Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dita Maulina

NIM : E4E12320046
Prodi/Kelas : PPG Prajabatan
Matkul : Filosofi Pendidikan Indonesia
Bagian : Aksi Nyata

Tantangan yang dihadapi sebagai berikut : 1. Tantangan pemahaman dan pengamalan


nilai-nilai Pancasila secara utuh. Seringkali pemahaman masyarakat terhadap Pancasila masih
parsial dan sepotong-potong. Hal ini menghambat pengamalan nilai-nilai Pancasila secara
menyeluruh. 2. Tantangan pendidikan karakter dan budaya bangsa di tengah arus globalisasi dan
modernitas. Pengaruh asing yang masuk dapat mengikis nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. 3.
Tantangan model pendidikan yang masih berorientasi target kognitif semata, belum menyentuh
aspek afektif dan psikomotorik peserta didik secara optimal. 4. Tantangan kurangnya
keteladanan dan contoh nyata dari para pemimpin dan elite politik dalam menjunjung tinggi
nilai-nilai Pancasila. 5. Tantangan menciptakan sistem pendidikan yang benar-benar berpihak
dan memberdayakan peserta didik sebagai subjek didik yang memiliki hak untuk berkembang
optimal. Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan Abad ke-21:1. Pendidikan
Kontekstual dengan merancang kurikulum yang tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga
membangun keterampilan adaptasi dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari. 2.Pengembangan Karakter dengan mengintegrasikan pembelajaran karakter, seperti
integritas, kejujuran, dan tanggung jawab, sebagai bagian integral dari kurikulum. 3. Partisipasi
Aktif dalam Masyarakat dengan mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan
berkontribusi positif pada masyarakat, mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian
sosial. 4. Pengembangan Keterampilan Abad ke-21 dengan menyelaraskan pembelajaran dengan
perkembangan keterampilan abad ke-21, seperti kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah,
sambil tetap mempertahankan nilai-nilai Pancasila. 5. Pendidikan Inklusif dengan menyediakan
lingkungan pendidikan yang inklusif, menghormati keberagaman, dan mengajarkan penghargaan
terhadap hak asasi manusia sesuai dengan sila-sila Pancasila. Melalui pendekatan holistik dan
integratif dalam pendidikan, Indonesia dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya
cerdas secara akademis tetapi juga kuat dalam karakter dan nilai-nilai Pancasila, yang sangat
penting untuk membangun bangsa yang kokoh dan berdaya saing di era globalisasi.

Pendidikan memiliki di dalam keluarga, masyarakat dan sekolah memiliki peran strategis untuk
melestarikan kesatuan bangsa dan mencegah perpecahan dan konflik horizontal. Salah satu pendidikan
yang harus diterapkan adalah Pendidikan Agama. Pendidikan Agama merupakan bagian penting dari
pendidikan masyarakat yang memiliki peran strategis untuk menegaskan identitas Indonesia sebagai
bangsa yang bersatu di dalam kebhinekaan budaya dan religiositas. Akan tetapi sentuhan afektif dan
pembentukan sikap kurang mendapatkan perhatian dalam proses pendidikan agama di sekolah. Hal
tersebut dikarenakan pembelajaran masih berorietasi pada penguasaan pengetahuan kognitif dan tuntutan
pelaksanaan aktivitas ritual serta dalam pembelajaran peserta dikotakkan pada agamanya masing-masing
sehingga mengakibatkan para peserta didik lebih banyak melihat dan mengalami sisi perbedaan daripada
pengalaman yang menyatukan. Seharusnya pembelajaran tidak memisahkan peserta didik hanya karena
terdapat perbedaan sehingga bertolak belakang dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah langkah yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam
menyampaikan pembelajaran di dalam kelas sehingga akan memunculkan nilai kebersamaan dan rasa
saling menghargai perbedaan pada peserta didik. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mempelajari
segala bentuk pembelajaran yang ia inginkan agar nantinya dapat membentuk karakter Profil Pelajar
Pancasila yang

1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
2) mandiri,
3) bergotong-royong,
4) berkebinekaan global,
5) bernalar kritis,
6) kreatif.

Anda mungkin juga menyukai