Anda di halaman 1dari 7

KIMLING TEORI

MODUL DO
• Tujuan = Tujuan dari praktikum dissolved oxygen (DO) atau oksigen terlarut yaitu yaitu untuk
mengetahui kadar oksigen terlarut dari sampel dengan menggunakan metode iodometri
atau modifikasi azida untuk kadar oksigen terlarut sama atau di bawah kejenuhannya.

• Pengertian = Oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) adalah konsentrasi oksigen terlarut
di dalam air. Suatu kandungan DO yang rendah dapat menyebabkan stress pada organisme,
yang berdampak pada pertumbuhan dan reproduksi, bahkan dapat menyebabkan kematian
pada kehidupan akuatik.

• Prinsip Metode iodometri = Prinsip pengukuran oksigen terlarut secara Iodometri (titrasi
Winkler) adalah berdasarkan reaksi oksidasi reduksi. Oksigen dalam air ditangkap ion Mn +2
dalam suasana basa, membentuk endapan coklat MnO2

• Fungsi larutan =
- amilum sebagai indikator uji
- larutan Mangan Sulfat (MnSO4) sebagai indikator sampel uji
- larutan Alkali Iodida Azida sebagai larutan pengikat oksigen dan akan menyebabkan larutan
air sampel berubah warna menjadi keruh dikarenakan reaksi oksidasi-reduksi
- larutan asam sulfat (H2SO4) sebagai larutan asam
- larutan natrium thiosulfate (Na2S2O3) sebagai titran.
- Endapan berwarna coklat yang terbentuk disebut dengan senyawa azida tembaga dan
jumlah yang terbentuk akan sebanding dengan jumlah oksigen terlarut yang awal terdapat
dalam sampel air.
- Larutan asam sulfat ini berfungsi untuk mengubah oksigen terlarut menjadi ion iodide yang
bereaksi dengan larutan natrium thiosulfat dalam botol winkler, yang mana nantinya dapat
digunakan untuk mengukur jumlah oksigen terlarut dalam sampel air.
- Natrium thiosulfate (titrasi) digunakan sebagai katalis yang berfungsi untuk mempercepat
reaksi pada saat titrasi dan berfungsi sebagai titran dengan indikator larutan amilum.
- Larutan amilum digunakan sebagai indikator warna pada saat proses titrasi. Praktikan terus
menambahkan larutan amilum sampai larutan hingga berubah warna menjadi kuning
kecoklatan yang menandakan adanya endapan dalam larutan tersebut.

• Alat = Bulb sebagai alat suction dan mengatur keluarnya volume sampel dari pipet ukur. Tata
cara penggunaan bulb tipe A, S, E: A: Aspirate (mengosongkan udara pada bulb); S: Suction
(memasukan udara pada ruas bulb); E: Exhaust (melepaskan larutan).
MODUL BOD
• Tujuan = Tujuan dari praktikum BOD adalah untuk memperoleh kadar kebutuhan oksigen
biokimiawi atau yang dikenal sebagai BOD terlarut dalam air.

• Pengertian = BOD (Biological Oxygen Demand) adalah kebutuhan oksigen biolois yang
diperlukan oleh mikroorganisme (bisanya berupa bakteri) untuk memecah bahan organik
secara aerobic.

• Faktor BOD = Faktor yang mempengaruhi BOD sama seperti DO, seperti suhu, salinitas,
ketinggian, serta aktivitas manusia, pH, dan jumlah mikroorganisme.

• Metode pengukuran = Metode langsung digunakan untuk sampel uji BOD5 yang berukuran
kurang dari 7 mg/L. sampel diaerasi tanpa adanya penambahan air suling atau pengenceran
untuk membawa tingkat DO mendekati nilai saturasi awal percobaan. Metode tidak langsung
mengalami proses pengenceran terhadap sampel yang berdasarkan pronsip bahwa tingkat
degredasi biokimia dari bahan organik akan secara langsung berbanding lurus dengan jumlah
material yang tidak teroksidasi dalam suatu waktu.

• Alat =
- magnetic stirrer untuk menghomogenkan larutan pengencer dan inkubator sebagai alat
untuk mempertahankan kandungan oksigen dan nitrogen dalam sampel.
- Meletakkan beaker glass ke mulut botol winkler dengan posisi botol Winkler dimiringkan
untuk meminimalisir kandungan oksigen terlarut dan mencegah riak air yang berakibat
pertambahan oksigen terlarut pada air.
- Ruang asam berfungsi untuk menjaga keamanan praktikan agar terhindar dari paparan
asam yang berbahaya suatu bahan kimia.

• Fungsi larutan =
- larutan buffer fosfat, larutan kalsium klorida (CaCl2)
- Larutan magnesium sulfat (MgSO4) dan larutan besi III klorida (FeCl 3) digunakan untuk
membuat larutan pengencer.
- Mangan sulfat (MnSO4) berfungsi untuk mengikat oksigen pada air sampel menjadi Mn(OH)2
yang akan mengalami oksidasi menjadi MnO 2 berhidrat - Amilum sebagai indikator oksigen
dalam air sampel, larutan MnSO4 sebagai indikator percobaan.
- larutan Natrium thiosulfat (Na2S2O3) sebagai titran
- air suling untuk mengencerkan sampel.
- larutan alkali iodida sebagai katalisator.
- Larutan Pengencer berfungsi untuk memperkecil jumlah organisme yang tersuspensi.
- Fungsi larutan blanko adalah sebagai pengoreksi absorbansi senyawa kimia yang akan
diukur.
- Natrium tiosulfat (Na2S2O3) (titrasi) mempunyai beberapa karakteristik penting diantaranya
sebagai zat penghilang klorin dalam sampel, agen reduktor dalam pengukuran BOD, dan
bentuk padat yang sesuai dalam larutan yang sesuai memiliki stabilitas yang baik dan tidak
terlalu mudah teroksidasi.

MODUL ANGKA PERMANGANAT


• Tujuan = Praktikum angka permanganat mempunyai tujuan untuk menentukan nilai
permangaant dengan metode oksidasi suasana asam dalam air sampel yang mempunyai kadar
klorida kurang dari 300 mg/L.

• Pengertian = Angka permanganat adalah jumlah milligram kalium permanganat yang


dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam 1000 mL air pada kondisi mendidih.
Semakin tinggi kadar zat organik yang terkandung maka semakin tinggi pula nilai permanganat
suatu perairan. Angka permanganat merupakan sebuah tanda bahwa air mengalami pencemaran
yang ditandai oleh beban zat organic.

• Metode Pengukuran = Permanganat dapat diukur menggunakan 2 metode berbeda yaitu titrasi
dan spektrofotometri. Metode titrasi pada permanganat lebih dikenal dengan permanganometri
yaitu sebuah metode dengan prinsip analisis oksidasi zat organik yang ada pada sampel oleh
KMnO4. Spektrofotometri dilakukan dengan menghitung kadar kalium permanganat secara
langsung pada panjang gelombang 525 nm.

• Alat =
- batu didih untuk meratakan pemanasan.
- Bilas buret : praktikan harus membilas buret menggunakan air suling sebanyak 2 kali dan
dilanjutkan dengan membilas buret menggunakan larutan kalium permanganat (titran)
sebanyak 2 kali. Pembilasan tersebut bertujuan untuk membersihkan buret dari kontaminan
zat sebelumnya dan pembasuhan dengan kalium permanganat bertujuan untuk mencegah
air suling menjadi faktor kontaminan akibat pembersihan buret yang dilakukan
sebelumnya. Pembilasan dilakukan dengan enam langkah. dua kali air dan sabun, dua kali
air suling, dan dua kali dengan titran yang digunakan
• Fungsi larutan =
- larutan kalium permanganat sebagai titran
- kalium permanganat 0,01 N merupakan pengoksidasi yang kuat sehingga dapat
menggunakannya tanpa dilakukan penambahan indikator.
- Larutan kalium permanganat 0,01 N berguna sebagai indikator bahan organik pada air
sampel sehingga praktikan dapat mengetahui jumlah bahan organik yang mengalami
oksidasi.
- Larutan asam sulfat 8N bebas zat organik sebagai pemberi suasana asam dan sebagai
standar primer
- air suling digunkan untuk membilas buret sehingga kontaminan yang terdapat di dalam
buret hilang.
- Larutan tersebut dihomogenkan dengan cara menggoyang-goyangkan Erlenmeyer yang
digunakan sebagai wadah percobaan sehingga larutan menjadi homogen dan berubah
warna menjadi merah muda.
- Proses pemanasan diberhentikan ketika larutan berubah menjadi bening atau tidak
berwarna.
- Penambahkan kalium permanganat hingga larutan pada Erlenmeyer 100 ml berubah warna
menjadi ungu. Pada proses ini, larutan kalium permanganat 0,01 N bekerja sebagai
oksidator zat organik di dalam sampel
- melakukan titrasi menggunakan larutan kalium permanganat 0,01 N hingga mencapai titik
akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda.

MODUL COD
• Tujuan = Praktikum COD memiliki tujuan untuk memperoleh kadar kebutuhan oksigen
kimiawi atau yang dikenal sebagai COD.

• Pengertian = Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan nilai kebutuhan oksigen untuk
oksidasi bahan organik secara kimiawi. faktor-faktor yang dapat mempengaruhi COD yaitu
oksigen terlarut, zat organik, dan sumber pencemar lainnya.

• Metode pengukuran = Oksidasi kimia secara konvensional, Prinsipnya pengukuran COD


dengan oksidasi kimia adalah penambahan sejumlah tertentu kalium dikromat (K 2Cr2O7)
sebagai oksidator pada sampel yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat.
Kemudian campuran larutan tersebut dipanaskan selama beberapa waktu. Kelebihan kalium
dikromat yang tidak tereduksi dititrasi dengan larutan ferro amonium sulfat (FAS)
menggunakan indikator ferroin. Jumlah oksigen yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen
oksigen (O2 mg/L).

• Alat =
- kertas titar untuk mengidentifikasi perubahan warna pada larutan
- heating block (alat untuk inkubasi suatu reaksi untuk memanaskan larutan)
- tabung digestion sebagai wadah larutan, tabung digestion digunakan karena proses
pemanasan dalam praktikum COD memakan waktu yang cukup lama sehingga tabung
digestion yang memiliki tutup akan mencegah penguapan larutan yang sedang
dipanaskan, tabung digestion ini berkaitan dengan heating block dimana ukuran tempat
untuk pemanasan di alat ini cukup kecil sehingga penggunaan tabung digestion dapat
menyesuaikan tempat tersebut.

• Fungsi Larutan =
- air suling berfungsi sebagai pengencer sampel dan pelarut endapan yang ada di larutan
tersebut.
- larutan standar kalium dikromat 0,1 N sebagai oksidator
- pereaksi asam sulfat sebagai pemberi suasana asam
- larutan indikator ferroin sebagai indikator
- larutan ferro ammonium sulfat (FAS) 0,1 M sebagai titran
- air sampel sebagai objek percobaan.
- Larutan blanko berfungsi sebagai pengoreksi absorbansi senyawa kimia yang akan diukur.
- Sebelum tabung digunakan, bilas terlebih dahulu kedua tabung dengan H2SO4 20% untuk
menciptakan suasana asam. Hal ini untuk membersihkan tabung dari kontaminan
pencemar
- titrasi menggunakan larutan FAS 0,1 M sampai mencapai titik akhir titrasi yang ditandai
dengan perubahan warna menjadi merah.
- Pada saat mencapai titik akhir titrasi atau perubahan warna larutan menjadi merah,
larutan bereaksi dan menghasilkan warna kuning yang menunjukkan keberadaan kalium
dikromat, kemudian hijau yang menunjukkan adanya ion Cr3+ dan diakhir dengan merah
yang menunjukkan adanya sisa Cr2O7.
MODUL KEKERUHAN
• Tujuan = Tujuan dari praktikum kekeruhan adalah untuk menentukan kekeruhan air
sampel dengan turbidimeter berdasarkan metode nefelometri.

• Teori = Kekeruhan adalah penurunan kejernihan air karena adanya materi tersuspensi
yang menyerap atau menghamburkan cahaya dari permukaan ke lapisan air yang lebih
dalam, dan air dianggap keruh jika keberadaan partikel tersuspensi menjadi mencolok.
nilai kekeruhan pada praktikum semakin rendah ketika semakin banyak pengenceran
yang dilakukan. Hal ini terjadi karena rasio air suling menjadi lebih tinggi dan
meningkatkan kejernihan larutan.

• Metode Pengukuran = Metode Nefelometric adalah suatu metode pengukuran


kekeruhan air dengan cara melewatkan sumber cahaya pada air sehingga intensitas
cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan dapat diketahui.
Turbiditas diukur dengan turbidimeter dengan berprinsip pada hamburan sinar dengan
peletakan detektor pada sudut 90̊ dari sumber sinar dan yang diukur adalah hamburan
cahaya oleh campurannya. Prinsip kerja turbidimeter adalah sinar laser dipakai sebagai
sumber cahaya.

• Alat =
- kuvet turbidimeter sebagai wadah sampel untuk dimasukan ke dalam turbidimeter.
- kalibrasi pada turbidimeter untuk mengatur akurasi supaya sesuai dengan
spesifikasi. Kalibrasi turbidimeter = masukin air standar pada alat terus di nol kan.

MODUL SULFAT
• Tujuan = Tujuan praktikum sulfat adalah untuk menentukan sulfat dalam air dan air
limbah secara turbidimetri pada kisaran 1 mg/L sampai 40 mg/L pada panjang
gelombang 420 nm.

• Teori = Sulfat adalah unsur yang konservatif di air laut dan perairan muara sehinga
konsentrasi sulfat selalu bervariasi secara proposional dengan salinitas keseluruhan. Ion
sulfat adalah salah satu anion utama yang muncul di air secara alami dan menjadi salah
satu ion penting dalam ketersediaan air.
• Metode pengukuran =
- Gravitimetri = Prinsip kerja metode ini adalah dengan mengendapkan ion sulfat pada
media asam menggunakan HCL dan akan membentuk BaSO4 dengan adanya
penambahan BaCl2.
- Turbidimetri = mempunyai prinsip pengukuran berupa ion sulfat (SO42- )
diendapkan pada medium asam asetat menggunakan BaCl2 untuk membentuk
endapan BaSO4 kirstal engan ukuran seragam.

• Alat =
- Magnetic stirrer dan magnetic stirrer bar untuk proses pengadukan.
- Kuvet dan spektrofotometer untuk menguji sulfat dan absorbansi sampel.
- Tisu untuk membersihkan kuvet

• Fungsi larutan =
- air sampel Danau Mahoni sebagai larutan yang akan diuji
- air suling bebas sulfat, larutan standar induk sulfat 100 ppm, larutan kondisi,
dan hablur BaCl2
- Penambahan hablur BaCl2 ke dalam larutan dengan suasana asam
mengakibatkan ion sulfat yang ada di dalam sampel akan bereaksi dengan
BaCl2 sehingga terbentuk suspensi barium sulfat berupa kristal. Terbentuknya
kristal barium sulfat ini membuat larutan menjadi keruh, sehingga larutan dapat
diukur dengan spektrofotometri.

METODE ALKALINITAS
• Tujuan = Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara pengukuran keasamaan dan
kebahasaan serta mengetahui konsentrasi alkalinitas air sampel dengan metode
titrimetri.
• Pengertian = alkalinitas merupakan kemampuan air dalam menetralkan tambahan asam
tanpa menurunkan pH suatu larutan, kemampuan ini disebut dengan acid neutralizing
capacity (ANC).
• Fungsi Larutan =
- Sampel A = pH >8,3 indikator phenolphthalein, titrasi dengan asam sulfat (H2SO4)

Anda mungkin juga menyukai