Penerbit
RokushikiMaster
Ilustrastor
RokushikiMaster
Website
www.facebook.com/RokushikiMaster
Rokushikimaster212@gmail.com
Puji syukur saya haturkan ke hadirat Allah SWT. Segala sesuatu di dunia ini
terjadi atas izin-Nya, termasuk rampungnya buku ini.
Terima kasih untuk Eiichiro Oda karena telah menciptakan manga One
Piece. Karya Anda bukan lagi cerita fiksi, melainkan telah menjadi buku
motivasi dan teman bagi banyak orang di seluruh dunia.
Terima kasih untuk para motivator kelas dunia, Mario Teguh, Nick Vujicic,
Eckhart Tole, dan Nouman Ali Khan atas ilmu dan motivasi yang telah
kalian berikan.
Terima kasih untuk bung Porgas yang telah membantu editing sampul buku
ini. Great work as always!
Terima kasih untuk komunitas fans One Piece dan forum-forum diskusi yang
tersebar di dunia maya atas semangat, diskusi, dan ide-ide liarnya selama
ini. Tanpa kalian, mungkin tidak akan pernah terbesit niat untuk menulis
buku ini.
Terima kasih untuk Sonia yang telah menjadi inspirasi saya untuk
memberanikan diri menulis buku dan melakukan self-publishing.
Terima kasih kepada Bapak, Ibu, Fara, Dina, dan Iyan atas dukungan dan
masukannya selama proses penulisan buku ini hingga selesai.
Buku ini saya dedikasikan untuk semua pembaca manga One Piece.
2
eori “One Piece”. Sebuah judul buku yang sanggup membuat siapa
T pun yang membacanya bertanya-tanya, “Buku apaan nih??”. Judul
yang lazim biasanya Teori Akuntansi, Teori Komunikasi, Teori Auditing,
atau teori-teori lainnya seputar ilmu pengetahuan akademis. Jujur saja, saya
pun awalnya bimbang untuk menulis buku dengan tema seperti ini. Aneh
nggak sih bikin buku kayak gini? Bisa terbit nggak sih buku ini? Materi
buku ini bakal dicibir orang nggak sih? Intinya galau. Namun setelah melalui
semua badai keraguan itu, saya akhirnya bertekad untuk menulis buku ini.
Ide buku ini sebenarnya berawal dari hobi yang saya tekuni sejak tahun
2006, yaitu menulis teori tentang manga One Piece dan mem-posting-nya di
forum-forum diskusi online. Yup, hobi ini eksis dan ada sejumlah orang yang
menekuninya secara rutin dan serius. Mereka biasa disebut theorist. Setelah
sekian tahun, mungkin total sudah ada puluhan ribuan kata yang saya pernah
saya ketik dan gubah menjadi sejumlah teori, jumlah yang cukup banyak
untuk dikompilasi menjadi sebuah buku. Pikir saya, kenapa tidak dibuat
buku sekalian?
Kemudian tercetuslah ide untuk menulis buku ini. Mungkin ini bukan
tipe buku yang biasa kalian baca. Namun bagi siapapun yang mengaku
sebagai penggemar manga One Piece, saya dengan optimis berani bilang :
buku ini wajib kalian baca!
* * *
3
First thing first. One Piece adalah sebuah manga (komik jepang)
karangan seorang pria bernama Eiichiro Oda (Kita panggil Oda saja ya).
Statistik menunjukkan bahwa One Piece adalah salah satu manga terpopuler
di dunia saat ini. Ya, sampai tahun 2015, tankoubon One Piece sudah dicetak
lebih dari 300 juta ekslempar di seluruh dunia. Atas prestasi tersebut, Oda
diganjar Guiness Book of World Record untuk kategori “Buku dengan jumlah
cetakan terbanyak yang diterbitkan oleh satu pengarang”.
Namun itu sekedar angka yang bicara. Bagaimana dengan kualitas cerita
manga One Piece itu sendiri? Apakah sebanding dengan rekor dunia yang
diraihnya? Well, jangan ditanya : One Piece is the shit. Ups, jangan salah
sangka. Shit memang berarti sampah, tapi THE shit adalah idiom dalam
bahasa inggris yang bisa diartikan “sangat keren”.
4
Jadi, apa sebenarnya yang menjadi kelebihan utama cerita One Piece?
Hmm, saya akan menjawab : atmosfernya. Ya, Oda sebagai pengarang
sanggup „menghisap‟ para pembacanya ke dalam dunia ciptaannya. Bahkan
pembaca tidak hanya merasa berada di dalam dunianya, tetapi juga terlibat
secara emosional. Apa yang terjadi pada karakter-karakter di dalamnya, baik
senang atau sedih, kamu akan merasa ikut berempati.
5
* * *
6
isinya akan membahas misteri terbesar yang paling dinanti semua pembaca,
yaitu akhir cerita atau ending One Piece.
Ending One Piece, makanan macam apa pula itu? Tidak dipungkiri, One
Piece memang terkesan seperti cerita tanpa akhir. Kisah ini sudah berjalan
lebih dari 18 tahun yang lalu dan belum ada tanda-tanda mendekati tamat.
Makanya, ide tentang ending terasa mengawang-awang. Rasanya seperti ikut
panjat pinang setinggi gunung Everest. Jangankan memanjat sampai
puncaknya, sekedar melihat hadiah yang tergantung di atas sana saja tidak
bisa!
Yah, masuk kubu yang mana pun kalian, Oda sang pengarang sudah
memastikan bahwa ending One Piece bukan ilusi. It’s real! Hanya saja,
skala cerita One Piece memang sangat besar sehingga butuh waktu untuk
menyusun semua kepingan puzzle yang ada dalam cerita ini menjadi sebuah
gambar yang utuh.
Nah, melalui buku “Teori One Piece” ini saya ingin mengajak kalian
duduk manis dari sudut pandang penulis dan melihat bersama-sama skala
cerita One Piece yang sesungguhnya. Kalian akan melihat bahwa semua hal
7
yang telah kalian ketahui tentang One Piece, perlahan tapi pasti, sedang
mengerucut kepada sebuah ending yang indah, layak, dan epic!
* * *
8
DAFTAR ISI
9
10
11
12
N amanya Suguru Sugita. Siapa dia? Dia adalah pemuda asal
Jepang berusia 25 tahun yang kini tengah berprofesi sebagai
editor manga One Piece.
Ya, editor. Kalau kalian pernah membaca manga berjudul Bakuman,
pasti mengerti betul bahwa tugas editor manga ternyata tidak sesederhana
editing naskah. Seorang editor juga harus pandai mencari ide dan memberi
masukan kepada pengarang, mencarikan asisten dan tempat kerja untuk
pengarang, dan menjaga agar mood pengarang selalu berada pada kondisi
yang baik. Bahkan kalau diperlukan, editor juga harus bisa mengepel lantai
dan mengurus laundry pakaian pengarang! Bercanda ding, itu tugas
pembantu rumah tangga. Yah, sederhananya, bila Oda adalah seorang raja,
Sugita adalah penasehatnya.
Sebagai orang yang paling sering bertukar pikiran dengan Oda, sudah
pasti Sugita tahu seluk beluk tentang Oda dan One Piece lebih baik daripada
siapa pun. Beruntung bagi kita, belum lama ini Sugita diundang ke acara on
13
air di jepang bernama Gold Rush. Saya kurang tahu persis seperti apa format
acaranya, tetapi dari foto yang beredar di internet, kelihatannya ini acara
talkshow yang disiarkan via radio. Nah, dalam kesempatan tersebut, Sugita
diwawancarai oleh si pembawa acara terkait pekerjaannya sebagai editor
manga One Piece. Ada tujuh pertanyaan yang harus dijawab Sugita dan salah
satunya adalah pertanyaan terkait ending One Piece. Langsung saja kita
simak wawancara lengkapnya berikut ini.
Sugita (S) : Ya, itu benar. Dia bercerita padaku via telepon, 7 jam setelah
aku menjadi editor-nya. Dia bertanya padaku apakah ada orang
lain di sekitarku. Aku bilang tidak ada, dan dia bilang,
“Baiklah, aku juga cuma sendirian, ada yang ingin
kubicarakan,” kemudian dia cerita kepadaku.
S : Dia bilang padaku bahwa paruh pertama cerita, yaitu sebelum timeskip,
sudah setengah jalan. Waktu itu sudah terbit 60 volume, jadi bisa
dibilang sekarang kita sudah 70% jalan? Kurasa belum sampai 80%.
Ya, sekitar itulah.
14
S : Dia belum memutuskan, tetapi dia bilang kemungkinan besar tidak
akan bisa menulis cerita panjang lagi. Dia sudah menggambar selama
18 tahun, bayangkan berapa umurnya ketika One Piece tamat? Secara
realistis, aku rasa pertanyaan yang lebih tepat adalah apakah dia masih
mampu menulis serial panjang lagi.
P : Apa saja peraturan yang harus Anda patuhi sebagai editor One
Piece?
15
mencari materi lain, dan menurutku itu luar biasa. Dia benar-benar
mangaka sejati.
S : Ya. Oda-san sering bilang : “Aku ingin jadi sesuatu yang diimpikan
oleh pengarang manga pemula”. Karena itu dia sering bercanda bahwa
dia tinggal di rumah yang bagus dan membeli barang-barang keren
supaya asisten-asistennya berpikir, “aah, aku harus bekerja keras dan
menggambar juga!”
S : Yah, sekarang kita sudah memasuki paruh kedua cerita, Aku rasa bakal
lebih banyak chapter yang bercerita seputar benang merah. Yonkou (4
kaisar) akan lebih banyak muncul dalam cerita, jadi aku rasa kau bakal
sangat menikmati apa yang akan terjadi selanjutnya!
16
(Sumber wawancara : http://getnews.jp/archives/1050895, diterjemahkan ke
bahasa inggris oleh One Piece podcast)
17
Kabar baiknya, Oda ternyata bukan satu-satunya orang yang
mengetahui ending One Piece. Dari wawancara tersebut, Sugita
membenarkan bahwa Oda telah membocorkan ending One Piece kepada
semua editornya. Ini berita yang melegakan karena bila terjadi sesuatu
dengan Oda, para editor siap mempublikasikan ending itu kepada para
penggemar yang penasaran.
Namun bagaimana kalau yang tidak diberi umur adalah pembaca? Well,
that would sucks. Kalau ini terjadi pada saya, saya cuma bisa berharap Oda
tiba-tiba masuk ke kamar saya dan membocorkan ending One Piece supaya
tidak mati penasaran. Menariknya, itu benar-benar terjadi di Jepang baru-
baru ini.
Berita ini dikutip dari situs JapNation AniManga. Ada seorang anak
laki-laki bernama Hinati Fujinami. Hinati adalah seorang penggemar One
Piece, tapi nasibnya kurang beruntung : Dia mengidap penyakit kanker paru-
paru. Dalam kesehariannya, dia harus melalui terapi yang sangat
menyakitkan.
18
* * *
Oda : Di kepalaku, yang ada hanyalah ending One Piece, tidak ada
yang lain. Aku menyesuaikan dan membangun cerita di setiap
arc menuju ending tersebut.
(Sumber : http://apforums.net/showthread.php?t=42229)
“Di kepalaku, yang ada hanyalah ending One Piece, tidak ada yang lain”
* * *
19
Tahun 2006 bisa jadi adalah masa-masa terbaik bagi sebagian besar
pembaca One Piece. Yup, ini adalah tahunnya Enies Lobby Arc. Berbagai
survey membuktikan bahwa Arc tersebut masih menjadi yang terfavorit
sampai saat ini. Tidak mengherankan, Arc ini adalah titik di mana cerita One
Piece jadi lebih kompleks. Saat itu juga saya mulai bertanya-tanya : mau
dibawa ke mana sebenarnya cerita One Piece ini??
Dan tiba-tiba ide liar itu terlintas begitu saja di benak saya.
Sebuah ide tentang ending yang akan sangat cocok untuk menutup
kisah ini. Sebuah ending yang akan membuat nama “One Piece” pada judul
manga ini menjadi sangat masuk akal. It sounds perfect.
Saking semangatnya dengan ide tersebut, saya pun sharing di
beberapa forum-forum diskusi online untuk meyakinkan pembaca-pembaca
lainnya. Namun, ide ini dikacangin. Tidak begitu banyak yang menanggapi
serius ide tersebut. Wajar sih, waktu itu ide ini tidak didukung dengan fakta-
fakta yang memadai. Sejak saat itu, saya bertekad untuk mengumpulkan
fakta-fakta yang relevan untuk mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah
teori yang solid.
Tahun 2013, setelah membaca ulang tankoubon One Piece berulang
kali dan bertukar pikiran dengan pembaca lainnya di berbagai forum One
Piece online, teori tersebut akhirnya selesai saya susun dalam bahasa inggris
dengan judul “The Inherited Will Theory”. Teori ini saya posting di situs
apforums dan, pucuk dicinta, kali ini ide ending tersebut mendapat tanggapan
positif.
20
Berbekal tanggapan positif tersebut, hasil wawancara dengan Oda dan
Sugita, dan kemungkinan bahwa belum tentu kita semua bisa menyaksikan
ending One Piece, saya akhirnya termotivasi untuk membukukan teori ini.
Bagi kawan-kawan yang pernah membaca “The Inherited Will
Theory” dan menyukai isinya, buku ini adalah versi update dari teori tersebut
yang didukung dengan lebih banyak data, petunjuk, dan ilustrasi. Bagi yang
belum membacanya, well, read this book instead! Teori ini sudah lama
menjadi acuan saya dalam membaca One Piece dan sejauh ini semuanya
terlihat lebih nyambung dan masuk akal. Dan saya ingin membagi sensasi
tersebut dengan kalian semua.
21