Anda di halaman 1dari 38

Dasar-dasar Manajemen yang Efektif

Tingkatan Manajemen

Manajer merupakan seseorang yang bekerja sama dengan orang lain

dengan cara mengorganisasikan kegiatannya secara bersama sama

untuk merealisasikan tujuan perusahaan.

Umumnya Manajer mempunyai tanggung jawab dan tugas yang

sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

serta pengendalian.

Tetapi jika dilihat dari sisi level manajemen atau tingkatan

manajemen bisa dibagi kedalam tiga jenjang manajemen sesuai

fungsi dan tugasnya, yaitu:

1. Manajemen Puncak | Top Level of Management

Manajemen puncak (top level management) adalah tingkat

manajemen yang paling atas dan memiliki otoritas tertinggi pada

sebuah organisasi perusahaan dan bertanggungjawab langsung

kepada pemilik perusahaan.


Umumnya, manajemen puncak hanya bekerja pada tatanan

konseptual dan pemikiran, bukan pada hal hal teknis.

Manajemen puncak memiliki kewenangan yang paling besar diantara

manajemen pada tingkatan lainnya.

Manajemen puncak berhak untuk memilih, mengangkat,

memberhentikan manajemen yang berada dibawah otoritasnya.

Contoh tingkat manajemen puncak adalah CEO (Cheif Executive

Officer), GM (General Manager) atau yang sering pula disebut

presiden direksi (presdir).

Direksi merupakan perwakilan dari pemilik perusahaan atau

pemegang saham, mereka dipilih oleh pemegang saham perusahaan,

dan CEO dipilih oleh dewan direksi perusahaan.

Apa saja yang dilakukan oleh manajemen puncak ?

# Tugas Manajemen Puncak

Menyusun dan menetapkan rencana perusahaan, Menentukan

tujuan perusahaan, Mengatur manajemen yang berada dibawah


posisi manajemen puncak, Memanfaatkan sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan, Bertanggungjawab atas semua yang dilakukan oleh

manajemen dibawahnya.

2. Manajemen Tingkat Menengah | Middle Level of Management

Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah dari

hirarki manajemen pada sebuah perusahaan.

Manajemen ini dipilih oleh manajemen puncak dan Manajemen

tingkat menengah bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana yang

sudah ditentukan oleh manajemen puncak.

Berbeda dengan manajer puncak, manajer tengah cenderung

bekerja mengandalkan kemampuan manajerial dan hal teknis.

Kurang membutuhkan ketrampilan yang sifatnya konseptual.

Manajemen tingkat menengah membawahi dan mengarahkan

kegiatan manajer dibawahnya.


Manajemen pada tingkat ini bertanggung jawab terhadap kegiatan

yang dilakukan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah dan

bahkan terkadang terhadap beberapa karyawan operasionalnya.

Contoh tingkatan manajemen menengah adalah :

Kepala departemen . Contohya: manajer keuangan, manajer

pembelian, manajer produksi.

Manajer cabang. Seperti kepala cabang unit

Junior executive. Contoh : asisten manajer pembelian, asistem

manajer keuangan, asistem manajer produksi.

Contoh tugas dan peran manajemen tingkat menengah sebagai

berikut :

Menjalankan perintah, kebijakan, dan rencana yang telah disusun

oleh manajemen puncak.

Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak.

Mengkoordinasikan seluruh kegiatan semua departemen yang ada.


Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen tingkat

yang lebih rendah posisinya.

Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun hanya

untuk 1 hingga 5 tahun.

Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang karena

manajemen tingkat menengah ini merupakan perantara manajemen

puncak dengan manajemen yang lebih rendah.

Bertanggung jawab secara langsung kepada dewan direksi dan CEO

perusahaan.

3. Manajemen Lini Pertama (First Line Management).

Manajemen lini pertama (low Level Management) adalah tingkatan

manajemen yang paling rendah dalam sebuah perusahaan.

Manajemen ini bertugas untuk memimpin dan mengawasi kinerja

tenaga operasional.
Karena salah satu tugasnya mengawasi karyawan, manajemen

tingkat pertama bekerja menggunakan keterampilan teknikal dan

kemampuan komunikasi.

Kemampuan konseptual hampir tidak dibutuhkan oleh manajer ini.

Manajemen lini pertama tidak membawahi manajer yang lain.

Contoh manajemen tingkat pertama adalah mandor atau pengawas

atau sering disebut dengan supervisor.

Mereka dipilih oleh manajemen tingkat menengah.

Mereka juga bagian dari manajemen operasional yang terlibat secara

langsung dalam proses produksi dan bertanggung jawab untuk

menyelesaikan rencana dan tugas yang diberikan oleh manajemen

yang lebih tinggi.

Contoh kegiatan yang dilakukan manajemen pada tingkat pertama

ini seperti:

Mengarahkan dan mengendalikan karyawan atau pekerja

Mengembangkan moral para karyawan


Menjaga hubungan yang baik antara manajemen tingkat menengah

dan para pekerja.

Menginformasikan keputusan yang diambil oleh manajemen kepada

para karyawan atau pekerja, selain itu manajemen tingkat pertama

ini memberi informasi mengenai kinerja, hambatan atau kesulitan,

perasaan, tuntutan ataupun hal lainnya dari para karyawan atau

pekerja.

Menyusun rencana harian, mingguan serta bulanan. Tidak menyusun

rencana jangka panjang.

Keahlian Manajemen

Manajemen dalam jenjang atau level manapun harus mempunyai

kemampuan untuk bekerja sama dalam sebuah tim, kemampuan

menyusun perencanaan dan pelaksanaan rencana jangka panjang,

berani menghadapi dan mengambil resiko serta keahlian

interpersonal.
Umumnya, secara mendasar keahlian manajemen bisa

dikelompokkan menjadi tiga:

Keahlian teknis, Keahlian interpersonal, dan keahlian konseptual.


1. Keahlian Teknis | Technical Skill

Keahlian teknis adalah kemampuan manajemen untuk

mempergunakan prosedur, teknik serta pengetahuan pada bidang

khusus.

Keahlian teknis ini sangat diperlukan oleh seorang manajer di lini

pertama atau manajer yang berada pada tingkatan terendah karena

manajer dilini ini seringkali terlibat secara langsung dengan

pekerjaan teknis.

Contohnya para pekerja yang menjalankan atau mengoperasikan

mesin, salesman atau bahkan programer yang memerlukan

pengarahan untuk menyelesaikan tugas tugas mereka yang kompleks


2. Keahlian Interpersonal | Interpersonal Skill

Keahlian interpersonal adalah keahlian untuk bekerja secara

bersama sama, memahami serta memotivasi orang lain secara

individu atau didalam kelompok.

Contohnya kemampuan dalam berkomunikasi, memimpin,

memberikan motivasi kerja kepada para karyawan untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan.

Selain itu mereka harus rajin berinteraksi dengan para atasan

maupun orang lain yang berada diluar wilayah kerja mereka

3. Keahlian Konseptual | Conseptual Skill

Keahlian konseptual merupakan kemampuan dalam mengkoordinir

dan mengintegrasikan seluruh kepentingan serta kegiatan organisasi.

Keahlian ini sangat penting untuk manajemen puncak.

Kemampuan skill seorang manajer dalam usahanya untuk naik ke

level yang lebih tinggi lagi tergantung kepada kemampuannya dalam


memahami peran kerja departemen yang lain seperti bagian

keuangan, personalia, produksi, marketing dan yang lainnya

Fungsi-fungsi Manajemen.

Perencanaan.

Perencanaan yaitu suatu patokan untuk menjadikan mudah manajer


supaya tercapainya sebuah tujuan, membuat strategi untuk
mencapai tujuan tersebut dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Perencanaan adalah sebuah proses paling penting
dari seluruh fungsi manaajemen karena tanpa perencanaan fungsi-
fungsi lain seperti pengoranisasian, pengarahan, dan pengontrolan
tidak bisa berjalan.

Dengan pengertian lain, perencanaan adalah proses dasar dari


manajemen untuk menetapkan tujuan dan langkah-langkah yang
harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai. Perencanaan
memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan dengan
akurat dan efektif. Rencana yang baik harus berdasarkan atas
sasaran, bersifat sederhana, memiliki standar dan fleksibel, seimbang
dan memakai sumber-sumber yang tersedia dulu.

Tujuan Perencanaan

Masing-masing aktivitas organisasi dalam meraih tujuan


membutuhkan perencanaan yang sangat matang atau serius yang
sesuai dengan tujuannya. Hal ini disesuaikan berdasarkan bidang-
bidang yang akan dicapai. Menurut Albert Silalahi (1987:167),
menerangkan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:

Perencanaan merupakan jalan atau cara untuk mengantisipasi dan


merekam perubahan “a way to anticipate and offset change”

Perencanaan memberi arahan “direction” terhadap administrator-


administrator ataupun non administrator.

Perencanaan juga bisa menghindari atau setidak-tidaknya


memperkecil tumpang-tindih dan pemborosan “wasteful”
pelaksanaan aktivitas-aktivitas

Perencanaan menentukan tujuan dan standar yang hendak dipakai


untuk memudahkan pengawasan.

Fungsi Perencanaan

Fungsi dari perencanaan adalah sebuah proses diambilnya keputusan


berhubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan menggunakan
sumber daya dan pembentukan sebuah sistem komunikasi yang
sangat mungkin adanya pelaporan dan pengendalian hasil akhir dan
juga perbandingan hasil-hasil itu dengan rencana yang dibuat.

Banyak manfaat dari dibuatnya perencanaan yaitu terciptanya


sifisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan perusahana bisa
melaksanakan koreksi terhadap penyimpanan sedini mungkin,
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari
kegiatan, pertumbuhan dan perubahan yang tidak terara dan
terkontrol.

Manfaat Perencanaan

Manfaat dari perencanaan adalah sebagai berikut:

Sebuah bentuk perencaan bisa membuat pelaksanaan tugas menjadi


lebih tepat dan aktivigtas setiap unit akan terorganisir dengan baik
menuju arah yang sama.

Sebuah perencanaan yang disusun dari penelitian yang akurat akan


menghindarkan adanya kesalahan yang bisa saja terjadi.

Suatu perencanaan mencakup standar atau batasan tindakan dan


biaya akan menjadikan mudah pelaksanaan pengawasan

Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan


aktivitas sehinga aparat pelaksana memiliki irama atau gerak dan
pandangan yang sama untuk mencapai tujuan perusahaan.

Tahap Dasar Perencanaan

Seluruh aktivitas perencanaan pada dasarnya melewati empat tahap,


antara lain:

Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan perencaan yang diawali


dengan keputusan-keputusan suatu keinginan atua keperluan
organisasi atua kelompok kerja. Tanpa adanya rumusan tujuan yang
jelas organisasi akan memakai sumber daya, sumber daya yang tidak
efektif.

Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi perusahaan


sekarang dari tujuan yang akan dicapai atau sumber daya yang
tersedia untuk mencapai tujua dalah sangat penting karena tujaun
dan rencana berhubungan waktu yang akan datang.Hanya setelah
keadaan perusahaan sekarang ini dianalisa rencana bisa dirumusan
untuk menunjukkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini
membutuhkan informasi terutama keuangan dan data statistik yang
diperoleh melalui komunikasi dalam organisasi.

Mengindentifikasi seluruh kemudahan dan hambatan, semua


kekuatan dan kelemahan dan juga kemudahan dan hambatan
membutuhkan pengindentifikasian untuk mengukur kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan.Untuk itu dibutuhakn
pengetahuan faktor-faktor lingkungan intern dan ekstern yang bisa
membantu organisasi mencapai tujuannya atau yang mungkin
menimbulkan masalah. Meskipun sulit dilaksanakan antisipasi
keadaan, masalah dan kesempatan dan juga ancaman yang mungkin
terjadi diwaktu mendatang adalah bagian esensi dari proses
perencanaan.

Mengembangkan rencana atau serangkaian aktivitas untuk mencapai


tujuan. Tahap akhir dalam proses perencanaan mencakup
pengembangan berbagai alternatif aktivitas untuk mencapai tujuan,
penilaian alternatif-alternatif tersebut dan dipilihnya alternatif
terbaik yaitu yang paling memuaskan diantara berbagai alternafif
yang ada.

Syarat-syarat dari perencanaan adalah sebagai berikut:

Memiliki tujuan yang jelas

Bersifat simpel atau sederhana

Mencakup analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan

Sifatnya fleksibel

Memiliki keseimbangan yakni keselarasan tanggung jawab dan


tujuan setiap bagian dalam perusahana dengan tujuan akhir
perusahaan yang sudah ditetapkan.

Perencanaan Strategis.

Perencanaan Strategis: Pengertian, Konsep, dan Manfaat untuk


Bisnis

Suatu perusahaan tentu memiliki sebuah rencana untuk membina


arah perusahaan menjadi terarah kepada tujuannya sesuai visi dan
misi perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan membuat sebuah
perencanaan strategis untuk mempermudah proses perjalanannya.
Apa itu perencanaan strategis?
Pengertian perencanaan strategis

Perencanaan strategis adalah proses mendokumentasikan dan


menetapkan arah bisnis dengan menilai dimana posisi perusahaan
berada dan arah tujuan perusahaan. Rencana strategis memberi
tempat untuk mencatat misi, visi, dan nilai-nilai, tujuan jangka
panjang dan rencana tindakan yang akan perusahaan gunakan untuk
mencapainya. Seluruh rencana didasari pada fokus masa depan.
Dengan begitu, perusahaan dapat menerapkan cara terbaik untuk
menghadapi peluang dan tantangan. Rencana strategis juga
digunakan untuk menilai serta menyesuaikan arah perusahaan dalam
menanggapi perubahan lingkungan bisnis.

Konsep Perencanaan strategis

Perencanaan memiliki konsep yang tak lepas dari sisi strategis itu
sendiri. Dengan konsep yang jelas, proses perumusan rencana
strategis lebih mudah dipahami oleh perusahaan Adapun konsep-
konsep strategis yang dimaksud adalah:

Misi
Pengertian misi adalah serangkaian tugas kewajiban seorang individu
dalam kelompok, organisasi, atau perusahaan. Tugas yang dimaksud
tidak lepas dari rencana strategis yang telah dibentuk. Misi dapat
memastikan bahwa perusahaan memiliki tujuan yang jelas dalam
bentuk parameter dan kinerja dengan tenggat waktu yang bisa
dikontrol dan dievaluasi.

Visi
Misi membantu perusahaan mencapai visi. Pengertian dari visi
adalah gambaran atau proyeksi masa depan dari hasil misi atau tugas
yang dijalankan. Karena itulah misi dan visi dikatakan saling berkaitan
satu sama lain. Visi dapat menciptakan komitmen yang kokoh antara
karyawan untuk bergerak menuju arah yang lebih baik. Konsep visi
pada rencana strategis menunjukkan arah tujuan dan bagaimana
cara menujunya.

Sasaran

Sasaran adalah pengembangan dari visi dan misi. Informasi dan


konsep yang ada dalam visi, misi, dan sasaran tidak bisa hanya
diidentifikasikan begitu saja, melainkan harus disampaikan kepada
seluruh internal perusahaan sebagai sasaran.

Tahapan Perencanaan strategis

Perusahaan perlu merancang rencana strategis yang baik jika ingin


mencapai tujuan sesuai harapan. Dalam perencanaan strategis,
diperlukan beberapa tahapan yang akan diuraikan sebagai berikut:

Identifikasi Posisi Strategis


Saat mengidentifikasi posisi strategis, ingatlah bahwa tujuan harus
realistis dan terukur. Gunakan misi, visi, nilai-nilai perusahaan, dan
budaya kerja di perusahaan untuk mempermudah identifikasi posisi.

Kumpulkan Orang dan Informasi

Setelah Anda menetapkan posisi strategis, kumpulkan orang-orang


yang akan terlibat dalam proses perencanaan. Pastikan bahwa data
dan informasi yang akan digunakan akurat sehingga dapat dijadikan
sebagai landasan dalam membuat keputusan. Periksa pula apakah
ada masalah internal atau eksternal yang mungkin dapat
mempengaruhi tujuan.

Lakukan Analisis SWOT (Strength,Weakness,opportunity,threat)

Analisis SWOT sering digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan


kelemahan bisnis, serta mengidentifikasi peluang dan ancaman yang
mungkin muncul. Setelah tim mengidentifikasi semua kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman, tim yang terlibat dalam rencana
strategis dapat bekerja sama untuk mengembangkan tujuan baru
yang akan membantu bisnis menghadapi segala kemungkinan
dengan cara yang lebih positif.

Merumuskan Rencana Strategis

Setelah berhasil mengidentifikasi posisi strategis dan memiliki


serangkaian tujuan yang sejalan dengan misi perusahaan, tahapan
selanjutnya adalah merumuskan rencana strategis. Saat
mengembangkan rencana, pertimbangkan aspek apa yang akan
berdampak terbesar pada bisnis dan mana yang paling membantu
meningkatkan posisi perusahaan. Jangan lupa untuk menggunakan
pengukuran untuk memastikan dan mengontrol perkembangan dari
implementasi rencana.

Jalankan Rencana Strategis

Perusahaan yang telah merumuskan rencana strategis siap untuk


menerapkannya. Langkah ini merupakan fase tindakan dari proses
rencana strategis. Mulailah dengan membuat semua orang yang
terlibat dan membagikan tugas di antara individu atau divisi.
Luangkan waktu untuk memeriksa apakah individu atau divisi telah
bekerja dengan benar. Jika ternyata tidak memenuhi tujuan, lakukan
perubahan jika diperlukan.

Pantau Performa (kineja) Secara Terus-menerus

Proses perencanaan strategis tidak akan efektif jika semua orang


dalam tim melakukan kekeliruan. Alasan inilah yang mengharuskan
perusahaan untuk terus memantau, mengelola kinerja dan
menyesuaikan komponen. Penting juga untuk meminta
pertanggungjawaban dari individu yang terlibat atas tugas yang
diberikan. Pemantauan kinerja dan performa juga bisa membantu
pembentukan rencana di masa depan.
Manfaat Perencanaan Strategis

Perumusan dan implementasi strategis dapat memakan waktu,


tetapi bermanfaat besar bagi perusahaan. Perencanaan yang
tersusun rapi memiliki gagasan yang lebih baik tentang tujuan yang
ingin dicapai dan dara untuk melakukannya. Produktivitas karyawan
pun dapat meningkat dengan perencanaan yang jelas dan terarah.
Apakah ada manfaat lain dari perencanaan strategis? Di bawah ini
adalah manfaat dari perencanaan strategis:

Meningkatkan Keterlibatan Karyawan

Proses perumusan dan implementasi rencana strategis harus


melibatkan karyawan. Karyawan yang terlibat dalam operasi sehari-
hari dan dapat memberikan pandangan unik tentang perusahaan.
Karyawan akan berbagi apa yang mereka pikirkan terkait dengan
bisnis dan menginformasikan perencanaan untuk masa depan. Saat
karyawan jauh lebih terlibat, maka tingkat kepuasan kinerja
karyawan akan naik. Melibatkan karyawan dalam proses rencana
strategis juga dapat meningkatkan produktivitas.

Mengidentifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Sebagai bagian dari proses rencana strategis, perusahaan akan


memeriksa dan menganalisis bisnis secara keseluruhan. Perusahaan
akan melihat kondisi bisnis perusahaan dan area mana yang perlu
ditingkatkan. Dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan,
perusahaan bisa berkembang jauh lebih besar di masa depan dan
menjadi bisnis tangguh bahkan ketika menghadapi berbagai risiko.

Perencanaan Taktis

Dasar Rencana Strategis

Sebuah perusahaan biasanya dimulai dengan tujuannya dan


kemudian mengembangkan strategi untuk bagaimana melaksanakan
tujuan mereka. rencana taktis adalah tindakan tertentu yaitu langkah
yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik.

Perencanaan taktis / Tactical planning adalah proses menguraikan


rencana bisnis untuk tahun mendatang. Ini berbeda dari
perencanaan strategis sebagai perencanaan strategis meliputi tujuan
jangka panjang yang mencerminkan arah perusahaan dan tujuan
yang digariskan dalam pernyataan misinya.

Rencana taktis adalah tahap akhir yang penting, namun, di mana


tindakan dan tugas-tugas khusus yang ditugaskan untuk departemen
dan karyawan yang perlu untuk menyelesaikan mereka.

Dasar Rencana taktis

Rencana taktis kadang-kadang disebut rencana aksi jangka pendek


karena mereka breakdown gambar yang lebih besar tujuan dan
strategi ke dalam tugas yang akan ditindaklanjuti. Pada strategi bisnis
Kunci untuk rencana taktis yang berkembang dengan baik adalah
memiliki tindakan khusus yang menyatakan ditugaskan untuk
karyawan tertentu dengan tenggat waktu tertentu. tujuan berani dan
strategi bijaksana menghasilkan apa-apa yang di butuhkan jika tidak
ada langkah-langkah yang diambil untuk menempatkan mereka ke
dalam tindakan. Tujuan dan strategi memberikan visi dan tindakan
dengan membuat perusahaan berencana nyata.

