Anda di halaman 1dari 2

FILDA PUTRI ALIS

22091377063
2022B

❖ Bottom-Up Approach
Manajemen bottom-up adalah pendekatan yang umum diterapkan dan arahannya
sebagian besar disuarakan dan ditetapkan oleh para karyawan dan disalurkan ke
manajemen tingkat atas. Pendekatan ini diterapkan ketika sasaran, proyek, dan tugas
sebagian besar diinformasikan dari respon para karyawan dan dikomunikasikan
kepada setiap tim manajemen. Para karyawan ini diharapkan untuk terlibat dalam
penetapan sasaran, contohnya memberikan umpan balik dan diberikan suatu peran
dalam mengambil keputusan.
Contoh : Manajemen demokratis, pemimpin bekerja dengan anggota tim untuk
menentukan keputusan yang harus dibuat di setiap tingkat, memungkinkan
kolaborasi yang lebih baik sambil mempertahankan struktur.
• Kelebihan : Karyawan yang merasa didengar pendapatnya akan termotivasi
untuk menjalankan pekerjaan mereka dengan kemampuan terbaik.
Pendekatan ini juga membuat karyawan mampu menetapkan sasaran yang
selaras dengan kelebihan mereka. Dengan begitu, karyawan dapat mencapai
tujuan mereka dengan mudah.
• Kekurangan : Para karyawan sering kali tidak meiliki wawasan yang memadai
terkait visi dan misi sebuah bisnis. Kurangnya pemahaman ini menyebabkan
ketidakmampuan mereka dalam mengidentifikasi dan menetapkan sasarannya
agar selaras dengan visi dan misi perusahaan. Selain itu, para karyawan
mungkin tidak memiliki dukungan sumber daya yang mereka butuhkan untuk
mengemudikan pendekatan ini dengan baik. Jadi, pendekatan manajemen ini
tidak sesiap manajemen top-down untuk diterapkan dalam sebuah
perusahaan.

❖ Top-Down Approach
Manajemen top-down adalah pendekatan yang umum diterapkan dan arahannya
ditetapkan oleh kepemimpinan dan disampaikan kepada tim dalam suatu organisasi.
Pendekatan ini diterapkan ketika sasaran, proyek, dan tugas ditentukan oleh
pemimpin dalam organisasi dan dikomunikasikan kepada setiap tim dalam organisasi
tersebut.
Contoh : Organisasi/perusahaan seperti IBM, The New York Times, dan organisasi
legacy lainnya memilih untuk mengoperasikan perusahaan mereka menurut
pendekatan ini.
• Kelebihan : Diterapkan karena pada umumnya sebagian besar organisasi
merasa familiar dengan sistem ini sehingga penerapannya sangat mudah.
Begitu pula dengan para pemimpin yang sudah memahami visi dan misi
perusahaan tersebut sehingga mereka dengan mudah dapat menetapkan
sasaran, proyek, dan tugas yang selaras dengan visi dan misi perusahaan
tersebut.
• Kekurangan : Para karyawan mungkin merasa tidak familiar dengan visi dan
misi bisnis karena mereka tidak terlibat dalam menyelaraskan sasaran bisnis
tersebut. Ketidakakraban ini memengaruhi retensi karyawan: 71% milenial
yang memahami misi perusahaan mereka akan bertahan bekerja setidaknya
setahun.
❖ Interactive Approach
Kondisi interactive approach ini adalah penyusunan rencana yang dilakukan secara
bersamaan oleh pimpinan dan anggota organisasi.
Contoh : Mereka duduk bersama dalam satu forum untuk membahas secara rinci
rumusan rencana yang akan ditetapkan. Namun pada organisasi besar, pendekatan
ini dilakukan dengan cara menetapkan perwakilan dari anggota yang representatif
untuk merumuskan rencana bersama pimpinan.

❖ Dual-level Approach
Pendekatan ini maksudnya adalah pimpinan dan anggota menyusun rumusan
rencana mereka masing-masing kemudian disatukan menjadi rencana utuh.
Contoh : Pimpinan akan menyusun rencananya sendiri, begitu juga dengan anggota.
Mereka akan bertemu pada satu forum untuk menyatukan rumusan perencanaan.
Pendekatan ini cenderung berisiko benturan pemikiran antara pimpinan dan anggota.

❖ Perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in


Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan dan mengusahakan
untuk melakukan yang tebaik yang dapat dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas
organisasi. Perencanaan outside-in: dari analisa lingkungan eksternal muncul
perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatankesempatan dan meminimisasi
permasalahan yang terjadi. Kedua perencanaan ini dapat dikombinasikan agar
optimal.
Contoh inside-out : Perusahaan memiliki perencanaan yang melihat kegiatan internal
dan berusaha meningkatkan apa yang siap untuk dilakukan.
Contoh outside-in : Perusahaan memiliki perencanaan yang meilhat kesempatan
dalam lingkungan eksternal yang dapat meningkatkan keuntungan.

❖ Perencanaan Situasional / Contingency


Perencanaan yang terfokus pada pemikiran ke depan. Perencanaan ini meliputi
penentuan alternatif-alternatif tindakan yang dapat diimplementasikan seandainya
perencanaan orisinil tidak sesuai karena adanya perubahan keadaan. Kunci: prediksi
perubahan yang akan datang yang dapat berakibat pada perencanaan yang sedang
dijalankan.
Contoh : Pada pabrik ABC dalam suatu kondisi darurat karena kebakaran, maka
karyawan melakukan tindakan seperti menghubungi pemadam kebakaran, memberi
tanda alarm kebakaran, segera melakukan evakuasi dari gedung, serta wajib berada
di titik kumpul yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai