Anda di halaman 1dari 4

Dinasti Goryeo adalah dinasti yang didirikan oleh Wang Geon di Songdo, (Kaesong pada saat ini) dari

tahun 918 sampai 1392. Dinasti Goryeo menggabungkan Tiga Kerajaan Akhir Korea dengan menguasai
Silla dan menumbangkan kerajaan Baekje Akhir (Hubaekje) tahun 935. Nama Goryeo adalah singkatan
dari nama salah satu dari kerajaan dalam sejarah Tiga Kerajaan, Goguryeo (kerajaan yang didirikan oleh
Jumong). Nama Korea juga diambil dari kata Goryeo (Goryeo-Koryeo-Korea). Goryeo sangat serius
melancarkan ekpansi teritori ke utara. Lahirnya Goryeo menandai akhir dari Periode Negara Selatan dan
Utara dan dimulainya unifikasi Korea yang sesungguhnya. Teritori Goryeo jauh lebih luas dari teritori
Joseon.

Banyak sekali hukum, undang-undang, dan kebijakan-kebijakan era Goryeo yang diadopsi oleh dinasti
penerusnya, yaitu Dinasti Joseon. Walaupun pada masa kini, Dinasti Joseon, sebagai dinasti terakhir,
merupakan dinasti yang paling terkenal dari Korea, namun Goryeo sejak dulu lebih dikenal oleh dunia
ketimbang Dinasti Joseon, karena Goryeo menerapkan politik luar negri yang jauh lebih terbuka.

Para Raja Goryeo dimasa-masa awal dinasti terdiri dari Taejo, putra-putra Taejo, dan cicit-cicit Taejo.
Perebutan takhta secara intens, menyebabkan para putra, cucu, dan cicit Taejo menaiki takhta secara
bergantian dalam kurun waktu hampir 130 tahun.

Raja Taejo dari Goryeo lahir tahun 877 dari keluarga pedagang kaya di Kaesong dan memiliki nama asli
Wang-geon (왕건), dan dia lebih dikenal dengan nama aslinya karena Korea memiliki dua orang raja
yang memiliki nama kuil Taejo (Taejo dari Goryeo dan Taejo dari Joseon). Ia pendiri Dinasti Goryeo dan
pemersatu Korea yang sebelumnya telah terpecah-belah dalam Zaman Tiga Negara Akhir (후삼국 시대
- Husamguk Sidae). Dia menjadi Raja Goryeo pada tahun 918, diusia 41 tahun dan memerintah selama
25 tahun.

Kekacauan yang terjadi di Silla berasal dari konflik internal atas suksesi tahta. Sedangkan Balhae harus
menghadapi tekanan dari Dinasti Liao dan krisis pangan. Kondisi ini bahkan menyebabkan lahirnya
gerakan kebangkitan berupa Gerakan Baekje Baru dan Goguryeo baru pada awal abad ke-10. Kondisi
tersebut memunculkan tokoh Wang Geong yang menjadi pencetus utama kerajaan ini. Wang Geong
bahkan mengikutsertakan para jenderal untuk berpartisipasi dalam politik pemerintahan. Hal ini bahkan
menyebabkan Kerajaan Goryeo melancarkan ekspansi teritori ke utara untuk menyebarkan
kekuasaannya.

Kerajaan yang didirikan oleh Wang Geong ini bahkan menggabungkan tiga kerajaan akhir yang ada di
Korea dengan menguasai Silla dan menumbangkan Kerajaan Baekje pada tahun 935 Masehi. Kerajaan ini
bahkan memulai unifikasi dengan memperluas teritori.

Taejo mangkat tahun 943 dalam usia 67 tahun. Usai kematiannya, putra-putranya memulai perseteruan
panjang satu-sama lain untuk memperebutkan takhta. Perseteruan itu membuat tiga putra-putranya
naik takhta sebagai Raja Goryeo secara bergantian akibat saling menjatuhkan satu-sama lain.

Setelah kematian raja pertama, tahta beralih ke Raja Hyejong (혜종). Pada tahun 943, Hyejong naik
tahta diusia 31 tahun setelah kematian ayahnya. Namun, Hyejong kekurangan dukungan politik yang
kuat karena ibunya berasal dari golongan keluarga yang tidak berpengaruh dan tidak memiliki kekuatan
politik apapun. Masa pemerintahan Hyejong diwarnai dengan konspirasi dan pertikaian kekuasaan di
antara putra-putra Taejo. Konspirasi pertama dipimpin oleh Pangeran Wang Yo dan Wang So. Karena
tekanan stress, Hyejong wafat pada tahun 945 di usia yang baru 33 tahun. Konon kematian Hyejong
disebabkan oleh wabah penyakit, namun banyak sejarawan yang berpendapat bahwa ia kemungkinan
dibunuh oleh saudara tirinya, Wang Yo karena Pangeran Wang Yo naik tahta lewat seleksi resmi istana
dan bukan atas wasiat Hyejong.

Raja Jeongjong dari Goryeo (정종) dengan nama Wang Yo (왕요), naik ke atas tahta setelah saudara
tirinya Kaisar Hyejong, dan berniat untuk mengurangi kekuasaan atas keluarga iparnya, termasuk Wang
Gyu dan Park Sul-hui. Namun karena kekurangan dukungan dari para elit politik, secara substansial ia
tidak mampu memperkuat tahta. Ia wafat pada tahun 949, dalam usia muda, 26 tahun. Ia digantikan
oleh saudara kandung-nya, Pangeran Wang So. Para sejarawan sangat meyakini bahwa Jeongjong
meninggal karena dibunuh oleh Gwangjong sebab hubungan mereka sangat tidak akur.

Raja Gwangjong (광종/光宗) lahir pada tahun 925 dengan nama Wang So (왕소/王昭). Dia diangkat
menjadi Raja Goryeo pada bulan Maret 949, diusia 24 tahun. Banyak perubahan terjadi di Goryeo ketika
Gwangjong naik tahta. Awalnya ia bersifat pasif terhadap para nobel, namun kemudian dia menjadi
represif dan mengambil kekuasaan penuh. Fokus dari reformasinya merupakan peningkatan kekuasaan
kaisar. Ia mulai menyisihkan klan-klan yang berkuasa dari istana Goryeo. Ia membawa Ssang Gi dan
menaturalisasi orang-orang dari China ke dalam istananya dan memulai reformasi agresif. Meskipun
memerintah dengan tangan besi, namun Gwangjong adalah raja yang cakap dan memiliki perhatian
yang besar pada rakyatnya.

Raja Gwangjong wafat pada bulan Mei 975 akibat suatu penyakit serius. Ia wafat pada usia 50 tahun
setelah memerintah selama 26 tahun, dan digantikan oleh putranya, Raja Gyeongjong.
Raja Gyeongjong lahir pada tahun 955 dengan nama Wang Yu (왕유/王伷). Ia diangkat menjadi Raja
Goryeo menggantikan ayahnya pada tahun 975, diusia 20 tahun.

Menurut Goryeo-sa ia menghindari politik dan kerajaan dan lebih memilih menghabiskan waktunya
dengan rakyat jelata. Gyeongjong hanya memerintah selama 6 tahun. Ia wafat pada tahun 981 diusia
yang masih muda, 26 tahun dan digantikan oleh saudara sepupunya.

Raja Seongjong (성종) lahir pada tahun 960 dengan nama Wang Chi (왕치). Ia diangkat menjadi Raja
Goryeo pada tahun 981, diusia 21 tahun.

Seongjong wafat pada tahun 997 diusia 37 tahun setelah memerintah Goryeo selama 16 tahun.
Seongjong digantikan oleh keponakannya, Raja Mokjong.

Raja Mokjong (목종) lahir tahun 980, dengan nama Wang Song (왕송). Ia diangkat menjadi Raja Goryeo
pada tahun 997, di-usia 17 tahun. Mokjong menjadi raja saat Goryeo baru saja mendapat serbuan dari
bangsa Khitan.

Dalam peristiwa pergolakan yang dikelilingi oleh rencana pemberontakan, Mokjong digulingkan oleh
Jenderal Gang Jo dan diasingkan ke Chungju. Namun ia dibunuh sebelum tiba disana. Mokjong wafat
pada tahun 1009, diusia 29 tahun. Makam Mokjong dikenal sebagai Gongneung namun lokasinya yang
sekarang tidak diketahui. Kelak Jendral yang meng-kudeta Mokjong, Jendral Gang Jo, juga terbunuh oleh
Bangsa Khitan saat perang Goryeo-Khitan. Mokjong memerintah Goryeo selama 12 tahun, dan
digantikan oleh pamannya, Raja Hyeonjong.

Tahta kerajaan Goryeo dipimpin turun temurun oleh 31 raja. Raja terakhir Kerajaan Goryeo adalah Raja
Gongyang (공양왕/恭讓王) dilahirkan pada tahun 1345 dengan nama Wang Yo (왕요/王瑤) merupakan
raja ke-34 dan yang terakhir memerintah Goryeo. Raja Gongyang naik takhta pada tahun 1389 setelah
saudara jauhnya digulingkan. Gongyang merupakan generasi keturunan ke-7 dari Raja Sinjong, dari
Pangeran Wang Gyun. Ia menikahi putri Pangeran Changseong, Sunbi dari klan Roh. Pada masa
pemerintahannya yang singkat ini, raja-raja terdahulu yaitu Raja Woo dan Raja Chang dibunuh ditahun
yang sama dengan pelantikkannya sebagai Raja Goryeo.
Setelah pembunuhan Jeong Mong-ju, pendukung terakhir raja-raja Goryeo, Gongyang digulingkan oleh
Yi Seong-gye pada tahun 1392 dan Dinasti Goryeo pun berakhir. Ia mula-mula diasingkan ke Wonju, dan
kemudian ke Samcheok dimana ia dieksekusi diusia 51 tahun pada bulan April 1394.

AKHIR DINASTI

Ketika Goryeo berakhir dan memungkinkan Dinasti Joseon, para anggota kerajaan Dinasti Goryeo dari
marga Wang disebuah pulau dengan alasan untuk membangun keluarga dari pemerintahan yang baru.
Namun ditengah perjalanan, kapal yang membawa mereka ditabrakkan ke sebuah tebing karang untuk
membunuh mereka. Para anggota keluarga kerajaan yang selamat lalu mengganti marga mereka dari
nama Wang menjadi Ok, yang artinya batu Jade, karena memiliki kanji yang sama (王).

Dinasti dengan wilayah terluas yang pernah memerintah di Korea ini harus berakhir. Ironisnya dinasti ini
diakhiri bukan oleh kerajaan-kerajaan saingan di semenanjung Korea, juga bukan oleh dinasti Yuan atau
Ming yang pernah menjajah mereka, juga bukan oleh Bangsa Khitan yang ganas, juga bukan oleh para
perompak dari Jepang. Dinasti ini berakhir akibat kudeta salah seorang pejabatnya, yang bukan berasal
dari keturunan para raja dari dinasti sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai