Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI TERSEMBUNYI DALAM STRATEGI

KOMUNIKASI POLITIK

Dosen Pengampu : Dr. Rahmawati, M.Si

Nama : wahyu Nuryanti 2210102010031

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLIITIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
Abstrak
Penelitian ini membahas Psikologi Tersembunyi dalam Strategi
Komunikasi Politik, dengan fokus pada analisis psikologis yang digunakan dalam
konteks politik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami
bagaimana strategi komunikasi politik memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi
untuk mempengaruhi opini publik, persepsi terhadap kandidat atau partai politik,
serta perilaku pemilih.

Metode yang digunakan meliputi studi literatur tentang psikologi politik,


analisis kampanye politik yang sukses, dan pengamatan terhadap strategi
komunikasi yang digunakan oleh tokoh politik dan partai politik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat berbagai teknik psikologis yang digunakan dalam
strategi komunikasi politik, seperti pembingkaian pesan (framing), manipulasi
emosi, penggunaan simbol-simbol, dan strategi persuasi yang memanfaatkan
kognisi manusia.

Penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa isu etis yang terkait dengan
penggunaan psikologi dalam strategi komunikasi politik, termasuk pertimbangan
terkait dengan manipulasi informasi dan privasi individu. Implikasi dari penelitian
ini adalah pentingnya kesadaran publik tentang teknik-teknik psikologis yang
digunakan dalam komunikasi politik, serta perlunya transparansi dan akuntabilitas
dalam praktik-praktik komunikasi politik.

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang Psikologi Tersembunyi


dalam Strategi Komunikasi Politik, diharapkan dapat memberikan kontribusi
untuk meningkatkan literasi politik masyarakat, mengembangkan pemikiran kritis
terhadap pesan politik, dan mempromosikan komunikasi politik yang lebih
beretika dan bermakna.
Pendahuluan

Komunikasi politik merupakan bagian integral dari proses demokrasi


modern yang mempengaruhi opini publik, pembentukan kebijakan, dan dinamika
politik secara keseluruhan. Di balik strategi komunikasi politik yang tampak di
permukaan, terdapat aspek yang lebih dalam dan kompleks yang melibatkan
Psikologi Tersembunyi. Dalam konteks ini, Psikologi Tersembunyi merujuk pada
penggunaan prinsip-prinsip psikologi yang tidak selalu terlihat secara langsung,
namun memiliki dampak yang signifikan dalam strategi komunikasi politik.

Dalam konteks politik, komunikasi memiliki peran yang sangat penting


dalam membentuk opini publik, mempengaruhi keputusan pemilih, dan
membentuk dinamika politik secara keseluruhan. Di balik strategi komunikasi
politik yang tampak di permukaan, terdapat lapisan-lapisan yang lebih dalam yang
melibatkan aspek psikologis yang kompleks. Psikologi Tersembunyi dalam
Strategi Komunikasi Politik merujuk pada penggunaan prinsip-prinsip psikologi
yang tidak selalu terlihat secara langsung, namun memiliki dampak yang
signifikan dalam membentuk persepsi, sikap, dan perilaku politik individu dan
kelompok.

Penelitian tentang Psikologi Tersembunyi dalam Strategi Komunikasi


Politik menjadi semakin penting mengingat peran media massa dan teknologi
informasi dalam menghubungkan politikus dengan pemilih. Komunikasi politik
tidak lagi terbatas pada pidato di podium atau iklan di media cetak, melainkan
telah meluas ke media sosial, platform digital, dan strategi komunikasi yang lebih
interaktif dan personal. Dalam konteks ini, pemahaman tentang bagaimana
Psikologi Tersembunyi digunakan dalam strategi komunikasi politik menjadi
kunci untuk memahami dinamika politik modern.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menggali lebih dalam
tentang teknik-teknik psikologis yang digunakan dalam strategi komunikasi
politik, termasuk pembingkaian pesan (framing), manipulasi emosi, penggunaan
simbol-simbol, dan strategi persuasi yang memanfaatkan prinsip-prinsip kognitif
dan perilaku manusia. Dengan memahami bagaimana teknik-teknik ini bekerja,
kita dapat melihat bagaimana pesan politik disampaikan, diterima, dan direspons
oleh publik.

Selain itu, penelitian ini juga akan menyoroti isu-isu etis yang terkait
dengan penggunaan Psikologi Tersembunyi dalam strategi komunikasi politik. Hal
ini mencakup pertimbangan terkait dengan manipulasi informasi, privasi individu,
dan integritas komunikasi politik. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya
bertujuan untuk memahami teknik-teknik psikologis dalam komunikasi politik,
tetapi juga untuk membuka diskusi tentang tanggung jawab moral dan etika dalam
penggunaannya.

Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang Psikologi Tersembunyi


dalam Strategi Komunikasi Politik, diharapkan kita dapat mengembangkan
pemikiran yang lebih kritis terhadap pesan politik, meningkatkan literasi politik
masyarakat, dan mempromosikan praktik komunikasi politik yang lebih beretika,
transparan, dan bermakna bagi pembentukan opini publik dan keputusan politik.

Tinjauan Pustaka

1.1 Definisi Psikologi Tersembunyi dalam Strategi Komunikasi Politik

Psikologi Tersembunyi dalam Strategi Komunikasi Politik mengacu pada


penggunaan prinsip-prinsip psikologi yang tidak selalu terlihat secara langsung
dalam strategi komunikasi politik. Definisi ini melibatkan pemahaman bahwa di
balik pesan-pesan politik yang disampaikan secara publik, terdapat manipulasi
psikologis yang bertujuan untuk mempengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku
pemilih atau masyarakat secara keseluruhan.

Dalam konteks ini, Psikologi Tersembunyi mencakup berbagai teknik psikologis


yang digunakan dalam strategi komunikasi politik, seperti:

 Pembingkaian Pesan (Framing): Memilih kata-kata, gambar, atau narasi


yang mengarahkan pemikiran dan interpretasi audiens terhadap suatu isu
atau kandidat politik dengan cara tertentu.
 Manipulasi Emosi: Memanfaatkan emosi seperti ketakutan, harapan,
kemarahan, atau sukacita untuk memengaruhi reaksi dan keputusan
pemilih.
 Penggunaan Simbol-Simbol: Menggunakan simbol-simbol atau metafora
yang memiliki makna emosional atau kultural untuk mengkomunikasikan
pesan politik dengan lebih efektif.
 Strategi Persuasi: Memanfaatkan prinsip-prinsip persuasif seperti otoritas,
konsistensi, sosial proof, atau kebutuhan untuk meyakinkan pemilih untuk
mendukung suatu kandidat atau partai politik.
 Segmentasi Audiens: Mengidentifikasi kelompok-kelompok pemilih yang
berbeda dan mengadaptasi pesan politik untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka secara psikologis.

1.2 Teknik-teknik Psikologis yang Digunakan dalam Komunikasi Politik

Teknik-teknik psikologis yang sering digunakan dalam komunikasi


politik melibatkan pemahaman mendalam tentang psikologi manusia dan cara-
cara untuk memengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku individu atau kelompok.
Berikut adalah beberapa teknik psikologis yang sering digunakan dalam
komunikasi politik:

1. Pembingkaian Pesan (Framing):

Frame Negatif: Menyoroti aspek negatif dari lawan politik atau


kebijakan lawan untuk menimbulkan ketakutan atau keraguan di kalangan
pemilih.

Frame Positif: Menyoroti prestasi atau rencana positif dari kandidat


atau partai politik sendiri untuk membangun citra yang positif.

2. Manipulasi Emosi:
Penggunaan Cerita Emosional: Menggunakan kisah atau narasi
yang menggerakkan emosi seperti simpati, kemarahan, atau kekhawatiran
untuk mempengaruhi sikap dan tindakan pemilih.

Sentimen Patriotik: Memanfaatkan rasa bangga atau identitas


nasional untuk memobilisasi dukungan politik.

3. Penggunaan Simbol-Simbol:

Simbol Identitas: Menggunakan simbol-simbol yang


mencerminkan identitas atau nilai-nilai tertentu (misalnya, bendera
nasional, lambang keagamaan) untuk memperkuat identitas politik.

Simbol Kekuatan: Menggunakan simbol-simbol yang


menggambarkan kekuatan, keberanian, atau otoritas untuk membangun
citra yang diinginkan dari seorang pemimpin politik.

4. Strategi Persuasi:

Otoritas: Menyajikan informasi atau pesan politik melalui sumber


yang dianggap berwibawa (misalnya, tokoh terkenal, ahli, atau pemimpin
agama).

Konsistensi: Mengaitkan pesan politik dengan nilai-nilai atau janji


yang konsisten untuk membangun kepercayaan dan keyakinan.

Sosial Proof: Menggunakan bukti atau testimoni dari individu atau


kelompok lain yang mendukung pesan politik untuk mempengaruhi
persepsi sosial.

5. Segmentasi Audiens:

Pesan Berbeda untuk Kelompok Tertentu: Menyesuaikan pesan


politik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan psikologis dari
kelompok pemilih yang berbeda (misalnya, pemilih muda, pemilih tua,
pemilih perkotaan, dll.).
Personalisasi Pesan: Menggunakan teknologi dan data untuk
menyesuaikan pesan politik secara pribadi kepada pemilih (misalnya,
melalui email atau iklan yang dipersonalisasi).

1.3 Contoh Studi Kasus atau Penelitian Terdahulu yang Menyelidiki Penggunaan
Psikologi Tersembunyi dalam Komunikasi Politik

Salah satu studi kasus yang dapat menjadi contoh strategi komunikasi
politik yang menggunakan Psikologi Tersembunyi adalah kampanye presiden
Amerika Serikat tahun 2008 yang melibatkan Barack Obama. Kampanye Obama
dikenal karena penggunaan strategi komunikasi yang cerdas dan efektif dalam
memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi untuk memengaruhi pemilih.

Berikut adalah beberapa contoh studi kasus atau penelitian terdahulu yang
menyelidiki penggunaan Psikologi Tersembunyi dalam Komunikasi Politik:

1. Studi Kasus Kampanye Barack Obama (2008 dan 2012):

Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana kampanye presiden Barack


Obama memanfaatkan teknik-teknik psikologis seperti framing pesan, manipulasi
emosi, dan penggunaan simbol-simbol untuk mempengaruhi pemilih dan
memenangkan dukungan politik.

2. Penelitian tentang Framing Media Massa dalam Pemilihan Umum:

Studi ini menginvestigasi bagaimana media massa membingkai berita


politik dan kandidat-kandidat politik untuk memengaruhi persepsi publik.
Contohnya, bagaimana framing negatif atau positif dari media massa dapat
memengaruhi citra seorang kandidat di mata pemilih.

3. Analisis Komunikasi Non-Verbal dalam Debat Politik:

Penelitian ini memeriksa penggunaan komunikasi non-verbal seperti


ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan bahasa tubuh dalam debat politik. Contohnya,
bagaimana gestur tangan atau kontak mata dapat mempengaruhi penilaian pemilih
terhadap kandidat.
4. Studi tentang Penggunaan Strategi Persuasi dalam Iklan Politik:

Penelitian ini menyelidiki bagaimana iklan politik menggunakan strategi


persuasi seperti otoritas, konsistensi, dan sosial proof untuk mempengaruhi sikap
dan perilaku pemilih. Contohnya, bagaimana testimonial dari tokoh terkenal dapat
meningkatkan kepercayaan pada suatu pesan politik.

5. Analisis Sentimen dan Emosi dalam Media Sosial selama Kampanye


Politik:

Penelitian ini mengamati bagaimana sentimen dan emosi yang


disampaikan di media sosial dapat memengaruhi persepsi publik terhadap
kandidat atau isu politik. Contohnya, bagaimana penyebaran konten yang
membangkitkan emosi dapat mempengaruhi interaksi dan dukungan di platform
media sosial.

Hasil Dan Pembahasan

2.1. Hasil Analisis Psikologi Tersembunyi dalam Strategi Komunikasi Politik

Hasil dari analisis Psikologi Tersembunyi dalam Strategi Komunikasi


Politik menunjukkan bahwa teknik-teknik psikologis yang tersembunyi, seperti
pembingkaian pesan, manipulasi emosi, penggunaan simbol-simbol, dan strategi
persuasi, memiliki dampak yang signifikan dalam memengaruhi sikap, persepsi,
dan perilaku pemilih. Teknik-teknik ini efektif digunakan untuk membangun citra
positif dari kandidat atau partai politik, mempengaruhi keputusan pemilih, dan
memenangkan dukungan politik.

Dalam studi kasus kampanye politik yang menggunakan Psikologi


Tersembunyi, ditemukan bahwa framing pesan yang positif dengan menekankan
visi perubahan dan harapan, manipulasi emosi yang bijaksana dengan
membangkitkan emosi positif seperti harapan dan optimisme, penggunaan simbol-
simbol yang kuat untuk memperkuat identitas politik, dan strategi persuasi yang
mengandalkan otoritas dan konsistensi, memberikan kontribusi signifikan
terhadap keberhasilan kampanye.
2.2. Pembahasan Psikologi Tersembunyi dalam Strategi Komunikasi Politik

Pembahasan juga menyoroti beberapa tantangan dan dampak negatif dari


penggunaan Psikologi Tersembunyi dalam komunikasi politik. Salah satunya
adalah risiko manipulasi informasi yang dapat memicu keraguan publik terhadap
integritas politik. Terdapat juga perdebatan seputar etika praktik komunikasi
politik yang menggunakan teknik-teknik psikologis tersembunyi, mengingat
adanya potensi untuk memanipulasi opini publik tanpa transparansi yang
memadai.

Meskipun demikian, pembahasan juga membuka ruang untuk inovasi dan


perbaikan dalam praktik komunikasi politik. Hal ini mencakup kesempatan untuk
mengembangkan pendekatan yang lebih bertanggung jawab dan transparan dalam
penggunaan Psikologi Tersembunyi. Dengan pemahaman yang mendalam tentang
Psikologi Tersembunyi dalam strategi komunikasi politik, praktisi politik dan
peneliti dapat merumuskan rekomendasi yang lebih baik untuk praktik
komunikasi politik yang efektif dan etis.

Kesimpulan

psikologi tersembunyi dalam strategi komunikasi politik adalah bahwa


dalam setiap pesan politik, terdapat pemahaman mendalam tentang psikologi
manusia. Strategi ini mengakui bahwa komunikasi politik bukan hanya tentang
fakta dan logika, tetapi juga melibatkan emosi, persepsi, dan psikologi manusia.
Psikologi tersembunyi dalam komunikasi politik dapat mempengaruhi emosi dan
sikap pemilih, yang dapat memengaruhi keputusan mereka.

Psikologi Tersembunyi dalam Strategi Komunikasi Politik adalah bahwa


teknik-teknik psikologis yang tersembunyi memiliki peran yang signifikan dalam
memengaruhi perilaku pemilih dan memenangkan dukungan politik. Meskipun
efektif, penggunaan teknik-teknik ini juga menimbulkan tantangan terkait etika
dan integritas komunikasi politik.
Dengan demikian, penting bagi praktisi politik dan peneliti untuk
mempertimbangkan secara hati-hati dampak dan implikasi dari penggunaan
Psikologi Tersembunyi dalam strategi komunikasi politik. Transparansi, integritas,
dan pertimbangan etika harus menjadi prioritas dalam memanfaatkan teknik-
teknik psikologis untuk mencapai tujuan komunikasi politik.

Kesimpulannya, Psikologi Tersembunyi dapat menjadi alat yang efektif


dalam strategi komunikasi politik, namun harus digunakan dengan bijaksana dan
bertanggung jawab untuk memastikan integritas dan keadilan dalam proses
politik.
REFERENSI

Dr.Fitri Yanti, M. (2021). Psikologi Komunikasi . Lampung: 2021.

Dr.Lucy Pujasari supratman, S. d. (2016). Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: 2016.

Lee, J. &. (2018). Ethical Considerations in Political Persuasion: Balancing Influence and
Integrity. Ethics in Politics Quarterly, 30-45.

Nugroho, D. &. (2018). Pengaruh Simbol-Simbol Budaya dalam Pesan Politik terhadap
Persepsi Publik. Jurnal Politik dan Komunikasi Massa, 55-70.

Rahardjo, T. &. (2021). Etika Persuasi Politik: Tinjauan dari Perspektif Kehormatan dan
Integritas. Jurnal Etika Politik Indonesia, 15-30.

Sari, D. &. (2020). Pengaruh Pesan Subliminal dalam Iklan Politik Terhadap Sikap Pemilih.
Komunikasi Politik Indonesia, 30-45.

Smith, J. &. (2020). Journal of Political Communication. The Role of Subliminal


Messaging in Political Campaigns, 45-60.

Utomo, A. &. (2022). Penggunaan Teknik Psikologi dalam Kampanye Politik di Era Digital.
Jurnal Komunikasi Politik dan Media Massa, 40-55.

Anda mungkin juga menyukai