Mengawali tahun 2020, BKKBN hadir dengan cara-cara baru karena ingin selalu
relevan dengan kelompok sasaran generasi yang selalu berubah sesuai dengan dinamika
zaman. Rebranding menjadi keharusan dilakukan karena target kelompok BKKBN saat ini
adalah generasi Milenial dan generasi Z. Rebaranding BKKBN tidak sekedar mengubah logo
dan Tagline. Tetapi juga pendekatan, strategis dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
BKKBN pun harus relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup Generasi Milenial dan
Generasi Z.
Program Ketahanan Remaja merupakan salah satu program yang dituntut untuk
melakukan penyesuaian karena target kelompok dari program ini adalah remaja yang tidak
lain adalah generasi Z. Program Ketahanan remaja harus di desain dan dilaksanakan
berdasarkan prinsip Pelibatan Inklusif Remaja Secara Bermakna (Meaningful Inclusive Youth
Participation). Remaja harus benar-benar menjadi subjek, bukan hanya aksesoris, pelengkap,
dan objek sebuah program. Mereka harus terlibat di setiap tahapan program mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi.
Dirintis di tahun 2005, pada 2007 mulai dibentuk Pusat Informasi dan Konseling
Remaja seiring dengan komitmen untuk memperhatikan kesehatan dan hak-hak reproduksi
dalam program Keluarga Berencana. PIK Remaja merupakan wadah kegiatan yang dikelola
dari, oleh dan untuk remaja sebagai upaya pemberian akses informasi, pendidikan dan
konseling kesehatan reproduksi dan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja. PIK
Remaja harus menjadi wadah implementasi dari pelibatan inklusif remaja secara bermakna
(Meaningful Inclusive Youth Participation) dalam Program Ketahanan Remaja. Keberadaan
seorang pendidik sebaya dan konselor sebaya di PIK R seperti nyawa dalam sebuah tubuh.
Mereka tokoh kunci yang menentukan hidup matinya organisasi PIK Remaja. Penggerak
utama dari seorang Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya adalah seberapa besar hatinya
tersentuh oleh realitas tentang perkembangan, karakteristik serta permasalahan/problematika
yang dihadapi remaja. Harus tertanam kesadaran dihatinya bahwa “Teman sebayaku
membutuhkanku”. Mendengarkan, perhatian, sentuhan, edukasi dan saran yang diberikan
oleh seorang Peran Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya kepada remaja teman sebayanya
akan menyelamatkan remaja-remaja Indonesia dari ketidaktahuan, kesalapahaman, keputusan
dan jeratan perilaku beresiko yang mengancam masa depannya bahkan nyawanya.
Revitalisasi Program GenRe melalui pembaharuan Tata Kelola PIK Remaja agar
lebih relevan dengan perkembangan remaja saat ini, termasuk di dalamnya pembaharuan
citra dan penguatan peran pendidik sebaya dan konselor sebaya melalui pembaharuan citra
dan penguatan peran pendidik dan konselor sebaya melalui pembaharuan Sistem Pelatihan,
Pembaharuan Substansi dan Segmentasi materi sehingga para remaja lebih merasa terhubung
(related) dengan program ini karena apa yang dibahas di PIK remaja sesuai dengan tahap
perkembangan, karakteristik, serta permasalahan/problematika yang dialaminya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa fase remaja merupakan salah satu fase usia yang paling
dinamis. Remaja sering merasa disalahartikan, namun disisi lain orangtua dan orang dewasa
lainnya disekitar remaja juga merasa kesulitan memahami remaja. Bina keluarga remaja
merupakan salah satu program aktivasi BKKBN di akar rumput yang ditujukan untuk
mencapai keluarga yang sejahtera dan harmonis antara orangtua dan anak remajanya. BKR
membantu orang tua yang memiliki anak remaja untuk membangun jembatan antara
perbedaan generasi agar orangtua dapat semakin dekat dengan anak remajanya. 1001 Cara
Bicara merupakan salah satu referensi yang dapat digunakan BKR. Paket 1001 cara bicara
terdiri atas buku 1001 cara bicara, kartu permainan, jurnal orangtua, video tips singkat dan
berbagai produk serta aktivasi digital dan offline.
Diharapkan melalui paket materi ini, orang tua memiliki inspirasi untuk menemukan
cara yang tepat tentang bagaimana harus berkomunikasi dengan anak remajanya. Buku,
modul, video dan bahkan kelengkapan bermain seperti kartu dan jurnal orangtua, merupakan
seperangkat alat bantu yang dapat membantu orangtua untuk mengembalikan perannya
sebagai referensi pertama anak.
Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK Remaja dan BKR serta
meningkatkan motivasi pengurus/pengelola PIK Remaja dan BKR dalam melaksanakan
edukasi kesehatan reproduksi, gizi dan perencanaan masa depan di lokus Pro PN perlu
dikembangkan suatu kegiatan yang memicu kelompok-kelompok tersebut untuk lebih maju
dan mandiri. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pemilihan PIK Remaja segementasi
Berani (10-14 tahun) Beraksi (15-19 tahun) Berkolaborasi (20-24 tahun) dan BKR 1001 cara
bicara Percontohan. Pemilihan tersebut diharapkanakan memicu setiap PIK Remaja dan BKR
untuk berusaha meningkatkan kualitas dan kapasitasnya. PIK Remaja dan BKR yang menjadi
unggulan akan lebih mapan dan memiliki fungsi tambahan sebagai model, tempat rujukan,
studi banding, dan magang bagi PIK Remaja dan BKR lainnya.
B. PESERTA KEGIATAN
1. Peserta merupakan Kelompok PIK Remaja dan BKR yang telah terdaftar pada SIGA
dan sudah Pro PN.
2. Kelompok PIK Remaja Persegmentasi Usia Dan Kelompok BKR yang sudah menjadi
Juara 1 di Tingkat Provinsi Tahun 2023 tidak boleh mengikuti Apresiasi PIK Remaja
Dan BKR Tahun 2024
C. TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Pemilihan PIK Remaja Percontohan dan kelompok BKR Percontohan
a. Pemilihan Kelompok Percontohan ini meliputi empat kategori kelompok yaitu :
1) PIK Remaja Segmentasi Berani (10-14 tahun)
2) PIK Remaja Segementasi Beraksi (15-19 tahun)
3) PIK Remaja Segementasi Berkolaborasi (20-24 tahun)
4) Kelompok BKR 1001 Cara Bicara
b. Menyeleksi dan menilai masing-masing kriteria kategori kelompok PIK Remaja
dari segmentasi usia dan Kelompok BKR dengan mengacu pada panduan
pemilihan yang dikirimkan oleh panitia pemilihan tingkat Provinsi Nusa Tenggara
Barat tahun 2024.
2. Pemenang Juara 1 Kelompok PIK Remaja persegmentasi usia dan Kelompok BKR
Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat akan menjadi perwakilan Tingkat Nasional
Tahun 2024.
D. KRITERIA PIK REMAJA DAN BKR
LAMPIRAN
Lampiran berisi data pendukung yang sesuai dengan Instrumen penilaian
Contoh : dokumen tentang pembentukan kelompok BKR (SK pembentukan,
SK Struktur organisasi dan sebagainya), surat rekomendasi dari
Sekolah/Yayasan/Universitas bagi jalur pendidikan, Kepala
Desa/Lurah bagi jalur masyarakat, serta surat rekomendasi dari OPD
KB Kabupaten/Kota, dokumen yang berkaitan dengan keanggotaan,
dokumen yang berkaitan dengan kegiatan penyuluhan 1001 cara
bicara, form K0 dan R1 dari aplikasi SIGA, kliping koran, foto-foto
kegiatan, dokumen penghargaan dan sebagainya