A. Perusahaan Perseorangan
Usaha perseorangan merupakan bentuk badan usaha yang banyak digunakan di
Indonesia. Badan usaha ini biasanya dipakai untuk jenis kegiatan usaha yang kecil,
maupun ketika ingin memulai mengadakan kegiatan usaha. Pada umumnya, usaha
prseorangan memiliki modal yang sangat kecil, yang dipergunakan selama masa proses
produksi kegiatan usaha.
Beberapa contoh usaha perseorangan yaitu, jasa salon, les privat, usaha air isi
ulang, jasa fotografer, editor, dan beberapa jenis usaha yang dikelola oleh satu orang
saja.
1. laporan laba rugi, yang berisikan ringkasan pendapatan dan pengeluaran selama
periode tertentu. Mencakup seluruh beban, pendapatan, penjualan dan juga
kerugian/keuntungan yang diperoleh Perusahaan.
2. laporan neraca, menyajikan posisi keuangan Perusahaan pada akhir periode tertentu.
Laporan ini mencakup seluruh asset (penambahan/penyusutan) utang, dan juga modal
pemilik yang terdapat diperusahaan tersebut.
3. laporan arus kas, menggambarkan aliran masuk dan keluar kas selama periode
tertentu.
4. catatan laporan keuangan, berisi informasi tambahan dan penjelasan tentang item-
item dalam laporan keuangan seperti kebijakan akuntansi, asumsi, dan esimasi yang
digunakan.
- Kendali penuh, pemilik Tunggal memiliki kendali penuh atas semua Keputusan
yang akan diambil, tanpa perlu berkonsultasi dengan siapapun. Dengan kendali
penuh, maka memungkinkan seseorang untuk dapat mengontrol Perusahaan
dengan fleksibilitas tanpa memikirkan pendapat orang lain.
- Kepemilikan penuh atas laba Perusahaan, pemilik Tunggal dari Perusahaan
perseorangan memiliki hak penuh atas seluruh laba yang dihasilkan oleh
Perusahaan tanpa memikirkan investor/pemodallain.
- Kecepatan pengambilan Keputusan, pengambilan Keputusan jauh lebih cepat
dengan adanya fleksibilitas tanpa mendengar/memperhatikan pendapat
seseorang.
Berikut ini adalah contoh profil Perusahaan Perseorangan (contoh bersifat fiktif)
Profil
Website : www.bacacepat.com
Email : info@bacacepat
Target Pemasaran : pelajar, mahasiswa, pecinta buku, orang tua & anak-anak.
Toko buku “baca Cepat” merupakan usaha perseorangan yang berlokasi di pusat
kota. Berdiri sejak 15 februari 2010, toko ini telah menjadi destinasi utama bagi para
pecinta buku di daerah sekitarnya. Toko ini didirikan oleh Ani Widodo dengan visi
untuk menyrediakan akses mudah dan nyaman dan berbagai koleksi buku bagi
Masyarakat lokal.
Toko ini menyediakan berbagai macam buku mulai dari fiksi, non-fiksi, buku
pelejaran, hingga buku anak-anak. Selain penjualan buku, toko ini juga menyediakan
layanan bacaan di tempat dengan suasana yang nyaman dan kopi gratis untuk para
pelanggan yang ingin membaca buku mereka.
Sejak awal terbentuk hingga sekarang, toko ini telah memberikan banyak
kontribusi dan juga pelayanan yang baik kepada para pelanggannya. Dibuktikan dengan
banyaknya komentar positif yang timbul dibeberapa media sosial Masyarakat
sekitar/pelanggan yang datang berkunjung ke tempat ini. Dan juga berbagai respon
positif di media sosial toko tersebut.
Usaha yang telah didirikan oleh ibu Ani ini berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi para pelanggannya walaupun hanya memiliki 2 orang pekerja
(termasuk pemilik), tetapi usaha ini terus berkembang hingga mampu mengirimkan
beberapa koleksi buku kepada orang-orang yang membutuhkan pengajaran membaca
seperti Yayasan panti asuhan dan Pesantren yang ada disekitar alamat toko tersebut.
B. Perusahaan Perkongsian
Perusahaan perkongsian tidak jauh berbeda dengan perusahaan perseorangan. Dimana
di jalankan oleh pemilk-pemiliknya. Salah satu dorongan penting untuk
mengembangkan usaha perkongsian adalah untuk menggabungkan sumber daya yang
dimilki oleh masing-masing pendirinya atau untuk melakukan kerja sama di bidang
usaha yang diminati bersama. Perusahaan perkongsian adakalanya timbul dari
perkongsian antara pemilik modal dan beberapa orang lain yang memiliki keahlian di
bidang yang dikembangkan. Alternative lain yang sering berlaku adalah: beberapa
orang yang mempunyai keahlian yang sama, mendirikan perusahaan. Contoh dari
perusahaan perkongsian adalaha perusahaan klinik beberapa dokter, atau perusahaan
advokat (pengacara).
Perusahaan perkongsian dapat dibagi kedalam dua bentuk, yaitu:
a. Perkongsian umum, adalah jenis usaha bersama dimana setiap kongsinnya
aktif turut menjalankan kegiatan usaha dan sepenuhnya bertanggung jawab
terhadap utang dan tanggung jawab lain yang ditangung perusahaan. Berarti
sekiranya harta perusahaan tidak mencukupi untuk menutup utang, harta tiap
pemilik dapat di gunakan untuk melunasinya.
Dalam perkongsian umum, setiap kongsinnya bertanggung jawab secara sepenuhnya
terhadap kegiatan usaha dan harta perusahaan tidak mencukupi untuk menutup utang,
harta tiap pemilik dapat digunakan untuk melunasinya. Perkongsian umum biasanya
dibentuk oleh dua atau lebih orang untuk menjalankan perniagaan secara bersama
Perusahaan perkongsian umum memiliki beberapa ciri yang menjadikannya berbeda
dengan perusahaan perseorangan, seperti:
Perhubungan: Perkongsian umum adalah suatu perhubungan yang wujud antara
beberapa orang
Perniagaan: Perhubungan ini memerlukan beberapa orang bagi mewujudkan
hubungan tersebut
Kewajiban dan Tanggung Jawab: Setiap kongsinnya bertanggung jawab secara
sepenuhnya terhadap kegiatan usaha dan harta perusahaan
Harta Perusahaan: Harta perusahaan tidak mencukupi untuk menutup utang,
harta tiap pemilik dapat digunakan untuk melunasinya
Dalam perkongsian umum, ketidakmampuan suatu perkongsian dapat menyebabkan
perkongsian kehilangan hak untuk mendakwa. Perkongsian umum biasanya dibentuk
oleh dua atau lebih orang yang mempunyai keahlian yang sama, seperti perusahaan
klinik beberapa dokter, atau perusahaan advokat (pengacara)
b. Perkongsian terbatas, adalah usaha milik bebrapa orang, akan tetapi hanya
seseorang atau sebagian kongsi saja yang bertindak sebagai general partner.
Yang dimaksud general partner adalah anggota perkongsian yang menjalankan
kegiatan perusahaan dan sepenuhnya bertanggung jawab atas utang perusahaan.
Tanggung jawab general partner tidak terbatas (unlimited liability). Anggota
perkongsian yang lain, yang dapat digolongkan sebagai silent partner atau
anggota perkongsian yang tidak aktif, tidak melakukan kegiatan perusahaan
sehari-hari dan pada umumnya menjadi anggota perkongsian dengan membeli
saham perkongsian.
Tanggung jawabnya hanya terbatas pasa saham kongsi yang di tanamkannya (limitied
liability) dan oleh karena ciri ini mereka juga sering disebut sebagai limitied partner.
Badan Hukum: Perkongsian terbatas adalah badan hukum yang memiliki kewajiban
(hutang) dan kekayaan sendiri. Perusahaan ini memiliki tiga jenis modal, yaitu modal
ditempatkan, modal dasar, dan modal disetor.
Modal ditempatkan adalah jumlah saham yang sudah diambil atau disetorkan
oleh pendiri atau pemegang saham, yang dapat berupa uang, barang, atau jasa.
Modal ditempatkan harus dibayarkan atau disetorkan ke dalam kas perseroan
terbatas
Modal dasar adalah seluruh nilai nominal saham perseroan yang disebut dalam
anggaran dasar. Jumlah modal dasar perseroan pada prinsipnya merupakan total
jumlah saham yang bisa diterbitkan oleh perusahaan
Modal disetor adalah saham yang memang ada (nyata) dan telah disetorkan ke
dalam perseroan. Modal disetor harus diumumkan melalui surat kabar dalam
waktu 14 hari setelah akta pendirian ditandatangani atau setelah penyetoran
saham
Pemilik perusahaan ini memiliki tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham
yang dimiliki. Perusahaan terbatas memiliki modal dan ukuran yang besar. Perusahaan
terbatas memiliki kekuatan yang lebih tinggi dalam menahan kebangkrutan. Pemilik
perusahaan terbatas memiliki kebebasan dan fleksibilitas dalam mengambil keputusan
Perkongsian terbatas memiliki beberapa keunggulan, seperti memiliki modal yang lebih
besar dan kekuatan yang lebih tinggi dalam menahan kebangkrutan. Namun, juga
memiliki beberapa keburukan, seperti kekurangan dalam manajemen dan kekurangan
kesulitan dalam mengatur kegiatan perusahaan
Perusahaan perkongsian adalah sebuah cara yang efektif untuk mengumpulkan modal,
keterampilan, dan kepemilikan usaha bersama-sama. Ini memungkinkan pihak-pihak
yang terlibat untuk menjadi lebih efisien dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi
dalam usaha yang dikelola secara individu
1. Firma
Berdasarkan Pasal 16 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) adalah setiap
perusahaan yang dibangun atau didirikan dibawah nama bersama atau Firma sebagai
nama/ brand/ merek yang dipakai untuk berdagang bersama-sama guna menjalankan
suatu perusahaan. Firma ("partnership") adalah suatu usaha bersama antara dua orang
atau lebih yang dimaksudkan untuk menjalankan suatu usaha di bawah suatu nama
bersama. Perusahaan dalam bentuk firma ini diawal penyebutan namanya sering
disingkat dengan "Fa". Misalnya, "Fa. Hasan & Co". Setiap partner dalam suatu firma
dapat mengikat dan bertindak untuk dan atas nama perusahaan, sungguhpun ke dalam
mungkin ada pembagian tugas diantara para partner. Misalnya, ada partner yang
menjadi semacam managing partner. Penggunaan nama bersama untuk nama
perusahaan dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
1. Menggunakan nama seorang sekutu, misalnya Fa Haji Tawi.
2. Menggunakan nama seorang sekutu dengan tambahan yang menunjukkan anggota
keluarganya, misalnya Firma Ibrahim About and Brothers, disingkat Fa Ibrahim Aboud
& Bros. Artinya, perusahaan persekutuan ini beranggota Ibrahim Aboud dan saudara-
saudaranya (adik beradik).
3. Menggunakan himpunan nama semua sekutu secara singkatan, misalnya Fa Astra
(singkatan Ali, Sumarni, Tantowi, Rafi'ah, dan Astaman).
4. Menggunakan nama bidang usaha, misalnya Fa Ayam Buras yang kegiatan usahanya
beternak ayam bukan ras.
5. Menggunakan nama lain, misalnya Fa Serasan Sekate, Fa musi Jaya, Fa Sumber
Rejeki.
Pada firma, kepribadian para sekutu yang bersifat kekeluargaan sangat diutamakan. Hal
ini dapat dimaklumi karena sekutu dalam persekutuan firma adalah anggota keluarga
ataupun teman sejawat, yang bekerja sama secara aktif menjalankan perusahaan
mencari keuntungan bersama dengan tanggung jawab bersama secara pribadi.
Ciri-ciri Firma
Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:
a) Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
b) Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
c) Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
d) Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
e) Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan
harta pribadi.
Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu komplementer dalam CV, yaitu:
a) Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan;
b) Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga; dan
c) Memiliki tanggungjawab tidak terbatas.
Adapun yang dimaksud dengan sekutu komplementer adalah Sekutu Aktif, yaitu sekutu
yang bertugas mengurus perusahaan dan bertanggungjawab tidak terbatas atau pribadi.
Tugas dari sekutu ini sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi berbeda dalam hal
tanggung jawabnya. Pada Firma tanggungjawab tidak terbatas pada tiap-tiap anggota
secara tanggung-menanggung, bertanggungjawab untuk seluruhnya atas perikatan Firma
yang disebut dengan Tanggung Jawab Solider. Secara garis besar, tanggung jawab
sekutu (pesero) dalam Firma adalah tanggung jawab setiap pesero untuk semua pesero,
atau biasa disebut tanggung jawab renteng, yaitu setiap pesero diberikan kewenangan
untuk bertindak secara langsung, tanpa persetujuan pesero lain, atas nama firma.
Kewenangan dapat dibatasi dengan diadakan penegasan dalam anggaran dasar, hal ini
merupakan jalan keluar terhadap ketentuan pasal 17 KUHD.
"Pasal 17 KUHD-menjelaskan bahwa dalam Firma terdapat 2 macam Sekutu, yaitu
Sekutu yang DIKECUALIKAN dan Sekutu yang TIDAK DIKECUALIKAN. Dan
anggota sekutu yang dikecualikan TIDAK BERHAK untuk menjadi Pengurus, dan
hanya anggota sekutu yang tidak dikecualikan yang berhak untuk mengurus"
Tanggung jawab persero dalam Firma dibedakan menjadi tanggung jawab ekstern
(keluar) dan tanggung jawab intern (di dalam).
1. Tanggung Jawab Ekstern
Menurut pasal 18 KUHD adalah tanggung jawab atas semua perikatan persekutuan
meskipun dibuat sekutu lain, termasuk perikatan-perikatan yang timbul karena
perbuatan melawan hukum. Pertanggung jawaban itu menjadi tanggung jawab pesero
secara bersama-sama sebagai akibat perbuatan yang disebabkan karena salah seorang
atau beberapa pesero.
2. Tanggung Jawab Intern
Tanggung jawab intern pesero seimbang dengan pemasukannya
Kelebihan Firma
Suatu badan usaha pastilah memiliki kelebihannya masing-masing, berikut adalah
kelebihan dari Firma:
i. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah
untuk memperluas usahanya.
ii. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang
lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.
iii. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara
para anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga
keputusan-keputusan menjadi lebih baik
iv. Tergabung alasan-alasan rasional.
v. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.
vi. Prosedur pendirian relative mudah.
vii. Pimpinan dalam firma bisa dibagi sesuai dengan keahlian masing-masing.
viii. Kelangsungan pada badan usaha lebih terjamin.
ix. Pinjaman untuk modal lebih mudah didaptkan
x. Modal firma lebih besar dibandingkan dengan sebuah usaha perorangan
Kekurangan Firma
Dibalik kelebihan-kelebihan yang ada, suatu badan usaha pastilah memiliki
kekurangannya masing-masing, kekurangan dari Firma ialah:
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.
2. Contoh: Anggota Investasi Dalam Toko Pengecer Kekayaan Pribadi A = Rp.
400.000, B = Rp. 200.000, C = Rp. 100.000. Dengan berbagai macam alasan, toko
tersebut mempunyai hutang sebesar Rp. 800.000. modal yang ditanamkan oleh para
anggota hanya sebesar Rp. 700.000 dipakai untuk melunasi hutang tersebut. Sisa hutang
sebesar Rp. 100.000 harus dibayar dari kekayaan pribadi. Karena A dan B tidak
memiliki kekayaan pribadi, maka sisa hutang tersebut harus dibayar oleh C.
3. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan
timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
4. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
5. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota
keluar, maka firma pun bubar.
6. Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma.
7. Sulit dalam mengambil suatu keputusan karena adanya suatu perbedaan pendapat dari
kedua pemimpin
8. Kesalahan pada sesorang anggota harus ditanggung bersama
9. Tidak adanya pemisah harta kekayaan antara hak milik dengan Firma. Bila
mengalami bangkrut, maka harta pribadi ikut dipertanggungkan.
2. Persekutuan Komanditer / CV
Pengertian CV / Persekutuan Komanditer adalah suatu bentuk badan usaha persekutuan
yang didirikan oleh dua orang atau lebih dimana beberapa anggotanya memiliki
tanggung jawab yang tak terbatas dan sebagian anggota lainnya memiliki tanggung
jawab yang terbatas. CV adalah singkatan dari Commanditaire Vennootschap, yaitu
jenis badan usaha persekutuan yang belum memiliki badan hukum. Pendirian CV atau
Persekutuan Komanditer adalah menggunakan akta dan harus didaftarkan. Menurut para
ahli pengertian CV atau Persekutuan Komanditer adalah suatu badan usaha yang
mempersekutukan modal dari dua orang atau lebih yang terbagi dalam dua jenis sekutu.
Para pemilik modal pada CV atau Persekutuan Komanditer dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif.
Sekutu Aktif (Komplementer), yaitu sekutu yang menjalankan perusahaan dan
memiliki hak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga.
Sekutu Pasif (Komanditer), yaitu sekutu yang hanya menyerahkan modal dalam
persekutuan dan tidak turut campur dalam kepengurusan, maupun kegiatan perusahaan.
KARAKTERISTIK BUMN
1. Bersifat membantu pemerintah dalam membangun public utilities:
BUMN membantu pemerintah dalam membangun public utilities. Public utilities yaitu
pada infrastruktur dan layanan vital yang diperlukan oleh masyarakat, seperti listrik, air
bersih, transportasi, telekomunikasi, dan sebagainya. BUMN diberi mandat oleh
pemerintah untuk mengelola dan menyediakan layanan ini kepada masyarakat dengan
tujuan untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan keberlanjutan layanan tersebut
untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, BUMN memiliki peran strategis untuk
mendukung pembangunan infrastruktur dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
2. Menghasilkan barang karena pertimbangan keamanan dan kerahasiaan harus
dikuasai negara.
Kemampuan untuk menghasilkan barang-barang dianggap penting karena pertimbangan
keamanan dan kerahasiaan yang harus dikuasai oleh negara. Hal ini terkait dengan
produksi barang-barang strategis yang berkaitan dengan kepentingan nasional, seperti
senjata, peralatan militer, bahan peledak, dan teknologi keamanan lainnya. Dalam hal
ini, BUMN dapat menjadi alat untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara dengan
mengendalikan produksi dan distribusi barang-barang tersebut.
3. Melaksanakan kebijakan strategis pemerintah :
BUMN memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan strategis yang
ditetapkan oleh pemerintah. Biasanya mencakup berbagai aspek, seperti kebijakan
ekonomi, kebijakan industri, kebijakan ketenagakerjaan, dan kebijakan lingkungan,
sesuai dengan bidang usaha dan mandat yang diberikan kepada BUMN tersebut. BUMN
diharapkan bisa untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan-tujuan strategis pemerintah
melalui kegiatan operasionalnya dan pengambilan keputusan yang sejalan dengan
kebijakan yang ditetapkan.
