Anda di halaman 1dari 4

1a.

Silakan Saudara analisis akibat hukumnya bila agraria dan hukum agraria tidak
dikaitkan dengan administrasi pertanahan.
Menurut saya administrasi pertanahan dapat dinyatakan sebagai usaha dan kegiatan
yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan menyangkut segala sesuatu
yang berkenaan dengan tanah dan hak-hak atas tanah dengan tujuan untuk menjamin
kepastian hukum dan tertib pertanahan. Hukum agraria apabila dilihat dari isi aturan
hukum adalah hukum yang mengatur hal yang bertalian dengan tanah. Ini berarti bukan
saja menyangkut pengaturan tentang hubungan hukum antara manusia dengan tanah
saja tetapi juga mengatur penyelenggaraan peruntukan, penggunaan, dan penyediaan
serta pemeliharaan. Setiap kegiatan badan atau pejabat negara dalam mengatur dan
menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, dan penyediaan, serta pemeliharaan tanah
tersebut merupakan kegiatan administrasi pertanahan. Bila agraria dan hukum agraria
tidak dikaitkan dengan administrasi pertanahan, maka dapat mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan pembangunan yang diinginkan, karena tidak adanya pengaturan yang
jelas mengenai pemanfaatan tanah dan sumber daya alam yang ada. Selain itu, tidak
adanya pengaturan yang jelas mengenai administrasi pertanahan dapat menyebabkan
terjadinya konflik kepemilikan tanah dan sumber daya alam, sehingga dapat
mengganggu kelancaran proses pembangunan yang sedang berlangsung. Administrasi
Pertanahan harus bisa menjadi alat bagi pemerintah untuk melaksanakan program-
program pembangunan di satu sisi dan memberikan jaminan kepastian hukum serta
memberikan informasi pertanahan bagi masyarakat di sisi lain sehingga efeknya adalah
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Administrasi pertanahan penting terutama dalam kaitan hukum dikarenakan pada masa
sekarang ini pertanahan menjadi masalah lintas sektoral seperti pengaturan penguasaan
tanah, penatagunaan tanah , pengurusanb hak-hak tanah itu semuanya perlu diatur dan
diadministrasikan supaya tidak melanggar hak individu lainnya.
Tujuan pelaksanaan administrasi pertanahan adalah untuk menjamin terlaksananya
pembangunan yang ditangani oleh pemerintah maupun swasta, yaitu:

1. Meningkatkan jaminan kepastian hukum hak atas tanah;


2. Meningkatkan kelancaran pelayanan kepada masyarakat;
3. Meningkatkan daya hasil guna tanah lebih bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

b. Menurut analisis Saudara, apakah tata ruang dan pemanfaatan sumber daya alam
merupakan bagian dari hukum agrarian.
Menurut analisis saya, tata ruang dan pemanfaatan sumber daya alam merupakan
bagian dari hukum agrarian. Tata ruang merupakan perencanaan yang mengatur
penggunaan lahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kepentingan
pembangunan, serta memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan.
Pemanfaatan sumber daya alam merupakan penggunaan sumber daya alam yang
dilakukan secara bijaksana sesuai dengan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan,
sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan pembangunan secara
berkesinambungan. Kedua hal tersebut merupakan bagian dari hukum agrarian karena
merupakan bagian dari pengaturan yang mengatur pemanfaatan tanah dan sumber
daya alam yang ada di dalamnya.

3a. Silakan saudara analisis apakah tanah yang sudah didaftarkan dan bersertipikat dapat
dibatalkan kepemilikannya!
Pembatalan Sertifikat Hak atas Tanah Pasal 1 angka 14 tentang Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun1999 tentang Tata
Cara Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan
mendefinisikan pembatalan hak atas tanah sebagai pembatalan keputusan pemberian
suatu hak atas tanah atau sertifikat hak atas tanah karena keputusan tersebut
mengandung cacat hukum administratif dalam penerbitannya atau untuk melaksanakan
putusan pengadilan yang telah inkracht.
Selain karena alasan administratif, pembatalan sertifikat hak atas tanah juga dapat
terjadi dalam hal ada pihak lain yang dapat membuktikan bahwa suatu bidang tanah
yang sudah diterbitkan sertifikat itu adalah secara sah dan nyata miliknya dan hal
tersebut didukung dengan adanya putusan pengadilan yang telah inkracht.

3b. Menurut analisis saudara, apakah tanah yang sudah memiliki sertipikat merupakan
akta otentik yang tidak dapat dicabut kepemilikannya!
Pendaftaran tanah yang diadakan oleh pemerintah dalam rangka penerbitan
sertifikat sebagai tanda kepemilikan hak milik (tanah milik), karena sertifikat
tanah milik merupakan jaminan hukum, keperluan perekonomian sosial dan
politik bagi pemegangnya, dengan mudah dapat membuktikan bahwa
dirinya sebagai pemegang hak milik secara otentik dibuktikan dengan data fisik
dan data yuridis yang telah didaftarkan dalam buku tanah. Sertifikat sebagai
surat tanda bukti hak milik dapat sebagai jaminan hak milik atas rumah
susun, hak tanggungan, dan macam-macam sertifikat menurut objek pendaftaran
tanah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Ketentuan mengenai hapusnya hak atas tanah di atur dalam Pasal 27 Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (UUPA) yang menyebutkan bahwa,
hak kepemilikan atas tanah hapus apabila:
A. Tanahnya Jatuh kepada Negara
1. Karena pencabutan hak
Menurut ketentuan Pasal 18 UUPA bahwa untuk kepentingan umum termasuk
kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas
tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang
diatur dengan undang-undang. Ketentuan Pasal 18 UUPA ini selanjutnya dilaksanakan
dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak atas
Tanah dan Benda-benda yang Ada di Atasnya.
2. Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya
Hapusnya hak atas tanah karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya ini
berhubungan dengan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 Tentang Pengadaan
Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Kepres No.
55/1993), yang dilaksanakan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Permen No. 1/1994),
penyerahan sukarela ini menurut Kepres No. 55/1993 sengaja dibuat untuk kepentingan
negara, yang dalam hal ini dilaksanakan oleh pemerintah.
3. Karena ditelantarkan
Pengaturan mengenai tanah yang terlantar diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (PP No.
36/1998). Pasal 3 dan 4 PP No. 36/1998 mengatur mengenai kriteria tanah terlantar yaitu;
(i) tanah yang tidak dimanfaatkan dan/atau dipelihara dengan baik. (ii) tanah yang tidak
dipergunakan sesuai dengan keadaan, sifat atau tujuan dari pemberian haknya tersebut.
4. Karena ketentuan Pasal 21 ayat (3) dan Pasal 26 ayat (2) UUPA
Pasal 21 ayat (3) UUPA mengatur bahwa orang asing yang memperoleh hak milik karena
pewarisan tanpa wasiat atau pencampuran harta perkawinan, demikian pula
warganegara Indonesia yang mempunyai hak milik dan setelah berlakunya UUPA ini
kehilangan kewarganegaraannya, wajib melepaskan hak itu dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak diperolehnya hak tersebut atau hilangnya kewarganegaraan itu. Jika sesudah
jangka waktu tersebut lampau hak milik itu tidak dilepaskan, maka hak tersebut hapus
karena hukum dan tanahnya jatuh kepada negara, dengan ketentuan bahwa hak-hak
pihak lain yang membebaninya tetap berlangsung.
Kemudian Pasal 26 ayat (2) UUPA menyatakan bahwa setiap jual-beli, penukaran,
penghibahan, pemberian dengan wasiat dan perbuatan-perbuatan lain yang
dimaksudkan untuk langsung atau tidak langsung memindahkan hak milik kepada orang
asing, kepada seorang warga negara yang di samping kewarganegaraan Indonesianya
mempunyai kewarganegaraan asing atau kepada suatu badan hukum, kecuali yang
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu badan-badan hukum yang dapat mempunyai hak milik
dan syarat-syaratnya, adalah batal karena hukum dan tanahnya jatuh kepada Negara,
dengan ketentuan, bahwa hak-hak pihak lain yang membebaninya tetap berlangsung
serta semua pembayaran yang telah diterima oleh pemilik tidak dapat dituntut kembali.
B. Tanahnya musnah
Sebagaimana pemberian, peralihan dan pembebanan Hak Milik yang wajib di daftar
dalam buku tanah, pendaftaran hapusnya hak kepemilikan atas tanah juga wajib untuk
dilakukan. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.

4a. Silakan Saudara analisis apakah tanah waqaf dapat diubah statusnya demi pengadaan tanah
untuk kepentingan umum.
Keberadaan wakaf telah mendapat pengakuan dalam Undang-Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960 ,
yaitu Pasal 49 :

1. Hak milik tanah badan-badan keagamaan dan sosial sepanjang dipergunakan untuk
usaha dalam bidang keagamaan dan sosial diakui dan dilindungi Badan-Badan tersebut
dijamin pula akan memperoleh tanah yang cukup untuk bangunan dan usahanya dalam
bidang keagamaan dan sosial
2. Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya sebagai dimaksud dalam Pasal
14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oelh Negara dengan hak pakai
3. Perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah

Dari ketentuan tersebut terkandung makna bahwa pertanahan yang erat hubungannya
dengan keagamaan dan sosial salah satunya wakaf dilindungi oleh negara yang
selanjutnya diatur dalam PP no 28 tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik

Anda mungkin juga menyukai