Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANTIBIOTIK

Dosen Pengampu:

drg lies Elina, P.M.Pd

Penulis:

Maspia Eka Shanti 2312402003 Nabila Ennariza M 2312402018


Ali Mujahid 2312402006 Renny Widyawati 23124020
Diandra Keysha M 2312402011 Sabrina Nafisha 23124020
M. Fadhel Arisky2312402014 Suci Annisa R 23124020
Melda Kurnia L 2312402015 Yerin Pramudia M 23124020
Elin Meilani 2312402039

JURUSAN KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

2024
KATA PENGANTAR

Dalam dunia medis, antibiotik telah menjadi pilar utama dalam


pengobatan berbagai jenis infeksi bakteri sejak penemuannya oleh Alexander
Fleming pada tahun 1928. Dengan kemajuan ilmiah dan teknologi, penggunaan
antibiotik telah mengalami perkembangan yang signifikan, mulai dari peningkatan
spektrum aktivitas hingga pengembangan formulasi yang lebih efektif. Makalah
ini bertujuan untuk mengetahui pengertian, manfaat, dan jenis-jenis antibiotik.

Kami sadar bahwa topik ini tidaklah mudah, dan kami telah berusaha
sebaik mungkin untuk menyajikan informasi yang akurat dan relevan. Namun
demikian, kami juga mengakui bahwa keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami mungkin menyebabkan adanya kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritik dari pembaca agar
kami dapat terus belajar dan meningkatkan kualitas karya kami di masa yang akan
datang.

Tak lupa, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan memberikan pemahaman
yang lebih luas tentang antibiotik kepada pembaca.

Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi langkah-langkah kita dalam menuntut
ilmu dan mengabdikan diri bagi kemanusiaan.

Bandar Lampung, 15 Maret 2024


Penysun

Ali Mujahid
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG

Antibiotik merupakan salah satu terobosan paling revolusioner dalam


sejarah kedokteran modern. Penemuan antibiotik telah mengubah paradigma
dalam pengobatan infeksi bakterial, menyelamatkan jutaan nyawa, dan
meningkatkan harapan hidup manusia secara signifikan. Sejak penemuan pertama
antibiotik oleh Alexander Fleming pada tahun 1928, penggunaan antibiotik telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari praktek medis di seluruh dunia.

Namun, meskipun peran antibiotik sangat penting dalam menangani


berbagai penyakit infeksi, tantangan besar juga muncul seiring dengan
penggunaan yang semakin luas dari antibiotik ini. Salah satu tantangan terbesar
yang dihadapi saat ini adalah resistensi antibiotik. Fenomena ini terjadi ketika
bakteri menjadi resisten terhadap efek antibiotik yang digunakan untuk
mengobatinya, sehingga pengobatan menjadi kurang efektif bahkan bisa gagal.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari antibiotik ?


2. Apa saja penggolongan antibiotik ?
3. Bagaimana cara kerja antibiotik ?
4. Apa saja manfaat antibiotik

I.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari antibiotik
2. Untuk mengetahui apa saja penggolongan antibiotik
3. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja antibiotik
4. Untuk mengetahui manfaat antibiotik

1.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah zat kimiawi, yang dihasilkan oleh mikroorganime secara
semisintesis, yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain terutama bakteri karena memiliki sifat toksik. Sifat
toksik senyawa-senyawa yang terbentuk mempunyai kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri (efek bakteriostatik) dan ada pula yang langsung membunuh bakteri
(efek bakterisid).

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.


Permasalahan dalam penggunaan terapi antibiotik adalah ketika bakteri sudah resistensi
terhadap antibiotik.

II.2 PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK


Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik,
penggolongan antibiotik berdasarkan mekanisme kerja, yaitu 15:

A. Obat yang menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri

a. Antibiotik beta-laktam

Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur

cincin beta-laktam yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem dan

inhibitor beta-laktamase. Obat-obat antibiotik beaktam umumnya bersifat bakterisid

dan sebagian besar efektif terhadap bakteri Gram-positif dan negatif. Antibiotik beta-
laktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri.

1. Penisilin, contoh obat pada golongan ini yaitu, Penesilin G dan Penesilin V,
Amoksisilin, Ampisilin dan Piperasilin.

2. Sefalosporin. Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan makanisme yang sama
dengan Penisilin . Antibiotik yang termasuk golongan ini yaitu, Sefadroksil, Sefuroksim
dan Seftriakson.
3. Monobaktam, contoh obat pada golongan ini yaitu, aztreonam yang menjadi alternatif
yang aman untuk pasien yang alergi terhadap penisilin dan sefalosporin

4. Inhibitor beta-laktam. Antibiotik yang termasuk dalam golongan ini yaitu, Asam
klavulamat, Sulbaktam dan Tazobaktam.

b. Vankomisin

Vankomisin merupakan antibiotika lini ketiga yang terutama aktif terhadap bakteri Gram-
positif. Vankomisin hanya diindikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh
Streptococcus aureus yang resistensi terhadap metisilin (MRSA). Semua basil Gram-
negatif dan mikobakteri resisten terhadap vankomisin. Vankomisin diberikan secara
intravena, dengan waktu paruh sekitar 6 jam. Efek sampingnya adalah reaksi
hipersensitivitas, demam, flushing dan hipotensi (pada infus cepat), serta gangguan
pendengaran dan nefrotoksisitas pada dosis tinggi.Contoh obat ini antara lain Vancodex,
Vancomycin Hydrochloride, dan Vancep

c. Basitrasin

Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotik polipeptida, yang utama adalah
basitrasin A. Basitrasin tersedia dalam bentuk salep mata dan kulit, serta bedak untuk
topikal. Basitrasin jarang menyebabkan hipersensitivitas. Pada beberapa sediaan, sering
dikombinasi dengan neomisin dan/atau polimiksin. Basitrasin bersifat nefrotoksik bila
memasuki sirkulasi sistemik.Berbagai bakteri kokus dan basil Gram-positif, Neisseria, H.
influenzae, dan Treponema pallidum sensitif terhadap obat ini. Contoh obat ini antara lain
Bacitracin – Polymyxin B, Enbatic, Liposin, NB Topical Ointment, Nebacetin,
Scanderma Plus, dan Tracetin

B. Obat yang memodifikasi atau menghambat sistesis protein

a. Aminoglikosida.

Aminoglikosida bersifat bakterisidal. Antibiotik yang termasuk golongan ini contohnya


Streptomisin, Kanamisin, Neomisin, Gentamisin, Amikasin dan Tobramisin.

b. Tetrasiklin.
Tetrasiklin adalah antibiotik yang bersifat bakteriostatik. Antibiotik yang termasuk
golongan ini adalah Tetrasiklin, Doksisiklin, Minosiklin, Klortetrasiklin dan
Oksitetrasiklin.

c. Kloramfenikol.

Kloramfenikol merupakan antibiotika berspektrum luas dan bersifat bakterisidal, dengan


kerja menghambat bakteri Gram-positif dan Gram- negatif, bakteri aerob dan anaerob,
Klamidia, Ricketsia dan Mikoplasma.

d. Makrolida.

Makrolida aktif terhadap bakteri Gram-positif, tetapi juga dapat menghambat beberapa
Enterococcus dan basil Gram-positif. Antibiotik yang termasuk ke dalam golongan ini
adalah Azitromisin, Eritromisin, Roksitromisin dan Klaritromisin.

e. Klindamisin.

Klindamisin menghambat sebagian besar bakteri kokus Gram-positif dan sebagian besar
bakteri anaerob, tetapi tidak bias menghambat bakteri Gram- negatif aerob seperti
Haemophilus, Mycoplasma dan Clamydia.

f. Mupirosin.

Mupirosin merupakan obat topical yang menghambat bakteri Gram-positif dan beberapa
Gram-negatif. Tersedia dalam bentuk salep atau krim 2% untuk penggunaan di kulit.

g. Spektinomisin

Obat ini dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk infeksi Gonokokus bila obat lini
pertama tidak dapat digunakan. Diberikan secara intramuscular (IM).

C. Obat antimetabolit yang menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolism folat :

a. Sulfonamida.

Sulfonamide adalah antibiotik yang bersifat bakteriostatik.

b. Trimethoprim.
Trimethoprim dikombinasikan dengan Sulfametoksazol mampu menghambat sebagian
besar patogen saluran kemih, kecuali P.aeruginosa dan Neisseria sp.

D. Obat yang mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat

a. Kuinolon.

Antibiotik yang termasuk golongan ini yaitu:

1. Asam nalidiksat

2. Fluorokuinolon golongan ini meliputi Siprofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin,


Norfloksasin, Levofloksasin dan lain-lain. Fluorokuinolon biasa digunakan untuk infeksi
yang di sebabkan oleh Gonokokus, Shgella, E.coli, Salmonella, Haemophilus, Moraxella
catarrhalis serta Enterobacteriacea dan P.aerginosa.

b. Nitrofuran

Nitrofuran meliputi Nitrofurantoin, Furazolidin dan Nitrofurazo. Nitrofuran dapat


menghambat bakteri Gram-positif dan negatif, termasuk E.coli, Staphylococcus sp,
Klebsiella sp, Enterococcus sp, Neisseria sp, Salmonella sp, Shigella sp dan Proteus sp.

II.3 CARA KERJA


Menurut (6), Antibiotik bekerja dengan menghambat: metabolisme sel
mikroba (saingan), sintesis dinding sel mikroba, keutuhan membran sel mikroba,
7 sintesis protein sel mikroba dan sintesis asam nukleat sel mikroba. Mekanisme
kerja antibiotik adalah sebagai berikut :

1. Menghambat metabolisme sel mikroba

Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Bila sintesis


asam folat dari PABA dihambat oleh antimikroba maka kelangsungan hidupnya
akan terganggu. Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik.
Contoh obat: sulfonamide, trimetoprim, asam p-aminosalisilat, dan sulfonamide.
2. Menghambat sintesis dinding sel mikroba

Contoh obat: penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin.


Dinding sel terdiri dari polipeptidoglikan, bila sintesis polipeptidoglikan dihambat
maka dapat menyebabkan dinding sel lisis oleh karena tekanan osmosis dalam sel
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan diluar sel.

3. Mengganggu keutuhan membran sel mikroba

Kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari


dalam sel mikroba, seperti protein, asam nukleat, nukleotida, dan lain-lain.
Contoh obat: polimiksin, gol polien serta berbagai antimikroba golongan
kemoterapetik.

4. Menghambat sintesis protein sel mikroba

Untuk kehidupannya sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Obat


antibiotik diatas menghambat pembentukan protein, atau mengakibatkan
terbentuknya protein yang abnormal dan nonfungsional. Contoh obat:
aminoglikosida, makrolid, linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol.

5. Menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba. Contoh obat rifampisin, dan

golongan kuinolon
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa


antibiotik adalah senyawa kimia yang memiliki kemampuan untuk membunuh
atau menghambat pertumbuhan bakteri. Penggunaan antibiotik telah menjadi salah
satu tonggak penting dalam sejarah kedokteran modern, menyelamatkan jutaan
nyawa dan mengubah paradigma dalam pengobatan infeksi bakterial. Namun,
penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan telah menyebabkan
munculnya resistensi antibiotik, yang menjadi salah satu tantangan terbesar dalam
pengobatan infeksi bakterial saat ini.

Mekanisme kerja antibiotik bervariasi tergantung pada jenisnya. Beberapa


antibiotik bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel bakteri, seperti
antibiotik beta-laktam, sementara yang lain mengganggu sintesis protein atau
asam nukleat dalam bakteri. Ada juga antibiotik yang bertindak dengan cara
mengganggu membran sel bakteri atau merusak metabolisme sel bakteri.
Pengetahuan mendalam tentang mekanisme kerja antibiotik sangat penting dalam
pemilihan antibiotik yang tepat untuk mengobati infeksi bakterial.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/3991/Mega
%20Oktavia%20Sianturi.pdf?sequence=1&isAllowed=y
2. http://repository.akfarsurabaya.ac.id/705/5/BAB%20II%20-VI.pdf
3. https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/3991/Mega
%20Oktavia%20Sianturi.pdf?sequence=1&isAllowed=y
4. http://repository2.unw.ac.id/607/5/S1%20050115A049%20BAB
%20I.pdf
5. http://repository.akfarsurabaya.ac.id/705/5/BAB%20II%20-VI.pdf

Anda mungkin juga menyukai