Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ELFARIDZA FADILAH

NIP : 049779646
TUGAS TUTORIAL 3 ADPU4217 ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Kerjakan Tugas Berikut dengan pemahaman dan bahasa sendiri !

1. Silahkan Uraikan perkembangan Manajemen Jepang dan Amerika Lalu Simpulkan


kelebihan dan Kekurangan keduanya dan mana yang lebih baik Menurut Pandangan
saudara ?
Jawaban :
Manajemen Jepang dan Amerika memiliki ciri dan pendekatan yang berbeda, yang
mencerminkan budaya dan sejarah mereka masing-masing.
Perkembangan manajemen di Jepang dan Amerika memiliki sejarah yang berbeda, dan
keduanya telah memberikan kontribusi signifikan terhadap teori dan praktik manajemen
global. Berikut adalah uraian perkembangan manajemen di Jepang dan Amerika:
1. Manajemen di Jepang:
- Sejarah Keberhasilan Pasca Perang:
Setelah Perang Dunia II, Jepang mengalami transformasi ekonomi yang luar biasa, dikenal
sebagai “keajaiban ekonomi Jepang.” Model manajemen Jepang banyak dipengaruhi oleh
praktik-praktik seperti Kaizen (pembaruan berkelanjutan), Just-in-Time (produksi tanpa stok
berlebih), dan Total Quality Management (TQM).

- Konsep Keakraban dan Loyalitas:

Dalam manajemen Jepang, pentingnya hubungan interpersonal, keakraban di tempat kerja,


dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan sangat ditekankan. Model manajemen ini
sering disebut sebagai “model ikatan pekerja.”

- Partisipasi Karyawan:

Karyawan di Jepang seringkali terlibat dalam pengambilan keputusan, dan partisipasi


karyawan dihargai sebagai bagian integral dari proses pengelolaan.
Manajemen Jepang dikenal dengan pendekatan “bottom-up”, di mana karyawan di semua
tingkatan diberdayakan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
Manajemen Jepang juga menekankan pada kerja sama dan harmoni dalam tim, serta
loyalitas dan komitmen jangka panjang terhadap perusahaan. Konsep seperti “kaizen”
(perbaikan berkelanjutan) dan “keiretsu” (jaringan perusahaan yang saling terkait) adalah
bagian integral dari manajemen Jepang. Contoh perusahaan Jepang yang sukses dengan
model manajemen ini adalah Toyota dan Sony.
2. Manajemen di Amerika:
- Pengembangan Ilmu Manajemen Modern:
Amerika Serikat telah memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan ilmu
manajemen modern melalui konsep-konsep seperti manajemen ilmiah oleh Frederick Taylor,
teori administrasi oleh Henri Fayol, dan teori hubungan manusia oleh Elton Mayo.

- Fleksibilitas dan Inovasi:

Model manajemen Amerika cenderung vokus pada fleksibilitas, inovasi, dan individualisme.
Pemodelan bisnis di Amerika sering kali mendorong kreativitas dan pengembangan bakat
individu.

- Orientasi Pada Hasil dan Efisiensi:

Manajemen di Amerika seringkali ditekankan pada pencapaian hasil dan efisiensi, dengan
fokus pada pemenuhan target dan pencapaian tujuan bisnis.
Sebaliknya, manajemen Amerika cenderung memiliki pendekatan “top-down”, dengan
manajer senior yang membuat keputusan dan karyawan diharapkan untuk mengikuti
instruksi. Manajemen Amerika menekankan pada kompetisi dan individualisme, serta
fleksibilitas dan inovasi. Perusahaan Amerika sering kali memiliki struktur organisasi yang
lebih datar dan lebih sedikit tingkat hierarki dibandingkan dengan perusahaan Jepang.
Contoh perusahaan Amerika yang sukses dengan model manajemen ini adalah Google dan
Microsoft.

Kelebihan dan Kekurangan:


1. Manajemen Jepang
Kelebihan :
Kelebihan manajemen Jepang antara lain adalah kemampuannya untuk membangun tim
yang solid dan loyal, serta kemampuannya untuk melakukan perbaikan berkelanjutan dan
efisiensi operasional. Keakraban dan loyalitas dapat meningkatkan produktivitas jangka
panjang, Partisipasi karyawan dapat menghasilkan solusi yang lebih baik, dan Fokus pada
kualitas dan efisiensi.
Kekurangan :
Namun, kekurangannya adalah kurangnya fleksibilitas dan inovasi, serta potensi untuk
konformitas dan resistensi terhadap perubahan. Keakraban bisa menghambat inovasi dan
model ikatan pekerja bisa kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan ekonomi.
2. Manajemen Amerika
Kelebihan :
Kelebihan manajemen Amerika antara lain adalah kemampuannya untuk berinovasi dan
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, serta kemampuannya untuk memanfaatkan
individu yang berbakat dan berprestasi. Fleksibilitas dan inovasi cenderung diterapkan
dengan baik serta Orientasi pada hasil dapat meningkatkan daya saing.
Kekurangan :
Namun, kekurangannya adalah potensi untuk konflik dan persaingan internal, serta
kurangnya loyalitas dan komitmen jangka panjang dari karyawan. Kurangnya keakraban
bisa menyebabkan kurangnya loyalitas karyawan, Juga model manajemen yang terlalu
fokus pada hasil dapat meningkatkan tekanan kerja.
Menentukan model manajemen yang lebih baik antara Jepang dan Amerika tidak dapat
disederhanakan menjadi pilihan yang mutlak. Pilihan antara kedua model ini sangat
tergantung pada konteks bisnis, industri, dan tujuan perusahaan. Beberapa perusahaan
atau situasi mungkin mendapati bahwa pendekatan manajemen Jepang lebih cocok,
sementara yang lain mungkin lebih berhasil dengan model manajemen Amerika.
Keputusan ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:
• Konteks Industri: Beberapa industri atau sektor mungkin lebih sesuai dengan pendekatan
tertentu. Misalnya, industri manufaktur dengan fokus pada kualitas dan efisiensi mungkin
mendapati model Jepang lebih sesuai.
• Tujuan Perusahaan: Jika tujuan perusahaan adalah mencapai inovasi yang cepat,
fleksibilitas, dan responsibilitas yang tinggi terhadap perubahan pasar, model manajemen
Amerika mungkin lebih cocok.
• Budaya Organisasi: Budaya perusahaan dan preferensi karyawan juga memainkan peran
penting. Beberapa organisasi dan karyawan mungkin merasa lebih nyaman dengan
keakraban dan partisipasi yang ditekankan oleh model manajemen Jepang, sementara yang
lain mungkin lebih suka independensi dan orientasi hasil dari model manajemen Amerika.
• Lingkungan Ekonomi dan Sosial: Keadaan ekonomi dan sosial di negara tempat
perusahaan beroperasi dapat memengaruhi pilihan antara kedua model ini. Sistem
manajemen yang bekerja di satu lingkungan mungkin tidak efektif di lingkungan lain.

Sumber Referensi :
Nur Rahman_Perbedaan Manajemen Gaya Jepang Dan Amerika.pdf
https://elibrary.unisba.ac.id/files/Nur%20RAhman_Perbedaan%20Manajemen%20Gaya
%20Jepang%20Dan%20Amerika.pdf
Pascale, R. T., & Athos, A. G. (1981). The Art of Japanese Management: Applications for
American Executives. New York, NY: Simon & Schuster.
Peters, T. J., & Waterman, R. H. (1982). In Search of Excellence: Lessons from America’s
Best-Run Companies. New York, NY: Harper & Row.

2. Jika Indonesia dianggap Masih Negara Berkembang seperti apakah keadaan


Administrasi di Negara Indonesia saat ini, bandingkan dengan administrasi Negara Maju,
– perbedaanya seperti apa
– Apa yang perlu dilakukan agar bidang administrasi negara bisa lebih baik .
Jawaban :
Administrasi negara adalah bidang yang berfokus pada implementasi kebijakan pemerintah
dan pengelolaan urusan publik. Dalam konteks Indonesia, administrasi negara telah
mengalami berbagai perubahan dan reformasi sepanjang sejarahnya, terutama sejak era
reformasi pada akhir tahun 1990-an.
Salah satu ciri utama administrasi negara di Indonesia adalah desentralisasi, di mana
otoritas dan tanggung jawab untuk pengelolaan urusan publik telah dialihkan dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Tujuan dari desentralisasi ini adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan responsivitas pemerintah terhadap kebutuhan lokal. Namun,
implementasi desentralisasi ini juga menimbulkan tantangan, seperti ketidakseimbangan
kapasitas antara pemerintah daerah dan pusat, serta masalah korupsi dan nepotisme.
Dibandingkan dengan negara maju, administrasi negara di negara-negara tersebut biasanya
memiliki struktur yang lebih baik, sistem yang lebih efisien, dan kapasitas yang lebih kuat
untuk mengimplementasikan dan menegakkan kebijakan. Negara-negara maju juga
cenderung memiliki mekanisme yang lebih baik untuk akuntabilitas dan transparansi dalam
administrasi publik. Administrasi negara di negara maju biasanya memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Struktur yang efisien dan efektif
Negara maju biasanya memiliki struktur administrasi yang jelas dan efisien, dengan
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara berbagai lembaga dan departemen.
2. Transparansi dan akuntabilitas
Negara maju cenderung memiliki tingkat transparansi dan akuntabilitas yang tinggi dalam
administrasi publik. Mekanisme seperti audit publik, akses ke informasi publik, dan sistem
hukum yang kuat membantu memastikan bahwa pemerintah bertanggung jawab kepada
masyarakat.
3. Pelayanan publik yang berkualitas
Negara maju biasanya memiliki standar tinggi untuk pelayanan publik. Mereka
menggunakan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan,
dan berusaha untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang sama ke
layanan tersebut.
4. Pengelolaan sumber daya yang efisien
Negara maju biasanya memiliki sistem yang baik untuk pengelolaan sumber daya publik,
termasuk pengadaan barang dan jasa, pengelolaan keuangan publik, dan pengelolaan aset
publik.

Perbedaan utama antara administrasi negara di Indonesia dan negara maju dapat dilihat
dalam beberapa aspek. Pertama, negara maju biasanya memiliki struktur administrasi yang
lebih matang dan sistematis, dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.
Kedua, negara maju cenderung memiliki tingkat transparansi dan akuntabilitas yang lebih
tinggi. Ketiga, pelayanan publik di negara maju biasanya lebih efisien dan berkualitas tinggi.
Keempat, negara maju biasanya memiliki pengelolaan sumber daya yang lebih efisien.
Setiap negara memiliki konteks dan tantangan uniknya sendiri, dan tidak ada satu model
administrasi negara yang cocok untuk semua situasi. Oleh karena itu, penting bagi
Indonesia untuk belajar dari pengalaman negara maju, tetapi juga untuk mengadaptasi dan
memodifikasi pendekatan-pendekatan tersebut sesuai dengan konteks dan kebutuhan
lokalnya sendiri.
Untuk meningkatkan kualitas administrasi negara, ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
1. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
Pemerintah harus memastikan bahwa semua proses administrasi negara dilakukan
secara transparan dan akuntabel. Ini termasuk memperkuat mekanisme audit publik,
akses ke informasi publik, dan sistem hukum yang kuat untuk memastikan bahwa
pemerintah bertanggung jawab kepada masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Pemerintah harus memperkuat sistem pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia di bidang administrasi negara. Ini termasuk pelatihan dan
pengembangan keterampilan, serta memperkuat sistem penghargaan dan pengakuan
untuk mendorong kinerja yang lebih baik.
3. Menerapkan teknologi dan inovasi
Pemerintah harus menggunakan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas pelayanan publik. Ini termasuk pengembangan sistem informasi dan komunikasi
yang terintegrasi, serta pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan dan analitik
data untuk meningkatkan pengambilan keputusan.
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat
Pemerintah harus memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses administrasi
negara. Ini termasuk memperkuat mekanisme partisipasi publik, seperti forum
masyarakat, konsultasi publik, dan mekanisme pengaduan yang efektif.
5. Meningkatkan pengelolaan sumber daya publik
Pemerintah harus memperkuat pengelolaan sumber daya publik, termasuk pengadaan
barang dan jasa, pengelolaan keuangan publik, dan pengelolaan aset publik. Ini
termasuk memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian, serta memperkuat kerja
sama antara lembaga dan departemen yang terkait.
Dengan melakukan langkah-langkah ini, diharapkan administrasi negara dapat menjadi
lebih baik dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara lebih efektif dan efisien.

Sumber Referensi :
Berman, E., Tewari, N., & Wang, X. (2016). Public Administration in Indonesia.
Routledge.
McCulloch, N., & Sjahr, B. S. (2006). Decentralization and Governance in Indonesia.
Institute of Southeast Asian Studies.

3. Menurut anda apakah aspek politik dapat mempengaruhi organisasi dan administrasi
untuk berkembang, silahkan jelaskan !
Jawaban :
Aspek politik memang dapat mempengaruhi perkembangan organisasi dan administrasi.
Hal ini disebabkan karena politik memiliki peran penting dalam menentukan kebijakan
publik dan alokasi sumber daya publik yang dapat memengaruhi kinerja organisasi dan
administrasi. Selain itu, politik juga dapat mempengaruhi tata kelola organisasi dan
administrasi, termasuk dalam hal pengangkatan dan pemberhentian pejabat,
pengambilan keputusan, dan hubungan antara organisasi dan masyarakat.
Menurut buku “Public Administration: An Introduction” oleh Marc Holzer dan Richard
Schwester, politik dapat mempengaruhi perkembangan organisasi dan administrasi
dalam beberapa cara,
Pertama, politik dapat memengaruhi tujuan dan prioritas organisasi. Kebijakan publik
yang ditetapkan oleh pemerintah dapat menentukan arah dan fokus dari organisasi dan
administrasi.
Kedua, politik dapat memengaruhi alokasi sumber daya publik. Pemerintah dapat
mempengaruhi pendanaan organisasi dan administrasi melalui anggaran publik dan
kebijakan fiskal lainnya.
Ketiga, politik dapat memengaruhi tata kelola organisasi dan administrasi. Kebijakan
politik yang ditetapkan oleh pemerintah dapat memengaruhi struktur organisasi,
pengangkatan pejabat, dan pengambilan keputusan.
Selain itu, menurut buku “Public Administration in Southeast Asia: Thailand, Philippines,
Malaysia, Hong Kong, and Macao” oleh Evan Berman, politik juga dapat mempengaruhi
kinerja organisasi dan administrasi melalui hubungan antara organisasi dan masyarakat.
Politik dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap organisasi dan administrasi,
termasuk dalam hal kepercayaan masyarakat terhadap integritas dan akuntabilitas
organisasi dan administrasi.
Namun, politik juga dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan organisasi dan
administrasi. Politik yang tidak stabil atau korup dapat memengaruhi kinerja organisasi
dan administrasi, termasuk dalam hal pengambilan keputusan yang tidak efektif,
penggunaan sumber daya yang tidak efisien, dan kurangnya akuntabilitas dan
transparansi.
Dalam konteks Indonesia, menurut buku “Indonesian Public Administration: The
Challenge of Decentralization” oleh Junaidi, politik memiliki peran penting dalam
perkembangan administrasi publik. Dalam era otonomi daerah, politik dapat
memengaruhi tata kelola pemerintahan di tingkat daerah, termasuk dalam hal
pengangkatan dan pemberhentian pejabat, pengambilan keputusan, dan alokasi sumber
daya publik. Selain itu, politik juga dapat memengaruhi hubungan antara pemerintah
daerah dan masyarakat, termasuk dalam hal partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan pengawasan terhadap kinerja pemerintah daerah.
Namun, politik juga dapat menjadi hambatan dalam perkembangan administrasi publik di
Indonesia. Korupsi dan nepotisme dalam pengangkatan pejabat dan pengambilan
keputusan dapat memengaruhi kinerja administrasi publik dan menurunkan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Selain itu, politik juga dapat memengaruhi stabilitas
pemerintahan, yang dapat memengaruhi konsistensi dalam kebijakan publik dan tata
kelola administrasi publik.
Dalam hal ini, menurut buku “Public Administration in Indonesia” oleh Evan Berman et
al., diperlukan reformasi administrasi publik yang melibatkan partisipasi masyarakat,
penguatan integritas dan akuntabilitas, serta peningkatan kapasitas dan kualitas sumber
daya manusia dalam administrasi publik. Reformasi administrasi publik yang efektif
dapat membantu mengatasi dampak negatif politik terhadap perkembangan administrasi
publik dan meningkatkan kinerja administrasi publik secara keseluruhan.
Dalam kesimpulannya, aspek politik memang dapat mempengaruhi perkembangan
organisasi dan administrasi. Politik dapat memengaruhi tujuan, prioritas, alokasi sumber
daya, tata kelola, dan kinerja organisasi dan administrasi. Namun, politik juga dapat
memiliki dampak negatif, termasuk dalam hal korupsi, nepotisme, dan ketidakstabilan
pemerintahan. Oleh karena itu, diperlukan reformasi administrasi publik yang efektif
untuk mengatasi dampak negatif politik dan meningkatkan kinerja administrasi publik
secara keseluruhan.

Sumber Referensi :
Berman, E., Tampubolon, A., & Wang, Y. (2016). Public Administration in Indonesia.
London: Routledge.
Suryanto, T. (2018). Reformasi Birokrasi di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Pratikno. (2017). Menegakkan Good Governance di Indonesia. Jakarta: Kompas
Gramedia.
Purwanto, E. (2018). Public Policy Analysis. Jakarta: Rajawali Pers.
Nugroho, R. (2019). E-Government di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.

Anda mungkin juga menyukai