Anda di halaman 1dari 4

Pertahanan kita yang paling utama itu jaminan bahwa kita sudah diselamatkan, dan tidak

ada kuasa apapun yang dapat mengambil itu dari kita. Senjata untuk menyerang kita itu
Firman Tuhan, bukan pendapat atau perasaan kita sendiri.

Kita perlu mengikuti teladan Yesus yang mengenali bahwa ada kemenangan rohani yang
hanya dapat dicapai melalui doa.

Yesaya 60:1

60:1 Bangkitlah, j menjadi teranglah, sebab terangmu k datang 1 , dan


kemuliaan l TUHAN terbit atasmu. 60:2 Sebab sesungguhnya,
kegelapan m menutupi bumi, dan kekelaman n menutupi bangsa-bangsa;
tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata
atasmu. 60:3 Bangsa-bangsa o berduyun-duyun datang kepada
terangmu, p dan raja-raja q kepada cahaya yang terbit bagimu.

Ketika kita diperhadapkan kepada suatu masalah dan pergumulan, kita


tidak menyadari sebenarnya tuhan sudah memberikan terang bagi kita,
terang = hikmat, kita tahu apa yg kita kerjakan,

Efesus 4:17
Konteks
TB (1974) © 4:17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di
SABDAweb Ef 4:17
dalam Tuhan: Jangan hidup lagi f sama seperti orang-orang
yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya g yang sia-
sia 4:18 dan pengertiannya h yang gelap, jauh dari hidup
persekutuan dengan Allah, i karena kebodohan yang ada di
dalam mereka dan karena kedegilan hati j mereka.

4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.

Ada kuasa dalam mulut (power in your mouth) dan harus bisa
memperkatakan ke org sekeliling kita, fokus kita ditempat manapun, org2
sekeliling kita ada didalam ‘kekelaman’ pikirannya sia2. Melalui perkataan
kebenaran, apa yg menjadi keyakinan hidup kita, jangan kita sebatas
‘menjadi kesaksian’ tetapi harus berani memperkatakan kebenaran,
Jangan melihat diri kita merasa muda atau rendah,
Dengan menginternalisasi firman = tumbuh rasa percaya diri,
Yang menjadi keyakinan, firman2 yg didapat, yg sangat berbicara dari
firman yg kita dengar, bagaimana respon kita? Apakah kita sampai proses
merenungkan,

Lukas 4
4:1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus 1 , u kembali dari sungai
Yordan, v lalu dibawa oleh Roh Kudus w ke padang gurun. 4:2 Di situ Ia
tinggal empat puluh hari x lamanya dan dicobai Iblis 2 . y Selama di situ Ia
tidak makan apa-apa 3 dan sesudah waktu itu Ia lapar. 4:3 Lalu berkatalah
Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, z suruhlah batu ini menjadi
roti." 4:4 Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari
roti saja
Iblis mencobai Yesus yg secara lahiria mungkin sedang lemah, tetapi Yesus
menanggapinya tdk dgn lahira yaitu melalui firman, pada ayat 4
Iblis mau kita bertahan dan tak terkalahkan, sehingga iblis bisa berulang
kali mendatangi kita, seharusnya yg Allah inginkan adalah lebih dari
pemenang (menguasi medan peperangan) Yesus tidak memberikan
kesempatan lg kepada iblis sehingga iblis mundur,
Jangan sampai kita menjadi posisi bertahan dan tak terkalahkan sehingga
banyak seringkali macam2 pergumulan yg berbeda datang kembali
sehingga itu menjadi peperangan kita,

Daud berani memperkatakan “Allah itu hidup” Allah ini luar biasa dan kita
nyatakan ke orang-orang yg dlm kekelaman/ tdk memiliki harapan, bangkit
menjadi terang,
Daud menembak ‘dahi’ untuk merubah pola pikir, jadi yg perlu diubah
mindsetnya adalah ‘pemikiran’ ‘posisi’ akarnya, bukan ‘masalahnya’
Bagaimana aplikasinya ketika ada pergumulan pada kita? Dan apa respon
kita?
Daud menembak ‘dahi’ untuk merubah pola pikir, jadi yg perlu diubah mindsetnya adalah
‘pemikiran’ ‘posisi’ akarnya, bukan ‘masalahnya’

4:4 Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti
saja
Iblis mencobai Yesus yg secara lahiria mungkin sedang lemah, tetapi Yesus
menanggapinya tdk dgn lahira yaitu melalui firman, pada ayat 4
Fokus thd tokoh yg mendalangi permaslahan bukan masalahnya,
Yang harus diperbaiki adalah pola pikir dan posisi rohani kita
Contoh ketika sabtu banyak sekali barang datang yg blm dan sudah dipacking,
di pikiran ‘apakah bisa dihandle?’ pada saat itu mungkin di pikiran sy ‘kerja cepat’ padahal
yg seharusnya adalah ‘kerja benar’ contohnya ketika banyak sodara dlm rumah datang, ada
yg baru dtg sehingga perlu diajari,
sementara banyak barang lain yg menumpuk, di situ ada ci irma mengajari, ‘penamaan’ dll
yg sy liat adalah character building dan kasih untuk mau mengajari, untuk mau memberikan
waktu,
bagaimana karakter kita dibentuk bagaimana ketika kita diperhadapkan kpd suatu
pergumulan apakah kita melihat thd masalahnya atau diri kita?
-Dan masih banyajk yg harus di packing dan stock opname, menumpuk,
secara pribadi ada ketakutan ‘salah’ dalam packing atau penamaan tapi satu sama lain saling
mengingatkan, diajarkan, sehingga chain of command itu ada, kemudian dengan bergerak
dgn korporat, bersama, mengerjakan bersama2 = ringan, begitu juga dalam rumah jika kita
mengandalkan diri sendiri, maka pekerjaan itu terasa berat, tetapi jika kita fokus thd apa yg
bisa kita atasi yaitu posisi kita lebih dari pemenang, bekerja bersama2, sehingga pekerjaan
itu dapat terselesaikan, bersyukur.
Untuk Sand, dibagi atas bbrp kelompok, kita sharing ide, dari situ yg saya lihat adalah ada yg
mau dibangun dalam kerja sama, hal2 inilah yg tidak diajarkan di sekolah, diajarkan sharing
ide2, dan sekaligus melatih menjadi skillful,
mungkin tdk semua bs mengerti desain, tetapi bagaimana peran kita thd hal tsb, dalam
grup kecil itu harus ada rasa kasih mau mengajari, menghandle ketika ada yg blm mengerti,
tentang waktu juga, hrs sesuai jadwal sesuai apa yg pap ajarkan dalam mengirim notes hrs
tepat waktu
jgn selalu harus lihat dari hasil tetapi proses, bekerja bersama2,, jangan terpengaruh thd
keadaan bahwa melihat talenta kita tetapi buat talenta yg Tuhan beri sebagai kasih untuk
mengajari, baik dalam hal sharing, baik dalam hal mencoba memimpin di kelompok2 kecil.
Akhirnya menghasilkan sesuatu yg menjadi perkembangan bagi sesama, kemudian
harapannya suatu saat nanti hal2 inilah yg menjadi patron bagaimana mau memberi,
mengajari kpd generasi kita selanjutnya,
1. Peka untuk bertindak
2. Peka untuk mau dikoreksi
3. Menginternalisasi firman
Ketika firman itu dilepaskan, harus ada hati yg mau menyiapkan dan tdk menangkap itu
hanya sebatas pengingat atau yg menggairahkan tetapi menjadi suatu firman yg menjadi
daging. Mau menerapkan hal itu baik dalam atau luar rumah,

Anda mungkin juga menyukai