Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI


KORUPSI, SUAP DAN NEPOTISME

LAPORAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :


GABRIEL CRISTHOUSAN F12123068
GIDEON PALAMBA F12123074
HADI F12123066
RIDHO ISLAMIC SYAHBAN F12123062
ANDHIKA DEAS PRADITA F12123070

PALU
2024
A. Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan suatu perilaku yang melanggar hukum dan moral, yang
melibatkan perlindungan kekuasaan, kewajiban, atau jabatan untuk keuntungan
pribadi atau kelompok. Istilah korupsi berasal dari bahasa latincorruptio yang artinya
merusak atau menghancurkan. Tindakan korupsi dapat meliputi jabatan, pemerasan,
peniuan, pembuatan kekurangan, atau kegiatan yang melanggar hukum atau moral.
Korupsi dapat terjadi di lembaga pemerintah atau swasta, dan dapat berupa korupsi
besar atau peti masin. Pengertian antikorupsi adalah segala tindakan, perkataan, atau
kegiatan yang bertujuan untuk mencegah atau mengeradikasi korupsi.
B. Jenis-jenis Korupsi
Terdapat beberapa jenis korupsi yang terdaftar dalam Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, yang dikelompokkan
menjadi 7 kelompok tindak pidana korupsi:
1. Merugikan Keuangan Negara: Tindakan yang melanggar hukum yang
melibatkan kegunaan uang negara atau perusahaan untuk keuntungan pribadi
atau orang lain.
2. Suap-menyuap: Penyalahgunaan kewajiban atau posisi untuk keuntungan
pribadi atau orang lain, seperti menyuap pegawai negeri, memberi hadiah, atau
menerima uang atau kewajiban yang tidak terdaftar dalam bukti kewajiban.
3. Pemerasan: Tindakan yang melanggar hukum yang melibatkan penyerangan,
penggunaan kekuasaan semata-mata atau kewajiban untuk menyakitkan,
menjatuhkan, atau menyakitkan kewangan atau kesejahteraan seseorang.
4. Penggelapan dalam jabatan: Tindakan yang melanggar hukum yang
melibatkan penyalahgunaan kewajiban atau posisi untuk keuntungan pribadi
atau orang lain, seperti menggunakan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi,
pulang kantor sebelum waktunya, atau tidak melakukan pekerjaan dengan
baik.
5. Perbuatan Curang: Tindakan yang melanggar hukum yang melibatkan
kewajiban atau posisi untuk keuntungan pribadi atau orang lain, seperti
menggunakan posisi atau kewajiban untuk menyakitkan kewangan atau
kesejahteraan seseorang.
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan: Tindakan yang melanggar hukum
yang melibatkan penyalahgunaan kewajiban atau posisi untuk keuntungan
pribadi atau orang lain, seperti menggunakan posisi atau kewajiban untuk
memperoleh kontrak atau pengadaan yang tidak berdasarkan kriteria terbaik.
7. Gratifikasi: Tindakan yang melanggar hukum yang melibatkan
penyalahgunaan kewajiban atau posisi untuk keuntungan pribadi atau orang
lain, seperti menerima uang, hadiah, atau kewajiban yang tidak terdaftar dalam
bukti kewajiban.
Selain itu, ada juga beberapa jenis korupsi lain yang tidak terdaftar dalam
kelompok tindak pidana korupsi, seperti korupsi defensif (defensive corruption),
korupsi otogenik (autogenic corruption), dan korupsi dukungan (supportive
corruption)

Adapun materi yang kami ambil dalam pembuatan tugas vidio, untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi adalah nepotisme, suap dan korupsi penggelapan dana
dalam jabatan
Nepotisme adalah perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang berlebihan kepada
kerabat dekat; kecenderungan untuk mengutamakan (menguntungkan) sanak saudara sendiri,
terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah; tindakan memilih kerabat atau
sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan.
Nepotisme itu pada hakekat nya adalah mendahulukan dan membukakan peluang bagi
kerabat atau teman dekat untuk mendapatkan fasilitas dan kedudukan pada posisi yang
berkaitan dengan birokrasi pemerintahan, tanpa mengindahkan peraturan yang berlaku,
sehinggah menutup peluang bagi orang lain.
Nepotisme adalah tindakan pidana sebagai mana termaktub di dalam pasal 22 UU
28/1999. Setiap penyelenggara negara yang melakukan nepotisme dipidana dengan penjara
paling singkat 2 tahun dan paling lama 12 tahun dengan denda paling sedikit Rp200 juta dasn
paling banyak Rp 1 miliar.
Suap menyuap dalam tindak pidana korupsi merupakan tindakan yang melanggar hukum
yang melibatkan penyalahgunaan kewajiban atau posisi untuk keuntungan pribadi atau orang
lain. Tindakan ini terkait dengan makan dan biasanya berupa nasi, roti, atau makanan lain.
Suap menyuap dapat dilakukan oleh orang yang memberi suap atau menjanjikan
sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai
negeri atau yang bertentangan dengan kewajiban. Penyuap adalah orang yang memberi suap,
yaitu orang yang menyerahkan harta atau uang atau jasa untuk mencapai tujuan.
Tindakan suap dapat dikelompokkan menjadi penyuap aktif dan penyuap pasif. Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi menyebutkan penyuapan
sebagai tindak pidana korupsi, yang dikelompokkan dalam tujuan suap, yaitu untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan dari orang atau pegawai atau pejabat yang disuap.
Menurut KBBI korupsi adalah penyelewengan atau penyalah gunaan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk kepentingan pribadi atau oranglain.
Indonesia sendiri melalui UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No. 20
Tahun 2001 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi telah mengelompokan ke dalam 7
jenis utama, salah satu nya adalah penggelapan dalam jabatan.
C. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai