Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STANDAR KINERJA PROFESIONAL


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan profesional
Dosen Pengampu : Ratna Fitria,S.Kep.,Ners,M.kep

Disusun Oleh :
1. Ayi Respika
2. Dini Munggarani Purnama
3. Cindy Arianti
4. Dede Alpi Nurjalilah
5. M. Sambas

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKES) YAPKESBI
SUKABUMI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas rahmat, karunia dan
bimbingan-Nya dalam penyusunan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan
profesional dengan judul Standar Kinerja profesional.

Diharapkan laporan ini dapat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh dosen
pengampu yang menerima.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, kami mohon pembaca berkenan memberikan saran
atau kritik demi perbaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat diterima dengan
baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh dosen pengampu dan juga kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3. Tujuan Umum............................................................................................................2
1.4. Tujuan Khusus...........................................................................................................3
BAB II
TINJAUAN TEORI.................................................................................................................4
2.1. Definisi................................................................................................................................4
2.2. Standar Kinerja Professional...............................................................................................4
2.2.1 Standar I Jaminan Mutu.......................................................................................4
2.2.2 Standar II Pendidikan...........................................................................................5
2.2.3 Standar III Penilaian Kerja...................................................................................6
2.2.4 Standar IV Kesejawatan (collegial).....................................................................7
2.2.5 Standar V Etik......................................................................................................7
2.2.6 Standar VI Kolaborasi..........................................................................................8
2.2.7 Standar VII Riset..................................................................................................9
2.2.8 Standar VIII Pemanfaatan Sumber-sumber.......................................................10
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................13
3.2. Saran.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan


kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial. Keperawatan
memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan
penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan ners dan klien harus
dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.

Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional pelayanan


professional diberikan dengan perawat professi professional sejak tahun 1983, maka upaya
perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia
menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan
upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang nyata
keterlibatan berbagai pihak yang terkait berkepentingan.

Dalam kaitannya dengan tanggungjawab utama dan komitmen tersebut di atas maka
PPNI harus memberikan respon, sensitive serta peduli untuk mengembangkan standar
praktek keperawatan. Diharapkan dengan pemberlakuan standar praktek keperawatan di
Indonesia akan menjadi titik inovasi baru yang dapat digunakan sebagai : pertama falsafah
dasar pengembangan aspek – aspek keperawatan di Indonesia, kedua salah satu tolak ukur
efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan dan ketiga perwujudan diri keperawatan
professional.

iv
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah standar kinerja keperawatan profesional dapat bervariasi


tergantung pada konteksnya, namun umumnya mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai
profesionalisme, kompetensi, dan kinerja perawat. Beberapa contoh rumusan masalah dalam
konteks profesionalisme perawat antara lain: "Bagaimana profesionalisme perawat
memengaruhi kualitas pelayanan kesehatan?" atau "Apakah terdapat perbedaan dalam kinerja
perawat berdasarkan tingkat profesionalisme mereka?" Untuk mendapatkan rumusan masalah
yang lebih spesifik, disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber yang relevan dengan
bidang keperawatan.

Sumber-sumber yang ditemukan tidak secara khusus membahas rumusan masalah


standar kinerja keperawatan profesional. Oleh karena itu, berdasarkan pengetahuan umum,
rumusan masalah dalam konteks keperawatan profesional dapat mencakup pertanyaan-
pertanyaan mengenai pengaruh profesionalisme perawat terhadap pelayanan kesehatan,
perbedaan kinerja berdasarkan tingkat profesionalisme, atau faktor-faktor yang memengaruhi
profesionalisme dan kinerja perawat.
1.3. Tujuan Umum

Tujuan umum standar kinerja profesional adalah meningkatkan asuhan atau pelayanan
keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk
memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan. Berguna bagi:

1. Perawat
2. Rumah sakit
3. Klien
4. Profesi
5. Tenaga kesehatan lain
6. Puskesmas
7. Pendidikan

v
1.4. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari standar kinerja pembedahan profesional adalah untuk memastikan
bahwa perawat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan efektif kepada pasien,
serta memenuhi standar etika dan profesionalisme yang ditetapkan. Standar kesejahteraan
profesional terdiri dari beberapa standar, termasuk standar jaminan mutu, pendidikan,
penilaian kinerja, dan kesehatan. Standar jaminan mutu memastikan bahwa perawat secara
sistematis melakukan evaluasi mutu dan efektivitas praktik pemeliharaan.

Standar pendidikan memastikan bahwa perawat terus meningkatkan pengetahuan dan


keterampilannya dalam ilmu perawatan dan teknologi. Penilaian standar kinerja memastikan
bahwa perawat menjalankan praktiknya berdasarkan standar praktik profesional dan
ketentuan lain yang berlaku. Standar kesejawatan memastikan bahwa perawat membantu
sejawat mengidentifikasi kebutuhan belajar dan terlibat dalam kebijakan tim kerja dalam
memberikan asuhan terhadap klien.

vi
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilan kerja yang
dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil.

Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu


kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien.

Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang


mengarah kepada praktek keperawatan profesional (ANA,1992.h.1) Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu,keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat
yang mencakup kehidupanmanusia.

Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui
proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya mencapai pelayanan
keperawatan. Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik keperawatan yang
harus dicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk membantu perawat melakukan
validasi mutu dan mengembangkan keperawatan.

2.2 Standar Kinerja Professional

2.2.1 Standar I Jaminan Mutu

Perawat secara sistematis melakukan evaluasi mutu dan efektifitas praktik


keperawatan.

1) Rasional

Evaluasi mutu asuhan keperawatan melalui penilaian praktik keperawatan merupakan


suatu cara untuk memenuhi kewajiban profesi yaitu menjamin pasien mendapat asuhan yang
bermutu.

vii
2) Kriteria Struktur
a. Adanya kebijakan institusi untuk mendukung terlaksananya jaminan mutu.
b. Tersedia mekanisme telaah sejawat dan program evaluasi interdisiplin di tatanan
praktik.
c. Perawat menjadi anggota telaah sejawat dan anggota program evaluasi
interdisiplin untuk menilai hasil akhir asuhan kesehatan.
d. Tersedianya rencana pengembangan jaminan mutu berdasarkan standar praktik
yang sudah ditetapkan untuk memantau mutu asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien.
3) Kriteria Proses
a. Perawat berperan serta secara teratur dan sistematis pada evaluasi praktik
keperawatan melalui :Penetapan indikator kritis dan alat pemantauan,
Pengumpulan dan analisis data, Perumusan kesimpulan, umpan balik dan
rekomendasi, Penyebaran informasi, Penyusunan rencana tindak lanjut,
Penyusunan rencana dan pelaksanaan penilaian secara periodik.
b. Perawat memanfaatkan usulan-usulan yang sesuai, yang diperoleh melalui progam
evaluasi praktik keperawatan.
4) Kriteria Hasil
a. Adanya hasil pengendalian mutu
b. Adanya tindakan perbaikan terhadap kesenjangan yang di identifikasi melalui
program evaluasi baik pada individu perawat, unit atau organisasi.

2.2.2 Standar II Pendidikan

Perawat bertanggung jawab untuk memperoleh ilmu pengetahuan mutakhir dalam


praktik keperawatan.

1) Rasional

Perkembangan ilmu dan teknologi, sosial, ekonomi, politik dan pendidikan


masyarakat menuntut komitmen perawat untuk terus menerus meningkatkan pengetahuan
sehingga memacu pertumbuhan profesi.

2) Kriteria Struktur

viii
a. Adanya kebijakan di tatanan praktik untuk tetap memberi peluang dan fasilitas
pada perawat untuk mengikuti kegiatan yang terkait dengan pengembangan
keperawatan.
b. Tersedianya peluang dan fasilitas belajar pada tatanan praktik.
c. Adanya peluang untuk berpartisipasi dalam kegiatan organisasi profesi untuk
mengembangkan profesi.
3) Kriteria Proses
a. Perawat mempunyai prakarsa untuk belajar mandiri agar dapat mengikuti
perkembangan ilmu dan meningkatkan keterampilan.
b. Perawat berperan serta dalam kegiatan pemantapan di tempat kerja (inservice)
seperti diskusi ilmiah, ronde keperawatan.
c. Perawat mengikuti pelatihan, seminar atau pertemuan profesional lainnya
d. Perawat membantu sejawat mengidentifikasi kebutuhan belajar
4) Kriteria Hasil
a. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat tentang ilmu
keperawatan dan teknologi mukhtahir.
b. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir dalam praktik klinik.

2.2.3 Standar III Penilaian Kerja

Perawat mengevaluasi praktiknya berdasarkan standar praktik profesional dan

ketentuan lain yang terkait.

1) Rasional

Penilaian kinerja perawat merupakan suatu cara untuk menjamin tercapainya standar
praktik keperawatan dan ketentuan lain yang terkait.

2) Kriteria Struktur
a. Adanya kebijakan tentang penilaian kinerja perawat.
b. Adanya perawat penilai sebagai anggota penilai kerja.
c. Adanya standar penilaian kerja
d. Adanya rencana penilaian kinerja berdasarkan standar yang ditetapkan.
3) Kriteria Proses

ix
a. Perawat berperan serta secara teratur dan sistematis pada penilaian kinerja melalui
Penetapan mekanisme dan alat penilaian kinerja, Pengkajian kinerja berdasarkan
kriteria yang ditetapkan, Perumusan hasil penilaian kinerja meliputi area yang
baik dan yang kurang, Pemberian umpan balik dan rencana tindak lanjut.
b. Perawat memanfaatkan hasil penilaian untuk memperbaiki dan mempertahankan
kinerja.

2.2.4 Standar IV Kesejawatan (collegial)

Perawat berkontribusi dalam mengembangkan keprofesian dari sejawat kolega.

1) Rasional

Kolaborasi antara sejawat melalui komunikasi efektif meningkatkan kualitas


pemberian pelayanan asuhan pelayanan kesehatan pada pasien.

2) Kriteria Struktur
a. Tersedianya mekanisme untuk telaah sejawat pada tatanan prkatek. Adanya
Perawat yang berperan sebagai telaah sejawat yang mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan.
b. Perawat berperan aktif dalam kolaborasi sejawat
3) Kriteria Proses
a. Perawat berperan serta aktif dalam melaksanakan kolaborasi antar interdisiplin
melalui mekanisme telaah sejawat.
b. Perawat memanfaatkan hasil kolaborasi sejawat dan melaksanakan asuhan
keperawatan
4) Kriteria Hasil
a. Adanya kesepakatan antar sejawat
b. Dilakukan perbaikan tindakan berdasarkan hasil pertemuan kolaborasi sejawat

2.2.5 Standar V Etik

Keputusan dan tindakan perawat atas nama pasien ditentukan dengan cara yang etis
(sesuai dengan norma, nilai budaya, Bab dan idealisme profesi).

1) Rasional

x
Kode etik perawat merupakan parameter bagi perawat dalam membuat penilaian etis.
Berbagai isu spesifik tentang etik yang menjadi kepedulian perawat meliputi : penolakan
pasien terhadap pengobatan, “informed-consent”, pemberhentian bantuan hidup, kerahasiaan
pasien.

2) Kriteria Struktur
a. Adanya komite etik keperawatan
b. Adanya kriteria masalah etik
c. Adanya mekanisme penyelesaian masalah etik.
d. Adanya Program Pembinaan etik profesi keperawatan.
3) Kriteria Proses
a. Praktik perawat berpedoman pada kode etik
b. Perawat menjaga kerahasiaan pasien
c. Perawat bertindak sebagai advokat pasien
d. Perawat memberikan asuhan dengan “tanpa menghakimi” (non-judgement),
tanpa diskriminasi
e. Perawat memberikan asuhan dengan melindungi otonomi, martabat dan hak-
hak pasien.
f. Perawat mencari sumber-sumber yang tersedia untuk membantu menetapkan
keputusan etik
4) Kriteria Hasil
a. Ada bukti dalam catatan tentang pasien, bahwa isu-isu etik ditemukan dan
dibahas didalam pertemuan tim
b. Sasaran dalam pembninaan keperawatan berkelanjutan mencerminkan
diterapkannya konsep-konsep yang ada dalam kode etik.

2.2.6 Standar VI Kolaborasi

Perawat berkolaborasi dengan pasien, keluarga dan semua pihak terkait serta tim
multi disiplin kesehatan dalam memberikan keperawatan pasien.

1) Rasional

xi
Kerumitan dalam pemberian asuhan membutuhkan pendekatan multi disiplin untuk
memberikan asuhan kepada pasien. Kolaborasi multi disiplin mutlak diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas asuhan dan untuk membantu pasien mencapai
kesehatan optimal. Melalui proses kolaboratif kemampuan yang khusus dari pemberi asuhan
kesehatan digunakan untuk mengkomunikasikan, merencanakan, menyelesaikan masalah dan
mengevaluasi pelayanan.

2) Kriteria Struktur
a. Adanya kebijakan kerja tim dalam memberikan asuhan kesehatan terhadap
pasien.
b. Perawat dilibatkan dalam menetapkan kebijakan yang terkait dengan asuhan
pasien.
c. Adanya jadwal pertemuan berkala.
d. Tersedianya mekanisme untuk menjamin keterlibatan pasien dalam
pengambilan keputusan tim
3) Kriteria Proses
a. Perawat berkonsultasi dengan profesi lain sesuai kebutuhan untuk memberikan
asuhan yang optimal bagi pasien.
b. Perawat mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan keperawatan
sehingga sejawat dapat mengintergrasikannya dalam asuhan pasien
c. Perawat melibatkan pasien dalam tim multidisiplin
d. Perawat berfungsi sebagai advokat pasien
e. Perawat berkolaborasi dengan tim multi disiplin dalam program pengajaran,
supervisi dan upaya-upaya penelitian.
f. Perawat mengakui dan menghormati sejawat dan kontribusi mereka
4) Kriteria Hasil
a. Ada bukti bahwa perawat merupakan anggota atau bagian integral dari tim
multidisiplin
b. Ada bukti terjadinya kolaborasi multi disiplin, seperti tercermin dalam rencana
terapi

2.2.7 Standar VII Riset

xii
Perawat menggunakan hasil riset dalam praktik keperawatan.

1) Rasional

Perawat sebagai profesional mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan


pendekatan baru dalam praktik keperawatan melalui riset.

2) Kriteria Struktur
a. Tersedianya kebijakan institusi tentang riset.
b. Tersedianya pedoman riset
c. Tersedia kesempatan bagi perawat untuk melakukan dan atau berpartisipasi
dalam riset sesuai tingkat pendidikan
d. Tersedia peluang dan fasilitas untuk menggunakan hasil riset.
3) Kriteria Proses
a. Perawat mengidentifikasi masalah keperawatan terkait praktik yang
memerlukan riset
b. Perawat menggunakan hasil riset yang dapat dipertangung jawabkan dalam
upaya investigasi.
c. Perawat melaksanakan riset
d. Perawat menggunakan hasil riset
e. Perawat menjamin adanya mekanisme untuk melindungi manusia sebagai
subjek.
f. Perawat mengembangkan, mengimplementasikan dan mengevaluasi telaah
riset sesuai tingkat pendidikan
g. Perawat mendapatkan konsultasi dan atau supervisi dari pakar bila diperlukan
h. Perawat berkewajiban dalam mendiseminasikan hasil riset
4) Kriteria Hasil
a. Masalah pasien teridentifikasi dan ditanggulangi melalui upaya riset
b. Adanya bukti landasan pengetahuan keperawatan secara terus menerus diuji
dan dimutakhirkan dengan hasil-hasil riset yang relevan.
c. Praktik perawat mencerminkan digunakannya temuan riset mutakhir yang
tersedia.
d. Telah dipublikasikan kontribusi perawat terhadap pengembangan teori, praktik
dan riset

xiii
2.2.8 Standar VIII Pemanfaatan Sumber-sumber.

Perawat mempertimbangakan faktor-faktor yang terkait dengan keamanan, efektifitas


dan biaya dalam perencanaan dan pemberian asuhan pasien.

1) Rasional

Pelayanan keperawatan menuntut upaya untuk merancang program pelayanan


keperawatan yang lebih efektif dan efisien. Perawat berpartisipasi dalam menggali dan
memanfaatkan sumber-sumber bagi pasien.

2) Kriteria Struktur
a. Tersedianya kebijakan ukuran produktif yang digunakan dipelayanan keperawatan
dan unit keperawatan
b. Tersediannya sumber dana sesuai dengan anggaran yang disetujui.
c. Tersedianya standar kinerja yang jelas dan mekanisme penyelesaian konflik
d. Tersedianya sistem informasi manajemen yang digunakan oleh berbagai tingkat
manajerial keperawatan, untuk menerima, mengatur, menganalisa dan
menyampaikan serta menyimpan informasi yang diperlukan untuk merencanakan
pelaksanaan keperawatan, mengatur tenaga keperawatan, mengarahkan kegiatan
keperawatan dan evaluasi keluaran keperawatan.
e. Tersedianya program K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di institusi.
f. Tersedianya protokol penting penanggulangan biaya.
g. Tersediannya alat-alat yang dibutuhkan pasien.
3) Kriteria Proses
a. Perawat pengelola menyiapkan dan menatalaksanaan program anggaran unit
b. Perawat bertanggung jawab untuk mendistribusikan sumber daya yang tersedia
dengan cara paling efektif dan tidak boros.
c. Perawat mengontrol penggunaan sebagian besar dari sumber daya institusi yang
menjadi tanggungjawab keperawatan
d. Perawat menganalisa laporan bulanan anggaran untuk mengevaluasi pola
pengeluaran dan dapat menyesuaikan penggunaanya pada situasi berubah.
e. Perawat pengelola menyesuaikan jumlah beban kerja unit dengan setiap tenaga
kerja purna waktu.
f. Menetapkan tugas pokok dan fungsi keperawatan dengan tepat (menyusun
jejaring yang mendukung kesejawatan bagi perawat dan menanggapi dengan tepat

xiv
semua keluhan dan konflik perawat dengan sejawat, ketidak serasian keluarga
dengan jadwal kerja, ketidak adilan penugasan kerja dan kurang memadai
orientasi kerja).
g. Perawat bertanggung jawab mejamin ketersediaan alat-alat yang berfungsi baik.
h. Perawat bertanggung jawab menjamin K3 institusi/unit keperawatan.

4) Kriteria Hasil
a. Tersedianya laporan bulanan anggaran untuk memberikan gambaran pola
pengeluaran dan penyesuaian anggaran
b. Terwujudnya loyalitas karyawan terhadap kelompok kerjanya, karena kepuasan
kerja dan kontribusi pekerjaannya diakui dan dihargai.
c. Adanya otonomi dalam pengaturan sumber daya yang diperoleh dari masyarakat.
d. Pemanfaatan sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat.
e. Terwujudnya pelayanan yang memperhatikan keamanan, efektifitas dan biaya
yang sesuai

xv
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Standar kinerja profesional menggambarkan perilaku yang diharapkan dalam peran


profesional. Beberapa ciri dari standar praktik perlindungan profesional termasuk otonomi
dalam pekerjaan, bertanggung jawab dan bertanggung jawab gugat, mengambil keputusan
yang mandiri, berkolaborasi dengan disiplin orang lain, memberikan pembelaan, dan
memfasilitasi kepentingan pasien

Standar ini didasarkan pada ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh profesi pembedahan
guna memberikan pelayanan perawatan yang berkualitas

Kesimpulannya, standar kinerja perawatan profesional adalah pedoman perilaku dan


kinerja minimal yang harus dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan pelayanan
perawatan secara profesional

3.2. Saran

Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan menelaah makalah ini
sebagai referensi dalam belajar. Untuk teman-teman mahasiswa supaya lebih giat dalam
belajar

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Nuansa Bayu Segara. 2014. Penggunaan Rubrik Sebagai Alternative Assessment Pada Mata

Kuliah Seminar Studi Sosial Diakses Dari Https://www.Academia.Edu/9951320/ diakses

pada tanggal 30 Nopember 2015.

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional.

Salemba Medika. Jakarta.

Ta’adi. 2010. Hukum Kesehatan Pengantar Menuju Perawat Profesional.EGC. Jakarta.

Undang Undang No 38 tahun 2014 tentang Keperawatan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

xvii

Anda mungkin juga menyukai