Anda di halaman 1dari 7

UTS PSIKOLOGI OLAHRAGA

NAMA : KAROLUS SETIAWAN BARUS

NIM : 6213111110

JURNAL NASIONAL

1 Judul. PENGARUH KECEMASAN TERHADAP PERFORMA


ATLET RENANG PROFESIONAL JAWA BARAT
2 Jurnal Jurnal Ilmu Keolahragaan
3 Download
4 Vol dan no Vol. 19 (2),
5 Tahun , Juli – Desember 2020
6 Penulis Puti Erika Virginia
Wilson
Izzuddin Fathoni
7 Reviewer Karolus setiawan barus
8 Tanggal 13 oktober 2023

9 Abstrak Kecemasan merupakan bagian dari kejiwaan atau


psikologi. Kecemasanan bisa mempengaruhikualitas
aktivitas manusia termasuk aktivitas dalam kegiatan
olahraga. Kecemasan dapat memberikan dampak
negatif terhadap prestasi seorang atlet. Dalam bidang
olahraga renang kecemasan memberikan dampak
terhadap penurunan performa. Oleh karena itu,
kecemasan menjadi sebuah topik yang menarik untuk
dikaji. Tujuan penelitian ini ingin memperoleh gambaran
kecemasan, gambaran performa, dan pengaruh
kecemasan terhadap performa atlet renang pada atlet
renang Elite Swimming Club (ESC) di Bandung, Jawa
Barat pada Kejuaraan Renang Jawa Barat Open,
Babak Kualifikasi PON 2019. Metode yang digunakan
berdasarkan sifat permasalahannya, jenis penelitian ini
termasuk penelitian korelasional yaitu menggunakan
analisis korelasi regresi linier. Populasi penelitian ini
sebanyak 110 atlet dengan jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 32 atlet. Hasilnya terdapat
pengaruh kecemasan terhadap performa pada atlet
renang Elite Swimming Club Bandung. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
tinggi kecemasan maka semakin rendah performa atlet
renang Elite Swimming Club (ESC) Bandung Jawa
Barat.
 Tujuan bertujuan mengukur kontribusi variabel dan
Penelitian hubungannya secara simultan.
 Subjek u. Populasi penelitian ini berjumlah 110 atlet renang
Penelitian klub ESC, lalu diambil sampel dengan menggunakan
rumus slovin dan diperoleh jumlah 32 atlet.
 Assesment Tes
Data Dan pengujian analisis
 Kata kunci : Kecemasan, Performa, Atlet
10 Pendahuluan Kecemasan merupakan suatu kondisi afektif negatif
yang dicirikan oleh gejala fisik dan perasaan takut akan
masa depan (Basant dkk., 2011). Kecemasan
merupakan suatu faktor psikologis dan muncul pada
pribadi masing-masing individu dan merupakan bagian
dari aspek pribadi sosial. Kecemasan dianggap sebagai
suatu hal yang tidak normal jika kecemasan yang
muncul berlebihan pada masalah yang ringan atau
mampu dengan baik diatasi oleh orang lain pada
umumnya Atkinson, 1996).Di Indonesia prevalensi
terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013
menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun
ke atas atau sekitar 14 jutapenduduk di Indonesia
mengalami gangguan mental emosional yang
ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan, namun
belum ditemukan riset mengenai kecemasan pada atlet
saat menghadapi perlombaan (Kemenkes, 2013)
 Latar . Kecemasan muncul akibat ketakutan akan dinilai
Belakang secara negatif oleh ribuan penonton yang merupakan
Dan Teori ancaman terhadap harga diri atlet, dilihat dari
kecenderungan masyarakat yang memberikan
penilaian positif terhadap atlet yang memenangkan
pertandingan dan cenderung memberikan penilaian
negatif terhadap atlet yang kalah. Faktor lain yang juga
turut mempengaruhi kecemasan bertanding pada atlet
dalam suatu pertandingan adalah tingkat pertandingan
olahraga yang sedang diikuti atlet. Oleh karena itu,
peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai studi
kecemasan yang dikaitkan dengan performa atlet
renang dengan menggunakan sampel atlet-atlet klub
Elite Swimming Club (ESC) di Bandung Jawa Barat.
Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
kecemasan telah dilakukan oleh Aprizal Fikri pada
tahun2018.
.
11 Metode menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
Penelitian menggunakan kuesioner Sport Anxiety Scale (SAS)
dan alat ukur waktu
Langkah
Penelitian
Hasil Penelitian Berdasarkan gambaran dari setiap variabel yaitu
variabel kecemasan dan Performa, maka penelitian
dilanjutkan dengan menguji hipotesis dan signifikansi,
koefisien korelasi, dam koefisien determinasi. Hasil
pengolahan data diperoleh sebagai berikut:
Berdasarkan data Uji t bahwa hasil uji hipotesis atau uji
t diperoleh angka sebagai berikut -2,385 dengan
signifikansi 0,023. Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan kecemasan terhadap
performa. Hal ini menunjukkan nilai signifikansi < 0,05.
Artinya semakin rendah kecemasan maka performanya
semakin tinggi. Berdasarkan data hasil uji korelasi
menunjukkan bahwa korelasi antara kecemasan dan
performa sebesar 0,379. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara kecemasan dan performa termasuk
kategori rendah. Hal tersebut berdasarkan tingkat
korelasi berikut ini.6 Berdasarkan hasil uji koefesien
determinasi diperoleh angka 0.143. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh kecemasan terhadap
performa sebesar 14,3%. Artinya ada faktor pengaruh
lain yang bisa menentukan performa atlet

Diskusi Penelitian

JURNAL 2 JURNAL INTERASIONAL

Judul Analysis of pre-competitive anxiety of Brazilian


young swimmers
2 Jurnal Jurnal Sains
3 Download
4 Vol dan no , v.41, e45475
5 Tahun 2019
6 Penulis Glauber Castelo Branco Silva antônio Carlos Leal
Cortez2 José Roberto Andrade doCarla Thamires
Laranjeira Granja3 , Antônio Carlos Leal Cortez2 José
Roberto Andrade do Nascimento Júnior3
7 Reviewer
8 Tanggal 13 oktober 2023
9 Abstrak Penelitian ini menganalisis tingkat kecemasan atlet
renang berdasarkan jenis kelamin, kategori,
spesialisasi bertanding, tingkat bertanding dan
pengalaman bertanding. Pesertanya adalah 178
perenang putra (n = 105) dan putri (n = 73) dengan
usia rata-rata 15,51 ± 1,9 tahun baik tingkat regional,
nasional, maupun internasional. Instrumen yang
digunakan adalah Competitive State Anxiety Inventory-
2 (CASI-2). Analisis data dilakukan dengan
menggunakan uji independen Student t-test, korelasi
Mann-Whitney, KruskalWallis dan Spearman. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang
lebih tinggi pada laki-laki (p = 0,02) dan tingkat
kecemasan kognitif yang lebih tinggi pada perempuan
(p = 0,019). Di antara spesialisasi kompetitif, terdapat
perbedaan antara tingkat kecemasan kognitif (p =
0,045) dan kepercayaan diri (p = 0,041) perenang.
Perbedaan juga diamati pada tingkat kecemasan
kognitif (p = 0,049), kecemasan somatik (p = 0,001)
dan kepercayaan diri (p = 0,047) antara tingkat
kompetisi renang. Disimpulkan bahwa perenang pria
lebih percaya diri dan kurang cemas dibandingkan
perenang wanita dan terdapat tingkat kepercayaan diri
dan jenis kecemasan yang berbeda untuk spesialisasi
kompetitif dan peringkat kompetisi yang berbeda.
 Tujuan tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
Penelitian intensitas kecemasan pra-kompetitif perenang menurut
jenis kelamin, kategori, event, peringkat kompetisi dan
pengalaman kompetitif, serta menganalisis korelasi
antara CA, SA dan SC antar jenis kelamin.
 Subjek Pesertanya adalah 178 perenang putra (n = 105) dan
Penelitian putri (n = 73) dengan usia rata-rata 15,51 ± 1,9 tahun
baik tingkat regional, nasional, maupun internasional.
 Assesmen menggunakan uji independent Student t-test, korelasi
t Data Mann-Whitney, KruskalWallis dan Spearman.
 Kata Kunci kecemasan; atlet; renang; olahraga
10 Pendahuluan Perubahan emosional akibat stres yang disebabkan
oleh konteks olahraga dapat berdampak signifikan
terhadap performa atlet (Woodman & Hardy, 2003;
Nascimento, Morais, & Vieira, 2014). Harapan tentang
kinerja dan tekanan yang diberikan oleh orang tua,
pelatih, dan pihak lain yang terlibat dalam olahraga
kompetitif menjadi pemicu bagi banyak atlet, selain
stres, respons emosional atau perilaku seperti
ketakutan, ketakutan, panik, rasa tidak aman, agresi,
dan apatis, yang mampu meningkatkan tingkat stres
yang berlebihan. kecemasan dalam performa olahraga
merupakan proses relasional antara sistem variabel
dan proses psikologis yang saling bergantung, yang
bersifat kognitif dan motivasi. Hal ini mampu membaik,
memburuk atau tidak mengganggu kinerja, tergantung
pada karakteristik psikologis coping individu (
 Latar Teori Kecemasan Multidimensi (Martens, Vealey &
Belakang Burton, 1990a) telah digunakan di sebagian besar
Dan Teori penelitian tentang studi kecemasan kompetitif. Teori
tersebut mengusulkan pembagian kecemasan
kompetitif menjadi kognitif (CA), somatik (SA) dan
kepercayaan diri (SC). Yang pertama diwakili oleh
pemikiran dan keraguan mengenai kinerja dan situasi
persaingan. Yang kedua, terkait dengan persepsi
eksitasi fisiologis yang tidak menyenangkan, terutama
dimediasi oleh reaksi sistem saraf otonom. Dan yang
ketiga, konstruk positif berkaitan dengan kemampuan
motivasi dan berpikir positif tentang persaingan.
Khusus untuk renang, penelitian dikembangkan dengan
