Anda di halaman 1dari 15

FITRIYAH

1860208223087

KONSEP DAN EVALUASI PENDIDIKAN ATAU ASSESMEN PEMBELAJARAN

Evaluasi adalah proses menyimpulkan akhir yang produknya berupa keputusan terkait dengan
proses yang telah dijalani sebelumnya, yaitu berupa pengukuran dan penilaian.
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut: pertama, menilai ketercapaian tujuan
pembelajaran; kedua, mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi; ketiga, sebagai
sarana untuk mengetahui apa yagn siswa telah ketahui; keempat, memotivasi belajar siswa; kelima
menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling; keenam, menjadikan hasil evaluasi
sebagai dasar perubahan kurikulum.
JENIS
1) Evaluasi perencanaan dan pengembangan adalah memberikan bantuan tahap awal dalam
penpsunan program pembelajaran.
2) Evaluasi monitoring, yaitu untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai sasaran
secara efektif dan apakah program pembelajaran terlakana sebagaimana mestinya.
3) Evaluasi dampak yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program
pembelajaran.
4) Evaluasi efisiensi-ekonomis, yaitu untuk menilai tingkat efisiensi program pembelajaran.
5) Evaluasi program komprehensif, yaitu untuk menilai program pembelajaran secara
menyelurulq seperti pelaksanaan program, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi.

Penilaian proses dan hasil belajar, dapat dibagi menjadi 4 jenis


1. Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama
proses belajar berlangsung.
2. Penilaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan jika saruan pengalaman belajar atau
seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai.
3. penilaian Penempatan dibuat sebagai prates (pretest). Tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran
4. Penilaian diagnostik dianggap penting agar Anda dapat mengetahui kesulitan belajar
peserta didik berdasarkan hasil penilaian formatif sebelumnya.
FUNGSI
pertama, untuk mengetahui kemajuan dan keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Kedua, untuk mengetahui tingkat keberhasilan
program pembelajaran. Ketiga, untuk keperluan bimbingan dan konseling. Keempat, untuk
keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

CIRI-CIRI
1. penilaian dilakukan secara tidak langsung
2. penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran kuantitatif.
3. penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan, unit-unit untuk
satuan-satuan yang tetap karena IQ 105 termasuk anak normal
4. penilaian pendidikan adalah bersifat relative
5. penilaian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian pendidikan sering terjadi kesalahan-
kesalahan
PROSES
1. Input adalah bahan mentah yang dimasukkan kedalam transformasi
2. Ouput adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi
3. Transformasi: adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi.
4. Umpan Balik (feed back) adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun
transformasi
OBJEK
1. Evaluasi Program Pembelajaran
2. Evaluasi Kegiatan atau Proses Pembelajaran
3. Evaluasi Hasil Belajar

1. Apa yang akan terjadi jika tidak ada evaluasi?


Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa
evaluasi pula kita tidak aka nada perubahan menjadi lebih baik

2. Apa saja yang menjadi kendala dalam melakukan evaluasi pembelajaran?


Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan, pembelajaran jangka
panjang sehingga tidak memungkingkan evaluai berlangsung, serta guru berhalangan hadir
saat akan dilakukan kegitan evaluasi
SASARAN EVALUASI

Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan penilaian.


Ada beberapa syarat untuk seseorang menjadi subjek evaluasi:
1. Mampu melaksanakan
2. Cermat
3. Objektif
4. Sabar dan Tekun
5. Hati-hati dan bertanggung jawab
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan, maka sasaran evaluasinya adalah prestasi belajar dengan
subjeknya guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu jika evalauasi tersebut adalah
sikap peserta didik, maka subjeknya adalah guru atau petugas yang dapat melakukan penilaian
terhadap peserta didik.
Objek evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi
Beberapa hal yang perlu dibicarakan dalam objek evaluasi yaitu :
a. Penilaian Dalam Kurikulum Berbabis Kompetisi
b. Penilaian Empat Ranah Psikologis
c. Penilaian aspek efektif
Sasaran evaluasi
1. Input, meliput: kemampuan, kepribadian, sikap, intelegensi
2. Transformasi, meliputi: kurikulum/materi, metode dan cara penilaian, sarana
pendidikan/media, sistem administrasi, guru dan personal lainnya
3. Output yaitu penilaian terhadap suatu lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat
yang digunakan untuk mengukur pencapaian atau achievement test

1. Mengapa evaluasi yang baik dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru
harus terdiri dari kegiatan pengukuran dan penilaian?
Karena kualitas yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula dan untuk mengetahui
hasil belajar tersebut maka diperlukan pengukuran dan penilaian tanpa keduanya guru tidak
mengetahui sejauh mana kemampuan yang diperoleh siswa tersebut

2. Mengapa guru menjadi salah satu komponen penting dalam proses evaluasi kegiatan
pembelajaran?
Evaluasi pembelajaran sangat penting bagi guru agar mengetahui kelebihan dan
kekurangan sisa dalam belajar dan bisa mengevaluasi kembali sistem pembelajarannya dari
mulai media, metode, strategi dan pendekatana yang harus diterapkan kepada siswa
INSTRUMEN EVALUASI

Instrumen evaluasi adalah suatu alat yang digunakan oleh guru dapat berupa tes, penugasan, angka,
pengamatan, perseorangan, atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan siswa

Macam-macam
1. Tes Objektif adalah tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah
disediakan atau memberikan jawaban singkat dan pemeriksaannya dilakukan secara
objektif (seragam) terhadap semua murid. Bentuk tes objektif: pilihan ganda, pilihan benar-
salah, menjodohkan, isian singkat.
2. Tes non-objektif atau disebut tes uraian yaitu tes yang pertanyannya membutuhkan
jawaban peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban
dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Bentuk tes non-objektif: uraian terbatas, uraian bebas.

Macam-macam Intrumen Non – Tes Dalam Evaluasi


a. Tes skala sikap
b. Tes minat belajar
c. Tes Motivasi Berprestasi
d. Tes kreativitas
e. Tes lisan

Kelebihan dan Kekurangan Instrumen Evaluasi

a. PILIHAN GANDA (PG)

Kelebihan:
1. Mudah koreksinya.
2. Waktu koreksi lebih cepat.
3. Terstruktur dan petunjuknya jelas.
Kekurangan:
1. Membuat soal memerlukan waktu yang lama.
2. Sulit menemukan pangacau.
3. Lebih bersifat subjektif (siswa menjawab bersifat tebak-tebakan).

b. URAIAN OBJEKTIF (UO)

Kelebihan:
1. Menyusun soalnya relatif mudah.
2. Kecil kemungkinan siswa memberi jawaban dengan cara menebak.
3. Menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan singkat dan tepat.
Kekurangan:

1. Persiapan untuk menyusunya jauh lebih sulit dari pada tes esai, karena soalnya banyak danharus
teliti untuk menghindari kelemahan yang lain.
2. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalankembali serta sukar
untuk mengukur proses mental yang tinggi.

3. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.

c. URAIAN NON OBJEKTIF (UNO)

Kelebihan:
1. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi
2. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa,baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan
benar sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa.
3. Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis,analitis, dan
sistematis

Kekurangan:
1. Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat mengujisemua bahan yang
telah diberikan,tidak seperti pada tes objektif yang dapatmenyenangkan banyak hal melalui
sejumlah pertanyaan.
2. Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan,dalam membuat pertanyaan,maupun dalam
cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal – hal yangmenarik baginya, dan
jawabannya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya
3. Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaanyamemerlukan
waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanyarelatif besar.

d.Menjodohkan

Kelebihan:
1. Suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon samamenyesuaikan dengan
rangkaian isi soal.
2. Waktu membaca dan merespon relative singkat.
3. Mudah untuk dibuat.

Kekurangan:
1. Materi soal dibatasi oleh faktor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat dipakai
untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.
2. Sulit menyusun soal yang mengandung sejumlah respon yang homogen.
3. Terlalu banyak jawaban yang harus dipilih.

e. Pertanyaan Singkat

Kelebihan:
1. Mudah dalam pembuatan.
2. Kemungkinan menebak jawaban sangat sulit.
3. Cocok untuk soal-soal hitungan.
4. Hasil-hasil pengetahuan dapat diukur secara luas.

Kelemahan:
1. Sulit menyusun kata-kata yang jawabannya hanya satu.
2. Tidak cocok untuk mengukur hasil-hasil belajar yang komplek.
3. Penilaian menjemukan dan memakan waktu banyak

f. Skala Bertingkat

Kelebihan:
1. Lebih Fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi
responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukurstatus sosial ekonomi,
kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan,dan lainnya.
2. Lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui pendapat responden lebihmendalam tentang
variabel yang diteliti.
3. Cocok digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang objek yang bersifatheterogen.

Kelemahan:
1. Pengaruh terhadap ketidakjujur jawaban responden.
2. Haloo effects, efek dari kesan atau penilaian umum.
3. Generosity effects, yaitu keinginan untuk berbuat baik dengan memberi nilai tinggi.

1. Apa yang dimaksud dengan rubrik evaluasi dalam konteks pendidikan? Berikan dua contoh
penggunaan rubrik evaluasi dalam penilaian hasil belajar siswa.
Rubrik evaluasi adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur dan menilai kinerja
atau hasil belajar siswa berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Contoh penggunaannya
dalam penilaian hasil belajar siswa antara lain dalam penilaian proyek seni rupa di mana
rubrik dapat mencakup kriteria
2. Bagaimana perbedaan antara tes formatif dan tes sumatif dalam evaluasi pendidikan?
Berikan contoh situasi di mana masing-masing jenis tes ini digunakan.
Tes formatif adalah tes yang dilakukan secara berkala selama proses pembelajaran untuk
memberikan umpan balik kepada siswa dan guru mengenai pemahaman materi. Contoh
situasinya adalah tes ulangan harian atau kuis singkat di akhir setiap pelajaran. Sementara
itu, tes sumatif adalah tes yang dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran untuk
mengevaluasi pencapaian akhir siswa terhadap tujuan pembelajaran. Contoh situasinya
adalah ujian semester atau ujian akhir tahun.
PROSEDUR ASSESMEN PEMBELAJARAN

Assesmen atau penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan instrumen tes
maupun non-tes.

Tujuan
1. Pendidik dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapai kompetensi
yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses pembelajaran
berlangsung.
2. Memberikan umpan balik kepada pendidik untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan
dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi, dan juga kebutuhan
siswa.

Fungsi
1. Jika tujuan pembelajaran adalah pencapaian standar kompetensi maupun kompetensi dasar,
maka penilaian kelas dapat menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah
menguasai suatu kompetensi.
2. Sebagai landasan pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu
peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

Prinsip-prinsip
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk guru, murid, dan orang tua /
wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.

Langkah-langkah
1. Merumuskan tujuan dilakukannya asesmen atau evaluasi, termasukmerumuskan tujuan
terpenting dari diadakannya asesmen. Hal ini perlu dilakukan agar arah proses asesmen jelas.
2. Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif, atau psikomotor.

Cara kerja
1. Proses sistematis, 2. Proses itu untuk memperoleh informasi,dan 3. Informasi yang
terkumpul digunakan untuk membuat keputusan bagi siswa (yang bersangkutan). Proses
yang sistematis itulah sebagai sebuah mekanisme yang disusun oleh sekolah, sehingga
asesmen sebuah mekanisme yang tersistem dari sebuah lembaga sekolah khusus.

Komponen-komponen
1. Komponen kemampuan akademik.
2. Komponen kecerdasan.
3. Kemampuan perilaku sosial dan adaptif.

