Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan yang sering ditakuti oleh remaja putri pertama kali adalah
menstruasi pertama, atau dalam bahasa medis disebut menarche. Kejadian ini
menandakan awal dimulainya kehidupan baru sebagai remaja dalam masa
pubertas. Masa pubertas ditandai dengan pertumbuhan badan yang cepat,
menstruasi pertama (menarche), perubahan psikis dan timbulnya ciri-ciri
kelamin sekunder seperti timbulnya rambut pada daerah kemaluan dan
pembesaran payudara (Wahyuni dalam Atikah dan Siti, 2012).
Seorang remaja putri yang telah memasuki masa pubertas akan
mengalami siklus menstruasi tiap bulannya. Siklus menstruasi ini akan
menimbulkan rasa tidak nyaman seperti sakit kepala, pegal-pegal dikaki dan
dipinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut. Kondisi ini disebut
sebagai nyeri menstruasi atau disminorea. Disminorea yang sering terjadi pada
remaja adalah desminorea primer. Disminorea primer adalah nyeri menstruasi
tanpa kelainan ginekologik. Desminorea primer ini ciri khasnya nyeri
menstruasi tidak berkurang pada hari-hari menstruasi selanjutnya (Wahyuni
dalam Atikah dan Siti, 2012).
Disminorea primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita
mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri pada saat menstruasi
hebat. Biasanya desminorea primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3
tahun setelah menstruasi pertama. Nyeri pada desminorea primer diduga
berasal dari kontrasi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri
dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan
rahim melewati serviks ( leher rahim), terutama jika saluran serviksnya sempit
(Sukarni dan Margareth, 2013).
Disminorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
alat-alat genital yang nyata, Disminorea primer terjadi beberapa waktu setelah
menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih oleh karena siklussiklus haid

1
pada bulan-bulan setelah menarche umumnya pada permulaan haid dan
berlangsung beberapa jam, walaupun beberapa kasus dapat berlangsung
beberapa hari (Sukarni dan Margareth, 2013).
Tidak ada angka pasti mengenai jumlah penderita nyeri haid di
Indonesia. Ini dikarenakan lebih banyak perempuan yang mengalami
desminorea tidak melaporkan atau berkunjung ke dokter. Rasa malu dan
kecenderungan untuk meremehkan penyakit tertentu di Indonesia tidak dapat
dipastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90% perempuan Indonesia
mengalami desminorea (Wahyuni dalam Dito dan Ari, 2012).
Peran bidan pada kasus ini adalah konseling tentang kesehatan
reproduksi dan anamnesa yang benar serta pemeriksaan yang tepat agar dapat
mengatasi keluhan yang terjadi pada klien dengan desminorea primer,
contohnya rasa nyeri, pegal pada punggung dan paha, mual dan pusing. Tanpa
memandang sebabnya, untuk sementara waktu dapat diberikan analgesik
(antalgin, novalgil, ibuprofen, asam mefenamat, dan lain sebagainya). Bila
pada pemeriksaan bidan dijumpai kelaianan anatomis yang kemungkinan
adanya endometriosis, maka rujukan makin besar indikasinya (Wahyuni dalam
Manuaba, 2008).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan studi kasus ini agar penulis dapat merapkan asuhan kebidanan
pada Nn. A dengan Disminorea Primer melalui pendekatan manajemen
kebidanan secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya data subjektif dan objektif dari Nn. A dengan
disminorea primer di Puskesmas Alue Bilie.
b. Ditegakkannya data analisa dari Nn. A dengan disminorea primer
di Puskesmas Alue Bilie.
c. Dilakukannya penatalaksanaan pada Nn. A dengan disminorea
primer di Puskesmas Alue Bilie.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Reproduksi Remaja


a. Pengertian
Kesehatan reproduksi remaja adalah keadaan sejahtera, fisik, mental
dan sosial, tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan, dalam sistem, fungsi
dan proses reproduksi. Gangguan reproduksi adalah istilah generik yang
mengacu pada semua penyakit yang mempengaruhi sistem reproduksi pada
manusia dan mencegah terjadinya reproduksi. Hal tersebut dapat berupa
kelainan bawaan, genetik, atau penyakit menular seksual ( Malugada, 2011)
Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang
mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Menurut
WHO, remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10- 19 tahun.
Sementara dalam terminologi lain PBB menyebutkan anak muda (younth)
untuk mereka yang berusia 15-24 tahun. (Marmi, 2013).
Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak kemasa
dewasa. Didalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti
biologi dan fisiologi), remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan
fisik ketika alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan. Hal ini berarti,
secara anatomis, alat-alat kelamin maupun organ tubuh yang lain akan
memperoleh bentuknya yang sempurna. Masa pematangan fisik berjalan
kurang lebih selama dua tahun. Biasanya dihitung mulai haid yang pertama
pada wanita dan mimpi basah yang pertama pada pria (Dahro, 2012).
Secara etiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi
remaja menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia
antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan perserikatan bangsa-bangsa (PBB)
menyebutkan kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun.
Sementara itu menurut The Health Resources dan Services Administrations
Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan
terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahu), remaja

3
menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini
kemudian disatukan dalam termiologi kaum muda (young people) yang
mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran, 2011).
b. Tumbuh kembang remaja
1) Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling
terkait, berkesinambungan dan berlangsung secara bertahap. Menurut
Depkes Poltekes Jakarta, perubahan yang terjadi pada remaja tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Perubahan fisik
 Percepatan berat badan dan tinggi badan
Selama satu tahun pertumbuhan tinggi badan rata-rata 3,5- 4,1 inci
(Steinberg, 2007). Berat badan pada lelaki meningkat karena
perubahan otot dan pada perempuan kerena penambahan lemak.
 Karakteristik seks sekunder
Perubahan seks sekunder dipengaruhi oleh hormon, pada lelaki
hormon androgen dan hormon estrogen. Karakteristik sekunder
pada wanita adalah rambut pubis, rambut ketiak, serta menarche.
Sedangkan pada pria terjadi pertumbuhan penis skrotum,
perubahan suara, kumis, jenggot dan meningkatnya kelenjar lemak
yang menimbulkan jerawat.
 Perubahan bentuk tubuh
Pada lelaki terjadi perubahan bentuk dada yang membesar dan
membidang, serta jakun yang lebih menonjol. Sedangkan pada
perempuan seperti pinggul dan payudara yang membesar, serta
keadaan yang lebih menonjol.
 Perkembangan otak
Pada masa remaja awal sampai akhir, otak belum sepenuhnya
berkembang sempurna, sehingga pada masa ini kamampuan
pengendalian emosi dan mental masih belum stabil.

4
b) Perkembangan kognitif
Tahap operasional formal (remaja dan dewasa)
1. Remaja awal
Remaja mulai berfokus pada pengambilan keputusan, baik di dalam
rumah ataupun di sekolah. Ramaja mulai menunjukan cara berfikir
logis, seperti bartanya kewenangan di sekolah, menggunakan
istilah dan pandangan sendiri, memilih olahraga yang baik,
memilih kelompok bergaul, berpenampilan dan lain-lain.
2. Remaja tengah
Pada tahap ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok,
sehingga tidak selalu tergantung pada keluarga dan terjadi
eksplorasi seksual. Dengan pengalaman dan pemikiran. Dan mulai
berfikir mengembangkan identitas diri.
3. Remaja akhir
Pada tahap ini remaja lebih berkonsentrasi pada rencana yang akan
datang dan meningkatkan pergaulan. Proses berpikir secara
komplek digunakan untuk memfokuskan dari masalah idealisme,
toleransi, keputusan, untuk kerier dan pekerjaan serta peran orang
dewasa dalam masyarakat.
c) Perkembangan psikologis
Masa remaja merupakan masa transisi emosional, yang ditandai
dengan perubahan dalam cara melihat dirinya sendiri. Sebagai remaja
dewasa, intelektual dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu
dengan merasa lebih dari yang lain, cenderung bekerja secara lebih
kompleks dan abstrak, serta lebih tertarik untuk memahami
kepribadian mereka sendiri dan berperilaku menurut mereka.
Transisi sosial yang dialami oleh ramaja ditunjukan dengan
adanya perubahan hubungan sosial. Salah satu hal yang penting dalam
perubahan sosial pada remaja adalah meningkatnya waktu untuk
berhubungan dengan rekan-rekan mereka, serta lebih intens dan akrab
dengan lawan jenis.

5
B. Menstruasi
a. Pengertian menstruasi
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan,
menstruasi merupakan pendarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda
bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Umumnya remaja yang
mengalami menarche adalah pada usia 12 sampai dengan 16 tahun, periode
ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya psikologi dan
lainnya. Pada wanita biasanya pertama kali mengalami menstruasi pada
umur 12-16 tahun. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari,
dengan lamanya menstruasi selama 27 hari (Kusmiran, 2012).
Menstruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai
sekitar 14 hari setelah ovulasi. Menstruasi juga disebut pendarahan vagina
secara berkala akibat terlepasnya lapisan endrometrium uterus (Sukarni dan
Margareth, 2013).
b. Gangguan menstruasi
Kebanyakan menstruasi terjadi mengikuti pola yang teratur dan bebas
masalah namun demikian ada beberapa wanita yang mengalami kelainan
saat haid. Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat
digolongkan dalam :
1) Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya pendarahan pada haid :
Hipermenorea atau Menoragia
2) Kelainan siklus : Polimenorea, Amenorea
3) Pendarahan diluar haid : Metroragia
4) Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Premenstrual tension
( ketegangan prahaid ), Mastodinia, Mittelschmerz ( rasa nyeri pada
ovulasi) dan Disminorea.

C. Disminorea
a. Pengertian dismenorea
Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan
terjadi selama menstruasi (Nugroho dan Utama, 2014).

6
Disminorea menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah yang bisa
menjalar kepunggung bagian bawah, nyeri dirasakan sebagai kram yang
hilang timbul. Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama
menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari
akan menghilang.
Disminorea sering terjadi hampir pada semua wanita rasa tidak enak
pada perut bagian bawah saat mentruasi. Namun, istilah disminorea hanya
dipakai bila nyeri begitu hebat, sehingga mengganggu aktivitas dan
memerlukan obat-obatan (Nugroho dan Utama, 2014).
b. Klasifikasi Dismenore
Menurut Kusmiran (2012), berdasarkan jenisnya dismenorea terdiri
dari:
1) Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri yang timbul sejak haid pertama dan
akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya
hormone tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan (Kusmiran, 2012).
2) Dismenore sekunder
Disminorea sekunder biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika
ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau
polip, tumor sekitar kandungan, serta kelainan kedudukan rahim yang
mengganggu organ dan jaringan disekitarnya (Kusmiran, 2012).

D. Disminorea Primer
a. Pengertian Disminorea Primer
Disminorea primer adalah nyeri haid yang timbul sejak haid pertama
dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya
hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan
(Kusmiran, 2012).
Disminorea primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh. Nyeri

7
haid itu normal tetapi dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis
dan fisik, seperti stress, kurang darah, syok dan kondisi tubuh yang menurun
(Kusmiran, 2012).
b. Penyebab Dismenorea
Menurut Nugroho dan Utama (2014), penyebab dari dismenore primer
anatra lain disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1) Faktor psikis
Para wanita yang emosinya tidak stabil lebih mudah mengalami nyeri
menstruasi.
2) Faktor retrovers
Timbulnya nyeri menstruasi diduga karena rahim yang menghadap
kebelakang.
3) Faktor prostaglandin
Teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul karena peningkatan
produksi prostaglandin oleh dinding rahim) saat menstruasi. Anggapan
ini mendasari pengobatan dengan antiprotaglandin untuk meredakan
nyeri menstruasi.
c. Akibat Dismenorea
Pada dasarnya disminorea primer tidak ada penyebab yang pasti
walaupun kadang tidak berbahaya, nyeri pada disminorea primer diduga
berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri
dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan
rahim melewati serviks (leher rahim). (Nugroho dan Utama, 2014).
d. Tanda dan Gejala
Disminorea ditandai dengan nyeri perut bagian bawah yang bisa
menjalar ke punggung bagian bawah. Nyeri yang dirasakan sebagai kram
yang hilang timbul, biasanya nyeri timbul sesaat sebelum atau selama
menstruasi mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari
akan hilang (Nugroho dan Utama, 2014).

8
e. Pengobatan terhadap Dismenore Primer
Menurut Nugroho dan Utama (2014) adalah :
1) Anjurkan klien untuk istirahat cukup.
2) Kompres hangat didaerah perut.
Menurut Kusmiran (2012), ada beberapa hal :
1) Mengkonsumsi minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
2) Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.
3) Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan.
4) Obat-obatan yang digunakan harus berdasarkan pengawasan bidan atau
dokter. Boleh minum alangesik (penghilang rasa sakit) yang banyak
dijual ditoko obat, tetapi dosisnya tidak lebih dari tiga kali sehari.
Menurut Wahyuni dalam Atika dan Siti (2009). Hampir sama dengan
teori Kusmiran (2012) dan Nugroho dan Utama (2014), tetapi ada sedikit
perbedaan yaitu untuk memperbanyak mengkonsumsi protein dan sayuran
hijau.

9
BAB III
METODE LAPORAN KASUS

A. Lokasi dan Waktu


1. Tempat
Laporan kasus Nn. A dilakukan di Puskesmas Alue Bilie tahun 2023.
2. Waktu
Laporan kasus Nn. A dilakukan pada bulan Febuari 2023.

B. Subyek Laporan Kasus


Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang dijadikan
sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2012). Subyek yang
dilaporkan pada kasus ini adalah remaja Nn. A Umur 13 tahun dengan
disminorea primer.

C. Instrument Studi
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini instrument yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi
menurut tujuh langkah Varney dan SOAP dalam bentuk data perkembangan.

10
BAB IV
TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan Kasus
Pada Nn. A di Puskesmas Alue Bilie Kabupaten Nagan Raya Tahun 2023
yang dilakukan dengan format asuhan kebidanan pada pranikah dan
prakonsepsi menurut Helen Varney dan SOAP.
1. Helen Varney
I. PENGKAJIAN
Tanggal 18 Febuari 2023 Pukul 10.00 WIB
a. Identitas pasien
Nama : Nn. A
Umur : 13 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Aceh. Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Alue Bilie
b. Anamnesa (Data Subjektif)
1. Keluhan Utama : Nn. A datang ke Puskesmas Alue Bilie mengeluh
perut terasa sakit dari perut bagian bawah, pegal
pegal pada bagian pinggang sejak tadi malam
tanggal 17 Febuari 2023 pukul 23.00 WIB, sedang
mengalami menstruasi hari 1.
2. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Nn. A mengalami menarche umur 13
tahun.
b) Siklus : Nn. A mengatakan siklusnya 30 hari.
c) Teratur / tidak teratur : Nn. A mengatakan menstruasinya teratur.
d) Tanggal Menstruasi : Nn. A mengatakan tanggal menstruasinya
sebelum periksa 16 Febuari 2023.

11
e) Lama : Nn. A mengatakan lama menstruasinya 6-7
hari.
f) Banyaknya : Nn. A mengatakan 2 kali ganti pembalut
per hari
g) Sifat Darah : Nn. A mengatakan sifat darahnya encer,
warna merah dan agak menggumpal.
h) Disminorea : Nn. A mengatakan merasa nyeri dan sakit
saat menstruasi.
3. Riwayat Perkawinan
Nn. A mengatakan belum menikah.

4. Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Nn. A mengatakan saat ini mengalami sakit perut bagian bawah,
pusing dan pegal-pegal bagian pinggang sejak tadi malam. Sifat
nyeri dan pusing kadang-kadang hilang. Saat ini Nn. A merasa
lemas.
b) Riwayat penyakit sistemik
1) Jantung : Nn. A mengatakan tidak pernah berdebar debar
pada dada sebelah kiri dan tidak mudah lelah saat
beraktivitas ringan.
2) Ginjal : Nn. A mengatakan tidak pernah nyeri tekan pada
pinggang kanan maupun kiri.
3) Asma : Nn. A mengatakan tidak pernah sesak nafas.
4) TBC : Nn. A mengatakan tidak pernah batuk
berkepanjangan dan batuk disertai darah.
5) Hepatitis : Nn. A mengatakan pada mata, kuku dan kulit tidak
pernah berwarna kuning.
6) DM : Nn. A mengatakan tidak pernah makan lebih dari
2-3 piring, minum tidak lebih dari 6-7 gelas, dan
BAK tidak lebih dari 7-8 kali pada malam hari.

12
7) Hipertensi : Nn. A mengatakan tekanan darahnya tidak pernah
lebih dari 140/90 mmHg.
8) Epilepsi : Nn. A mengatakan tidak pernah kejang dan
mengeluarkan busa dari mulutnya.
9) Lain-lain : Nn. A mengatakan tidak pernah mempunyai
keluhan lainnya.
c) Riwayat penyakit keluarga :
Nn. A mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit menurun seperti asma, hipertensi, jantung.
Maupun riwayat penyakit menular seperti hepatitis, TBC,
HIV/AIDS.
d) Riwayat operasi :
Nn. A mengatakan tidak pernah dioperasi.
e) Aktivitas sehari-hari :
Nn. A Mengatakan aktivitasnya sebagai pelajar aktif disekolah,
membantu pekerjaan rumah sehari-hari dan jarang berolahraga.
f) Istirahat :
1) Sebelum disminorea : Nn. A mengatakan tidur siang ± 1 jam
dan malam ± 8 jam.
2) Selama disminorea : Nn. A mengatakan tidur siang ½ jam dan
malam ± 7 jam.
Data Psikologis :
 Pasien Nn. A mengatakan merasa tidak nyaman dan cemas
dengan nyeri yang dialaminya saat ini yang mengganggu
aktivitasnya serta berharap rasa nyerinya bisa segera hilang.
 Keluarga Keluarga Nn. A merasacemas dan berharap semoga
sakit Nn. T bisa dengan segera teratasi.

13
c. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Status generalis
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg,
R : 20X/menit
N : 80x/menit,
S : 36,8oC.
TB : 160 cm
BB : 50 kg
2. Pemeriksaan Sistematis
Kepala
a) Rambut : Bersih, tidak berketombe dan tidak mudah rontok
b) Muka : Bersih, pucat, tidak oedema, dan tampak menahan sakit
c) Mata :
1) Oedema : Tidak oedema
2) Conjungtiva : Pucat
3) Sklera : Putih
d) Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan
e) Telinga : Bersih, tidak ada serumen
f) Mulut/Gigi/Gusi : Mulut bersih tidak ada stomatitis/tidak ada caries
Leher
a) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok.
b) Tumor : Tidak ada benjolan.
c) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dada dan Axilla
a) Mammae
1) Membesar : Tidak dilakukan pemeriksaan
2) Tumor : Tidak dilakukan pemeriksaan
3) Simetris : Tidak dilakukan pemeriksaan
4) Puting Susu : Tidak dilakukan pemeriksaan

14
b) Axilla
1) Benjolan : Tidak dilakukan pemeriksaan
2) Nyeri : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen
c) Pembesaran perut : Tidak ada pembesaran
d) Benjolan / Tumor : Tidak terasa benjolan/ massa
e) Nyeri tekan : Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan teraba
tegang.
f) Luka bekas operasi : Tidak ada bekas operasi.

II. INTERPRETASI DATA


Tanggal : 18 Febuari 2023 Pukul : 10.05 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
Nn. A umur 13 tahun menstruasi hari ke-1 dengan disminorea primer.
Data dasar
1. Data Subjektif
a) Nn. A mengatakan berumur 13 tahun.
b) Nn. A mengatakan belum menikah
c) Nn. A mengatakan nyeri perut bagian bawah, pusing dan saat ini
sedang menstruasi hari ke-1.
d) Nn. A mengatakan merasa cemas akan kesehatannya.
2. Data Objektif
Keadaan umum : Cukup
TTV TD : 120/80 mmHg
R : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 36,8o C
TB : 160 cm
BB : 50 kg
- Muka terlihat pucat dan tampak menahan sakit
- Mata tidak oedema, conjungtiva pucat dan sclera putih.

15
- Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah.
b. Masalah
Nn. T merasa cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya saat ini
c. Kebutuhan
Penjelasan keadaan Nn. A saat ini tentang nyeri yang dihadapinya.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN
Hari/tanggal : Sabtu, 18 Febuari 2023 Pukul : 10.15 WIB
1. Beri penjelasan pada Nn. A tentang keadaannya.
2. Anjurkan pada Nn. A untuk istirahat cukup
3. Anjurkan pada Nn. A untuk kompres hangat didaerah perut.
4. Anjurkan pada Nn. A untuk mengkonsumsi minuman hangat yang
mengandung kalsium tinggi.
5. Anjurkan pada Nn. A untuk menggosok-gosok perut atau pinggang
yang sakit.
6. Anjurkan Nn. A untuk tarik nafas dalam-dalam secara perlahan
7. Anjurkan Nn. A untuk menggunakan obat-obatan yang berdasarkan
pengawasan bidan atau dokter.
8. Anjurkan Nn. A untuk memperbanyak mengkonsumsi protein dan
sayuran hijau.
VI. PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Sabtu, 18 Febuari 2023
1. Pukul 10.20 WIB : Memberi penjelasan pada Nn. A bahwa disminorea
yang dialaminya disminorea primer yaitu rasa sakit pada perut bagian
bawah yang menyertai menstruasi yang tidak disebabkan oleh
kelainan pada rahim dan dapat menimbulkan gangguan aktivitas
sehari-hari.

16
2. Pukul 10.25 WIB : Menganjurkan Nn. A untuk istirahat cukup siang
1-2 jam dan malam 8 jam.
3. Pukul 10.35 WIB : Menganjurkan Nn. A kompres hangat didaerah
perut untuk mengurangi rasa nyeri.
4. Pukul 10.40 WIB : Menganjurkan Nn. A untuk mengkonsumsi
minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
5. Pukul 10.45 WIB : Menganjurkan Nn. A untuk menggosok-gosok
perut atau pinggang yang sakit.
6. Pukul 10.55 WIB : Menganjurkan Nn. A untuk tarik nafas
dalamdalam secara perlahan agar merasa rileks.
7. Pukul 11.00 WIB : Memberikan obat oral pada Nn. A yaitu :
a) Asam mefenamat @500mg sehari 2 X 1 ( tablet )
b) CTM @2mg sehari 2 X 1 ( tablet )
8. Pukul 11.05 WIB : Menganjurkan Nn. A untuk memperbanyak
mengkonsumsi protein dan sayuran hijau.
VII. EVALUASI
Hari/tanggal : Sabtu, 18 Febuari 2023 Pukul : 11.15 WIB
1. Nn. A sudah paham tentang keadaannya
2. Nn. A bersedia untuk istirahat cukup
3. Nn. A bersedia untuk mengkompres hangat didaerah perutnya
4. Nn. A bersedia mengkonsumsi minuman hangat yang mengandung
protein tinggi.
5. Nn. A bersedia nrnggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit
6. Nn. A bersedia tarik nafas dalam-dalam secara perlahan
7. Nn. A sudah menerima dan bersedia meminumnya sesuai dosis advis
dokter atau bidan.
8. Nn. A bersedia untuk memperbanyak mengkonsumsi protein dan
sayuran hijau.

17
2. SOAP
Hari/tanggal : Senin, 20 Febuari 2023 Pukul : 15.30 WIB
S:
Nn. A mengatakan sudah tidak nyeri lagi dan Nn. A mengatakan warna
darah menstruasinya merah kecoklatan, bau khas menstruasi 1 pembalut
penuh, badannya sudah segar dan tidak lemas lagi kemudian Nn. A
mengatakan sudah bisa mempraktekkan posisi menungging untuk relaksasi.
O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5oC
Muka : Tidak pucat
Abdomen : Tidak terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah dan
teraba tegang.
A:
Nn. A umur 13 tahun menstruasi hari ke-2 dengan riwayat Disminorea
Primer
P:
Hari/tanggal : Senin, 20 Febuari 2023
1. Pukul 15.35 WIB : Menganjurkan Nn. A untuk tetap istirahat cukup
2. Pukul 15.40 WIB : Menganjurkan Nn. A untuk menjaga kebersihan
daerah genetalianya dengan ganti pembalut jika sudah terasa penuh
maupun basah.
3. Pukul 15.45 WIB : Menganjurkan Nn. A untuk makan makanan yang
bergizi.

18
Evaluasi
Hari/tanggal : Senin, 20 Febuari 2023 Pukul : 15.50 WIB
1. Nn. A bersedia untuk istirahat cukup
2. Nn. A bersedia untuk menjaga kebersihan daerah genetalianya dang anti
pembalut jika sudah terasa penuh atau basah
3. Nn. A bersedia untuk makan makanan yang bergizi.
4. Disminorea Nn. A sudah teratasi.

B. Pembahasan
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi antara praktik yang dilakukan di Puskesmas Alue
Bilie dengan teori yang ada. Disini penulis akan menjelaskan kesenjangan
tersebut menurut langkah-langkah dalam manajemen kebidanan menurut
Varney yang meliputi tujuh langkah. Pembahasan ini dimaksud agar dapat
diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindakan lanjut
dalam penerapan Asuhan Kebidanan yang meliputi:
1. Pengkajian
Bahwa sesuai teori Varney pengkajian adalah dalam langkah pertama
bidan mencari dan menggali data maupun fakta baik yang berasal dari
pasien, keluarga maupun anggota lainnya. Ditambah dengan hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri. Menurut Varney (2010),
tanda atau keluhan pada pasien dengan disminorea yaitu nyeri tekan perut
saat menstruasi.
Pada kasus Nn. A umur 13 tahun dengan data subjektif yaitu sakit
pada perut bagian bawah, pusing, pegal-pegal pada pinggang, menstruasi
teratur sifat darah enecer agak menggumpal, dan data objektif yaitu keadaan
umum cukup, kesadaran composmentis, vital sign TD : 120/80mmHg, N :
80x/menit, R : 20x/menit, S : 36,8oC, muka pucat menahan sakit, mata
tampak sayup, pada palpasi didapat mammae terasa keras, nyeri tekan pada
perut.

19
2. Interpretasi data
Pada interpretasi data, data dasar yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan menjadi diagnosa atau masalah yang spesifik yang sudah
di identifikasikan. Diagnose kebidanan dapat disimpulkan Nn. X umur ….
Tahun dengan disminorea primer. Pada masalah ditemukan rasa tidak
nyaman dan kecemasan saat menstruasi (Varney, 2004).
Pada kasus didapat diagnosa kebidanan Nn. A umur 13 tahun dengan
disminorea primer, masalahnya diperoleh nyeri dan cemas. Masalah cemas
ini terjadi karena remaja mengalam disminorea. Bagi remaja putri ini hal
yang abnormal yang menimbulkan rasa nyeri sehingga remaja putri cemas
dan untuk itu remaja perlu mendapatkan penjelasan mengenai disminorea
dan cara mengatasinya.
Keluhan tersebut akan hilang dalam 1-2 hari setelah mendapat
penjelasan tersebut maka rasa cemas yang remaja rasakan dapat berkurang.
3. Diagnosa Potensial
Pada tinjauan kasus remaja dengan disminorea primer merupakan
gejala dan bukan suatu penyakit, karena tidak ada diagnosa potensial yang
terjadi (Varney, 2004).
Pada kasus Nn. A telah dilakukan pemeriksaan dan tidak
menunjukkan kelainan, karena tidak ada diagnosa potensial yang terjadi
karena tidak ada data yang memerlukan tindakan segera atau kolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya. Sehingga antara teori dan praktik tidak
terdapat kesenjangan.
4. Antisipasi
Antisipasi digunakan bila sebagian data menunjukkan satu situasi
yang memerlukan tindakan segera atau memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya (Varney, 2004).
Pada kasus Nn. A tidak dialakukan antisipasi karena tidak ada data
yang menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera atau
kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.

20
5. Perencanaan
Perencanaan asuhan pada remaja dengan disminorea primer menurut
Nugroho dan Utomo (2014), yaitu : Jelaskan pada klien tentang keadaannya,
anjurkan klien istirahat cukup, anjurkan klien untuk kompres hangat
didaerah perut, anjurkan klien untuk mengkonsumsi minuman hangat yang
mengandung kalsium tinggi, anjurkan klien untuk menggosok-gosok perut
atau pinggang yang sakit, anjurkan klien untuk tarik nafas dalam-dalam
secara perlahan. Anjurkan klien untuk menggunakan obat-obatan yang
berdasarkan pengawasan bidan atau dokter, boleh minum analgesik
(penghilang rasa sakit) yang banyak dijual ditoko obat. Anjurkan klien
untuk memperbanyak mengkonsumsi protein dan sayuran hijau (Kusmiran,
2012).
Pada kasus ini penulis telah merencanakan asuhan kebidanan, yaitu :
Beri penjelasan pada Nn. A tentang keadaannya, anjurkan Nn. A untuk
istirahat cukup, anjurkan Nn. A untuk kompres hangat didaerah perut,
anjurkan Nn. A untuk mengkonsumsi minuman hangat yang mengandung
kalsium tinggi, anjurkan Nn. A untuk menggosok-gosok perut atau
pinggang yang sakit, anjurkan Nn. A untuk tarik nafas dalamdalam secara
perlahan, anjurkan Nn. A untuk menggunakan obat-obatan yang
mengurangi rasa sakit atau nyeri yang berdasarkan pengawasan bidan atau
dokter 2x1 tablet ,yaitu : asam mefenamat @500mg, anjurkan Nn. A untuk
memperbanyak mengkonsumsi protein dan sayuran.
Pada kasus ini terdapat kesenjangan pemberian analgesik tapi tanpa
anti histamin. Dilihat dari kondisi pasien tidak memerlukan obat tersebut
karena penggunaan obat yang berlebihan dapat merusak ginjal.
6. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada disminorea merupakan dari
rencana tindakan yang menyeluruh. Semua rencana sudah dilaksanakan
dengan baik sesuai rencana dan remaja mendapatkan perawatan yang baik.
Sehingga terdapat kesenjangan pada teori dengan praktik yaitu terletak pada
pemberian terapi.

21
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan,.
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan
melibatkan klien pribadi maupun bidan. Tujuan evaluasi adalah untuk
mengetahuai kemajuan dari hasil tindakan yang dilakukan (Varney, 2010).
Evaluasi dari studi kasus diperoleh hasil pasien sembuh dalam 1 hari,
tanda dan gejala disminorea primer tidak ada, nyeri perut dan pegal- pegal
pada pinggang sudah hilang. Remaja sudah bersedia istirahat cukup,
berolahraga dengan teratur, mengkompres hangat didaerah perut, bersedia
minum hangat yang mengandung kalsium tinggi, menggosokgosok perut
atau pinggang yang sakit, melakukan teknik relaksasi dengan cara
menungging, tarik nafas dalam-dalam secara perlahan, memperbanyak
mengkonsumsi protein dan sayuran hijau. Pada kasus ini terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek yaitu terletak pada pemberian terapi.

22
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil simpulan dan saran setelah melakukan
asuhan kebidanan pada Nn. A umur 13 tahun dengan disminorea primer di
Puskesmas Alue Bilie, yaitu sebagai berikut:
1. Pada pengkajian pada kasus Nn. A umur 13 tahun dengan data subjektif
yaitu sakit perut bagian bawah, pegal-pegal pada pinggang, menstruasi
teratur sifat darah encer agak menggumpal, dan data objektif yaitu keadaan
umum cukup, kesadaran composmentis, vital sign TD : 120/80mmHg, N :
80x/menit, R : 20x/menit, S : 36,8oC, muka pucat menahan sakit, mata
tampak sembab, pada palpasi didapati mammae terasa keras, nyeri tekan
pada perut.
2. Pada interpretasi data didapat diagnosa kebidanan Nn. A umur 13 tahun
dengan disminorea primer dan masalah diperoleh nyeri dan cemas. Masalah
cemas ini terjadi karena remaja mengalami disminorea. Bagi remaja putri ini
hal yang abnormal yang menimbulkan rasa nyeri sehingga remaja putri
cemas dan untuk itu remaja putri perlu mendapatkan penjelasan mengenai
disminorea dan cara mengatasinya. Keluhan tersebut akan hilang 1-2 hari,
setelah mendapat penjelasan tersebut maka rasa cemas yang remaja rasakan
dapat berkurang.
3. Tidak ada diagnosa potensial.
4. Pada kasus Nn. A tidak dilakukan antisipasi karena telah mendapat
penanganan yang tepat.
5. Pada kasus ini, perencanaan yang diberikan sesuai dengan keadaan Nn. A
yang meliputi penjelasan pada klien tentang keadaannya, anjurkan klien
istirahat cukup, anjurkan klien untuk kompres hangat didaerah perut,
anjurkan klien untuk mengkonsumsi minuman hangat yang mengandung
kalsium tinggi, anjurkan klien untuk menggosok-gosok perut atau pinggang
yang sakit, anjurkan klien untuk tarik nafas dalam-dalam secara perlahan.

23
Anjurkan klien untuk menggunakan obat-obatan yang berdasarkan
pengawasan bidan atau dokter, boleh minum analgesik (penghilang rasa
sakit), seperti asam mefenamat @500mg 2x1 tablet, anjurkan klien untuk
memperbanyak mengkonsumsi protein dan sayuran hijau.
6. Pelaksanaan yang dapat penulis lakukan adalah sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat.
7. Evaluasi dilakukan selama 1 hari untuk mengetahui perkembangan remaja
dengan hasil keadaan umum baik, aktivitas kembali lancar, disminorea
primer sudah teratasi.
8. terdapat kesenjangan antara teori dan praktik pada kasus ini yang terletak
pada pemberian terapi.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi pasien
Diharapkan mampu mendeteksi dini tanda-tanda disminorea pada
remaja dan menganjurkan untuk segera membawa ke petugas kesehatan
yang terdekat bila mengalami tanda disminorea.
2. Bagi bidan atau dokter
Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif dalam kasus
disminorea, misalnya KIE tentang disminorea, pemberian pendidikan
kesehatan tentang kesehatan reproduksi sehingga remaja berperilaku hidup
sehat dan memahami tentang organ reproduksi.
3. Bagi institusi
a. Puskesmas Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas sudah baik
diharapakan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam
pengelolaan asuhan kebidanan pada remaja dengan disminorea primer.
b. Pendidikan Referensi bacaan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi
masih kurang lengkap, diharapakan laporan kasus ini bisa menjadi
referensi yang baik untuk bahan bacaan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, RE. 2010. Asuhan Kebidanan Dan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Renita Cipta.
Dahro. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja. http://www.mysearch.com/KTI
+tentang+remaja.html 23 Febuari. 2023.
Hidayat, AA. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Ibid, 2015. Informed Consent (online) Available : http://www.int/informed
consent, Indonesia country report. Html 23 Febuari 2023.
Incesmi S.K dan Margareth Z.H. 2013. Kehamilan Persalinan dan Nifas.
Yogyakarta. Nuha Media.
Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba
Medika.
Malugada.2011.Kessehatan Reproduksi Remaja.http:// www .mysearch. com/
KTI+tentang+remaja.html 23 Febuari, 2023.
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja.
Nasir, A, Muhith, A, Ideputri EM. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho dan utama, 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:
Medical Book.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis
Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Priharjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta. EGC.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Offset.
Sulistyawati, A. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
Taufan N dan Bobby I U. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta : Nuha Medika.

25
26

Anda mungkin juga menyukai