Lp Skoliosis
Lp Skoliosis
DISUSUN OLEH :
NAMA : DWI APRILIYANI
NPM : F0H022067
KELAS : 2B
SEMESTER :3
DOSEN PENGAMPUH :
NS. TITIN APRILATUTINI, S.Kep, M.Pd
1. Skoliosis Postural.
Disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang burk. Pada skoliosis
postural, deformitas yang terjadi bersifat sekunder, yang diakibatkan
oleh kompensasi suatu keadaan selain masalah tulang belakang,
contohnya tungkai bawah yang pendek atau pinggul yang miring
karena kontraktur pinggul ; jika pasien duduk (yang mengakibatkan
hilangnya keasimetrisan kaki) , lengkung yang abnormal akan
menghilang
2. Skoliosis Histerikal
3. Iritasi akar saraf
4. Inflamasi
5. Keadaan leg length disrepancy
6. Keadaan kontraktur sekitar sendi panggul
b) Skoliosis Struktural
1) Skoliosis Idiopatik
a) Infantile skoliosis (0-3 tahun)
b) Juvenile skoliosis (3-10 tahun)
c) Adolescent skoliosis (> 10 tahun)
2) Skoliosis Neuromuskular
a. Neuropathic / neurogenic (karena penyakit atau anomali pada jaringan
saraf)
b. Miopatik: Arthrogryposis, Muscular dystrophy, Fiber type
disproportion, Congenital hypotonia, Myotonia dystrophica, Lainnya.
c. Skoliosis berat : lebih dari 40º /50º. Berkaitan dengan rotasi vertebra
yang lebih besar, sering disertai nyeri, penyakit sendi degeneratif, dan
pada sudut lebih dari 60º - 70º terjadi gangguan fungsi kardiopulmonal
bahkan menurunnya harapan hidup.
Sedangkan menurut letaknya, dapat di klafisikasikan menjadi thoracal,
lumbal atau kombinasi.
C. Penyebab Skoliosis
Ada 3 penyebab dari skoliosis pada anak, yaitu sebagai berikut.
1. Skoliosis idiopatik
Skoliosisi idiopatik merupakan jenis yang paling sering dialami oleh
anak-anak. Sayangnya, skoliosis idiopatik yang terjadi sangat awal pada anak
belum dapat diketahui penyebabnya. Kondisi ini umumnya terjadi sebagai
bagian atau gejala dari gejalal skoliosis idiopatik pada remaja. Namun, tidak
seperti skoliosis idiopatik pada umumnya yang terjadi sebagai satu kelainan
tulang belakang, skoliosis pada anak ini diduga akibat adanya penyakit atau
kondisi kesehatan lain. Kondisi lain yang mungkin jadi pemicu skoliosis
seperti kelainan genetik atau penyakit keturunan.
2. Skoliosis kongenital
Skoliosisi kongenital atau sejak lahir disebabkan oleh gangguan
perkembangan sistem rangka, terutama tulang belakang saat masih di dalam
kandungan. Bayi yang lahir dengan kondisi tersebut dapat mengalami kelainan
tulang belakang seiring bertambahnya usia. Tanda-tanda skoliosis ini bisa
ditunjukkan bayi di bawah usia 2 tahun.
3. Skoliosis neuromuskular
Skoliosis jenis ini terjadi akibat kelainan pada otot dan saraf yang
menopang tulang punggung. Di antara kelainan tersebut meliputi spina bifida,
kelainan bentuk dinding dada, cerebral palsy, dan tumor jinak atau ganas pada
tulang belakang.
D. Patofisiologi Skoliosis
2) Scoliometer (inclinometer)
3) Skilot
5) Metode Cobb
G. Penatalaksanaan Skoliosis
Medikamentosa
Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa nyeri dan kemungkinan infeksi baik dari alat ataupun
pembedahan, bukan untuk mengobati skoliosis. Obat yang digunakan
antara lain :
1. Analgesik :
b) Paracetamol 3 x 500 mg
c) Indometacin 3 x 25 mg
a) Observasi
Jenis dari alat orthosis ini antara lain : Milwaukee, Boston dan
Charleston bending brace. Alat ini dapat memberikan hasil yang
cukup signifikan jika digunakan secara teratur 23 jam dalam
sehari hingga 2 tahun setelah menarche.
Jika kurva yang dimiliki antara 20 — 30˚ dan progresif,
diperlukan penanganan dengan menggunakan brace. Ada dua
macam bracing yang seringkali digunakan yaitu: Milwaukee brace
untuk menyokong daerah thorakal, terdiri dari korset pada pelvis
yang dihubungkan dengan logam untuk menyokong cincin yang
terletak pada daerah servikal yang menyangga oksipital dan
dagu dan Boston brace yang digunakan untuk menyokokng
daerah lumbal atau thorakolumbal Penggunaan spinal brace
dilakukan full time yaitu 22 jam sehari atau part time yaitu 16
jam sehari atau hanya dipakai pada malam hari. Kurva yang lebih
dari 30˚ dan kurva yang progresif membutuhkan pemakaian full
time. Kontraindikasi dari penanganan orthotik adalah jika pasien
telah mengalami maturitas skeletal, pasien dengan lordosis di
regio thorakal, pasieng dengan lengkung kurva lebih dari 45˚, dan
pasien yang mengalami gangguan kepribadian Pemakaian brace
dapat mencegah progresifitas kurva, memberikan koreksi yang
permanen pada batas-batas tertentu, dan menstabilkan kurva.
Semakin muda penderita dan semakin kecil sudut kurva maka
akan semakin besar keberhasilan pemakaian spinal brace.
c) Operasi
H. Komplikasi Skoliosis
I. Identitas pasien
Identitas pasien terdiri atas nama, tanggal lahir,umur,jenis kelamin,no
CM, identitas orang tua,Genogram serta diagnose medis
II. Riwayat keperawatan
Keluhan utama : Keluhan yang dirasakan pada anak skoliosis nyeri
pada punggung
1. Prenatal care
2. Natal
a. Jenis persalinan
b. Penolong persalinan
3. Post natal:
a.Kondisi bayi = Nilai APGAR
b. BB lahir,PB lahir,LK/LD
2. Apakah pernah dirawat? Bila iya ceritakan kapan, berapa lama dan
dengan penyakit apa
Hubungan baik serta dukungan dari keluarga terutama orang tua itu
sangat dibutuhkan untuk perkembangan anak
K.Kesehatan Lingkungan
L. Pemeriksaan Fisik
g. Thorax
h. Ginjal
j. Sistem Persyarafan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah
satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist
yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal (misalnya cara berjalan
spastic hemiparesis -stroke, cara berjalan selangkah- selangkah- penyakit
lower motor neuron, cara berjalan bergetar - peny
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutri Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik d.d Tampak
Meringis, Bersikap Protektif, Gelisah, Frekuensi nadi meningkat , Sulit
tidur ,Mengeluh Nyeri
2. Gangguan Citra Tubuh b.d Perubahan bentuk atau struktur tubuh d.d
Fungsi atau struktur tubuh berubah, Fokus berlebihan pada perubahan
tubuh, Fokus pada penampilan, Hubungan sosial berubah,
Mengungkapkan kecacatan atau kehilangan bagian tubuh
C. Intervensi Keperawatan
1.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatuskesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai.
Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang
teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana
keperawatan.
S : Subjective (Subjektif),
O : Objective (Objektif)
A : Assesment (Penilaian)
P : Planning (Perencanaan)