Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KASUS KLINIS TENTANG DEPRESI PASCA MELAHIRKAN

DI SUSUN OLEH

Ikbal Sidik : 202201055

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA

TAHUN 2024
1. Gejala Dan Tanda-Tanda Depresi Pada Ibu
Tanda dan gejala postpartum depression atau postnatal depression bisa terjadi pada
awal kehamilan, beberapa minggu sesudah melahirkan, atau hingga setahun sesudah bayi
lahir. Ketika mengalami post partum depression, sesorang akan mengalami gejala-gejala
berikut:
1. Merasa cepat lelah atau tidak bertenaga.
2. Mudah tersinggung dan marah.
3. Menangis terus-menerus
4. Merasa gelisah tanpa alasan yang jelas.
5. Mengalami perubahan suasanan hati yang drastis
6. Kehilangan nafsu makan atau justru makan lebih banyak dari biasanya.
7. Tidak dapat tidur (insomnia) atau tidur terlalu lama
8. Sulit berpikiran jernih, berkonsentrasi, atau mengambil keputusan.
9. Tidak ingin bersosialisasi dengan teman dan keluarga.
10. Kehilangan minat terhadap kegiatan yang biasa disukainya.
11. Putus asa
12. Berpikir untuk melukai dirinya sendiri atau bayinya.
13. Munculnya pikiran tentang kematian dan ingin bunuh diri.

2. Dampak Depresi Ibu Terhadap Perkembangan Bayi Dan Toddler.


Dampak depresi ibu terhadap perkembangan bayi dan toddler Ini menjadi tantangan
luar biasa bagi ibu yang depresi untuk menyediakan berbagai hal yang paling dibutuhkan
anak-anak, mulai dari kasing sayang, kegembiraan, dan penetapan batas yang konsisten.
Tidak heran, ibu yang depresi secara klinis akan kritis terhadap diri sendiri dan ragu-ragu.
Sehingga dalam setiap pilihan, mulai dari apa yang akan dibuat untuk makan malam
sampai bagaimana pakaian bayi yang hangat, bisa tampak luar biasa. Namun, gejala
depresi ringan sebenarnya juga sudah bisa memengaruhi anak-anak. Si Kecil yang ibunya
mengalami depresi kronis tingkat rendah yang dikenal sebagai dysthymia berisiko hanya
karena lamanya gangguan ini dialami sang ibu. Dampak dari depresi sang ibu berbeda
tergantung pada berapa usia anak, apa kebutuhan anak, dan tantangannya pada usia itu.
1. Risiko Pada Bayi
Ikatan akan sangat sulit dibangun untuk ibu dengan depresi. Mereka cenderung
tidak bermain dengan bayinya, melakukan kontak mata, atau berbicara dengan suara
yang menarik. Akibatnya, bayi bisa menjadi cemas dan takut. Bayi mungkin akan
merengek dan berhenti bereaksi terhadap orang lain. Bayi yang disusui ibu yang
mengalami depresi selama lebih dari dua bulan mengalami kenaikan berat badan lebih
lambat dibandingkan bayi yang ibunya tidak mengalami depresi. Karena jika ibu
mencintai bayinya, artinya ibu juga memiliki rasa kewajiban untuk merawat bayinya.
Namun, jika ibu tidak memiliki banyak perasaan untuknya, maka bayi pun akan
merasakannya.
2. Balita dan Anak-Anak Prasekolah
Otak anak dibentuk oleh interaksi yang dimilikinya dengan orang dewasa yang
dekat dengannya. Dibutuhkan banyak energi dan kecerdikan untuk merawat anak seusia
ini. V Namun, ibu yang depresi cenderung merasa mudah tersinggung dan mudah
frustasi. Akibatnya, anak-anak mereka mengalami kesulitan mengatur suasana hati
mereka sendiri, bekerja sama dengan permintaan, dan menguasai keterampilan
pemecahan masalah. Anak berusia tiga tahun dengan ibu yang depresi juga cenderung
lebih memiliki kinerja yang buruk pada ukuran keterampilan bahasa dan kesiapan
sekolah dibandingkan anak-anak dengan ibu yang tidak mengalami depresi.
3. Anak-anak Usia Sekolah
Anak-anak seusia ini sering dipaksa menjadi orang dewasa, mengambil alih tugas-
tugas seperti merawat adiknya atau membuatkan makanan, karena ibu mereka terlalu
tertekan untuk berfungsi. Anak-anak mungkin tampak sangat dewasa di permukaan,
tapi sebenarnya bisa sangat rentan. Anak dapat mengidapnya di sekolah karena ibu
mereka cenderung memotivasi mereka secara akademis atau membantu mereka
mengkoordinasikan rencana sosial. Ibu yang depresi cenderung lebih kritis dan
akibatnya anak-anak di usia ini sering memiliki citra diri yang lebih negatif. Mereka
juga lebih cenderung memiliki masalah perilaku di sekolah. Dengan dukungan yang
tepat, ibu yang depresi masih bisa menjadi orang tua yang luar biasa. Ibu perlu
mendapatkan dukungan, bila perlu juga mendapatkan bantuan profesional untuk
mencari pengobatan. Andalkan pasangan, ketika ayah terlibat aktif, itu bisa mengurangi
risiko anak mengembangkan depresi dirinya. Diskusikan pula dengan anak-anak,
karena anak sering kali tidak dilibatkan dalam diskusi tentang depresi, tetapi mereka
dipaksa untuk hidup melalui semua gangguan yang disebabkan oleh ibunya. Berapapun
usia anak kamu, beri tahu dia bahwa ia harus merasa bebas untuk bertanya.

Anda mungkin juga menyukai