseorangan


maupun jenis badan usaha lain. Laporan keuangan dari Perusahaan perseorangan
mencerminkan Kesehatan keuangan dan kinerja bisnis dari sudut pandang meilik
Tunggal. Meskipun Perusahaan perseorangan meungkin memiliki struktur yang lebih
sederhana daripada Perusahaan dengan bentuk lainnya, laporan keuangan tetap penting
untuk memantau dan mengevaluasi kinerja keuagan.

Komponen utama dalam laporan keuangan ialah sebagai berikut:

1. laporan laba rugi, yang berisikan ringkasan pendapatan dan pengeluaran selama
periode tertentu. Mencakup seluruh beban, pendapatan, penjualan dan juga
kerugian/keuntungan yang diperoleh Perusahaan.

2. laporan neraca, menyajikan posisi keuangan Perusahaan pada akhir periode tertentu.
Laporan ini mencakup seluruh asset (penambahan/penyusutan) utang, dan juga modal
pemilik yang terdapat diperusahaan tersebut.

3. laporan arus kas, menggambarkan aliran masuk dan keluar kas selama periode
tertentu.
4. catatan laporan keuangan, berisi informasi tambahan dan penjelasan tentang item-
item dalam laporan keuangan seperti kebijakan akuntansi, asumsi, dan esimasi yang
digunakan.

Laporan keuangan Perusahaan perseorangan sangatlah penting untuk memantau


Kesehatan keuangan bisnis dan memberikan Keputusan yang tepat. Selain itu, laporan
keuangan dalam Perusahaan perseorangan juga diperlukan untuk menentukan
perpajakan, pinjaman, dan pelaporan kepada pihak eksternal Perusahaan.

kelebihan Perusahaan perseorangan:

- Kendali penuh, pemilik Tunggal memiliki kendali penuh atas semua Keputusan
yang akan diambil, tanpa perlu berkonsultasi dengan siapapun. Dengan kendali
penuh, maka memungkinkan seseorang untuk dapat mengontrol Perusahaan
dengan fleksibilitas tanpa memikirkan pendapat orang lain.
- Kepemilikan penuh atas laba Perusahaan, pemilik Tunggal dari Perusahaan
perseorangan memiliki hak penuh atas seluruh laba yang dihasilkan oleh
Perusahaan tanpa memikirkan investor/pemodallain.
- Kecepatan pengambilan Keputusan, pengambilan Keputusan jauh lebih cepat
dengan adanya fleksibilitas tanpa mendengar/memperhatikan pendapat
seseorang.

Kekurangan Perusahaan perseorangan

- Tanggung jawab pribadi yang tidak terbatas, pemilik Tunggal Perusahaan


perseorangan bertanggung jawab secara pribadi atas segala aktivitas yang
dilakukan oleh pekerja, dan juga dapat menyebabkan kerugian risiko finansial
yang sangat besar apabila Perusahaan mengalami kebangkrutan/pailit.
- Keterbatasan sumber daya, Perusahaan perseorangan sering kali menghadapi
yang namanya keterbatasan finansial, manusia dan pemikiran yang membatasi
pertumbuhan dan kemampuan Perusahaan.
- Kesulitan mendapatkan modal, pemilik Perusahaan perseorangan akan
kesulitan mendapatkan modal untuk menunjang segala aktivitas Perusahaan dan
pengembangan atau perluasan bisnis.

Berikut ini adalah contoh profil Perusahaan Perseorangan (contoh bersifat fiktif)
Profil

Nama Perusahaan : Toko Buku “Baca Cepat”

Jenis Perusahaan : Perusahaan Perseorangan

Berdiri Sejak : 2010

Pemilik : Ani Widodo

Website : www.bacacepat.com

Email : info@bacacepat

Alamat Perusahaan : Jl. Pahlawan No.123, Kota Baru, Jakarta Selatan.

Jumlah Pegawai : 2 orang, Ani Widodo (pemilik) dan 1 staf penjualan

Area Pemasaran : lokal & online

Target Pemasaran : pelajar, mahasiswa, pecinta buku, orang tua & anak-anak.

Toko buku “baca Cepat” merupakan usaha perseorangan yang berlokasi di pusat
kota. Berdiri sejak 15 februari 2010, toko ini telah menjadi destinasi utama bagi para
pecinta buku di daerah sekitarnya. Toko ini didirikan oleh Ani Widodo dengan visi
untuk menyrediakan akses mudah dan nyaman dan berbagai koleksi buku bagi
Masyarakat lokal.

Toko ini menyediakan berbagai macam buku mulai dari fiksi, non-fiksi, buku
pelejaran, hingga buku anak-anak. Selain penjualan buku, toko ini juga menyediakan
layanan bacaan di tempat dengan suasana yang nyaman dan kopi gratis untuk para
pelanggan yang ingin membaca buku mereka.

Sejak awal terbentuk hingga sekarang, toko ini telah memberikan banyak
kontribusi dan juga pelayanan yang baik kepada para pelanggannya. Dibuktikan dengan
banyaknya komentar positif yang timbul dibeberapa media sosial Masyarakat
sekitar/pelanggan yang datang berkunjung ke tempat ini. Dan juga berbagai respon
positif di media sosial toko tersebut.
Usaha yang telah didirikan oleh ibu Ani ini berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi para pelanggannya walaupun hanya memiliki 2 orang pekerja
(termasuk pemilik), tetapi usaha ini terus berkembang hingga mampu mengirimkan
beberapa koleksi buku kepada orang-orang yang membutuhkan pengajaran membaca
seperti Yayasan panti asuhan dan Pesantren yang ada disekitar alamat toko tersebut.

B. Perusahaan Perkongsian
Perusahaan perkongsian tidak jauh berbeda dengan perusahaan perseorangan. Dimana
di jalankan oleh pemilk-pemiliknya. Salah satu dorongan penting untuk
mengembangkan usaha perkongsian adalah untuk menggabungkan sumber daya yang
dimilki oleh masing-masing pendirinya atau untuk melakukan kerja sama di bidang
usaha yang diminati bersama. Perusahaan perkongsian adakalanya timbul dari
perkongsian antara pemilik modal dan beberapa orang lain yang memiliki keahlian di
bidang yang dikembangkan. Alternative lain yang sering berlaku adalah: beberapa
orang yang mempunyai keahlian yang sama, mendirikan perusahaan. Contoh dari
perusahaan perkongsian adalaha perusahaan klinik beberapa dokter, atau perusahaan
advokat (pengacara).
Perusahaan perkongsian dapat dibagi kedalam dua bentuk, yaitu:
a. Perkongsian umum, adalah jenis usaha bersama dimana setiap kongsinnya
aktif turut menjalankan kegiatan usaha dan sepenuhnya bertanggung jawab
terhadap utang dan tanggung jawab lain yang ditangung perusahaan. Berarti
sekiranya harta perusahaan tidak mencukupi untuk menutup utang, harta tiap
pemilik dapat di gunakan untuk melunasinya.
Dalam perkongsian umum, setiap kongsinnya bertanggung jawab secara sepenuhnya
terhadap kegiatan usaha dan harta perusahaan tidak mencukupi untuk menutup utang,
harta tiap pemilik dapat digunakan untuk melunasinya. Perkongsian umum biasanya
dibentuk oleh dua atau lebih orang untuk menjalankan perniagaan secara bersama
Perusahaan perkongsian umum memiliki beberapa ciri yang menjadikannya berbeda
dengan perusahaan perseorangan, seperti:
 Perhubungan: Perkongsian umum adalah suatu perhubungan yang wujud antara
beberapa orang
 Perniagaan: Perhubungan ini memerlukan beberapa orang bagi mewujudkan
hubungan tersebut
 Kewajiban dan Tanggung Jawab: Setiap kongsinnya bertanggung jawab secara
sepenuhnya terhadap kegiatan usaha dan harta perusahaan
 Harta Perusahaan: Harta perusahaan tidak mencukupi untuk menutup utang,
harta tiap pemilik dapat digunakan untuk melunasinya
Dalam perkongsian umum, ketidakmampuan suatu perkongsian dapat menyebabkan
perkongsian kehilangan hak untuk mendakwa. Perkongsian umum biasanya dibentuk
oleh dua atau lebih orang yang mempunyai keahlian yang sama, seperti perusahaan
klinik beberapa dokter, atau perusahaan advokat (pengacara)
b. Perkongsian terbatas, adalah usaha milik bebrapa orang, akan tetapi hanya
seseorang atau sebagian kongsi saja yang bertindak sebagai general partner.
Yang dimaksud general partner adalah anggota perkongsian yang menjalankan
kegiatan perusahaan dan sepenuhnya bertanggung jawab atas utang perusahaan.
Tanggung jawab general partner tidak terbatas (unlimited liability). Anggota
perkongsian yang lain, yang dapat digolongkan sebagai silent partner atau
anggota perkongsian yang tidak aktif, tidak melakukan kegiatan perusahaan
sehari-hari dan pada umumnya menjadi anggota perkongsian dengan membeli
saham perkongsian.
Tanggung jawabnya hanya terbatas pasa saham kongsi yang di tanamkannya (limitied
liability) dan oleh karena ciri ini mereka juga sering disebut sebagai limitied partner.
Badan Hukum: Perkongsian terbatas adalah badan hukum yang memiliki kewajiban
(hutang) dan kekayaan sendiri. Perusahaan ini memiliki tiga jenis modal, yaitu modal
ditempatkan, modal dasar, dan modal disetor.
 Modal ditempatkan adalah jumlah saham yang sudah diambil atau disetorkan
oleh pendiri atau pemegang saham, yang dapat berupa uang, barang, atau jasa.
Modal ditempatkan harus dibayarkan atau disetorkan ke dalam kas perseroan
terbatas
 Modal dasar adalah seluruh nilai nominal saham perseroan yang disebut dalam
anggaran dasar. Jumlah modal dasar perseroan pada prinsipnya merupakan total
jumlah saham yang bisa diterbitkan oleh perusahaan
 Modal disetor adalah saham yang memang ada (nyata) dan telah disetorkan ke
dalam perseroan. Modal disetor harus diumumkan melalui surat kabar dalam
waktu 14 hari setelah akta pendirian ditandatangani atau setelah penyetoran
saham
Pemilik perusahaan ini memiliki tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham
yang dimiliki. Perusahaan terbatas memiliki modal dan ukuran yang besar. Perusahaan
terbatas memiliki kekuatan yang lebih tinggi dalam menahan kebangkrutan. Pemilik
perusahaan terbatas memiliki kebebasan dan fleksibilitas dalam mengambil keputusan
Perkongsian terbatas memiliki beberapa keunggulan, seperti memiliki modal yang lebih
besar dan kekuatan yang lebih tinggi dalam menahan kebangkrutan. Namun, juga
memiliki beberapa keburukan, seperti kekurangan dalam manajemen dan kekurangan
kesulitan dalam mengatur kegiatan perusahaan

Karakteristik Perusahaan Perkongsian


1. Persekutuan: Perusahaan perkongsian adalah persekutuan antara beberapa orang
yang bersama-sama bertanggung jawab untuk menjalankan usaha bersama-sama
2. Modal: Perusahaan perkongsian memiliki tiga jenis modal: modal dasar, modal
ditempatkan, dan modal disetor
3. Kewajiban dan Tanggung Jawab: Setiap kongsinnya bertanggung jawab secara
sepenuhnya terhadap kegiatan usaha dan harta perusahaan
4. Ketentuan Syariah: Dalam perkongsian, ketentuan syariah harus dipatuhi, seperti
rukun akad, rukun orang, rukun pokok pekerjaan, dan rukun kesepakatan bagi
hasil
5. Ikhtiar dan Paksaan: Perkongsian perusahaan dapat berupa perkongsian ikhtiar,
yang muncul karena adanya kontrak antara pihak-pihak, atau perkongsian
paksaan, yang ditetapkan kepada pihak-pihak yang bukan disebabkan oleh
perbuatan mereka
6. Hukum dan Legalitas: Perusahaan perkongsian harus mengikuti hukum dan
legalitas yang berlaku, seperti mengikuti bentuk badan usaha yang telah diatur di
Indonesia
7. Bentuk dan Jenis: Dalam perkongsian, terdapat beberapa bentuk dan jenis,
seperti perkongsian mudharabah, perkongsian inan, perkongsian abdan,
perkongsian wujuh, dan perkongsian muwafadhah
8. Kepentingan dan Bidang Usaha: Dalam perkongsian, pihak-pihak yang terlibat
harus mempunyai kepentingan dalam mengadakan perserikatan dan harus
bergerak dalam bidang usaha yang dijelaskan dalam akad perkongsian
9. Kewajiban dan Tanggung Jawab: Dalam perkongsian, setiap pihak yang terlibat
memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang teratur dan teratur dalam
menjalankan usaha

Perusahaan perkongsian adalah sebuah cara yang efektif untuk mengumpulkan modal,
keterampilan, dan kepemilikan usaha bersama-sama. Ini memungkinkan pihak-pihak
yang terlibat untuk menjadi lebih efisien dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi
dalam usaha yang dikelola secara individu
1. Firma
Berdasarkan Pasal 16 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) adalah setiap
perusahaan yang dibangun atau didirikan dibawah nama bersama atau Firma sebagai
nama/ brand/ merek yang dipakai untuk berdagang bersama-sama guna menjalankan
suatu perusahaan. Firma ("partnership") adalah suatu usaha bersama antara dua orang
atau lebih yang dimaksudkan untuk menjalankan suatu usaha di bawah suatu nama
bersama. Perusahaan dalam bentuk firma ini diawal penyebutan namanya sering
disingkat dengan "Fa". Misalnya, "Fa. Hasan & Co". Setiap partner dalam suatu firma
dapat mengikat dan bertindak untuk dan atas nama perusahaan, sungguhpun ke dalam
mungkin ada pembagian tugas diantara para partner. Misalnya, ada partner yang
menjadi semacam managing partner. Penggunaan nama bersama untuk nama
perusahaan dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
1. Menggunakan nama seorang sekutu, misalnya Fa Haji Tawi.
2. Menggunakan nama seorang sekutu dengan tambahan yang menunjukkan anggota
keluarganya, misalnya Firma Ibrahim About and Brothers, disingkat Fa Ibrahim Aboud
& Bros. Artinya, perusahaan persekutuan ini beranggota Ibrahim Aboud dan saudara-
saudaranya (adik beradik).
3. Menggunakan himpunan nama semua sekutu secara singkatan, misalnya Fa Astra
(singkatan Ali, Sumarni, Tantowi, Rafi'ah, dan Astaman).
4. Menggunakan nama bidang usaha, misalnya Fa Ayam Buras yang kegiatan usahanya
beternak ayam bukan ras.
5. Menggunakan nama lain, misalnya Fa Serasan Sekate, Fa musi Jaya, Fa Sumber
Rejeki.

Pada firma, kepribadian para sekutu yang bersifat kekeluargaan sangat diutamakan. Hal
ini dapat dimaklumi karena sekutu dalam persekutuan firma adalah anggota keluarga
ataupun teman sejawat, yang bekerja sama secara aktif menjalankan perusahaan
mencari keuntungan bersama dengan tanggung jawab bersama secara pribadi.

 Ciri-ciri Firma
Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:
a) Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
b) Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
c) Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
d) Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
e) Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan
harta pribadi.

 Jenis- Jenis Firma


Firma terbagi menjadi 4 Jenis, yaitu:
a) Firma Dagang
Firma Dagang dibentuk untuk menjalankan usaha di industri perdangangan. Kegiatan
utamanya adalah membeli dan menjual barang. Beberapa contoh Firma Dagang
diantaranya adalah:
o Perusahaan Nike
o Perusahaan Diadora
o Perusahaan Crocs
b) Firma Non-Dagang
Firma Non-Dagan didirikan untuk menjalankan usaha di industri jasa. Kegiatannya
adalah menjual produk jasa. Beberapa contoh firma Non-dagang diantaranya:
o Firma Hukum (konsultan hukum, kantor pengacara, dan lain-lain)
o Firma Akuntansi (kantor akuntan publik)
o Konsultan Bisnis, dan lain-lain
c) Firma Umum (General Partnership)
Firma umum adalah firma dimana para anggotanya memiliki kekuasaan yang tak
terbatas. Para anggota firma umum memiliki tanggungjawab atas berjalannya
operasional perusahaan, baik itu kewajiban hutang dan piutang.
Firma Terbatas (Limited Partnership)
Limited Partnership adalah firma dimana para anggotanya memiliki kekuasaan terbatas
atas perusahaan. Selain itu, tanggungjawab dan kewajiban para anggota juga terbatas.
Beberapa contoh firma terbatas:
o Firma Indo Eternity
o Firma Multi Marketing
o Firma Panghudi Luhur
o Firma Sumber Rezeki
 Karakteristik Firma
Di dalam firma semua anggota adalah pemilik yang sekaligus merangkap pengelola
yang secara langsung aktif melaksanakan usaha perusahaan. Karena hal tersebut, maka
firma memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan bentuk organisasi
perusahaan yang lain. Drebin (1982) membagi karakteristik Firma itu menjadi 5 yaitu:
1. Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan usaha
firma merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada salah seorang
anggota beroperasi dalam bidang usaha firma, maka secara tidak langsung
anggota tersebut mewakili anggota firma yang lain.
2. Limited Life (umur terbatas), firma yang didirikan oleh beberapa anggota
memiliki umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar
berarti firma tersebut dınyatakan bubar secara hokum, demikian juga apabila ada
anggota baru yang bergabung Firma dinyatakan masih beroperasi atau bubar jika
tidak ada perubahan dalam komposisi keanggotaannya.
3. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tiak terbatas),
tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang dimiliki firma
saja, tapi juga sampai harta milik pribadi para anggota firma. Jadi jika dalam
keadaan tertentu firma memiliki hutang pada kreditur dan firma tersebut tidak
mampu membayar karena jumlah kekayaan tidak mencukupi maka kreditur
berhak menagih kepada para anggota firma sampai harta milik pribadi.
4. Ownership of an Interest in a Partnership, bahwa kekayaan setiap anggota yang
sudah ditanamkan dalam firma merupakan kekayaan bersama dan tidak dapat
dipisahkan secara jelas. Masing-masing anggota adalah sebagai pemilik bersama
atas kekayaan Firma. Tanpa seijin naggota lain, anggota lain tidak boleh
menggunakan kekayaan firma. Hak anggota terhadap kekayaan firma akan
terlihat dalam saldo modal akhir para anggota firma yang terdiri dari unsur-
unsur sebagai berikut penanaman modal awal, penanaman modal tambahan,
pengambilan prive, penambahan dari pembagian laba, dan pengurangan dari
pembagian rugi.
5. Participating in Partnership Profit, laba atau rugi sebagai hasil operasi Firma
akan dibagikan kepada setiap anggota firma berdasarkan partisipasi para anggota
didalam firma. Jika ada seorang anggota yang aktif menjalankan usaha firma,
maka anggota tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada
anggota lain meskipun modal yang ditanamkan lebih kecil dari pada modal yang
di tanam oleh anggota yang tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas
persetujuan anggota lainnya. Ketentuan mengenai besarnya pembagian laba rugi
ini harus dicantumkan secara rinci dan jelas dalam akte pendirian firma tersebut.
 Tata Cara Pendirian Firma
a. Proses pendirian Firma berdasarkan KUHD dan KUHPerdata. Dalam pasal 22 KUHD
disebutkan bahwa:
1) Persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik. Artinya Firma tidak
memungkinkan atau dikhawatirkan untuk disangkalkan kepada pihak ketiga
2) bila akta otentik tersebut tidak ada kemudian selanjutnya, setelah akta pendirian
dibuat maka harus kita daftarkan ke Kepaniteraan Pengadilan Negeri di daerah tempat
dimana Firma akan didirikan/berkedudukan. Dalam pasal 23 KUHD dan pasal 28
KUHD.
3) Selanjutnya akta pendirian tersebut diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Catatan: "Selama akta pendirian belum di umumkan atau di daftarkan, berdasarkan
Pasal 29 KUHD adalah Firma akan dianggap pihak ketiga akan sebagai persekutuan
umum yang menjalankan segala macam usaha dan didirikan untuk jangka waktu yang
tidak terbatas, serta semua sekutu berwenang menandatangani berbagai surat untuk
Firma ini seperti yang dimaksud dalam pasal tersebut"
b. Isi akta pendirian firma
Pasal 26 KUHD menyebutkan isi ikhtisar resmi akta pendirian Firma yang harus
memuat 5 hal di bawah ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu Firma.
2. Pernyataan Firmanya, yaitu berisi tentang kriteria Firma yang menunjukan
bahwa persekutuan itu umum atau hanya terbatas pada suatu cabang khusus
perusahaan tertentu. Apabila Firma tersebut hanya terbatas pada suatu cabang
khusus maka perihal ini hartus dijelaskan dengan menunjukan cabang khusus
itu.
3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama
Firma.
4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.
5. Dan selanjutnya, bagian-bagian dari perjanjiannya pada umumnya harus
menyatakan tentang penentuan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.
c. Tahapan Pendirian Firma
Proses pendirian suatu firma terbagi ke dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap Akta Otentik
Suatu firma harus didirikan dengan suatu akta otentik, dalam hal ini dengan suatu akta
notaris. Apabila suatu firma tidak didirikan dengan akta otentik, maka hal tersebut tidak
berpengaruh terhadap pihak ketiga. Artinya, ketidakadaan akta otentik tersebut tidak
boleh dipergunakan sebagai alasan yang merugikan pihak ketiga.
2. Tahap Pendaftaran Akta Firma
Setelah akta firma dibuat dengan akkta notaris, maka akta firma tersebut harus
didaftarkan dalam suatu register khusus yang tersedia di kepaniteraan Pengadilan
Negeri di wilayahnya firma tersebut mempunyai tempat kedudukan.
3. Tahap Pengumuman dalam Berita Negara
Satu petikan akta firma harus pula diumumkan dalam Berita Negara agar pihak ketiga
mengetahuinya dan agar perusahaan firma tersebut berlaku dan mengikat pihak ketiga.

 Sistem Tanggung Jawab Sekutu dalam Firma


Dalam Persekutuan Firma (Fa) hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu sekutu
komplementer atau Firmant Sekutu komplementer menjalankan perusahaan dan
mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga sehingga bertanggung jawab pribadi
untuk keseluruhan. Pasal 17 KUHD menyebutkan bahwa dalam anggaran dasar harus
ditegaskan apakah di antara para sekutu ada yang tidak diperkenankan bertindak keluar
untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga. Meskipun sekutu kerja
tersebut dikeluarkan wewenangnya atau tidak diberi wewenang untuk mengadakan
hubungan hukum dengan pihak ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan sifat
tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan, sebagaimana diatur dalam Pasal 18 KUHD.

Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu komplementer dalam CV, yaitu:
a) Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan;
b) Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga; dan
c) Memiliki tanggungjawab tidak terbatas.
Adapun yang dimaksud dengan sekutu komplementer adalah Sekutu Aktif, yaitu sekutu
yang bertugas mengurus perusahaan dan bertanggungjawab tidak terbatas atau pribadi.
Tugas dari sekutu ini sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi berbeda dalam hal
tanggung jawabnya. Pada Firma tanggungjawab tidak terbatas pada tiap-tiap anggota
secara tanggung-menanggung, bertanggungjawab untuk seluruhnya atas perikatan Firma
yang disebut dengan Tanggung Jawab Solider. Secara garis besar, tanggung jawab
sekutu (pesero) dalam Firma adalah tanggung jawab setiap pesero untuk semua pesero,
atau biasa disebut tanggung jawab renteng, yaitu setiap pesero diberikan kewenangan
untuk bertindak secara langsung, tanpa persetujuan pesero lain, atas nama firma.
Kewenangan dapat dibatasi dengan diadakan penegasan dalam anggaran dasar, hal ini
merupakan jalan keluar terhadap ketentuan pasal 17 KUHD.
"Pasal 17 KUHD-menjelaskan bahwa dalam Firma terdapat 2 macam Sekutu, yaitu
Sekutu yang DIKECUALIKAN dan Sekutu yang TIDAK DIKECUALIKAN. Dan
anggota sekutu yang dikecualikan TIDAK BERHAK untuk menjadi Pengurus, dan
hanya anggota sekutu yang tidak dikecualikan yang berhak untuk mengurus"

Tanggung jawab persero dalam Firma dibedakan menjadi tanggung jawab ekstern
(keluar) dan tanggung jawab intern (di dalam).
1. Tanggung Jawab Ekstern
Menurut pasal 18 KUHD adalah tanggung jawab atas semua perikatan persekutuan
meskipun dibuat sekutu lain, termasuk perikatan-perikatan yang timbul karena
perbuatan melawan hukum. Pertanggung jawaban itu menjadi tanggung jawab pesero
secara bersama-sama sebagai akibat perbuatan yang disebabkan karena salah seorang
atau beberapa pesero.
2. Tanggung Jawab Intern
Tanggung jawab intern pesero seimbang dengan pemasukannya

 Kelebihan Firma
Suatu badan usaha pastilah memiliki kelebihannya masing-masing, berikut adalah
kelebihan dari Firma:
i. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah
untuk memperluas usahanya.
ii. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang
lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.
iii. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara
para anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga
keputusan-keputusan menjadi lebih baik
iv. Tergabung alasan-alasan rasional.
v. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.
vi. Prosedur pendirian relative mudah.
vii. Pimpinan dalam firma bisa dibagi sesuai dengan keahlian masing-masing.
viii. Kelangsungan pada badan usaha lebih terjamin.
ix. Pinjaman untuk modal lebih mudah didaptkan
x. Modal firma lebih besar dibandingkan dengan sebuah usaha perorangan
 Kekurangan Firma
Dibalik kelebihan-kelebihan yang ada, suatu badan usaha pastilah memiliki
kekurangannya masing-masing, kekurangan dari Firma ialah:
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.
2. Contoh: Anggota Investasi Dalam Toko Pengecer Kekayaan Pribadi A = Rp.
400.000, B = Rp. 200.000, C = Rp. 100.000. Dengan berbagai macam alasan, toko
tersebut mempunyai hutang sebesar Rp. 800.000. modal yang ditanamkan oleh para
anggota hanya sebesar Rp. 700.000 dipakai untuk melunasi hutang tersebut. Sisa hutang
sebesar Rp. 100.000 harus dibayar dari kekayaan pribadi. Karena A dan B tidak
memiliki kekayaan pribadi, maka sisa hutang tersebut harus dibayar oleh C.
3. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan
timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
4. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
5. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota
keluar, maka firma pun bubar.
6. Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma.
7. Sulit dalam mengambil suatu keputusan karena adanya suatu perbedaan pendapat dari
kedua pemimpin
8. Kesalahan pada sesorang anggota harus ditanggung bersama
9. Tidak adanya pemisah harta kekayaan antara hak milik dengan Firma. Bila
mengalami bangkrut, maka harta pribadi ikut dipertanggungkan.

 Hubungan Hukum Firma


1. Hubungan Hukum antara Sekutu Firma
Setiap sekutu mempunyai hak dan kewajiban terhadap persekutuan. Hak dan tanggung
jawab sekutu firma, ialah:
o Setiap anggota berhak untuk melakukan pengumuman dan bertindak keluar atas
nama firma;
o Perjanjian yang dibuat oleh seorang anggota, juga mengikat anggota lainnya;
o Segala sesuatu yang diperoleh oleh seorang anggota menjadi harta firma, dan
o Tiap-tiap anggota secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk
seluruhnya atas perikatan firma yang disebut dengan tanggung jawab solider.
Hubungan hukum antara sekutu-sekutu dalam firma meliputi ketentuan-ketentuan
berikut ini:
a) Semua sekutu memutuskan dan menetapkan dalam akta sekutu yang di tunjuk sebgai
pengurus firma
b) Semua sekutu berhak melihat atau mengontrol pembukuan firma
c) Semua sekutu memberikan persetujuan jika persekutuan firma menambah sekutu
baru
d) Penggantian kedudukan sekutu dapat diperkenankan jika diatur dalam akta pendirian
e) Seorang sekutu dapat menggugat persekutuan firma apabila ia berposisi sebagai
kreditur firma dan pemenuhannya disediakan dari kas persekutuan firma.

2. Hubungan Hukum antara Sekutu Firma dengan Pihak Ketiga


Hubungan hukum antara sekutu firma dengan pihak ketiga meliputi ketentuan:
Sekutu yang telah keluar secara ah masih dapat dituntut oleh pihak ketiga dasar
perjanjian yang belum dibereskan pembayarannya. Setiap sekutu berwenang
mengadakan perikatan dengan pihak ketiga bagi kepentingan persekutuan, kecuali jika
sekutu itu dikeluarkan dari kewenangan itu. Setiap sekutu bertanggung jawab secara
pribadi atas semua perikatan persekutuan firma, meskipun di buat oleh sekutu lain,
termasuk juga perikatan karena perbuatan melawan hukum. Apabila seorang sekutu
menolak penagihan dengan alasan persekutuan firma tidak ada karena tidak ada akta
pendirian, maka pihak ketiga itu dapat membuktikan adanya persekutuan firma dengan
segala macam alat pembuktian. Tanggung jawab para sekutu terhadap pihak ketiga tidak
di laksanakan secara langsung, artinya segala hutang persekutuan firma dipenuhi
terlebih dahulu dari kas persekutuan firma. Apabila kas tidak mencukupi, maka
kekayaan pribadi masing-masing sekutu dipertanggungjawabkan sampai hutang
terpenuhi semua.

3.Hubungan Hukum dan Tanggung Jawab


Sekutu yang ditunjuk atau diberi kuasa untuk menjalankan tugas pengurus ditentukan
dalam anggaran dasar (akta pendirian firma). Jika belum ditentukan, pengurus harus
ditentukandalam aka tersendiri dan didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negri
setempat serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara. Hal ini penting supaya
pihak ketiga dapat mengetahui siapa yang menjadi pengurus yang berhubungan
dngannya. Dalam anggaran dasar atau akta penetapan pengurus ditentukan juga bahwa
pengurus berhak bertindak keluar atas nama firma (Pasal 17 KUHD). Jika tidak ada
ketentuan, setiap sekutu dapat mewakili firma yang mengikat juga para sekutu lain
sepanjang mengenai perbuatan bagi kepentingan firma (Pasal 18 KUHD). Akan tetapi,
kekuasaan tertinggi dalam firma ada di tanggan semua sekutu. Mereka memutuskan
segala masalah dengan musyawarah berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam
anggaran dasar firma. Hubungan hukum ke dalam (internal) antara sesame sekutu firma
meliputi butir-butir yang ditentukan berikut ini:
a) Semua sekutu memutus dan menetapkan dalam anggaran dasar sekutu yang ditunjuk
sebagai pengurus firma;
b) Semua sekutu berhak melihat atau mengontrol pembukuan firma (Pasal 12 KUHD);
c) Semua sekutu memberikan persetujuan jika firma menambah sekutu baru (Pasal 1641
KUHPer); dan
d) Penggantian kedudukan sekutu dapat diperkenankan jika diatur dalam anggaran
dasar, Seorang sekutu dapat menggugat firma apabila ia berposisi sebagai kreditor firma
dan pemenuhannya disediakan dari kas firma.
Hubungan hukum keluar (eksternal) antara sekutu firma dan pihak ketiga meliputi butir-
butir yang ditentukan berikut ini :
a) Sekutu yang sudah keluar secara sah masih dapat dituntut oleh pihak ketiga atas dasar
perjanjian yang belum dilunasi pembayarannya (Arrest Hoog gerechtshof20 februari
1930);
b) Setiap sekutu wenang mengadakan perikatan dengan pihak ketiga bagi kepentingan
firma, kecuali jika sekutu itu dikeluarkan dari kewenangannya (pasal 17 KUHD);
c) Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua perikatan firma, yang
dibuat oleh sekutu lain, termasuk juga perikatan karena melawan hukum
(Pasal 18 KUHD); dan
d) Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan firma tidak ada karena
tidak ada akta pendirian, pihak ketiga itu dapat membuktikan adanya firma dengan
segala macam alat pembuktian (Pasal 22 KUHD).
Menurut Van Ophuijsen (1936), seorang notaris di Batavia, tanggung jawab para sekutu
terhadap pihak ketiga tidak dilaksanakan secara langsung, artinya segala utang firma
dipenuhi lebih dahulu dari uang kas firma. Apabila uang kas tidak mencukupi, barulah
diberlakukan pasal 18 KUHD bahwa kekayaan pribadi masing- masing sekutu
dipertanggungjawabkan sampai utang terpenuhi semuanya. Demikianlah hasil penelitian
yang dilakukan oleh Van Ophuijsen terhadap praktik firma.

2. Persekutuan Komanditer / CV
Pengertian CV / Persekutuan Komanditer adalah suatu bentuk badan usaha persekutuan
yang didirikan oleh dua orang atau lebih dimana beberapa anggotanya memiliki
tanggung jawab yang tak terbatas dan sebagian anggota lainnya memiliki tanggung
jawab yang terbatas. CV adalah singkatan dari Commanditaire Vennootschap, yaitu
jenis badan usaha persekutuan yang belum memiliki badan hukum. Pendirian CV atau
Persekutuan Komanditer adalah menggunakan akta dan harus didaftarkan. Menurut para
ahli pengertian CV atau Persekutuan Komanditer adalah suatu badan usaha yang
mempersekutukan modal dari dua orang atau lebih yang terbagi dalam dua jenis sekutu.
Para pemilik modal pada CV atau Persekutuan Komanditer dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif.
 Sekutu Aktif (Komplementer), yaitu sekutu yang menjalankan perusahaan dan
memiliki hak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga.
 Sekutu Pasif (Komanditer), yaitu sekutu yang hanya menyerahkan modal dalam
persekutuan dan tidak turut campur dalam kepengurusan, maupun kegiatan perusahaan.

 CIRI-CIRI CV / PERSEKUTUAN KOMANDITER


Kita dapat mengenali suatu badan usaha adalah Persekutuan Komanditer (CV) dilihat
dari karakteristiknya. Mengacu pada pengertian CV di atas, berikut ini adalah ciri-ciri
CV tersebut:
 Terdapat dua jenis keanggotaan dalam CV, yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif.
 Sekutu aktif adalah anggota yang berperan menjalankan perusahaan.
 Sekutu pasif adalah anggota yang hanya menanamkan modal usaha tanpa turut serta
dalam menjalan perusahaan.
 Sekutu aktif memiliki tanggungjawab yang tidak terbatas.
 Sekutu pasif memiliki tanggungjawab hanya sebesar modal yang ditanamkan kepada
perusahaan.

 JENIS-JENIS CV / PERSEKUTUAN KOMANDITER


Persekutuan Komanditer (CV) dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya
adalah:
1. Persekutuan Komanditer Murni Ini adalah bentuk persekutuan komanditer dimana di
dalamnya hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan sekutu lainnya adalah
sekutu komanditer.
2. Persekutuan Komanditer Campuran Ini bentuk persekutuan komanditer yang berasal
dari bentuk firma jika firma memerlukan modal tambahan. Sekutu firma menjadi sekutu
komplementer sedangkan sekutu lainnya adalah sekutu komanditer.
3. Persekutuan Komanditer Bersaham Ini adalah bentuk persekutuan komanditer yang
mengeluarkan saham yang tidak bisa diperjualbelikan dimana sekutu komplementer dan
sekutu komanditer mengambil satu saham atau lebih.. Alasan dikeluarkan saham
tersebut adalah untuk mencegah terjadinya modal beku karena dalam persekutuan
komanditer tidak mudah untuk menarik modal yang telah diserahkan.

 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CV / PERSEKUTUAN


KOMANDITER
Badan usaha terbentuk CV / Persekutuan Komanditer memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri. Sesuai dengan dengan pengertian CV di atas, berikut ini adalah
kelebihan dan kekurangan bentuk usaha CV:
Kelebihan CV / Persekutuan Komanditer
 Proses pendiriannya tergolong mudah.
 Kemampuan manajemen badan usaha berbentuk CV umumnya lebih besar.
 Bentuk usaha CV cenderung lebih mudah mendapatkan modal dari perbankan karena
lebih dipercaya.
 Biasanya CV lebih mudah berkembang karena manajemennya dapat diisi oleh
profesional sehingga pengelolaannya lebih baik.
 Resiko perusahaan dapat ditanggung secara bersama-sama oleh sekutu.
2. Kekurangan CV / Persekutuan Komanditer
 Operasional CV tergantung pada sekutu aktif yang bertindak sebagai pemimpin sekutu
sehingga kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu.
 Modal yang telah disetorkan ke perusahaan sangat sulit untuk ditarik kembali.
 Mudah terjadi konflik antara sekutu pengusaha di dalam CV.

 UNSUR-UNSUR CV / PERSEKUTUAN KOMANDITER


Unsur CV Sebagai perkumpulan :
 Sebagai Kepentingan bersama
 Sebagai Kehendak bersama
 Mempunyai Tujuan bersama
 Mempunyai Kerja sama
Unsur CV Sebagai persekutuan perdata :
 Sebagai Perjanjian timbal balik
 Sebagai Inbreng
 Sebagai Pembagian keuntungan
Unsur kekhususan persekutuan komanditer Persekutuan komanditera adalah suatu suatu
persekutuan firma dengan bentuk khusus.Bentuk khususnya adalah adanya sekutu
komanditer.

 Sifat Persekutuan Komanditer (CV) :


 Sulit untuk menarik modal yang sudah disetor.
 Modal yang besar karena didirikan banyak pihak.
 Gampang mendapatkan sebuah kridit pinjaman.
 Ada anggota aktif yang mempunyai tanggungjawab tidak terbtas dan ada yang pasif
tinggal menunggu keuntungan.
 Relatif tidak sulit untuk didirikan.
 Kelangsungan hidup perusahaan CV tidak menentu.

 LANGKAH-LANGKAH PENDIRIAN CV / PERSEKUTUAN


KOMANDITER
 Pembuatan akta dan pendirian CV.
 Pembuatan surat keterangan domisili perusahaan.
 Pembuatan nomor pokok wajib pajak (NPWP).
 Pembuatan surat ijin usaha perdagangan (SIUP).
 Pembuatan tanda daftar perusahaan.
Dengan demikian, berkas dokumen yang kita dapatkan meliputi:
1) Akta pendirian CV
2) Surat Keterangan Domisili Perusahaan
3) NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak)
4) Pengesahan Pengadilan
5) SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan)
6) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

C. Perusahaan Perseroan Terbatas


PERSEROAN TERBATAS (PT)
Perseroan Terbatas (PT) yang dulunya disebut juga dengan Naamloze
Vennootschaap (NV) adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki
modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham
yang dimilikinya. Perseroan Terbatas (PT) merupakan perserikatan beberapa pengusaha
swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama, dimana perusahaan
memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke
perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan. Dalam sebuah organisasi PT ada
Direksi, Komisaris, dan para pemegang saham.
Menurut Undang-Undang No. 40 tahun 2007, pengertian PT adalah badan hukum
yang di dirikan berdasarkan dari perjanjian untuk melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi kedalam saham dan memenuhi persyaratan yang
telah dtetapkan. Berikut ini adalah contoh dari PT (Perusahaan Terbatas) di Indonesia:
a. PT.Pertamina (persero)
b. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
c. PT Bank Mandiri Tbk
PT adalah sebuah perseroan terbatas yang memiliki beberapa ciri ciri yang unik. Berikut
adalah ciri-ciri PT:
1. Pimpinan (eksekutif perusahaan) dipimpin oleh dewan direksi.
PT merupakan sebuah perseroan terbatas yang dipimpin oleh arahan yang dianggap
sebagai pemimpin utama. Direksi yang dipilih oleh dewan arah adalah pemimpin
yang berwujud dan dianggap sebagai direktur utama PT. Ciri-ciri PT yang dipimpin
oleh arahan yang dianggap sebagai pemimpin utama meliputi:
 Kekuasaan tertinggi terletak pada rapat umum pemegang saham (RUPS).
 Pemilik saham akan mendapatkan keuntungan saham dalam bentuk dividen.
 Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab atas perusahaan sebanyak
modal saham yang ditanamkan.
 Direksi adalah pemimpin utama perusahaan PT.
 Perusahaan PT tidak memperoleh fasilitas apapun dari negara.
 RUPS atau Rapat Umum Pemegang saham akan menentukan kekuasaan
tertinggi perusahaan PT.
 Direksi yang dipilih oleh dewan arah adalah pemimpin utama PT yang berwujud
dan memiliki tanggung jawab terhadap pemegang saham dan pihak-pihak lain yang
terkait dengan perusahaan. Direksi memiliki kewajiban untuk menjamin keuntungan
saham dan menjamin kesejahteraan pemegang saham.
2. Dewan direksi dipilih oleh pemegang saham
Ciri PT dewan arahan yang dipilih oleh pemegang saham adalah sebagai komponen
yang sangat penting dalam perusahaan, karena tanpa dewan arahan, sebuah
perusahaan tidak dapat berjalan. Dewan direksi adalah sekelompok individu yang
dipilih oleh pemegang saham untuk menjalankan pengurusan perusahaan sesuai
dengan maksud dan tujuan perusahaan yang tercantum dalam anggaran dasar. Setiap
perusahaan publik diwajibkan memiliki setidaknya 2 anggota dewan direktur, dengan
salah satu di antaranya diangkat menjadi direktur utama atau presiden direkturPara
arah ini dipilih oleh pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).
3. Pendirian dengan akte notaris badan hukum
Akta notaris dalam pendirian PT merupakan dokumen yang dibuat dan disahkan oleh
notaris terkait dengan pendirian perusahaan. Akta pendirian PT berisi tentang
informasi lengkap mengenai usaha yang akan dijalankan, nama perusahaan, nama
pemilik modal, besaran modal dasar, hingga struktur kepengurusan. Pendirian PT
harus dilakukan melalui akta pendirian, yang harus dibuat di muka notaris dan
disahkan oleh Menteri untuk mendapatkan status badan hukum. Akta pendirian PT
merupakan dokumen yang wajib diperoleh untuk memperoleh status badan hukum
dan melindungi hak dan kewajiban perusahaan.
4. Merupakan suatu usaha skala besar
Dari segi ini, PT merupakan usaha skala besar, yang memiliki struktur organisasi
yang terstruktur, kepengurusan yang berkelanjutan, kontrol dan pengawasan yang
kuat, dan hak dan kewajiban yang terpisah dari pengurusnya.
5. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemegang saham
PT merupakan badan hukum yang memiliki kekayaan terpisah dari kekayaan pribadi
pemegang saham. Maksudnya adalah bahwa kekayaan perusahaan PT tidak hanya
merupakan kekayaan pribadi dari pemegang saham, tetapi sebagian dari kekayaan
tersebut milik PT. Hal ini disebabkan karena PT memiliki kewajiban dan hak yang
terpisah dari kewajiban dan hak pengurusnya.
6. Akumulasi modal besar
Dari segi ini, PT dengan akumulasi modal besar merupakan perusahaan yang
memiliki kumpulan modal yang besar, yang dapat digunakan untuk membangun
usaha, membeli peralatan, atau untuk investasi. Hal ini dapat membantu memperkuat
posisi perusahaan di pasar dan membantu mencapai tujuan usaha
Ada beberapa jenis-jenis PT atau Perseroan Terbatas, diantaranya
7. PT Terbuka
PT terbuka yaitu suatu jenis Perseroan terbatas yang dimana sahamnya boleh dibeli
atau dipunyai oleh umum. Biasanya saham Perseroan terbatas pada jenis ini
kepemilikannya atas unjuk bukan atas nama, jadi mudah untuk menjual dan membeli
sahamnya.
8. PT Tertutup
PT Tertutup yaitu suatu jenis Perseroan Terbatas yang dimana sahamnya hanya bisa
dipunyai oleh orang-orang atau kalangan tertentu saja dan tidak menjualnya kepada
masyarakat umum. Biasanya pada jenis dari Perseroan Terbatas ini hanya dipunyai
oleh keluarga ataupun kalangan tertentu.
9. PT Domestik
PT domestik yaitu suatu jenis Perseroan Terbatas yang berdiri sekaligus menjalankan
suatu kegiatannya di dalam negeri dan harus mematuhi sebuah aturan-aturan yang
berlaku di wilayah negara RI.
10. PT Perseorangan
PT perseorangan merupakan suatu jenis Perseroan Terbatas yang sahamnya sudah
dikeluarkan hanya dipunyai oleh satu orang saja. Orang yang mempunyai saham
tersebut juga sebagai direktur di perusahaan. Jadi orang tersebut akan mempunyai
kekuasaan yang tunggal, maksudnya menguasai wewenang direktur sekaligus Rapat
Umum Pemegang Saham.
11. PT Asing
Perseroan Terbatas atau PT asing yaiu suatu jenis perseroan terbatas yang didirikan
di luar negri atau negara lain dengan mematuhi suatu peraturan yang berlaku di
negara tersebut. Tapi bila ada orang asing yang mendirikan Perseroan Terbatas di
wilayah negara RI maka perusahaan atau pemodal asing tersebut tentunya harus
mematuhi bentuk PT sesuai dengan aturan yang berlaku dan juga harus mematuhi
sebuah peraturan atau hukum yang berlaku di negara RI.
12. PT Umum atau PT Publik
PT Umum atau PT Publik yaitu suatu jenis Perseroan Terbatas yang kepemilikan
sahamnya bebas bisa dipunyai oleh siapa saja dan juga bisa terdaftar di bursa efek
Saham yang dikeluarkan oleh suatu. Perseroan terbatas pada pada pokoknya dapat
digolongkan ke dalam dua jenis saham, yaitu:
a. Saham biasa ( common stock)
Saham biasa merupakan bentuk pemilihan tanpa hak istimewa. Artinya, para
pemilik akan memperoleh pembagian keuntungan (dalam.bentuk dividen) hanya
apabila perusahaan memperoleh laba. Saham biasa adalah saham yang
mempunyai hak suara untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai
segala hal yang berkaitan dengan pengurusan perseroan, mempunyai hak untuk
menerima dividen yang dibagikan, dan menerima sisa kekayaan hasil likuidasi.
Terkait dengan hak suara yang dimiliki oleh pemegang saham biasa, hal ini juga
dapat dimiliki oleh pemegang saham klasifikasi lainnya.
b. Saham istimewa ( preferred stock)
Apabila terdapat saham yang memiliki hak khusus selain dari hak yang
diberikan Pasal 52 UU PT, maka anggaran dasar perseroan wajib menetapkan
salah satu diantaranya sebagai saham biasa Saham prioritas menurut M. Yahya
Harahap dalam buku Hukum Perseroan Terbatas adalah saham yang
memberikan hak berbicara khusus kepada pemiliknya. Pemegang saham
prioritas diberi hak untuk mencalonkan anggota direksi dan/atau anggota dewan
komisaris dan hak ini tidak diberikan kepada pemilik klasifikasi saham lainnya.
Hubungan antara PT (perusahaan terbatas) dengan akuntansi adalah erat karena setiap
kegiatan perusahaan yang terukur harus dicatat dalam laporan keuangan (akuntansi).
Akuntansi berfungsi sebagai sumber informasi keuangan perusahaan, membantu
menghubungkan perusahaan dengan pihak proses penjualan beli, investasi, dan
transaksi lainnya. Data akuntansi memberikan informasi akuntansi kepada pihak vendor
atau investor untuk kemudahan pengambilan keputusan terkait investasi. Akuntansi juga
membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi dan merumuskan strategi
yang tepat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, akuntansi juga
diperlukan agar tidak terjadi penyelewengan dana dalam setiap kegiatan perusahaan.
Peran akuntansi dalam pengukuran kegiatan perusahaan adalah penting karena
akuntansi menyediakan informasi keuangan yang relevan, seperti laporan laba rugi,
neraca, dan arus kas, yang menjadi dasar bagi manajemen dalam kelancaran kinerja
keuangan perusahaan. Dengan menggunakan data akuntansi, manajemen dapat
mengidentifikasi tren keuangan, mengukur kinerja bisnis, dan mengambil keputusan
strategi untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. Akuntansi juga berperan dalam
memastikan adanya pengendalian internal yang efektif dalam perusahaan. Pengendalian
internal membantu mencegah dan mendeteksi kondisi, kesalahan, dan aset. Dengan
penerapan akuntansi yang baik, perusahaan dapat menciptakan prosedur dan kebijakan
yang dapat meningkatkan pengamanan aset dan mencegah kerugian finansial. Peranan
akuntansi dalam perusahaan adalah sangat penting dan mempengaruhi berbagai aspek
kegiatan bisnis. Berikut adalah beberapa peran utama akuntansi dalam perusahaan:
 Pemantauan Keuangan
Akuntansi membantu perusahaan untuk memantau kondisi keuangan mereka
secara berkala. Dengan mencatat transaksi keuangan, perusahaan dapat
menghasilkan laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan
arus kas yang memberikan gambaran tentang kesehatan keuangan perusahaan.
 Pengambilan Keputusan
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan strategis. Misalnya, laporan keuangan dapat digunakan
untuk mengevaluasi kinerja bisnis, mengidentifikasi tren, dan menilai proyeksi
keuangan di masa depan.
 Pemenuhan Kewajiban Hukum dan Perpajakan
Akuntansi membantu perusahaan dalam mengatur kewajiban hukum dan
perpajakan. Dengan mengikuti aturan dan regulasi terkait pelaporan keuangan
dan pembayaran pajak, perusahaan dapat menjamin bahwa kegiatan bisnis
mereka berjalan dengan tepat dan teratur.
 Evaluasi
Akuntansi membantu perusahaan dalam evaluasi kinerja bisnis dan menilai
kinerja keuangan di masa lalu dan di masa depan. Dengan analisis data
keuangan, perusahaan dapat mengetahui trend yang berlangsung dan mengambil
langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja bisnis.
 Pengelolaan Keuangan
Akuntansi membantu perusahaan dalam pengelolaan keuangan sehari-hari.
Dengan mencatat transaksi keuangan, perusahaan dapat memantau arus lalu
lintas keuangan dan membuat pengelolaan keuangan yang efisien dan akurat.
 Analisis Lanjutan
Akuntansi membantu perusahaan dalam analisis lanjutan yang diperlukan untuk
mengambil keputusan strategis. Dengan analisis data keuangan, perusahaan
dapat membuat proyeksi keuangan di masa depan dan menentukan langkah-
langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis.
 Pelaporan Keuangan
Akuntansi membantu perusahaan dalam pelaporan keuangan yang diperlukan
untuk pemilik perusahaan, investor, kreditor, dan pihak-pihak lain yang terkait
dengan kegiatan bisnis. Dengan laporan keuangan yang transparan dan akurat,
perusahaan dapat memastikan bahwa informasi keuangan yang diberikan adalah
benar dan relevan.
 Pengukuran Kinerja
Akuntansi membantu perusahaan dalam pengukuran kinerja keuangan. Dengan
mencatat data keuangan, perusahaan dapat mengetahui kinerja keuangan di masa
lalu dan di masa depan, serta mengidentifikasi trend yang berlangsung.
 Pengelolaan Risiko
Akuntansi membantu perusahaan dalam pengelolaan risiko keuangan. Dengan
analisis data keuangan, perusahaan dapat mengetahui risiko yang mungkin
terjadi dan mengambil langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kesetiaan
keuangan.
 Pengembangan Bisnis
Akuntansi membantu perusahaan dalam pengembangan bisnis. Dengan analisis
data keuangan, perusahaan dapat mengetahui trend yang berlangsung,
mengidentifikasi kesempatan bisnis, dan mengambil langkah yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja bisnis.
Dengan memahami dan menggunakan peranan akuntansi dalam perusahaan, perusahaan
dapat memastikan bahwa keuangan mereka berjalan dengan tepat, teratur, dan
transparan, serta membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang strategis dan
membuat bisnis lebih baik.

BEBERAPA BADAN USAHA LAIN


Ketiga badan usaha yang dipaparkan di atas merupakan badan usaha yang utama dalam
setiap perekonomian. Di samping itu dapat pula dijumpai tiga badan usaha yang lain,
yaitu badan usaha milik pemerintah, koperasi dan badan usaha yang dijalankan bukan
untuk mencari keuntungan.
1. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)
BUMN merupakan jenis perusahaan yang dimiliki oleh negara di Indonesia. Sementara
kepanjangan dari BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara. BUMN adalah salah satu
pelaku kegiatan ekonomi yang penting didalam perekonomian nasional. Perusahaan
BUMN bersama pelaku ekonomi lain yaitu swasta dan koperasi merupakan bentuk
bangun demokrasi dan ekonomi yang akan terus dikembnagkan secara bertahap dan
berkelanjutan. Secara sederhana BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara, melalui penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan. Pada awalnya BUMN adalah perusahaaan
negara, namun seiring berjalannya waktu namanya berganti menjadi Badan Usaha Milik
Negara atau BUMN. BUMN didirikan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera
diberbagai bidang, dengan demikian BUMN diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
rakyat disegala lini. Berbagai kebutuhan yang pemenuhannya dikelola oleh perusahaan
BUMN meliputi kesehatan,transportasi, konstruksi, energi, pertambangan dan mineral,
pertanian, perikanan, perkebunan, keuangan, dan lain – lain. Pemenuhan kebutuhan
tersebut kemudian dikelola secara profesional dan dikomersialkan kepada publik. Dari
usaha yang dilakukan tersebutlah BUMN mendapatkan keuntungan. Contoh BUMN di
Indonesia meliputi PT Telkom Indonesia (telekomunikasi), PT PLN (energi listrik), PT
Pertamina (minyak dan gas), dan PT Garuda Indonesia (maskapai penerbangan).
BUMN biasanya memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi negara dan
umumnya diatur oleh undang-undang serta kebijakan pemerintah.
Perusahaan pemerintah digolongkan kepada dua golongan utama yaitu:
1. Perusahaan pusat
Perusahaan ini merupakan perusahaan yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah
pusat atau federal. Perusahaan ini memiliki cakupan nasional atau bahkan internasional
dalam hal operasi dan layanan yang mereka sediakan. Contohnya perusahaan
perkebunan yang dimiliki oleh pemerintah yang beroperasi di berbagai propinsi.
2. Perusahaan Daerah:
Merupakan perusahaan yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah daerah atau
lokal, seperti kabupaten atau kota. Perusahaan ini biasanya fokus pada penyediaan
layanan dan infrastruktur untuk masyarakat di tingkat lokal. Contoh dari perusahaan
daerah adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Perusahaan yang didirikan oleh pemerintah pusat dibedakan dalam beberapa bentuk
badan usaha, seperti :
1. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan jawatan, dikenal sebagai Perjan, adalah bentuk badan usaha milik negara
yang seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah. Perjan adalah jenis perusahaan yang
dimiliki oleh negara dan berorientasi pada pelayanan masyarakat, dengan tujuan untuk
memberi pelayanan kepada masyarakat dengan tarif yang relatif murah, sehingga selalu
merugi. Sekarang sudah tidak ada lagi perusahaan BUMN yang menggunakan model
perjan dikarenakan besarnya biaya untuk memelihara perjan perjan tersebut.
Ciri – ciri perusahaan jawatan :
 Pendapatan sendiri : Perusahaan tersebut menghasilkan pendapatan dari layanan
atau produk yang ditawarkan tanpa bergantung sepenuhnya pada subsidi atau
dana dari pemerintah
 Memperoleh subsidi dari pemerintah : Meskipun memiliki pendapatan sendiri,
perusahaan tersebut mungkin juga mendapatkan subsidi atau dukungan finansial
tambahan dari pemerintah.
 pegawainya tergolong sebagai pegawai pemerintah : Pegawai perusahaan
tersebut mungkin dianggap sebagai pegawai pemerintah atau memiliki status
serupa dalam hal kebijakan dan ketentuan kerja.
 gajinya tidak berbeda dengan gaji pegawai pemerintah : Gaji yang diterima oleh
pegawai perusahaan jawatan tersebut tidak berbeda jauh dengan gaji yang
diterima oleh pegawai pemerintah dengan tingkat atau jabatan yang setara.
Contoh perusahaan jawatan adalah PJKA(Perusahaan Jawatan Kereta Api) yang kini
berganti menjadi PT.KAI
2. Perusahaan Umum (Perum)
Perum merupakan perusahaan jawatan yang sudah diubah. Perusahaan Umum
(PERUM) merupakan badan usaha milik negara, yang seluruh modalnya dimiliki oleh
negara dan tidak terbagi atas saham. Tujuannya tidak lagi berorientasi pelayanan tetapi
sudah profit oriented. Perum dikelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai
pegawai negeri. Perusahaan ini menjalankan fungsi yang tidak banyak berbeda dengan
perjan yaitu memberi pelayanan kepada masyarakat. tetapi jasa yang diberikan tidak
sepenting seperti jasa perusahaan perjan. Oleh sebab itu, perum diharapkan
perusahaannya dapat beroperasi tanpa subsidi dari pemerintah. bahkan perusahaan ini
diharapkan dapat memperoleh keuntungan dan dapat memberi sumbangan pendapatan
kepada masyarakat. Namun perusahaan masih merugi meskipun status perjan diubah
menjadi perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual sebagian saham perum tersebut
kepada publik(go publik) dan statusnya diubah menjadi persero.
3. Perusahaan Perseroan Terbatas Milik Negara (Persero)
Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah. Persero
merupakan perusahaan milik pemerintah yang dalam organisasinya perusahaan dibentuk
sebagai Perseroan Terbatas (PT). Akan tetapi sahamnya bukan dimiliki swasta tetapi
sepenuhya dimiliki pemerintah. Sebagai implikasi dari bentuk badan usaha seperti ini
anggota dewan komisaris akan dipilih oleh pemerintah dan juga para direkturnya
ditentukan oleh pemerintah. Pegawai perusahaan lainnya ditentukan oleh pimpinan
perusahaan. Berbeda dengan perum dan perjan, tujuan didirikannya persero yaitu
dengan tujuan utama untuk mencari keuntungan bagi pemegang sahamnya, yang bisa
berupa individu, lembaga keuangan, atau entitas lainnya. Namun, selain mencari
keuntungan, perusahaan perseroan juga memiliki tanggung jawab sosial untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat umum. Ini bisa berupa penyediaan produk
atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, serta keterlibatan dalam kegiatan sosial atau
program kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Dengan demikian, perusahaan
perseroan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat secara
seimbang.
Modal pendirian persero berasal sebagian atau seluruhnya dari kekayaan negara yang
dipisahkan berupa saham-saham. Persero dipimpin oleh direksi, sedangkan para
pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta. Badan usaha ini ditulis dengan PT<nama
perusahaan>(persero). Persero ini tidak memperoleh fasilitas negara.
Contoh dari perusahaan persero adalah Jasa Marga, Pertamina, Penerbangan Garuda.

 KARAKTERISTIK BUMN
1. Bersifat membantu pemerintah dalam membangun public utilities:
BUMN membantu pemerintah dalam membangun public utilities. Public utilities yaitu
pada infrastruktur dan layanan vital yang diperlukan oleh masyarakat, seperti listrik, air
bersih, transportasi, telekomunikasi, dan sebagainya. BUMN diberi mandat oleh
pemerintah untuk mengelola dan menyediakan layanan ini kepada masyarakat dengan
tujuan untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan keberlanjutan layanan tersebut
untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, BUMN memiliki peran strategis untuk
mendukung pembangunan infrastruktur dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
2. Menghasilkan barang karena pertimbangan keamanan dan kerahasiaan harus
dikuasai negara.
Kemampuan untuk menghasilkan barang-barang dianggap penting karena pertimbangan
keamanan dan kerahasiaan yang harus dikuasai oleh negara. Hal ini terkait dengan
produksi barang-barang strategis yang berkaitan dengan kepentingan nasional, seperti
senjata, peralatan militer, bahan peledak, dan teknologi keamanan lainnya. Dalam hal
ini, BUMN dapat menjadi alat untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara dengan
mengendalikan produksi dan distribusi barang-barang tersebut.
3. Melaksanakan kebijakan strategis pemerintah :
BUMN memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan strategis yang
ditetapkan oleh pemerintah. Biasanya mencakup berbagai aspek, seperti kebijakan
ekonomi, kebijakan industri, kebijakan ketenagakerjaan, dan kebijakan lingkungan,
sesuai dengan bidang usaha dan mandat yang diberikan kepada BUMN tersebut. BUMN
diharapkan bisa untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan-tujuan strategis pemerintah
melalui kegiatan operasionalnya dan pengambilan keputusan yang sejalan dengan
kebijakan yang ditetapkan.
4. Tujuan melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat:
untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, dilakukan melalui
berbagai cara, seperti menyediakan layanan publik yang berkualitas, memastikan
ketersediaan barang-barang vital dengan harga yang terjangkau, serta berkontribusi pada
pembangunan infrastruktur yang meningkatkan aksesibilitas dan keamanan masyarakat
terhadap fasilitas penting seperti transportasi, energi, dan air bersih. Dengan hal
tersebut, BUMN diharapkan dapat berperan dengan benar dalam meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
5. Usaha bersifat komersial dan fungsinya dapat dilakukan swasta:
Meskipun dimiliki oleh negara, BUMN juga beroperasi secara komersial, artinya
BUMN diharapkan dapat beroperasi secara efisien dan menghasilkan keuntungan.
Namun, fungsi BUMN ini bisa dijalankan oleh sektor swasta jika memungkinkan.

 Hubungan Akuntansi dengan BUMN


Akuntansi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran penting dalam
menjaga pengelolaan keuangan yang efisien, menyediakan pelaporan yang transparan,
pengendalian internal, dan pemenuhan kewajiban pajak. Akuntansi BUMN bertanggung
jawab untuk mencatat dan mengelola semua transaksi keuangan perusahaan,
menyediakan data yang akurat dan terperinci, menyusun laporan keuangan yang
transparan dan sesuai dengan standar akuntansi, memastikan prosedur dan kebijakan
keuangan diikuti dengan ketat, dan memastikan pemenuhan kewajiban pajak
perusahaan. Akuntansi BUMN juga memiliki tugas dalam sistem pengendalian internal,
laporan keuangan, dan pengelolaan barang milik negara. Akuntansi dapat membantu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pengelolaan keuangan dengan beberapa
cara:
1. Membantu dalam pembuatan laporan keuangan: Akuntansi memiliki peranan dalam
pembuatan laporan keuangan yang transparan dan sesuai dengan standar akuntansi.
Laporan keuangan ini digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan,
mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaian dengan pengelolaan obyek, mulai
dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai pertanggungjawaban.
2. Membantu dalam pengendalian internal: Akuntansi memiliki peranan dalam
pengendalian internal, yang memastikan prosedur dan kebijakan keuangan diikuti
dengan ketat. Ini membantu mencegah risiko keuangan dan penyalahgunaan dana.
3. Membantu dalam pemenuhan kewajiban pajak: Akuntansi memiliki peranan dalam
pemenuhan kewajiban pajak perusahaan, yang penting untuk memastikan perusahaan
membayar pajak yang dikehendaki
4. Membantu dalam pengelolaan keuangan negara: Akuntansi memiliki peranan dalam
pengelolaan keuangan negara, yang membantu meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas serta kinerja pemerintah.
5. Membantu dalam pengembangan karier: Akuntansi memiliki peranan dalam
pengembangan karier, menyediakan peluang pengalaman diversifikasi, pengembangan
keterampilan mendalam, dan kesempatan karier yang berkelanjutan
Dengan berbagai peranan tersebut, akuntansi dapat membantu BUMN dalam
pengelolaan keuangan yang efisien, pelaporan yang transparan, pengendalian internal,
pemenuhan kewajiban pajak, pengelolaan keuangan negara, dan pengembangan karier.
2. KOPERASI
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
yang memberikan kebebasan kepada anggotanya dalam kerjasama yang bersifat
kekeluargaan, menjalankan usaha dalam rangka mencapai tujuan ekonomi atau mencari
keuntungan demi memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Keanggotaan koperasi didasarkan kesamaan kepentingan
dengan unsur elemen anggota pengelola koperasi yang diantaranya:
1. Anggota koperasi
Anggota koperasi adalah merupakan individu-individu atau koperasi- koperasi
yang menjadi bagian dari koperasi tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan. Sebagai anggota koperasi wajib membayar sejumlah uang untuk
simpanan pokok dan simpanan wajib.
2. Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi adalah orang-orang yang dipilih untuk masa jabatan paling
lama lima tahun sesuai dengan anggaran koperasi. Sepertiga anggota pengurus
koperasi dapat dipilih dari orang-orang yang bukan anggota koperasi, sedangkan
sisanya sebesar dua pertiga adalah harus benar-benar berasal dari anggota
koperasi. Pengurus koperasi memiliki tugas dan tanggungjawab untuk
menjalankan dan melaksanakan segala hal yang tercantum dalam keputusan
anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan rapat anggota. Pengurus koperasi
bertanggungjawab langsung kepada rapat anggota.
3. Rapat Anggota
Rapat anggota adalah pihak yang memegang kekuasaan yang paling tinggi
dalam struktur organisasi koperasi. Rapat anggota koperasi membuat berbagai
keputusan strategis koperasi seperti kebijakan koperasi, anggaran dasar,
anggaran rumah tangga, anggaran kerja, anggaran belanja, mengesahkan laporan
neraca, mengangkat serta memberhentikan pengurus koperasi, badan pemeriksa
dan juga penasehat. Rapat anggota koperasi paling sedikit dilaksanakan setiap
satu tahun sekali dan dapat diadakan jika ada sesuatu hal yang mendesak dan
perlu diambil keputusan sesegera mungkin.
4. Badan Pemeriksa Koperasi
Badan pemeriksa koprasi adalah suatu jabatan pada koperasi yang anggotanya
dipilih dari anggota koperasi dan tidak boleh merangkap jabatan lain pada
koperasi tersebut. Badan pemeriksa memiliki tanggungjawab langsung kepada
rapat anggota koperasi. Badan pemeriksa memiliki tugas dan fungsi untuk
mengawasi dan memeriksa pembukuan keuangan dan kekayaan koperasi, tata
kehidupan koperasi dan juga pelaksanaan kebijakan pengurus koperasi.

Berbeda dengan badan usaha komersial pada umumnya, koperasi memiliki karakteristik
tersendiri, yaitu :
a) Koperasi dibentuk oleh anggota atas dasar kepentingan ekonomi yang sama;
Sebab sifat utama koperasi adalah sifat sosial yang merupakan kumpulan orang-
orang yang melaksanakan aktivitas ekonomi dengan keuntungan seoptimal
mungkin, bukan sebagaimana bisnis murni pada umumnya.
b) Anggota koperasi sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi
sehingga koperasi didirikan, diatur, dikelola, diawasi serta dimanfaatkan oleh
anggotanya
c) Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya;
d) Koperasi membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan usaha
anggota untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan usahanya;
e) Nilai-nilai dari koperasi, yaitu:
i. Kemandirian, dapat dilihat pula ketika ia mampu dan berwenang
memutuskan semua kegiatan yang berhubungan dengan usaha koperasi,
mampu dan berwenang mengelola seluruh kegiatan usahanya secara efektif
dan efisien, mampu mengarahkan segala sumber dana, mampu
mempengaruhi kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan usaha
koperasi, dan mampu mengatur dan mengelola para karyawan secara
mandiri.
ii. Kesetiakawanan, landasan mental koperasi Indonesia adalah kesetiakawanan
dan kesadaran pribadi. Setiap anggota harus punya rasa setia kawan dengan
anggota lainnya, juga memiliki kesadaran pribadi untuk memajukan
koperasi.
iii. Keadilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berdasarkan pada
prinsip koperasi yaitu pembagian (SHU) dilakukan secara adil. Artinya,
SHU Koperasi dibagikan merata kepada masing-masing anggotanya sesuai
dengan jasa partisipasinya. Keadilan dalam koperasi sangat mencerminkan
sila kelima dalam ruang lingkup yang kecil yaitu organisasi.
iv. Persamaan dan demokrasi. “Demokrasi” adalah setiap anggota koperasi
memiliki satu suara dan berhak ikut dalam pengambilan keputusan
dalam rapat anggota, tidak tergantung kepada besar kecilnya modal
yang diberikan. “Persamaan” adalah setiap anggota koperasi memiliki
hak dan kewajiban yang sama dalam melakukan transaksi dan
mendapatkan manfaat ekonomi dengan berkoperasi.
v. Tanggung jawab sosial, koperasi mempromosikan nilai-nilai solidaritas dan
kebersamaan di antara anggotanya. Ini menciptakan lingkungan di mana
anggota bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, meningkatkan rasa
memiliki, dan memperkuat ikatan sosial.
vi. Kepedulian terhadap orang lain, pentingnya koperasi memiliki rasa
kepedulian sosial kepada sesama dan lingkungan sekitar sebagai bentuk
harmonisasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dan menebar
manfaat kepada seluruh anggotanya.

Setiap organisasi atau badan usaha bahkan komunitas pun tentunya memiliki idealisme
dalam menjalankan operasionalnya. Sesuai dengan penjelasan diatas, dapat diketahui
bahwa koperasi sangat menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan kekeluargaan. Hal ini
terjadi karena koperasi yang memiliki idealisme yang dirangkum dalam prinsip-
prinsip koperasi yang menjelaskan esensi dan dasar kinerja koperasi sebagai badan
usaha diantaranya, yaitu :
1. Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela artinya seseorang harus sukarela menjadi
anggota koperasi (tidak ada paksaan). Bahkan untuk keluar dari keanggotaan
koperasi juga harus sukarela berdasarkan keinginan sendiri. Asalkan
mengajukan permintaan keluar sesuai syarat yang berlaku.
Keanggotaan koperasi bersifat terbuka berarti tidak ada pembatasan atau
diskriminasi untuk menjadi anggota koperasi. Siapa saja boleh menjadi anggota
koperasi, tanpa membedakan suku, agama, ras, antar budaya (SARA) maupun
jabatan.
2. Pembagian SHU sebanding dengan besarnya jasa usaha anggota
Singkatnya, SHU adalah alat untuk memberikan keuntungan secara adil bagi
anggota koperasi. Semakin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi, maka
semakin besar pula SHU yang didapatkan. Jadi dari prinsip ini untuk
mewujudkan nilai kekeluargaan dan keadilan, pembagian sisa hasil usaha
kepada anggota berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota koperasi tidak
semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi.
3. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal sifatnya terbatas (tidak
melebihi suku bunga yang berlaku di pasar) dan disesuaikan dengan kondisi
serta kemampuan koperasi. Sebab, modal dalam koperasi bukan sekedar mencari
keuntungan tetapi untuk melayani masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan
anggota koperasi.
4. Kerjasama antar koperasi
Kerjasama koperasi adalah hubungan antara perkumpulan yang beranggotakan
orang-orang atau badan-badan hukum, baik antara koperasi dengan koperasi
maupun koperasi dengan bukan koperasi dan di bidang usaha atau bukan di
bidang usaha karena untuk meningkatkan kegiatan usahannya membutuhkan
bantuan orang lain atau organisasi lain. Dimasukkannya “Cooperation Among
Cooperatives” artinya kerjasama antar koperasi ini sebagai prinsip koperasi
bukanlah tanpa alasan. Koperasi oleh masyarakat umumnya didefinisikan
sebagai wadah bagi orang-orang yang ekonominya lemah dengan sendirinya
memerlukan kerja sama di antara mereka dalam mencapai tujuan koperasi. Kerja
sama antar koperasi merupakan salah satu asas yang harus di patuhi oleh semua
jenis koperasi.
5. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Koperasi memiliki peran penting dalam mewujudkan demokrasi ekonomi, yaitu
sistem ekonomi yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang
untuk mengembangkan potensi dan kesejahteraannya. Prinsip ini mengandung
makna bahwa setiap anggota koperasi memiliki hak yang sama dalam
pengelolaan koperasi, baik dalam hal menentukan kebijakan, membuat
keputusan, maupun mengawasi jalannya koperasi. Prinsip ini juga mengakui
bahwa setiap anggota koperasi memiliki suara yang sama dalam pemilihan
pengurus dan pengawas koperasi, tanpa membedakan besaran modal yang
dimiliki. Kemudian, memberi kebebasan kepada anggota untuk masuk dan
keluar dari koperasi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka, kebebasan
menyusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi sesuai dengan
UUD 1945 dan undang-undang koperasi, serta menghormati hak dan kewajiban
anggota koperasi, menjalin kerjasama dan solidaritas dengan koperasi lain, baik
di tingkat lokal, nasional, maupun internasional untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota, masyarakat dan sebagainya.
6. Kemandirian
Mandiri artinya suatu koperasi harus berdiri sendiri tanpa bergantung pada pihak
lain yang didasarkan atas kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan,
kemampuan, dan usaha sendiri. Koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal
mengambil keputusan usaha dan organisasi. Kemandirian diartikan juga sebagai
kebebasan dalam bertanggung jawab, bersifat otonom, swadaya dan memiliki
keberanian dalam mempertanggung jawabkan segala tindakan sendiri selama
mengelola usaha dan organisasi.
7. Pendidikan Perkoperasian
Pendidikan perkoperasian merupakan salah satu prinsip koperasi yang sangat
penting untuk dilakukan oleh koperasi, karena dengan pendidikan perkoperasian,
anggota lebih dapat mengerti dan memahami apa itu koperasi, betapa besar
manfaat yang diberikan oleh koperasi dalam meningkatkan taraf hidup
anggotanya. Sebab koperasi dimiliki oleh anggota, digunakan untuk
kemanfaatan anggota dan diawasi oleh anggota dan kunci keberhasilan sebuah
koperasi ada pada sinergi antara anggota dan manajemennya. Jika partisipasi
anggota tinggi dan profesionalisme manajemen tinggi maka koperasi akan
berkembang cepat, sebaliknya jika partisipasi anggota rendah dan tidak ada
profesionalisme manajemen, maka koperasi akan mati dengan segera. Nah
dengan kegiatan penularan ilmu/pengetahuan perkoperasian serta peningkatan
keterampilan teknis yang dilakukan secara terus menerus dan kesinambungan
oleh koperasi atau pihak- pihak di luar koperasi yang terarah kepada unsur-unsur
gerakan koperasi dan masyarakat memberikan manfaat kepada anggota koperasi
dalam meningkat pengetahuan, pemahaman, kesadaran, keperilakuan dan
keterampilannya dalam berkoperasi serta masyarakat juga menjadi tahu,
mengerti dan termotivasi menjadi anggota koperasi secara sukarela.

Sehubung dengan itu, peranan koperasi yang sangat penting dalam meningkatkan taraf
perekonomian masyarakat dengan menggalang kekuatan untuk mencapai kesejahteraan
yang lebih baik, koperasi memberikan beberapa kontribusi terhadap anggotanya pada
khususnya dan juga untuk masyarakat pada umumnya.
Adapun macam-macam kontribusi koperasi untuk anggotanya :
a) Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah kontribusi wajib yang harus dibayar oleh anggota
koperasi ketika yang bersangkutan masuk menjadi anggota koperasi. Simpanan
pokok hanya dilakukan sekali selama menjadi anggota serta jumlahnya telah
ditentukan oleh koperasi. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama orang/
yang bersangkutan masih menjadi anggota dalam koperasi.
b) Simpanan Wajib
Simpanan wajib merupakan kontribusi atau iuran wajib bagi anggota yang harus
dibayar secara berkala( sebulan sekali). Uang yang masuk dalam simpanan
wajib juga tidak dapat diambil kembali kecuali anggota yang bersangkutan
berhenti dari anggota koperasi. Nah simpanan pokok dan simpanan wajib
merupakan sumber dari modal usaha koperasi
c) Simpanan Sukarela
Simpanan sukarela merupakan iuran atau kontribusi sukarela dari para anggota
yang besarnya dan waktunya tidak terikat. Pembayaran simpanan bebas bisa
dilakukan kapan saja dan simpanan sukarela ini sewaktu-waktu dapat diambil
kembali. Simpanan sukarela bersifatnya sebagai utang koperasi kepada anggota
koperasi.
Peran lain dari koperasi adalah meningkatkan pendapatan anggotanya melalui SHU
(Sisa Hasil Usaha). SHU akan diberikan kepada anggota koperasi sesuai periode yang
sudah ditentukan sebagai keuntungan yang diperoleh ketika bergabung menjadi anggota
koperasi. Besaran SHU yang diperoleh satu anggota mungkin akan berbeda dengan
anggota lainnya karena hal ini tergantung pada kontribusi anggota tersebut. Semakin
besar dan banyak kontribusi yang diberikan pada koperasi, maka semakin besar pula
SHU yang didapatkan. Sebagian anggota mungkin menjadikan hal ini sebagai
penghasilan tambahan, tapi ada juga yang menjadikannya sebagai penghasilan utama.
Paling tidak, waktu dan tenaga yang diberikan untuk koperasi memberikan hasil,
termasuk menambah besaran SHU.

Kemudian, macam-macam kontribusi koperasi untuk masyarakat, antara lain :


a) Mengembangkan kegiatan usaha masyarakat
Peran utama dari koperasi adalah mengembangkan kegiatan usaha masyarakat di
berbagai bidang, biasanya melibatkan barang yang dibutuhkan sehari-hari.
Barang yang disediakan tergantung pada bidang usaha pengadaan barang yang
dijalankan. Keberadaan koperasi bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan
yang dibutuhkan dengan harga terjangkau. Misalnya, koperasi yang bergerak
dalam bidang usaha peternakan karena anggota koperasi adalah para pemilik
ternak maka barang-barang yang disediakan adalah hal-hal terkait peternakan,
seperti pakan ternak, kandang, wadah makan, dan lain sebagainya. Koperasi bisa
menjadi sarana bagi para peternak untuk mengembangkan usahanya dengan
baik. Apalagi jika produk yang ditawarkan koperasi cukup lengkap dan
harganya pun bersaing jadi para peternak tidak perlu bingung lagi memenuhi
kebutuhan usahanya.
b) Mengurangi tingkat pengangguran
Sulitnya mendapatkan pekerjaan tentu berdampak pada jumlah pengangguran
yang semakin banyak. Keberadaan koperasi ternyata juga bermanfaat untuk
memberikan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan sehingga jumlah
pengangguran akan berkurang. Koperasi biasanya tidak hanya mencari anggota
yang ahli, tapi juga memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk belajar
mengelola usaha, seperti manajemen keuangan. Upaya ini bertujuan untuk
memberikan penghasilan setiap bulan dari pengelolaan koperasi. Kesempatan
yang diberikan koperasi untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki
anggota pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya
Manusia). Semakin terampil anggotanya maka lebih mudah untuk mencari
pekerjaan sampingan lainnya.
c) Meningkatkan taraf hidup masyarakat
Koperasi menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
menjadi lebih baik. Koperasi memberikan pekerjaan dan kesempatan bagi
anggotanya untuk berkembang sehingga akan berdampak pula pada
perekonomian yang meningkat. Kondisi ekonomi yang lebih stabil tentunya
memudahkan anggotanya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling
penting. Bukan hanya terkait pekerjaan, biasanya barang-barang yang dijual di
koperasi memiliki harga lebih terjangkau. Dengan harga barang kebutuhan
sehari-hari yang lebih terjangkau, membuat semua kalangan bisa membelinya
tanpa kesulitan. Hal inilah yang membuat koperasi berperan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
d) Membantu mencerdaskan bangsa
Umumnya, koperasi mengadakan beragam kegiatan yang bermanfaat, baik di
bidang material hingga kegiatan pendidikan terhadap anggotanya. Kegiatan
pendidikan yang biasa dilakukan koperasi adalah pelatihan keterampilan,
manajemen keuangan hingga manajemen bisnis. Pelatihan ini akan memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada anggotanya sehingga kemampuan dan
potensinya bisa berkembang. Jadi, menimba ilmu tidak harus di sekolah atau
pendidikan resmi karena koperasi juga membantu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Justru ilmu dan pengetahuan yang diberikan akan langsung diterapkan
oleh para anggota dalam mengelola koperasi. Pengaplikasian ilmu ini membuat
anggota lebih sadar terhadap pentingnya pengetahuan dalam melakukan segala
sesuatu, termasuk mengelola badan usaha. Dengan begitu, koperasi memiliki
peran yang lebih luas, baik di perekonomian negara hingga pendidikan bangsa.
e) Membangun tatanan perekonomian negara
Memberdayakan koperasi sama artinya memberdayakan masyarakat sebagai
anggotanya sehingga perekonomian nasional juga akan merasakan dampak
positifnya. Apalagi jika koperasi sudah memiliki jangkauan yang lebih luas dan
jumlah anggota makin banyak. Jika koperasi saling bekerja sama dan mampu
memberdayakan anggotanya dengan baik hingga mencapai beberapa peran
sebelumnya yang sudah dibahas maka akan lebih mudah bagi koperasi untuk
berperan aktif dalam membangun tatanan perekonomian negara. Jadi, peran
koperasi tidak hanya berpusat pada anggotanya saja, melainkan juga secara
menyeluruh terhadap negara. Keberadaan koperasi yang membantu
perekonomian negara membuat anggota koperasi harus lebih bersemangat dalam
mengelola koperasi.

Keberadaan koperasi tidak hanya berdiri begitu saja, tapi ada peraturan yang berlaku
dan harus dipatuhi oleh masyarakat. Oleh karena itu, pembentukan koperasi harus
melalui aturan yang ada sehingga ada penjelasan tentang jenis-jenisnya. Maka
koperasi dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu, Menurut derajatnya :
1. Koperasi primer
Koperasi yang anggotanya terdiri dari orang seorang sampai jumlah minimalnya
20 orang. Sebelum mencapai 20 orang maka koperasi tidak dapat didirikan.
2. Koperasi Pusat
Merupakan kumpulan dari lima koperasi primer atau lebih. Koperasi pusat ini
beranggotakan 5 atau lebih koperasi primer yang sudah berbadan hukum.
3. Koperasi Gabungan
Merupakan kumpulan koperasi pusat yang berjumlah paling sedikit 3 koperasi
pusat.
4. Induk Koperasi
Kumpulan 3 koperasi gabungan yang berbadan hukum atau lebih dengan
wilayah kerja meliputi seluruh Indonesia.
Kemudian macam-macam koperasi yang tercantum dalam UU No. 17 Tahun 2012 :
1. Koperasi konsumen
Koperasi konsumen, yakni koperasi yang diperuntukkan bagi konsumen jasa
dan barang. Pengertian mudahnya adalah koperasi ini memiliki fungsi untuk
jual beli produk atau jasa antar anggota. Dalam koperasi konsumen, anggota
memiliki dua peran, yakni sebagai pemilik sekaligus sebagai konsumen atau
pembeli dari produk atau jasa yang ditawarkan. Sebagai pemilik, anggota
koperasi bertugas untuk menyediakan produk atau jasa yang bisa ditawarkan.
Pemilihan produk atau jasa ini berdasarkan kesepakatan anggota. Sebagian
besar koperasi jenis ini menjual beragam keperluan harian makanya
Keberadaan jenis koperasi ini membantu konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya dengan harga yang lebih murah.

2. Koperasi produksi
Koperasi produsen adalah koperasi yang diperuntukkan bagi produsen barang
dan jasa untuk menjual barang produksi anggotanya. Itulah mengapa sebagian
besar anggota koperasi produsen adalah mereka yang memiliki usaha atau
bisnis produksi suatu barang dan jasa. Pada dasarnya, semua jenis-jenis
koperasi memiliki tujuan pembentukan dan layanan yang berbeda, termasuk
koperasi produsen. Keuntungan bergabung dalam koperasi produsen adalah
dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang murah. Selain itu, anggota
koperasi juga bisa menjual hasil produksinya dengan harga yang layak
sehingga peluang mendapatkan keuntungan akan lebih besar. Sesama anggota
koperasi bisa saling bertukar barang jualannya, misalnya membeli bahan baku
untuk produksi barang. Dengan prinsip kerja yang demikian, para anggota
koperasi produsen berperan sebagai pemilik sekaligus pengguna layanan dari
jasa koperasi yang ditawarkan. Tujuan utamanya tentu memberikan
keuntungan dan kesejahteraan bagi anggota koperasi produsen.
3. Koperasi simpan pinjam
Sesuai namanya, jenis koperasi ini menyediakan layanan penyimpanan dan
peminjaman bagi anggota koperasi itu sendiri. Untuk menikmati layanan
simpan pinjam yang disediakan, seseorang harus bergabung menjadi salah
satu anggota dari koperasi tersebut. Keberadaan koperasi ini menjadi solusi bagi
mereka yang memiliki kesulitan dalam hal keuangan. Anggota koperasi yang
membutuhkan uang dalam jangka pendek bisa meminta bantuan dari koperasi
untuk meminjam uang dengan ketentuan dan syarat yang berlaku. Biasanya,
koperasi memberlakukan syarat yang cukup mudah sehingga proses
peminjaman akan berjalan lebih cepat. Berbeda dengan lembaga keuangan
lainnya yang menetapkan syarat rumit untuk melakukan peminjaman
sejumlah uang. Bukan hanya itu saja, koperasi jenis ini juga memberikan
bunga yang relatif lebih rendah karena semua layanan yang diberikan
berdasarkan asas kekeluargaan yang dijunjung.
4. Koperasi pemasaran

Koperasi pemasaran adalah koperasi yang terbentuk untuk memberi bantuan


para anggotanya dalam memasarkan produknya. Status anggotanya adalah
sebagai pemilik (owner) dan penjual (seller) atau pemasar. Koperasi pemasaran
(koperasi penjualan) pada dasarnya berfungsi untuk memasarkan produk barang
maupun jasa yang mereka hasilkan. Nantinya, koperasi akan menjualkan produk
para anggota tersebut. Sementara itu, untuk pembagian keuntungannya sesuai
dengan kesepakatan bersama dan masuk ke dalam kas koperasi. Selain
keuntungan, para anggota juga akan mendapatkan pengalaman dan wawasan
tentang pemasaran yang lebih lagi. Mereka akan berkemungkinan untuk
bersaing dengan para pebisnis lainnya dengan cara yang lebih efisien.
5. Koperasi jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang aktivitasnya berfokus pada layanan atau
jasa untuk para anggota koperasi dan masyarakat sekitarnya. Anggota
koperasi menjadi pemilik seluruh aset usaha koperasi dan pengguna layanan
jasa. Koperasi berperan aktif dalam menggerakkan roda ekonomi, tidak hanya
di kalangan menengah tetapi juga di kalangan atas. Oleh karena itu, koperasi
bisa menyasar semua lapisan masyarakat.

Pada dasarnya, koperasi merupakan organisasi yang melakukan kegiatan seperti


perusahaan tetapi tujuan utamanya bukanlah mencari keuntungan dari usaha tersebut
melainkan untuk membangun, mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Semua hal yang berkaitan dengan koperasi
harus diatur secara jelas dan ditaati oleh semua anggota agar koperasi bisa berjalan
dengan lancar dan berkembang. Kalaupun ada suatu kejadian yang belum diatur
sebelumnya, maka harus ada rapat musyawarah dan disetujui oleh semua anggota. Oleh
karena tujuan tersebut koperasi sebagai badan usaha perlu menerapkan akuntabilitas.
Akuntabilitas koperasi sebagai suatu perwujudan kewajiban entitas untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu
media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Akuntabilitas ini
merupakan kewajiban pengurus atau pengelola koperasi untuk mempertanggung
jawabkan hasil kerja yang dicapai. Dengan akuntabilitas ini, tata kelola koperasi dan
usaha, serta keuangannya tertata secara baik sehingga mendapatkan kepercayaan dari
anggota, masyarakat dan pemerintah.

Lalu, dalam mengelola usaha yang diselenggarakan koperasi, keuangan merupakan hal
yang esensial dalam pelaksanaan kegiatan koperasi. Dengan begitu tentu perlu
mengadakan pengelolaan terhadap uang yang dimiliki karena apabila uang dalam suatu
koperasi tidak dikelola dengan baik, tentu pencapaian tujuan dari koperasi tersebut
akan terhambat. Untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan yang
berkesinambungan, pengelolaan keuangan koperasi menjadi aspek kritis yang harus
dikelola dengan penuh kehati-hatian. Di sinilah peranan penting akuntansi koperasi
muncul sebagai pondasi yang kokoh untuk mengoptimalkan kesejahteraan bersama.
Akuntansi koperasi adalah suatu sistem pencatatan, pengelolaan, dan pelaporan
keuangan yang digunakan oleh koperasi untuk menghasilkan informasi keuangan
yang berguna dan akurat dalam mengelola keuangan koperasi. Akuntansi koperasi
meliputi pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan, pengendalian
anggaran, dan audit keuangan.

Tujuan dari akuntansi koperasi bukan hanya sekadar kewajiban hukum dalam
menyediakan informasi keuangan melainkan alat strategis untuk mencapai tujuan
bisnis dan membangun kepercayaan di antara anggota koperasi, pihak terkait, dan
pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan koperasi. Dalam konteks ini,
akuntansi koperasi fokus dalam menerapkan praktik akuntansi yang sesuai dengan
karakteristik unik koperasi sebagai entitas bisnis berbasis keanggotaan, diantaranya:
a. Pemisahan Kepentingan
Koperasi harus mampu memisahkan kepentingan anggota sebagai pemilik
dengan kepentingan sebagai pengguna jasa atau produk koperasi. Ini
memerlukan pencatatan keuangan yang jelas dan terpisah.
b. Partisipasi Anggota
Akuntansi koperasi mencerminkan partisipasi anggota dalam pengambilan
keputusan keuangan. Ini dapat mencakup pemilihan manajemen, pembagian
sisa hasil usaha, dan penggunaan dana cadangan.
c. Prinsip Keadilan Ekonomi
Prinsip-prinsip akuntansi koperasi mendukung pencapaian keadilan ekonomi
di antara anggotanya. Misalnya, pembagian sisa hasil usaha (SHU) dapat
didasarkan pada kontribusi atau transaksi anggota dengan koperasi.
d. Pemenuhan Kebutuhan Anggota
Akuntansi koperasi mencatat transaksi keuangan yang berkontribusi pada
pemenuhan kebutuhan dan kepentingan anggota, sejalan dengan tujuan
koperasi.
e. Standar Akuntansi yang Relevan
Koperasi mengikuti standar akuntansi yang relevan untuk memastikan
pelaporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya, seperti Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) di
Indonesia.

Akuntansi memainkan peran penting dalam koperasi karena berfungsi sebagai alat
utama untuk mengelola informasi keuangan dan memberikan gambaran yang jelas
tentang kesehatan finansial koperasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
akuntansi sangat penting dalam konteks koperasi :
a) Transparansi Keuangan
Akuntansi menyediakan sarana untuk mencatat dan melaporkan semua transaksi
keuangan koperasi secara terinci dan transparan. Dengan adanya transparansi
ini, anggota koperasi dapat memahami dengan jelas bagaimana keuangan
koperasi dikelola dan digunakan.
b) Pengambilan Keputusan yang Informatif
Informasi keuangan yang dihasilkan melalui akuntansi membantu manajemen
koperasi dalam pengambilan keputusan yang lebih informtif dan tepat waktu.
Hal ini mencakup alokasi sumber daya, perencanaan anggaran, dan identifikasi
area di mana perbaikan atau peningkatan diperlukan.
c) Pertanggungjawaban dan Akuntabilitas
Akuntansi memfasilitasi pertanggungjawaban dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan koperasi. Anggota koperasi memiliki hak untuk
mengetahui bagaimana keuangan koperasi dikelola dan bagaimana keputusan
keuangan memengaruhi mereka. Dengan demikian, akuntansi membantu
membangun kepercayaan antara anggota dan manajemen.
d) Pemenuhan Kewajiban Hukum
Koperasi, seperti bentuk organisasi lainnya, memiliki kewajiban hukum untuk
menyajikan laporan keuangan yang akurat dan lengkap. Akuntansi membantu
koperasi untuk memenuhi standar akuntansi dan peraturan perpajakan yang
berlaku.
e) Pemantauan Kinerja dan Pertumbuhan
Dengan akuntansi yang baik, koperasi dapat memantau kinerja keuangan secara
berkala. Ini membantu mengidentifikasi tren, kekuatan, dan kelemahan dalam
operasi koperasi. Pemantauan ini diperlukan untuk merencanakan pertumbuhan
yang berkelanjutan.
f) Manajemen Risiko Keuangan
Akuntansi membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan yang
mungkin dihadapi koperasi. Melalui pemantauan yang cermat terhadap posisi
keuangan, koperasi dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk
mengurangi risiko finansial.
g) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang Adil
Akuntansi koperasi memainkan peran kunci dalam perhitungan dan
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota. Ini melibatkan
penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang adil dan transparan untuk
menentukan kontribusi anggota terhadap kesuksesan koperasi. Dengan kata
lain, akuntansi bukan hanya alat administratif, tetapi juga instrumen strategis
yang mendukung tujuan koperasi, termasuk pertumbuhan, kesejahteraan
anggota, dan keberlanjutan bisnis. Dengan adanya akuntansi yang efektif,
koperasi dapat menjadi entitas yang lebih tangguh dan mampu mencapai
tujuannya dengan lebih baik.

Laporan keuangan koperasi umumnya terdiri dari beberapa komponen utama yang
memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja keuangan dan posisi finansial
koperasi. Berikut adalah beberapa elemen yang biasanya termasuk dalam laporan
keuangan koperasi:
1. Neraca (Balance Sheet)
Neraca menyajikan posisi keuangan koperasi pada suatu titik waktu tertentu.
Di dalamnya mencakup aset (harta), kewajiban (utang), dan ekuitas (modal)
koperasi. Neraca membantu untuk menilai tingkat likuiditas, solvabilitas, dan
struktur keuangan koperasi.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi atau sering disebut juga sebagai laporan laba rugi atau
laporan hasil usaha, menyajikan kinerja keuangan koperasi selama suatu
periode waktu. Di dalamnya mencakup pendapatan, biaya, laba bersih, serta
hasil operasi lainnya. Laporan ini memberikan gambaran tentang apakah
koperasi tersebut menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian.
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas menggambarkan arus masuk dan keluar kas selama
periode tertentu. Laporan ini mencakup aktivitas operasi (seperti penerimaan
dari penjualan), aktivitas investasi (seperti investasi dalam aset tetap), dan
aktivitas pendanaan (seperti penerimaan pinjaman atau pembayaran dividen).
Laporan ini membantu untuk memahami bagaimana koperasi mengelola arus
kasnya.
4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)
Laporan perubahan ekuitas mencantumkan perubahan dalam ekuitas koperasi
selama suatu periode. Hal ini melibatkan kontribusi pemilik, alokasi laba
atau rugi, pembayaran dividen, dan perubahan lainnya yang memengaruhi
ekuitas koperasi.
5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to the Financial Statements)
Catatan-catatan ini memberikan informasi tambahan dan penjelasan terkait
dengan pos-pos tertentu dalam laporan keuangan. Misalnya, catatan-catatan
ini dapat menjelaskan kebijakan akuntansi yang digunakan, peristiwa yang
tidak biasa, atau risiko dan ketidakpastian yang dihadapi koperasi.
6. Laporan Auditor (Auditor’s Report)
Laporan ini disajikan oleh auditor independen yang mengevaluasi apakah
laporan keuangan memberikan gambaran yang wajar tentang posisi
keuangan dan kinerja koperasi. Laporan ini dapat memberikan keyakinan
tambahan kepada pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan.
Laporan keuangan koperasi dirancang untuk memberikan informasi yang
akurat dan relevan kepada pemangku kepentingan seperti anggota koperasi,
pihak pemberi pinjaman, dan pihak terkait lainnya. Dengan memahami dan
menganalisis laporan keuangan ini, pihak terkait dapat membuat keputusan
yang lebih informatif terkait dengan koperasi tersebut.

PENGKHUSUSAN DAN KOMBINASI BADAN USAHA


o BUSINESS COMBINATIONS
Dalam perkembangannya perusahaan perlu mengadakan kerjasama, penggabungan
dengan perusahaan lain atau berkembang sendiri tanpa mengikut sertakan peran
perusahaan lain. Sebab, dalam dunia bisnis kerjasama dapat menjadi kunci sukses bagi
perusahaan. Melalui kerjasama dengan pihak lain, perusahaan dapat memperluas
jangkauan, mengoptimalkan sumber daya, dan mencapai pertumbuhan yang lebih
cepat.
A. Pengertian Penggabungan Usaha
Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan entitas
usaha yang terpisah adalah suatu alternative perluasan secara internal melalui akuisisi
atau pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan
manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya. Lebih singkatnya
penggabungan usaha adalah usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan
cara menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu
kesatuan ekonomi. Dalam penggabungan atau kombinasi suatu badan usaha ialah kerja
sama beberapa perusahaan atau badan usaha yang semula berdiri sendiri-sendiri. Dalam
praktik sehari-hari, sering terjadi beberapa badan usaha yang pada awalnya berdiri
sendiri bergabung menjadi satu, dalam gabungan ini ada yang bersifat kekal dan ada
juga yang bersifat sementara.
B. Penyebab Penggabungan Usaha
Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas melalui
penggabungan dan bukan dengan melakukan kontruksi fasilitas-fasilitas baru. Beberapa
alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan yaitu:
1. Manfaat biaya (Cost Advantage)
Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang
dibutuhkan melalui penggabungan dibandingkan melalui pengembangan. Hal ini
benar, terutama pada periode inflasi
2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk)
Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil
risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru pada pasarnya.
Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah
diversifikasi.
3. Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays)
Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat
diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan
dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya. Membangun fasilitas
perusahaan yang baru mungkin menimbulkan sejumlah penundaan dalam
pembangunannya karena diperlukan persetujuan pemerintah untuk memulai
operasi.
4. Mencegah Pengambil alihan ( Avoidance of Takeovers)
Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara
mereka. Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah
diserang untuk diambil alih, beberapa diantara mereka memakai strategi pembeli
yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh
perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan rasio hutang terhadap ekuitas
yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambil alih yang menarik.
Dalam industry perbankan, contohnya, bank yang independen mengakuisisi
bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar dan berkembang
menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan sebagai suatu cara
untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing
5. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition Of Intangible Assets)
Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud
maupun berwujud. Maka, akuisisi atas hak paten, ha katas mineral, database
pelanggan atau keahlian manajemen mungkin menjadi factor utama yang
memotivasi suatu penggabungan usaha.
6. Alasan-Alasan Lain.
Selain untuk memperluas, perusahaan-perusahaan mungkin memilih
penggabungan usaha untuk memperoleh manfaat dari segi pajak, untuk manfaat
pajak penghasilan perorangan dan pajak atas bangunan, dan untuk alasan-alasan
pribadi. Ego dari manajemen perusahaan dan ahli-ahli pengambil alihan juga
memainkan peranan yang penting pada beberapa penggabungan usaha.
C. Bentuk Penggabungan Usaha (Business Combinations)
Pembentukan organisasi baru dapat dilaksanakan baik dengan ataupun tanpa melebur
organisasi yang sudah lama, maka bentuk kerjasama atau penggabungan usaha meliputi:
1. Joint Venture
Joint venture adalah istilah dari usaha gabungan antara dua atau beberapa perusahaan
untuk menjalin bisnis bersama dalam bentuk kebersamaan dalam suatu perusahaan, baik
perusahaan yang sudah ada atau perusahaan yang akan didirikan. Dalam joint venture,
perusahaan-perusahaan tersebut berbagi risiko, sumber daya, dan keahlian untuk
mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Keuntungan dari joint venture meliputi
akses ke pasar baru, pembagian biaya dan risiko, serta kesempatan untuk belajar dari
mitra bisnis. Namun, penting untuk memiliki perjanjian kontrak yang jelas dan
memahami peran serta tanggung jawab masing-masing pihak dalam joint venture.
Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan saat melakukan kerja sama dalam bentuk joint
venture, antara lain:
 Memiliki Tujuan Khusus
Para pihak yang terlibat di dalam sistem kerja sama dalam bentuk joint venture
umumnya sudah mempunyai tujuan yang sudah mereka tentukan sebelumnya.
Mereka biasanya akan menyatakan tujuan tersebut dengan jelas di dalam
perjanjian dan persetujuan yang sudah disepakati bersama.
 Kesepakatan
Masing-masing pihak yang berada di dalam sistem joint venture yaitu para
venture bersama, biasanya akan melaksanakan perjanjian tertulis di antara
mereka. Perjanjian tersebut bertuliskan mengenai perincian seperti hak dan
kewajiban masing-masing, rasio pembagian untung atau rugi, dan berbagai hal
lain yang berkaitan dengan masing-masing pihak.
 Durasi Tertentu
Karena semua bisnis yang ada di dalam sistem joint venture dibuat untuk tujuan
tertentu, maka mereka biasanya akan berakhir setelah semua tujuan sudah
terwujud. Akan tetapi, jika pihak yang berkaitan masih bisa terus bekerja sama,
maka mereka harus membuat kesepakatan untuk melanjutkan kerja sama
tersebut.
 Pembagian Keuntungan
Masing-masing pihak yang terlibat di dalam sistem joint venture akan selalu
menyepakati rasio dimana mereka akan berbagi laba atau rugi yang mereka
peroleh. Apabila tidak ada persetujuan untuk efek tersebut, maka mereka harus
membagi keuntungan secara merata.
 Struktur Usaha
Para pihak yang terlibat bisa membuat bisnis patungan dengan cara melakukan
kontrol kepada salah satu aspek berikut ini:
 Aktiva
 Operasi
 Entitas bisnis itu sendiri

Adapun ciri-ciri dari joint venture yaitu :


 Merupakan perusahaan baru yang secara bersama-sama didirikan oleh beberapa
perusahaan lain.
 Modalnya berupa saham yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan pendiri
dengan perbandingan tertentu.
 Kekuasaan dan hak suara dalam joint venture didasarkan pada banyak saham
oleh masing-masing perusahaan pendiri.
 Perusahaan-perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan
kebebasan masing-masing.
 Di Indonesia, joint venture merupakan kerjasama antara perusahaan domestik
dan perusahaan asing, tidak menjadi soal apakah modal pemerintah atau modal
swasta
 Resiko ditanggung bersama-sama antara masing-masing partner melalui
perusahaan-perusahaan yang berlainan.

Terdapat berbagai macam perusahaan ataupun pengusaha-pengusaha kecil yang


melakukan joint venture, berikut ini adalah beberapa alasannya:
a. Menggabungkan Sumber Daya
Dengan entitas yang lebih besar, maka besar kemungkinan hal itu akan memberikan
pengaruh yang lebih besar dalam sebuah industri atau lebih banyak memiliki sumber
daya guna memastikan kesuksesan suatu bisnis.
b. Menggabungkan Keahlian
Bisnis yang memiliki sifat teknis, dimana satu perusahaan dapat mempunyai keahlian
dalam membuat perangkat lunak. Sedangkan untuk perusahaan yang lainnya
mempunyai keahlian untuk membuat perangkat keras..
c. Menghemat Biaya
Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa joint venture dapat dibentuk untuk
menghemat biaya. Misalnya saja, untuk biaya iklan atau publikasi di suatu pameran.

Kerja sama yang dilakukan dalam bentuk joint venture, pastinya akan mempunyai
manfaat tersendiri bagi masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya. Berikut ini
adalah beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan jika menjalankan kerja sama dalam
bentuk joint venture :
Supaya Bisa Menggabungkan Sumber Daya
Suatu perusahaan tentu akan mempunyai lebih banyak daya saing yang terjadi di
dalam industri dan secara otomatis hal itu akan lebih banyak memberikan
potensi kesuksesan bisnis. Oleh karena itu, kita perlu menggabungkan sumber
daya dengan cara melakukan kerja sama dalam bentuk joint venture.
Dalam Sisi Bisnis
Suatu perusahaan mungkin saja akan mempunyai keahlian di satu bagian saja.
Kemudian perusahaan lainnya mempunyai keahlian di bagian lain. Misalnya
saja, perusahaan A ahli dalam membuat mesin produksi, sementara perusahaan
B mempunyai pengalaman dalam menciptakan produk yang sesuai dengan
mesin yang disediakan perusahaan A.
Lebih Hemat
Dua perusahaan yang memutuskan untuk melakukan sistem kerja sama dalam
bentuk joint venture mungkin saja mempertimbangkan untuk menghemat biaya.
Mulai dari biaya promosi, produksi, dan lainnya.

Di dalam sistem joint venture, ada dua jenis kontrak joint venture yang perlu kamu
pahami, yaitu domestik dan internasional. Berdasarkan informasi yang ada di dalam
pasal 8 ayat 91) SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi atau Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 mengenai ketentuan pelaksanaan
pemilikan saham yang ada di dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka
penanaman modal asing, maka bidang bisnis yang wajib mendirikan sebuah perusahaan
dengan cara tersebut adalah:
a. Produksi, transmisi, dan distribusi tenaga listrik yang ditujukan untuk umum
b. Pelabuhan
c. Pelayanan
d. Telekomunikasi
e. Penerbangan
f. Kereta api
g. Air minum
h. Pembangkit tenaga atom
i. Media massa
Joint venture sendiri wajib dilakukan oleh penanam modal asing dengan perusahaan
domestik. Hal tersebut terjadi karena bisnis ini tergolong penting untuk negara dan
berpotensi menguasai hajat hidup banyak orang. Sedangkan bisnis yang dilarang untuk
penanam modal asing yaitu bidang-bidang yang berhubungan dengan pertahanan
negara, misalnya saja mesin, senjata, alat-alat peledak, dan juga perlengkapan perang.
Dimana beberapa diantaranya merupakan sebuah perusahaan yang ada di Indonesia
diantaranya Asus dan Gigabyte, sharp dan sony, PT Pusri dengan National
Petrochemical Company of Iran (NPCI), Nestle dan Indofood, Samsung dan Spotify, PT
Kimia Farma dan PT Tigaraksa Perkasa, PT Kino Malee Indonesia Tbk. (KINO),
dsbnya.
Akuntansi Joint Venture
Joint venture adalah persekutuan jangka pendek dimana para sekutu pada umumnya
sudah mempunyai usaha pokok. Maka jangka waktu kontrak joint venture sudah
Ditentukan oleh para pihak, yang dituangkan dalam kontrak Joint Venture. Dalam
akuntansi joint venture terdapat dua bentuk pencatatan akuntansi yang dikenal dalam
joint venture dengan menggunakan metode akuntansi terpisah dan metode akuntansi
tidak terpisah.
 Metode Akuntansi Terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka
besarnya laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan
maka untuk menghitung laba atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba
atau rugi tersebut akan dibagi sesuai dengan rasio atau metode pembagian laba
yang disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing sekutu hanya akan
mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi haknya.
 Metode Akuntansi Tidak Terpisah
Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka
besarnya laba/rugi dapat diketahui dari saldo rekening joint venture, yaitu :
Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit
Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit.

Seperti halnya persekutuan, maka laba joint venture juga hak para anggota. Oleh karena
itu, laba joint venture akan dibagikan kepada para sekutu. Cara (metode) pembagian
labanya juga akan diatur di dalam perjanjian. Metode pembagian laba yang dipakai juga
sama dengan metode pembagian laba persekutuan, yaitu:
o Laba dibagi sama
o Laba di bagi dengan ratio tertentu
o Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu: Modal mula-mula, modal awal
periode, modal akhir periode, modal rata-rata.
o Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal
o Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus
o Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal
Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai, timbul masalah
akuntansi, yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu
mengakui rugi-laba atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakui
rugi-laba joint venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang
mendasari pengakuan rugi laba (pendapatan dan biaya). Seperti yang dijelaskan bahwa
joint Venture hanya bisa dihitung laba-ruginya apabila telah berakhir usaha yang
menjadi obyeknya maka dalam pembukuan ini mengalami hal - hal yang perlu
dilakukan karena pembukuan secara tidak terpisah sedikit berbeda dari pembukuan
secara terpisah, yang membedakan adalah hak - hak para anggota di dalam joint venture
dapat ditentukan pada setiap saat yang menyangkut aktivitas joint venture.
Hak-hak para anggota adalah selisih antara jumlah komutatif semua rekening yang
mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatif semua rekening yang mempunyai
saldo kredit dari pembukuan yang diselenggarakan oleh anggota yang bersangkutan.
Rekening-rekening dengan saldo debet menunjukkan aktiva joint venture (termasuk
biaya yang dibayar dimuka). Sedangkan rekening-rekening yang mempunyai saldo
kredit adalah rekening yang menunjukkan kewajiban-kewajiban joint venture kepada
pihak ketiga dan hak-hak anggota di dalam joint venture.

2. Cartel
Kartel adalah salah satu praktik dalam bisnis dengan bentuk perjanjian antara para
pelaku bisnis dalam konteks persaingan. Kartel adalah suatu perjanjian yang dilakukan
para pelaku usaha dalam konteks persaingan untuk menghilangkan persaingan antar
pihak. Kartel dipahami juga sebagai bentuk perjanjian yang digunakan untuk
meningkatkan keuntungan dalam bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Kartel dalam
praktiknya juga berpotensi menimbulkan monopoli perdagangan atas suatu produk atau
jasa yang ditawarkan. Hal ini karena kartel berfokus pada perjanjian untuk
menghilangkan persaingan antar pelaku usaha, sehingga kartel pun dapat berpotensi
untuk melakukan persaingan usaha tidak sehat secara menyeluruh.

Dalam praktiknya kartel memiliki dua sisi nilai yang berbeda, yaitu positif dan negatif.
Hal ini dapat disebabkan kegiatan kartel tidak hanya melibatkan para pelaku bisnis
tetapi juga konsumen yang menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
 Dampak Positif Kartel
Apabila dijalankan dengan tujuan yang baik, dampak positif kartel adalah sebagai
berikut :
 Dapat Menguntungkan Produsen dan Konsumen
Kartel yang dibentuk dengan tujuan baik tentunya akan mendatangkan
keuntungan untuk kedua belah pihak, dalam hal ini produsen dan konsumen.
Beberapa usaha yang tergabung jadi satu membuat harga lebih terkendali dan
variatif, sehingga konsumen dapat memilih harga yang tepat. Produsen pun
dapat lebih menekan biaya produksi.
 Memudahkan Perusahaan dalam Produksi
Terbentuknya kartel di antara perusahaan adalah untuk mempermudah pasokan
barang, izin, dan sebagainya yang diperlukan dalam produksi. Sehingga, dengan
adanya kartel, perusahaan menjadi lebih mudah dalam produksi.
 Dampak Negatif Kartel
Menurut KPPU, dampak negatif kartel adalah sebagai berikut :
 Dapat Menyebabkan Inefisiensi Produksi
Hal ini disebabkan karena kartel fokus pada cara untuk menekan biaya produksi
dan berusaha meningkatkan harga jual, sehingga dapat membuat produksi
menjadi tidak efisien. Alokasi biaya produksi dan harga jual juga bisa ikut
terganggu.
 Menghambat inovasi dan penemuan teknologi baru
Untuk menghindari risiko yang membawa kerugian, kartel biasanya lebih
membatasi diri, sehingga tak jarang menghambat adanya pembaruan yang
padahal dapat berguna untuk produksi.
 Menghambat masuknya investor
Kartel cenderung memonopoli pasar, sehingga sulit mendatangkan investor baru.
 Dapat menyebabkan kondisi perekonomian yang kurang kondusif
Dengan adanya beberapa dampak yang telah disebutkan sebelumnya dapat
berimbas pada perekonomian suatu wilayah. Kondisi perekonomian bisa
menjadi kurang kondusif akibat adanya persaingan yang tidak sehat.
 Merugikan konsumen
Hal ini dapat merugikan konsumen, sebab kartel mampu mengendalikan harga
jual menjadi sangat tinggi. Selain itu, produk pun bisa menjadi terbatas sehingga
konsumen hanya memiliki sedikit pilihan baik dari segi mutu maupun harga.

Bisnis yang melibatkan perjanjian kartel dapat dilihat dari sejumlah karakteristik yang
dimilikinya. Berikut ini karakteristik suatu bisnis yang terlibat dalam kartel:
 Para pelaku usaha bisnis terlibat dalam konspirasi atas praktik bisnis yang
dijalankannya
 Keterlibatan para petinggi atau senior eksekutif suatu perusahaan
 Melibatkan peran suatu asosiasi sebagai backing-an untuk menutupi praktik
kartel dalam bisnisnya
 Melakukan penetapan harga di pasar termasuk pula penetapan kuota produksi
agar tidak dicurigai melakukan kartel
 Pemberlakuan hukuman berupa sanksi yang telah disepakati oleh seluruh
anggota yang terlibat, jika perjanjian yang telah disepakat tersebut dilanggar
 Memiliki pihak yang mampu menyebarkan informasi pada setiap anggota bisnis
agar tidak diketahui khalayak umum

Kartel biasanya dilakukan secara diam-diam, meskipun ada juga kartel yang melakukan
usahanya secara terbuka. Hal ini menimbulkan adanya konspirasi bagi pelaku usaha
yang melakukan kartel. Petinggi-petinggi perusahaan akan berkumpul atau membentuk
asosiasi, dan menyepakati beberapa keputusan yang dibuat. Keputusan biasanya dibuat
untuk menetapkan harga. Agar berjalan efektif, penetapan harga tersebut diikuti dengan
adanya pembagian wilayah. Sehingga, konsumen yang didapatkan berbeda-beda dan
dikuasai oleh masing-masing perusahaan. Setelah itu, adanya perjanjian di antara
perusahaan tersebut, dan sanksi bagi yang melanggar. Namun, jika sanksi tersebut tidak
ada, rentan terjadi penyelewengan di dalam kartel. Sebuah perusahaan bisa saja
mendapat untung lebih besar dibanding perusahaan lainnya. Selalu ada pembagian
informasi secara menyeluruh terhadap anggota kartel, bahkan jika perlu dilakukan audit
dengan menggunakan data penjualan atau laporan produksi dalam periode tertentu.
Dalam kartel, ada juga mekanisme untuk membagi hasil produksi, terutama jika suatu
perusahaan mendapat lebih banyak keuntungan daripada perusahaan lainnya. Hal ini
dapat menimbulkan kepercayaan dan kepatuhan anggota kartel.
Kartel dibagi menjadi beberapa jenis dalam praktiknya. Hal ini dilakukan guna
mempermudah identifikasi perilaku kartel yang dilakukan oleh para pelaku bisnis,
berikut jenis-jenis kartel :
1. Kartel harga
Dalam kartel harga disepakati harga minimum suatu barang yang boleh dijual, anggota
kartel dilarang untuk menjual barang dibawah harga minimum yang telah disepakati.
Dalam praktiknya kartel dapat digunakan untuk dapat mengatur penetapan harga atas
suatu produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan perjanjian antara para anggota
bisnis. Penetapan harga ini bertujuan untuk menentukan sampai batas mana pebisnis
dapat menentukan minimal harga penjualan sehingga pelaku bisnis lainnya merasa
setara dengan harga yang ditawarkan. da pula contoh kartel harga yang dilakukan oleh
perusahaan pelayaran di Indonesia. KPPU menetapkan tujuh perusahaan terbukti terlibat
dalam kartel untuk mengendalikan tarif dan kuota angkutan barang kargo pada tahun
2003.
2. Kartel daerah
Kartel wilayah adalah gabungan perusahaan yang dibuat berdasarkan perjanjian untuk
membagi wilayah atau daerah penjualan dan pemasaran barangnya. Kartel
wilayah atau rayon mengatur tentang perjanjian atas area penjualan produk setiap
anggotanya. Satu perusahaan hanya boleh melakukan pemasaran produknya di daerah
yang sudah ditentukan dan tidak boleh melakukan pemasaran di daerah lain. Contoh
kartel di Indonesia yang termasuk kartel wilayah adalah kartel garam di Sumatera Utara
yang sempat diusut KPPU tahun 2005.
3. Kartel produksi
Kartel produksi adalah penyelenggaraan produksi secara massal dalam satu gabungan,
namun ada penerapan kuota untuk jumlah produksi. Melalui perjanjian kartel jenis ini,
maka para anggota yang terlibat dituntut untuk dapat menuruti persyaratan dan
perjanjian yang telah dibuat, hal ini menyangkut dengan tren pasar mengenai produk
atau jasa hingga pada tinggi rendahnya produksi.dalam kartel ini disepakati jumlah
maksimum barang yang boleh di produksi oleh setiap anggota. Tujuan pembatasan
produski ini agar tidak terjadi kelebihan produksi yang berakibat pada turunya harga.
Contoh kartel ini adalah OPEC, salah satu kartel paling klasik yang berhasil
mengendalikan harga minyak bumi.
4. Kartel kondisi
Kartel kondisi adalah kartel yang menerapkan syarat-syarat untuk penjualan,
penyerahan barang, serta menentukan kualitas produk. Hal ini dilakukan dengan tujuan
agar tidak ada persaingan dalam kualitas sehingga terjadi keseragaman dalam suatu
produk yang dihasilkan. Contoh kartel kondisi ada di Kanada, ketika produksi susu
dikendalikan oleh Canadian Dairy Commission.
5. Kartel pembagian laba
Kartel Pool, sering disebut juga kartel pembagian keuntungan, dalam kartel ini
keuntungan yang diperoleh anggota kartel dikumpulkan (di-pool) dalam kas bersama
kemudian dibagi sesuai perjanjian yang telah disepakati. Dalam pelaksanaanya, setiap
anggota kartel akan menghimpun laba kotor yang diperoleh dari kas bersama. Lalu, laba
bersih yang diperoleh akan dibagikan ke seluruh anggota kartel sesuai kesepakatan.
Perjanjian yang bersifat membatasi (restrictive agreements) adalah terlarang jika
dilakukan antara pelaku usaha swasta maupun publik. Artinya bahwa perjanjian tersebut
disepakati oleh individu atau rekanan perusahaan yang melakukan kegiatan usaha
tertentu untuk menjual barang atau jasa perdagangan. Salah satu jenis Perjanjian yang
Dilarang dalam UU No. 5/1999 adalah kartel. Istilah kartel terdapat dalam beberapa
bahasa seperti “cartel” dalam bahasa Inggris dan kartel dalam bahasa Belanda. Sebab
Pengaturan persaingan ini diadakan untuk menghindarkan diri dari cara-cara bersaing
yang sudah menjurus pada penghancuran diri sendiri, karena sudah menjurus pada
perang harga dengan harga yang lebih rendah daripada harga pokoknya. Persaingan
sudah terjerumus pada “cut throat competition”. Dalam keadaan yang demikian, semua
perusahaan akan merugi, dan akhirnya bangkrut. Larangan kartel secara eksplisit
merujuk pada Pasal 11 UU No. 5/1999, yang secara umum diartikan sebagai perjanjian
di antara pelaku usaha yang bertujuan menghambat persaingan dengan cara menaikkan
harga dan keuntungan.

Untuk membuktikan telah terjadi kartel dalam suatu industri, KPPU harus berupaya
memperoleh satu atau lebih alat bukti sebagaimana dijelaskan di bawah ini. Dalam
memperoleh alat bukti tersebut, KPPU akan menggunakan kewenangannya sesuai yang
tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 berupa permintaan dokumen baik dalam
bentuk hard copy maupun soft copy, menghadirkan saksi dan melakukan investigasi ke
lapangan. Apabila diperlukan akan dilakukan kerjasama dengan pihak berwajib yaitu
kepolisian untuk mengatasi hambatan dalam memperoleh alat bukti dimaksud. Pada
kasus tertentu, KPPU juga dapat memperoleh alat bukti melalui kerjasama dengan para
personel perusahaan yang terlibat dalam suatu kartel dengan kompensasi tertentu.

Beberapa alat bukti untuk penanganan perkara kartel antara lain:


1. Dokumen atau rekaman kesepakatan harga, kuota produksi atau pembagian
wilayah pemasaran.
2. Dokumen atau rekaman daftar harga (price list) yang dikeluarkan oleh pelaku
usaha secara individu selama beberapa periode terakhir (bisa tahunan atau per
semester).
3. Data perkembangan harga, jumlah produksi dan jumlah penjualan di beberapa
wilayah pemasaran selama beberapa periode terakhir (bulanan atau tahunan).
4. Data laporan keuangan perusahaan untuk masing-masing anggota yang
diduga terlibat selama beberapa periode terakhir.
5. Data pemegang saham setiap perusahaan yang diduga terlibat beserta
perubahannya.
6. Kesaksian dari berbagai pihak atas telah terjadinya komunikasi, koordinasi
dan/atau pertukaran informasi antar para peserta kartel.
7. Kesaksian dari pelanggan atau pihak terkait lainnya atas terjadinya perubahan
harga yang saling menyelaraskan diantara para penjual yang diduga terlibat
kartel.
8. Kesaksian dari karyawan atau mantan karyawan perusahaan yang diduga
terlibat mengenai terjadinya kebijakan perusahaan yang diselaraskan dengan
kesepakatan dalam kartel.
9. Dokumen, rekaman dan/atau kesaksian yang memperkuat adanya faktor
pendorong kartel sesuai indikator.

3. Trust
Trust merupakan bentuk pemusatan dari badan usaha-badan usaha yang harta miliknya
disatukan. Trush lebih dari kartel, trush merupakan penggabungan dari badan usaha-
badan usaha yang tidak bersifat sementara melainkan merupakan fusi yang bersifat
tetap. Terbentuknya trush ini dari gabungan beberapa perusahaan menjadi satu dan
masing-masing perusahaan yang bergabung telah meleburkan diri, sehingga gabungan
dari beberapa perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan besar. Seluruh
kekayaan perusahaan lama dipindahkan ke perusahaan yang baru dan trust dapat
mengeluarkan saham atau obligasi. Pindahnya seluruh kekayaan dari perusahaan lama
ke perusahaan baru melalui trust adalah salah satu cara yang mungkin dilakukan,
terutama untuk mengelola kepemilikan dan aset secara aman. Proses ini biasanya
melibatkan pembentukan trust yang akan memiliki kepemilikan atas aset perusahaan
lama dan kemudian mentransfer aset tersebut ke perusahaan baru. Hal ini sering kali
melibatkan konsultasi dengan ahli hukum dan keuangan untuk memastikan bahwa
transisi dilakukan dengan benar dan sesuai dengan tujuan perusahaan. Trust terbentuk
dengan cara didirikan sebuah “holding company’’ atau melalui fusi (peleburan) badan-
badan usaha. Trust terdiri atas :
1. Badan usaha-badan usaha yang sejenis (horizontal)
2. Badan usaha-badan usaha yang produksinya berurutan (vertikal)
3. Badan usaha yang produksinya tidak bersangkutan satu sama lain
(penggabungan paralelisasi)
o Tujuan Murni pada Trust
1. Untuk memperoleh cara produksi yang ekonomis : Dengan mengonsolidasikan aset
perusahaan lama ke perusahaan baru melalui trust, tujuannya adalah untuk mencapai
efisiensi produksi yang lebih besar. Ini dapat dilakukan dengan menggabungkan sumber
daya, teknologi, dan keahlian yang dimiliki oleh kedua perusahaan untuk mengurangi
biaya produksi, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan keuntungan.
2. Memperluas penjualan: Dengan memiliki akses terhadap aset dan jaringan penjualan
yang lebih besar melalui perusahaan baru yang dibentuk melalui trust, tujuannya adalah
untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan volume penjualan. Dengan
demikian, trust memungkinkan perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang lebih
cepat dan berkelanjutan dengan memanfaatkan kekuatan gabungan dari perusahaan
lama dan baru.
o Cara produksi yang ekonomis dapat dicapai dengan cara
1. Mengganti mesin-mesin yang sudah tua: Memperbarui atau mengganti mesin-mesin
yang sudah tua dengan yang lebih efisien dan modern dapat meningkatkan produktivitas
dan mengurangi biaya operasional jangka panjang. Mesin-mesin baru cenderung lebih
efisien dalam penggunaan energi dan dapat meminimalkan waktu henti produksi karena
kerusakan.
2. Menggandakan standarisasi mutu dan macam barang tertentu: Dengan mengadopsi
standar mutu yang lebih tinggi dan meningkatkan standarisasi produk tertentu,
perusahaan dapat mengurangi variabilitas dalam produksi. Hal ini dapat mengurangi
pemborosan, meningkatkan efisiensi produksi, dan memungkinkan perusahaan untuk
memenuhi permintaan pasar dengan lebih konsisten.
3. Menggandakan normalisasi gerakan dan waktu dalam cara kerja para tenaga kerja:
Dengan mengadopsi teknik seperti lean manufacturing atau metode kerja yang
terstruktur, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja. Ini melibatkan
mengurangi pemborosan waktu dan gerakan yang tidak perlu dalam proses produksi,
sehingga meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi.

o Proses Pembentukan Trust


1. Konsentrasi Horizontal
Konsentrasi Horizontal merupakan pemusatan dari beberapa badan usaha yang
pemecahannya sama. Tujuan dari konsentrasi horizontal :
a. Memperoleh harga pokok yang rendah : Dengan memperluas skala produksi melalui
konsentrasi horizontal, perusahaan dapat mencapai ekonomi skala yang lebih besar. Ini
dapat menghasilkan penurunan harga pokok produksi karena pembelian bahan baku
dalam jumlah besar, penghematan biaya distribusi, dan efisiensi operasional lainnya.
b. Meringankan risiko dan menguasai pasar: Dengan menguasai pangsa pasar yang lebih
besar melalui konsentrasi horizontal, perusahaan dapat mengurangi risiko yang terkait
dengan fluktuasi pasar dan persaingan yang meningkat. Selain itu, memiliki pangsa
pasar yang besar dapat memberikan kekuatan negosiasi yang lebih besar terhadap
pemasok dan memungkinkan perusahaan untuk mendominasi atau mengendalikan pasar
dalam industri tertentu.
2. Konsentrasi vertikal
Merupakan gabungan dari beberapa badan usaha yang menghasilkan barang-barang
berturut-turut yang merupakan lajur perusahaan dalam proses produksi, menjadi satu
badan usaha. Konsentrasi ini dimulai dari proses produksi hingga melayani konsumen.
Jadi konsentrasi vertikal adalah rangkaian dalam proses produksi menjadi satu.
3. Konsentrasi Paralel
Merupakan penggabungan beberapa badan usaha yang memproduksi atau menjual
barang-barang yang berlainan tetapi untuk pesanan yang sama. Contoh pemusatan ini
ialah badan usaha yang beroperasi dalam perkebunan kina, teh, kopi, dan karet di dalam
satu konsentrasi dan penggabungan manajemen yang sama. Konsentrasi paralel
membawa akibat-akibat terhadap tingkatan efisiensi dan kemungkinan kerugian yang
akan diderita.

o Keuntungan dari Terbentuknya Trust


1. Stabilitas antara permintaan dan penawaran dapat diciptakan dengan lebih baik.
Ketika permintaan menurun, perusahaan yang tergabung dalam trust memiliki
fleksibilitas untuk menyesuaikan produksi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengurangi atau menghentikan produksi dari perusahaan yang kurang efisien atau
kurang ekonomis dalam cara kerjanya.Dengan demikian, hanya perusahaan yang
bekerja dengan efisiensi yang tinggi yang akan terus berproduksi. Dengan mengurangi
overproduksi dari perusahaan yang kurang efisien, trust dapat membantu menjaga
keseimbangan antara penawaran dan permintaan dalam pasar. Selain itu, dengan
menjaga produksi tetap efisien, trust dapat membantu mempertahankan harga yang
lebih rendah untuk produk-produknya.
2. Konsumen diuntungkan karena harga barang rendah disebabkan badan usaha yang
tergabung dalam Trash mencari keuntungan dengan bekerja secara ekonomis yang
berarti menurunkan harga pokok.

o Keberatan dari Terbentuknya Trust


1. jika Trust tujuannya murni dan berubah tujuan untuk memperoleh kehidupan
monopoli, maka setelah mendapat kehidupan monopoli akan berbuat semaunya yang
merusakkan masyarakat.
Ketika sebuah trust atau badan usaha besar menguasai pasar dengan kekuatan monopoli,
mereka memiliki kecenderungan untuk menaikkan harga barang dan layanan secara
sewenang-wenang, serta mengeksploitasi konsumen tanpa alternatif lain. Kekuasaan
monopoli ini juga dapat menghambat persaingan sehat di pasar, menghalangi inovasi,
dan menghambat kemajuan ekonomi secara keseluruhan. Hal ini dapat merugikan
masyarakat karena mereka tidak memiliki pilihan lain dan harus terus-menerus
membayar harga yang tinggi atau menerima layanan yang buruk.
2. Hari depan para pekerja dapat kurang baik kalau Trust mengadakan penyempurnaan
cara kerja dengan mekanisasi.
potensi dampak negatif terhadap para pekerja, terutama jika trust menggunakan
mekanisasi atau otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi produksi. Meskipun
mekanisasi dapat meningkatkan produktivitas, hal ini juga dapat mengakibatkan
penurunan permintaan tenaga kerja manusia, yang berpotensi menyebabkan
pengangguran atau penurunan kualitas pekerjaan.

o Hubungan Akuntansi dengan Trust


Peran akuntansi dalam trust adalah menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem
keuangan negara. Akuntan harus memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan-
peraturan yang berlaku, serta memastikan laporan keuangan dan kinerja yang tepat.
Dewan Standar Keberlanjutan (DSK) dan Dewan Pemantau Standar Keberlanjutan
(DPSK) IAI memiliki peran strategis untuk mempersiapkan infrastruktur pendukung
pelaksanaan laporan keberlanjutan (sustainability reporting) di Indonesia. Akuntansi
juga memiliki peran dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas sebagai landasan
untuk pengambilan keputusan internal dan eksternal, serta menegakkan stabilitas
keuangan.
Akuntansi dapat membantu dalam pengelolaan badan usaha trust dengan menjaga
transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Berikut beberapa cara bagaimana akuntansi
dapat membantu dalam pengelolaan badan usaha trust:
1. Memastikan kepatuhan hukum dan peraturan-peraturan: Akuntansi dapat membantu
dalam memastikan badan usaha trust mematuhi hukum dan peraturan-peraturan yang
berlaku. Hal ini membantu mengurangi risiko kecurangan dan memastikan pelaku bisnis
dan pemerintah mempertimbangkan transparansi dan akuntabilitas
2. Mengelola laporan keuangan dan kinerja: Akuntansi dapat membantu dalam
mengelola laporan keuangan dan kinerja badan usaha trust. Laporan keuangan yang
transparan dan akurat dapat membantu dalam membangun kepercayaan pelanggan dan
rekan bisnis.
3. Mengelola ESG (Environment, Social, and Governance): Akuntansi dapat membantu
dalam mengelola ESG, yang menjadi faktor penting dalam pengelolaan badan usaha
trust. ESG membantu meningkatkan reputasi, mengelola risiko, dan memastikan
kepatuhan.
4. Meningkatkan kualitas produk atau layanan: Akuntansi dapat membantu dalam
meningkatkan kualitas produk atau layanan badan usaha trust. Produk atau layanan yang
andal, sesuai dengan janji perusahaan, dan memberikan nilai tambah akan
meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan dan membangun kepercayaan.
5. Meningkatkan transparansi dan komunikasi terbuka: Akuntansi dapat membantu
dalam meningkatkan transparansi dan komunikasi terbuka badan usaha trust. Pelanggan
lebih cenderung mempercayai perusahaan yang jujur, terbuka mengenai kebijakan, dan
memberikan informasi yang transparan terkait produk, harga, dan layanan.
4. Holding Company
Holding company adalah perusahaan induk yang memegang saham dalam
beberapa perusahaan anak. Sekumpulan perusahaan yang tergabung dalam sebuah
organisasi, biasa disebut sebagai grup perusahaan mempunyai perusahaan yang
berperan sebagai induk. Holding company adalah perusahaan induk dalam grup
perusahaan tersebut. Keberadaannya berfungsi sebagai pemimpin dari setiap
perusahaan yang menjadi anggota grup bisnis.

 Tujuan Holding Company


Karena mempunyai peran sebagai pemimpin grup perusahaan, holding
company mempunyai tanggung jawab yang sangat besar. Mereka mempunyai
tugas yang berkaitan dengan perencanaan, koordinasi, serta pengendalian setiap
anak perusahaan. Tidak hanya itu, holding company juga mempunyai peran
berkaitan dengan evaluasi performa dari setiap anak perusahaan. Dengan
adanya holding company, grup perusahaan bisa mencapai tujuan bisnis secara
lebih optimal dan efektif.

 Jenis Holding Company

Dalam ekosistem bisnis, Anda akan mengenal keberadaan 2 jenis perusahaan


induk, yaitu:

 investment Holding Company


Jenis yang pertama adalah investment holding company. Perusahaan induk
dalam kategori ini mempunyai kepemilikan saham di anak perusahaan dalam
bentuk investasi. Oleh karenanya, holding company sangat jarang terlibat secara
langsung dalam proses pengelolaan bisnis anak perusahaan.

 Operating Holding Company

Selanjutnya adalah operating holding company. Jenis perusahaan induk ini


mempunyai peran aktif dalam proses pengawasan serta pengambilan keputusan
anak perusahaan. Holding company dapat melakukan peran aktifnya melalui
berbagai cara, di antaranya adalah penggunaan hak veto serta memanfaatkan
perwakilan di jajaran direksi dan komisaris.

 Ciri-ciri Holding Company

Dalam sebuah grup perusahaan, Anda dapat mengenali keberadaan holding


company lewat beberapa ciri-cirinya, yaitu:

 Mempunyai Anak Perusahaan

Karakteristik pertama dari sebuah holding company adalah keberadaan anak


perusahaan. Jumlah anak perusahaan dari sebuah holding company tidak
terbatas, mulai dari dua, tiga, empat, dan seterusnya. Keberadaan anak
perusahaan memiliki peran dalam menunjang aktivitas bisnis holding company.

 Kepemilikan Saham di Anak Perusahaan

Selanjutnya, perusahaan induk bisa Anda kenali lewat kepemilikan sebagian


saham di perusahaan induk. Untuk bisa mengendalikan anak
perusahaan, holding company perlu mempunyai saham dalam jumlah yang
cukup besar. Biasanya, kepemilikan saham minimal sebuah perusahaan induk
adalah 20%.
 Kemampuan Mengendalikan Anak Perusahaan

Ciri yang terakhir adalah kemampuan perusahaan induk dalam mengendalikan


arah kebijakan bisnis anak perusahaan. Hal ini dapat terjadi ketika holding
company adalah pemegang saham mayoritas di dalam anak perusahaan.

 Contoh holding company

Ada banyak contoh perusahaan induk yang ada di Indonesia. Anda bisa
menemukannya baik di lingkup perusahaan berstatus BUMN maupun swasta,
termasuk di antaranya adalah:

 PT Semen Indonesia

Semen Indonesia merupakan perusahaan induk yang menaungi beberapa grup


perusahaan produsen semen berstatus BUMN di Indonesia. Beberapa
perusahaan yang menjadi anak perusahaan PT Semen Indonesia di antaranya
adalah Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa.

 PT Pupuk Indonesia

Seperti halnya PT Semen Indonesia, PT Pupuk Indonesia adalah holding


company grup perusahaan BUMN produsen pupuk di tanah air. Beberapa anak
perusahaan yang tergabung dalam grup perusahaan dari PT Pupuk Indonesia
adalah Pupuk Kujang, Pupuk Sriwijaya, dan lain sebagainya.

 PT Astra International

Berikutnya ada nama PT Astra International yang telah berdiri sejak tahun 1957.
Perusahaan ini mempunyai anak perusahaan dalam berbagai bidang industri,
seperti otomotif, properti, agribisnis, jasa keuangan, dan sebagainya. Anak
perusahaannya sangat banyak, meliputi PT Astra Otoparts, PT Asuransi Jiwa
Astra, PT Menara Astra, dan lain-lain.
 Wilmar International

Anda juga dapat mengenal nama holding company Wilmar International.


Perusahaan ini termasuk dalam kategori investment holding company yang
mempunyai lebih dari 400 anak perusahaan. Produk layanannya beragam, mulai
dari minyak sawit, gula, biodiesel, pemrosesan serta pengepakan minyak
masakan konsumsi, dan lain-lain

 Hubungan akuntansi dengan holding company adalah penting karena holding


company berperan sebagai pemimpin dalam suatu grup perusahaan yang
menuaungi beberapa anak perusahaan. Akuntansi mengatur dan mengelola
transaksi, keuangan, dan laporan keuangan dari perusahaan induk dan anak
perusahaannya. Akuntansi pengaturan pengelolaan keuangan, pembuatan
laporan keuangan, dan pengawasan kinerja perusahaan induk dan anak
perusahaan. Akuntansi juga mengatur pengelolaan biaya, pajak, dan investasi
dari perusahaan induk dan anak perusahaan. Akuntansi mengatur kewajiban
bersama yang terbatas antara holding company dan anak perusahaan, serta
mengatur pengelolaan keuangan dan pembuatan laporan keuangan yang sesuai
dengan peraturan-peraturan keuangan dan peraturan-undangan yang berlaku.
Holding company mempengaruhi laporan keuangan perusahaan induk dan anak
perusahaan melalui berbagai cara. Berikut adalah beberapa contoh:

a. Pengelolaan Keuangan dan Pembuatan Laporan Keuangan: Holding


company mengatur pengelolaan keuangan, pembuatan laporan keuangan,
dan pengawasan kinerja dari holding company dan anak perusahaan.
Akuntansi menjadi penting dalam mengatur transaksi, biaya, pajak, dan
investasi dari holding company dan anak perusahaan.
b. Kewajiban Bersama: Holding company dapat mengatur kewajiban
bersama yang terbatas antara holding company dan anak perusahaan.
Akuntansi mengatur pengelolaan keuangan dan pembuatan laporan
keuangan yang sesuai dengan peraturan-peraturan keuangan dan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Pengendalian Operasional: Holding company memiliki posisi sentral
dalam struktur pengambilan keputusan perusahaan. Dengan demikian,
holding company berhak melakukan pengawasan dan memberikan
instruksi terhadap anak perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan.
Akuntansi mengatur pengendalian operasional dan pengelolaan keuangan
dari holding company dan anak perusahaan.
d. Kontrol Hak: Holding company dapat menggabungkan beberapa
perusahaan sejenis atau melakukan merger. Akuntansi mengatur
pengelolaan keuangan dan pembuatan laporan keuangan yang sesuai
dengan peraturan-peraturan keuangan dan perundang-undangan yang
berlaku.
e. Pengelolaan Investasi: Holding company dapat memiliki status
kepemilikan saham di dalam anak perusahaan, namun hanya sebatas
investasi saja. Akuntansi mengatur pengelolaan investasi dan pembuatan
laporan keuangan yang sesuai dengan peraturan-peraturan keuangan dan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Merger
Pengertian Merger
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan
salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang
lain lenyap dengan segala nama dankekayaannya dimasukan dalam perseroan
yang tetap berdiri tersebut. Seluruh proses merger biasanya dirahasiakan dari
masyarakat umum, dan karyawan pada perusahaan yang terlibat. Karena
sebagian besar upaya merger tidak berhasil, dan kebanyakan dirahasiakan, sulit
untuk memperkirakan berapa banyak potensi merger terjadi pada tahun tertentu.

Merger mungkin dicari karena beberapa alasan, beberapa di antaranya


bermanfaat bagi para pemegang saham, beberapa di antaranya tidak. Salah satu
penggunaan merger, misalnya, adalah untuk menggabungkan perusahaan yang
sangat menguntungkan dengan perusahaan yang bangkrut untuk menggunakan
untuk mengimbangi keuntungan,dan untuk sementara bertujuan memperluas
perusahaan secara keseluruhan. Peningkatan pangsa pasar merupakan salah satu
tujuan merger, terutama antara perusahaan besar. Dengan bergabung dengan
pesaing utama, perusahaan dapat mendominasi pasar dimana perusahaan
tersebetu bersaing. Bentuk penggabungan ini dapat menyebabkan masalah
ketika dua perusahaan mendominasi bergabung, karena dapat memicu litigasi
mengenai hukum monopoli.

Tipe-Tipe Merger
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe,
yaitu:
1. Merger Horisontal
Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaanyang
bergerak Dalam industri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-
perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama. Salah
satu tujuan utama merger danakuisisi horisontal adalahuntuk mengurangi
persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas
produksi,pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas
administrasi. Efek dari merger horisontal ini adalah semakin terkonsentrasinya
struktur pasar pada industri tersebut.Apabila hanya terdapat sedikit pelaku
usaha, maka struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan
mengarah pada monopoli.
2. Merger Vertikal
Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksiatau operasi. Merger dan
akuisisi tipe ini dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu
memasuki industri hilir atau sebaliknya.Merger danakuisisi vertikal dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya
terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan
dan pengguna.
Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkap mulai dari
penyediaan input sampai pemasaran. Untuk menjaminbahwa pasokan input
berjalan dengan lancar maka perusahaantersebut bisa mengakuisisi atau merger
dengan pemasok. Mergerdan akuisisi vertikalini dibagi dalam dua bentuk yaitu
integrasi kebelakang atau ke bawah (backward/downwardintegration)
danintegrasi ke depan atau ke atas (forward/upward integration).
3. Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang
masing- masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi
konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi
bidang bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang berbeda sama sekali
dengan bisnis semula.Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini dilakukan
secara terus menerus oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi.
Sebuah konglomerasi memiliki bidang bisnis yang sangat beragam dalam
industri yang berbeda.
4. Merger Ekstensi Pasar
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih
perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan
mergerdan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi
produk masing-masing perusahaan.Merger dan akusisi ekstensi pasar sering
dilakukan oleh perusahan- perusahan lintas Negara dalam rangka ekspansidan
penetrasi pasar.
Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan cepat
tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awaldi negara yang akan
dimasuki. Merger dan akuisisi ekstensi pasar dilakukan untuk mengatasi
keterbatasan ekspor karena kurang memberikan fleksibilitas penyediaan produk
terhadap konsumen luar negeri.
5. Merger Ekstensi Produk
Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh duaatau lebih
perusahaanuntuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah
merger perusahaan akanmenawarkanlebih banyak jenis dan lini produk sehingga
akan menjangkau konsumen yang lebih luas. Merger dan akuisisi ini dilakukan
dengan memanfaatkan kekuatan departemen riset dan pengembangan masing-
masing untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas riset sehingga lebih
produktif dalam inovasi.
Alasan-alasan Melakukan Merger
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger
maupun akuisisi, yaitu :
1. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran,
pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun
akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika
melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat
mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
2. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah
pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika
perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena
fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
3. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang
memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam
perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah.
4. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak
adanya
efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak
dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk
mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan
yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.
5. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke
depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi
akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan
pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun
merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari
tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
6. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas
yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas
dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih kecil.
7. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang
tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban
perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang
berminat (Gitman, 2003, p.714-716).

Manfaat Merger
Perusahaan yang melakukan merger atau mengakuisisi perusahaan lain
mempunyai berbagai tujuan yang memberikan manfaat kepada perusahaa
tersebut.
Pertama, adanya merger akan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
Peningkatan pendapatan perusahaan dikarenakan perusahaan melakukan
pemasaran yang baik, strategi yang lebih dan terfokus, serta penguasaan pasar.
Pada sisi lain, pendapatan perusahaan menjadi terdiversifikasi karena
perusahaan melakukan penggabungan usaha
Kedua, salah satu alasan utama mengapa perusahaan mau melakukan merger
karena perusahaan akan mengalami efisiensi dalam biaya operasi dibandingkan
dengan dua perusahaan yang terpisah. Salah satu contoh penurunan biaya dapat
dilakukan dengan melakukan pemasaran secara bersama untuk produk berbeda
dibandingkan dengan dua perusahaan terpisah. Operasi perusahaan dapat
diefisienkan, terutama dalam bidang sumber daya manusia yang menangani
kepegawaian. Pembayaran gaji dapat dilakukan dengan satu divisi yang
menggunakan teknologi lebih baik. Pengiklanan perusahaan dapat dilakukan
sekaligus dibandingkan dengan dua perusahaan yang sendiri-sendiri. Biaya iklan
lebih murah karena biaya iklan hanya satu dengan adanya merger. Cara ini
efektif dan sangat menguntungkan perusahaan.
Penggabungan dua perusahaan juga memberikan keuntungan terhadap jaringan
perusahaan yang semakin besar bila dibandingkan dengan sendiri-sendiri. Dalam
kasus ini akan timbul biaya produksi yang mengalami penurunan dan kuantitas
produksi akan mengalami peningkatan sehingga pendapatan perusahaan
mengalami peningkatan. Dengan adanya efisiensi yang dilakukan, maka laba
perusahaan akan meningkat sehingga harga saham akan
mengalami peningkatan.
Ketiga, kapitalisasi pasar perusahaan mengalami peningkatan bila perusahaan
melakukan merger. Bila perusahaan berdiri sendiri, maka kapitalisasinya tidak
mengalami peningkatan secara cepat dikarenakan pertumbuhan laba yang kecil.
Tetapi, dengan merger perusahaan, maka kapitalisasi saham perusahaan lebih
besar dikarenakan adanya harapan investor terhadap perusahaan yang akan
mengalami peningkatan pendapatan sesuai dengan tujuan
merger tersebut.
Keempat, adanya merger akan memberi peningkatan kualitas sumber daya
manusia di perusahaan merger. Pegawai yang baik akan bekerja dan mentransfer
pengetahuan kepada pegawai yang belum memahami. Artinya, antarpegawai
akan saling memberi pengetahuan untuk meningkatkan kemajuan perusahaan.
Diskusi antarpegawai akan terjadi karena mereka saling bertukar informasi
untuk meningkatkan pengetahuan yang dimiliki.
Kelima, adanya merger bagi dua perusahaan akan memperbaiki posisi keuangan
perusahaan serta kualitas neraca perusahaan. Semakin baiknya posisi dan
kualitas neraca perusahaan, membuat perusahaan semakin mempunyai
bargaining di pasar, baik dalam rangka memasarkan produk perusahaan maupun
mendapatkan bahan baku. Kualitas neraca perusahaan juga memberikan citra
yang baik kepada investor dan akhirnya meningkatkan
nilai saham perusahaan di bursa. Bagi bank yang mempunyai pinjaman di
perusahaan tersebut semakin yakin dananya akan kembali sehingga perusahaan
dapat meningkatkan kreditnya dengan kualitas neraca tersebut.
Keenam, keuntungan pajak merupakan salah satu tindakan merger. Bila
perusahaan melakukan merger atau akuisisi, maka perusahaan dapat
memperoleh keuntungan pajak dengan adanya kerugian operasi dari perusahaan
yang diakuisisi. Laba bersih yang besar pada perusahaan yang mengakuisisi
mengakibatkan perusahaan membayar pajak yang tinggi, tetapi dengan
masuknya perusahaan yang rugi mengakibatkan pajak yang dibayarkan
berkurang. Keuntungan pajak juga dapat diperoleh dengan cara meningkatkan
kapasitas
utang perusahaan yang belum terpenuhi. Perusahaan menggunakan seluruh
utangnya sehingga pajak yang dibayarkan mengalami penurunan.
Ketujuh, adanya merger akan memberi kualitas keputusan yang diambil menjadi
lebih berkualitas. Pengambil keputusan perusahaan merger akan diperoleh dari
pegawai yang berkualitas karena pegawai yang tinggal di perusahaan merger
adalah mereka yang mempunyai kualitas. Akibatnya, pegawai yang mengambil
keputusan akan selalu mempertimbangkan keputusannya untuk kepentingan
perusahaan dan umum, serta tidak melanggar peraturan yang ada.

Kelebihan merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001 : 641)

Kekurangan Merger
Harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing
perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan
waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)
6. Akuisisi
Akuisisi adalah penggabungan dua Perusahaan yang mana Perusahaan akuisitor
membeli Sebagian saham Perusahaan yang diakuisisi sehingga pengendalian
manajemen peerushaan yang diakuisisi berpindah kepada Perusahaan akuisitor,
sementara kedua Perusahaan masing-masing tetap beroperasi sebagai suatu badan
hukum yang berdiri sendiri. Dalam proses akuisisi, Perusahaan pengakuisisi perlu
meepertimbangkan beberapa faktor yang meliputi seleksi Perusahaan yang akan
diakuisisi, antara lain: aspek keuangan atau biaya akuisisi; pemahaman akan
kompleksitas tahap integrasi serta integrasi setelah akuisisi.

Tujuan daripada dilakukannya akuisisi ialah

1. menambah sinergi dari Perusahaan-perusahaan yang akan bergabung kepemilikannya


dari akibat akuisisi tersebut. Maksud dalam sinergi adalah nilai tambah atau keuntungan
yang diperoleh perusahaan yang terlibat dalam akuisisi.

2. memperluas pasar bagi produk yang dihasilkan karena disetiap perusahaan yang
terlibat memiliki akuisisi pangsa pasar sendiri. Namun, tujuan ini tidak otomatis
dilakukannya akuisisi, karena terdapat praktik atau kendalalain.

3. Ketika perusahaan hendak diakuisisi merupakan salah satu pesaing bisnis, maka
tujuannya untuk melindungi pasar, dimana mampu mengisihkan pesaing bisnis yang
terakuisisi.

4. Dalam pengembangan usaha untuk menghasilkan produk baru, maka dapta dilakukan
dengan akuisisi perusahaan lain yang sedang menghasilkan produk yang dikehendaki,
setelah dilakukan akuisisi produk yang mampu untuk dikembangkan lebih lanjut.

5. Dalam memperkuat bisnis inti, perusahaan perlu melalukan akuisisi atas perusahaan
lain yang bergerak di bisnis inti yang sama. Agar akuisisi tersebut mampu untuk bisnis
inti dari perusahaan yang mengambil alih menjadi semakin besar dan kuat.

Proses akuisisi
Proses akuisisi hanya mengubah status pemilik saham yaitu beralih dari
pemegang saham perseroan terakuisisi kepada pemegang saham pengakuisisi. Jadi
perubahan yang timbul bukan pada status perseroan tetapi pada pemegang saham
pengakuisisi dan perusahaan terakuisisi tetap berdiri dan menjalankan semua kegiatan
perseroan tersebut secara mandiri.
Proses akuisisi merupakan faktor utama yang penting karena berkaitan dengan
pembelian suatu unit bisnis dan berhubungan dengan jumlah uang yang relative besar
serta memerlukan waktu yang relative lama. Perusahaan pengambilalihan harus
memenuhi secara jelas prospek dan sasaran yang akan dicapai. Perspektif secara
keseluruhan dari suatu
proses akuisisi terdiri atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut
(Sudarsaman, 1999) :
1. Menentukan sasaran akuisisi.
2. Mengidentifikasi calon perusahaan yang dianggap potensial untuk
diakuisisi melalui prosedur pelacakan.
3. Membatasi jumlah calon perusahaan yang akan diambil alih
4. Menghubungi pihak manajemen perusahaan bersangkutan untuk
mewujudkan keinginan memberikan penawaran dan kemungkinan memperoleh
informasi tambahan.
Pelaksanaan akuisisi dapat dilakukan perseroan atau langsung dari pemegang
saham. Akuisisi saham dilakukan atasseluruh atau sebagian besar saham yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.

Manfaat dan Risiko Akuisisi


Sebagian besar perusahaan memutuskan untuk melakukan akuisisi agar
memperoleh produk atau jasa pelengkap, yaitu produk atau jasa yang dihubungkan
dengan suatu teknologi dan konsumen yang sama (Griffin, 2004). Oleh karena itu
terlihat bahwa akuisisi mempunyai manfaat. Gie (dalam Novaliza & Djajanti, 2013)
mengemukakan terdapat beberapa manfaat akuisisi yaitu : komplementaris, pooling
kekuatan, mengurangi persaingan, menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
Terdapat beberapa manfaat dan keunggulan akuisisi (Moin, 2010) antara lain:
1. Memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kreditor lebih
percaya dengan perusahaan yang telah berdiri mapan.
2. Mendapatkan cash flow dengan cepat karena prduk dan pasar sudah
jelas
3. Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari
awal
4. Memperoleh karyawan yang lebih berpegalaman
5. Memperoleh sistem operasional dan administrative yang mapan
6. Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru
7. Mengurangi risiko kegagalan bisnis
8. Mendapatkan infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih
cepat
Akuisisi tidak hanya memberikan manfaat namun juga dapat menimbulkan kerugian-
kerugian pada perusahaan yang kurang tepat dalam melakukan akuisisi. Menurut
Aprilitaet al., (2013). Kerugian yang diperoleh ketika perusahaan memutuskan untuk
melakukan akuisisi antara lain :
1. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang telah dibeli maka akan
terjadi merger
2. Apabila cukup banyak pemegang saham yang minoritas tidak menyetujui
pengambilalihan tersebut maka akuisisi tidak akan terjadi.
3. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi harus secara hukum dibalik nama
sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi

Anda mungkin juga menyukai