1. Jelaskan tahapan-tahapan dalam prosedur asesmen pembelajaran secara singkat. Berikan


contoh kegiatan atau instrumen yang dapat digunakan dalam setiap tahapan tersebut.?
Prosedur asesmen pembelajaran umumnya melibatkan beberapa tahapan, yaitu:
Perencanaan: Tahap di mana tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian ditetapkan.
Contohnya, guru merencanakan sebuah tugas proyek tentang sejarah dunia dan menetapkan
rubrik untuk menilai proyek tersebut.
Pelaksanaan: Tahap di mana instrumen asesmen digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai pencapaian siswa. Contohnya, guru memberikan tes tertulis tentang matematika
kepada siswa.
Pengolahan data: Tahap di mana data yang terkumpul dianalisis untuk mengevaluasi
pencapaian siswa. Contohnya, guru mengevaluasi hasil tes siswa untuk mengetahui sejauh
mana mereka memahami konsep matematika.
Umpan balik: Tahap di mana hasil asesmen dikomunikasikan kepada siswa untuk membantu
mereka memahami kekuatan dan kelemahan mereka. Contohnya, guru memberikan umpan
balik kepada siswa tentang kesalahan umum yang mereka buat dalam tes dan memberikan
saran untuk perbaikan.
2. Bagaimana hubungan antara asesmen formatif dan asesmen sumatif dalam proses
pembelajaran? Berikan contoh konkrit bagaimana kedua jenis asesmen ini dapat saling
melengkapi.
Asesmen formatif dan asesmen sumatif memiliki hubungan yang saling melengkapi dalam
proses pembelajaran. Asesmen formatif memberikan umpan balik yang berkelanjutan kepada
siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, sementara asesmen sumatif
memberikan gambaran akhir tentang pencapaian siswa pada suatu titik waktu tertentu. Contoh
konkretnya adalah ketika guru menggunakan tes formatif harian untuk mengevaluasi
pemahaman siswa tentang topik matematika yang baru dipelajari. Kemudian, pada akhir unit
pembelajaran, guru menggunakan tes sumatif berupa ujian akhir untuk menilai pemahaman
menyeluruh siswa tentang seluruh materi yang diajarkan selama unit tersebut. Dengan
demikian, asesmen formatif membantu siswa dan guru untuk melacak kemajuan dan
mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, sementara asesmen sumatif memberikan
gambaran tentang pencapaian akhir siswa dan efektivitas pembelajaran secara keseluruhan.
TAKSONOMI KOMPETENSI

Taksonomi adalah sebuah kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan yang


digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan
pembelajaran.
Jenis-Jenis
1. Bloom : Kerangka yang diajukan merupakan suatu cara untuk mengelompokan tujuan
pendidikan dalam hal yang kompleks secara bertingkat
2. Reuvan Feurstein : Membangun konsep melalui modifikasi kognitif, pengalaman belajar
yang dimediasi dengan menggunakan pemberian tugas untuk mempromosikan berpikir
daripada belajar hafalan
3. Gagne : Menetapkan suatu hirarki delapan tingkat tipe belajar dan pemecahan masalah
pada tingkat tinggi masalah pada tingkat tinggi
Revisi Taksonomi Bloom
(1) Revisi Taksonomi Bloom Memfokuskan Pada Aplikasi
(2) Perubahan Terminologi
Alasan Taksonomi Bloom Dirubah
1. Terdapat kebutuhan untuk mengarahkan kembali fokus para pendidik pada buku teks, bukan
sekedar sebagai dokumen sejarah melainkan juga sebagai karya yang dalam banyak hal telaph
mendahului zamannya
2. Adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan dan pemikiran-pemikiran baru
dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan
Dimensi Pengetahuan
A. Pengetahuan Faktual (Factual knowledge)
Pengetahuan yang berupa potongan-potongan informasi yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang
ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu.
B. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang
lebih besar dan semuanya berfungsi bersamasama. Pengetahuan konseptual mencakup skema,
model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun eksplisit.
C. Pengetahuan Procedural
Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru.
D. Pengetahuan Metakognitif
Mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri.
Ranah besar dalam taksonomi Bloom
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
3. Ranah Psikomotor
Perkataan Psikomotor berhubungan dengan kata “motor”, sensory motor atau perceptual-motor”.
Jadi, ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh
atau bagiannya.
1.Bagaimana taksonomi kompetensi digunakan dalam evaluasi pendidikan? Jelaskan tahapan-
tahapan yang biasanya dilakukan dalam proses ini?

Taksonomi kompetensi digunakan dalam evaluasi pendidikan untuk mengukur sejauh mana siswa
telah mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Tahapan-tahapan dalam proses evaluasi ini meliputi:
Identifikasi Kompetensi: Mendefinisikan kompetensi atau keterampilan yang diinginkan untuk
dicapai oleh siswa.
Pengembangan Instrumen Evaluasi: Membuat tes atau alat evaluasi lainnya yang sesuai untuk
mengukur pencapaian kompetensi tersebut.
Implementasi Evaluasi: Melakukan pengukuran terhadap siswa menggunakan instrumen evaluasi
yang telah disiapkan.
Analisis Hasil: Menganalisis hasil evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kompetensi telah
tercapai dan di mana siswa mungkin perlu bantuan tambahan.
Tindak Lanjut: Memberikan umpan balik kepada siswa dan merencanakan tindakan lanjut yang
sesuai berdasarkan hasil evaluasi.

2.Apa peran taksonomi kompetensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan? Berikan contoh
konkrit bagaimana implementasi taksonomi kompetensi dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran?

Taksonomi kompetensi memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan


dengan memberikan landasan yang jelas untuk pengembangan kurikulum, desain pembelajaran,
dan evaluasi. Misalnya, dengan mengidentifikasi kompetensi kunci yang harus dimiliki siswa,
guru dapat merancang aktivitas pembelajaran yang lebih terarah dan relevan. Sebagai contoh, jika
tujuan pembelajaran adalah untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah matematika,
guru dapat merancang tugas yang menantang siswa untuk menerapkan konsep matematika dalam
konteks kehidupan nyata. Dengan menggunakan taksonomi kompetensi sebagai panduan,
pendidik dapat memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya berfokus pada pengetahuan, tetapi
juga pada pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk sukses di dunia nyata.
TUJUAN INTRUKSIONAL

tujuan instruksional sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh
siswa sesuai kompetensi

Ada dua macam tujuan instruksional yaitu:


1. Tujuan instruksional umum (TIU)
adalah tujuan pengajaran yang perubahan perilaku siswa yang belajar masih merupakan
perubahan internal yang belum dapat dilihat dan diukur.
3. Tujuan instrusional khusus (TIK)
adalah tujuan pengajaran dimana. Perubahan prilaku telah dapat dilihat dan diukur.
Manfaat Tujuan instruksional:
1 Guru mempunyai arah untuk: • Memilih bahan pelajaran. Memilih prosedur (metode)
mengajar.
2 Siswa mengetahui arah belajanya
3 Setiap guru mengetahui batas-batas tugas dan wewenangnya mengajarkan suatu bahan
sehingga diperkecil kemungkinan timbulnya celah (gap) atau saling menutup (overlap)
antara guru
Tujuan intruksional dalam evaluasi pembelajaran
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Tujuan instruksional umum merupakan yang dinyatakan dalam batasan umum dan guna
mengarahkan keberadaan tujuan belajar yang lebih spesifik
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Tujuan instruksional khusus merupakan tujuan dalam proses belajar mengajar dalam tingkat
operasional dengan beberapa indikator ketercapaian.

Langkah-langkah merumuskan tujuan intruksional khusus


1. Membuat sejumlah TIU (Tujuan Instruktional Umum) untuk setiap mata pelajaran/bidang
studi yang akan diajarkan. Dalam merumuskan TIU digunakan kata kerja yang sifatnya
masih umum dan tidak dapat di ukur karena perubahan tingkah laku masih terjadi di dalam
diri manusia (intern).
2. Dari masing-masing TIU dijabarkan menjadi sejumlah TIK yang rumusannya jelas,
khusus, dapat diamati, terukur, dan menunjukkan perubahan tingkah laku. Rumusan TIK
yang lengkap memuat tiga komponon, yaitu:
1. Tingkah laku akhir (terminal behavior)
2. Kondisi demonstrasi (condition of demonstration or testi)
3. Standar keberhasilan (standard of performance).
Rumusan tujuan intruksional khusus
1. Kondisi demonstrasi (condition of demonstration) Kondisi demonstrasi yaitu komponen
TIK/TPK yang menyatakan suatu kondisi atau situasi yang dikenakan kepada siswa pada saat ia
mendemonstrasikan tingkah laku akhir.
2. Tingkah laku akhir (terminal behavior)
Tingkah laku akhir yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dibuat siswa sesuai suatu program
pengajaran (sesuai proses belajar).
3. Standar atau kriteria (Standard/Creterion)
Standar atau kriteria yakni ukuran yang memungkinkan kita menilai dampak belajar.
Kata kerja oprasional
A. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
1. Pengetahuan (Knowledge) (C1) : mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasi,
mendaftarkan, menjodohkan, menyebutkan, menyatakan, dan merespon
2. Pemahaman (Comprehension) (C2) : mempertahankan, membedakan menduga, menerangkan,
memperluas, menyimpulkan, menggeneralisir, memberikan contoh,
3. Penerapan (Application) (C3) : mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan,
memanipulasikan, memodifikasi, mengoperasikan, meramalkan, dll.
4. Analisis (Analysis) (C4) : memperinci, mengasuh diagram, membedakan, mengidentifikasikan,
mengilustrasikan, menyimpulkan.
5. Sintesis (Synthesis) (C5) : mengkategorisir, mengkoordinir, mengarang, mendenfinisikan,
mengorganisir
6. Evaluasi (Evaluation) (C6) : menilai, membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan,
mengkritik