Fokus

Rencana taktis biasanya harus berfokus pada segelintir tujuan


perusahaan inti; jika tidak, aktivitas karyawan menjadi terlalu
terfragmentasi dan sulit bagi karyawan untuk memahami bagaimana
kegiatan mereka akhirnya mengikat ke tujuan. Adorian Perusahaan
menyarankan klien untuk mengembangkan rencana taktis dengan
tiga hingga lima gol yang kuat dalam pikiran. “Meningkatkan
penjualan sebesar 20 persen dalam waktu 12 bulan” adalah contoh
dari, tujuan terukur tertentu. Sebuah strategi pelatihan karyawan
pada penjualan saran dapat membantu.

Strategi Vs. Taktik

Salah satu tantangan terbesar dalam perencanaan taktis adalah


mengetahui perbedaan antara strategi dan taktik. Ini kadang-kadang
menjadi membingungkan. Taktik adalah langkah-langkah untuk
menerapkan strategi Anda dan ditindaklanjuti dan memiliki tujuan
dan hasil yang terukur. Jika Anda tidak dapat melihat atau
membedakan hasil dari tindakan atau tugas kemungkinan tidak
taktik.

Sumber Daya Manusia mendefinisikan rencana taktis sebagai “suatu


tindakan untuk mencapai tujuan jangka pendek, umumnya dalam
satu tahun atau kurang. Rencana taktis merupakan upaya jangka
pendek untuk mencapai tujuan jangka panjang strategis,.” Ketika
manajer mengembangkan rencana taktis, mereka juga
mengembangkan lini waktu untuk penyelesaian. Setiap tujuan
ditindaklanjuti menempatkan organisasi lebih dekat untuk
memenuhi tujuan strategis terkait. Misalnya, tujuan strategis
merekrut bakat atas untuk bisnis dapat diterjemahkan ke dalam
rencana aksi untuk merekrut 100 karyawan yang berkualitas
baik ,Manajer kemudian mengukur kemajuan untuk memastikan
mereka berada di jadwal untuk memenuhi tujuan mereka dengan
batas waktu yang ditentukan.

Perencanaan taktis mencakup semua departemen. Setiap manajer


departemen menciptakan gol ditindaklanjuti untuk organisasi
mereka sehingga organisasi bergerak menuju tujuan strategisnya
secara terkoordinasi. Dari akuntansi dan logistik untuk layanan
pelanggan, setiap manajer dan pengawas yang langsung bertanggung
jawab untuk tujuan nya.
Perencanaan operasional

Perencanaan operasional umumnya merupakan turunan/terjemahan


dari tujuan umum perusahaan dalam rentang waktu tertentu
(selama satu tahun umpamanya) berikut rencana stragtegis yang
sudah ditetapkan oleh manajemen. Walau demikian perencanaan
operasional dapat juga digunakan oleh individu untuk keperluan
pribadinya, bahkan dianjurkan agar pekerjaannya terarah dan
terorganisir dengan baik.

Perencanaan operasional adalah perencanaan yang memusatkan


perhatiannya pada operasi sekarang (jangka pendek) dan terutama
berkenaan dengan tujuan mencapai efisiensi.

Perencanaan operasional merupakan kebutuhan apa saja yang harus


dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan strategi untuk
mencapai tujuan strategi tersebut. Lingkup perencanaan ini lebih
sempit dibandingkan dengan perencanaan strategi.

Rencana operasional (Renop) sekolah merupakan rencana


implementasi Rencana stratejik sekolah dalam kurun waktu satu
tahun. Renop sering juga disebut Rencana tahunan. Renop berisi
langkah-langkah operasional yang akan ditempuh selama satu tahun
oleh sekolah, unit-unit, dan atau individu-individu staf dalam rangka
mencapai tujuan operasional. Tujuan operasional merupakan
jabaran dan tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan stratejik.
Rencana operasional disusun oleh unit-unit atau individu staf yang
ada dalam struktur organisasi sekolah dan mengacu pada program
yang relevan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Contoh
dari rencana operasional antara lain: pengembangan kegiatan
kurikuler, pengembangan kegiatan kesiswaan, peningkatan
kerjasama dengan masyarakat, dan sebagainya. Rencana operasional
berfungsi sebagai alat yang digunakan oleh masing-masing unit
penyusunnya sebagai:

(1) penjamin bahwa program pengembangan akan terealisasi dalam


kegiatan operasional sekolah sehari-hari,

(2) pedoman pelaksanaan kegiatan semesteran, bulanan, mingguan,


dan harian.

(3) justifikasi rinci penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja


tahunan.

Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah langkah menuju mengidentifikasi,


mengklasifikasikan dan mengatur berbagai kegiatan yang terlihat.
Misalnya, bentuk fisik yang cocok untuk area kerja administratif, area
laboratorium, dan penugasan tugas dan wewenang kepada
seseorang yang mendelegasikan kekuasaan, dll. Yang bertujuan
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pengorganisasian atau organizing adalah proses mengidentifikasi,
mengelompokkan, mengorganisir, dan membangun model hubungan
kerja orang untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut
Schermerhorn (1996: 218), Pengorganisasian adalah proses
mengatur orang dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan
bersama.

Dalam organisasi, persiapan struktur organisasi sangat penting


sehingga setiap orang dalam organisasi mengetahui tugas atau
tanggung jawab, tugas, hak dan wewenang mereka dengan tepat.

Proses Fungsi Pengorganisasian

1. Mangacu pada Rencana dan Tujuan Manajemen

2. Menentukan Tugas Utama

3. Membagi Tugas kepada Individu

4. Mengalokasikan Sumber Daya

5. Evaluasi Strategi Pengorganisasian

Tujuan Pengorganisasian

Tujuan Pengorganisasian adalah agar pembagian kerja dapat


dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Pembagian tugas
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masing-masing
anggota organisasi (spesialisasi) dalam mengelola tugas yang
ditugaskan. Jika organisasi dijalankan dengan kejam dan tidak sesuai
dengan bidang keahliannya, bukan tidak mungkin akan
menyebabkan kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Berikut ini adalah beberapa tujuan dari pengorganisasian:

1. Membantu Koordinasi

Tetapkan unit kerja secara terkoordinasi sehingga tujuan organisasi


dapat dicapai dengan mudah dan efektif. Diperlukan koordinasi
ketika memisahkan unit kerja yang terpisah dan bukan dari jenis
yang sama tetapi merupakan bagian dari suatu organisasi.

2. Memperlancar Pengawasan

Dukung pengawasan dengan menunjuk anggota manajer yang


kompeten di setiap unit organisasi. Oleh karena itu, sebuah unit
dapat ditempatkan di seluruh organisasi sedemikian rupa sehingga
tujuan kerjanya tercapai bahkan di posisi yang berbeda. Unit kontrol
yang identik dapat diintegrasikan dalam sistem pemantauan
terintegrasi yang identik.

3. Maksimalisasi Manfaat Spesialisasi

Membantu seseorang menjadi lebih berpengalaman dalam profesi


tertentu. Spesialisasi ahli memungkinkan produk berkualitas tinggi
untuk diproduksi sehingga manfaat produk memastikan kepuasan
dan memenangkan kepercayaan dari komunitas pengguna.

4. Penghematan Biaya

Pertimbangan tentang peningkatan efisiensi. Oleh karena itu, para


pelaku organisasi akan berhati-hati setiap kali mereka menambahkan
unit kerja baru yang juga mencakup penambahan tenaga kerja yang
membutuhkan jumlah tambahan upah yang relatif besar.
Penambahan unit kerja harus dipertimbangkan berdasarkan pada
nilai kontribusi pekerja baru untuk menekan upah yang berlebihan.

5. Meningkatkan Kerukunan Hubungan Antar Manusia

Setiap karyawan di antara unit-unit kerja dapat bekerja secara


komplementer, mengurangi kebosanan, mempromosikan perasaan
saling menderita dan mengurangi pendekatan materialistis. Untuk
melakukan ini, manajer harus mampu mempertahankan pendekatan
sosial dengan menyampaikan rasa solidaritas dan berusaha
memuaskan dan menyelesaikan perbedaan individu.

Prinsip Pengorganisasian

Untuk menjalankan fungsi organisasi secara efektif, seorang manajer


harus memiliki beberapa pedoman sehingga ia dapat membuat
keputusan dan bertindak sesuai dengan keputusan yang dibuat.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip Pengorganisasian yang dapat
digunakan untuk secara efektif melakukan fungsi organisasi dalam
manajemen.

1. Prinsip Spesialisasi kerja (Work Specialization)

Prinsip ini sering disebut sebagai prinsip pembagian kerja, ada juga
yang menyebutnya Division of Labour dan yang dimaksud dengan
spesialisasi pekerjaan adalah pembagian tugas atau pekerjaan
kompleks menjadi sub-sub pekerjaan yang berbeda atau bagian
untuk pembagian kerja mereka. Setiap karyawan dilatih untuk
melakukan tugas-tugas tertentu yang berkaitan dengan spesialisasi
mereka untuk memiliki kualifikasi dan keterampilan yang terkait
dengan tugas-tugas yang ditugaskan.

Keuntungan dari spesialisasi atau pembagian kerja ini adalah untuk


meningkatkan produktivitas dan menyelesaikan pekerjaan secara
efisien, karena setiap karyawan melakukan pekerjaan yang sama
setiap hari sehingga kecepatan dan kualitas pekerjaan tetap terjaga.
Di sisi lain, ketergantungan organisasi pada karyawan ini akan sangat
tinggi dan juga menyebabkan kebosanan dengan pekerjaan rutin dan
berulang yang sama.

Kebosanan karyawan pada akhirnya menyebabkan tingginya tingkat


ketidakhadiran (absensi) dan tingkat fluktuasi yang tinggi. Oleh
karena itu, banyak perusahaan / organisasi berganti pekerjaan untuk
mengurangi ketergantungan pada orang-orang tertentu dan untuk
menghindari kebosanan dengan rutinitas dan pengulangan yang
sama.

2. Prinsip Otoritas (Authority)

Otoritas atau wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, untuk


membuat keputusan, untuk memerintahkan orang lain, untuk
melakukan sesuatu dan hak untuk mengalokasikan sumber daya atas
nama organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan prinsip ini, semua fungsi, tugas, wewenang dan


hubungan antara manajer dan bawahan harus ditentukan dan
didefinisikan dengan jelas. Mengklasifikasikan laporan dan tanggung
jawab pemerintah dapat membantu organisasi mencapai koordinasi
yang lebih baik dan lebih efektif.

3. Prinsip Rantai Komando (Chain of Command)

Rantai komando adalah konsep penting untuk membangun struktur


organisasi yang solid. Rantai komando atau Chain of Command dapat
diartikan sebagai garis wewenang terus-menerus yang membentang
dari puncak manajemen ke level terendah dari karyawan dan
menjelaskan siapa yang harus bertanggung jawab dan siapa yang
harus melapor. Dalam praktiknya, dapat dikatakan bahwa rantai
komando adalah aliran hubungan. Misalnya, operator produksi harus
melapor ke manajer produksi, manajer produksi harus melapor ke
manajer produksi, kemudian manajer produksi harus melapor
kepada direktur dan manajer produksi harus melapor ke manajer
operasi.

Tanggung jawab dan garis wewenang yang tidak terputus ini


didasarkan pada dua prinsip penting yaitu unit komando dan rantai
skalar. Berdasarkan prinsip unit komando, karyawan hanya dapat
menerima pesanan dari manajer dan hanya bertanggung jawab
untuk satu manajer. Ketika terlalu banyak eksekutif mengeluarkan
perintah, karyawan yang terkena kesulitan untuk membedakan
antara prioritas. Ini juga menyebabkan kebingungan dan tidak fokus
pada tugas yang diberikan.

Sedangkan rantai skalar adalah garis otoritas vertikal dari atas ke


bawah. Setiap karyawan harus menyadari posisi mereka dalam
hierarki organisasi. Garis otoritas ini menunjukkan otoritas dan
tanggung jawabnya.

4. Prinsip Pendelegasian Wewenang (Delegation)

Delegasi kekuasaan adalah salah satu hal terpenting dalam


organisasi. Tanpa pendelegasian wewenang, seorang manajer harus
melakukan semua pekerjaan sendirian. Keberhasilan seorang
manajer pada dasarnya tergantung pada kemampuannya untuk
mendelegasikan wewenang dan bekerja untuk bawahannya.
Delegasi kekuasaan dapat diartikan oleh seorang manajer sebagai
kekuatan pendelegasian kepada bawahannya untuk melakukan
sesuatu atau sebagai kekuatan untuk membuat keputusan.

5. Prinsip Rentang Kendali (Span of Control)

Rentang Kendali atau sering juga disebut margin manajemen adalah


jumlah karyawan atau bawahan yang dapat dikontrol secara efektif
oleh atasan atau bos yang ditunjuk dapat menjadi atasan atau
manajer.

Area kontrol ini sangat penting untuk mengetahui desain dan


dinamika grup dalam organisasi yang bersangkutan. Area kontrol
dalam unit kerja (departemen) juga dapat berbeda dari unit kerja lain
dalam organisasi yang sama. Tidak ada angka pasti atau jumlah
kontrol atas area ini karena setiap organisasi memiliki desain dan
bentuk yang berbeda. Selain itu, pengalaman dan kepribadian
manajer, serta keterampilan dan perilaku bawahan, memengaruhi
kendali ini.

Area kontrol yang sempit memudahkan manajer untuk memonitor


bawahannya dan memfasilitasi komunikasi dengan bawahannya,
sementara area kontrol yang luas dapat menawarkan kesempatan
lebih banyak kepada bawahan dan melatih bawahan yang lebih
mandiri / independen.
Tahapan Pengorganisasian

1. Tahap Kreatifitas

Orientasi menuju keterampilan operasional dan kewirausahaan

Organisasi ini berfokus pada produksi dan pemasaran

Jenis komunikasi non-formal

Jam kerja yang relatif panjang dengan bonus yang lebih banyak

Kegiatan organisasi dikelola berdasarkan umpan balik pada kondisi


pasar atau reaksi konsumen.

2. Tahap Pengarahan

Organisasi fungsional memisahkan produksi dan pemasaran

Penentuan karyawan didasarkan pada spesialisasi

Pengiriman produksi dan pembelian dikendalikan oleh sistem


akuntansi yang baik

Standar beban kerja, sistem insentif dan persiapan anggaran telah


diadopsi

Komunikasi menjadi semakin formal sesuai dengan hierarki posisi

Fungsi kepemimpinan mulai memainkan peran pada tahap ini.

3. Tahap Pendelegasian

Tanggung jawab karyawan meningkat


Pusat laba dan bonus sebagai sarana meningkatkan motivasi
karyawan

Komunikasi antara atasan dan bawahan semakin langka melalui


media surat, surat edaran, buletin atau bentuk komunikasi tertulis,
yang semakin banyak digunakan

Moral karyawan meningkat dengan delegasi

Promosikan perluasan pasar sehingga karyawan dapat menilai


kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.

4. Tahap Koordinasi

Fungsi perencanaan digunakan secara formal dan selalu direvisi

Kegiatan organisasi produktif

Staf penelitian dan pengawas dipekerjakan untuk memperkuat


kantor pusat

Biaya dihitung dengan cermat

Unit operasional akan menjadi pusat pendapatan secara ekonomi.


Pemrosesan data biasanya terpusat untuk membuat proses
pengambilan keputusan lebih mudah dan lebih cepat.

Proses Fungsi Pengorganisasian


Fungsi Pengorganisasian dilakukan dalam beberapa fase. Tidak bisa
langsung di tunjuk. Berikut adalah proses-proses fungsu
pengorganisasian:

1. Mangacu pada Rencana dan Tujuan Manajemen

Proses organisasi dalam manajemen dimulai dari rencana dan tujuan.


Yang disatukan sebelumnya. Dan jangan lupa bahwa fungsi
organisasi ini adalah pelaksanaan rencana dan tujuan yang
diinginkan sebelumnya.

Fase ini adalah fase pertama dalam implementasi rencana


manajemen. Desain fungsi organisasi dipengaruhi dan disesuaikan
dengan perencanaan. Arah organisasi ditentukan di sini. Setiap
karyawan harus memahami tujuan manajemen. Tanpa pengecualian.
Jadi arahnya benar. Bekerja dengan efektif. Ini bertujuan agar biaya
yang dikeluarkan rendah.

2. Menentukan Tugas Utama

Rencana dan tujuan telah tercapai. Inilah saatnya mengidentifikasi


dan menentukan tugas-tugas utama organisasi. Manajemen memiliki
banyak tingkatan dan memiliki subbagian. Perusahaan memiliki
manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen
operasional dan manajemen sekunder lainnya. Di tingkat lain atau
tingkat manajemen.
Dalam fase ini, tugas utama dari setiap bagian manajemen
ditentukan. Tugas yang ditentukan berbeda. Ditentukan oleh bidang
yang membangun struktur perusahaan. Jadi garisnya jelas, otoritas
Anda jelas dan tanggung jawabnya juga jelas.

3. Membagi Tugas kepada Individu

Fase ini sangat penting. Eksekutif rencana itu adalah seorang


individu. Keberhasilan Anda ditentukan oleh orang yang
mengelolanya. Kesalahan identifikasi orang Risiko kebangkrutan
lebih besar. Anda harus berhati-hati di bagian ini.

Setiap karya harus dipresentasikan kepada para ahli yang memiliki


rekam jejak yang diperlukan dan juga pengalamannya. Dari
pekerjaan besar ke pekerjaan kecil harus dilakukan oleh orang yang
tepat. Jangan menyerah sampai Anda bertaruh. Fungsi organisasi Ini
juga berarti pendelegasian kekuasaan. Bagi orang yang dianggap
mampu menyelesaikan tugas yang ditugaskan.

4. Mengalokasikan Sumber Daya

Tugas sudah ditentukan, orangnya juga sudah di tunjuk. Sekarang


adalah waktu untuk mengalokasikan sumber daya perusahaan.
Untuk dimanfaatkan, digunakan, dan menawarkan manfaat
semaksimal mungkin.

Semuanya ditugaskan secara tepat dan menawarkan manfaat bisnis


Lakukan apapun, terserah. Yang penting sesuai dengan perencanaan,
yang penting sesuai dengan kegiatan, yang penting bisa
menghasilkan. Dan mereka yang menggunakan sumber daya adalah
karyawan individu yang disebutkan di atas.

5. Evaluasi Strategi Pengorganisasian

Evaluasi adalah langkah terakhir. Akankah strategi organisasi berjalan


sesuai rencana? Apakah ada penyimpangan? Apakah ada
perubahan? Atau apakah strategi organisasi dikembangkan langsung
pada penyebab masalah?

Ini adalah titik evaluasi. Lihatlah apa yang terjadi lagi dan
mengantisipasi apa yang akan terjadi dan semua hal buruk bisa
terjadi. Terkadang tanpa alasan tiba-tiba situasinya berubah,
dramatis, sesuatu yang belum dipikirkan sebelumnya. Yang berarti
mengatur strategi tidak cocok atau bisa disebut gagal.

Prosedur Dalam Proses Pengorganisasian

Rincian semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai


tujuan organisasi.

Pembagian total beban kerja menjadi kegiatan yang secara logis


dapat dilakukan oleh satu orang. Pembagian kerja seharusnya tidak
terlalu sulit untuk tidak diselesaikan atau terlalu mudah untuk
menyisakan waktu untuk pengangguran, tidak efisien dan biaya yang
tidak perlu.
Akuisisi dan pengembangan mekanisme untuk mengoordinasikan
pekerjaan anggota organisasi dalam unit yang terintegrasi dan
harmonis. Mekanisme koordinasi ini akan mengingatkan anggota
organisasi tentang tujuan organisasi dan mengurangi
ketidakefisienan dan konflik destruktif.

Manfaat Fungsi Pengorganisasian

Fungsi organisasi harus dilakukan karena banyak Manfaatnya.


Berikut adalah manfaat dari fungsi Pengorganisasian:

Fasilitasi koordinasi antara para pihak dalam kelompok.

Pembagian tugas sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini.

Semua orang tahu apa yang sedang dilakukan.

Sederhanakan pemantauan.

Maksimalkan manfaat spesialisasi.

Efisiensi biaya.

Hubungan antar individu menjadi lebih harmonis.

Pengorganisasian sebagai Salah satu Fungsi Manajemen

Kita tentu perlu mempelajari fungsi manajemen lainnya. Salah satu


fungsi manajemen adalah untuk mengetahui bahwa organisasi
adalah salah satu fungsi manajemen yang paling penting, karena
pengorganisasian berarti bahwa semua sumber daya yang tersedia
dalam organisasi diintegrasikan dalam bentuk sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan.

pentingnya organisasi sebagai fungsi yang dilakukan oleh setiap


manajer atau orang yang mengelolanya di setiap organisasi. untuk
membuat organisasi ketika mereka mencapai tujuan mereka.

Memahami organisasi sebagai salah satu fungsi manajemen akan


mengklarifikasi bahwa proses pengaturan dalam organisasi tidak
akan selesai tanpa implementasi dalam bentuk orientasi terhadap
orang-orang dalam organisasi sehingga dapat terus melakukan
kegiatan sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai