Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok ke-4

Week 9, Session 13

IKEA Naikkan Harga, Imbas Masalah Rantai Pasok Bahan Baku Dunia dan Biaya
Transportasi

STOCKHOLM, KOMPAS.TV - Merek furnitur terbesar di dunia IKEA menaikkan harga


rata-rata 9 persen karena menghadapi peningkatan biaya transportasi dan rantai pasokan
bahan baku, diumumkan pemilik jaringan toko yang tersebar di seluruh dunia itu seperti
dilansir Straits Times, Kamis (30/12/2021).
IKEA sebelumnya mengatakan akan menyewa lebih banyak kapal, membeli kontainer dan
merutekan ulang barang antargudang untuk mengurangi gangguan rantai pasokan, tetapi
sekarang mengatakan akan membebankan biaya kepada pelanggan, karena diperkirakan
turbulensi rantai pasokan bahan baku bakal terus berlanjut.
Ingka Group mengatakan harga akan naik rata-rata sekitar 9 persen di seluruh pasarnya,
dengan variasi lokal yang mencerminkan tekanan inflasi yang berbeda, termasuk komoditas
dan masalah rantai pasokan.
"Sayangnya sekarang, untuk pertama kalinya sejak biaya yang lebih tinggi mulai
memengaruhi ekonomi global, kami harus membebankan sebagian dari peningkatan biaya itu
kepada pelanggan kami," kata manajer operasi ritel Tolga Oncu.
"Ikea terus hadapi kendala transportasi dan bahan baku yang signifikan sehingga
menaikkan biaya, tanpa jeda yang bisa diantisipasi di masa mendatang," kata IKEA dalam
sebuah pernyataan, seraya menambahkan gangguan itu diperkirakan akan berlanjut hingga
2022.
Ingka Group telah melihat permintaan yang kuat selama pandemi karena orang-orang lebih
banyak tinggal di rumah.
Ini beroperasi melalui sistem waralaba, dengan Ingka pemegang waralaba utama untuk
pemilik merek Inter Ikea dengan 392 toko termasuk toko kota, dan 73 format toko yang lebih
kecil.

Sumber : https://www.kompas.tv/article/246988/ikea-naikkan-harga-imbas-masalah-rantai-
pasok-bahan-baku-dunia-dan-biaya-transportasi

Pertanyaan
1. Permasalahan yang dihadapi IKEA berkaitan dengan rantai pasok bahan baku, dimana
telah terjadi kelangkaan kapal kontainer untuk pengangkutan sehingga biaya
transportasi meningkat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut terdapat dua
pendekatan yaitu in-house atau outsource. Menurut analisis kelompok ada pendekatan

Global Supply Chain Management-R3


mana yang lebih tepat digunakan IKEA untuk meminimalisir dampak resiko dari
permasalahan gangguan rantai pasokan bahan baku? jelaskan alasannya! (Point 20)

Jawaban :
Dalam situasi yang dihadapi IKEA, yaitu kelangkaan kapal kontainer untuk
pengangkutan, ada dua pendekatan yang dapat diambil, yaitu in-house atau outsource.
Namun, dalam konteks ini, tampaknya pendekatan in-house akan lebih tepat untuk
digunakan oleh IKEA untuk meminimalkan dampak risiko dari permasalahan
gangguan rantai pasokan bahan baku.

Pendekatan in-house berarti bahwa IKEA akan mengelola pengangkutan dan


distribusi barang sendiri, sementara pendekatan outsource berarti bahwa IKEA akan
mengandalkan pihak ketiga untuk mengelola hal tersebut. Dalam situasi ini,
keuntungan dari pendekatan in-house adalah bahwa IKEA akan memiliki lebih
banyak kendali atas rantai pasokannya. IKEA dapat mengoptimalkan penggunaan
kapal kontainer yang tersedia dan memprioritaskan pengiriman bahan baku yang
paling kritis atau penting. Selain itu, IKEA dapat memperbaiki proses internal mereka
dan meningkatkan efisiensi mereka, seperti dengan menggabungkan pengiriman dan
mengoptimalkan rute pengiriman.

Di sisi lain, pendekatan outsource mungkin lebih mahal karena perusahaan pihak
ketiga akan membebankan biaya tambahan untuk layanan mereka. Selain itu, IKEA
akan menghadapi risiko lebih besar jika perusahaan pihak ketiga mengalami masalah
dalam rantai pasokannya, seperti keterlambatan pengiriman atau kehilangan barang.
Dalam situasi saat ini, ketidakpastian dalam industri pengangkutan dan distribusi
barang menimbulkan risiko yang lebih besar bagi IKEA.

Dalam kesimpulannya, pendekatan in-house akan memberikan IKEA lebih banyak


kendali dan fleksibilitas dalam mengelola rantai pasokan mereka di tengah-tengah
kelangkaan kapal kontainer dan meningkatkan biaya transportasi. Dengan demikian,
pendekatan in-house akan lebih tepat untuk digunakan oleh IKEA dalam
meminimalkan dampak risiko dari permasalahan gangguan rantai pasokan bahan
baku.

2. Bagaimana analisis kelompok anda terkait dengan resiko yang muncul apabila IKEA
menggunakan jasa pihak ketiga dalam pengangkutan pesanan terhadap pelanggan?
(Point 20)
Jawaban :

a. informasi perusahaan rentan bocor. Apabila menggunakan pihak ketiga dapat


mengakibatkan bocornya rahasia perusahaan yang dapat merugikan perusahaan

Global Supply Chain Management-R3


karena rahasia perusahaan bisa dijual ke pihak lain atau bahkan diketahui oleh
pesaing.
b. kontrak pekerja outsource relatif singkat. Kontrak kerja pekerja outsource yang
relatif singkat akan membuat perusahaan cukup direpotkan, karena harus sering
memperbarui kontrak atau mencari perusahaan outsource yang baru. Jika merekrut
pekerja outsource yang baru, akan dibutuhkan waktu lagi untuk peralihan tugas
dan proses rekrutmen.
c. ketergantungan pada tenaga kerja outsource. Perusahaan yang menggunakan
pekerja outsource berpotensi untuk mengalami ketergantungan. Hal ini bisa terjadi
apabila ada sistem atau cara kerja yang dirahasialkan jasa pekerja outsource tidak bisa
mengetahui hal tersebut.
d. kehilangan kontrol manajerial. Perusahaan dapat kehilangan kontrol manajerial
perusahaannya, karena perusahaan outsource tidak akan mendorong perusahaan
untuk maju. Melainkan mendorong untuk membuat keuntungan dari layanan yang
mereka sediakan.
Risiko yang muncul jika IKEA menggunakan pihak ketiga seperti proses rusak,
menaksir biaya koordinasi, mengurangi kontrak konsumen/supplier, hilangnya
kemampuan internal dan pertumbuhan dalam kekuatan pihak ketiga.

3. Gangguan rantai pasokan bahan baku berkaitan dengan ketidaklancaran pasokan


bahan baku yang dilakukan oleh supplier. Bagaimana metode pendekatan yang perlu
dilakukan perusahaan untuk memilih supplier? (Point 20)
Jawaban :

Terdapat beberapa metode dalam pengurutan dan pemilihan supplier, yaitu:

-Analytical network process (ANP). Menurut Sembiring (2008), analytical Network


process (ANP) adalah suatu metode pemecahan suatu masalah yang tidak terstruktur
dan adanya ketergantungan hubungan antar elemennya. Langkah-langkah
menggunakan metode ANP adalah:
● mendefinisikan masalah dan menentukan kriteria solusi yang diinginkan

● menentukan pembobotan komponen dari sudut pandang manajerial.

● membuat matriks perbandingkan berpasangan yang menggambarkan kontribusi atau.

● pengaruh setiap elemen atas setiap kriteria perbandingan dilakukan berdasarkan


penilaian dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen
setelah mengumpulkan semua data perbandingan berpasangan dan memasukkan nilai-
nilai.
● kebalikannya serta nilai satu di sepanjang diagonal utama, prioritas masing-masing
kriteria dicari dan konsistensi diuji.

Global Supply Chain Management-R3


● menentukan eigen vector dari matriks yang telah dibuat pada langkag ktiga,
mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk semua kriteria, membuat unweighted
supermatriks dengan cara memasukkan semua eigen vector.

- Analytical hieararchy process (AHP). Menurut Pujawan dan Mahendrawathi


(2010), metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan
struktur suatu hierarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dengan berbagai
pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Langkah yang dilakukan
dalam menggunakan metode AHP adalah menentukan kriteria-kriteria pemilihan.
a. tentukan bobot masing-masing kriteria.
b. identifikasi alternatif (pemasok) yang akan dievaluasi.
c. evaluasi masing-masing alternatif dengan kriteria di atas.
d. hitung nilai berbobot masing-masing pemasok.
e. urutkan pemasok berdasarkan nilai berbobot tersebut.

-Pemeringkatan faktor (faktor-faktor metodh). Menurut haizer dan Barry (2015),


metode pemeringkatan faktor (factor-rating metodh) adalah sebuah metode yang
sering digunakan karena meliputi beragam faktor yang dapat diikutsertakan
secara objektif, mulai dari pendidikan hingga keterampilan tenaga kerja. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode. Pemeringkatan faktor adalah
sebagai berikut ini:
a. Membuat daftar faktor ang berhubungan, yang disebut sebagai faktor penunjang
keberhasilan (critical success factors - CSF).
b. Memberikan sebuah bobot untuk setiap faktor untuk menggambarkan
kepentingan relatif tujuan perusahaan.
c. Membuat sebuah skala untuk setiap faktor (sebagai contoh 1 hingga 10, atau 1
hingga 10 poin).
d. Meminta penilaian manajemen untuk setiap faktor (kriteria-kriteria), dengan
menggunakan skala pada langkah 3.
e. Kalikan nilai dengan bobot untuk setiap faktor dan jumlahka nilai total untuk
setiap faktor (kriteria-kriteria).
f. Membuat rekomendasi berdasarkan nilai poin maksimal, yang juga
mempertimbangkan hasil dari pendekatan wawanacra.

4. Bagaimana analisis kelompok anda terkait dengan mengapa konsep total cost of
ownership penting bagi pemilihan supplier? (Point 20)
5. Pada artikel diatas, identifikasi kelemahan dan kelebihan terkait dengan penggunaan
moda transportasi yang digunakan oleh IKEA! (Point 20)

Global Supply Chain Management-R3


REFERENSI:
https://www/informasi-training.com/supplier-performance-assesmenr-and-total-cost-of-
ownership
https://www.linovhr.com/kelebihan-dan-kekurangan-outsourcing

Global Supply Chain Management-R3

Anda mungkin juga menyukai