Anda di halaman 1dari 2

Apa aku bakal cocok untuk buat suatu teks fiksi?

Yah baru kucoba beberapa kali, dan terlalu


cepat memang untuk dikata aku kurang cocok, namun terlalu cepat untukku berfikir
sebaliknya. Kalau semisal kutemukan gairah di menulis ini apa akan kulakukan? Pikiran
pertama yang terbersit adalah menjadi seorang penulis. Aku ingin menjadi penulis.
Setidaknya Sekarang aku ingin meningkatnkan skill ku dalam menulis apa saja yang kubisa,
non-fiksi dan fiksi akan kutaklukan, aku ingin setiap kalimat yang orang baca dari tulisanku
membawa dampak positif, aku mau mereka untuk ingat dengan tulisanku. Semua itu tentu
adalah mimpi yang terlalu cepat untukku yang bahkan belum bisa menulis dengan lancar, aku
perlu Latihan, tapi hal apa yang bisa kulakukan untuk bisa meningkatkan tulisanku, tentu saja
dengan menulis.

Apa aku bisa menulis minimal seribu kata perhari? Kelihatan banyak dan sulit kan? Tapi itu
wajib kulakukan. Aku punya kebebasan dalam tema apa yang ingin kutuangkan ke dalam
tulisan, apapun itu akan bisa, baik ulasan ku tentang buku, film, anime, atau hobiku akan bisa
membuatku berkembang. Hari ini aku menghabiskan suatu serial luar biasa berjudul Slam
Dunk. Slam Dunk (kusingkat SD mulai sekarang) merupakan suatu manga olahraga basket
yang sangat popular, tidak ada anak 90an tidak tahu tentang serial ini. Sebagai anak yang
lahir pada tahun 2004 tentu saja aku akan tidak terlalu familiar dengan SD, tidak ada factor
nostalgia yang kurasa tentang SD, semua tentang SD kumulai dari kuliah. Tidak punyak
nostalgia tentang manga sebagus SD mungkin bukan hal bagus tapi aku senang bisa menjadi
bagian orang-orang yang bersorak atau kemenangan shohoku atas sannoh, Luar Biasa!!.
Klimaks yang disajikan merupakan salah satu yang terbaik yang pernah kubaca dan tonton, di
manga penyajian klimaks sungguh sangat ikonik, banyak double pannel bertebaran di setiap
chapter, membuat rasa kalau battle ini disajikan dengan serius membuatku merinding,
highlight terbesar mungkin berada di chapter akhir, semua orang berbicara dan memuji
momen itu, dan Sekarang aku, puluhan tahun setelah manga ini rilis akan menjadi satu dari
jutaan orang yang akan memuji momen itu. Manga yang tersaji tanpa dialog mungkin
bukanlah hal baru lagi, tapi sang master Takehiko Inoue—salah satu mangaka terbaik yang
pernah ada---- memperlihatkan penggunaan adegan tanpa dialog tersebut, tanpa dialog
mungkin agak kurang tepat karena tidak ada teks sedikitpun di adegan tanpa dialog yang
kusebut, sunyi mungkin kata yang tepat, dan film terbarunya menegaskan hal itu. Momen itu
ditegaskan kesunyiaannya di adaptasi filmnya, aku tidak tahu bagaimana hal itu di anime seri,
tapi di filmnya adegan ini tersaji dengan sama baiknya dengan di manga (atau mungkin lebih
baik). Benar-benar salah satu yang terbaik.
Melihat luar biasanya SD,

Anda mungkin juga menyukai