Anda di halaman 1dari 3

Nama: Muhammad Izzaib

Kelas: Manajemen 2D

NIM: 044325158

NO: 17

1. Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam


menurut karakteristiknya, yaitu lain:
1. Risiko berdasarkan sifat
Risiko Spekulatif (Speculative Risk), yaitu risiko yang memang sengaja diadakan,
agar dilain pihak dapat diharapkan hal – hal yang menguntungkan. Contoh: Risiko
yang disebabkan dalam hutang piutang, membangun proyek, perjudian, menjual
produk, dan sebagainya. Risiko Murni (Pure Risk), yaitu risiko yang tidak

disengaja, yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba – tiba.
Contoh : Risiko kebakaran, perampokan, pencurian, dan sebagainya.

2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan


Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai
obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar
sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan
(beban) perusahaan asuransi. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua
risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan
pada perusahaan asuransi.

3. Risiko berdasarkan asal timbulnya


Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi,
risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya. Risiko Eksternal, yaitu risiko
yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan
luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga,
perubahan politik, dan sebagainya.

Selain macam-macam risiko diatas, Trieschman, Gustavon, Hoyt, (2001), juga


mengemukakan beberapa macam risiko yang lain, diantaranya :

a. Risiko Statis dan Risiko Dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian


berubah karena perubahan waktu)
Risiko Statis. Yaitu risiko yang asalnya dari masyarakat yang tidak berubah
yang berada dalam keseimbangan stabil. Risiko statis dapat bersifat murni
ataupun spekulatif. Contoh risiko spekulasi statis : Menjalankan bisnis dalam
ekonomi stabil. Contoh risiko murni statis : Ketidakpastian dari terjadinya
sambaran petir, angin topan, dan kematian secara acak (secara random).
Risiko Dinamis. Risiko yang timbul karena terjadi perubahan dalam
masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat murni ataupun spekulatif.

Contoh sumber risiko dinamis : urbanisasi, perkembangan teknologi, dan


perubahan undang – undang atau perubahan peraturan pemerintah.

b. Risiko Subyektif dan Risiko Obyektif


Risiko Subyektif yaitu Risiko yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang yang mengalami ragu – ragu atau cemas akan terjadinya kejadian
tertentu. Risiko Obyektif yaitu Probabilita penyimpangan aktual dari yang
diharapkan (dari rata - rata) sesuai pengalaman.
2. Insurable Interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

Utmost good faith


Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material
(material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak.
Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu
tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan
keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.

Proximate cause
adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari
sumber yang baru dan independen.
Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya
menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya
kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).

Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.

Contribution
Sedangkan adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut
memberikan indemnity.

3. fungsi dana pensiun. Fungsi terbagi berdasarkan tiga hal, yaitu fungsi bagi perusahaan,
karyawan, dan bagi penyelenggara program dana pensiun tersebut. Inilah penjelasannya:

Fungsi Bagi Perusahaan

Memberikan penghargaan kepada setiap karyawan karena telah memberikan pengabdian


terhadap perusahaan.
Meningkatkan citra sebuah perusahaan ketika menjalankan bisnis.
Meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga produktivitas perusahaan juga meningkat.
Menciptakan rasa aman untuk karyawan agar mampu menurunkan tingkat karyawan yang
berhenti bekerja.

Fungsi Bagi Karyawan

Hari tua yang umumnya sulit untuk melanjutkan kerja dan meraih pendapatan, bisa
tergantikan oleh dana yang sudah dikumpulkan sejak lama.
Jika penerima dana ini meninggal, dana tersebut bisa diwariskan pada keluarga yang masih
hidup.

Fungsi Bagi Penyelenggara Program

Penyelenggara program memiliki kesempatan untuk mengelola dana agar menghasilkan


keuntungan, sebab iuran ini dapat digolongkan ke dalam investasi.
Sebagai aktivitas bakti sosial kepada peserta iuran dana tersebut.
Mendukung program pemerintah dalam pengadaan dana pensiun.
4. Manfaat pasar modal untuk investor, adalah:
 Wahana investasi, sebagai tempat investasi bagi investor yang ingin berinvestasi di aset
keuangan.
 Meningkatkan kekayaan, hasil investasi di pasar modal dapat meningkatkan kekayaan
dalam bentuk kenaikan harga dan pembagian keuntungan. Manfaat pasar

modal bagi emiten (perusahaan) Bagi emiten, manfaat pasar modal yaitu:

 Sumber pembiayaan, sebagai salah satu sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi
perusahaan dalam mengembangkan usahanya.
 Penyebaran kepemilikan perusahaan, sebagai tempat untuk penyebaran kepemilikan
perusahaan kepada masyarakat.
 Keterbukaan dan profesionalisme, salah satu industri yang sangat terbuka dan
menjunjung tinggi profesionalisme sehingga akan mendorong terciptanya iklim usaha
yang sehat.
5.
 Memberikan pinjaman dan melakukan investasi modal (equity investment) untuk
mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial negara berkembang;
 Memberikan bantuan teknis dalam rangka persiapan dan pelaksanaan proyek
pembangunan;
 Mempromosikan investasi untuk sektor publik dan swasta demi tujuan pembangunan;
 Membuat tanggapan terhadap permintaan tenaga teknik dari negara anggota dalam
rangka koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai