Anda di halaman 1dari 4

Nama: Indri nur Saputri

Nim: 211010700044

Matkul: metlit linguistik

Jawaban!

1. Objek penelitian dalam analisis wacana politik dalam media sosial menggunakan pendekatan
linguistik kritis adalah teks atau postingan yang terdapat di media sosial yang berkaitan dengan
konteks politik. Objek tersebut bisa berupa postingan di platform seperti Twitter, Facebook,
Instagram, dan lain sebagainya yang memuat konten politik, seperti pandangan terhadap
pemerintah, partai politik, tokoh politik, atau isu-isu politik tertentu.

Metode analisis wacana politik dengan pendekatan linguistik kritis memerlukan pendekatan
terstruktur. Beberapa langkah terstruktur yang bisa diikuti dalam analisis ini antara lain:

1. Identifikasi Objek Penelitian: Tentukan platform media sosial yang akan dianalisis dan pilih
periode waktu yang relevan untuk penelitian.

2. Pengumpulan Data: Lakukan pengumpulan data berupa postingan atau teks yang relevan
dengan konteks politik yang ingin diteliti.

3. Transkripsi: Jika diperlukan, transkripsikan teks-teks tersebut ke dalam format yang mudah
dianalisis.

4. Segmentasi Teks: Bagi teks-teks menjadi segmen-segmen yang akan dianalisis. Segmen-
segmen ini bisa berupa kalimat, paragraf, atau postingan secara keseluruhan, tergantung pada
kompleksitas analisis yang diinginkan.

5. Analisis Kritis: Analisis dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep dalam linguistik kritis,
seperti hegemoni, resistensi, diskursus, dan lain-lain. Identifikasi strategi linguistik yang
digunakan dalam teks-teks tersebut untuk mempengaruhi pemirsa atau pembaca.

6. Penyusunan Temuan: Susun temuan-temuan dari analisis tersebut dalam bentuk yang
sistematis dan terstruktur sesuai dengan rumusan masalah penelitian.

7. Penulisan Laporan: Tulis laporan penelitian yang mencakup pendahuluan, metodologi,


temuan, dan analisis hasil penelitian.

8. Interpretasi: Berikan interpretasi terhadap temuan-temuan tersebut dalam konteks politik


dan sosial yang lebih luas. Dengan menggunakan pendekatan linguistik kritis, penelitian ini
bertujuan untuk mengungkap bagaimana bahasa digunakan untuk mempengaruhi pemirsa atau
pembaca dalam konteks politik di media sosial, serta mengidentifikasi dan menganalisis
konstruksi wacana politik yang ada.

2. Objek penelitian dalam analisis wacana politik dalam media sosial menggunakan pendekatan
linguistik kritis adalah teks atau postingan yang terdapat di media sosial yang berkaitan dengan
konteks politik. Objek tersebut bisa berupa postingan di platform seperti Twitter, Facebook,
Instagram, dan lain sebagainya yang memuat konten politik, seperti pandangan terhadap
pemerintah, partai politik, tokoh politik, atau isu-isu politik tertentu.

3. Populasi penelitian Analisis Wacana Politik dalam Media Sosial: Pendekatan Linguistik Kritis
mencakup berbagai wacana politik yang muncul di media sosial. Ini dapat mencakup pesan-
pesan yang dibagikan oleh politisi, partai politik, kelompok advokasi, media berita, dan individu
lainnya yang berpartisipasi dalam diskusi politik di platform-platform seperti Twitter, Facebook,
Instagram, dan lain sebagainya. Populasi tersebut juga meliputi berbagai topik politik yang
dibahas, seperti pemilu, kebijakan publik, isu sosial, dan lain-lain, serta berbagai jenis strategi
linguistik yang digunakan dalam wacana politik di media sosial.

4. Berikut adalah contoh sampel penelitian untuk Analisis Wacana Politik dalam Media Sosial
dengan Pendekatan Linguistik Kritis:

Judul Penelitian: Analisis Wacana Politik dalam Media Sosial: Pendekatan Linguistik Kritis

Pendahuluan

Media sosial telah menjadi platform penting dalam menyampaikan dan memperdebatkan isu-
isu politik. Melalui media sosial, individu dapat berpartisipasi dalam dialog politik dan
mengungkapkan pandangan mereka secara luas. Namun, penggunaan bahasa dan strategi
komunikasi dalam wacana politik di media sosial tidak selalu netral. Sebagai contoh,
penggunaan metafora, framing, dan strategi retorika lainnya dapat mempengaruhi cara
pemahaman masyarakat terhadap isu-isu politik.

Rumusan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan utama:

Bagaimana wacana politik direpresentasikan dalam media sosial?

Apa saja strategi linguistik yang digunakan dalam konstruksi wacana politik di media sosial?
Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis strategi
linguistik yang digunakan dalam konstruksi wacana politik di media sosial. Dengan demikian,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
media sosial digunakan untuk mempengaruhi opini publik terhadap isu-isu politik.

Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis wacana kritis.
Data akan dikumpulkan dari platform media sosial yang relevan, seperti Twitter, Facebook, dan
Instagram. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan memperhatikan penggunaan bahasa,
metafora, framing, dan strategi retorika lainnya dalam wacana politik.

Hasil yang Diharapkan

Diharapkan bahwa penelitian ini akan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang
bagaimana bahasa digunakan dalam wacana politik di media sosial. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang hubungan antara
bahasa, politik, dan media sosial.

Kesimpulan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
bahasa digunakan dalam wacana politik di media sosial. Hasil penelitian ini juga dapat
memberikan pandangan yang lebih luas tentang peran media sosial dalam membentuk opini
publik terhadap isu-isu politik.

5. Untuk melakukan analisis wacana politik dalam media sosial dengan pendekatan linguistik
kritis, perlu mengumpulkan data dari platform media sosial yang relevan, seperti Twitter,
Facebook, atau Instagram. Berikut ini adalah langkah-langkah umum nya:

Pemilihan Data: Pilih topik atau isu politik yang ingin di analisis. Misalnya, pemilihan umum,
kebijakan pemerintah, atau isu sosial politik lainnya. Kemudian, mengumpulkan data yang
relevan dari media sosial, seperti tweet, postingan, atau komentar yang terkait dengan topik
tersebut.

Analisis Konten: melakukan analisis konten terhadap data yang di kumpulkan. Identifikasi pola-
pola linguistik, seperti penggunaan kata-kata, kalimat, atau gaya bahasa tertentu yang
digunakan untuk menyampaikan pesan politik. Fokus pada pemilihan kata, konstruksi kalimat,
dan makna yang terkandung di dalamnya.

Analisis Framing: Identifikasi framing atau kerangka berpikir yang digunakan dalam wacana
politik di media sosial. Memperhatikan bagaimana pesan-pesan politik dikemas dan disajikan
untuk mempengaruhi persepsi pembaca atau pengguna media sosial.

Analisis Kritis: Lakukan analisis kritis terhadap data yang di kumpulkan. Mempertanyakan
asumsi-asumsi yang mendasari pesan politik yang disampaikan, serta mencermati bagaimana
pesan-pesan tersebut dapat mempengaruhi opini publik atau memperkuat narasi politik
tertentu.

Penyusunan Temuan: menyusun temuan-temuan dari analisis . Menjelaskan pola-pola


linguistik, framing, dan temuan kritis lainnya yang di identifikasi dalam wacana politik di media
sosial.

Penyusunan Kesimpulan: membuat kesimpulan dari analisis, serta mendiskusikan implikasi


temuan terhadap pemahaman kita tentang politik dalam konteks media sosial.

Penyusunan Rekomendasi: memberikan rekomendasi bagi peneliti atau praktisi politik yang
ingin memahami lebih lanjut tentang penggunaan bahasa dan framing dalam wacana politik di
media sosial.

Penulisan Laporan: menulis laporan penelitian dengan mengikuti struktur yang telah di susun,
yaitu pendahuluan, kerangka teori, metode, temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.

Anda mungkin juga menyukai