Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Kecemasan Dan Agresivitas Atlet

Terhadap Prestasi Olahraga Kabupaten Buleleng


Dalam PORPROV Bali 2011.

Oleh:
I Ketut lwan Swadesi
Fakultas llmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha

A3STRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) hubungan antara kecemasan atlet
dengan prestasi olahraga, (2) hubungan antara agresivitas atlet dengan prestasi olahraga, dan (3)
r~ubungan antara kecemasan dan agresivitas atlet dengan prestasi olahraga.
Atlet diberikan instrumen pengukuran kecemasan dengan mengunakan The Taylor
· .~ .~c:st Anxiety Scale (TMAS), dan instrumen pengukuran agresivitas dengan menggunakan The
/:.g~r2ssion Questionnaire.
Berdasarkan hasil pertimbangan untuk analisis menunjukkan adanya hubungan positif
;·s· ·;; signifikan antara kecemasan dan agresivitas secara bersama-sama dengan prestasi
olahraga Kabupaten Buleleng dalam PORPROV Bali 2011.

Kata kunci: kecemasan, agresitas, prestasi olahraga.The Correlation of

~- ,::.::?STRACT

~'- The research aimed at finding out: (1) the correlation between athletes' level of anxiety and
t!:eir sport performance, (2) the correlation between athletes'level aggressiveness and their sport
;::·wi-ormance, and (3) the effects of athletes'level of anxiety and aggressiveness on their sport
pc~rformance.

Those athletes were given a questionnaire from The Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS)
to measure their level of anxiety, and a questionnaire from The Aggression Questionnaire to
measure their level of aggressiveness.
In consideration with the hypothetical analysis, it was obtained that correlation between
atheletes'level of anxiety and aggressiveness simultaneously and sport performance of Buleleng
regency on PORPROV Bali 2011.

"\j
!<2ywords: anxiety, aggressiveness, sport performance
. Od

il
.:...:..-.,.~

1
. ~:. ::":,~_.1 -
,:-.,
·~ A. PENDAHULUAN Reaksi emosional antara lain ditandai
1. Latar belakang masalah. oleh adanya ketegangan (stress), dan
Setiap kegiatan olahraga yang ketegangan merupakan sesuatu yang paling
dilakukan seseorang mempunyai maksud ditakuti oleh para olahragawan selama
dan tujuan Tujuan tersebut dapat berupa bertanding. Sebab akan meng-ganggu
peningkatan kesehatan, kebugaran jasmani, keseimbangan kondisi psiko-fisiologis
aktivitas sosial, serta ada juga yang olahragawan yang antara lain ditandai oleh
bertujuan untuk peningkatkan prestasi. Untuk gemetar, lemas, detak jantung lebih cepat,
tujuan peningkatan prestasi bisa dilakukan kejang otot, dan konsentrasi terganggu, yang
oleh seorang atlet, seperti seorang pelari, akan ber-dampak negatif terhadap
pemanah, basket, bola voli, tenis lapangan, penampilan selama bertanding. Situasi reaksi
bulutangkis. emo-sional dapat muncul pada saat sebelum,
Olahraga bukanlah semata-mata selama, dan sesudah pertandingan
berolahraga, tetapi kegiatan itu melibatkan berlangsung. Untuk itu keberadaan pelatih
pula aspek lain. yaitu mental atau aspek saat pertandingan diharapkan mampu
psikis. Memang kenyataan yang terlibat memantau kondisi emosi olahragawan agar
dalam aktivitas olahraga adalah gerakan selalu dalam kondisi emosi yang normal
bagian-bagian tubuh manusia, namun (Sukadiyanto, 2).
gerakan-gerakan tersebut dipandang sebagai Singer mangatakan (1986) bahwa
proses pengolahan tubuh menuju kualitas kecemasan sangat lazim di dalam olahraga,
y'ang diinginkan. Yang terjadi dalam olahraga bahkan di antara atlet-atlet yang terbaik dan
Dada dasarnya adalah man in movement" biasanya yang dicemaskan adalah takut
yang berarti bahwa yang bergerak dalam berpenampilan buruk, mengecewakan
aktivitas olahraga bukanlah semata-mata dirinya, takut gaga!, mengecewakan
bagian-bagian tubuh manusia melainkan pelatihnya, keluarga dan ternan, takut
merupakan wujud proses psikologis manusia terhadap lawannya, dan takut terluka. Pada
sebagai kebulatan (totalitas) Sebab umumnya penampilan tingkat laku yang tidak
sebagaimana diketahui bahwa manusia tenang, suasana perasaan yang mudah
berdiri dari jiwa raga dalam susunan yang tersinggung, proses berpikir yang diwarnai
unik dan saling mempengaruhi. Hubungan kebingungan termasuk di dalamnya sukar
jiwa raga itu timbal balik, masing-masing berkonsentrasi dan sukar mengambil
saling mempengaruhi. Kedua aspek tersebut keputusan
tak terpisahkan satu dari yang lain. Yul Iskandar (1984) membagi
Hubungan timbal balik psiko-fisik itu demikian kecemasan menjadi tiga tingkat, yaitu tingkat
erat, sehingga bila ada gangguan pada salah kecemasan ringan, tingkat kecemasan
satu aspek, maka aspek yang lain akan sedang, tingkat kecemasan berat. Pada atlet
terganggu juga termasuk emosi. yang kecemasannya berat maka penampilan

2
menurun, sedangkan atlet yang Sehubungan dengan itu semua,
kecemasannya ringan penampilan akan jelaslah bahwa faktor psikis merupakan salah
meningkat (Sudibyo Setyobroto, 1989). satu faktor yang mempengaruhi prestasi
Sudibyo Setyobroto (1989) bahwa bidang olahraga, prestasi atlet dari cabang
penelitian Craty 1973 telah membuktikan olahraga. Begitu pula pada prestasi olahraga
kalau kecemasan berpengaruh besar pada PORPROV Bali 2011. Karena masing-
kemungkinan penampilan atlet, maka dengan masing cabang olahraga memiliki ciri dan
sendirinya juga akan berpengaruh pada karakter, tentu sangat memerlukan
prestasi. keseimbangan emosional yang baik.
Dalam beberapa cabang olahraga
tertentu, seperti olahraga yang 2. Perumusan masalah.
dipertandingkan/dilombakan dalam Pekan Berdasarkan latar belakang masalah
Olahraga Provinsi (PORPROV) Bali 2011, tersebut di atas, maka dalam penelitian ini
diperlukan agresivitas, yang menunjukkan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
:-;ikap dan usaha yang aktif, menyusun a. Adakah hubungan yang signifikan antara
berbagai strategi untuk menguasai kecemasan atlet dengan prestasi
pertandingan/perlombaan dan mencapai olahraga Kabupaten Buleleng dalam
kemenangan Sikap agresif itu belum berarti PORPROV Bali 2011.
bahwa atlet dalam pertandingan/perlombaan b. Adakah hubungan yang signifikan antara
''lelakukan pola laku khusus untuk agresivitas atlet dengan prestasi
;!lencelakakan pihak lawan agar tidak olahraga Kabupaten Buleleng dalam
c::anggup meneruskan PORPROV Bali 2011.

~.:-.-
}Jertandingan/perlombaan atau cukup cedera c. Adakah hubungan yang signifikan antara
sehingga mengurang1 mutu kecemasan dan agresivitas atlet dengan
-,
pertandingan/perlombaan Ia wan. prestasi olahraga Kabupaten Buleleng
Agresivitas berhubungan erat dengan dalam PORPROV Bali 2011.
1>.
kekerasan yang bertujuan mengurangi
:<;ondisi fisik pihak lawannya agar dapat B. Kajian Teoritik.
memastikan kemenangannya Pada 1. Prestasi
umumnya pada tingkat Prestasi bisa diartikan sebagai suatu
pertandingan/perlombaan yang lebih tinggi, kualitas yang dicapai melalui belajar atau
perilaku agresif yang lebih ekstrim justru berlatih (Sugiyanto, 1993). Prestasi yang
diperlakukan dan dianggap wajar, karena tinggi merupakan perwujudan dari bakat,
agresivitas merupakan suatu pola laku usaha proses latihan pembinaan dan lingkungan.
ditandai keberanian dan samangat tinggi Bakat merupakan penentu awal dari
untuk mengejar suatu tujuan. keberhasilan seorang atlet. Karena bakat

3
merupakan sumbangan yang besar bagi dilakukan pembinaan dalam rentang waktu
tercapainya suatu prestasi. Adanya bakat yang relatif panjang, dan sekaligus
yang besar didukung dengan proses merupakan ajang pencarian bibit-bibit atlet
pembinaan yang baik dengan pelatih yang berbakat yang merupakan salah satu syarat
profesional. Maka untuk mencapai prestasi mutlak dalam pengembangan prestasi
tinggi bukan hanya impian. Adanya bakat, maksimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan
proses pembinaan yang baik, adanya pelatih Sugiyanto (1993) bahwa pembibitan adalah
yang professional dengan program latihan upaya yang diterapkan untuk menjaring atlet
yang baik juga belum menjamin tercapainya berbakat dalam olahraga prestasi, yang
prestasi. Faktor lain yang juga sangat penting diteliti secara terarah dan intensif melalui
adalah faktor lingkungan. Lingkungan yang orang tua, guru, dan pelatih pada salah satu
pertama kali akan mempengaruhi prestasi cabang olahraga.
awal anak adalah lingkungan keluarga 2. Kecemasan dalam Bertanding.
dengan faktor sosialnya. Lingkungan lain Kecemasan sebagai suatu
yang juga mempengaruhi prestasi adalah ketegangan mental yang biasanya disertai
lingkungan masyarakat, teman sebaya dan dengan gangguan tubuh yang menyebabkan
teman bermain. Lingkungan lain yang tidak individu yang besangkutan merasa tidak
kalah penting adalah lingkungan organisasi berdaya dan mengalami kelelahan karena
atau klub. Adanya perhatian dari klub tempat senantiasa harus berada dalam keadaan
atlet berlatih sangat diperlukan dan dengan waspada terhadap ancaman bahaya yang
adanya pelatih yang professional dan tidak jelas Juga dikatakan bahwa pada batas
~~:
program latihan yang sistematis. Perhatian waktu tertentu seseorang atlet wajar memiliki
dari pihak yang terkait dengan cabang rasa khawatir akan kalah menghadapi
·J· olahraga yang ditekuni, dalam hal ini adalah lawannya, karena kekawatiran ini justru dapat
organisasi olahraga. Dukungan dari meningkatkan kewaspadaan atlet dalam
:·~-~
,, organisasi yaitu klub, pengurus cabang menghadapi lawan. Atlet akan bertindak lebih
·if,
·'' pengurus daerah, pengurus besar hingga berhati-hati tidak terburu-buru (tidak
organisasi dunia diperlukan oleh atlet gegabah), dan bersikap waspada untuk
sehingga perestasinya akan terus mengantisipasi serangan lawan. Tetapi
berkembang. apabila atlet mengalami kekhawatiran secara
Prestasi maksimal bukanlah hal yag berlebihan, ia dapat menjadi ekstra hati-hati,
mudah dicapai Prestasi maksimal dapat takut berbuat salah, tidak berani membuat
dihasilkan melalui proses panjang. Latihan keputusan dan terlalu bersifat menunggu.
sejak dini atau usia muda merupakan salah Kecemasan yang berlebihan pada atlet
satu proses mencapai prestasi maksimal. menimbulkan gangguan perasaan yang tidak
Karena usia muda dimungkinkan dapat menyenangkan. Sehingga kondisi psikologis

4
~~
,.
~"
atlet berada dalam keadaan tidak seimbang" pertandingannya dinilai tinggi, meski dalam
Sehingga konsentrasi atlet untuk konteks tak pasti, satu tingkat kecemasan
<'
menghadapi lawan akan menjadi berkurang, dipastikan ada. Meskipun beberapa atlet
berarti kinerja menurun, maka kecermatan sangat tenang dalam pertandingan apa saja,
juga akan menurun menyebabkan prestasi mereka atlet yang Juar biasa yang beruntung
menurun (Singgih D. Gunarsa: 1989). mempunyai kemampuan mengendalikan dan
Kecemasan merupakan reaksi normal mengarahkan emosinya. Kadang-kadang
pada situasi tertentu. Keadaan cemas ada atlet memberitahukan kecemasannya pada
hubungannya dengan rasa takut atau tingkat tertentu dan ini adalah normal, tetapi
keadaan tertekan. Rasa cemas bisa ada juga atlet yang tidak suka mengaku
menurunkan efisiensi perseptual, tetapi pada bahwa mereka takut, karena olahraga
tingkat yang rendah justru menimbulkan berhubungan erat dengan ketegangan
kesiagaan, dan organisme dapat mental. Jadi jelaslah bahwa kecemasan
membedakan stimulus lingkungan dengan adalah sangat lazim di dalam olahraga,
lebih baik. Dalam menghadapi suatu bahkan di antara atlet-atlet yang terbaik.
,, pertandingan olahraga, keadaan cemas ini Kecemasan adalah reaksi emosi
sering timbul. Bagi atlet yang sudah terhadap suatu kondisi yang dipersepsi
berpengalaman kecemasan yang timbul bisa mengancam seperti yang dikutip oleh (Monty
dikontrol sehingga tidak mengganggu P: 2000), juga dijelaskan bahwa di dalam
konsentrasi, tetapi bagi atlet yang belum olahraga, kecemasan mengambarkan
berpengalaman, kecemasan yang timbul bisa perasaan atlet bahwa sesuatu yang tidak
berlebihan sehingga berakibat tidak baik dikehendaki akan terjadi. Hal yang tidak di
terhadap penampilannya (Sugiyanto 1990) kehendaki misalnya, atlet tampil buruk,
(Singer: 1986) mengatakan bahwa lawannya dipandang sedemikian superior,
kemungkinan yang paling lazim pada atlet atlet akan mengalami kekalahan, dan
i
"i
adalah terlalu tegang atau terlalu cemas kekalahan menyebabkan atlet dicemooh oleh

l sebelum pertandingan, dan tidak tahu apa teman-teman atau penonton dan seterusnya
yang harus dilakukan mengenai hal itu" sehingga membentuk kecemasan berantai.
Singer mengidenfikasikan kecemasan adalah 3. Agresivitas
reaksi takut pada atau didalam suatu situasi. Keagresifan berasal dari kata agresi
Kecemasan adalah kecendrungan yang diartikan sebagai perilaku melukai atau
memahami situasi itu sebagai yang maksud seseorang untuk meluka seseorang.
menakutkan dan menekan, kadang-kadang Pendapatan ini seJalan dengan Berkowitz
alasannya dapat dimengerti oleh atlet, tetapi (1995) yang menyatakan bahwa agresi
kadang-kadang tidak. Bila kompetisi itu berati sebagai tingkalaku yang dimaksudkan untuk
J
bagi atlet, maka penampilannya dan hasil

5
~

menyakiti seseorang baik secara fisik disukai. Dan agresi adalah respons yang
maupun secara mental. tidak memiliki sipat dorongan yang
Baron (1977:7) menyatakan bahwa dipengaruhi oleh konsekuensi yang
agresi adalah tingakah dan laku individu yang diharapkan dari perilaku. Pada sebagian
ditunjukan untuk melukai atau mencelakakan besar individu frekuensi ekspresi prilaku
individu lain yang tidak menginginkan agresip ditentukan oleh pengalaman dan
datangnya tingkah laku tersebut. Defenisi pengaruh sosial. Agresi dapat dipelajari
dari Baron ini mencangkup empat faktor melalui pengamatan dan peniruan. Semakin
tingkah laku yaitu, tujuan untuk melukai atau sering diperkuat maka semakin sering akan
mencelakakan, individu yang menjadi pelaku, terjadi.
•l
individu yang menjadi korban dan ketidak
inginan si korban menerima tingkah laku si C. METODE
pelaku. Cox (1985) mendefenisikan agresi 1. Tempat dan waktu.
sebagai serangkaian perilaku yang tujuannya Penelitian ini dilaksanakan pada saat
untuk melakui orang lain. Agresi sebagai pelaksanaan PORPROV Bali 2011 di
perilaku yang diarahkann terhadap sasaran Jembarana. Waktu penelitian penelitian ini
makhluk hidup kemungkinan dapat dilaksanakan di Jembrana. bulan September
memberikan setimulus yang berbahaya. 2011.
Dalam teori psiko analitik, Freud 2. Metode.
memandang agresi sebagai suatu dorongan Penelitian ini merupakan penelitian
yang dihasilkan oleh frustrasi, sedangkan Deskriptif Korelarional dengan pendekatan
dalam teori belajar sosial memandang agresi study survey, ciri khas penelitian survey
sebagai respons yang dipelajari. Teori belajar adalah data yang dikumpulkan dari
sosial difokuskan kepada pola perilaku yang responden yang telah ditentukan jumlahnya
dikembangkan oleh manusia sebagai dengan menggunakan angket (questionnaire)
respons dari kontak dengan lingkungannya. 3. Variabel.
Beberapa perilaku sosial mungkin dihargai Variabel yang akan diteliti dalam
sedangkan perilaku yang lain membuahkan penelitian ini adalah sebagai berikut;
hasil yang tidak diharapkan melalui sesuatu a) Variabel independen pertama (X1) yaitu:
·:'

proses penguatan differensial. Perlu kecemasan.


diketahui bahwa agresi merupakan bentuk b) Variabel independen kedua (X2) yaitu:
perilaku yang secara sengaja bermaksud ag resivitas.
melukai orang lain (secara fisik atau verbal) c) Variabel dependen (Y) yaitu; prestasi
atau menghancurkan harta benda. Selain itu, olahraga.
agresi hanya salah satu dari beberapa reaksi 4. Definisi operasional variabel.
terhadap pengalaman frustasi yang tidak a) Kecemasan.

6
Kecemasan adalah suatu kondisi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet
emosional yang tidak menyenangkan Kabupaten Buleleng yang mengikuti
ditandai oleh perasaan subyektif seperti PORPROV Bali tahun 2011 di Jembrana.
ketegangan, ketakutan dan kekhawatiran b) Sampel.
yang terjadi karena individu sedang Dalam penelitian ini menggunakan pola
mengalami tekanan perasaan (frustrasi) Purposive Sampling, yaitu pengambilan
dan pertentangan batin (konflik). Untuk sampel pada populasi yang memenuhi
tingkat kecemasan diukur dengan syarat untuk sampel penelitian/memilih
menggunakan The Taylor Manifest sampel penelitian berdasarkan kreteria
Anxiety Scale (TMAS). yang telah ditentukan sebelumnya.
b). Agresivitas. Dalam penelitian ini yang dijadikan
Agresivitas merupakan suatu tingkah sampel yaitu atlet yang memperoleh
laku yang bertujuan untuk melukai, prestasi (mendapatkan medali) dalam
menyerang, menyakiti, dan merusak fisik cabang olahraga PORPROV Bali 2011 di
ataupun mental yang dilakukan secara Jembrana.
verbal atau fisik serta merusak obyek 6. Teknik Pengumpulan Data.
yang lain. Dalam penelitian ini bentuk Data dalam penelitian ini diperoleh dari
agresif dijadikan instrumen untuk hasil pengisian quesioner Metode quesioner
mengukur komponen perilaku agresif adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan

~~
atlet PORPROV Bali 2011. untuk memperoleh informasi dari responden
c). Prestasi. dalam arti laporan atau hal-hal yang diketahui
Prestasi bisa diartikan sebagai suatu responden (Suharsimi Arikunto, 1998).
)
kualitas yang dicapai melelui belajar atau 7. Teknik Analisis Data.
berlatih. Untuk mengetahui tingkat Teknik analisis data yang digunakan
.~
prestasi olahraga Kabupaten Buleleng dalam penelitian ini adalah analisis stastistik
dalam PORPROV Bali, dengan melihat korelasional dengan teknik regresi linier
perolehan medali yang diperoleh. ganda, untuk mengetahui hubungan antara
'~ Kabupaten Buleleng dikatakan kecemasan dan agresivitas dengan prestasi
berprestasi dapat dilihat dari peningkatan olahraga Kabupaten Buleleng PORPROV
perolehan medali, catatan waktu Bali 2011.
semakin kecil, dan yang lain.
5. Populasi dan Sampel. D. HASIL
'"'
a) Populasi. a. Deskripsi Data Kesemasan.
J. Populasi dalah keseluruhan dari Adapun distribusi frekuensi data tentang
.1 karakteristik atau unit hasil pengukuran kecemasan dapat disajikan dalam tabel
·->1
yang menjadi obyek penelitian. Populasi berikut ini:

h~
Tabel 01
Distribusi Frekuensi Data Kecemasan
No Interval Kelas Nilai Frekuensi %
Terendah Frekuensi
1. 6.0- 9.7 7.85 4 4
2. 9.8-13.5 11.65 4 8
3. 13.6-17.3 15.45 5 13
4. 17.4-21.1 19.25 0 13
5. 21.2-24.9 23.05 3 16
6. 25.0-28.7 26.85 4 20

Berdasarkan tabel data tentang atlet yang memiliki tingkat kecemasan


kecemasan dapat diambil kesimpulan rendah sebanyak 40% orang.
bahwa atlet Kabupaten Buleleng dalam b. Deskripsi Data Agresivitas.
PORPROV Bali 2011, memiliki tingkat Adapun distribusi frekuensi data tentang
kecemasan tinggi sebanyak 35% orang, agresivitas dapat disajikan dalam tabel
atlet yang memiliki tingkat kecemasan berikut ini:
sedang sebanyak 25% orang, sedangkan
Tabel02
Distribusi Frekuensi Data Agresivitas
No Interval Kelas Nilai Frekuensi %
Terendah Frekuensi

' 1. 52.0-57.2 54.6 1 5


2. 57.3-62.5 59.9 1 5
'""'
3. 62.6-67.8 65.2 7 35
4. 67.9- 73.1 70.5 4 20
5. 73.2-78.4 75.8 5 25
6. 78.5-83.7 81.1 2 10
atlet yang memiliki tingkat agresivitas

"'! Berdasarkan tabel data tentang rendah sebanyak 10% orang.


agresivitas dapat diambil kesimpulan
bahwa atlet Kabupaten Buleleng dalam c. Deskripsi Data Prestasi atlet
PORPROV Bali 2011, memiliki tingkat Kabupaten Buleleng dalam PORPROV

.
t; agresivitas tinggi sebanyak 35% orang, Bali 2011
atlet yang memiliki tingkat agresivitas Adapun distribusi frekuensi data tentang
' ·,j
~~ sedang sebanyak 55% orang, sedangkan prestasi dapat disajikan dalam tabel

II
. berikut ini:

. 8

..t~SJ
~
-"ri.
~-..··

Tabel 0.3
Distribusi Frekuensi Data Prestasi
No Interval Kelas Nilai Frekuensi %
Terendah Frekuensi
1. 4.0- 5.7 4.85 2 10
2. 5.8- 7.5 6.65 3 15
l;
3. 7.6-9.3 8.45 7 35
4. 9.4-11.1 10.25 5 25
5. 11.2- 12.9 12.05 1 5
6. 13.0-14.7 13.85 2 10

Berdasarkan tabel data tentang prestasi Dari hasil perhitungan tersebut


dapat diambil kesimpulan bahwa atlet menunjukkan bahwa; Lo < L tabel
Kabupaten Buleleng dalam PORPROV (Lo 0.1000 < L tabel 0.1900), maka
Bali 2011, memiliki tingkat prestasi tinggi dapat disimpulkan bahwa sampel
sebanyak 15% orang, atlet yang memiliki berdistribusi normal.
tingkat prestasi sedang sebanyak 60% Uji Linieritas
orang, sedangkan atlet yang memiliki 1) Uji Linieritas X 1 Terhadap Y
tingkat prestasi rendah sebanyak 25% Dari hasil perhitungan tersebut
orang. menunjukkan bahwa; F hitung < F
e. Pengujian persyaratan analisis data. tabel (F hitung = 2.51 < F tabel =
Uji Normalitas 3.07), maka dapat disimpulkan bahwa
1) Uji Normalitas Varia bel X1 sampel berkorelasi linier.
Dari hasil perhitungan tersebut 2) Uji Linieritas X2 Terhadap Y
menunjukkan bahwa; Lo < L tabel Dari hasil perhitungan tersebut
(Lo 0.1500 < L tabel 0.1900), maka menunjukkan bahwa; F hitung < F
dapat disimpulkan bahwa sampel tabel (F hitung = 2.59 < F tabel =
berdistribusi normal. 4.00), maka dapat disimpulkan
2) Uji Normalitas Variabel X2 bahwa sampel berkorelasi linier.
Dari hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa; Lo < L tabel E. PEMBAHASAN.
(Lo 0.0980 < L tabel 0.1900), maka Setelah pengujian hipotesis dilakukan
dapat disimpulkan bahwa sampel dan diketahui hasil-hasilnya, kemudian
berdistribusi normal. dilakukan pembahasan hasil penelitian
3) Uji Normalitas Variabel Y sebagai berikut:
a. Hipotesis pertama.

. ~· ~.rl
·~·jj;~
.

'
Berdasarkan hasil pertimbangan agresivitas yang tinggi ditambah dengan
diperoleh r xly > r tabel yaitu - 0.4941 > motivasi yang besar dapat memberikan
0.423 dengan SE besar 21.79% dan SR dampak yang positif terhadap penampilan
= 53.82%. Hal ini menunjukkan adanya (performance) dalam
hubungan negatif yang signifikan antara pertandingan/perlombaan olahraga.
kecemasan dengan prestasi olahraga Berarti penampilan yang baik
Kabupaten Buleleng dalam PORPROV memerlukan kondisi psikologi
Bali 2011. Jadi hipotesis yang berbunyi; (ag resivitas) yang tinggi dan
"terdapat hubungan negatif yang terkondisikan sehingga memberikan
signifikan antara kecemasan atlet dengan motivasi yang tinggi.
prestasi olahraga Kabupaten Buleleng c. Hipotesis ketiga.
dalam PORPROV Bali 2011" diterima. Berdasarkan hasil pertimbangan
Berarti dalam hal ini berarti dengan diperoleh F hitung = 5.783 > F tabel =
tingkat kecemasan yang rendah ditambah 3.59. Hal 1n1 menunjukkan adanya
dengan motivasi yang besar dapat hubungan positif yang signifikan antara
memberikan dampak yang positif kecemasan dan agresivitas secara
terhadap penampilan (performance) bersama-sama dengan prestasi olahraga
dalam pertandingan/perlombaan Kabupaten Buleleng dalam PORPROV
olahraga Berarti penampilan yang baik Bali 2011. Dengan demikian hipotesis
memerlukan kondisi psikologi yang bisa yang berbunyi "terdapat hubungan positif
terkondisikan tanpa tekanan yang yang signifikan antara kecemasan dan
berlebihan agresivitas atlet dengan prestasi olahraga
'":'-·, .1
~ b. Hipotesis kedua Kabupaten Buleleng dalam PORPROV
. ~

Berdasarkan hasil pertimbangan Bali 2011" diterima. Berarti dalam hal ini
·- ~
diperoleh r x2y > r tabel yaitu 0.4622 > kondisi psikologis terutama (kecemasan
0.423 dengan SE besar 18.70% dan SR dan agrsivitas) serta kondisi fisik sangat
" = 46.18%. Hal ini menunjukkan adanya diperlukan suatu kondisi yang seimbang
hubungan positif yang signifikan antara dalam penampilan prima.
agresivitas dengan prestasi olahraga
Kabupaten Buleleng dalam PORPROV
Bali 2011. Jadi hipotesis yang berbunyi E. KESIMPULAN DAN SARAN.
"terdapat hubungan positif yang signifikan a. Kesimpulan.
antara agresivitas atlet dengan prestasi Berdasarkan dari deskripsi data dan
olahraga Kabupaten Buleleng dalam pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
i PORPROV Bali 2011" diterima. Berarti dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
dalam hal ini berarti dengan tingkat

10
a) Terdapat hubungan neg at if yang utamanya, tidak hanya melatih fisik, teknik
signifikan antara kecemasan dengan dan taktik, namun juga dapat lebih
prestasi olahraga atlet Kabupaten memperhatikan faktor psikologis atlet yang
Buleleng dalam PORPROV Bali 2011. berkaitan dengan kecemasan dan
b) Terdapat hubungan positif yang agresivitas. Sebab betapapun sempurnanya
signifikan an tara agresivitas dengan perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet,
prestasi olahraga atlet Kabupaten apabila mentalnya tidak turut berkembang
Buleleng dalam PORPROV Bali 2011. prestasi tinggi tidak akan mungkin dicapai.
i"
c) Terdapat hubungan posit if yang Karena mental berfungsi sebagai penggerak,
signifikan an tara kecemasan dan pendorong dan pemantap bagi atlet untuk

agresivitas secara bersama-sama pengejawantahan kemampuan fisik dan
dengan prestasi olahraga at let teknik dalam pencapaian prestasi prima.
Kabupaten Buleleng dalam PORPROV
Bali 2011. F.DAFTAR PUSTAKA
d) Adapun sumbangan relatif (SR) dan Berkowitz. 1995. Agresi: Sebab Dan
sumbangan efektif (SE) masing-masing Akibatnya Terjemahan (penerjemah:
kriterium terhadap presitor. Susianti. H. W.J). Jakarta. Pustaka
diperhitungkan atas dasar analisis Psinamon Pressind
persamaan garis regresi ganda,
:ehingga dapat ditentukan perbandingan Barron, R.A. 1977. Social Learning and
masing-masing kriterium terhadap Personal Country Development.
preditor. Dengan hasil ini dapat New York. Rineheart And Winsa.
menunjukkan bahwa preditor kecemasan
~;..,.

(X 1) lebih memberikan arti pad a prestasi Cox Ricard H. 1985. Sport Psycology,
olahraga Kabupaten Buleleng dalam Concept And Aplication. Dubuque
PORPROV Bali 2011 dibandingkan Iowa: Kansas State University. Wm.
dengan preditor agresivitas (X2). C. Brown Publishers
c. Saran.
Berdasarkan dari analisis data dan Monty P Satiadarma. 2000. Dasar-Dasar
kesimpulan penelitian, maka dapat Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka
dikemukakan saran-saran sebagai berikut: Slnar Harapan.
Kepada para pelatih Kabupaten Sudibyo Setyobroto. 1989. Psikologi
Buleleng dalam PORPROV Bali 2011, untuk Olahraga. Jakarta: PT Anem Kosong
{; lebih meningkatkan pencapaian prestasi An em.
maksimal diharaspkan didalam melatih dan
... ":J

~--~~
membina atlet yang merupakan tugas
.
.

. . 11
)~
Sugiyanto_ 1993_ Be/ajar Gerak_ Surakarta_
Penerbit Tarsito_

Suharsimi Arikunto_ 1998_ Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Edisi Revisi V. Penerbit PT.
Rineka Cipta, Jakarta.

Sukadiyanto,
jurnal. Psiko/ogi. ugm. a c. idlindex.phpl
fpsi/artic/el ..!Perbedaan Reaksi
Emosional Antara Olahragawan
Body Contact dan Non Body Contac,
Jurnal Psikologi, Volume 33, NO. 1,
50 - 62, Fakultas Psikologi,
Universitas Gadjah Mada ISSN:
0215-8884, pdf Download tanggal
16 Desember 2013.

Singer, Robert. 1986. Peak Performance.


And More. Australia: Lot 7
Strathmore Drive_

Singgih D Gunarsa. 1989. Psikologi


0/ahraga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia

,.
Yul Iskandar. 1984. Psikiater Biologik dan
Depresi dan Anxietas Diagnosa dan
Terapi UntukPraktek Umum.
Jakarta Yayasan Dharma Graha

12

Anda mungkin juga menyukai