Tugas Makalah Kompetensi Pedago Biologi
Tugas Makalah Kompetensi Pedago Biologi
KOMPETENSI PEDAGOGIK
DISUSUN OLEH :
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“PROFESI PENDIDIKAN”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan pedoman hidup yakni untuk keselamatan umat
Di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Profesi Pendidikan di program studi
Pendidikan Biologi. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu REVISIKA selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Profesi Pendidikan dan kepada
teman-teman prodi biologi yang memberikan Motivasi Semangat dan Bimbingan serta arahan
Selama Penulisan Makalah ini.
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang……………………………………………………………………
b. Rumusan Masalah……………………………………………………………….
c. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pedagogik…………………………………………………………..
1. Pendidikan Dalam arti Khusus…………………………………………..
2. Pendidikan Dalam arti Luas……………………………………………..
3. Mendidik Mengajar dan Melatih…………………………………………
B. Pentingnya Pendidikan……………………………………………………
1. Manusia Memerlukan Bantuan…………………………………………
2. Pendidikan Dalam Praktik………………………………………………
C. Ilmu Pendidikan Sebagai Teori……………………………………………..
1. Pentingnya Teori Pendidikan……………………………………………….
2. Pendidikan Dalam Ruang Lingkup Mikro dan Makro………………………
A. KESIMPULAN...............................................................................................................
B. SARAN………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu memiliki
seperangkat ilmu tentang bagaimana ia harus mendidik anak. Guru bukan hanya sekedar terampil
dalam menyampaikan bahan ajar, namun disamping itu ia juga harus mampu mengembangkan
pribadi anak, mengembangkan watak anak, dan mengembangkan serta mempertajam hati nurani
anak. Pedagogik merupakan ilmu yang mengkaji bagaimana membimbing anak, bagaimana
sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik, apa tugas pendidik dalam mendidik anak, apa
yang menjadi tujuan mendidik anak.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pedagogik
Pedagogik merupakan ilmu yang membahasa pendidikan, yaitu ilmu pendidikan
anak. Pedagogik sebagai ilmu sangat di butuhkan oleh guru khususnya guru taman
kanak-kanak dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapan dengan anak yang
belum dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, atau
mentransformasikan pengetahuan kepada para anak di sekolah, melainkan guru
mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu.
Guru mengembangkan sikap mental anak, mengembangkan hati nurani atau kata hati
anak, sehingga ia (anak) akan sensitif terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkat
derajat manusia, dan menghargai ssesama manusia. Begitu juga guru harus
mengembangkan keterampilan anak, keterampilan hidup di masyarakat sehingga ia
mampu untuk menghadapi segala permasalahan hidupnya.
Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari
masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak “mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas hidupnya”.
Jadi pedagogik adalah ilmu mendidik anak.
Langeveld (1980), membedakan istilah “pedagogik“ dengan istilah “ pedagogi”. Pedagogik di
artikan dengan ilmu mendidik, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang
pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak, mendididk anak. Sedangkan
istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktik, menyangkut
kegiatan mendidik, kegiatan membimbimg anak.
Pendidikan dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam
lingkungan keluarga, dalam arti tanggung jawab keluarga. Hal tersebut lebih jelas di kemukakan
oleh Drijarkara (Ahmadi, Uhbiati:1991 ) bahwa:
a. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tri tunggal ayah-ibu-anak, dimana
terjadi pemanusiaan anak. Dia berproses untuk memanusiakan sendiri sebagai
manusia purnawan.
b. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tri tunggal, ayah-ibu-anak, dimana
terjadi pembudayaan anak. Ia berproses untuk akhirnya bisa membudaya sendiri
sebagai manusia purnawan.
c. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tri tunggal, ayah-ibu-anak, dimana
terjadi pelaksanaan nilai-nilai, dengan mana dia berproses untuk akhirnya bisa sendiri
sebagai manusia purnawan.
2. Pendidikan Dalam Arti Luas
Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Menurut Henderson, pendidikan merupakan suatu
proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan
sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial
merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan alat bagi manusia untuk
pengembangan manusia yang terbaik dan inteligen, untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dari pengertian pendidikan di atas (dalam arti luas) ada beberapa prinsip dasar tentang
pendidikan yang akan dilaksanakan:
Pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Usaha pendidikan sudah dimulai sejak
manusia lahir dari kandungan ibunya, sampai tutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima
pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi dari konsep pendidika
sepanjang hayat adalah, bahwa pendidikan tidak identik dengan persekolahan. Pendidikan akan
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia:
tanggung jawab orang tua, tanggung jawab masyarakat, dan tanggung jawab pemerintah.
Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan
manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, yang di sebut manusia
seluruhnya.
Bagi orang dewasa ilmu pendidikan yang mengkajinya disebut “andragogi”, yang
berassal dari bahasa yunani “andr” dan “agogos”. Dalam bahasa yunani, “andr” berarti orang
dewasa dan “agogos” berarti memimpin atau membimbing. Knowles (1980) mendefinisan
andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu warga (orang dewasa) untuk belajar. Berbeda
dengan pedagogi yang dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak.
Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik (warga belajar) dewasa.
Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam kegiatan belajar. Proses
pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan
warga belajar.
B. Pentingnya Pendidikan
Tanpa usaha belajar dari pihak generasi muda dan usaha pendidikan dari pihak
generasi dewasa, manusia tak dapat mempertahankan dan mengembnagkan
kehidupannya, sehingga dapat mencapai tingkat yang lebih bermutu dan lebih mulia.
Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik sebagai
individu, maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat.
Antara individu yang satu dengan yang lain ada hubungan pengaruh mempengaruhi. Kita
menemukan pada setiap manusia gejala suka meniru (imitasi) perbuatan manusia lain. Dalam
observasi mengenai pergaulan antara manusia kita temukan ada gejala seperasaan; jika anak sakit
ibu merasakan juga keadaan anak yang sakit, pada ibu timbul rasa kasih saying. Gejala yang
berhubungan dengan perasaan individu yang satu dengan individu lain, disebut oleh Maks
Scheler simpati, yang secara etimologis terdiri atas dua kata, yaitu “sing” sama atau “ bersama”,
“pati” (dari yunani “pathos” yang berarti perasaan, penderitaan). Proses identifikasi adalah
semacam keinginan meniru segala tingkah laku orang tuanya, dan sering sekali berlangsung
secara tidak sadar.
Jelas bahwa menurut Janlighart pendidikan itu di dasari oleh kasih sayang, yang
merupakan sumber bagi dua syarat yang lain, yaitu kesabaran dan kebijaksanaan. Sikap
kesabaran sangat di perlukan untuk menghadapi anak, karena sikap tidak sabar atau lekas marah
tidak akan menggairahkan kejiwaan anak.
Dengan pendidikan atau dengan proses perkembangan masyarakat, kita akan menemukan
suatu perubahan dalam cara dan kualitas kehidupan. Tidak ada masyarakat yang bersifat statis,
yang tidak mengalami perubahan. Upaya pendidikan bukan saja terjadi atas sikap perbuatan dan
seluruh kepribadian, melainkan juga alat-alat pendidikan yang dengan sengaja di manfaatkan
oleh pendidik. Dalam praktik pendidikan sehari-hari, kita tidak boleh melupakan respon anak
didik terhadap upaya pendidikan yang kita gunakan, karena respon anak tersebut merupakan
umpan balik (feedback) bagi tindakan–tindakan pendidikan selanjutnya.
C. Ilmu Pendidikan Sebagai Teori
Teori pendidikan (dalam hal ini pedagogik) perlu di pelajari secara akademik
(secara ilmiah di perguruan tinggi), khususnya di Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK), yang mempersiapkan lulusannya untuk menjadi pendidik baik
disekolah maupun diluar sekolah.
Ilmu pendidikan sebagai teori perlu dipelajari karena akan memberi beberapa manfaat :
a. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah serta tujuan mana yang akan di
capai.
b. Untuk menghindari atau sekurang-kurangnya mengurangi kesalahan-kesalahan dalam
praktik, karena dengan memahami teori pendidikan, seseorang akan mengetahui mana
yang boleh dan yang tidak boleh di lakukan, walau teori tersebut bukan suatu resep yang
jitu.
c. Dapat di jadikan sebagai tolak ukur, sampai di mana seseorang telah berhasil
melaksanakan tugas dalam pendidikan.
d. Prof. Sikun Pribadi (1984) menemukakan tiga golongan kesalahan dalam melaksanakan
pendidikan yaitu:
e. Kesalahan-kesalahan teknis, artinya kesalahan yang di sebabkan oleh kekeurangan
keterampilan atau kesalahan dalam cara menerapkan pengertian atau prinsip-prinsip
tertentu.
f. Kesalahn-kesalahan yang bersumber pada struktur kepribadian prilaku pendidik sendiri.
g. Kesalahan-kesalahan yang sifatnya konseptual, artinya karena pendidikan kurang
mendalami masalah-masalah yang sifatnya teoritis maka perbuatan mendidiknya
mempunyai akibat-akibat yang tak dapat di benarkan.
2. Pendidikan Dalam Ruang Lingkup Mikro Dan Makro
Pendidikan yang dilakukan secara nasional dengan segala perangkat aturannya seperti
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan mencakup pendidikan sekolah dan
luar sekolah, berlangsung seumur hidup, hal tersebut melakukan tinjauan pendidikan secara
makro (besar).
Di samping kita mengkaji pendidikan dalam skala luas, kita bisa mempelajari pendidikan
dalam skala kecil, misalnya pendidikan dalam keluarga saja, pendidikan di sekolah saja,
(misalnya kita hanya terfokus mengkaji pendidikan di SD saja, atau SMP), hal tersebut
merupakan suatu kajian pendidikan dalam skala mikro (kecil).
Pengelompokan kajian pendidikan secara mikro dan makro tersebut dapat di lihat dari dua
Segi, Yaitu :
Antara individu dan masyarakat bagi seorang manusia tidak dapat di pisahkan
satu sama lain, artinya individu tak mungkin berkembang dengan sebaik-baiknya, bahkan
individu tak mungkin hidup, tanpa di bantu oleh dan hidup bersama dengan orang lain.
Suatu masyarakat tak mungkin ada tanpa adanya anggota-anggota masyarakat atau
individu-individu yang hidup di dalamnya. Sering juga suatu masyarakat dapat maju
karena jasa-jasa orang-orang tersebut yang pernah memimpin masyarakat itu atau yang
pernah memberikan sumbangannya di mana individu itu hidup dan bekerja.
KESIMPULAN
Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak.
Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik sebagai individu,
maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan pendidikan atau dengan
proses perkembangan masyarakat, kita akan menemukan suatu perubahan dalam cara dan
kualitas kehidupan. Tidak ada masyarakat yang bersifat statis, yang tidak mengalami perubahan.
Ilmu pendidikan sebagai teori perlu dipelajari karena akan memberi beberapa manfaat :
1. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah serta tujuan mana yang
akan di capai.
2. Untuk menghindari atau sekurang-kurangnya mengurangi kesalahan-kesalahan dalam
praktik, karena dengan memahami teori pendidikan, seseorang akan mengetahui
mana yang boleh dan yang tidak boleh di lakukan, walau teori tersebut bukan suatu
resep yang jitu.
3. Dapat di jadikan sebagai tolak ukur, sampai di mana seseorang telah berhasil
melaksanakan tugas dalam pendidikan.
SARAN
Semoga Makalah yang kami buat ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.
DAFTAR PUSTAKA