Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GIZI PADA IBU HAMIL DIABETUS MILITUS

Dosen Pengampu :

DEVI PRATIKTOWATI PUTRI,STP,SGz.M.K.M

Nama Anggota Kelompok 4:

1. Aldi Apriandi 029PA22002


2. Amelia Putri 029PA22003
3. Ani Mulyani 029PA22005
4. Ayi Respika 029PA22006
5. Azi Dadan Rifai 029PA22007
6. Cindy Arianti 029PA22008
7. Fitri Yani 029PA22018
8. Helidayanti 029PA22019
9. Hilma Pridayanti 029PA22020
10. Iis Fitriasih 029PA22021
11. Dela Puspita 029PA22182

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKES) YAPKESBI SUKABUMI
2022-2023

1
Jl.Subang jaya no.12a ciaul pasir kota sukabumi

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat oleh allah swt yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah gizi dengan judul “Gizi Pada Ibu Hamil
Diabetes”
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuannya
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.

2
Daftar Isi
Kata pengantar 1
Daftar isi 2
BAB I pendahuluan 3
A. Rumusan Masalah 6
B. Tujuan makalah 6

BAB II PEMBAHASAN 4
A. 6
B. 6
C. 6
D. 6

BAB III PENUTUP 5


DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi


glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan
apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama
kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap
transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga
diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.

Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah
mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes

3
mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan
pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum
dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM
ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai
di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum
pasti DM. Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan
test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa
darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan
melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.
Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan
umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi
glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM. DM gestasional merupakan
keadaan yang perlu ditangani dengan professional, karena dapat mempengaruhi
kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan dating, juga saat persalinan.

B. RUMUSAN MASALAH
a) Bagaimana Patofisiologi terjadinya DM pada masa kehamilan
b) Apa tujuan diet pada pasien diabetes pada ibu hamil
c) Apa manfaat diet pada pasien diabetes pada ibu hamil
d) Apa syarat diet pada ibu hamil dengan diabetes
e) Prinsip diet pada pasien diabetes pada ibu hamil
f) Tahapan diet pasien diabetes pada ibu hamil
g) Bahan makanan dan nilai gizi untuk pasien diabetes pada ibu hamil

C. TUJUAN

3.1 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
DM (Gestasional)

3.2 Tujuan Khusus


- Mengetahui pengertian DM

4
- Mengetahui pengertian DM pragestasi

- Mengetahui pengertian DM gestasional

- Mengetahui konsep teori DM pada masa kehamilan

- Mengetahui patofisiologi DM yang dikaitkan dengan etiologi dan


manifestasi klinis

- Mengetahui WOC

- Mengetahui Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan Diabetes mieli

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

5
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana
glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan
keadaan hiperglikemia. DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak
dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu: diabetes mellitus yang diketahui
sewaktu hamil yang disebut DM gestasional dan DM yang telah terjadi sebelum
hamil yang dinamankan DM pragstasi. Diabetes mellitus merupakan ganguan
sistemik pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes mellitus
ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah yang diakibatkan
produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif
pada tingkat seluler. (Bobak. Lowdermilk, Jensen.2004. Edisi 4 hal 699)

2. DIABETES PRAGESTASI

Diabetes pragestasi, artinya sudah diketahui diabetes mellitus kemudian hamil.


Mereka tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang ringan. mereka dengan
komolikasi berat, khususnya retinopati, nefropati dan hipertensi. Ada 4 hal
penting mengapa diabetes gestasi perlu ditegakkan diagnosisnya.Diabetes
Pragestasi Adalah diabetes yang terjadi sebelum konsepsi dan terus berlanjut
setelah masa hamil. Diabetes pragestasi dapat berupa diabetes tipe 1 (tergantung
insulin) dan tipe II (tidak tergantung insulin), yang mungkin disertai atau tidak
disertai penyakit vaskuler, retinopati, nefropati, dan komplikasi diabetic lainnya.
Kondisi diabetogenik kehamilan pada sistem metabolic yang terganggu selama
masa pragestasi memiliki implikasi yang signifikan. Adapun hormone yang
normal terhadap kehamilan mempengaruhi kontrol glikemia pada pasien diabetic
pragestasi. Kehamilan juga dapat mempercepat kemajuan komplikasi vaskuler
diabetes. Selama trimester pertama, sementara kadar glukosa darah maternal
dalam kondisi normal menurun, dan respon insulin terhadap glukosa meningkat,
kontrol glikemia meningkat. Dosis insulin untuk klien diabetic yang terkontrol
baik perlu disesuaikan untuk menghindari hipoglikemi. Episode hipoglikemia
tidak umum terjadi pada klien diabetic tipe 1 selama awal kehamilan (Mayer,
palmer, 1990)

6
3. DIABETES MEILITUS PADA MASA KEHAMILAN

Kehamilan yang disertai diabetes mellitus merupakan kondisi yang


berisiko tinggi, oleh karena itu perlu penanganan dan pendekatan multidisiplin
untuk mencapai hasil akhir yang baik. Perawat yang memberikan asuhan
keperawatan kepada wanita diabetik yang sedang hamil harus memahami respon
fisiologis normal terhadap kehamilan dan perubahan metabolisme akibat diabetes,
perawat juga harus mengetahui implikasi– implikasi psikososial kehamilan
diabetik, sehingga ia dapat mengarahkan wanita yang sedang hamil dalam
perencanaan pengimplementasian dan pengevaluasian terhadap wanita dan
keluarganya.

Disebut diabetes gestasional bila gangguan toleransi glukosa yang terjadi


sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan. dianggap
diabetes mellitus (jadi bukan gestasi) bila gangguan toleransi glukosa menetap
setelah persalinan. Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama
masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali
didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga.
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi
glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan
trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan
respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG
asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan rutin. Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi
karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang
hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan,
diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa.

Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai
“unmasked” atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang
memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg,

7
riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang. Angka lahir mati terutama
pada diabetes yang tidak terkendali dapat terjadi 10 kali dari normal.

4. Perubahan metabolic selama dan setelah masa kehamilan

Kehamilan normal dikatakan sebagai suatu kondisi diabetogenik, dimana


kebutuhan akan glukosa meningkat. Metabolisme maternal mengalami perubahan
untuk memastikan suplai glukosa yang adekuat dan konstan untuk perkembangan
janin. Glukosa maternal ditransfer ke janin melalui proses difusi-difasilitasi.
Insulin ibu tidak menembusd plasenta. Pada usia gentasi sepuluh minggu, janin
meyekresi insulinnya sendiri dengan kadar yang adekutat, yang memungkinnya
menggunankan glukosa yang diperoleh dari ibu.

Pada trimester pertama kehamilan, kadar glukosa ibu menurun dengan cepat
dibawah kadar glukosa tidak hamil sampai antara 55 dan 65 mg/dl. Akibat
pengaruh estrogen dan progesterone, pancreas meningkatkan produksi insulin,
yang meningkatkan penggunaan glukosa. Pada saat yang sama, penggunaan
glukosa oleh janin meningkat, sehingga menurunkan kadar glukosa ibu. Selain itu,
trimester pertama juga ditandai dengan nausea, vomitus, dan penurunan asupan
makanan sehingga kadar glukosa ibu semakin menurun dan selama tri mester
kedua dan ketiga peningkatan kadar laktogen plasental human, estrogen,
progesterone, kortisol,prolaktin, dan insulin meningkatkan resistansi insulin
melalui kerjanya sebagai suatu antagonis. Resistansi insulin merupakan suatu
mekanisme penghematan glukosa yang memastikan suplai glukosa yang
berlimpah untuk janin. Kebutuhan ibu akan insulin meningkat sejak trimester ke
2. Kebutuhan insulin dapat meningkat 2-4 kali lipat pada kehamilan cukup bulan.

Pada saat bayi lahir, lepasnya plasenta menyebabkan penurunan mendadak


kadar hormone plasenta, kortisol dan insulin yang bersirkulasi. Ke jaringan
maternal dengan cepat kembali peka terhadap insulin seperti pada periode
sebelum hamil. Pada ibu yagn tidak menyusui bayi, keseimbangan insulin –
karbohidrat prakehamilan biasanya dicapai kembali dalam sekitar 7-10 hari.

8
Dalam laktasi, glukosa maternal digunakan sehinggu kebutuhan insulin ibu yang
menyusui ibu tetap rendah selama 9 bulan. Setelah penyapihan berakhir,
kebutuhan insulin ibu kembali ke kebutuhan insulinnya sebelum hamil

5. Etiologi

Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :

 Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.


 Genetik

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun
resikonya sangat kecil.

Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin


yang disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu
didominasi defect fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi insulin.
Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria yakni karena proses produksi
hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses oxidative
phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta pankreas. Penderita DM proses
pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami gangguan sebagai akibat dari
peningkatan kadar glukosa darah. Mitokondria menghasilkan adenosin
trifosfat (ATP). Pada penderita DM, ATP yang dihasilkan dari proses
OXPHOS ini mengalami peningkatan. Peningkatan kadar ATP tersebut
otomatis menyebabkan peningkatan beberapa senyawa kimia yang terkandung
dalam ATP. Peningkatan tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses
pengeluaran hormon insulin. Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah
dapat diidentifikasi. Kalangan klinis menyebutnya sebagai mutasi A3243G
yang merupakan mutasi kausal pada DM. Mutasi ini terletak pada gen
penyandi ribo nucleid acid (RNA). Pada perkembangannya, terkadang para
penderita DM menderita penyakit lainnya sebagai akibat menderita DM.
Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like
episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada

9
mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel
beta pankreas maka fungsi OXPHOS akan makin rendah dan defect fungsi
sekresi makin berat.

Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita


DM itu menderita penyakit penyerta tadi.

 Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga Kekurangan produksi insulin

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan


radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat
meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.

 Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol,


dan epineprin.
 Obat-obatan.

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang


pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang
lama dapat mengiritasi pankreas. Contohnya Minum soda dalam keadaan perut
kososng (misalnya stelah berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi hari) juga harus
dihindari. Sirup dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan pemanis buatan yang
terdapat dalam minuman soda dapat merusak pangkreas yang menyebabkan
meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama kelamaan akan
menderita penyakit DM. Penelitian membuktikan bahwa perempuan yang
mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2 kali terkena
diabeters tipe 2 dalam jangka waktu 4 tahun kedepannya.

 Wanita obesitas

Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai penyebab,


obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada
gilirannya akan kelelahan dan “jebol” sehingga insulin menjadi kurang

10
prodeksinya dan terjadilah DM. Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan
insulin sebagai terapi DM berlebihan menyebabkan penimbunan lemak subkutan
yang berlebihan pula.

Manifestasi klinik

Polyuria ( banyak berkemih), polydipsia ( banyak minum), Penurunan berat


badan, Polyphagia ( banyak makan), Letih, lesu, Lemah badan, gatal, pandangan
kabur, dan pruritus vulvae pada wanita, Kelelahan, Pandangan kabur, mata kabur,
Pusing, Mual, Kurangnya ketahanan pada saat melakukan olah raga, dan mudah
infeksi

Patofisiologi

Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan glukosa darah)


diakibatkan karena Produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin
secara tidak efektif pada tingkat seluler. Insulin– insulin yang diproduksi sel– sel
beta pulau langerhans di prankeas bertanggung jawab mentranspor glukosa ke
dalam sel . apabila insulin tidak cukup / tidak efektif, glukosa berakumulasi dalam
aliran darah dan terjadi hiperglikemia. Hiperglikemia menyebabkan
hiperosmolaritas dalam darah yang menarik cairan intarsel ke dalam sisitem
vaskular sehingga terjadi dehidrasi dan peningkatan volume darah. Akibatnya
ginjal menyekresi urine dalam volume besar (poliuria) sebagai upaya untuk
mengatur kelebihan volume darah dan menyekresi glukosa yang tidak digunakan
(gliousuria). Dehidrasi seluler, menimbulkan rasa haus berlebihan (polidipsi).
Penurunan berat badan akibat pemecahan lemak dan jaringan otot, pemecahan
jaringan ini menimbulkan rasa lapar yang membuat individu makan secara
berlebihan (polifalgia). Setelah jangka waktu tertentu, diabetes menyebabkan
perubahan vaskuler yang bermakna. Perubahan ini terutama mempungaruhi
jantung, mata dan ginjal. Komplikasi akibat diabetes mencakup aterosklerosis,
premature, retinopati dan nefropati. Diabetes tipe I dan II biasanysa dikenal
sebagai sindrom yang disebabkan oleh factor genetic. Diabetes biasanya
diwariskan sebagai sifat resesif, tetapi muncul sebagai sifat dominan pada
beberapa keluarga. Pewarisan sifat genetik (genotip) diabetes mellitus tidak selalu
berarti bahwa individu akan mengalami intoleransi glukosa diabetik (fenotip).

11
Banyak individu yang memiliki genotip, tidak memperlihatkan satupun gejala
diabetes sampai mereka mengalami satu atau lebih stressor atau faktor presipitasi.
Contoh stressor tersebut adalah peningkatan usia, periode perkembangan normal,
perubahan hormonal yang cepat, obesitas, infeksi, pembedahan, krisis emosi dan
tumor atau infeksi pangkreas. Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan)
intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak dikelompokkan kedalam NIDDM
pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon
chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk mensuplai
asam amino dan glukosa ke fetus.

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat


yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui.
Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga
kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak
dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada
janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat
lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini
menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat
sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan
diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin
yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi
hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin,
sehingga ia relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes
kehamilan.

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi


suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi
perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya,
komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi,
kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta,
dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal.
(menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik

12
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.

Klasifikasi diabetes selama masa kehamilan

Kelas Karakteristik Implikasi


Intoleransi glukosa pada masa Toleransi glukosa abnormal Diagnosis sebelum usia gestasi
selama masa hamil; 30 minggu penting untuk
hamil
hiperglikemia pascaprandial mencegah makrosomia
selama masa hamil
Tangani dengan diet kalori
yang adekuat untuk mencegah
penurunan berat badan ibu.

Sasaran yang dicapai : glukosa


darah pasccaprandial <130
mg/dl 1 jam setelah makan
atau < 105 mg/dl 2 jam setelah
makan. Apabila insulin
dibutuhkan, tangani seperti
penanganan kelas B dan C
Diabetes kimiawi yang Penatalaksanaan sama dengan
didiagnosis sebelum masa penanganan intoleransi
hamil: diatasi hanya melalui glukosa pada kehamilan
A upaya diet; awitan dapat
terjadi terjadi pada usia
berapapun
Terapi insulin yang dilakukan Sekresi insulin endogen dapat
sebelum Masa hamil; awitan menetap, resiko pada neonates
pada usia 20 tahun atau lebih; dan janin sama dengan resiko
B durasi kurang 10 tahun pada kelas C dan D begitu juga
dengan penatalaksanaannya
Awitan pada usia 10 sampai Diabetes karena kurang
20 tahun, atau durasi 10 binsulin dengan awitan pada
C sampai 20 tahun. Diabetes masa kanak – kanak.
karena kurang insulin

Awitan sebelum usia 10 tahun Makrosomia janin atau


samapai 20 tahun atau durasi retardasi pertumbuhan
10 sampai 20 tahun intrauterine dapat terjadi,
mikroaneurisme retina, dot-
D hemoragi, dan eksudat
meningkat selama masa hamil.,
kemudian menurun setelah
melahirkan
Nefropati diabetic disertai Anemi dan hipertensi umum
E dengan proteinuria terjadi, proteinuria meningkat
pada trimester ke 3, menurun

13
setelah melahirkan. Retardasi
pertumbuhan janin intrauterine
umum terjadi, angka
kelangsungan hidup perinatal
sekitar 85%. Apabila berada
dibawah kondisi optimal, tirah
baring dibutuhkan
F Penyakit Arteri koroner Resiko maternal yang serius
Retinopati proliferatif Neovaskularisasi disertai
resiko hemoragi vitreus atau
retina tanggal, foto koagulasi
laser bermanfaat aborsi
G biasanya tidak dibutuhkan,
disertai proses aktif neo
vaskularisasi, mencegah usaha
mengedan

Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan


1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM

a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes


(diabetik )
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan

2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah :


a. Abortus dan partus prematurus
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
d. Kesalahan letak jantung
e. Insufisiensi plasent

4. Pengaruh DM terhadap kala nifas


a. Mudah terjadi infeksi post partum
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar

5. Pengaruh DM terhadap bayi


a. Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
b. Janin besar ( makrosomia )
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa

BAB III

PEMBAHASAN PADA GIZI PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES

14
A. TUJUAN DIET GIZI PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES
Membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk
mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara:
1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogenous atau exogenous),
dengan obat penurun glukosa oral, dan aktivitas fisik.
2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
3. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
4. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin
seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah yang
berhubungan dengan latihan jasmani.
5. Meningkatkan derajat kesehatan serta keseluruhan melalui gizi yang optimal.

B. MANFAAT GIZI PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES


1. Mencegah timbulnya komplikasi pada ibu hamil Diabetes melitus
2. Mencegah resiko kematian ibu dan janin
3. Mencegah Resiko tinggi Berat lahir berlebih pada bayi

C. SYARAT DIET PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES


1. Makan dalam porsi kecil, namun sering
Tidak dianjurkan makan 3x/hari dengan porsi besar, namun lebih baik makan
6x/hari dengan porsi kecil. Makan 6x/hari meliputi jadwal utama 3x/hari (pagi,
siang dan malam) dan konsumsi cemilan 3x/hari (di konsumsi diantara waktu
makan utama). Cemilan yang dapat dikonsumsi: Oatmilk, yogurt, edamame,
apel, jeruk, pir, jus tomat tanpa gula, telur rebus. Pengaturan porsi makan ini
berkaitan dengan kesetabilan berat badan selama hamil.
2. Makan dengan jadwal teratur dan tidak menunda jadwal makan
3. Mengurangi makan yang mengandung karbohidrat seperti roti, susu, buah,
permen dan soft drink bleh dikonsumsi namun tidak berlebihan
4. Usaha untuk tidak banayak mengkonsumsi karbohidrat di pagi hari, karena kadar
gula darah cenderung naik pada pagi hari.
D. TAHAPAN DIET PASIEN DIABETES PADA IBU HAMIL
diet disini hanya ditunjukan untuk menurunkan kadar gula darah pada ilmu hamil
yaitu dengan tahapan sebagai berikut:
1. Breakfast: roti gandum 2 lembar dengan selai dan 1 gelas susu
2. Bruch: buah-buahan seperti pear, melon, dan lain-lain
3. Lunch: nasi putih/nasi merah 150 gr, sayuran, ikan dan buah-buahan
4. Cemilan sore: buah-buahan seperti jeruk, pisang, belimbing, dan sebagainya
5. Dinner: nasi putih atau nasi merah 150, gr sayuran, sup, dan buah-buahan
6. Cemilan malam: susu
15
E. BAHAN MAKANAN DAN NILAI GIZI UNTUK PASIEN DIABETES PADA
IBU HAMIL
Waktu Menu Makanan URT Jumlah
Kalori
Makan Pagi Nasi 2 sendok nasi 350 kkl
07.00 Daging bumbu semur 1 potong sedang 95 kkl
Tumis kacang ½ mangkok sedang 25 kkl
Panjang+tauge
Susu 1 gelas (gelas sedang) 130 kkl

Snack Pagi Bubur kacang ijo 1 gelas (ukuran rendah) 80 kkl


10.00
Makan Siang Nasi 2 sendok nasi 350 kkl
13.00 Ikan goreng 1 potong besar/1 ekor sedang 95 kkl
Tempe bacem 1 potong sedang 80 kkl
Lalap ½ mangkok 0 kkl
Sayur asem 1 mangkok sedang 0 kkl
Sambel tomat 1 sendok makan 0 kkl
Apel 1 potong 40 kkl
Snack Siang Kue sus 1 buah 23 kkl
16.00
Makan Malam Nasi 1 ½ sendok makan 262 kkl
19.00 Pepes ayam 1 potong sedang 95 kkl
Tahu balado 1 potong sedang 80 kkl
Sayur bening + jagung 1 mangkok sedang 25 kkl
muda
pepaya 1 potong sedang 40 kkl
Ekstra Malam Susu 1 gelas (gelas ukuran tinggi 130 kkl
21.00 sedang)

16
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan dengan DM gestasional,
sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil, maka dinamakan DM pregestasi. DM
yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui saat hamil kemudian akan pulih kembali 6 minggu
pasca persalinan, maka ini dinamakan DM gestasional, namun apabila setelah 6 minggu
persalinan DM belum juga sembuh, maka ini bukannya diabetes Gestasional, tetapi DM. Dm
gstasional perlu penanganan yang serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin,
dan dapat mengancam kehidupan janin kedepannya. sehingga perlu diberikan asuhan
keperawatan secara professional terhadap ibu hamil dengan DM, supaya tidak lagi terjadi
berbagai komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan

SARAN

Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan DM, dan paham bagaimana patofiologi yang terjadi pada
ibu hamil yang mengalami DM. sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan
keperawatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

1.Harry Oxorn, Ilmu Kebidanan Patofisiologi dan Persalinan, Edisi Human Labor and Birth,
Yayasan Essentia Medica, 1990.

2.Mary Hamilton, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta, 1995.

3.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002.

4.Muliyati, Buku Panduan Kuliah Keperawatan Maternitas, Makassar, 2005.


Diposkan oleh WWW.DASTO DE BELTO.BLOGSPO

18

Anda mungkin juga menyukai