NIP : 049779646
TUGAS TUTORIAL 3 ADPU4217 ORGANISASI DAN MANAJEMEN
- Partisipasi Karyawan:
Model manajemen Amerika cenderung vokus pada fleksibilitas, inovasi, dan individualisme.
Pemodelan bisnis di Amerika sering kali mendorong kreativitas dan pengembangan bakat
individu.
Manajemen di Amerika seringkali ditekankan pada pencapaian hasil dan efisiensi, dengan
fokus pada pemenuhan target dan pencapaian tujuan bisnis.
Sebaliknya, manajemen Amerika cenderung memiliki pendekatan “top-down”, dengan
manajer senior yang membuat keputusan dan karyawan diharapkan untuk mengikuti
instruksi. Manajemen Amerika menekankan pada kompetisi dan individualisme, serta
fleksibilitas dan inovasi. Perusahaan Amerika sering kali memiliki struktur organisasi yang
lebih datar dan lebih sedikit tingkat hierarki dibandingkan dengan perusahaan Jepang.
Contoh perusahaan Amerika yang sukses dengan model manajemen ini adalah Google dan
Microsoft.
Sumber Referensi :
Nur Rahman_Perbedaan Manajemen Gaya Jepang Dan Amerika.pdf
https://elibrary.unisba.ac.id/files/Nur%20RAhman_Perbedaan%20Manajemen%20Gaya
%20Jepang%20Dan%20Amerika.pdf
Pascale, R. T., & Athos, A. G. (1981). The Art of Japanese Management: Applications for
American Executives. New York, NY: Simon & Schuster.
Peters, T. J., & Waterman, R. H. (1982). In Search of Excellence: Lessons from America’s
Best-Run Companies. New York, NY: Harper & Row.
Perbedaan utama antara administrasi negara di Indonesia dan negara maju dapat dilihat
dalam beberapa aspek. Pertama, negara maju biasanya memiliki struktur administrasi yang
lebih matang dan sistematis, dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.
Kedua, negara maju cenderung memiliki tingkat transparansi dan akuntabilitas yang lebih
tinggi. Ketiga, pelayanan publik di negara maju biasanya lebih efisien dan berkualitas tinggi.
Keempat, negara maju biasanya memiliki pengelolaan sumber daya yang lebih efisien.
Setiap negara memiliki konteks dan tantangan uniknya sendiri, dan tidak ada satu model
administrasi negara yang cocok untuk semua situasi. Oleh karena itu, penting bagi
Indonesia untuk belajar dari pengalaman negara maju, tetapi juga untuk mengadaptasi dan
memodifikasi pendekatan-pendekatan tersebut sesuai dengan konteks dan kebutuhan
lokalnya sendiri.
Untuk meningkatkan kualitas administrasi negara, ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
1. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
Pemerintah harus memastikan bahwa semua proses administrasi negara dilakukan
secara transparan dan akuntabel. Ini termasuk memperkuat mekanisme audit publik,
akses ke informasi publik, dan sistem hukum yang kuat untuk memastikan bahwa
pemerintah bertanggung jawab kepada masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Pemerintah harus memperkuat sistem pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia di bidang administrasi negara. Ini termasuk pelatihan dan
pengembangan keterampilan, serta memperkuat sistem penghargaan dan pengakuan
untuk mendorong kinerja yang lebih baik.
3. Menerapkan teknologi dan inovasi
Pemerintah harus menggunakan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas pelayanan publik. Ini termasuk pengembangan sistem informasi dan komunikasi
yang terintegrasi, serta pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan dan analitik
data untuk meningkatkan pengambilan keputusan.
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat
Pemerintah harus memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses administrasi
negara. Ini termasuk memperkuat mekanisme partisipasi publik, seperti forum
masyarakat, konsultasi publik, dan mekanisme pengaduan yang efektif.
5. Meningkatkan pengelolaan sumber daya publik
Pemerintah harus memperkuat pengelolaan sumber daya publik, termasuk pengadaan
barang dan jasa, pengelolaan keuangan publik, dan pengelolaan aset publik. Ini
termasuk memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian, serta memperkuat kerja
sama antara lembaga dan departemen yang terkait.
Dengan melakukan langkah-langkah ini, diharapkan administrasi negara dapat menjadi
lebih baik dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara lebih efektif dan efisien.
Sumber Referensi :
Berman, E., Tewari, N., & Wang, X. (2016). Public Administration in Indonesia.
Routledge.
McCulloch, N., & Sjahr, B. S. (2006). Decentralization and Governance in Indonesia.
Institute of Southeast Asian Studies.
3. Menurut anda apakah aspek politik dapat mempengaruhi organisasi dan administrasi
untuk berkembang, silahkan jelaskan !
Jawaban :
Aspek politik memang dapat mempengaruhi perkembangan organisasi dan administrasi.
Hal ini disebabkan karena politik memiliki peran penting dalam menentukan kebijakan
publik dan alokasi sumber daya publik yang dapat memengaruhi kinerja organisasi dan
administrasi. Selain itu, politik juga dapat mempengaruhi tata kelola organisasi dan
administrasi, termasuk dalam hal pengangkatan dan pemberhentian pejabat,
pengambilan keputusan, dan hubungan antara organisasi dan masyarakat.
Menurut buku “Public Administration: An Introduction” oleh Marc Holzer dan Richard
Schwester, politik dapat mempengaruhi perkembangan organisasi dan administrasi
dalam beberapa cara,
Pertama, politik dapat memengaruhi tujuan dan prioritas organisasi. Kebijakan publik
yang ditetapkan oleh pemerintah dapat menentukan arah dan fokus dari organisasi dan
administrasi.
Kedua, politik dapat memengaruhi alokasi sumber daya publik. Pemerintah dapat
mempengaruhi pendanaan organisasi dan administrasi melalui anggaran publik dan
kebijakan fiskal lainnya.
Ketiga, politik dapat memengaruhi tata kelola organisasi dan administrasi. Kebijakan
politik yang ditetapkan oleh pemerintah dapat memengaruhi struktur organisasi,
pengangkatan pejabat, dan pengambilan keputusan.
Selain itu, menurut buku “Public Administration in Southeast Asia: Thailand, Philippines,
Malaysia, Hong Kong, and Macao” oleh Evan Berman, politik juga dapat mempengaruhi
kinerja organisasi dan administrasi melalui hubungan antara organisasi dan masyarakat.
Politik dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap organisasi dan administrasi,
termasuk dalam hal kepercayaan masyarakat terhadap integritas dan akuntabilitas
organisasi dan administrasi.
Namun, politik juga dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan organisasi dan
administrasi. Politik yang tidak stabil atau korup dapat memengaruhi kinerja organisasi
dan administrasi, termasuk dalam hal pengambilan keputusan yang tidak efektif,
penggunaan sumber daya yang tidak efisien, dan kurangnya akuntabilitas dan
transparansi.
Dalam konteks Indonesia, menurut buku “Indonesian Public Administration: The
Challenge of Decentralization” oleh Junaidi, politik memiliki peran penting dalam
perkembangan administrasi publik. Dalam era otonomi daerah, politik dapat
memengaruhi tata kelola pemerintahan di tingkat daerah, termasuk dalam hal
pengangkatan dan pemberhentian pejabat, pengambilan keputusan, dan alokasi sumber
daya publik. Selain itu, politik juga dapat memengaruhi hubungan antara pemerintah
daerah dan masyarakat, termasuk dalam hal partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan pengawasan terhadap kinerja pemerintah daerah.
Namun, politik juga dapat menjadi hambatan dalam perkembangan administrasi publik di
Indonesia. Korupsi dan nepotisme dalam pengangkatan pejabat dan pengambilan
keputusan dapat memengaruhi kinerja administrasi publik dan menurunkan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Selain itu, politik juga dapat memengaruhi stabilitas
pemerintahan, yang dapat memengaruhi konsistensi dalam kebijakan publik dan tata
kelola administrasi publik.
Dalam hal ini, menurut buku “Public Administration in Indonesia” oleh Evan Berman et
al., diperlukan reformasi administrasi publik yang melibatkan partisipasi masyarakat,
penguatan integritas dan akuntabilitas, serta peningkatan kapasitas dan kualitas sumber
daya manusia dalam administrasi publik. Reformasi administrasi publik yang efektif
dapat membantu mengatasi dampak negatif politik terhadap perkembangan administrasi
publik dan meningkatkan kinerja administrasi publik secara keseluruhan.
Dalam kesimpulannya, aspek politik memang dapat mempengaruhi perkembangan
organisasi dan administrasi. Politik dapat memengaruhi tujuan, prioritas, alokasi sumber
daya, tata kelola, dan kinerja organisasi dan administrasi. Namun, politik juga dapat
memiliki dampak negatif, termasuk dalam hal korupsi, nepotisme, dan ketidakstabilan
pemerintahan. Oleh karena itu, diperlukan reformasi administrasi publik yang efektif
untuk mengatasi dampak negatif politik dan meningkatkan kinerja administrasi publik
secara keseluruhan.
Sumber Referensi :
Berman, E., Tampubolon, A., & Wang, Y. (2016). Public Administration in Indonesia.
London: Routledge.
Suryanto, T. (2018). Reformasi Birokrasi di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Pratikno. (2017). Menegakkan Good Governance di Indonesia. Jakarta: Kompas
Gramedia.
Purwanto, E. (2018). Public Policy Analysis. Jakarta: Rajawali Pers.
Nugroho, R. (2019). E-Government di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.