Fix Marnia Amelia 6411417047
Fix Marnia Amelia 6411417047
SKRIPSI
Oleh:
Marnia Amelia
NIM. 6411417047
i
STUDI KOMPARATIF PERSEPSI TENTANG STUNTING
ANTARA CALON PENGANTIN LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN DI KECAMATAN SEMARANG UTARA
SKRIPSI
Oleh:
Marnia Amelia
NIM. 6411417047
ii
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Juli 2023
ABSTRAK
Marnia Amelia
Studi Komparatif Persepsi Tentang stunting Antara Calon Pengantin Laki-
laki dan Perempuan di Kecamatan Semarang Utara
XIV+53 halaman+18 tabel+2 gambar+28 lampiran
Permasalahan stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia
yang belum teratasi sampai saat ini. Permasalahan tersebut dibuktikan dari data
WHO, sebanyak 149,2 juta anak di bawah 5 tahun di seluruh dunia mengalami
Stunting (WHO, 2021). Pada tahun 2021 Indonesia masuk dalam 5 besar negara
tertinggi stunting dengan jumlah 31,8% (WHO, 2022). Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan persepsi antara calon pengantin laki-laki dan perempuan
terhadap pencegahan stunting di Kecamatan Semarang Utara.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan rancangan
penelitian cross sectional. Teknik pengambilan data yang dilakukan menggunakan
teknik total sampling dengan jumlah sampel minimal 49 pasang calon pengantin
dan 98 responden yang terdaftar di KUA. Pengumpulan data diperoleh
menggunakan kuesioner. Data analisis menggunakan asosiasi pearson.
Hasil penelitian didapatkan terdapat perbedaan persepsi dengan jenis
kelamin yakni pada persepsi manfaat (p=0.003).
Saran pada penelitian ini diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian lebih lanjut dengan memperdalam atau menambah variabel
serta menggunakan metode penelitian yang berbeda.
Kata Kunci: persepsi, stunting, calon pengantin
Perpustakaan : 61 (2010-2022)
iii
Public Health Science Department
Faculty of Sports Science
Universitas Negeri Semarang
July 2023
ABSTRACT
Marnia Amelia
Comparative Study of Perceptions Between Prospective Brides and Grooms
in Semarang Utara District
XIV+53 halaman+18 tabel+2 gambar+28 lampiran
The problem of stunting is still one of the world’s health problems that has
not been resolved to date. This problem is proven by WHO data, as many as 149.2
million children under 5 years worldwide experience stunting (WHO, 2021). In
2021 Indonesia is include in the top 5 countries with thw highest stunting rate of
31.8% (WHO, 2022). The purpose of this study was to determine difference in
perceptions between prospective grooms and brides for stunting prevention in
North Semarang District.
This type of research is descriptive comparativewith cross sectional
research design. The data collection technique was carried out using a total
sampling technique with a minimum sample of 49 pairs of prospective brides and
98 respondents registered at the KUA. Data collection was obtained using a
questionnaire. Data analysis using pearson association.
The results of the study found that there were differences in perceptions
with gender, namely in the perceptions of benefits (p=0.003).
Suggestions for this study are expected for future researchers to conduct
further research by deepening or adding variables and using different research
methods.
Keywords: Perception, Stunting, Bride and Groom
Literature : 61 (2010-2022)
iv
PERNYATAAN
v
LE MBA R PENGESAHAN
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“Jangan biarkan kesulitanmu menguasaimu, percayalah bahwa ini malam
yang gelap dan hari yang cerah akan datang. Karena sesungguhnya dengan
kesulitan akan ada kemudahan”
(QS. AL-Insyirah:5)
“Only you can change your life. Nobody else can do it for you”
Orang lain gak akan bisa paham struggle dan masa sulitnya kita, yang
mereka ingin tahu hanya bagian success stories.
Tidak ada kata terlambat untuk terus memulai.
(Anonim)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Almamater Universitas Negeri Semarang, khususnya
program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (Promosi
Kesehatan) Fakultas Kedokteran.
Untuk dua orang yang sangat saya cintai yang tanpa
lelah dan penuh kasih sayang selalu melangitkan doa-
doa yang luar biasa untuk saya serta memberikan
dukungan baik moril maupun materil. Terima kasih
telah menjadi orang hebat dalam hidup saya.
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Studi Komparatif
Persepsi Tentang Stunting Antara Calon Pengantin Laki-Laki Dan Calon
Pengantin Perempuan di Kecamatan Semarang Utara”. Penulisan proposal skripsi
ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat pada Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Negeri Semarang. Penyusunan Skripsi skripsi ini dapat terselesaikan
atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. dr. Mahalul Azam, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. Dr. Irwan Budiono, S.K.M, M.kes (Epid) selaku Ketua Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3. Muhammad Azinar, S.K.M, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan proposal
skripsi.
4. Segenap dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan
ilmu bermanfaat.
5. Kepala KUA (Kantor Urusan Agama) Semarang Utara dan staf KUA yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi.
6. Kedua orang tua yang saya sayangi yaitu Bapak Nerwadi dan Ibu Yusniar
yang telah memberikan doa dan dukungan dengan penuh kasih sayang.
7. Saudaraku Supriadi, Osmiana, dan Oni kahanifa, serta segenap keluarga yang
telah memberikan doa serta dukungan moral.
8. Oki Saputra yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi.
9. Teman-temanku Meli Wiranti, Syntia Veronica Rozana, Mayditania Intan
Bunga Pratiwi, dan Tivanny Octasya yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini dan memberi semangat.
10. Rekan-rekan peminatan Promosi Kesehatan dan rekan-rekan Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat UNNES yang telah memberikan dukungan.
viii
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini.
Saya berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang
membantu penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan, sehingga pihak pembaca dapat memberikan saran yang membangun
agar kekurangan dapat diperbaiki. Semoga skripsi ini dapat berguna pada pribadi
penulis, almamater, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Kesehatan
dimasa yang akan datang.
Marnia Amelia
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................................
ABSTRACT..............................................................................................................................
PERNYATAAN.........................................................................................................................
LEMBAR PENEGESAHAN....................................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................................
PRAKATA..............................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
DAFTAR TABEL...................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................
1.2.1 Rumusan Masalah Umum.........................................................................................
1.2.2 Rumusan Masalah Khusus.........................................................................................
1.3 TUJUAN PENELITIAN................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................................
1.4 MANFAAT....................................................................................................................
1.4.1 Bagi peneliti...............................................................................................................
1.4.2 Bagi masyarakat........................................................................................................
1.4.3 Bagi instansi terkait...................................................................................................
1.4.4 Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat UNNES...........................................................
1.5 KEASLIAN PENELITIAN............................................................................................
1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN...............................................................................
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat.............................................................................................
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu...............................................................................................
1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan.........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................
2.1 Landasan Teori...............................................................................................................
2.1.1 Calon Pengantin.......................................................................................................
2.1.2 Persepsi....................................................................................................................
2.1.3 Persepsi Calon pengantin terhadap Kesehatan........................................................
2.1.4 Dampak Stunting.....................................................................................................
2.1.3 Konsep Tumbuh Kembang Balita...........................................................................
x
2.1.4 Indeks tinggi badan menurut umur..........................................................................
2.1.5 Faktor risiko stunting...............................................................................................
2.1.6 Program Pendampingan Keluarga...........................................................................
2.2 Kerangka Teori.............................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................
3.1 KERANGKA KONSEP...............................................................................................
3.2 VARIABEL PENELITIAN.........................................................................................
3.3 HIPOTESIS PENELITIAN..........................................................................................
3.4 JENIS RANCANGAN PENELITIAN.........................................................................
3.5 DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN VARIABEL
23
3.6 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN................................................................
3.6.1 Populasi Penelitian..................................................................................................
3.6.2 Sampel Penelitian....................................................................................................
3.7 SUMBER DATA.........................................................................................................
3.7.1 Sumber Data Primer................................................................................................
3.7.2 Sumber Data Sekunder............................................................................................
3.8 INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA...................
3.8.1 Instrumen Penelitian................................................................................................
3.8.2 Teknik Pengambilan Data.......................................................................................
3.9 PROSEDUR PENELITIAN.........................................................................................
3.9.1 Tahap Pra Penelitian................................................................................................
3.9.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian.................................................................................
3.9.3 Tahap Pasca Penelitian............................................................................................
3.10 TEKNIK ANALISIS DATA........................................................................................
3.10.1 Pengolahan Data.................................................................................................
3.10.2 Analisis Data......................................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN..............................................................................................
4.1 GAMBARAN UMUM.................................................................................................
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................................
4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden........................................................................
4.2 Hasil Penelitian.............................................................................................................
4.2.1 Analisi Univariat......................................................................................................
4.2.2 Analisis Bivariat......................................................................................................
4.2.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat........................................................................
xi
BAB V PEMBAHASAN........................................................................................................
5.1. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.....................................................................
5.1.1 Perbedaan Persepsi Kerentanan dengan Jenis Kelamin Pada Kejadian
Stunting.............................................................................................................................
5.1.2 Perbedaan Persepsi Keseriusan dengan Jenis Kelamin Pada Kejadian
Stunting.............................................................................................................................
5.1.3 Perbedaan Persepsi Manfaat dengan Jenis Kelamin Pada Kejadian
Stunting.............................................................................................................................
5.1.4 Perbedaan Persepsi Hambatan dengan Jenis Kelamin Pada Kejadian
Stunting.............................................................................................................................
5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian...........................................................................
5.2.1 Hambatan penelitian...............................................................................................
5.2.2 Kelemahan penelitian..............................................................................................
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN......................................................................................
6.1 SIMPULAN..................................................................................................................
6.2 SARAN........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Tabel definisi operasional dan skala pengukuran variabel...................23
Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian..............................................28
Tabel 3. 3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian...........................................29
Tabel 4. 1 Tabel Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden...............34
Tabel 4. 2 Tabel Distribusi responden berdasarkan pekerjaan.............................35
Tabel 4. 3 Tabel Distribusi Frekuensi Persepsi kerentanan terhadap kejadian
stunting (Laki-laki)................................................................................................35
Tabel 4. 4 Tabel Distribusi Frekuensi Persepsi kerentanan terhadap kejadian
stunting (Perempuan).............................................................................................36
Tabel 4. 5 Tabel Distribusi Frekuensi Persepsi keseriusan terhadap kejadian
stunting (Laki-laki)................................................................................................36
Tabel 4. 6 Tabel Distribusi Frekuensi Persepsi keseriusan Terhadap kejadian
stunting (Perempuan).............................................................................................37
Tabel 4. 7 Tabel Distribusi Frekuensi Persepsi manfaat Terhadap kejadian
stunting (Laki-laki)................................................................................................37
Tabel 4. 8 Tabel Distribusi Frekuensi Persepsi manfaat Terhadap kejadian
stunting (Perempuan).............................................................................................37
Tabel 4. 9 Tabel Distribusi Frekuensi Persepsi hambatan Terhadap kejadian
stunting (Laki-laki)................................................................................................38
Tabel 4. 10 Tabel Distribusi Frekuensi Persepsi hambatan Terhadap kejadian
stunting (Perempuan).............................................................................................38
Tabel 4. 11 Tabel perbedaan persepsi kerentanan antara calon pengantin laki-laki
dan perempuan pada kejadian stunting..................................................................39
Tabel 4. 12 Tabel Perbedaan persepsi keseriusan antara calon pengantin laki-laki
dan perempuan pada kejadian stunting..................................................................39
Tabel 4. 13 Tabel perbedaan persepsi manfaat antara calon pengantin laki-laki
dan perempuan pada kejadian stunting..................................................................40
Tabel 4. 14 Tabel perbedaan persepsi hambatan antara calon pengantin laki-laki
dan perempuan pada kejadian stunting..................................................................40
Tabel 4. 15 Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat.........................................41
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka teori....................................................................................20
Gambar 3.1 Kerangka Konsep...............................................................................26
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
produktif (64 tahun). Artinya, stunting merupakan ancaman yang nyata bagi
kualitas manusia (Kemenkes RI., 2022) . Menurut adata Kemenkes RI 2018,
prevalensi stunting di Jawa Tengah ialah 13.70% %
(Kementerian Kesehatan RI, 2018)
. Pada tahun 2019 mengalami kenaikan menjadi 27.68%
(Kemenkes RI, 2020)
. Tahun 2020 tidak ada pendataan karena adanya pandemi covid-19. Pada
tahun 2021 jumlah stunting menurun menjadi 20,9% (Kemenkes RI., 2022).
Pemerintah telah berupaya menekan kejadian stunting pada anak dengan
mengeluarkan Peraturan presiden republik indonesia nomor 72 tahun 2021
tentang percepatan penurunan stunting. Pada Bab I Pasal 1 (5) Strategi Nasional
Percepatan Penurunan Stunting adalah langkah-langkah berupa 5 (lima) pilar yang
berisikan kegiatan untuk Percepatan Penurunan Stunting dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pencapaian target nasional prevalensi
Stunting yang diukur pada anak berusia di bawah 5 (lima) tahun. Pada Bab II
Pasal 5 (1) dalam rangka pencapaian target nasional prevalensi Stunting
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (21 ditetapkan target antara yang harus
dicapai sebesar l4%o (empat belas persen) pada tahun 2024
(Indonesian Government, 2021)
.
Stunting pada anak merupakan masalah yang serius karena dapat
menimbulkan dampak dari berbagai aspek seperti psikologis dan Kesehatan.
Menurut penelitian (Rafika, 2019), dampak psikologis pada anak yang mengalami
stunting memiliki risiko perkembangan kognitif, motorik, dan verbal yang kurang
optimal. Sementara dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh anak yang
stunting berisiko lebih tinggi mengalami penyakit degeneratif seperti kanker,
diabetes, dan obesitas (Tschida et al., 2021). Hal ini dikarenakan kebutuhan tubuh
akan zat gizi mikro dan makro tidak terpenuhi sepenuhnya, yang mengakibatkan
perkembangan tubuh tidak sempurna dan aktivitas sel lainnya
(Mustakim et al., 2022)
.
Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai persepsi calon pengantin
terhadap kejadian stunting. (1) Penelitian yang dilakukan (Arsyad et al., 2022) ,
terdapat pengaruh pengetahuan gizi 1000 HPK calon pengantin sebelum dan
setelah diberikan pendidikan tentang gizi. (2) Penelitian yang dilakukan (Fauziatin et al., 2019a)
3
atau sebanyak 255 dari 4048 anak balita yang mengalami stunting. Tahun 2022
sebanyak 6.87% atau 236 dari 3449 anak stunting.
Tanjung Emas ialah salah satu kelurahan di Semarang Utara yang
memiliki angka stunting tertinggi. Pada tahun 2020 total balita stunting di
Kelurahan Tanjung Emas yaitu 220 anak, kemudian pada tahun 2021 mengalami
penurunan menjadi 79. Pada tahun 2022 kasus stunting mengalami kenaikkan
menjadi 120. Umur ibu yang memiliki anak stunting yakni dari umur 20 hingga
30 tahun sebanyak 35 orang, dari umur 31 hingga 40 tahun ada 53 orang, dan
umur 41 hingga 50 tahun sebanyak 13 orang. Dari data anak ke berapa yang
mengalami stunting anak pertama berjumlah 32 orang, anak kedua sebanyak 41
orang, anak ketiga 32 orang anak ke empat 12 orang, anak ke lima 1 orang dan
anak ke enam 2 orang. Selama kurun waktu tiga tahun angka stunting masih
mengalami kenaikan. Hal tersebut membuktikan masih banyaknya kasus
stunting di Kelurahan Tanjung Emas (sumber data : Puskesmas Bandarharjo)
Berdasarkan riset terdahulu terkait pencegahan stunting sejak dini menurut
(Fitriani et al., 2021) dalam penelitiannya yakni pemberian kartu cegah stunting
terhadap calon pengantin dapat meningkatkan pengetahuan tentang stunting, maka
pemberian kartu cegah stunting efektif terhadap peningkatan pengetahuan calon
pengantin. Menurut (Parinduri, 2021) , edukasi kesehatan pada remaja dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemauan remaja dalam mencegah stunting. Hasil
dari penelitian (Fauziatin et al., 2019b) menunjukkan bahwa pada penelitian ini
media lembar balik terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap calon
pengantin dalam pencegahan stunting.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan berkaitan dengan stunting,
menunjukkan masih tingginya angka stunting, sehingga penulis tertarik untuk
meneliti “Studi Komparatif Persepsi Tentang Stunting Antara Calon Pengantin
Laki-Laki Dan Perempuan di Kecamatan Semarang Utara”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah Umum
Bagaimana perbedaan persepsi antara calon pengantin laki-laki dan
perempuan terhadap kejadian stunting di Kecamatan Semarang Utara?
5
TINJAUAN PUSTAKA
10
11
II.1.2 Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang dalam
mengamati suatu objek maupun orang lain. Pemahaman seseorang terhadap suatu
informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang berkomunikasi,
berhubungan atau bekerja sama dapat menimbulkan persepsi. Persepsi juga
disebut sebagai inti komunikasi yang dapat membuat suatu komunikasi menjadi
efektif (Shambodo, 2020). Dalam membentukk suatu persepsi pada seseorang ada
beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya (Rakhmat, 2008) :
II.1.2.1 Faktor fungsional
Faktor ini bersifat personal yang berkaitan dengan kebutuhan individu, usia,
pengalaman masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan hal lain.
II.1.2.2 Faktor personal
Berkaitan dengan pengalaman individu dalam komunikasi interpersonal. Faktor
ini meliputi pengalaman, motivasi dan kepribadian.
II.1.2.3 Faktor situasional
Faktor ini terjadi berkaitan dengan bagaimana sifat seseorang atau kesan
seseorang pertama kali saat berkomunikasi.
II.1.2.4 Faktor struktural
Berasal dari sifat stimulus fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada
sistem saraf individu.
Selain empat faktor diatas menurut (Thoha, 2017) faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang ada dua yakni:
1. Faktor internal: perasaan, sikap dan karakteristik individu, prasangka,
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,
gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
2. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,
pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,
pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.
II.1.3 Persepsi Calon pengantin terhadap Kesehatan
Sebagai calon pengantin pentingnya sadar akan kesehatan merupakan
salah satu faktor yang dapat mengurangi risiko penyakit yang timbul setelah
12
menikah baik terhadap orangtua maupun pada bayi. Salah satu perawatan
kesehatan sebelum menikah disebut Prakonsepsi (Triawanti et al., 2020) .
Perawatan ini mengacu pada intervensi biomedis, perilaku, dan preventif sosial
yang dapat meningkatkan kemungkinan memiliki bayi sehat
(Yulivantina et al., 2022)
.
Dalam penelitian (Yulivantina et al., 2021) , dapat diketahui bahwa
kesadaran calon pengantin wanita dalam melakukan skrining kesehatan sebelum
menikah menyebabkan rendahnya partisipasi calon pengantin pria juga. Banyak
calon pengantin yang masih kekurangan informasi mengenai pentingnya
melakukan skrining prakonsepsi sebelum menikah. Sehingga pentingnya bagi
calon pengantin untuk lebih menggali informasi sebelum menikah mengenai apa
yang harus dilakukan guna mengurangi risiko dan menanggulangi lebih awal
terhadap penyakit keturunan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan stunting.
II.1.4 Stunting
Stunting adalah kekurangan gizi kronis pada anak usia dini yang
mengakibatkan terhambatnya perkembangan otak dan perkembangan anak. Anak
merupakan aset berharga suatu negara, artinya anak memiliki potensi yang besar
untuk menjadi negara apabila kondisi pertumbuhan dan perkembangannya
diperhatikan dengan baik (Kemenkes RI, 2020) . Seribu hari pertama kehidupan
seorang anak merupakan masa kritis dalam menentukan masa depannya, dimana
anak-anak Indonesia menghadapi hambatan pertumbuhan dan perkembangan yang
parah akibat stunting (Hadi et al., 2021) . Kasus stunting dapat terjadi pada masa
kehamilan, persalinan, menyusui, atau masa nifas akibat pemberian suplementasi
yang tidak memadai pada balita (Prasetiya et al., 2020).
Stunting pada anak memiliki ciri-ciri tumbuh dengan panjang atau tinggi
yang tidak sesuai dengan usianya, yang sebagian besar dipengaruhi oleh asupan
gizi ibu dalam kandungan (Syabandini et al., 2018) . Kurangnya asupan gizi oleh
ibu selama kehamilan dapat menyebabkan gizi buruk kronis pada anak. Anak
membutuhkan asupan gizi yang cukup terutama pada 1000 hari pertama masa
kritis tumbuh kembang anak. Stunting merupakan salah satu tanda kekurangan
gizi kronis pada anak (Ezeh et al., 2021).kembang anak.
13
(anatomi) dan struktur tubuh. Pertumbuhan identik dengan perubahan ukuran fisik
(Prastiwi, 2019) . Tumbuh kembang anak pada usia balita yaitu 1-3 tahun
merupakan usia yang membutuhkan gizi yang cukup untuk seorang anak
bertumbuh karena pada usia ini balita akan membutuhkan banyak energi untuk
aktivitas fisik dengan intensitas tinggi pada masa belajarnya pertumbuhan balita
dipengaruhi oleh hereditas/keturunan dan lingkungan. Faktor hereditas/keturunan
mencakup bentukk fisik, panjang tulang, dan penyakit genetik sedangkan faktor
lingkungan merupakan faktor yang mencakup kecukupan gizi, pemeliharaan
kesehatan dan pendidikan (Setiawati et al., 2020) . Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu faktor internal dan eksternal :
1. Faktor Internal
- Perbedaan ras atau bangsa
- Keluarga
- Umur
- Jenis kelamin
- Kelainan genetika
- Kelainan kromosom
2. Faktor Eksternal
Ada beberapa jenis faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan anak :
1. Gizi
Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari dalam tubuh ibunya
sehingga selama kehamilan sang ibu harus memenuhi kebutuhan gizi yang
lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil. Selain itu gizi yang
cukup juga diperlukan ibu untuk memproduksi asi saat bayi sudah lahir.
Apabila ibu hamil tidak cukup mengkonsumsi gizi yang dibutuhkan maka
janin akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya seperti sel
lemak dan zat besi yang akan membahayakan kesehatan ibu hamil
(Ernawati, 2017)
.
2. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti
club foot.
15
3. Zat kimia/toksin
Aminopterin menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis
4. Endokrin
5. Infeksi
Pada usia kehamilan trimester pertama dan kedua dapat terjadi infeksi
TORCH ( Toksoplasma, rubella, sitomegalovirus, herpes simpleks) infeksi ini
dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti katarak, retardasi mental dan
kelainan jantung kongenital.
6. Kelainan imunologi
7. Anoreksia embrio
8. Psikologis ibu
Kondisi mental ibu hamil sangat mempengaruhi keadaan janin yang
sedang dikandungnya, peristiwa seperti kehamilan yang tidak diinginkan,
perlakuan salah dan kekerasan mental pada ibu hamil dapat mempengaruhi
kondisi janin (Setiawati et al., 2020).
II.1.6.1 Kebutuhan Gizi Balita
Untuk menunjang pertumbuhan balita dibutuhkan gizi yang cukup dan
seimbang diantaranya adalah (Setiawati et al., 2020):
II.1.6.1.1 Energi
Balita membutuhkan energi sebanyak 100-200 kkal/kg BB setiap harinya,
kebutuhan energi bertambah sebesar 10 kkal/kg BB setiap tiga tahun pertambahan
umur balita. Jumlah energi yang digunakan sebesar 50% untuk metabolisme
tubuh, 5-10% untuk Specific Dynamic Action. 12% untuk aktivitas fisik dan 10%
terbuang melalui feses. Sumber energi dapat berasal dari karbohidrat, lemak dan
protein.
II.1.6.1.2 Protein
Protein mengandung asam amino yang dibutuhkan dalam pertumbuhan anak.
Pemberian protein disarankan sebanyak 2-3g/kg BB bagi bayi dan 1,5-2g/kg bB
bagi anak. Protein hewani dapat dipilih sebagai alternatif jenis protein berkualitas
tinggi.
II.1.6.1.3 Air
16
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, tubuh sangat membutuhkan air
sebagai zat gizi yang penting untuk metabolisme.
II.1.6.1.4 Lemak
Kebutuhan lemak dianjurkan sebesar 15-20% dari jumlah energi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Pemberian lemak pada balita harus dengan jumlah yang
cukup.
II.1.6.1.5 Hidrat arang
Hidrat dapat ditemukan pada ASI maupun susu formula, jumlah hidrat arang
yang dibutuhkan balita sebesar 60-70 energi total basal.
II.1.6.1.6 Vitamin dan Mineral
Agar balita tidak mengalami kekurangan vitamin maka dianjurkan
mengkonsumsi buah dan sayur sebanyak 1-1,5 mangkuk untuk memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral.
II.1.6.1.7 Gizi Mikro
Kebutuhan gizi mikro meliputi zat besi yang berfungsi untuk reaksi oksidasi
dalam tubuh, Yodium yang berfungsi untuk mengatur perkembangan dan
pertumbuhan dan Zink yang berfungsi untuk metabolisme penglihatan, kekebalan
sel dll.
II.1.7 Indeks tinggi badan menurut umur
Berdasarkan standar tinggi badan World Health Organization dibuat standar
yang berbeda untuk balita laki-laki dan perempuan. Berikut standar tinggi badan
anak berdasarkan WHO :
II.1.7.1 Balita Laki-laki
Balita laki-laki dengan usia 0-11 bulan rata-rata memiliki tinggi badan 44,2 cm -
67,6cm, untuk usia 12-23 bulan memiliki tinggi badan 78,0 cm – 88,1 cm, balita
dengan usia 36-47 bulan memiliki rata-rata tinggi badan 85,0 cm – 90,3 cm.
Berdasarkan standar tersebut anak dengan usia yang sama akan memiliki tinggi
badan dibawah batas rendah.
II.1.7.2 Balita Perempuan
17
Standar tinggi badan balita perempuan dengan usia 0-11 bulan adalah 45,4 cm –
65,2 cm, untuk 12-23 bulan 66,3 cm – 76,0 cm, 24-35 cm adalah 76,6-83,1 cm
maka balita perempuan yang memiliki tinggi badan dibawah batas normal
termasuk balita yang mengalami kondisi stunting.
II.1.8 Faktor risiko stunting
II.1.8.1 Berat badan lahir rendah (BBLR)
Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram termasuk dalam
kategori ringan memiliki persentil dibawah 10. Selain berat badan kategori BBLR
juga bisa terlihat dari panjang kurang dari 45cm, umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan lingkar dada kurang dari 30cm (Manurung & Helda, 2021) . Berat
badan merupakan ukuran terpenting dalam pemeriksaan kesehatan anak, karena
berat badan merupakan keseluruhan jaringan-jaringan tulang, otot, lemak, cairan
tubuh dan lainnya sehingga menjadi indikator keadaan gizi pada masa
pertumbuhan anak. Bayi dengan BBLR berisiko
mengalami stunting
dibandingkan anak yang lahir dengan berat badan normal (Nurjanah, 2018).
II.1.8.2 Tinggi ibu
Peristiwa stunting pada balita dengan usia 6-12 bulan dan usia 3-4 tahun sangat
berhubungan dengan ibu. Tinggi badan ibu berpengaruh besar terhadap tinggi
badan anak yang dikandungnya. Ibu yang memiliki tinggi badan <150cm
cenderung berisiko memiliki anak yang stunting (Baidho et al., 2021).
II.1.8.3 Pemberian Asi Eksklusif
Asi eksklusif diberikan pada bayi minimal dalam jangka waktu enam bulan
tanpa campuran cairan lain dapat memenuhi kebutuhan bayi. Beberapa manfaat
asi yang dapat dirasakan bayi maupun ibunya adalah (Nurjanah, 2018):
- Sumber gizi paling ideal dan terbaik dengan komposisi seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhan pertamanya.
- ASI dapat meningkatkan sistem imun bayi sehingga meminimalisir risiko
diare, sakit telinga dan infeksi saluran pernafasan.
- ASI mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak
bayi, sehingga bayi yang diberi ASI eksklusif berpotensi memiliki
kecerdasan yang baik.
18
ASI eksklusif dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sehingga pemberian ASI
eksklusif akan menurunkan risiko stunting yang terjadi pada anak karena gizi
sudah dapat terpenuhi (Larasati, 2018).
II.1.8.4 Faktor Ekonomi
Stunting disebabkan oleh kurangnya gizi secara kronis, pada keluarga
dengan jumlah pendapatan rendah akan berisiko tidak dapat memenuhi kebutuhan
gizi anak terutama pada usia masa pertumbuhan. Faktor penyebab masalah gizi
adalah kemiskinan. Kemiskinan dapat menjadi penyebab utama kekurangan gizi
pada anak, sedangkan anak atau individu dengan masalah kurang gizi akan
memperlambat produktivitas kerja karena kekurangan fisik dan menurunnya
fungsi kognitif sehingga kemiskinan akan terus terjadi. Seseorang dengan kondisi
stunting akan sulit produktif seperti orang-orang dengan tinggi badan normal pada
umumnya, terutama banyaknya pekerjaan yang menjadikan tinggi badan sebagai
salah satu syarat dalam pekerjaan. Sehingga individu-individu dengan kondisi
stunting akan sulit memenuhi kebutuhan keluarganya yang menyebabkan masalah
kemiskinan tidak teratasi dan kondisi stunting berpotensi besar akan terjadi di
keturunannya (Larasati, 2018).
II.1.8.5 Tingkat pendidikan
Anak-anak yang lahir dari orangtua dengan tingkat pendidikan rendah
akan berpotensi memiliki anak dengan kondisi stunting, sebab mereka tidak
memiliki pengetahuan untuk memberikan gizi seimbang pada anaknya, sedangkan
anak yang lahir dari orangtua dengan pendidikan tinggi cenderung berisiko lebih
rendah memiliki anak dengan kondisi stunting sebab mereka lebih mengerti gizi
yang dibutuhkan oleh anak serta mereka tahu untuk selalu mencari informasi
terkait kesehatan anak ke berbagai pihak yang bersangkutan (Larasati, 2018) .
II.1.8.6 Usia Ibu
Usia ibu memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting
pada anak. Ibu yang masih tergolong remaja (<20 tahun) memiliki risiko yang
lebih tinggi memiliki keturunan stunting dibandingkan dengan ibu dengan usia
produktif (20-34 tahun). Hal ini disebabkan oleh pertubuhan fisik pada ibu dengan
usia remaja masih berlangsung sehingga akan terjadi kompetisi memperoleh
19
nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, akibatnya janin akan berisiko mengalami
kejadian stunting karena kurangnya nutrisi sejak dalam kandungan
(Sani et al., 2020)
.
Stunting
METODE PENELITIAN
Karakterisktik
jenis kelamin
Variabel perancu
1. Umur
2. Status gizi
3. Tingkat Pendidikan
Variabel terikat
1. Persepsi Kerentanan
2. Persepsi Keseriusan
3. Persepsi Manfaat
4. Persepsi Hambatan
21
22
Pada kuesioner ini peneliti menggunakan modifikasi dari kuesioner (Coe &
PharmD, 2012) berdasarkan pengembangan dari domain teori Health Belief
Models, terdiri dari persepsi kerentanan 8 pertanyaan, persepsi keseriusan 10
pertanyaan, persepsi manfaat 10 pertanyaan, dan persepsi hambatan 8 pertanyaan.
Kategori menggunakan skala likert 1-4 (1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 = tidak
26
setuju, 4 = sangat tidak setuju). Proses input data diberi coding dengan T ≥
median data (persepsi positif) = 1 dan T < median data (persepsi negatif) = 0.
3.6 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
3.6.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian adalah calon pengantin
laki-laki dan perempuan di Kecamatan Semarang Utara yang berjumlah 98
responden terdiri dari 49 laki-laki dan 49 perempuan.
3.6.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
(Sugiyono, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah semua calon pengantin laki-
laki dan perempuan yang terdaftar di KUA Kecamatan Semarang Utara berjumlah
49 pasang calon pengantin.
Terdapat kriteria inklusi pada penelitian ini, sebagai berikut :
3.6.2.1 Calon pengantin yang sudah terdaftar di KUA
3.6.2.2 Tidak harus berpasangan
3.6.2.3 Dapat berkomunikasi dengan baik
3.6.2.4 Tidak termasuk pasangan yang hamil diluar nikah walaupun sudah
mendaftar ke KUA
3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini sampel yang diambil ialah semua calon pengantin laki-laki
dan pengantin perempuan yang sudah terdaftar di KUA Kecamatan Semarang
Utara. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling
ialah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.
Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100.
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 98 orang dalam waktu 1
bulan. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah proses cara
memilih sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada sehingga
dapat mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2010).
27
Berdasarkan Tabel 3.2 diperoleh hasil uji validitas kuesioner yang terdiri
dari 40 butir pertanyaan terdapat 4 pertanyaan yang tidak valid, sehingga
dilakukan drop out. Sedangkan 36 butir pertanyaan yang valid digunakan sebagai
instrumen penelitian.
3.8.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
(Notoatmodjo, 2010) . Uji reliabilitas instrumen dilakukan setelah uji validitas
dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r Alpha N=60 taraf signifikan
5% dan nilai r tabel 0.962. Pertanyaan dinyatakan reliabel jika r Alpha > r tabel.
Tabel 3. 3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pada tabel 3.3 menunjukan bahwa dari 36 butir pertanyaan reliabel dan
digunakan sebagai instrumen penelitian.
3.8.2 Teknik Pengambilan Data
3.8.2.1 Wawancara
Wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
berupa keterangan atau informasi secara lisan dari responden, atau bercakap-
cakap dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2010). Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data primer dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa
kuesioner. Data yang diambil meliputi jenis kelamin, persepsi manfaat, persepsi
hambatan, persepsi kerentanan, dan persepsi keseriusan.
3.8.2.2 Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan data.
Dokumentasi yang dimaksud adalah melakukan pengumpulan data berdasarkan
dokumen-dokumen yang ada, baik berupa laporan catat berkas atau bahan-bahan
tertulis lainnya yang merupakan dokumen resmi yang relevan dalam penelitian
ini.
32
Data yang telah diperoleh melalui kuesioner disunting (edit) terlebih dahulu.
Jika kuesioner masih ada data yang tidak lengkap maka dikeluarkan (drop out).
2. Coding
Coding merupakan merubah data dari bentukk huruf menjadi bentuk angka
agar mempermudah dalam memasukkan data dan analisis data.
3. Entry
Proses memasukkan data penelitian dalam aplikasi pengolahan data.
4. Tabulatting
Tabulasi (penyusunan data) artinya memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan
mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagi
kategori.
3.10.2 Analisis Data
3.10.2.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian berupa distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel
yang disajikan dalam bentukk tabel. Analisis univariat bermanfaat untuk
mempermudah melihat gambaran data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini
analisis univariat dilakukan untuk variabel persepsi manfaat, persepsi hambatan.
persepsi kerentanan, persepsi keseriusan.
3.10.2.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan (Notoatmodjo, 2010). Analisis ini digunakan
untuk membuktikan hipotesis antara satu variabel bebas dengan variabel terikat
secara sendiri-sendiri. Pada penelitian ini analisis bivariat menggunakan teknik
analisis korelasi pearson atau uji alternatifnya dengan bantuan software computer.
Jika p > 0,05 maka maka terdapat korelasi yang bermakna antara
variabel yang diuji, jika p< 0,05 maka tidak terdapat korelasi yang bermakna
antara variabel yang diuji (Notoatmodjo, 2010).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 GAMBARAN UMUM
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Semarang Utara merupakan salah satu dari 16 kecamatan di
wilayah Kota Semarang yang mayoritas penduduknya adalah perkotaan. Luas
wilayah Kecamatan Semarang Utara yaitu 1.135,275 Ha (Hektar) yang terbagi
menjadi 9 kelurahan. Jumlah penduduk Kecamatan Semarang Utara adalah
127.269 terdiri dari 61.815 laki-laki dan 65.454 perempuan. Mata Pencaharian
penduduk didominasi oleh buruh industri, nelayan, dan pengusaha sedang/besar.
Kecamatan Semarang Utara merupakan salah satu Kecamatan di Kota
Semarang dengan angka stunting tertinggi pada kurun waktu 2 tahun terakhir.
Tahun 2021 ada 79 kasus dan di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 101
kasus yang didominasi pada anak pertama dan anak kedua.
4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah calon pengantin yang sudah terdaftar
di KUA Kecamatan Semarang Utara, tidak hamil di luar nikah dan bukan duda
dan janda. Jumlah responden yaitu 98 responden terdiri dari 49 laki-laki dan 49
perempuan.
4.1.2.1 Pendidikan terakhir
Distribusi responden berdasarkan Pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 4.1:
Tabel 4. 1 Tabel Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden
No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)
.
1. Tamat SD 0 0%
2. Tamat SMP/Sederajat 1 1.2%
3. Tamat SMA/Sederajat 29 29.5%
4. Perguruan tinggi 68 69.3%
Jumlah 98 100%
34
35
Persepsi kerentanan dikatakan negatif jika total skor pada kuesioner ≤ median,
sedangkan persepsi positif diperoleh jika total skor > median.
Tabel 4. 9 Tabel Distribusi Frekuensi Persepsi hambatan Terhadap kejadian
stunting (Laki-laki)
Persepsi hambatan Frekuensi Persentase(%)
Persepsi Negatif 26 55.1%
Persepsi Positif 23 44.9%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa distribusi responden yang
berpersepsi negatif sebanyak 26 responden (55.1%) lebih banyak dibandingkan
responden yang berpersepsi positif yaitu sebanyak 23 responden (44.9%).
Persepsi kerentanan dikatakan negatif jika total skor pada kuesioner ≤ median,
sedangkan persepsi positif diperoleh jika total skor > median.
Tabel 4. 10 Tabel Distribusi Frekuensi Persepsi hambatan Terhadap kejadian
stunting (Perempuan)
Persepsi hambatan Frekuensi Persentase(%)
Persepsi Negatif 22 44.9%
Persepsi Positif 27 55.1%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa distribusi responden yang
berpersepsi negatif sebanyak 22 responden (44.9%) lebih sedikit dibandingkan
responden yang berpersepsi positif yaitu sebanyak 27 responden (55.1%).
Persepsi kerentanan dikatakan negatif jika total skor pada kuesioner ≥ median,
sedangkan persepsi positif diperoleh jika total skor < median.
4.2.2 Analisis Bivariat
4.2.2.1 Perbedaan Persepsi Kerentanan dengan Jenis Kelamin Pada Kejadian Stunting
Berdasarkan hasil penelitian hubungan persepsi kerentanan dengan
kejadian stunting pada calon pengantin laki-laki dan perempuan menunjukkan
data sebagai berikut :
42
43
perempuan berfikir bahwa manfaat dari perilaku pencegahan stunting tidak dapat
mengurangi ancaman stunting pada bayi.
Walaupun calon pengantin laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki
pengetahuan tentang pencegahan stunting tetapi belum tentu mereka memiliki
pemahaman yang baik dan niat dalam upaya pencegahan tersebut. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Natanael, Putri, et al., 2022) bahwa pada
kategori persepsi manfaat dengan calon orang tua, sebagian besar responden
memiliki persepsi negatif tentang stunting.
Penelitian yang dilakukan oleh (Laili & Andriani, 2019) beranggapan bahwa
karena sebagian besar masyarakat belum paham dengan benar mengenai stunting,
atau kerdil sebutan yang biasa digunakan di masyarakat adalah faktor keturunan.
Padahal fakta di lapangan, stunting bukanlah faktor keturunan. Hal ini
menunjukkan belum adanya persepsi yang baik dalam menjaga pola kesehatan
demi mencegah stunting.
Maka dari itu, pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai
penanggulangan dampak dari stunting serta berfikir jika hal tersebut dilakukan
akan memberikan manfaat yang besar pada calon orang tua. Karena dengan
adanya pemberian pemahaman, mereka akan lebih memahami dan berhati-hati
dalam bertindak.
Dari pengolahan data yang telah dilakukan, didapatkan p-value=0,003 dimana
sudah memenuhi syarat p-value > 0,005. Hal tersebut berarti jika terdapat
hubungan persepsi manfaat dengan jenis kelamin terhadap angka kejadian
stunting. Hasil penelitian tersebut didukung juga oleh penelitian
(Laila et al., 2023)
dimana persepsi manfaat orang tua memiliki hubungan yang signifikan
terhadap angka kejadian stunting balita. Begitu juga dengan penelitian dari
(Ariwati & Khalda, 2023) menjelaskan bahwa perilaku pencegahan stunting
mempunyai hubungan langsung serta positif dengan persepsi manfaat.
Persepsi manfaat adalah keyakinan orang tua yang akan mempengaruhi
perilaku dari orang tua itu sendiri dalam mengoptimalkan pertumbuhan bayi agar
mencegah stunting (Wardani, 2022). Tindakan mencegah stunting akan dilakukan
46
tidak memenuhi syarat yaitu p-value > 0,005. Hambatan yang ditemui seharusnya
dipahami oleh baik dari calon pengantin perempuan maupun calon pengantin laki-
laki.
Penelitian oleh (Wati et al., 2020) mengatakan bahwa yang berperan untuk
mencegah stunting itu bukan hanya seorang istri, akan tetapi peran suami juga
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya stunting. Apabila calon pengantin yang
dahulunya perilaku kesehatannya kurang baik maka perlu diubah menjadi baik.
Namun terkadang seseorang tidak ingin merubah perilaku kesehatan karena
menganggap kesehatan merupakan hal yang sulit. Seseorang harus memiliki
keyakinan jika besar rintangan yang sedang dialami saat mengeksekusi
pencegahan lebih kecil daripada konsekuensinya (Kusuma et al., 2015). Sehingga
jika terjadi sebaliknya, maka orang tersebut enggan untuk melakukan perilaku
pencegahan terhadap penyakit stunting pada khususnya. Persepsi hambatan
pencegahan pada penelitian ini mengukur penilaian calon pengantin laki-laki dan
perempuan mengenai hambatan yang ditemui untuk mengadopsi perilaku
kesehatan.
Hambatan yang dimaksud seperti masih rendahnya partisipasi dari
masyarakat itu sendiri baik dalam kegiatan posyandu, rendahnya pemahaman atau
pengetahuan dari masyarakat salah satunya adalah para orang tua belum
memahami bagaimana cara memberikan asupan bergizi kepada anaknya, kondisi
finansial yang tidak mendukung dapat menyebabkan masalah gizi hingga risiko
stunting (Rahmah & Dahlawi, 2022).
5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian
5.2.1 Hambatan penelitian
Hambatan dalam penelitian ini yaitu :
1. Peneliti mengalami kesulitan dalam mencari alamat rumah responden
penelitian
2. Terdapat beberapa responden yang jarak rumahnya dengan responden lainnya
cukup jauh
3. Peneliti harus buat janji terlebih dahulu untuk bertemu dikarenakan banyak
responden yang bekerja baik sebagai karyawan maupun ASN
48
6.2 SARAN
6.2.1 Bagi calon pengantin
Untuk calon pengantin diharapkan dapat melakukan pencegahan
stunting sebelum menikah dengan cara cek kesehatan sebelum
menikah, pelajari tentang cara pencegahan stunting, serta ikuti kelas
edukasi pencegahan stunting khusus untuk calon pengantin.
6.2.2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
lebih lanjut dengan memperdalam atau menambah variabel lainnya
serta dengan metode penelitian yang berbeda.
49
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, N., Sari, K., & Suryaputri, I. Y. (2016). Panjang Badan Lahir Pendek Sebagai
Salah Satu Faktor Determinan Keterlambatan Tumbuh Kembang Anak Usia 6-23
Bulan Di Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.
Indonesian Journal of Health Ecology, 15(1), 43–55.
Ariati, L. I. P. (2019). Faktor-faktor risiko penyebab terjadinya stunting pada balita
usia 23-59 bulan. Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 6(1), 28–37.
Arifin, N., & Robin. (2016). Analisis Perbedaan Persepsi Psikologi Keuangan Antara
Pria Dan Wanita Di Kota Batam. Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, 1(1).
Ariwati, V. D., & Khalda, Q. (2023). Analisis Jalur Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Pencegahan Stunting Menggunakan Health Promotion Model. Journal of
Health (JoH), 10(1), 63–72.
Arsyad, J. F., Setiawaty, Y., & Yusnidar, Y. (2022). Pengaruh Pengetahuan Calon
Pengantin Sebelum dan Setelah diberikan Pendidikan Gizi 1000 HPK Melalui
Media Presentasi dan Booklet. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1),
282–287. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.742
Baidho, F., Wahyuningsih, Sucihati, F., & Pratama, Y. Y. (2021). Hubungan Tinggi
Badan Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita usia 0-59 Bulan Di Desa
Argodadi Sedayu Bantul. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 17(1), 275–
283.
BKKBN. (2021). Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.
Ernawati, A. (2017). Masalah Gizi Pada Ibu Hamil Nutritional Issues Among Pregnant
Mothers. In Jurnal Litbang: Vol. XIII (Issue 1).
Ezeh, O. K., Abir, T., Zainol, N. R., Mamun, A. Al, Milton, A. H., Haque, M. R., &
Agho, K. E. (2021). Trends of stunting prevalence and its associated factors
among nigerian children aged 0–59 months residing in the northern nigeria, 2008–
2018. Nutrients, 13(12), 2008–2018. https://doi.org/10.3390/nu13124312
Fauziah, A. (2017). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Self Acceptanse
Penderita HIV dan AIDS Dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)
Berdasarkan Teori Health Belief Model.
50
51
Fauziatin, N., Kartini, A., & Nugraheni, S. (2019a). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Lembar Balik Tentang Pencegahan Stunting Pada Calon Pengantin.
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 18(2), 224–233.
Fauziatin, N., Kartini, A., & Nugraheni, S. A. (2019b). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan dengan Media Lembar Balik Tentang Pencegahan Stunting Pada
Calon Pengantin. 18(2), 224–233.
Fikawati, S., Syafiq, A., & Veratamala, A. (2017). Nutrition for Children and
Adolescents. PT Raja Grafindo Persada: Depok.
Fitriani, Ramlan, & Rusman, A. D. P. (2021). Efektivitas Kartu Cegah Stunting
Terhadap Pengetahuan Calon Pengantin Di Kua Kota Parepare. 4(3).
Hadi, H., Fatimatasari, F., Irwanti, W., Kusuma, C., Alfiana, R. D., Ischaq Nabil
Asshiddiqi, M., Nugroho, S., Lewis, E. C., & Gittelsohn, J. (2021). Exclusive
breastfeeding protects young children from stunting in a low‐income population:
A study from eastern indonesia. Nutrients, 13(12), 1–14.
https://doi.org/10.3390/nu13124264
Indah, R. (2020a). Pola Asuh dan Persepsi Ibu di Pedesaan terhadap Kejadian
Stunting Pada Balita. 4, 671–681.
Indonesian Government. (2021). Presidential Decree of Republic Indonesia No
72/2021 about Accelerating Stunting Reduction. Indonesian Government, 1, 23.
Ismanto, A. Y. (2011). Studi Komparatif Pemberian Asi dan Topikal Anestesi
Terhadap Respon Nyeri Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas Bahu Manado.
Jacob, D. E., & Sandjaya, S. (2018). Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
masyarakat Karubaga district sub district Tolikara provinsi Papua. Jurnal
Nasional Ilmu Kesehatan, 1(1).
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan 2019. In Journal of Chemical Information
(Vol. 53, Issue 9).
Kemenkes RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan:
Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI, 20.
52
Kumalasari, I., & Jaya, H. (2021). Penerapan Health Belief Model dalam Tindakan
Pencegahan Keputihan Patologis. HIGEIA (Journal of Public Health Research
and Development), 5(3).
Kusuma, D. P., Sari, S. P., & Nurhidayah, I. (2015). Hubungan persepsi dengan
perilaku ibu membawa balita ke posyandu. Jurnal Keperawatan Padjadjaran,
3(1).
Laila, M., Bolang, A. S. L., Manampiring, A. E., Kapantow, N. H., & Umboh, A.
(2023). Hubungan Health Belief Model Orang Tua Dengan Kejadian Stunting
Balita Di Wilayah Puskesmas Bomomani Distrik Mapia Kabupaten Dogiyai
Papua. Prepotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), 1046–1059.
Laili, U., & Andriani, R. A. D. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan
Stunting. Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS, 5(1), 8–12.
Larasati, N. N. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting
Pada Balita Usia 25-59 Bulan Di Posyandu Wilayah Puskesmas Wonosari.
Magdalena, M., & Danandjojo, I. (2016). Pengaruh Gender Terhadap Persepsi
Mengenai Fasilitas Jarak Berjalan Di Lokasi Penentuan Titik Simpul Kereta Api
Dan Brt Di Bandar Udara Banjarbaru Effect of Gender To Perception of Walking
Distance Facilities in Determination Integration Location Between. Transportasi
Multimoda, 14(3), 121–128.
Manurung, P., & Helda, H. (2021). Hubungan Riwayat Komplikasi Saat Hamil dengan
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia. Jurnal Epidemiologi
Kesehatan Indonesia, 4(2), 51–56. https://doi.org/10.7454/epidkes.v4i2.4069
Maravilla, J. C., Betts, K., Adair, L., & Alati, R. (2020). Stunting of children under two
from repeated pregnancy among young mothers. Scientific Reports, 10(1), 1–9.
https://doi.org/10.1038/s41598-020-71106-7
Mulyaningsih, T., Mohanty, I., Widyaningsih, V., Gebremedhin, T. A., Miranti, R., &
Wiyono, V. H. (2021). Beyond personal factors: Multilevel determinants of
childhood stunting in Indonesia. PLoS ONE, 16(11 November), 1–19.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0260265
Mustakim, M. R. D., Irwanto, Irawan, R., Irmawati, M., & Setyoboedi, B. (2022).
Impact of Stunting on Development of Children between 1-3 Years of Age.
53
Rahmah, M., & Dahlawi, D. (2022). Peran Pemerintah Kota Banda Aceh Dalam
Pencegahan Dan Penanganan Stunting Terintegrasi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, 7(3).
Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi.
Rizqiana Harsyah, N., Ediati, A., & Soedarto Tembalang Semarang, J. S. (2015).
Perbedaan Sikap Laki-Laki Dan Perempuan Terhadap Infertilitas. Jurnal Empati,
4(4), 225–232.
Safri, F. M., Sukartini, T., & Ulfiana, E. (2014). Analisis faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan minum obat pasien TB paru berdasarkan Health Belief Model
di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulsari, Kabupaten Jember. Indonesian Journal
of Community Health Nursing, 2(2), 12–20.
Sani, M., Solehati, T., & Hendarwati, S. (2020). Hubungan usia ibu saat hamil dengan
stunted pada balita 24-59 bulan. Holistik Jurnal Kesehatan, 13(4), 284–291.
https://doi.org/10.33024/hjk.v13i4.2016
Setiawati, S., Yani, E. R., & Rachmawati, M. (2020). Hubungan status gizi dengan
pertumbuhan dan perkembangan balita 1-3 tahun. Holistik Jurnal Kesehatan,
14(1), 88–95. https://doi.org/10.33024/hjk.v14i1.1903
Shambodo, Y. (2020). Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Khalayak Mahasiswa
Pendatang UGM Terhadap Siaran Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV. Jurnal Al
Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial, 1(2), 98–110.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (26th ed).
Alfabeta.
Syabandini, I. P. P., Fatimah, S., Suyatno, & Pangestuti, D. R. (2018). Faktor Risiko
Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Daerah Nelayan (Studi Case-
Control Di Kampung Tambak Lorok, Kecamatan Tanjung Mas, Kota Semarang).
6, 1–26.
Syafrina, M., Masrul, M., & Firdawati, F. (2019). Analisis komitmen pemerintah
Kabupaten Padang Pariaman dalam mengatasi masalah stunting berdasarkan
nutrition commitment index 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(2), 233–244.
Teja, M. (2022). Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting 14 %. Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI, 14(13), 25–30.
55
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
A. Persepsi kerentanan
No Pertanyaan SS S TS STS
.
1. Ibu yang memiliki lingkar lengan kurang
dari 23.5 cm tidak memiliki risiko anak
lahir stunting
2 Kurangnya asupan kalori dan lemak
pada saat hamil tidak mempengaruhi
63
B. Persepsi keseriusan
No Pertanyaan SS S TS STS
.
1. Menurut saya stunting ialah kondisi
gagal tumbuh pada anak balita akibat
dari kekurangan gizi kronis sehingga
anak terlalu pendek dibandingkan anak
seusianya
2. Menurut saya anak yang mengalami
stunting rentan terhadap penyakit tidak
menular
3. Menurut saya stunting pada anak tidak
terlalu berbahaya bagi masa depannya
4. Stunting dapat mengakibatkan gangguan
pemusatan konsentrasi yang membuat
anak lebih sulit belajar
5. Menurut saya kekebalan tubuh anak
64
C. Persepsi manfaat
No. Pertanyaan SS S TS STS
1. Jika rutin melakukan pemeriksaan pada ibu hamil
seperti cek lingkar lengan dan cek kesehatan
lainnya dapat mencegah anak lahir stunting
2. Jika asupan gizi ibu hamil sudah terpenuhi maka
asupan nutrisi ibu hamil tidak terlalu penting
dipenuhi
3. Melakukan pemeriksaan status gizi sebelum
menikah sangat penting karena dapat mencegah
terjadinya stunting
4 Tablet tambah darah yang diberikan dokter saat
cek kehamilan tidak harus minum dan dihabiskan
5. Menurut saya orang yang terkena anemia tidak
dapat memicu terjadinya stunting
65
D. Persepsi hambatan
No Pertanyaan SS S TS STS
.
1. Asupan gizi dan nutrisi pada ibu hamil tidak perlu
diperhatikan yang penting tidak pernah sakit dan
tidak ada keluhan selama kehamilan
2. Tidak semua anak yang pendek adalah stunting
3. Stunting bisa dicegah sebelum pernikahan
4 Asupan gizi dan nutrisi yang seimbang pada balita
tidak perlu diperhatikan yang penting anak tidak
pernah sakit
5. Keluarga tidak perlu tahu tentang stunting dan
dampaknya
6. Tidak perlu makan makanan yang bervariasi
setiap hari pada saat hamil karena asal kenyang
itu sudah cukup
7. Anak yang stunting karena faktor keturunan jadi
tidak perlu dicegah
8. Tidak penting menimbang berat badan dan tinggi
66
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
PR1 117.1698 575.682 .763 .960
PR4 117.3396 575.036 .710 .960
PR5 116.9057 592.626 .631 .961
PR6 116.8679 591.078 .480 .962
PR7 117.1321 588.617 .620 .961
PR8 117.0377 591.229 .556 .961
PR9 116.6981 603.484 .406 .962
PR10 116.8113 600.887 .455 .962
PK1 116.7358 599.737 .476 .962
PK2 116.9623 603.268 .327 .962
PK3 117.3019 584.946 .575 .961
PK4 117.5472 576.522 .667 .961
PK5 117.0566 592.901 .494 .962
PK6 117.3208 576.953 .702 .960
PK7 117.3396 577.690 .682 .961
PK8 117.2264 586.832 .597 .961
PK9 117.0189 592.942 .542 .961
PK10 117.3396 578.690 .723 .960
PM1 116.9245 589.571 .570 .961
PM2 117.5472 574.214 .699 .960
PM3 116.9434 598.670 .421 .962
PM4 117.4151 573.824 .769 .960
PM5 117.6415 576.119 .763 .960
PM6 117.3019 588.407 .612 .961
PM7 116.9057 596.818 .515 .961
PM8 116.8679 595.078 .583 .961
PM9 116.8491 597.438 .496 .962
PM10 116.8679 594.194 .502 .961
PH1 117.4717 567.254 .766 .960
PH2 116.9623 593.268 .560 .961
PH3 116.8113 593.618 .652 .961
PH4 117.5660 568.904 .750 .960
69
JenisKelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 49 50.0 50.0 50.0
2 49 50.0 50.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
Kerentanan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 3 3.1 3.1 3.1
21 3 3.1 3.1 6.1
22 1 1.0 1.0 7.1
23 3 3.1 3.1 10.2
24 3 3.1 3.1 13.3
25 6 6.1 6.1 19.4
26 6 6.1 6.1 25.5
27 9 9.2 9.2 34.7
28 15 15.3 15.3 50.0
29 13 13.3 13.3 63.3
30 15 15.3 15.3 78.6
31 7 7.1 7.1 85.7
32 14 14.3 14.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
Keseriusan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 1 1.0 1.0 1.0
22 2 2.0 2.0 3.1
23 1 1.0 1.0 4.1
24 1 1.0 1.0 5.1
25 1 1.0 1.0 6.1
81
Hambatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 13 3 3.1 3.1 3.1
14 1 1.0 1.0 4.1
16 2 2.0 2.0 6.1
17 2 2.0 2.0 8.2
19 3 3.1 3.1 11.2
23 1 1.0 1.0 12.2
24 1 1.0 1.0 13.3
27 1 1.0 1.0 14.3
28 1 1.0 1.0 15.3
30 3 3.1 3.1 18.4
31 3 3.1 3.1 21.4
32 4 4.1 4.1 25.5
33 6 6.1 6.1 31.6
34 10 10.2 10.2 41.8
35 4 4.1 4.1 45.9
36 10 10.2 10.2 56.1
37 5 5.1 5.1 61.2
82
Crosstab
Count
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Kategori.rentan PERSEPSI NEGATIF 26 23 49
PERSEPSI POSITIF 23 26 49
Total 49 49 98
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .367a 1 .544
b
Continuity Correction .163 1 .686
Likelihood Ratio .368 1 .544
Fisher's Exact Test .686 .343
N of Valid Cases 98
Crosstab
Count
Jenis kelamin
Laki-laki perempuan Total
Kategori.Serius NEGATIF 21 25 46
POSITIF 28 24 52
Total 49 49 98
Chi-Square Tests
83
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .656a 1 .418
b
Continuity Correction .369 1 .544
Likelihood Ratio .656 1 .418
Fisher's Exact Test .544 .272
N of Valid Cases 98
Crosstab
Count
Jenis kelamin
1 2 Total
Kategori.Manfaat NEGATIF 30 30 60
POSITIF 19 19 38
Total 49 49 98
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .000a 1 1.000
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 1.000
Fisher's Exact Test 1.000 .582
N of Valid Cases 98
84
Crosstab
Count
Jenis kelamin
1 2 Total
Kategori.Hambatan NEGATIF 26 22 48
POSITIF 23 27 50
Total 49 49 98
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .653 1 .419
b
Continuity Correction .368 1 .544
Likelihood Ratio .654 1 .419
Fisher's Exact Test .545 .272
N of Valid Cases 98
85