partisipasi atlet dari berbagai tingkat kompetisi (Souza,
Texeira & Lobato, 2012; Parnabas, Parnabas &
Parnabas, 2015). Studi-studi ini menunjukkan
kemungkinan besar perubahan emosional pada
kecemasan kompetitif, membuktikan kemungkinan
perbedaan kecemasan kompetitif antara olahraga, jenis
kelamin, peringkat, dan pengalaman kompetitif.
Oleh karena itu, berdasarkan kebutuhan untuk
menggambarkan profil spesifik dari kecemasan
kompetitif pada perenang Brasil, temuan penelitian ini
dapat memberikan kontribusi tertentu dalam arah
pelatihan dan persiapan psikologis untuk kompetisi,
karena teknisi, psikolog olahraga, dan pihak lain yang
terlibat, memerlukan informasi dasar tentang ciri-ciri
perilaku sekelompok atlet tertentu yang mengikuti
pertandingan
11 Metode Metode tes
Penelitian Statistik deskript
 Langkah
Penelitian
 Hasil Berdasarkan dari penelitian yang di lakukan sehingga
Penelitian di proleh Perbedaan statistik dibuktikan untuk waktu
kompetisi t (176) -2.36, p = 0.010, CA U(2987.50) p =
0.012, dan SC U(2788.00) p = 0.002, dalam kaitannya
dengan jenis kelamin (Tabel 1), menunjukkan bahwa
laki-laki disajikan waktu kompetisi yang lebih tinggi, CA
yang lebih rendah, dan SC yang lebih tinggi sehingga
merugikan perempuan. Untuk mengkonfirmasi atau
tidak kemungkinan pengaruh waktu kompetisi terhadap
perbedaan yang terdapat pada variabel CA dan SC
berdasarkan jenis kelamin, digunakan regresi linier
yang menunjukkan tidak adanya pengaruh waktu
kompetisi terhadap CA dan SC. Secara khusus, nilai-
nilai berikut ditunjukkan untuk laki-laki: CA/pengalaman
kompetitif R2 = 0,001 dan SC/pengalaman kompetitif
R2 = 0,05; dan perempuan: CA/pengalaman kompetitif
R2 = 0,017 dan SC/pengalaman kompetitif R2 = 0,004.
Hasil yang disajikan untuk CA tidak menunjukkan
perbedaan statistik yang signifikan mengingat kategori
(bayi, remaja, junior dan senior) dan pengalaman
kompetitif, diamati pada variabel peringkat kompetisi X2
(5,93) p = 0,049 dan jenis acara kompetitif X2 ( 5,86) p
= 0,045 (Tabel 2). Untuk kecemasan somatik (SA),
perbedaan signifikan terdeteksi hanya pada
pemeringkatan kompetisi X2 (16,52) p = 0,00
 Diskusi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
Penelitian intensitas kecemasan pra-kompetitif perenang menurut
jenis kelamin, kategori, event, peringkat kompetisi dan
pengalaman kompetitif, serta menganalisis korelasi
antara CA, SA dan SC antar jenis kelamin. Secara
umum, hasil menunjukkan tingkat kecemasan
kompetitif (CA dan SA) dan SC yang rendah hingga
sedang, yang menunjukkan perbedaan antara jenis
kelamin, jenis acara, dan peringkat dalam kompetisi.
Perbandingan kecemasan bertanding atlet menurut
jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan pada
CA dan SC, hal ini menunjukkan bahwa profil atlet putra
lebih percaya diri dan merasa kurang khawatir serta
lebih sedikit menunjukkan pikiran negatif pada saat-
saat sebelum pertandingan. Temuan kami menguatkan
penelitian sebelumnya, seperti Fernandes et al Secara
umum atlet renang mempunyai rasa percaya diri yang
sedang. Fakta ini dapat dijelaskan oleh karakteristik
khusus dari modalitas ini, seperti domain tubuh dalam
medium cair, rangsangan kompetitif awal dalam
kategori dasar dan lingkungan kompetitif selama latihan
harian yang berfokus pada tujuan dan nilai yang telah
ditentukan sebelumnya
Seperti disebutkan sebelumnya, hubungan ini masih
belum dipahami dengan baik, dan kemungkinan
ambang batas aktivasi psikofisiologis yang berbeda
antara kedua jenis kelamin harus diselidiki dalam
penelitian selanjutnya. Selain keterbatasan ini, masih
ada kebutuhan untuk memasukkan variabel kinerja,
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini
menghalangi klarifikasi lebih lanjut mengenai hubungan
antara hasil SC, CA, SA yang disajikan dan kinerja.
Korelasi SC, CA dan SA tergolong sedang dan lemah

Anda mungkin juga menyukai