Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“Istishab dan Implementasinya dalam Ekonomi dan Keaungan Kontemporer”

Disusun oleh :

1. Ahmad Anand Isnain


2. Muhammad Ilham Snae

EKONOMI SYARIAH (IV)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, danShalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammadsampai akhir hayat. Dalam
kesempatan ini akhirnya penyusun dapatmenyelesaikan tugas makalah Ushul Fiqh Ekonomi dan
Keuangan Kontemporerini yang berjudul “Istishab Dan Penerapannya Dalam Ekonomi Dan
KeuanganKontemporer”.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh darikesempurnaan dan
masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasanwaktu, pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan adanya
saran atau kritik yang sifatnyamembangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang dan sebagai
motivasi bagikami untuk lebih baik kedepannya.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan tugas ini terutama kepada dosen pengampu mata kuliah. Semoga
Allah SWT, membalas amal kebaikan beliau.Jazaakumullahkhairon. Aamiin.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hukum Islam terdapat dua ketentuan hukum yaitu hukum yang disepakati dan
hukum yang tidak disepakati. Seperti yang kita ketahui bahwahukum yang kita sepakati tersebut
yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, Ijma’, dan Qiyas. Secara umum ada 7 hukum Islam yang tidak
disepakati dan salah satu diaantaranya akan menjadi pokok pembahasan pada makalah ini yaitu
Istishab.

Dalam istilah ahli ushul,istishab berarti menetapkan hukum menurut keadaanyang terjadi
sebelumnya sampai ada dalil yang mengubahnya. Dalam ungkapanlain, ia diartikan juga sebagai
upaya menjadikan hukum peristiwa yang ada sejaksemula tetap berlaku hingga peristiwa
berikutnya, kecuali ada dalil yangmengubah ketentuan itu

B. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang tersebut maka dalam makalah kali ini penulisakan
membahastentang “Istishab Dan Penerapannya Dalam Ekonomi DanKeuangan Kontemporer”,
maka dapatlah dirumuskan antara lain :

1. Apa yang dimaksud dengan Istishhab beserta rukunnya?

2. Apa saja macam-macam Istishhab beserta kaidahnya?

3. Aplikasi Istishab dalam transaksi ekonomi dan keuangan kontemporer?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Istishhab dan Rukunnya

Istishhab secara etimologi adalah isim masdar dari istashhaba yastashhibuistishhaban yang
berartithalab as-shuhbah atau mencari hubungan atau adanya saling keterkaitan. Sedangkan
istishhab secara terminologi:

1. Ibnu Qoyyim Aj-Jauziy mengistilahkan:

“tetapnya sebuah ketentuan yang sebelumnya sudah menjadi suatuketentuan atau tetapnya
sebuah larangan yang sebelumnya sudah menjadi larangan.”

2. Imam Asy-Syaukani mengistilahkan:

“Tetapnya sesuatu perkara selama tidak ada dalil yang merubahnya.” Istilah ini bisa dipahami
dengan makna: apa yang sudah ditetapkan padamasa lalu pada dasarnya merupakan sebagai
sebuah ketetapan pula pada masayang akan datang.

3. Ibnu Hazm membuat definisi ishtishhab:

“Tetapnya hukum asal yang ditetapkan oleh nushush sehingga ada dalildari nushush tersebut
yang merubahnya".

Menurut Muhammad Taqi al-Hakim, bahwa rukun istishab ada tujuh:

1. Adanya keyakinan terhadap realitas hukum

2. Adanya keraguan Sebagai bandingan dari sifat yakin

3. Adanya kesatuan keterkaitan antara realitas yang diyakini dengan realitasyang diragukan

4. Baik hal yang diragukan maupun yang diyakini keduanya memang betul- betul ada (faktual
ada)

5. Adanya kesatuan masalah antara yang diyakini dan yang diragukan baiki pada aspek tema,
obyek maupun tingkatan masalahnya
6. Adanya persambungan waktu antara hal yang diyakini dan yang diragukan

7. Keyakinan itu lebih dahulu ketimbang yang diragukan.

B. Macam-macam Istishhab

Mayorilas pakar ushul fiqh menyatakan bahwa lstishab merupakan salahsatu metode
istinbat hukum yang bertumpuh pada hukum asal. Oleh karena itu,dalam praktiknya, lstishab ini
dapat dikalsifikasikan dalam beberapa macamsebagai berikut:

Pertama, lstishab al-ibahah al-ashliyah. Maksudnya, menetapkan hukumsuatu masalah


yang bermanfaat bagi manusia adalah boleh, selama belum adadalil yang menunjukkan
keharamannya. Dalam bidang muamalah, penerapan prinsip lstishab melahirkan satu kesimpulan
hukum bahwa setiap transaksimuamalah dihukumi boleh/mubah sampai ada dalil yang
menyatakan tidak boleh (haram).“ Bertolak pada uraian tersebut, sebenarnya pada bidang
muamalah pengembangan pemikiran hukum Islam di bidang ekonomi syariah sangat terbuka
bagi umat Islam untuk mengembangkan dalam serangkaian upaya-upaya inovasidalam
bertransaksi, misalnya di dunia perbankan dan keuangan syariah. Hal ini berbeda dengan prinsip
dalam bidang ibadah bahwa setiap sesuatu adalahharam/tidak boleh kecuali ada dalil yang
menyatakan boleh.

Kedua, lstishab al-bara'ah al-ashliyah. Yaitu menetapkan hukum yang berpegang pada
prinsip bahwa pada dasarnya setiap orang itu bebas dari tuntutan beban, sehingga ditemukan
dalil yang menyatakan sebaliknya. Maksudnya,memberlakukan kelanjutan status ketiadaan
dengan adanya peniadaan yang dibuat 5 oleh akal lantaran tidak adanya dalil syar'i yang
menjelaskannya. Dalamobjeklivitasnya,istishab tersebu berdasarkan referensi kepada hukum
akal dalammenetapkan bahwa setiap orang pada dasarnya terbebas dari tanggungan.

Penerapan istishab al-bara'ah al-ashliyah dalam bidang muamalah,misalnya seseorang


pada dasarnya terbebas dari semuajenis tanggungan sampaiada bukti baru bahwa orang itu
mempunyai utang. Oleh karena jika seseorangmenagih utang pada orang lain, maka orang yang
ditagih itu secara hukum berhakmenolak untuk membayar utang itu Sampai si penagih bisa
membawa bukti yangautentik bahwa orang yang ditagih benar benar mempunyai utang.
Ketiga, lstishab maqlub atau pembalikan. Yaitu istishab pada kondisisekarang dalam
menentukan status hukum pada masa lampau, sebab istishab pada bentuk-bentuk sebelumnya
merupakan penetapan sesuatu pada masa kedua berdasarkan ketetapannya pada masa pertama
lantaran tidak ditemukannya dalilsecara spesifik. Urgensinya, dalam suatu dalil (nash) terus
menerus berlaku sehingga dinasakhkan oleh sesuatu nash yang lain.” Misalnya, seseorang yang
memiliki sebidang tanah atau harta bergerak seperti mobil, maka harta miliknyaitu tetap
dianggap ada selama tidak terbukti ada perubahan status hak milik ituseperti jual beli atau akad
hibah.

Keempat, lstishab al-washfi al-tsabiti. Ishshab al-wasf yaitu istishab yang didasarkan
pada anggapan masih tetapnya sifat yang diketahui ada sebelumnyasampai ada bukti yang
mengubahnya. Misalnya sifat hidup yang dimilikiseseorang yang hilang tetap dianggap masih
ada sampai ada bukti bahwa ia telahwafat. lstishab ini, juga disebut dengan istishabul madhi
bilhali yakni menetapkanhukum yang telah lalu sampai kepada masa sekarang. Yaitu istishab
terhadaphukum yang dihasilkan dari ijma' dalam kasus yang dalam perkembangannyamemicu
terjadinya perselisihan pendapat. Misalnya, bila seseorang pembeli pulsamengomplain kepada
pihak counter, bahwa pulsa yang ia beli belum masuk. dan pihak counter menyatakan bahwa
pulsa telah terkirim. Maka istinbat hukum yangdiambil adalah pulsa belum masuk atau terkirim.
Kecuali pihakcounter dapat menunjukkan bukti pengiriman elektrik bahwa pulsa telah terkirim
kepada nomor ponsel pembeli dengan benar, baik nominal, hari, tanggal, dan waktunya.

C. Aplikasi Istishab dalam transaksi ekonomi dan keuangan kontemporer

Istishab sebagai salah satu pertimbangan dalam menetapkan suatu hukumdalam Islam,
khususnya yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi dankeuangan sangat signifikan untuk
pengembangan dan inovasi produk akad di perbankan syariah. Oleh sebab itu, berikut contoh
aplikatif kaidah istishab dalamtransasksi ekonomi dan keuangan kontemporer

1. Istishab Terbebasnya Tanggungan pada Pembayaran Kartu Kredit

Rudi bekerja sebagai dept-collectar, menagih pelunasan kartu kreditsenilai Rp


357.000.000,- atas transaski pada Kamis, 6 Agustus 2015 di MakassarSulawesi Selatan, pukul
09.30 WITA kepada Muhammad Rasyid sebagai pengguna credit card premium (di mana pihak
penyedia jasa credit-card menyiapkan sejumlah dana besar untuk penggunanya yang selanjutnya
ditagihkankepada pengguna sesuai nominal transaski yang ada). Namun. pengguna kartukredit
(Muhammad Rasyid Hidayat) membantah bahwa dia menggunakan kartutersebut sehingga ia
menolak membayar nominal yang dimaksud.

Dalam kondisi ini, pengguna kartu kredit Bapak Muhammad RasyidHidayat bisa
membuktikan bahwa pada hari, tangal dan jam tersebut berada diMekkah dalam rangka umrah,
yang dia akui hanyalah belanja dengan kartu tersebut di mal yang dilisensikan oleh penyedia jasa
kartu kredit dalam berbelanjasebesar Rp 3.000.000,-.

Setelah melalui penelusuran yang cermat, ternyata ditemukan transaksiyang tidak sesuai
dengan alini pengguna kartu. Dan dinyatakan pihak yang berwenang, bahwa kartu tersebut telah
di-crack oleh hacker untuk belanja mobilToyota lnnova Diesel sebesar Rp 353.000.000,-

Berdasarkan hukum istishab, maka bapak Muhammad Rasyid Hidayattidak wajib


membayar kepeda penyedia jasa kartu kredit kecuali apa yang diakuidan dinyatakan benar oleh
pihak yang berwenang sebesar Rp 3.000.000,-. Hal inididasari kaidah ushulfiqh yang
menyatakan bahwa asal hukum bagi sesuatu adalahterlepas dari tanggungan.

2. lstishab Maqlub pada Pidana Hacker

Herman Felani tertuduh sebagai cracker yang membobol sekuritas penyedia layanan
kartu kredit dan meng-crack kartu kredit bapak MuhammadRasyid Hidayat sebesar Rp
353.000.000,- atas transaksi pada hari Kamis, 6Agustus 2015 di Makassar Sulawesi Selatan
pukul 09.30 WITA. Hal inidibuktikan bahwa email hacker yang ditemukan pada sekuritas adalah
milikHerman Felani, begitu juga kode pengacak pin yang digunakan untuk meng-crack kartu
kredit juga ditemukan pada spam di email tersebut. Dengan demikian, pihak berwajib menyita
laptop tersebut sebagai barang bukti dan menjadikan HermanFelani sebagai tersangka.

Dalam penyidikan. Herman Felani mengaku baru menguasai teknologiinformasi, email


pun dibuatkan oleh istrinya. Dia juga mengaku telahmeminjamkan laptop tersebut kepada Nur
Rahmat dari Senin 3 Agustus 2015 s/dlumat 7 Agustus 2015. Hal ini diperkuat kesaksian Robbi
(teman Herman) danMahdi (teman Nur Rahmat). Kesaksian lain, istri Herman Felani
menyatakan bahwa suaminya pulang ke Surabaya pada Senin 3 Agustus 2015 dengan
tidakmembawa laptop yang dimaksud, dan kesaksian istri Nur Rahmat yangmenyatakan bahwa
suaminya membawa laptop sesuai dengan ciri-ciri milik Herman Felani. Dan, Herman
menyatakan bahwa password email disimpan dalamlaptop tersebut.

Sementara Nur Rahmat tidak bisa menunjukkan alibinya, bahwa ia tidakmenggunakan


laptop tersebut, dan terbukti dari penyidikan bahwa ia seorang yangmenguasai teknologi
informasi. Hal ini terbukti bahwa ia adalah pengelolalaboratorium komputer sekolahnya. Dengan
demikian, penetapan hukum berdasarkan istishab adalah menetapkan Nur Rahmat sebagai
tersangka pembobolsekuritas kartu kredit milik bapak Muhammad Rasyid Hidayat.

Dalil hukum yang dijadikan sandaran keputusan hukumnya adalah: (1)Kondisi kekinian
yang menyatakan: bahwa Herman tidak memegang laptopnya, bahwa Nur Rahmat meminjam
laptop Herman Felani, dan bukti pembobolanditemukan pada email laptop Herman yang
dipinjam. (2) Kondisi masa lampauyang menyatakan: Laptop telah dipinjam Nur Rahmat sejak
sebelum peristiwa pembobolan terjadi; Password email dinyatakan tersimpan di dalam
laptop;Herman tidak menguasai teknologi informasi secara baik; dan Nur Rahmatmenguasai
teknologi informasi terbukti ia sebagai pengelola laboratoriumkomputer sekolahnya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Istishhab secara etimologi adalah isim masdar dari istashhaba yastashhi buistishhaban
yang berarti thalab as-shuhbah atau mencari hubungan atau adanya saling keterkaitan.

Imam al-Khawarizmy berkata: Ishtishhab adalah akhir cara untukmembuat fatwa, jika
mufti ditanya tentang hukum dari perkara yang baru, makamufti mencari hukumnya pertama dari
al-quran, as-Sunnah, ijma’, kemudianqiyas. Maka jika tidak ada dalil yang dia mengambil
hukumnya dengan istishhabal-hal dalam melarang atau menetapkan, maka jika berselisih dalam
ketiadaan maka pada asalnya adalah ada, dan jika berselisih dalam ada atau tidak makaasalnya
tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai