Jurnal 2

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo


Volume III Nomor 2 Desember 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA


PEGAWAI PADA DINAS TATA KOTA DAN PERTAMANAN
KOTA GORONTALO

Nolfi S. Tueno
STIA Bina Taruna Gorontalo
nolfitueno@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai pada Dinas Tata Kota dan
Pertamanan Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif. Variabel penelitian terdiri dari variabel Kepemimpinan (X)
dan Motivasi Kerja (Y). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, angket, dan wawancara.
Hasil penelitian ini adalah Hipotesis penelitian yang berbunyi Hipotesis nol (H0)
yang diuji ditolak dengan signifikan dan sebaliknya hipotesis penelitian (H1) yang
diajukan dapat diterima pada taraf signifikan a= 0,05. hal ini didapat dengan hasil
analisis data sebagai berikut persamaan regresi yang menunjukkan bahwa
persamaan regresi adalah Ŷ = 1.753+0.981 X yang telah teruji keberartiannya
pada a = 0,05. hal ini berarti setiap perubahan variabel Kepemimpinan sebesar
satu satuan akan berpengaruh dengan perubahan variabel Motivasi Kerja sebesar
1,753 kali satuan, atau setiap kenaikan satu satuan pada variabel Kepemimpinan
(X), maka akan diikuti oleh perubahan sebesar 0.981 satuan pada variabel
Motivasi Kerja (Y). Selanjutnya dalam perhitungan koefisen determinasi
menunjukkan r2= 0,876 yang berarti bahwa sebesar 87,6 % variabilitas mengenai
Motivasi Kerja pegawai pada Dinas Tata Kota dan Pertmanan Kota Gorontalo
dapat diterangkan oleh Motivasi Kerja yang diterapkan, sedangkan sisanya
sebesar 12,4 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di desain dalam
penelitian ini seperti nsentif, lingkungan kerja dan kompensasi yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi, Kerja
PENDAHULUAN penghargaan, otoritas, dan bujukan.
Pemimpin menjalin hubungan
Kepemimpinan terkadang kerjasama dengan orang-orang yang
dipahami sebagai kekuatan untuk dipimpinnya. Dengan demikian,
menggerakkan dan mempengaruhi semua program kerja akan terlaksana
orang. Kepemimpinan sebagai suatu berkat bantuan orang-orang yang
alat, sarana atau proses untuk dipimpin, karena setiap pemimpin
membujuk orang agar bersedia tidak mungkin bekerja sendiri, dan
melakukan sesuatu secara tidak mungkin bertindak dengan
sukarela/sukacita. Ada beberapa kekuasaannya untuk memerintah
faktor yang dapat menggerakkan orang lain bekerja semata-mata untuk
orang yaitu karena ancaman, dirinya.
Nolfi S. Tueno, Pengaruh Kepemimpinan ..... Page 68
PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo
Volume III Nomor 2 Desember 2016

Kepemimpinan yang efektif dalam melaksanakan tugasnya, harus


seperti di atas dapat terlaksana secara berupaya menciptakan dan
dinamis, karena kemampuan pucuk memelihara hubungan baik dengan
pimpinan dalam mengambil dan bawahannya agar mereka dapat
menetapkan keputusan-keputusan bekerja secara produktif. Dengan
yang selalu dirasakan sebagai demikian secara tidak langsung pun
keputusan bersama. Keputusan motivasi dari pegawai semakin
seperti itu merupakan bagian dari meningkat.
kegiatan pengendalian dalam Dinas Tata Kota dan
kepemimpinan yang memerlukan Pertamanan Kota Gorontalo
proses. Proses itu secara intensif merupakan perpanjangan tangan
dapat ditempuh melalui pertemuan pemerintah kabupaten/kota dalam
atau rapat. Agar kepemimpinan melaksanakan tugas dan fungsi
memberi arti bagi yang dipimpin dan pelayanan pemerintah. Selain itu,
masyarakat luas, maka Dinas Tata Kota dan Pertamanan
kepemimpinan memerlukan inovasi Kota Gorontalo juga berfungsi
sebagai dasar untuk kreativitas yang menjembatani berbagai aspirasi
kontinyu agar tetap dapat membawa dalam masyarakat yang masih ada
manfaat bagi yang dipimpin. Dengan kaitannya dengan masalah pelayanan
kata lain, praktik kepemimpinan (service), pelayanan tersebut meliputi
inovatif sangat diperlukan oleh pemenuhan kebutuhan masyarakat
organisasi, agar apa yang mereka terutama dalam hal administrasi Izin
lakukan dapat berarti serta relevan Mendirikan Bangunan.
bagi yang dipimpin dan masyarakat Dinas Tata Kota dan
luas. Pertamanan Kota Gorontalo
Sebenarnya kepemimpinan memiliki sumber daya manusia
akan efektif bila pemimpin dapat sejumlah 59 orang yang terdiri dari
memberi inspirasi kepada yang pimpinan dan bawahannya
dipimpin untuk bekerja bersama- (pegawai). Dinas Tata Kota dan
sama bertindak mencapai tujuan Pertamanan ini memiliki fungsi
organisasi, dan didalam melakukan penting dalam pelayanan masyarakat
hal itu yang dipimpin akan yang ada di Di Kota Gorontalo,
mengalami proses pengembangan sehingga dituntut untuk memiliki
kepemimpinan sehingga kelak pegawai yang profesional, melayani
merekapun akan dapat menjadi masyarakat yang ada di Kota
pemimpin. Gorontalo. Tuntutan tidak hanya bagi
Kemampuan dan keterampilan bawahan atau pegawai saja, namun
dari seorang pimpinan adalah faktor dibutuhkan seorang pemimpin yang
penting dalam memotivasi bertanggung jawab dan mampu
pegawainya agar bekerja dengan memotivasi semangat kerja para
baik. Dalam hal ini pengaruh seorang bawahannya sehingga mereka dapat
pemimpin sangat menentukan arah melayani dengan baik dan
tujuan dari organisasi. Karena untuk berpartisipasi dalam jalannya roda
merealisasikan tujuan organisasi organisasi pemerintahan tersebut.
perlu menerapkan peran dalam Namun fenomena yang
memimpin kerja yang konsisten nampak pada Dinas Tata Kota dan
terhadap situasi kerja yang dihadapi. Pertamanan Kota Gorontalo,
Selain itu seorang pemimpin di pimpinan masih belum menjalankan
Nolfi S. Tueno, Pengaruh Kepemimpinan ..... Page 69
PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo
Volume III Nomor 2 Desember 2016

fungsi kepemimpinananya dengan PERMASALAHAN


baik, hal ini dapat dilihat dari
kurangnya komunikasi atau kerja Berdasarkan uraian tersebut,
sama pimpinan dengan pegawainya maka rumusan masalah yang akan
untuk menetapkan suatu keputusan diteliti adalah Apakah terdapat
dalam program kegiatan yang pengaruh Kepemimpinan terhadap
dilaksanakan oleh Dinas Tata Kota Motivasi kerja pegawai di Dinas Tata
dan Pertamanan Kota Gorontalo Kota dan Pertamanan Kota
sehingga membuat pegawai merasa Gorontalo?
kurang dihargai karena tidak
dilibatkan dalam pengambilan TUJUAN DAN MANFAAT
keputusan dan secara langsung ini PENELITIAN
mengurangi motivasi pegawai dalam
menyelesaikan tugasnya. Tujuan Penelitian
Pimpinan jarang melimpahkan Adapun yang menjadi tujuan
wewenangnya kepada pegawainya penelitian adalah untuk mengetahui
dalam menetapkan atau membuat pengaruh Kepemimpinan terhadap
suatu keputusan sehingga terkadang Motivasi kerja pegawai di Dinas Tata
pegawai merasa tidak senang dalam Kota dan Pertamanan Kota
bekerja dan hal ini tentunya Gorontalo
menjadikan pegawai tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Manfaat Peneltian
Kurangnya pengendalian atau Secara teoritis Penelitian ini
pengawasan dari pimpinan terhadap diharapkan dapat menambah
pekerjaan pegawai. Seperti pimpinan khasanah ilmu pengetahuan terutama
dalam memberikan pekerjaan pada di bidang Administrasi Publik.
bawahannya kurang mengawasi Secara praktis penelitian ini
pekerjaan pegawai tersebut, sehingga diharapkan menjadi bahan masukan
hasil kerja yang dicapai tidak bagi instansi pemerintah, dalam hal
memenuhi target. ini Dinas Tata Kota dan Pertamanan
Selain itu fenomena Kota Gorontalo, untuk melakukan
selanjutnya, masih kurang tegasnya perbaikan terhadap peningkatan
sikap pimpinan dalam memberikan motivasi kerja pegawai, dengan
sanksi kepada pegawai yang memberikan saran bagi pimpinan
melanggar aturan kantor. Seperti ada sebagai upaya untuk peningkatan
pegawai yang terlambat pada saat motivasi kerja pada Dinas Tata Kota
apel pagi dan tidak hadir tanpa dan Pertamanan Kota Gorontalo.
pemberitahuan yang jelas. Pegawai
yang melanggar aturan tersebut, METODE PENELITIAN
maka tambahan penghasilan pegawai
yang diterimanya akan dipotong. Penelitian ini menggunakan
Akan tetapi, pimpinan tidak jenis penelitian survai dengan
memberlakukan aturan tersebut. pendekatan kuantitatif.
Fenomena di atas menjadikan
Berdasarkan itu maka
rendahnya motivasi kerja pegawai
penelitian tentang pengaruh
yang ada di Dinas Tata Kota dan
Kepemimpinan terhadap Motivasi
Pertamanan Kota Gorontalo.
Kerja Pegawai di Dinas Tata Kota

Nolfi S. Tueno, Pengaruh Kepemimpinan ..... Page 70


PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo
Volume III Nomor 2 Desember 2016

dan Pertamanan Kota Gorontalo, sebagai sumber data adalah


tidak akan menjelaskan fenomena keseluruhan pegawai yang berjumlah
secara mendetail sebagaimana yang 59 orang.
berlaku pada penelitian yang bersifat
penjelasan (explanatory). Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat
Populasi dan Sampel dua jenis variabel yang terdiri dari:
Populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian. Arikunto Operasional Variabel Penelitian
(2006:130). Selanjutnya menurut Untuk memudahkan dalam
Djarwanto (2005:107), “populasi pengujian hipotesis, maka peneliti
adalah jumlah dari keseluruhan menetapkan variabel penelitian
obyek (satuan-satuan) yang sebagai berikut:
karakteristiknya hendak diduga”. a. Variabel bebas atau Independent
Mengacu dari pendapat di atas Variable (X)
maka dalam penelitian ini yang Menurut Rivai & Mulyadi
menjadi Populasi adalah keseluruhan (2012:34-35) ada beberapa indikator
pegawai yang berada di lingkungan kepemimpinan (variabel X) sebagai
Dinas Tata Kota Pertamanan Kota berikut:
Gorontalo, dengan jumlah pegawai a. Fungsi instruksi
sebanyak 59 orang. b. Fungsi konsultasi
Sampel adalah sebagian atau c. Fungsi partisipasi
wakil populasi yang diteliti d. Fungsi delegasi
(Arikunto, 2006: 131). Menurut e. Fungsi pengendalian
Arikunto (2006:134) pengambilan b. Variabel terikat atau Dependent
sampel harus dilakukan sedemikian Variable (Y)
rupa sehingga diperoleh sampel yang Menurut Arep & Tanjung
benar-benar berfungsi sebagai (2003:204), ada beberapa indikator
sampel. Apabila subyek kurang dari motivasi kerja (variabel Y) sebagai
100 maka pengambilan sampel berikut:
semuanya. Apabila lebih dari 100 a. Bekerja sesuai standar
maka diambil 10-15 % atau 20-25 % b. Senang dalam bekerja
tergantung dari kemampuan peneliti c. Merasa berharga
dilihat dari waktu, tenanga dan dana, d. Bekerja keras
sempit luasnya wilayah pengamatan e. Sedikit pengawasan
dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana, TEKNIK ANALISIS DATA
besar kecilnya resiko yang
ditanggung oleh peneliti, untuk Uji Validitas Data
meneliti yang beresiko besar, sampel
Uji validitas dilakukan untuk
yang diambil besar hasilnya akan
mengukur pertanyaan yang ada
baik.
dalam kuesioner atau pertanyaan
Mengacu pernyataan Arikunto
dianggap sah jika pertanyaan tersebut
di atas, dan karena mengingat
mampu mengungkap apa yang ingin
populasi hanya 59 orang (<100)
diukur.
maka harus diambil seluruhnya
Menurut Sugiyono (2001:267),
sehingga banyaknya sampel yang
instrument yang valid berarti
digunakan untuk menjadi responden

Nolfi S. Tueno, Pengaruh Kepemimpinan ..... Page 71


PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo
Volume III Nomor 2 Desember 2016

instrumen tersebut dapat digunakan dalam bagian yaitu skor kelompok


untuk mengukur apa yang hendak item yang bernomor ganjil dan
diukur. Uji validitas dilakukan kelompok item yang bernomor
dengan mengkorelasi masing-masing genap. Koefisien korelasi antara dua
pertanyaan dengan jumlah skor untuk keompok tersebut menunjukkan
masing-masing variabel dan dapat kehandalan internal alat ukur yang
memberikan interprestasi terhadap digunakan.
koefisien korelasi. Menurut Suharsimi,
Pengujian validitas instrumen (2006:171) uji reliabilitas bisa
dilakukan dengan menggunakan dilakukan dengan menggunakan
korelasi rank pearson (Pearson Rank teknik Alpha Cronbach, yaitu dengan
Order Corellation) yang dirumuskan rumus:
sebagai berikut:

Keterangan :
Keterangan: a = Reliabilitas instrument
r : Angka korelasi k = Jumlah instrument
X : Skor item ke-i pertanyaan
Y : Skor total variabel
n : Jumlah responden
= Jumlah varians dari setiap
Uji Reliabilitas instrumen
Uji realibilitas dimaksudkan
untuk mengetahui apakah alat = Jumlah varians keseluruhan
pengumpulan data pada dasarnya instrumen
menunjukkan tingkat ketepatan, Kriteria uji reliabilitas
keakuratan, kestabilan, atau instrumen menggunakan batas 0,6,
konsistensi alat tersebut dalam jika Cronbach Alpha lebih besar dari
mengungkapkan gejala tertentu dari 0,6 maka pertanyaan dinyatakan
sekelompok individu, walaupun reliabel.
dilakukan terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang sudah valid, untuk Uji Normalitas
mengetahui sejauh mana hasil Salah satu asumsi yang harus
pengukuran tetap konsisten bila dipenuhi dalam melakukan analisis
dilakukan pengukuran kembali regresi linear baik sederhana maupun
terhadap gejala yang sama. Jika berganda adalah data variabel
kehandalan suatu alat ukur yang dependen (terikat) harus berasal dari
berkaitan dengan konsisten hasil populasi yang berdistribusi normal.
(skor) pengukurannya. dalam Untuk itu sebelum diolah lebih
penelitian ini, pendekatan yang lanjut, dilakukan pengujian asumsi
digunakan untuk menentukan tingkat normalitas tersebut dengan
reliabilitas kuesioner adalah melakukan pengujian terhadap
komparasi internal dalam bentuk hipotesis sebagai berikut :
belah dua (ganjil/genap). Skor item
yang diperoleh, dikelompokkan

Nolfi S. Tueno, Pengaruh Kepemimpinan ..... Page 72


PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo
Volume III Nomor 2 Desember 2016

H0 = Data variabel dependen kepentingan pengujian ini, dapat


berdistribusi normal digunakan rumus sebagai berikut:
Uji Linieritas :
H1 = Data variabel dependen Pengujian secara simultan
tidak berdistribusi normal dilakukan dengan menggunakan uji F
a =5% Kriteria pengujian = Tolak H0 jika
Fhitung > F { a; (k-1, n-k-1) }
Kriteria uji: tolak H0 jika nilai
signifikan yang diperoleh lebih kecil Atau p-value < a Terima Ho
dari a, terima H0 dalam hal lainnya. dalam hal lainnya.
Pengujian Hipotesis Pengujian Secara Parsial (t-test)
Analisis Regresi Linier Sederhana Untuk keperluan ini dilakukan
Jika data hasil penelitian pengujian koefisien regresi secara
berasal dari populasi berdistribusi individual (Testing Individual
normal, maka tahapan analisis Regression Coefficient). Rumusan
dilanjutkan dengan pengujian hipotesisnya dapat dinyatakan
Regresi Linier Sederhana pengujian sebagai berikut:
ini dimaksudkan untuk mengkur
hubungan fungsional antara variabel- 1. H0 : i = 0 dimana i = 0,1,2 (tidak
variabel dalam penelitian. Analisis terdapat pengaruh yang signifikan
ini akan membedakan dua jenis dari variabel independen yang ke-
variabel, yaitu variabel bebas atau i terhadap variabel dependen)
variabel pengaruh (independent H1 : i  0 dimana i = 0,1,2
variabel) dan variabel terikat atau (Terdapat pengaruh yang
variabel terpengaruh (dependent signifikan dari variabel
variabel). independen yang ke-i terhadap
Analisis regresi dalam hal ini variabel dependen)
digunakan untuk melihat pengaruh 2. Taraf signifikansi α = 0.05
kepemimpinan terhadap motivasi ˆ
Kerja Pegawai Di Dinas Tata Kota 3. Statistik Uji : t1 = 1
dan Pertamanan Kota Gorontalo. Seˆ
Analisis regresi linier 4. Kriteria Uji : Tolak Ho jika nilai
sederhana ini dinyatakan dalam thitung  ttabel atau p-value  α/2
bentuk persamaan (Sugiyono,
(uji 2 pihak) terima dalam hal
2006:204) :
lainnya.
Ŷ= a + b X
Pengujian dan interprestasi
Keterangan: Keofisien Determinasi (r2)
X = Kepemimpinan Koefisien Determinasi
Ŷ = Motivasi Kerja mencerminkan besar pengaruh
a = Nilai Konstanta perubahan variabel independen
b = Koefisien Korelasi dalam menjalankan perubahan pada
variabel dependen secara bersama-
Selanjutnya, dapat diukur sama, dengan tujuan untuk mengukur
tingkat signifikansi dan linieritas kebenaran dan kebaikan hubungan
persamaan regresi. Untuk antar variabel dalam model yang
Nolfi S. Tueno, Pengaruh Kepemimpinan ..... Page 73
PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo
Volume III Nomor 2 Desember 2016

digunakan. Besarnya nilai r2 berkisar akan dipimpin dalam suatu kegiatan


antara 0 < r2 < 1. Jika r 2 semakin organisasi. Pemimpin yang efektif
mendekati satu, maka model yang mampu memberikan pengarahan
diusulkan dikatakan baik karena terhadap usaha semua pekerja dalam
semakin tinggi variasi variabel pencapaian tujuan organisasi. Tanpa
dependen yang dapat dijelaskan oleh Pemimpin atau bimbingan, hubungan
variabel independen. antara individu dengan tujuan
organisasi akan menjadi lemah yang
Nilai koefisien determinasi menjadikan suatu keadaan yang
dihitung dengan menggunakan mengandung berbagai harapan
rumus: dimana para individu bekerja untuk
mencapai tujuannya sendiri,
KD = r2 x 100 %
sementara keseluruhan organisasi
Keterangan: KD: Koefisien berada dalam keadaan tidak efisien
Determinasi dalam pencapaian tujuan.
Kepemimpinan merupakan
R: Koefisien Korelasi aktivitas untuk mempengaruhi
perilaku orang lain agar mau
Hipotesis statistika diarahkan untuk mencapai tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tertentu. Kepemimpinan mulai ada
maka hipotesis statistik dapat ketika seseorang mulai
dirumuskan sebagai berikut: mempengaruhi perilaku orang lain
untuk mencapai tujuan tertentu.
H0 : ρ = 0 : Tidak terdapat Kemampuan dan keterampilan dari
pengaruh seorang pimpinan adalah faktor
kepemimpinam penting dalam memotivasi
terhadap motivasi Kerja pegawainya agar lebih bekerja
Pegawai Di Dinas Tata dengan baik. Dalam hal ini pengaruh
Kota dan Pertamanan seorang pemimpin sangat
Kota Gorontalo menentukan arah tujuan dari
organisasi. Karena untuk
HA : ρ ≠ 0 : Terdapat pengaruh merealisasikan tujuan organisasi
kepemimpinan perlu menerapkan peran dalam
terhadap motivasi memimpin kerja yang konsisten
Kerja Pegawai Di terhadap situasi kerja yang dihadapi.
Dinas Tata Kota dan Selain itu seorang pemimpin didalam
Pertamanan Kota melaksanakan tugasnya, harus
Gorontalo berupaya menciptakan dan
memelihara hubungan baik dengan
HASIL PENELITIAN DAN
bawahannya agar mereka dapat
PEMBAHASAN
bekerja secara produktif. Dengan
Semua organisasi, baik formal demikian secara tidak langsungpun
maupun informal selalu motivasi dari pegawai semakin
membutuhkan pelaksanaan fungsi- meningkat.
fungsi kepemimpinan. Karena Pada hasil penelitian ini
semuanya akan menentukan siapakah menunjukkan bahwa setiap indikator
pemimpinnya dan siapa pula yang dari kepemimpinan yang terdiri dari
Fungsi instruksi, Fungsi konsultasi,
Nolfi S. Tueno, Pengaruh Kepemimpinan ..... Page 74
PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo
Volume III Nomor 2 Desember 2016

Fungsi partisipasi, Fungsi delegasi, % ditentukan oleh kepemimpinan,


Fungsi pengendalian memiliki sedangkan sisanya 12,4 % %
hubungan secara signifikan terhadap dipengaruhi oleh variabel lain yang
motivasi kerja pada instansi tersebut. tidak di desain dalam penelitian ini
Setelah dilakukan pengolahan data
statistik diperoleh nilai koefisien Sedangkan untuk uji
korelasi sebesar 0,936, yang berarti keberartian koefisien determinasi
variabel kepemimpinan memiliki diperoleh harga thitung =20,250,
pengaruh signifikan terhadap sedangkan ttabel =5.557 dengan taraf
motivasi kerja pegawai pada Dinas nya α=5%. Hal ini berarti bahwa
Tata Kota dan Pertamanan Kota nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak
Gorontalo. dan Ha diterima, artinya signifikan.
Hal ini didukung oleh nilai Sehingga hipotesis yang menyatakan
koefisien determinasi sebesar 87,6 % kepemimpinan berpengaruh
%. Hasil tersebut menunjukkan signifikan terhadap motivasi kerja
bahwa motivasi kerja sebesar 87,6 % pegawai Dinas Tata Kota dan
ditentukan oleh kepemimpinan, Pertamanan Kota Gorontalo dapat
sedangkan sisanya 12,4 % diterima.
dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak di desain dalam penelitian ini SARAN
seperti insentif, lingkungan kerja dan
Berdasarkan kesimpulan yang
kompensasi yang dapat
telah diuraikan diatas, maka dapat
mempengaruhi motivasi kerja.
disampaikan beberapa saran sebagai
Sedangkan uji keberartian
berikut:
koefisien determinasi diperoleh
harga thitung =20,250, sedangkan ttabel 1. Perlu adanya motivasi dan
=5.557 dengan taraf nya α=5%. Hal kepedulian pimpinan seperti
ini berarti bahwa nilai thitung > ttabel, pembinaan dan pengarahan secara
maka Ho ditolak dan Ha diterima, terus menerus terhadap
artinya signifikan. Sehingga hipotesis bawahannya mengenai tupoksi
yang menyatakan kepemimpinan kerja masing-masing pegawai
berpengaruh signifikan terhadap sehingga pegawai dapat
motivasi kerja pegawai Dinas Tata meningkatkan kinerja pegawai itu
Kota dan Pertamanan Kota sendiri.
Gorontalo dapat diterima. 2. Diharapkan peneliti selanjutnya
dapat mengembangkan hasil
SIMPULAN penelitian ini dengan
menambahkan beberapa variabel
Berdasarkan pembahasan hasil
yang lain.
penelitian dan pengolahan data,
maka dapat disimpulkan bahwa
DAFTAR PUSTAKA
terdapat pengaruh signifikan
kepemimpinan terhadap motivasi Alma, Buchari. 2008.
kerja, ini dapat dibuktikan dengan Kewirausahaan. Bandung.
hasil perhitungan statistik, nilai Alfabeta
koefisien determinasi sebesar 87,6 Arep Ishak & Tanjung Hendri. 2003.
%. Hasil tersebut menunjukkan Manajemen Motivasi. Jakarta.
bahwa motivasi kerja sebesar 87,6

Nolfi S. Tueno, Pengaruh Kepemimpinan ..... Page 75


PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo
Volume III Nomor 2 Desember 2016

PT. Gramedia Widiasarana Sule, Ernie Tisnawati & Saefullah,


Indonesia Kurniawan. 2005. Pengantar
Anoraga, Pandji. 2003. Psikologi Manajemen. Jakarta: Kencana.
Kepemimpinan. Jakarta. PT Sugiyono. 2006. Metode Penelitian,
Asdi Mahasatga. Kualitatif dan R&D. Bandung:
Arikunto S. 2006. Prosedur Alfabeta.
Penelitian Suatu Pendekatan Syamsul, Arifin. 2012. Leadership
Praktik. Ed Revisi VI. Jakarta: Ilmu dan Seni Kepemimpinan.
PT. Rineka Cipta. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Arikunto, Suharsimi. 2003.
Manajemen Penelitian. Jakarta: Thoha, Miftah. 2009. Kepemimpinan
Rieneke Cipta. Dalam Manajemen. Jakarta:
Djarwanto PS, dan Subagyo, PT Rajawali Pers.
Pangestu. 2005. Statistik Tahir, Arifin, 2010, Kebijakan
Induktif. Edisi Kelima. Publik & Transparansi
Yogyakarta: BPFE. Penyelenggaraan
Gitosudarmo, Indriyo & Sudita, I Pemerintahan Daerah. Jakarta:
Nyoman. 2008. Perilaku Pustaka Press Indonesia.
Keorganisasian. Yogyakarta: Wiludjeng, Sri. 2007. Pengantar
BPFE. Manajemen. Yogyakarta:
Hasibuan, Melayu. S.P. 2000. Graha Ilmu.
Manajemen Sumber Daya Winardi, 2006. Kepemimpinan
Manusia. Jakarta: Bumi Dalam Manajemen. Jakarta:
Aksara. Rineke Cipta.
Matondang. 2008. Kepemimpinan Yuniarsih, Tjutju & Suwatno. 2008.
Budaya Organisasi dan Manajemen Sumber Daya
Manajemen Strategik. Jakarta: Manusia. Bandung: Alfabeta.
Graha Ilmu.
Masri Singarimbun Efendi, Sofyan.
2005. Metode Penelitian
Survey. Jakarta: Pustaka LPJES
Mudjiarto & Wahid, Aliaras. 2006.
Membangun Karakter dan
Kepribadian Kewirausahaan.
Jakarta: Graha Ilmu.
Rivai, Veithzal & Mulyadi, Deddy.
2012. Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi. Jakarta.
PT Raja Grafindo Persada.
Silalahi, Ulber. 2002. Pemahaman
Praktis Asas-Asas Manajemen.
Bandung. CV. Mandar Maju.
Sedarmayanti. 2005. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Bandung: Reflika Aditama.
Siswanto, H.B. 2005. Pengantar
Manajemen. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Nolfi S. Tueno, Pengaruh Kepemimpinan ..... Page 76

Anda mungkin juga menyukai