Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS ADMINISTRASI PEMBANGUNAN IBU KOTA NUSANTARA


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Pembangunan

DISUSUN OLEH
VERIAN MUHAMMAD RAMADHAN
(202221022)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK
UNIVERSITAS Prof. Dr. MOESTOPO (B)

1
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul “Analisis Administrasi Pembangunan Ibu Kota Nusantara”

Makalah ini ditulis untuk memenuhi Tugas Individu mata kuliah Administrasi Pembangunan
Tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak dosen pengampu yang telah
mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini hingga selesai.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada:
Bapak Disson Muhammad Fauzi, S.Ip., M.Si. selaku dosen pengampu atas bimbingan dan
tugas yang diberikan.
Makalah ini membahas mengenai bagaimana latar belakang dan serta proses Administrasi
Pembangunan Ibu Kota Nusantara di Indonesia
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak
kesalahan serta kekurangan.
Oleh karena itu, saya sangat menghargai kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini. Saya berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 24 Maret 2024

Penulis

2
Isi

BAB I ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
1.1 Latar Berlakang ........................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................. 6
LANDASAN TEORI .......................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Administrasi Pembangunan .................................................................................. 6
2.2 Tahapan Proses Pelaksanaan Pembangunan .......................................................................... 6
BAB III ................................................................................................................................................ 8
LOKUS ................................................................................................................................................ 8
3.1 Lokasi Ibu Kota Nusantara ...................................................................................................... 8
BAB IV .............................................................................................................................................. 10
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 10
4.1 Proses Administrasi dan Pembentukan UU IKN .................................................................. 10
4.2 Prinsip IKN ............................................................................................................................. 10
4.3 Tahap Pembangunan IKN .......................................................................................................11
4.4 Strategi Finansial dan Budgeting ........................................................................................... 12
BAB V ................................................................................................................................................ 13
PENUTUP ......................................................................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 13
5.2Saran ......................................................................................................................................... 13
5.3Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Berlakang

Ide pemindahan IKN pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno tanggal 17 Juli
1957. Soekarno memilih Palangkaraya sebagai IKN dengan alasan Palangkaraya berada di
tengah kepulauan Indonesia dan wilayahnya luas. Soekarno juga ingin menunjukkan kepada
dunia bahwa bangsa Indonesia mampu membangun IKN yang modern.de Soekarno tersebut
tidak pernah terwujud. Sebaliknya, Presiden Soekarno menetapkan Jakarta sebagai IKN
Indonesia dengan UU Nomor 10 tahun 1964 tanggal 22 Juni 1964.
Pada masa Orde Baru, tahun 1990-an, ada juga wacana pemindahan IKN ke Jonggol. Pada era
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, wacana pemindahan IKN muncul kembali karena
kemacetan dan banjir yang melanda Jakarta.
Terdapat tiga opsi yang muncul pada saat itu yaitu tetap mempertahankan Jakarta sebagai IKN
dan pusat pemerintahan dengan melakukan pembenahan, Jakarta tetap menjadi IKN tetapi
pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah lain, dan membangun IKN baru (TEMPO Co).
Pemindahan IKN, baru serius digarap oleh Presiden Joko Widodo. Pada tanggal 29 April
2019, Jokowi memutuskan untuk memindahkan IKN keluar pulau Jawa dan dicantumkan
dalam RPJMN 2020-2024.
Urgensi pemindahan IKN.
Pertama, menghadapi tantangan masa depan. Sesuai dengan Visi Indonesia 2045 yaitu
Indonesia Maju, ekonomi Indonesia akan masuk 5 besar dunia pada tahun 2045. Pada tahun itu
diperkirakan PDB per kapita sebesar US$ 23.119. Tahun 2036, diperkirakan Indonesia akan
keluar dari middle income trap. Oleh sebab itu dibutuhkan transformasi ekonomi untuk
mencapai Visi Indonesia 2045. Transformasi ekonomi didukung oleh hilirisasi industri dengan
memanfaatkan sumber daya manusia, infrastruktur, penyederhanaan regulasi, dan reformasi
birokrasi yang dimulai dari tahun 2020-2024. Oleh sebab itu dibutuhkan IKN yang dapat
mendukung dan mendorong transformasi ekonomi tersebut.
Kedua, IKN harus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata termasuk di
Kawasan Timur Indonesia. Selama ini, Jakarta dan sekitarnya terkenal dengan pusat segalanya
(pemerintahan, politik, industri, perdagangan, investasi, teknologi, budaya dan lain-lain). Tidak
mengherankan jika perputaran uang di Jakarta mencapai 70 persen yang luasnya hanya
664,01 km² atau 0.003 persen dari total luas daratan Indonesia 1.919.440 km². Sementara
jumlah penduduknya 10,56 juta jiwa atau 3,9 persen dari jumlah penduduk Indonesia 270,20
juta jiwa (data tahun 2020).
Hal ini menyebabkan ketidakmerataan pembangunan dan kesejahteraan di Indonesia.
Pembangunan tersentralisasi di Jakarta dan pulau Jawa. Kondisi ini kurang baik untuk
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan sustainable, tidak termanfaatkannya potensi
daerah secara optimal, kurang mendukung keadilan antara daerah, dan rentan terhadap
persatuan dan kesatuan bangsa.

4
Oleh sebab itu dibutuhkan IKN yang dapat menjawab tantangan tersebut yaitu kota yang
berkelas dunia untuk semua rakyat Indonesia. IKN yang berlokasi di Kalimantan diharapkan
“pusat gravitasi” ekonomi baru di Indonesia termasuk di kawasan tengah dan timur Indonesia.
IKN baru diharapkan dapat menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan
memaksimalkan potensi sumber daya daerah.
Ketiga, kondisi objektif Jakarta yang tidak cocok lagi sebagai IKN. Hal ini bisa dilihat dari
“beban” yang harus ditanggung Jakarta antara lain 1) kepadatan penduduk 16.704 jiwa/km²
sementara kepadatan penduduk Indonesia hanya 141 jiwa/km². 2) Kemacetan Jakarta
yang merupakan kota termacet nomor 10 di dunia tahun 2019 walau menurun menjadi nomor
31 dari 416 kota besar di 57 negara tahun 2020 (TomTom Traffic Index). 3) permasalahan
lingkungan dan geologi yang telah akut antara lain banjir yang setiap tahun melanda Jakarta
dan terjadinya penurunan tanah yang mengakibatkan sebagian wilayah Jakarta berada di bawah
permukaan laut.
Pemindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan pasti membawa pro dan kontra. Namun
sebagai negara demokrasi, ketika Negara telah memutuskan memindahkan IKN dengan proses
demokrasi melalui UU, seharusnya seluruh komponen bangsa mendukungnya. Bangsa
Indonesia perlu meminimalisasi ekses pemindahan IKN. Tidak ada satu keputusan apapun
yang memuaskan seluruh rakyat, namun keputusan yang memberikan manfaat lebih besar
kepada bangsa Indonesia harus didukung sebagai wujud kecintaan dan bakti untuk NKRI.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana proses Administrasi dan Pembentukan UU IKN?
b. Prinsip seperti apa yang pemerintah tekankan untuk membangun IKN?
c. Seperti apa tahapan pemerintah dalam membangun IKN?
d. Bagaimana Strategi dan Budgeting pemerintah dalam membangun IKN?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui proses Administrasi dan pembentukan UU pemindahan IKN
b. Mengetahui strategi dan tahapan pemerintah dalam membangun IKN
c. Sebagai media informasi yang bermanfaat mengenai Administrasi dan pembangunan
infrastruktur Ibu Kota Nusantara

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Administrasi Pembangunan

Administrasi Pembangunan adalah hasil perhatian para ahli yang tujuannya diperuntukkan
administrasi di negara-negara yang sedang berkembang. Administrasi pembangunan menurut
Siagian (2001: 5) adalah seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu negara atau bangsa untuk
bertumbuh, berkembang, dan berubah secara sadar dan terencana dalam semua segi
kehidupan dan penghidupan negara yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan
akhirnya. Pengertian administrasi pembangunan menurut Tjokroamidjojo dalam Ngusmanto
(2015: 41) adalah suatu administrasi bagi usaha pembangunan sosial ekonomi yang bersifat
dinamis dan inovatif serta mengupayakan perubahan berbagai aspek kehidupan masyarakat
melalui berbagai pengerahan dan alokasi sumberdaya untuk kegiatan pembangunan.
Administrasi pembangunan menurut Ginandjar Kartasasmita dalam Ngusmanto (2015: 42)
adalah bidang studi yang mempelajari sistem administrasi
di negara yang sedang membangunMenurut Ginanjar Kartassmita dalam praktek administrasi
pembangunan diperlukan adanya komitmen sebagai dasar dan diwujudkan dalam etika
birokrasi. Ada dua batasan administrasi pembangunan yang membedakannya dengan
administrasi negara yaitu: Pertamaupaya untuk mengenali peranan negara dalam
pembangunan. Kedua, mempelajari bagaimana membangun administrasi negara dan tugas
pembangunanPerhatian dan komitmen terhadap kepentingan publik merupakan ukuran
kredibilitas dan akuntabilitas administrasi pembangunan

2.2 Tahapan Proses Pelaksanaan Pembangunan

Menurut Huraerah, (2011: 12)Teori Pembangunan (Development) dapat Diartikan sebagai


proses memajukan atau Memperbaiki suatu keadaan melalui Berbagai tahap secara terencana
dan Berkesinambungan.
Tahap-tahap dalam proses pelaksanaan Pembangunan meliputi:
a. Tujuan akhir yang akan dicapai
b. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk Merealisasikan tujuan akhir
c. Jangka waktu yang diperlukan dalamMencapai sasaran-sasaran tersebut
d. Masalah-masalah yang dihadapi
e. Modal atau sumber daya yang Digunakan, serta pengalokasikannya
f. Kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk Merealisasikannya
g. Orang, organisasi, atau badan Pelaksanannya

6
h. Mekanisme, pemantauan, evaluasi, dan Pengawasan pelaksanaan.
Perencanaan adalah melihat ke depan Dengan mengambil pilihan berbagai Alternatif dan
kegiatan untuk mencapai Tujuan masa depan tersebut dengan terus Mengikuti agar supaya
pelaksanaannya tidak Menyimpang dari tujuan. Perencanaan dapat Didefinisikan sebagai:
menetapkan suatu Tujuan yang dapat dicapai setelah Memperhatikan faktor-faktor pembatas
Dalam mencapai tujuan tersebut memilih Serta menetapkan langkah-langkah untuk Mencapai
tujuan tersebut. (Tarigan Robinson, 2006: 2).

7
BAB III

LOKUS

3.1 Lokasi Ibu Kota Nusantara

Pada 2019 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan letak ibu kota baru
Indonesia. Ibu kota akan dipindah ke dua kabupaten di Kalimantan Timur, yaitu Kabupaten
Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Ibu kota negara baru paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan
sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," ujar Jokowi di Istana
Presiden, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Menurut UU IKN Pasal 6, berikut letak ibu kota baru Indonesia secara geografis:

• Bagian Utara: 117° 0' 31.292" Bujur Timur dan 0° 38' 44.912" Lintang Selatan
• Bagian Selatan: 117° 11' 51.903" Bujur Timur dan 1° 15' 25.260" Lintang Selatan
• Bagian Barat: 116° 31' 37.728" Bujur Timur dan 0° 59' 22.510" Lintang Selatan; dan
• Bagian Timur pada 117° 18' 28.084" Bujur Timur dan 1° 6' 42.398" Lintang Selatan.
Adapun batas-batas wilayahnya yaitu:

• Di Selatan berbatasan dengan Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Teluk
Balikpapan; Kecamatan Balikpapan Barat; Kecamatan Balikpapan Utara; dan Kecamatan
Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.
• Di Barat berbatasan dengan Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara; dan
Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
• Di Utara berbatasan dengan Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Loa Janan, dan Kecamatan
Sanga-Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara; serta
• Di Timur berbatasan dengan Selat Makassar.
Letak Ibu Kota Baru Indonesia Bakal Dipimpin Kepala Otorita

Ibu Kota Baru Nusantara rencananya akan dipimpin oleh kepala otorita. Presiden Jokowi
akan menunjuk secara langsung Kepala otorita yang harus memiliki sejumlah kriteria.

"Paling tidak pernah memimpin daerah dan punya background arsitek," kata Jokowi.

Jawaban Jokowi membuat peserta pertemuan berasumsi ke sosok kepala daerah tingkat I
berlatar belakang arsitek yang merupakan orang Sunda. Namun saat ditanya lebih jauh,
Jokowi hanya tersenyum.

Letak Ibu Kota baru Indonesia kini telah diketahui. Bersamaan dengan itu, Istana Negara jadi
salah satu kantor pemerintahan yang akan pindah di awal, yakni pada 2024.

8
Istana Negara Akan Pindah di Letak Ibu Kota Baru Indonesia 2024
Pada 2024 , Istana Negara akan jadi salah satu kantor pemerintahan yang pertama kali pindah
ke IKN. Selain itu, ada empat Kementerian lainnya akan pindah ke Kabupaten Kutai
Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, yaitu:

• Kementerian Dalam Negeri


• Kementerian Luar Negeri
• Kementerian Pertahanan
• Kementerian Sekretariat Negara

9
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Proses Administrasi dan Pembentukan UU IKN

Proses pembentukan UU IKN ditandai dengan dikirimnya surat presiden (surpres) tentang
rancangan undang-undang (RUU) IKN ke DPR pada 29 September 2021.
kitar 2 bulan setelah menerima surpres dan draf RUU, DPR menetapkan panitia khusus
(Pansus) RUU IKN pada 7 Desember 2021. Pansus RUU IKN terdiri dari 56 anggota,
termasuk 6 orang pimpinan. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyebutkan, pansus
tersebut diputuskan dalam rapat konsultasi pengganti rapat Badan Musyawarah DPR pada 3
November 2021, sebab pembahasan RUU IKN lintas sektor dan komisi.

Dimulai Senin (17/1/2022) pagi, Pansus RUU IKN menggelar rapat membahas RUU ibu kota
negara baru. Rapat baru berakhir Selasa (18/1/2022) dini hari dan menghasilkan kesepakatan
bahwa RUU IKN akan dibawa ke rapat paripurna DPR untuk menjadi undang-undang.

Meski terdapat penolakan dalam rapat tersebut, proses tetap berlanjut. RUU IKN resmi
disahkan menjadi undang-undang melalui rapat paripurna DPR yang digelar Selasa
(18/1/2022) siang.
UU yang disahkan terdiri dari 11 bab dan 44 pasal yang memuat segala urusan terkait
pemindahan ibu kota.

4.2 Prinsip IKN


Dalam pembangunan dan pelaksanaannya, Ibu Kota Negara menganut kepada 8 Prinsip
utama,yaitu

1. Mendesain Sesuai Kondisi Alam


2. Bhinneka Tunggal Ika
3. Terhubung, Aktif dan Mudah Diakses
4. Terhubung, Aktif dan Mudah Diakses
5. Terhubung, Aktif dan Mudah Diakses
6. Aman dan Terjangkau
7. Kenyamanan dan Efisiensi melalui Teknologi
8. Peluang Ekonomi untuk Semua

10
4.3 Tahap Pembangunan IKN

Strategi pembangunan IKN dilakukan secara bertahap (5 tahap sesuai UU IKN) mulai tahun
2022 hingga 2045 yang akan dirinci dalam rencana induk detail dan komprehensif. Setiap
tahapan ini akan menjaga kelestarian alam (hutan, flora-fauna, dan biodiversity), inklusivitas
dari aspek penduduk dan pelaksanaan pembangunan IKN akan menjadi bagian dari kondisi
alam dan hutan di Kalimantan yang harmonis.

1. Tahap I (2022-2024)

Fokus pembangunan untuk kompleks Istana Kepresidenan, Perkantoran Pemerintah,


Perumahan ASN dan personil Hankam, serta Telekomunikasi, Energi/Kelistrikan, dan
Simpul Konektivitas/Transportasi

2. Tahap II (2025-2029)

Fokus pembangunan di ranah infrastruktur dan lingkungan (Bandara, bendungan,


sistem pengelolaan air limbah domestik, dll), pengembangan kawasan IKN, perluasan
kawan (perkantoran, kawasan industri, hotel, universitas, dll), serta pertahanan
(Kemhan, Polri, BIN, BSSN).

3. Tahap III (2030 – 2034)

Fokus pembangunan di ranah infrastruktur dan lingkungan (sistem angkutan


umum,pengelolaan air, dll), pengembangan kawasan IKN, perluasan beberapa
kawasan (perkantoran, kawasan bisnis, kawasan industri, hotel, universitas, dll), serta
pertahanan (Kemhan, Polri, BIN, BSSN).

4. Tahap IV (2035-2039)

Fokus pembangunan di ranah infrasruktur dan lingkungan (Kereta Api Regional,


ekspansi sistem pengelolaan air limbah, pembangunan solar farm, dll), pengembangan
4 kawasan (KIPP tahap 2A, IKN Barat, IKN Timur, dan Kawasan Utara), perluasan
beberapa Kawasan (perkantoran, Kawasan bisnis, kawasan industri, hotel, universitas,
dll), serta pertahanan (Kemhan, Polri, BIN, BSSN).

5. Tahap V (2040-2045)

Fokus pembangunan infrastruktur dan lingkungan (infrastruktur dan transportasi tahap


akhir, pengembangan potensi bendungan multi guna

11
4.4 Strategi Finansial dan Budgeting

Pembangunan IKN ini merupakan salah satu proyek prioritas strategis yang tercantum dalam
RPJMN 2020-2024. Indikasi nominal kebutuhan pendanaan IKN yang tercantum dalam
RPJMN 2020-2024 sebesar Rp466 triliun yang dibagi menjadi 3 (tiga) indikasi pendanaan,
yaitu: APBN sebesar Rp90,4 triliun, Badan Usaha/Swasta sebesar Rp123,2 triliun, dan KPBU
sebesar Rp252,5 triliun. Namun, perlu menjadi catatan bahwa angka yang tercantum dalam
RPJMN 2020-2024 ini masih bersifat indikasi, seiring dengan perkembangan pembahasan
perencanaan pembangunan IKN yang dilakukan oleh Bappenas dan kementerian sektor,
angka kebutuhan pendanaan dan indikasi skema pendanaan tersebut masih ada kemungkinan
untuk berubah, terlebih saat ini Pemerintah masih fokus kepada penanganan pandemi covid,
dan konsolidasi fiskal nasional di tahun 2023.

Menindaklanjuti RPJMN 2020-2024 mengenai rencana proyek IKN, dalam UU IKN,


disebutkan bahwa sumber pendanaan pembangunan IKN akan terdiri dari APBN dan non
APBN. Dimana untuk sumber APBN akan dibahas dalam penyusunan APBN, dan berfokus
pada infrastruktur dasar dan kompleks pemerintahan utama. APBN juga digunakan untuk
menjadi katalis untuk menarik dana swasta dalam pembangunan IKN secara hati-hati dan
akuntabel. Sedangkan sumber non APBN tetap dibuka dalam rangka mendukung pendanaan
pembangunan IKN dengan maksud untuk mengurangi beban APBN untuk membangun IKN.

Dalam lampiran II UU IKN mengenai skema pendanaan IKN, skema-skema yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:

1. APBN yang dapat dilakukan melalui alokasi anggaran belanja dan/atau pembiayaan.
2. Skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk mendukung IKN.
3. seluruh atau sebagian modalnya dimiliki negara termasuk BUMN/swasta murni antara
lain:
o BUMN melalui investasi yang dalam pelaksanaannya dapat bekerja sama
dengan swasta;
o BUMN melalui penugasan dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
o swasta murni, melalui investasi murni dari swasta yang dapat diberikan
insentif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Skema dukungan pendanaan/pembiayaan internasional: dukungan pendanaan atau
pembiayaan internasional merupakan skema untuk mewadahi pemberian dana antara lain
dari bilateral/lembaga multilateral yang hendak berpartisipasi dalam pengembangan IKN
yang hijau dan cerdas yang dapat melalui hibah dan/atau pemberian dana talangan;

5.Skema pendanaan lainnya (creative financing), seperti crowd funding dan dana dari
filantropi.

12
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Terlepas dari pro dan kontra yang tidak dapat di hindarkan mengenai perpindahan Ibukota
Nusantara, dalam pengembanganya pemerintah telah menyiapkan hal tersebut secara
matang melihat ekonomi Indonesia akan masuk 5 besar dunia pada tahun 2045.
Pada tahun itu diperkirakan PDB per kapita sebesar US$ 23.119. Tahun 2036, diperkirakan
Indonesia akan keluar dari middle income trap, melalui berbagai proses hukum yang telah
disepakati beberapa lembaga negara dengan tujuan pemerataan ekonomi dan melihat
kondisi Ibukota Jakarta yang saat ini sudah terlalu padat dan bekerjasama dengan Badan
Usaha serta membuka peluang bagi para Investor dengan tahapan pembangunan yang
terstruktur seperti pembangunan kantor pemerintahan, akses kendaraan, fasilitas umum,=
dll yang tetap mengedepankan kondisi lingkungan

5.2 Saran

Berpindahnya Ibu kota Nusantara tidak luput dari dari anggaran yang begitu fantastis dalam
pelaksanaanya maka dari itu pemerintah diharapkan melakukan pengawasan yang ketat
agar pembangunan Ibu Kota Nusantara berjalan dengan lancar jauh dari korupsi yang
khawatirnya berakibat fatal dalam segi Finansial Negara maupun kualitas bangunanya
dengan mengedepankan transparansi

5.3 Daftar Pustaka

https://www.ikn.go.id/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-kalbar/baca-artikel/14671/UrgensiPemindahan-
Ibu-Kota-Negara.html
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/18/11500361/perjalanan-5-bulan-uu-ibu-kota-
negara-dari-rancangan-hingga-resmi-diteken?page=all

13

Anda mungkin juga menyukai