4. Tujuan melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat:
untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, dilakukan melalui
berbagai cara, seperti menyediakan layanan publik yang berkualitas, memastikan
ketersediaan barang-barang vital dengan harga yang terjangkau, serta berkontribusi pada
pembangunan infrastruktur yang meningkatkan aksesibilitas dan keamanan masyarakat
terhadap fasilitas penting seperti transportasi, energi, dan air bersih. Dengan hal
tersebut, BUMN diharapkan dapat berperan dengan benar dalam meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
5. Usaha bersifat komersial dan fungsinya dapat dilakukan swasta:
Meskipun dimiliki oleh negara, BUMN juga beroperasi secara komersial, artinya
BUMN diharapkan dapat beroperasi secara efisien dan menghasilkan keuntungan.
Namun, fungsi BUMN ini bisa dijalankan oleh sektor swasta jika memungkinkan.
Berbeda dengan badan usaha komersial pada umumnya, koperasi memiliki karakteristik
tersendiri, yaitu :
a) Koperasi dibentuk oleh anggota atas dasar kepentingan ekonomi yang sama;
Sebab sifat utama koperasi adalah sifat sosial yang merupakan kumpulan orang-
orang yang melaksanakan aktivitas ekonomi dengan keuntungan seoptimal
mungkin, bukan sebagaimana bisnis murni pada umumnya.
b) Anggota koperasi sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi
sehingga koperasi didirikan, diatur, dikelola, diawasi serta dimanfaatkan oleh
anggotanya
c) Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya;
d) Koperasi membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan usaha
anggota untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan usahanya;
e) Nilai-nilai dari koperasi, yaitu:
i. Kemandirian, dapat dilihat pula ketika ia mampu dan berwenang
memutuskan semua kegiatan yang berhubungan dengan usaha koperasi,
mampu dan berwenang mengelola seluruh kegiatan usahanya secara efektif
dan efisien, mampu mengarahkan segala sumber dana, mampu
mempengaruhi kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan usaha
koperasi, dan mampu mengatur dan mengelola para karyawan secara
mandiri.
ii. Kesetiakawanan, landasan mental koperasi Indonesia adalah kesetiakawanan
dan kesadaran pribadi. Setiap anggota harus punya rasa setia kawan dengan
anggota lainnya, juga memiliki kesadaran pribadi untuk memajukan
koperasi.
iii. Keadilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berdasarkan pada
prinsip koperasi yaitu pembagian (SHU) dilakukan secara adil. Artinya,
SHU Koperasi dibagikan merata kepada masing-masing anggotanya sesuai
dengan jasa partisipasinya. Keadilan dalam koperasi sangat mencerminkan
sila kelima dalam ruang lingkup yang kecil yaitu organisasi.
iv. Persamaan dan demokrasi. “Demokrasi” adalah setiap anggota koperasi
memiliki satu suara dan berhak ikut dalam pengambilan keputusan
dalam rapat anggota, tidak tergantung kepada besar kecilnya modal
yang diberikan. “Persamaan” adalah setiap anggota koperasi memiliki
hak dan kewajiban yang sama dalam melakukan transaksi dan
mendapatkan manfaat ekonomi dengan berkoperasi.
v. Tanggung jawab sosial, koperasi mempromosikan nilai-nilai solidaritas dan
kebersamaan di antara anggotanya. Ini menciptakan lingkungan di mana
anggota bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, meningkatkan rasa
memiliki, dan memperkuat ikatan sosial.
vi. Kepedulian terhadap orang lain, pentingnya koperasi memiliki rasa
kepedulian sosial kepada sesama dan lingkungan sekitar sebagai bentuk
harmonisasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dan menebar
manfaat kepada seluruh anggotanya.
Setiap organisasi atau badan usaha bahkan komunitas pun tentunya memiliki idealisme
dalam menjalankan operasionalnya. Sesuai dengan penjelasan diatas, dapat diketahui
bahwa koperasi sangat menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan kekeluargaan. Hal ini
terjadi karena koperasi yang memiliki idealisme yang dirangkum dalam prinsip-
prinsip koperasi yang menjelaskan esensi dan dasar kinerja koperasi sebagai badan
usaha diantaranya, yaitu :
1. Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela artinya seseorang harus sukarela menjadi
anggota koperasi (tidak ada paksaan). Bahkan untuk keluar dari keanggotaan
koperasi juga harus sukarela berdasarkan keinginan sendiri. Asalkan
mengajukan permintaan keluar sesuai syarat yang berlaku.
Keanggotaan koperasi bersifat terbuka berarti tidak ada pembatasan atau
diskriminasi untuk menjadi anggota koperasi. Siapa saja boleh menjadi anggota
koperasi, tanpa membedakan suku, agama, ras, antar budaya (SARA) maupun
jabatan.
2. Pembagian SHU sebanding dengan besarnya jasa usaha anggota
Singkatnya, SHU adalah alat untuk memberikan keuntungan secara adil bagi
anggota koperasi. Semakin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi, maka
semakin besar pula SHU yang didapatkan. Jadi dari prinsip ini untuk
mewujudkan nilai kekeluargaan dan keadilan, pembagian sisa hasil usaha
kepada anggota berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota koperasi tidak
semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi.
3. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal sifatnya terbatas (tidak
melebihi suku bunga yang berlaku di pasar) dan disesuaikan dengan kondisi
serta kemampuan koperasi. Sebab, modal dalam koperasi bukan sekedar mencari
keuntungan tetapi untuk melayani masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan
anggota koperasi.
4. Kerjasama antar koperasi
Kerjasama koperasi adalah hubungan antara perkumpulan yang beranggotakan
orang-orang atau badan-badan hukum, baik antara koperasi dengan koperasi
maupun koperasi dengan bukan koperasi dan di bidang usaha atau bukan di
bidang usaha karena untuk meningkatkan kegiatan usahannya membutuhkan
bantuan orang lain atau organisasi lain. Dimasukkannya “Cooperation Among
Cooperatives” artinya kerjasama antar koperasi ini sebagai prinsip koperasi
bukanlah tanpa alasan. Koperasi oleh masyarakat umumnya didefinisikan
sebagai wadah bagi orang-orang yang ekonominya lemah dengan sendirinya
memerlukan kerja sama di antara mereka dalam mencapai tujuan koperasi. Kerja
sama antar koperasi merupakan salah satu asas yang harus di patuhi oleh semua
jenis koperasi.
5. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Koperasi memiliki peran penting dalam mewujudkan demokrasi ekonomi, yaitu
sistem ekonomi yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang
untuk mengembangkan potensi dan kesejahteraannya. Prinsip ini mengandung
makna bahwa setiap anggota koperasi memiliki hak yang sama dalam
pengelolaan koperasi, baik dalam hal menentukan kebijakan, membuat
keputusan, maupun mengawasi jalannya koperasi. Prinsip ini juga mengakui
bahwa setiap anggota koperasi memiliki suara yang sama dalam pemilihan
pengurus dan pengawas koperasi, tanpa membedakan besaran modal yang
dimiliki. Kemudian, memberi kebebasan kepada anggota untuk masuk dan
keluar dari koperasi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka, kebebasan
menyusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi sesuai dengan
UUD 1945 dan undang-undang koperasi, serta menghormati hak dan kewajiban
anggota koperasi, menjalin kerjasama dan solidaritas dengan koperasi lain, baik
di tingkat lokal, nasional, maupun internasional untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota, masyarakat dan sebagainya.
6. Kemandirian
Mandiri artinya suatu koperasi harus berdiri sendiri tanpa bergantung pada pihak
lain yang didasarkan atas kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan,
kemampuan, dan usaha sendiri. Koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal
mengambil keputusan usaha dan organisasi. Kemandirian diartikan juga sebagai
kebebasan dalam bertanggung jawab, bersifat otonom, swadaya dan memiliki
keberanian dalam mempertanggung jawabkan segala tindakan sendiri selama
mengelola usaha dan organisasi.
7. Pendidikan Perkoperasian
Pendidikan perkoperasian merupakan salah satu prinsip koperasi yang sangat
penting untuk dilakukan oleh koperasi, karena dengan pendidikan perkoperasian,
anggota lebih dapat mengerti dan memahami apa itu koperasi, betapa besar
manfaat yang diberikan oleh koperasi dalam meningkatkan taraf hidup
anggotanya. Sebab koperasi dimiliki oleh anggota, digunakan untuk
kemanfaatan anggota dan diawasi oleh anggota dan kunci keberhasilan sebuah
koperasi ada pada sinergi antara anggota dan manajemennya. Jika partisipasi
anggota tinggi dan profesionalisme manajemen tinggi maka koperasi akan
berkembang cepat, sebaliknya jika partisipasi anggota rendah dan tidak ada
profesionalisme manajemen, maka koperasi akan mati dengan segera. Nah
dengan kegiatan penularan ilmu/pengetahuan perkoperasian serta peningkatan
keterampilan teknis yang dilakukan secara terus menerus dan kesinambungan
oleh koperasi atau pihak- pihak di luar koperasi yang terarah kepada unsur-unsur
gerakan koperasi dan masyarakat memberikan manfaat kepada anggota koperasi
dalam meningkat pengetahuan, pemahaman, kesadaran, keperilakuan dan
keterampilannya dalam berkoperasi serta masyarakat juga menjadi tahu,
mengerti dan termotivasi menjadi anggota koperasi secara sukarela.
Sehubung dengan itu, peranan koperasi yang sangat penting dalam meningkatkan taraf
perekonomian masyarakat dengan menggalang kekuatan untuk mencapai kesejahteraan
yang lebih baik, koperasi memberikan beberapa kontribusi terhadap anggotanya pada
khususnya dan juga untuk masyarakat pada umumnya.
Adapun macam-macam kontribusi koperasi untuk anggotanya :
a) Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah kontribusi wajib yang harus dibayar oleh anggota
koperasi ketika yang bersangkutan masuk menjadi anggota koperasi. Simpanan
pokok hanya dilakukan sekali selama menjadi anggota serta jumlahnya telah
ditentukan oleh koperasi. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama orang/
yang bersangkutan masih menjadi anggota dalam koperasi.
b) Simpanan Wajib
Simpanan wajib merupakan kontribusi atau iuran wajib bagi anggota yang harus
dibayar secara berkala( sebulan sekali). Uang yang masuk dalam simpanan
wajib juga tidak dapat diambil kembali kecuali anggota yang bersangkutan
berhenti dari anggota koperasi. Nah simpanan pokok dan simpanan wajib
merupakan sumber dari modal usaha koperasi
c) Simpanan Sukarela
Simpanan sukarela merupakan iuran atau kontribusi sukarela dari para anggota
yang besarnya dan waktunya tidak terikat. Pembayaran simpanan bebas bisa
dilakukan kapan saja dan simpanan sukarela ini sewaktu-waktu dapat diambil
kembali. Simpanan sukarela bersifatnya sebagai utang koperasi kepada anggota
koperasi.
Peran lain dari koperasi adalah meningkatkan pendapatan anggotanya melalui SHU
(Sisa Hasil Usaha). SHU akan diberikan kepada anggota koperasi sesuai periode yang
sudah ditentukan sebagai keuntungan yang diperoleh ketika bergabung menjadi anggota
koperasi. Besaran SHU yang diperoleh satu anggota mungkin akan berbeda dengan
anggota lainnya karena hal ini tergantung pada kontribusi anggota tersebut. Semakin
besar dan banyak kontribusi yang diberikan pada koperasi, maka semakin besar pula
SHU yang didapatkan. Sebagian anggota mungkin menjadikan hal ini sebagai
penghasilan tambahan, tapi ada juga yang menjadikannya sebagai penghasilan utama.
Paling tidak, waktu dan tenaga yang diberikan untuk koperasi memberikan hasil,
termasuk menambah besaran SHU.
Keberadaan koperasi tidak hanya berdiri begitu saja, tapi ada peraturan yang berlaku
dan harus dipatuhi oleh masyarakat. Oleh karena itu, pembentukan koperasi harus
melalui aturan yang ada sehingga ada penjelasan tentang jenis-jenisnya. Maka
koperasi dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu, Menurut derajatnya :
1. Koperasi primer
Koperasi yang anggotanya terdiri dari orang seorang sampai jumlah minimalnya
20 orang. Sebelum mencapai 20 orang maka koperasi tidak dapat didirikan.
2. Koperasi Pusat
Merupakan kumpulan dari lima koperasi primer atau lebih. Koperasi pusat ini
beranggotakan 5 atau lebih koperasi primer yang sudah berbadan hukum.
3. Koperasi Gabungan
Merupakan kumpulan koperasi pusat yang berjumlah paling sedikit 3 koperasi
pusat.
4. Induk Koperasi
Kumpulan 3 koperasi gabungan yang berbadan hukum atau lebih dengan
wilayah kerja meliputi seluruh Indonesia.
Kemudian macam-macam koperasi yang tercantum dalam UU No. 17 Tahun 2012 :
1. Koperasi konsumen
Koperasi konsumen, yakni koperasi yang diperuntukkan bagi konsumen jasa
dan barang. Pengertian mudahnya adalah koperasi ini memiliki fungsi untuk
jual beli produk atau jasa antar anggota. Dalam koperasi konsumen, anggota
memiliki dua peran, yakni sebagai pemilik sekaligus sebagai konsumen atau
pembeli dari produk atau jasa yang ditawarkan. Sebagai pemilik, anggota
koperasi bertugas untuk menyediakan produk atau jasa yang bisa ditawarkan.
Pemilihan produk atau jasa ini berdasarkan kesepakatan anggota. Sebagian
besar koperasi jenis ini menjual beragam keperluan harian makanya
Keberadaan jenis koperasi ini membantu konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya dengan harga yang lebih murah.
2. Koperasi produksi
Koperasi produsen adalah koperasi yang diperuntukkan bagi produsen barang
dan jasa untuk menjual barang produksi anggotanya. Itulah mengapa sebagian
besar anggota koperasi produsen adalah mereka yang memiliki usaha atau
bisnis produksi suatu barang dan jasa. Pada dasarnya, semua jenis-jenis
koperasi memiliki tujuan pembentukan dan layanan yang berbeda, termasuk
koperasi produsen. Keuntungan bergabung dalam koperasi produsen adalah
dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang murah. Selain itu, anggota
koperasi juga bisa menjual hasil produksinya dengan harga yang layak
sehingga peluang mendapatkan keuntungan akan lebih besar. Sesama anggota
koperasi bisa saling bertukar barang jualannya, misalnya membeli bahan baku
untuk produksi barang. Dengan prinsip kerja yang demikian, para anggota
koperasi produsen berperan sebagai pemilik sekaligus pengguna layanan dari
jasa koperasi yang ditawarkan. Tujuan utamanya tentu memberikan
keuntungan dan kesejahteraan bagi anggota koperasi produsen.
3. Koperasi simpan pinjam
Sesuai namanya, jenis koperasi ini menyediakan layanan penyimpanan dan
peminjaman bagi anggota koperasi itu sendiri. Untuk menikmati layanan
simpan pinjam yang disediakan, seseorang harus bergabung menjadi salah
satu anggota dari koperasi tersebut. Keberadaan koperasi ini menjadi solusi bagi
mereka yang memiliki kesulitan dalam hal keuangan. Anggota koperasi yang
membutuhkan uang dalam jangka pendek bisa meminta bantuan dari koperasi
untuk meminjam uang dengan ketentuan dan syarat yang berlaku. Biasanya,
koperasi memberlakukan syarat yang cukup mudah sehingga proses
peminjaman akan berjalan lebih cepat. Berbeda dengan lembaga keuangan
lainnya yang menetapkan syarat rumit untuk melakukan peminjaman
sejumlah uang. Bukan hanya itu saja, koperasi jenis ini juga memberikan
bunga yang relatif lebih rendah karena semua layanan yang diberikan
berdasarkan asas kekeluargaan yang dijunjung.
4. Koperasi pemasaran
Lalu, dalam mengelola usaha yang diselenggarakan koperasi, keuangan merupakan hal
yang esensial dalam pelaksanaan kegiatan koperasi. Dengan begitu tentu perlu
mengadakan pengelolaan terhadap uang yang dimiliki karena apabila uang dalam suatu
koperasi tidak dikelola dengan baik, tentu pencapaian tujuan dari koperasi tersebut
akan terhambat. Untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan yang
berkesinambungan, pengelolaan keuangan koperasi menjadi aspek kritis yang harus
dikelola dengan penuh kehati-hatian. Di sinilah peranan penting akuntansi koperasi
muncul sebagai pondasi yang kokoh untuk mengoptimalkan kesejahteraan bersama.
Akuntansi koperasi adalah suatu sistem pencatatan, pengelolaan, dan pelaporan
keuangan yang digunakan oleh koperasi untuk menghasilkan informasi keuangan
yang berguna dan akurat dalam mengelola keuangan koperasi. Akuntansi koperasi
meliputi pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan, pengendalian
anggaran, dan audit keuangan.
Tujuan dari akuntansi koperasi bukan hanya sekadar kewajiban hukum dalam
menyediakan informasi keuangan melainkan alat strategis untuk mencapai tujuan
bisnis dan membangun kepercayaan di antara anggota koperasi, pihak terkait, dan
pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan koperasi. Dalam konteks ini,
akuntansi koperasi fokus dalam menerapkan praktik akuntansi yang sesuai dengan
karakteristik unik koperasi sebagai entitas bisnis berbasis keanggotaan, diantaranya:
a. Pemisahan Kepentingan
Koperasi harus mampu memisahkan kepentingan anggota sebagai pemilik
dengan kepentingan sebagai pengguna jasa atau produk koperasi. Ini
memerlukan pencatatan keuangan yang jelas dan terpisah.
b. Partisipasi Anggota
Akuntansi koperasi mencerminkan partisipasi anggota dalam pengambilan
keputusan keuangan. Ini dapat mencakup pemilihan manajemen, pembagian
sisa hasil usaha, dan penggunaan dana cadangan.
c. Prinsip Keadilan Ekonomi
Prinsip-prinsip akuntansi koperasi mendukung pencapaian keadilan ekonomi
di antara anggotanya. Misalnya, pembagian sisa hasil usaha (SHU) dapat
didasarkan pada kontribusi atau transaksi anggota dengan koperasi.
d. Pemenuhan Kebutuhan Anggota
Akuntansi koperasi mencatat transaksi keuangan yang berkontribusi pada
pemenuhan kebutuhan dan kepentingan anggota, sejalan dengan tujuan
koperasi.
e. Standar Akuntansi yang Relevan
Koperasi mengikuti standar akuntansi yang relevan untuk memastikan
pelaporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya, seperti Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) di
Indonesia.
Akuntansi memainkan peran penting dalam koperasi karena berfungsi sebagai alat
utama untuk mengelola informasi keuangan dan memberikan gambaran yang jelas
tentang kesehatan finansial koperasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
akuntansi sangat penting dalam konteks koperasi :
a) Transparansi Keuangan
Akuntansi menyediakan sarana untuk mencatat dan melaporkan semua transaksi
keuangan koperasi secara terinci dan transparan. Dengan adanya transparansi
ini, anggota koperasi dapat memahami dengan jelas bagaimana keuangan
koperasi dikelola dan digunakan.
b) Pengambilan Keputusan yang Informatif
Informasi keuangan yang dihasilkan melalui akuntansi membantu manajemen
koperasi dalam pengambilan keputusan yang lebih informtif dan tepat waktu.
Hal ini mencakup alokasi sumber daya, perencanaan anggaran, dan identifikasi
area di mana perbaikan atau peningkatan diperlukan.
c) Pertanggungjawaban dan Akuntabilitas
Akuntansi memfasilitasi pertanggungjawaban dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan koperasi. Anggota koperasi memiliki hak untuk
mengetahui bagaimana keuangan koperasi dikelola dan bagaimana keputusan
keuangan memengaruhi mereka. Dengan demikian, akuntansi membantu
membangun kepercayaan antara anggota dan manajemen.
d) Pemenuhan Kewajiban Hukum
Koperasi, seperti bentuk organisasi lainnya, memiliki kewajiban hukum untuk
menyajikan laporan keuangan yang akurat dan lengkap. Akuntansi membantu
koperasi untuk memenuhi standar akuntansi dan peraturan perpajakan yang
berlaku.
e) Pemantauan Kinerja dan Pertumbuhan
Dengan akuntansi yang baik, koperasi dapat memantau kinerja keuangan secara
berkala. Ini membantu mengidentifikasi tren, kekuatan, dan kelemahan dalam
operasi koperasi. Pemantauan ini diperlukan untuk merencanakan pertumbuhan
yang berkelanjutan.
f) Manajemen Risiko Keuangan
Akuntansi membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan yang
mungkin dihadapi koperasi. Melalui pemantauan yang cermat terhadap posisi
keuangan, koperasi dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk
mengurangi risiko finansial.
g) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang Adil
Akuntansi koperasi memainkan peran kunci dalam perhitungan dan
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota. Ini melibatkan
penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang adil dan transparan untuk
menentukan kontribusi anggota terhadap kesuksesan koperasi. Dengan kata
lain, akuntansi bukan hanya alat administratif, tetapi juga instrumen strategis
yang mendukung tujuan koperasi, termasuk pertumbuhan, kesejahteraan
anggota, dan keberlanjutan bisnis. Dengan adanya akuntansi yang efektif,
koperasi dapat menjadi entitas yang lebih tangguh dan mampu mencapai
tujuannya dengan lebih baik.
Laporan keuangan koperasi umumnya terdiri dari beberapa komponen utama yang
memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja keuangan dan posisi finansial
koperasi. Berikut adalah beberapa elemen yang biasanya termasuk dalam laporan
keuangan koperasi:
1. Neraca (Balance Sheet)
Neraca menyajikan posisi keuangan koperasi pada suatu titik waktu tertentu.
Di dalamnya mencakup aset (harta), kewajiban (utang), dan ekuitas (modal)
koperasi. Neraca membantu untuk menilai tingkat likuiditas, solvabilitas, dan
struktur keuangan koperasi.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi atau sering disebut juga sebagai laporan laba rugi atau
laporan hasil usaha, menyajikan kinerja keuangan koperasi selama suatu
periode waktu. Di dalamnya mencakup pendapatan, biaya, laba bersih, serta
hasil operasi lainnya. Laporan ini memberikan gambaran tentang apakah
koperasi tersebut menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian.
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas menggambarkan arus masuk dan keluar kas selama
periode tertentu. Laporan ini mencakup aktivitas operasi (seperti penerimaan
dari penjualan), aktivitas investasi (seperti investasi dalam aset tetap), dan
aktivitas pendanaan (seperti penerimaan pinjaman atau pembayaran dividen).
Laporan ini membantu untuk memahami bagaimana koperasi mengelola arus
kasnya.
4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)
Laporan perubahan ekuitas mencantumkan perubahan dalam ekuitas koperasi
selama suatu periode. Hal ini melibatkan kontribusi pemilik, alokasi laba
atau rugi, pembayaran dividen, dan perubahan lainnya yang memengaruhi
ekuitas koperasi.
5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to the Financial Statements)
Catatan-catatan ini memberikan informasi tambahan dan penjelasan terkait
dengan pos-pos tertentu dalam laporan keuangan. Misalnya, catatan-catatan
ini dapat menjelaskan kebijakan akuntansi yang digunakan, peristiwa yang
tidak biasa, atau risiko dan ketidakpastian yang dihadapi koperasi.
6. Laporan Auditor (Auditor’s Report)
Laporan ini disajikan oleh auditor independen yang mengevaluasi apakah
laporan keuangan memberikan gambaran yang wajar tentang posisi
keuangan dan kinerja koperasi. Laporan ini dapat memberikan keyakinan
tambahan kepada pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan.
Laporan keuangan koperasi dirancang untuk memberikan informasi yang
akurat dan relevan kepada pemangku kepentingan seperti anggota koperasi,
pihak pemberi pinjaman, dan pihak terkait lainnya. Dengan memahami dan
menganalisis laporan keuangan ini, pihak terkait dapat membuat keputusan
yang lebih informatif terkait dengan koperasi tersebut.
Kerja sama yang dilakukan dalam bentuk joint venture, pastinya akan mempunyai
manfaat tersendiri bagi masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya. Berikut ini
adalah beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan jika menjalankan kerja sama dalam
bentuk joint venture :
Supaya Bisa Menggabungkan Sumber Daya
Suatu perusahaan tentu akan mempunyai lebih banyak daya saing yang terjadi di
dalam industri dan secara otomatis hal itu akan lebih banyak memberikan
potensi kesuksesan bisnis. Oleh karena itu, kita perlu menggabungkan sumber
daya dengan cara melakukan kerja sama dalam bentuk joint venture.
Dalam Sisi Bisnis
Suatu perusahaan mungkin saja akan mempunyai keahlian di satu bagian saja.
Kemudian perusahaan lainnya mempunyai keahlian di bagian lain. Misalnya
saja, perusahaan A ahli dalam membuat mesin produksi, sementara perusahaan
B mempunyai pengalaman dalam menciptakan produk yang sesuai dengan
mesin yang disediakan perusahaan A.
Lebih Hemat
Dua perusahaan yang memutuskan untuk melakukan sistem kerja sama dalam
bentuk joint venture mungkin saja mempertimbangkan untuk menghemat biaya.
Mulai dari biaya promosi, produksi, dan lainnya.
Di dalam sistem joint venture, ada dua jenis kontrak joint venture yang perlu kamu
pahami, yaitu domestik dan internasional. Berdasarkan informasi yang ada di dalam
pasal 8 ayat 91) SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi atau Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 mengenai ketentuan pelaksanaan
pemilikan saham yang ada di dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka
penanaman modal asing, maka bidang bisnis yang wajib mendirikan sebuah perusahaan
dengan cara tersebut adalah:
a. Produksi, transmisi, dan distribusi tenaga listrik yang ditujukan untuk umum
b. Pelabuhan
c. Pelayanan
d. Telekomunikasi
e. Penerbangan
f. Kereta api
g. Air minum
h. Pembangkit tenaga atom
i. Media massa
Joint venture sendiri wajib dilakukan oleh penanam modal asing dengan perusahaan
domestik. Hal tersebut terjadi karena bisnis ini tergolong penting untuk negara dan
berpotensi menguasai hajat hidup banyak orang. Sedangkan bisnis yang dilarang untuk
penanam modal asing yaitu bidang-bidang yang berhubungan dengan pertahanan
negara, misalnya saja mesin, senjata, alat-alat peledak, dan juga perlengkapan perang.
Dimana beberapa diantaranya merupakan sebuah perusahaan yang ada di Indonesia
diantaranya Asus dan Gigabyte, sharp dan sony, PT Pusri dengan National
Petrochemical Company of Iran (NPCI), Nestle dan Indofood, Samsung dan Spotify, PT
Kimia Farma dan PT Tigaraksa Perkasa, PT Kino Malee Indonesia Tbk. (KINO),
dsbnya.
Akuntansi Joint Venture
Joint venture adalah persekutuan jangka pendek dimana para sekutu pada umumnya
sudah mempunyai usaha pokok. Maka jangka waktu kontrak joint venture sudah
Ditentukan oleh para pihak, yang dituangkan dalam kontrak Joint Venture. Dalam
akuntansi joint venture terdapat dua bentuk pencatatan akuntansi yang dikenal dalam
joint venture dengan menggunakan metode akuntansi terpisah dan metode akuntansi
tidak terpisah.
Metode Akuntansi Terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka
besarnya laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan
maka untuk menghitung laba atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba
atau rugi tersebut akan dibagi sesuai dengan rasio atau metode pembagian laba
yang disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing sekutu hanya akan
mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi haknya.
Metode Akuntansi Tidak Terpisah
Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka
besarnya laba/rugi dapat diketahui dari saldo rekening joint venture, yaitu :
Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit
Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit.
Seperti halnya persekutuan, maka laba joint venture juga hak para anggota. Oleh karena
itu, laba joint venture akan dibagikan kepada para sekutu. Cara (metode) pembagian
labanya juga akan diatur di dalam perjanjian. Metode pembagian laba yang dipakai juga
sama dengan metode pembagian laba persekutuan, yaitu:
o Laba dibagi sama
o Laba di bagi dengan ratio tertentu
o Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu: Modal mula-mula, modal awal
periode, modal akhir periode, modal rata-rata.
o Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal
o Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus
o Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal
Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai, timbul masalah
akuntansi, yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu
mengakui rugi-laba atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakui
rugi-laba joint venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang
mendasari pengakuan rugi laba (pendapatan dan biaya). Seperti yang dijelaskan bahwa
joint Venture hanya bisa dihitung laba-ruginya apabila telah berakhir usaha yang
menjadi obyeknya maka dalam pembukuan ini mengalami hal - hal yang perlu
dilakukan karena pembukuan secara tidak terpisah sedikit berbeda dari pembukuan
secara terpisah, yang membedakan adalah hak - hak para anggota di dalam joint venture
dapat ditentukan pada setiap saat yang menyangkut aktivitas joint venture.
Hak-hak para anggota adalah selisih antara jumlah komutatif semua rekening yang
mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatif semua rekening yang mempunyai
saldo kredit dari pembukuan yang diselenggarakan oleh anggota yang bersangkutan.
Rekening-rekening dengan saldo debet menunjukkan aktiva joint venture (termasuk
biaya yang dibayar dimuka). Sedangkan rekening-rekening yang mempunyai saldo
kredit adalah rekening yang menunjukkan kewajiban-kewajiban joint venture kepada
pihak ketiga dan hak-hak anggota di dalam joint venture.
2. Cartel
Kartel adalah salah satu praktik dalam bisnis dengan bentuk perjanjian antara para
pelaku bisnis dalam konteks persaingan. Kartel adalah suatu perjanjian yang dilakukan
para pelaku usaha dalam konteks persaingan untuk menghilangkan persaingan antar
pihak. Kartel dipahami juga sebagai bentuk perjanjian yang digunakan untuk
meningkatkan keuntungan dalam bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Kartel dalam
praktiknya juga berpotensi menimbulkan monopoli perdagangan atas suatu produk atau
jasa yang ditawarkan. Hal ini karena kartel berfokus pada perjanjian untuk
menghilangkan persaingan antar pelaku usaha, sehingga kartel pun dapat berpotensi
untuk melakukan persaingan usaha tidak sehat secara menyeluruh.
Dalam praktiknya kartel memiliki dua sisi nilai yang berbeda, yaitu positif dan negatif.
Hal ini dapat disebabkan kegiatan kartel tidak hanya melibatkan para pelaku bisnis
tetapi juga konsumen yang menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Dampak Positif Kartel
Apabila dijalankan dengan tujuan yang baik, dampak positif kartel adalah sebagai
berikut :
Dapat Menguntungkan Produsen dan Konsumen
Kartel yang dibentuk dengan tujuan baik tentunya akan mendatangkan
keuntungan untuk kedua belah pihak, dalam hal ini produsen dan konsumen.
Beberapa usaha yang tergabung jadi satu membuat harga lebih terkendali dan
variatif, sehingga konsumen dapat memilih harga yang tepat. Produsen pun
dapat lebih menekan biaya produksi.
Memudahkan Perusahaan dalam Produksi
Terbentuknya kartel di antara perusahaan adalah untuk mempermudah pasokan
barang, izin, dan sebagainya yang diperlukan dalam produksi. Sehingga, dengan
adanya kartel, perusahaan menjadi lebih mudah dalam produksi.
Dampak Negatif Kartel
Menurut KPPU, dampak negatif kartel adalah sebagai berikut :
Dapat Menyebabkan Inefisiensi Produksi
Hal ini disebabkan karena kartel fokus pada cara untuk menekan biaya produksi
dan berusaha meningkatkan harga jual, sehingga dapat membuat produksi
menjadi tidak efisien. Alokasi biaya produksi dan harga jual juga bisa ikut
terganggu.
Menghambat inovasi dan penemuan teknologi baru
Untuk menghindari risiko yang membawa kerugian, kartel biasanya lebih
membatasi diri, sehingga tak jarang menghambat adanya pembaruan yang
padahal dapat berguna untuk produksi.
Menghambat masuknya investor
Kartel cenderung memonopoli pasar, sehingga sulit mendatangkan investor baru.
Dapat menyebabkan kondisi perekonomian yang kurang kondusif
Dengan adanya beberapa dampak yang telah disebutkan sebelumnya dapat
berimbas pada perekonomian suatu wilayah. Kondisi perekonomian bisa
menjadi kurang kondusif akibat adanya persaingan yang tidak sehat.
Merugikan konsumen
Hal ini dapat merugikan konsumen, sebab kartel mampu mengendalikan harga
jual menjadi sangat tinggi. Selain itu, produk pun bisa menjadi terbatas sehingga
konsumen hanya memiliki sedikit pilihan baik dari segi mutu maupun harga.
Bisnis yang melibatkan perjanjian kartel dapat dilihat dari sejumlah karakteristik yang
dimilikinya. Berikut ini karakteristik suatu bisnis yang terlibat dalam kartel:
Para pelaku usaha bisnis terlibat dalam konspirasi atas praktik bisnis yang
dijalankannya
Keterlibatan para petinggi atau senior eksekutif suatu perusahaan
Melibatkan peran suatu asosiasi sebagai backing-an untuk menutupi praktik
kartel dalam bisnisnya
Melakukan penetapan harga di pasar termasuk pula penetapan kuota produksi
agar tidak dicurigai melakukan kartel
Pemberlakuan hukuman berupa sanksi yang telah disepakati oleh seluruh
anggota yang terlibat, jika perjanjian yang telah disepakat tersebut dilanggar
Memiliki pihak yang mampu menyebarkan informasi pada setiap anggota bisnis
agar tidak diketahui khalayak umum
Kartel biasanya dilakukan secara diam-diam, meskipun ada juga kartel yang melakukan
usahanya secara terbuka. Hal ini menimbulkan adanya konspirasi bagi pelaku usaha
yang melakukan kartel. Petinggi-petinggi perusahaan akan berkumpul atau membentuk
asosiasi, dan menyepakati beberapa keputusan yang dibuat. Keputusan biasanya dibuat
untuk menetapkan harga. Agar berjalan efektif, penetapan harga tersebut diikuti dengan
adanya pembagian wilayah. Sehingga, konsumen yang didapatkan berbeda-beda dan
dikuasai oleh masing-masing perusahaan. Setelah itu, adanya perjanjian di antara
perusahaan tersebut, dan sanksi bagi yang melanggar. Namun, jika sanksi tersebut tidak
ada, rentan terjadi penyelewengan di dalam kartel. Sebuah perusahaan bisa saja
mendapat untung lebih besar dibanding perusahaan lainnya. Selalu ada pembagian
informasi secara menyeluruh terhadap anggota kartel, bahkan jika perlu dilakukan audit
dengan menggunakan data penjualan atau laporan produksi dalam periode tertentu.
Dalam kartel, ada juga mekanisme untuk membagi hasil produksi, terutama jika suatu
perusahaan mendapat lebih banyak keuntungan daripada perusahaan lainnya. Hal ini
dapat menimbulkan kepercayaan dan kepatuhan anggota kartel.
Kartel dibagi menjadi beberapa jenis dalam praktiknya. Hal ini dilakukan guna
mempermudah identifikasi perilaku kartel yang dilakukan oleh para pelaku bisnis,
berikut jenis-jenis kartel :
1. Kartel harga
Dalam kartel harga disepakati harga minimum suatu barang yang boleh dijual, anggota
kartel dilarang untuk menjual barang dibawah harga minimum yang telah disepakati.
Dalam praktiknya kartel dapat digunakan untuk dapat mengatur penetapan harga atas
suatu produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan perjanjian antara para anggota
bisnis. Penetapan harga ini bertujuan untuk menentukan sampai batas mana pebisnis
dapat menentukan minimal harga penjualan sehingga pelaku bisnis lainnya merasa
setara dengan harga yang ditawarkan. da pula contoh kartel harga yang dilakukan oleh
perusahaan pelayaran di Indonesia. KPPU menetapkan tujuh perusahaan terbukti terlibat
dalam kartel untuk mengendalikan tarif dan kuota angkutan barang kargo pada tahun
2003.
2. Kartel daerah
Kartel wilayah adalah gabungan perusahaan yang dibuat berdasarkan perjanjian untuk
membagi wilayah atau daerah penjualan dan pemasaran barangnya. Kartel
wilayah atau rayon mengatur tentang perjanjian atas area penjualan produk setiap
anggotanya. Satu perusahaan hanya boleh melakukan pemasaran produknya di daerah
yang sudah ditentukan dan tidak boleh melakukan pemasaran di daerah lain. Contoh
kartel di Indonesia yang termasuk kartel wilayah adalah kartel garam di Sumatera Utara
yang sempat diusut KPPU tahun 2005.
3. Kartel produksi
Kartel produksi adalah penyelenggaraan produksi secara massal dalam satu gabungan,
namun ada penerapan kuota untuk jumlah produksi. Melalui perjanjian kartel jenis ini,
maka para anggota yang terlibat dituntut untuk dapat menuruti persyaratan dan
perjanjian yang telah dibuat, hal ini menyangkut dengan tren pasar mengenai produk
atau jasa hingga pada tinggi rendahnya produksi.dalam kartel ini disepakati jumlah
maksimum barang yang boleh di produksi oleh setiap anggota. Tujuan pembatasan
produski ini agar tidak terjadi kelebihan produksi yang berakibat pada turunya harga.
Contoh kartel ini adalah OPEC, salah satu kartel paling klasik yang berhasil
mengendalikan harga minyak bumi.
4. Kartel kondisi
Kartel kondisi adalah kartel yang menerapkan syarat-syarat untuk penjualan,
penyerahan barang, serta menentukan kualitas produk. Hal ini dilakukan dengan tujuan
agar tidak ada persaingan dalam kualitas sehingga terjadi keseragaman dalam suatu
produk yang dihasilkan. Contoh kartel kondisi ada di Kanada, ketika produksi susu
dikendalikan oleh Canadian Dairy Commission.
5. Kartel pembagian laba
Kartel Pool, sering disebut juga kartel pembagian keuntungan, dalam kartel ini
keuntungan yang diperoleh anggota kartel dikumpulkan (di-pool) dalam kas bersama
kemudian dibagi sesuai perjanjian yang telah disepakati. Dalam pelaksanaanya, setiap
anggota kartel akan menghimpun laba kotor yang diperoleh dari kas bersama. Lalu, laba
bersih yang diperoleh akan dibagikan ke seluruh anggota kartel sesuai kesepakatan.
Perjanjian yang bersifat membatasi (restrictive agreements) adalah terlarang jika
dilakukan antara pelaku usaha swasta maupun publik. Artinya bahwa perjanjian tersebut
disepakati oleh individu atau rekanan perusahaan yang melakukan kegiatan usaha
tertentu untuk menjual barang atau jasa perdagangan. Salah satu jenis Perjanjian yang
Dilarang dalam UU No. 5/1999 adalah kartel. Istilah kartel terdapat dalam beberapa
bahasa seperti “cartel” dalam bahasa Inggris dan kartel dalam bahasa Belanda. Sebab
Pengaturan persaingan ini diadakan untuk menghindarkan diri dari cara-cara bersaing
yang sudah menjurus pada penghancuran diri sendiri, karena sudah menjurus pada
perang harga dengan harga yang lebih rendah daripada harga pokoknya. Persaingan
sudah terjerumus pada “cut throat competition”. Dalam keadaan yang demikian, semua
perusahaan akan merugi, dan akhirnya bangkrut. Larangan kartel secara eksplisit
merujuk pada Pasal 11 UU No. 5/1999, yang secara umum diartikan sebagai perjanjian
di antara pelaku usaha yang bertujuan menghambat persaingan dengan cara menaikkan
harga dan keuntungan.
Untuk membuktikan telah terjadi kartel dalam suatu industri, KPPU harus berupaya
memperoleh satu atau lebih alat bukti sebagaimana dijelaskan di bawah ini. Dalam
memperoleh alat bukti tersebut, KPPU akan menggunakan kewenangannya sesuai yang
tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 berupa permintaan dokumen baik dalam
bentuk hard copy maupun soft copy, menghadirkan saksi dan melakukan investigasi ke
lapangan. Apabila diperlukan akan dilakukan kerjasama dengan pihak berwajib yaitu
kepolisian untuk mengatasi hambatan dalam memperoleh alat bukti dimaksud. Pada
kasus tertentu, KPPU juga dapat memperoleh alat bukti melalui kerjasama dengan para
personel perusahaan yang terlibat dalam suatu kartel dengan kompensasi tertentu.
3. Trust
Trust merupakan bentuk pemusatan dari badan usaha-badan usaha yang harta miliknya
disatukan. Trush lebih dari kartel, trush merupakan penggabungan dari badan usaha-
badan usaha yang tidak bersifat sementara melainkan merupakan fusi yang bersifat
tetap. Terbentuknya trush ini dari gabungan beberapa perusahaan menjadi satu dan
masing-masing perusahaan yang bergabung telah meleburkan diri, sehingga gabungan
dari beberapa perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan besar. Seluruh
kekayaan perusahaan lama dipindahkan ke perusahaan yang baru dan trust dapat
mengeluarkan saham atau obligasi. Pindahnya seluruh kekayaan dari perusahaan lama
ke perusahaan baru melalui trust adalah salah satu cara yang mungkin dilakukan,
terutama untuk mengelola kepemilikan dan aset secara aman. Proses ini biasanya
melibatkan pembentukan trust yang akan memiliki kepemilikan atas aset perusahaan
lama dan kemudian mentransfer aset tersebut ke perusahaan baru. Hal ini sering kali
melibatkan konsultasi dengan ahli hukum dan keuangan untuk memastikan bahwa
transisi dilakukan dengan benar dan sesuai dengan tujuan perusahaan. Trust terbentuk
dengan cara didirikan sebuah “holding company’’ atau melalui fusi (peleburan) badan-
badan usaha. Trust terdiri atas :
1. Badan usaha-badan usaha yang sejenis (horizontal)
2. Badan usaha-badan usaha yang produksinya berurutan (vertikal)
3. Badan usaha yang produksinya tidak bersangkutan satu sama lain
(penggabungan paralelisasi)
o Tujuan Murni pada Trust
1. Untuk memperoleh cara produksi yang ekonomis : Dengan mengonsolidasikan aset
perusahaan lama ke perusahaan baru melalui trust, tujuannya adalah untuk mencapai
efisiensi produksi yang lebih besar. Ini dapat dilakukan dengan menggabungkan sumber
daya, teknologi, dan keahlian yang dimiliki oleh kedua perusahaan untuk mengurangi
biaya produksi, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan keuntungan.
2. Memperluas penjualan: Dengan memiliki akses terhadap aset dan jaringan penjualan
yang lebih besar melalui perusahaan baru yang dibentuk melalui trust, tujuannya adalah
untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan volume penjualan. Dengan
demikian, trust memungkinkan perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang lebih
cepat dan berkelanjutan dengan memanfaatkan kekuatan gabungan dari perusahaan
lama dan baru.
o Cara produksi yang ekonomis dapat dicapai dengan cara
1. Mengganti mesin-mesin yang sudah tua: Memperbarui atau mengganti mesin-mesin
yang sudah tua dengan yang lebih efisien dan modern dapat meningkatkan produktivitas
dan mengurangi biaya operasional jangka panjang. Mesin-mesin baru cenderung lebih
efisien dalam penggunaan energi dan dapat meminimalkan waktu henti produksi karena
kerusakan.
2. Menggandakan standarisasi mutu dan macam barang tertentu: Dengan mengadopsi
standar mutu yang lebih tinggi dan meningkatkan standarisasi produk tertentu,
perusahaan dapat mengurangi variabilitas dalam produksi. Hal ini dapat mengurangi
pemborosan, meningkatkan efisiensi produksi, dan memungkinkan perusahaan untuk
memenuhi permintaan pasar dengan lebih konsisten.
3. Menggandakan normalisasi gerakan dan waktu dalam cara kerja para tenaga kerja:
Dengan mengadopsi teknik seperti lean manufacturing atau metode kerja yang
terstruktur, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja. Ini melibatkan
mengurangi pemborosan waktu dan gerakan yang tidak perlu dalam proses produksi,
sehingga meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi.
Ada banyak contoh perusahaan induk yang ada di Indonesia. Anda bisa
menemukannya baik di lingkup perusahaan berstatus BUMN maupun swasta,
termasuk di antaranya adalah:
PT Semen Indonesia
PT Pupuk Indonesia
PT Astra International
Berikutnya ada nama PT Astra International yang telah berdiri sejak tahun 1957.
Perusahaan ini mempunyai anak perusahaan dalam berbagai bidang industri,
seperti otomotif, properti, agribisnis, jasa keuangan, dan sebagainya. Anak
perusahaannya sangat banyak, meliputi PT Astra Otoparts, PT Asuransi Jiwa
Astra, PT Menara Astra, dan lain-lain.
Wilmar International
Tipe-Tipe Merger
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe,
yaitu:
1. Merger Horisontal
Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaanyang
bergerak Dalam industri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-
perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama. Salah
satu tujuan utama merger danakuisisi horisontal adalahuntuk mengurangi
persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas
produksi,pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas
administrasi. Efek dari merger horisontal ini adalah semakin terkonsentrasinya
struktur pasar pada industri tersebut.Apabila hanya terdapat sedikit pelaku
usaha, maka struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan
mengarah pada monopoli.
2. Merger Vertikal
Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksiatau operasi. Merger dan
akuisisi tipe ini dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu
memasuki industri hilir atau sebaliknya.Merger danakuisisi vertikal dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya
terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan
dan pengguna.
Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkap mulai dari
penyediaan input sampai pemasaran. Untuk menjaminbahwa pasokan input
berjalan dengan lancar maka perusahaantersebut bisa mengakuisisi atau merger
dengan pemasok. Mergerdan akuisisi vertikalini dibagi dalam dua bentuk yaitu
integrasi kebelakang atau ke bawah (backward/downwardintegration)
danintegrasi ke depan atau ke atas (forward/upward integration).
3. Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang
masing- masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi
konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi
bidang bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang berbeda sama sekali
dengan bisnis semula.Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini dilakukan
secara terus menerus oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi.
Sebuah konglomerasi memiliki bidang bisnis yang sangat beragam dalam
industri yang berbeda.
4. Merger Ekstensi Pasar
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih
perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan
mergerdan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi
produk masing-masing perusahaan.Merger dan akusisi ekstensi pasar sering
dilakukan oleh perusahan- perusahan lintas Negara dalam rangka ekspansidan
penetrasi pasar.
Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan cepat
tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awaldi negara yang akan
dimasuki. Merger dan akuisisi ekstensi pasar dilakukan untuk mengatasi
keterbatasan ekspor karena kurang memberikan fleksibilitas penyediaan produk
terhadap konsumen luar negeri.
5. Merger Ekstensi Produk
Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh duaatau lebih
perusahaanuntuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah
merger perusahaan akanmenawarkanlebih banyak jenis dan lini produk sehingga
akan menjangkau konsumen yang lebih luas. Merger dan akuisisi ini dilakukan
dengan memanfaatkan kekuatan departemen riset dan pengembangan masing-
masing untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas riset sehingga lebih
produktif dalam inovasi.
Alasan-alasan Melakukan Merger
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger
maupun akuisisi, yaitu :
1. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran,
pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun
akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika
melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat
mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
2. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah
pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika
perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena
fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
3. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang
memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam
perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah.
4. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak
adanya
efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak
dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk
mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan
yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.
5. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke
depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi
akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan
pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun
merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari
tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
6. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas
yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas
dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih kecil.
7. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang
tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban
perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang
berminat (Gitman, 2003, p.714-716).
Manfaat Merger
Perusahaan yang melakukan merger atau mengakuisisi perusahaan lain
mempunyai berbagai tujuan yang memberikan manfaat kepada perusahaa
tersebut.
Pertama, adanya merger akan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
Peningkatan pendapatan perusahaan dikarenakan perusahaan melakukan
pemasaran yang baik, strategi yang lebih dan terfokus, serta penguasaan pasar.
Pada sisi lain, pendapatan perusahaan menjadi terdiversifikasi karena
perusahaan melakukan penggabungan usaha
Kedua, salah satu alasan utama mengapa perusahaan mau melakukan merger
karena perusahaan akan mengalami efisiensi dalam biaya operasi dibandingkan
dengan dua perusahaan yang terpisah. Salah satu contoh penurunan biaya dapat
dilakukan dengan melakukan pemasaran secara bersama untuk produk berbeda
dibandingkan dengan dua perusahaan terpisah. Operasi perusahaan dapat
diefisienkan, terutama dalam bidang sumber daya manusia yang menangani
kepegawaian. Pembayaran gaji dapat dilakukan dengan satu divisi yang
menggunakan teknologi lebih baik. Pengiklanan perusahaan dapat dilakukan
sekaligus dibandingkan dengan dua perusahaan yang sendiri-sendiri. Biaya iklan
lebih murah karena biaya iklan hanya satu dengan adanya merger. Cara ini
efektif dan sangat menguntungkan perusahaan.
Penggabungan dua perusahaan juga memberikan keuntungan terhadap jaringan
perusahaan yang semakin besar bila dibandingkan dengan sendiri-sendiri. Dalam
kasus ini akan timbul biaya produksi yang mengalami penurunan dan kuantitas
produksi akan mengalami peningkatan sehingga pendapatan perusahaan
mengalami peningkatan. Dengan adanya efisiensi yang dilakukan, maka laba
perusahaan akan meningkat sehingga harga saham akan
mengalami peningkatan.
Ketiga, kapitalisasi pasar perusahaan mengalami peningkatan bila perusahaan
melakukan merger. Bila perusahaan berdiri sendiri, maka kapitalisasinya tidak
mengalami peningkatan secara cepat dikarenakan pertumbuhan laba yang kecil.
Tetapi, dengan merger perusahaan, maka kapitalisasi saham perusahaan lebih
besar dikarenakan adanya harapan investor terhadap perusahaan yang akan
mengalami peningkatan pendapatan sesuai dengan tujuan
merger tersebut.
Keempat, adanya merger akan memberi peningkatan kualitas sumber daya
manusia di perusahaan merger. Pegawai yang baik akan bekerja dan mentransfer
pengetahuan kepada pegawai yang belum memahami. Artinya, antarpegawai
akan saling memberi pengetahuan untuk meningkatkan kemajuan perusahaan.
Diskusi antarpegawai akan terjadi karena mereka saling bertukar informasi
untuk meningkatkan pengetahuan yang dimiliki.
Kelima, adanya merger bagi dua perusahaan akan memperbaiki posisi keuangan
perusahaan serta kualitas neraca perusahaan. Semakin baiknya posisi dan
kualitas neraca perusahaan, membuat perusahaan semakin mempunyai
bargaining di pasar, baik dalam rangka memasarkan produk perusahaan maupun
mendapatkan bahan baku. Kualitas neraca perusahaan juga memberikan citra
yang baik kepada investor dan akhirnya meningkatkan
nilai saham perusahaan di bursa. Bagi bank yang mempunyai pinjaman di
perusahaan tersebut semakin yakin dananya akan kembali sehingga perusahaan
dapat meningkatkan kreditnya dengan kualitas neraca tersebut.
Keenam, keuntungan pajak merupakan salah satu tindakan merger. Bila
perusahaan melakukan merger atau akuisisi, maka perusahaan dapat
memperoleh keuntungan pajak dengan adanya kerugian operasi dari perusahaan
yang diakuisisi. Laba bersih yang besar pada perusahaan yang mengakuisisi
mengakibatkan perusahaan membayar pajak yang tinggi, tetapi dengan
masuknya perusahaan yang rugi mengakibatkan pajak yang dibayarkan
berkurang. Keuntungan pajak juga dapat diperoleh dengan cara meningkatkan
kapasitas
utang perusahaan yang belum terpenuhi. Perusahaan menggunakan seluruh
utangnya sehingga pajak yang dibayarkan mengalami penurunan.
Ketujuh, adanya merger akan memberi kualitas keputusan yang diambil menjadi
lebih berkualitas. Pengambil keputusan perusahaan merger akan diperoleh dari
pegawai yang berkualitas karena pegawai yang tinggal di perusahaan merger
adalah mereka yang mempunyai kualitas. Akibatnya, pegawai yang mengambil
keputusan akan selalu mempertimbangkan keputusannya untuk kepentingan
perusahaan dan umum, serta tidak melanggar peraturan yang ada.
Kelebihan merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001 : 641)
Kekurangan Merger
Harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing
perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan
waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)
6. Akuisisi
Akuisisi adalah penggabungan dua Perusahaan yang mana Perusahaan akuisitor
membeli Sebagian saham Perusahaan yang diakuisisi sehingga pengendalian
manajemen peerushaan yang diakuisisi berpindah kepada Perusahaan akuisitor,
sementara kedua Perusahaan masing-masing tetap beroperasi sebagai suatu badan
hukum yang berdiri sendiri. Dalam proses akuisisi, Perusahaan pengakuisisi perlu
meepertimbangkan beberapa faktor yang meliputi seleksi Perusahaan yang akan
diakuisisi, antara lain: aspek keuangan atau biaya akuisisi; pemahaman akan
kompleksitas tahap integrasi serta integrasi setelah akuisisi.
2. memperluas pasar bagi produk yang dihasilkan karena disetiap perusahaan yang
terlibat memiliki akuisisi pangsa pasar sendiri. Namun, tujuan ini tidak otomatis
dilakukannya akuisisi, karena terdapat praktik atau kendalalain.
3. Ketika perusahaan hendak diakuisisi merupakan salah satu pesaing bisnis, maka
tujuannya untuk melindungi pasar, dimana mampu mengisihkan pesaing bisnis yang
terakuisisi.
4. Dalam pengembangan usaha untuk menghasilkan produk baru, maka dapta dilakukan
dengan akuisisi perusahaan lain yang sedang menghasilkan produk yang dikehendaki,
setelah dilakukan akuisisi produk yang mampu untuk dikembangkan lebih lanjut.
5. Dalam memperkuat bisnis inti, perusahaan perlu melalukan akuisisi atas perusahaan
lain yang bergerak di bisnis inti yang sama. Agar akuisisi tersebut mampu untuk bisnis
inti dari perusahaan yang mengambil alih menjadi semakin besar dan kuat.
Proses akuisisi
Proses akuisisi hanya mengubah status pemilik saham yaitu beralih dari
pemegang saham perseroan terakuisisi kepada pemegang saham pengakuisisi. Jadi
perubahan yang timbul bukan pada status perseroan tetapi pada pemegang saham
pengakuisisi dan perusahaan terakuisisi tetap berdiri dan menjalankan semua kegiatan
perseroan tersebut secara mandiri.
Proses akuisisi merupakan faktor utama yang penting karena berkaitan dengan
pembelian suatu unit bisnis dan berhubungan dengan jumlah uang yang relative besar
serta memerlukan waktu yang relative lama. Perusahaan pengambilalihan harus
memenuhi secara jelas prospek dan sasaran yang akan dicapai. Perspektif secara
keseluruhan dari suatu
proses akuisisi terdiri atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut
(Sudarsaman, 1999) :
1. Menentukan sasaran akuisisi.
2. Mengidentifikasi calon perusahaan yang dianggap potensial untuk
diakuisisi melalui prosedur pelacakan.
3. Membatasi jumlah calon perusahaan yang akan diambil alih
4. Menghubungi pihak manajemen perusahaan bersangkutan untuk
mewujudkan keinginan memberikan penawaran dan kemungkinan memperoleh
informasi tambahan.
Pelaksanaan akuisisi dapat dilakukan perseroan atau langsung dari pemegang
saham. Akuisisi saham dilakukan atasseluruh atau sebagian besar saham yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.