B.Ranah Afektif (Affektive Domain):


1. Penerimaan (Receiving): menanyakan, memilih, mengikuti,
2. Menjawab (Responding): menjawab, membantu, mendiskusikan,
3. Menilai (Valuing): melengkapi, menggambarkan, membedakan, menerangkan.
4. Mengorganisasi (Organization): mengubah, mengatur, menggabungkan.
5. Karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai (Characterization by a Value or Value
Complect): membedakan, menerapkan, mengusulkan

C.Ranah Psikomotorik (Psychomotor Domain)


1. Ketrampilan Motorik (Muscular or motor skills): mempertahankan gerak, menunjukkan hasil,
melompat, dll.
2. Manipulasi Benda-Benda (Manipulation of materials or objects) meraparasi, mengukur,
membersihkan, dll.
3. Koordinasi Neuromuscular (Neuromuscular coordination) : mengamati, menetapkan,
menghubungkan.
4. Kriteria (Criteria) atau standar keberhasilan (standard of performance) yaitu standar yang
ditetapkan sebagai patokan keberhasilan pencapaian tujuan akhir oleh siswa sejauh mana tingkat
keberhasilan yang dibentuk oleh penilai bagi tingkah laku dalam situasi akhir.

1.Apa yang dimaksud dengan tujuan intruksional dalam konteks evaluasi pendidikan? Jelaskan
mengapa penting untuk memiliki tujuan intruksional yang jelas dalam proses evaluasi
pembelajaran!
Tujuan intruksional adalah pernyataan yang jelas dan terukur tentang apa yang diharapkan siswa
capai setelah menyelesaikan suatu pembelajaran atau aktivitas tertentu. Pentingnya memiliki
tujuan intruksional yang jelas dalam evaluasi pendidikan karena:
a. Memandu Desain Pembelajaran: Tujuan intruksional membantu guru untuk merancang
pengalaman pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi siswa.
b. Mengukur Pencapaian: Tujuan intruksional memberikan kerangka kerja yang konkret untuk
mengukur sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
c. Memberikan Umpan Balik: Dengan memiliki tujuan intruksional yang jelas, guru dapat
memberikan umpan balik yang spesifik kepada siswa tentang kemajuan mereka dalam mencapai
tujuan tersebut.
2.Bagaimana proses pengembangan tujuan intruksional dapat mendukung evaluasi pendidikan
yang efektif? Berikan langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam menyusun tujuan
intruksional!
Proses pengembangan tujuan intruksional merupakan langkah kunci dalam mendukung evaluasi
pendidikan yang efektif. Langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam menyusun tujuan
intruksional meliputi:
a. Identifikasi Kompetensi: Mengidentifikasi kompetensi atau keterampilan yang ingin dicapai
oleh siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
b. Formulasi Tujuan: Merumuskan tujuan intruksional dengan jelas dan terukur, menggambarkan
perilaku yang diharapkan dari siswa setelah pembelajaran.
c. Menentukan Kriteria Keberhasilan: Menetapkan kriteria yang akan digunakan untuk menilai
pencapaian tujuan intruksional, sehingga evaluasi dapat dilakukan secara obyektif.
d. Validasi Tujuan: Memastikan bahwa tujuan intruksional yang disusun sesuai dengan kurikulum,
standar pembelajaran, dan kebutuhan siswa.
e. Komunikasi Tujuan: Mengkomunikasikan tujuan intruksional kepada siswa agar mereka
memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari pembelajaran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai