Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SIKLUS BATUAN DAN FENOMENA GEOSFER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Pelajaran Georafi

Guru Pembimbing:
Syaid Khudri Pulungan

Disusun Oleh:
Santika

SMA NEGERI 3 PANYABUNGAN


TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: Siklus
Batuan dan Fenomena Geosfer, dengan lancer.
Makalah ini disusun dengan maksud dan tujuan agar penulis dapat mendalami
materi yang telah penulis terima di SMA Negeri 3 Panyabungan. Dengan penyusunan
makalah ini, penulis berharap dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan
tentang ilmu geografi dan ilmu pengetahuan alam yang dapat berguna bagi penulis dan
pembaca.
Demikian penulis ucapkan terimakasih dan juga tidak lupa penulis ucapkan
permohonan maaf jika ada kesalahan penulisan makalah ini baik penulisan nama dan
lainnya. Penulis juga berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis
serta pembaca.

Panyabungan, 27 April 2024

Santika

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1


A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2


A. Pengertian Batuan ............................................................................................2
B. Siklus Batuan ...................................................................................................8
C. Pengertian Fenomena Geosfer .........................................................................10
D. Penyebab dan Dampak Perubahan Musim.......................................................11

BAB III PENUTUP ...................................................................................................13


A. Kesimpulan ......................................................................................................13
B. Saran ................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Planet bumi seperti benda-benda angkasa lainnya mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri. Sebenarnya bumi hanya memiliki substansi kimia dan
geologi yang terbatas. Elemen-elemen itu tidak diciptakan atau dimusnahkan.
Tetapi mereka terus berubah dalam sebuah daur alam yang konstan dan
berlangsung terus menerus. Mirip dengan prinsip kekekalan energi, begitu
juga substansi yang menyusun bumi. Sebenarnya kuantitasnya sama saja dari
waktu ke waktu. Hanya saja material-material itu terus berubah dan
menyebar.
Ada banyak sekali daur alam yang terjadi di bumi. Seperti daur hidrologi,
daur posfor, daur oksigen dan juga benda geologis seperti batu. Jenis-jenis
batuan yang ada sekarang sebenarnya berasal dari satu sumber, yaitu
magma. Tapi batu-batuan itu terus bergerak dalam satu siklus simultan yang
telah berlangsung sejak dulu. Siklus batuan ini bisa berlangsung singkat atau
bisa juga berlangsung dalam waktu berjuta-juta tahun.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan,
dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas
permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo
("Bumi"), dan graphein ("tulisan" atau "menjelaskan"). Untuk menjaga
keseimbangan alam dan menghindari dampak kerusakan terhadap
kehidupan maka perlu dipelajari pengetahuan tentang Geografi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan batuan?
2. Bagaimana terjadinya siklus batuan?
3. Apa yang dimaksud dengan fenomena geosfer?
4. Apa yang menyebabkan perubahan musim?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Batuan
Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-
mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu
elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui
pelapukan yang selanjutnya menghasilkan tanah. Batuan mempunyai
komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang beraneka ragam. Jarang
sekali batuan yang terdiri dari satu mineral, namun umumnya merupakan
gabungan dari dua mineral atau lebih. Mineral adalah suatu substansi
anorganik yang mempunyai komposisi kimia dan struktur atom tertentu.
Jumlah mineral banyak sekali macamnya ditambah dengan jenis-jenis
kombinasinya.
1. Jenis-Jenis Batuan
Batuan Beku
Batuan beku atau yang disebut sebagai batuan igneus merupakan
jenis batuan dimana proses pembentukannya terjadi dari magma yang
telah mengalami pembekuan atau pendinginan. Batuan ini biasanya ada
di dalam mantel atau kerak bumi. Saat ini setidaknya sudah terdapat 700
jenis batuan beku yang dapat diindentifikasi dan sebagian besar terdapat
di bawah kerak bumi.
 Morfologi Batuan Beku
Morfologi atau cara terbentuknya batuan beku sertidaknya
dibagi menjadi tiga macam yaitu intrusive, ekstrusif dan hipabissal.
Selengkapnya mengenai ketiga batuan tersebut simak berikut ini:
 Intrusive
Batuan beku jenis intrusive merupakan batuan beku dimana
proses pembentukannya terjadi di dalam kerak bumi atau di bawah
permukaan bumi. Batuan ini merupakan bentuk dari pendinginan
magma yang ada di dalam kerak bumi sehingga tekstur batuan beku
biasanya bersifat kasar. Pada batuan beku bahkan bisa dilihat

2
butiran mineral yang sangat jelas dan dapat dilihat oleh mata
telangjang. Pada batuan beku terdapat formasi yang cukup unik yaitu
batolit, stok, lakolit, sill, dan dike. Nah saat batuan sudah semakin
mendingin dan membeku maka akan memunculkan batuan yang
memiliki tekstur kasar seperti batu granit, diorite ataua grabo.
Biasanya di dalam lubang inti pada sebuah pegunungan akan
diisi dengan batuan granit namun ketika lubang tersebut tertimbun
oleh material lainnya akan membentuk batuan batolit. Batuan beku
yang memiliki tekstur butir kasar yang terletak pada kedalaman
cukup di dalam kerak disebut sebagai abyssal sedangkan batuan
beku intrusive yang proses terbentuknya sudah hampir berada di
permukaan disebut sebagai hypabyssal.
 Ekstrusif
Berbeda dengan batuan beku intrusive, batuan beku ekstrusif ini
terjadi di atas permukaan kerak bumi karena adanya pencairan
magma di dalam mantel atau kerak bumi. Proses pembekuan dari
batuan beku ini lebih cepat dibandingkan dengan proses pencairan
batuan beku intrusive karena proses pembekuannya terjadi di atas
permukaan bumi. Magma yang keluar dari dalam mantel atau kerak
bumi ini melalui gunung berapi yang terdapat lubang dipuncaknya
sehingg magma bisa keluar dan membentuk batuan yang lebih cepat
membeku. Oleh karena itu tekstur dari batuan ini bersifat halus
berpasir. Jenis batuan beku esktrusif yang paling sering ditemukan
adalah batu basalt. Beberapa batuan basalt bahkan membentuk
sebuah pola yang unik seperti di Antrim, Irlandia utara.
Jenis batuan ekstrusif dan intrusive agak sulit dibedakan karena
biasanya keduanya memiliki tekstur kasar dengan butiran-butiran
halus di permukaannya. Untuk membedakan keduanya biasanya
hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan di bawah mikroskop
karena mineral yang terdapat di dalam kedua jenis batuan ini
berbeda sehingga jika ada penyebutan apakah itu merupakan batuan

3
intrusive atau batuan ekstrusif di lapangan secara langsung hanyalah
sebuah dugaan saja dan tidak bisa dipegang kebenaranya.
 Hipabissal
Untuk jenis batuan beku hipabissal merupakan jenis batuan yang
terbentuk diantara batuan plutonik dan vulkanik. Batuan ini
terbentuk karena adanya proses naik turunnya magma di dalam
mantel dan kerak bumi. Batuan hipabissal seringkali membentuk
sebuah batuan pakolit, dike, sill, lakolit, dan lopolit.
2. Struktur Batuan Beku
Struktur batuan merupakan penampakan dari batuan yang bisa
dilihat dari kedudukan lapisannya. Pada batuan beku seringkali hanya
dapat dilihat langsung dari lapangannya langsung. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
 Pillow lava atau lava bantal dimana terjadi karena adanya
pembekuan magma pada gunung di bawah laut yang membentuk
menyerupai bantal.
 Joint struktur merupakan aliran lava yang berbentuk kekar-kekar
dan tegak lurus sesuai dengan arah alirannya sehingga menghasilkan
penampakan yang sangat memukau.
 Massif, merupakan jejak aliran lava yang keluar dari perut bumi
namun tidak menunjukkan adanya tanda-tanda lubang atau aliran
gas di dalamnya.
 Vesikuler, merupakan aliran lava yang mengalir dan dibersamai
dengan adanya aliran gas sehingga arah dan teksturnya tidak teratur.
 Xenolitis, merupakan aliran lava yang dibersamai dengan masuknya
batuan lain di dalamnya sehingga menunjukkan sebuah fragmen
yang membentuk pecahan-pecahan.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang terbentuk di atas
permukaan bumi dan dibekukan pada suhu dan tekanan udara yang
rendah. Batuan sedimen sebenarnya merupakan bentukan dari batuan
yang pernah ada sebelumnya yang sudah terkena berbagai jenis

4
pelapukan dan erosi tanah. Nah, material hasil dari pelapukan dan erosi
ini kemudian mengendap di dalam sebuah cekungan dan berkumpul
menjadi satu sehingga lambat laun karena adanya tekanan udara dan
suhu yang rendah menjadikan kumpulan tersebut sebuah batu baru.
Material tersebut kemudian mengeras atau membentuk dan mengelami
litifikasi sehingga menjadikan sebuah batuan sedimen.
Di dalam permukaan bumi sendiri jumlah batuan sedimen ini
diperkirakan mencapai 75% sedangkan di dalam kerak bumi
diperkirakan ada 8%. Dengan mempelajari batuan sedimen ini
sebenarnya juga sangat bermanfaat bagi berbagai jenis cabang ilmu
pengetahuan seperti geokimia, paleografi, klimatologi serta dari cabang
ilmu sejarah kehidupan dan pembentukan muka bumi. Hal ini
disebabkan karena setiap lapisan batuan sedimen dapat memperkirakan
berapa lama waktu tersebut dan berapa lama usia bumi sebenarnya.
 Klasifikasi Batuan Sedimen
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen
dibedakan menjadi empat jenis yaitu batuan sedimen klasik, batuan
sedimen biokimia, batuan sedimen kimia dan batuan sedimen
vulkanik. Selengkapnya mengenai ke empat jenis batuan sedimen ini
simak berikut ini:
 Batuan Sedimen Klasik
Batuan sedimen klasik merupakan jenis batuan yang terdiri dari
silikat dan beberapa fragmen batuan yang diangkut menggunakan
sebuah fluida nah kemudian material yang diangkut oleh fluida ini
akan terhenti dimana fluida ini juga terhenti.
Bentuk dan ukuran dari batuan sedimen klasik kemudian
dibedakan lagi sesuai dengan skala ukuran partikel yang
mendominasi dan menggunakan ukuran skala butir Udden-
Wentworth. Kemudian para ahli membagi ukurannya menjadi tiga
jenis yaitu kerikil (batuan yang memiliki diameter lebih dari 2 mm),
pasir (batuan yang memiliki diameter antara 1/16 hingga 2 mm) dan
lumpur (lumpur terbagi menjadi dua yaitu lempung yang memiliki

5
diameter kurang dari 1/256 mm dan lanau yang memiliki diameter
antara 1/16 hingga 1/256 mm).
 Batuan Sedimen Biokimia
Pada batuan sedimen biokimia menggunakan jasa dari berbagai
organisme biasanya merupakan organism mikro yang ikut
mengangkut material sehingga berkumpul pada tempat tertentu dan
membentuk sebuah batuan. Pada batuan sedimen biokimia ini
diantaranya adalah:
1) Batu gamping yang terbuat dari berbagai kerangka biota laut
yang berkapur seperti diantaranya karang, foraminifera dan
moluska.
2) Batubara yang terbuat dari tumbuhan dimana sudah dihilangkan
karbonnya dari atmosfer dan proses ini dibantu oleh beberapa
unsure lainnya. ini membuat batu bara memiliki bentuk yang
unik dan proses dari tumbuhan menjadi batu bara ini
membutuhkan waktu yang sangat lama.
3) Endapan rijang, yang terbentuk dari akumulasi kerangka yang
mengandung zat silika dimana zat ini didapatkan dari berbagai
biota laut yang memiliki ukuran mikroskopis contohnya adalah
ladiolaria dan diatom.
 Batuan Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimia merupakan batuan yang terbentuk dari
sebuha kejadian ketika kumpulan material terperangkap di dalam
sebuah tempat dan kandungan mineral di dalam larutannya menjadi
jenuh dan membeku dengan proses anorganik atau secara kimiawi.
Contoh dari batuan sedimen kimia yang paling banyak ditemukan
antara lain adalah batu gamping oolitik, dan batuan lain yang
mengandung evaporit seperti silvit, halit, barit dan juga gypsum.
 Batuan Sedimen Vulkanis
Untuk pengelompokkan jenis batuan sedimen selain di dalam
ketiga kelompok yang sudah dijelaskan di atas maka akan masuk ke
dalam jenis batuan vulkanis. Batuan ini terbentuk karena beberapa

6
hal diantaranya adalah adanya arus piroklastik, breksi vulkanik,
breksi impact dan proses lainnya yang jarang sekali ditemukan dan
hanya ada pada beberapa kasus saja.
Batuan Metamorf
Jenis batuan ketiga adalah batuan metamorf atau yang juga sering
disebut sebagai batuan malihan. Batuan metamorf merupakan sebuah
batuan yang mengalami perubahan atau transformasi dari batuan
lainnya yang sudah ada sebelumnya dan dibersamai dengan adanya
proses metamorfosa sehingga membentuk bentuk baru yang berbeda
dengan jenis batuan sebelumnya. jumlah dari batuan metamorf di dalam
bumi ini cukup banyak dan pembentukannya sangat mudah karena
adanya kedalaman tempat yang sangat dalam, adanya tekanan udara
yang sangat rendah atau tinggi dan tekanan dari batuan yang sudah ada
di atasnya.
Proses pembentukan batuan metamorf juga bisa terjadi karena
adanya tabrakan lempeng benua yang bisa menyebabkan adanya
tekanan horizontal, distorsi dan gesekan pada lempeng tersebut. Batuan
metamorf juga bisa terbentuk karena adanya pemanasan dari magma
yang ada di dalam perut bumi.
 Batuan Metamorfosis Kontak
Proses terjadinya batuan metamorf kontak adalah adanya
suntikan magma yang mengenai pada batuan disekitarnya.
Perubahan ini adalah perubahan besar dimana hampir batuan yang
terkena suhu yang sangat tinggi akan melakukan proses
metamorphosis. Karena adanya proses ini juga bisa merubah biji
mineral yang ada di dalam batuan. Semakin dekat letak batu dengan
magma akan semakin besar pula proses perubahannya dibandingkan
dengan batuan yang letaknya jauh dari magma.
Ketika batuan mengalami kontak dengan magma juga
mengakibatkan permukaan mineralnya menjadi lebih keras. Istilah
untuk menyebut batuan yang telah mengalami proses
metamorphosis ini biasanya disebut dengan batu tanduk (hornfless).

7
 Batuan Metamorf Regional
Batuan metamorf regional merupakan sebuah kumpulan batuan
metamorf dalam ukuran yang cukup besar dan luas. Sebagian besar
batuan di bawah kerak bumi merupakan batuan metamorf yang
mengalami proses metamorphosis ketika terjadinya tabrakan
lempeng benua ini. biasanya batuan metamorf ini akan ada
disepanjang sabuk karena adanya tekanan suhu udara yang tinggi
sehingga mengakibatkan batuannya mengalami perubahan struktur
di dalamnya. untuk batuan metamorf regional ini contohnya adalah
singkapan marmer yang sangat luas di Amerika Serikat.

B. Siklus Batuan
Siklus batuan adalah satu set proses dimana material bumi berubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya dan terjadi akibat interaksi antara lempengan
tektonik dan siklus hidrologi (Egger, 2005)
Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu atau berulang dan tidak
pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua
(geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan
digerakkan oleh energi panas internal atau energi panas dari dalam Bumi dan
energi panas yang datang dari matahari.
Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan
mengalami transformasi menjadi regolit melalui proses yang melibatkan
atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan
regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai sedimen. Setelah
mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan
kemudian menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang
menggerakkan lempeng dan pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan
sedimen mengalami deformasi. Penimbunan yang lebih dalam membuat
batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan penimbunan yang lebih
dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang

8
dari magma ini kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai
tahap siklus batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan
menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami pelapukan dan
erosi, siklus batuan ini akan terus berlanjut tanpa henti.
Dari kesimpulan diatas, jika kita hubungkan siklus batuan dengan
sedimentologi, maka batuan sedimen itu bisa berasal dari batuan apa saja,
baik itu batuan beku, batuan metamorf, atau pun batuan sedimen itu sendiri,
untuk mudah memahami bisa dilihat dari gambar dibawah ini.
Penjelasan:
Siklus batuan adalah proses dimana suatu batuan melebur, meleleh,
membeku, dan kemudian menjadi batu kembali. Pada awalnya siklus batuan
terbentuk oleh pergeseran lempengan yang ada di permukaan bumi. Lalu
pergeseran ini menghasilkan magma yang dimana magma tersebut akan
mendesak keluar permukaan bumi dan pada saat magma mencair di
permukaan bumi, maka akan menyelimuti tanah yang dilalui oleh cairan
magma. Untuk beberapa waktu magma akan membeku dan berubah menjadi
batuan dingin yang dinamakan "Igneous Rock".
Batuan akan mengalami pelapukan yang disebabkan oleh bebrapa hal
diantarnya:
1. Pelapukan Secara Fisika
Pelapukan secara fisika diakibatkan oleh perubahan temperatur
yang tidak menetap. contohnya dari suhu panas yang tiba-tiba menjadi
dingin bahkan terkena hujan dan badai mengakibatkan batuan melapuk.
2. Pelapukan Secara Kimia
Pelapukan ini diakibatkan diakibatkan oleh cairan kimia HCL yang
bereaksi dengan batuan(batu gamping) mengakibatkan batuan melapuk,
juga dengan adanya hujan asam yang bereaksi dengan batuan.
3. Pelapukan Secara Biologi
Pelapukan ini disebabkan oleh makhluk hidup. Salah satu contohnya
adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman
yang cukup besar.

9
Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-
rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian
yang lebih kecil lagi. Untuk lebih singkatnya bisa dibuat kesimpulan
sebagai berikut:
Proses Terjadinya Batuan :
 Magma yang mengalami kristalisasi/ pembekuan akan menhasilkan
IGNEOUS ROCK
 IGNEOUS ROCK akan mengalami pelapukan oleh air dan sebagainya akan
menghasilkan sedimen.
 Sedimen yang juga mengalami Weathering akan manjadi SEDIMENTARY
ROCK.
SEDIMENTARY ROCK yang mengalami perubahan suhu dan
temperatur yang sangat tinggi akan berubah menjadi batu peralihan.
Batu peralihan akan kembali lagi menjadi magma dan begitu lah
seterusnya.

C. Pengertian fenomena geosfer


Geosfer merupakan istilah yang sering dijumpai dalam ilmu geografi,
karena geosfer merupakan objek material dari geografi. Istilah geosfer
diambil dari kata geo yang artinya bumi dan sphere yang berarti lapisan,
maka dari itu pengertian dari geosfer adalah lapisan-lapisan yang ada di
bumi, baik itu di bawah permukaan bumi, di permukaan bumi dan diatas
permukaan bumi yang berpengaruh bagi kehidupan manusia dan makhluk
hidup lain yang ada di bumi.
Fenomena geosfer adalah fenomena atau kejadian alam yang
berhubungan dengan unsur-unsur geosfer, yaitu atmosfer, litosfer, biosfer,
antroposfer, serta hidrosfer.
1. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan yang melingkupi sebuah planet dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi,
atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km diatas permukaan tanah sampai
dengan 560 km diatas permukaan bumi. Atmosfer melindungi kehidupan

10
di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan
mengurangi suhu ekstrim diantara siang dan malam. Atmosfer terdiri
atas nitrogen (78,17%) dan oksigen (20,97%) dengan sedikit argon
(0,9%) , karbon dioksida (0,0357%), uap air, dan gas lainnya. Salah satu
contoh fenomena geosfer pada atsmosfer yaitu Adanya perubahan
musim di belahan bumi yang berpengaruh bagi kehidupan baik secara
langsung maupun tidak langsung.

D. Penyebab dan dampak perubahan musim


Perubahan musim menurut beberapa sumber terjadi karena beberapa
hal, akan tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua penyebab, yaitu:
1. Faktor Internal
 Intensitas curah hujan. Pengamatan perubahan musim dengan
berdasarkan pada curah hujan dan pergerakan arah angin sepanjang
tahun.
 Letak geografis kawasan dari garis ekuator. Hal ini disebabkan
jumlah radiasi sinar matahari yang diterima berubah-ubah
sepanjang tahunnya sebagai akibat rotasi sumbu planet bumi.
 Efek rumah kaca. Gejala ini dikarenakan beberapa gas, misalnya uap
air, karbondioksida, metan, Nitrogen, CFC yang berada di lapisan
atmosfer menghalangi radiasi panas yang akan keluar dari bumi ke
luar angkasa. Sehingga, radiasi panas tersebut dipantulkan lagi ke
permukaan bumi. Gejala ini disebabkan oleh aktifitas manusia yang
dilakukan setip harinya, seperti pembakaran sampah dan lahan
untuk areal bercocok tanam dan perkebunan, penggunaan pendingin
ruangan dan lemari pendingin yang menggunakan CFC, dan
penggunaan bahan bakar fosil untuk kendaraan bermotor. Penyebab
terakhir ini seringkali diidentikkan dengan perubahan iklim yang
terjadi, karena musim sangat dipengaruhi oleh iklim.
2. Faktor Eksternal
 Revolusi bumi. Pada saat bumi berevolusi, letak bumi akan
mengalami posisi yang dekat dengan matahari yang mengakibatkan

11
terjadinya musim dingin di belahan bumi bagian utara, dan pada saat
posisi jauh dari matahari, di belahan bumi bagian utara mengalami
musim panas.
 Pancaran langsung sinar matahari (perpendikularitas). Pancaran
sinar matahari yang langsung mengenai suatu kawasan di Bumi akan
menyebabkan besarnya potensi suhu panasnya.
 Inklinasi dan pararelisme. Adanya suatu pergerakan pada rotasi
sumbu bumi dan karakteristik orbit bumi terhadap matahari
(pararelisme). Selama revolusi, bagian belahan utara bumi disinari
matahari selama enam bulan setiap tahunnya, dan sebaliknya,
selama 6 bulan selanjutnya belahan bumi bagian selatan tersinari
matahari yang disebabkan oleh inklinasi dan pararelisme tersebut.
Perubahan cuaca juga memiliki beberapa dampak pada
lingkungannya. Perubahan cuaca yang sangat ekstrim menimbulkan
dampak yang dapat mengakibatkan tubuh rentan terhadap berbagai
penyakit.
Berikut ini penyakit yang biasa muncul pada saat seperti ini antara lain:
1. Flu, siapa pun yang memiliki kondisi tubuh yang lemah atau kurang
sehat dapat terserang flu. Akan tetapi penyakit ini mudah
disembuhkan, cukup dengan makan teratur dan istirahat.
2. Mimisan tidak berbahaya bila tidak disertai komplikasi penyakit
lain. Secara tradisional bisa disembuhkan dengan daun sirih dan
secara kedokteran dapat dilakukan dengan cara bagian hidung yang
berdarah dibakar dengan alat khusus.
3. Sesak nafas di musim hujan dapat menyerang siapa saja. Udara yang
sangat dingin dapat menyebabkan saluran pernafasan mengerut dan
ini mengganggu pasokan udara ke paru-paru.
4. Saluran pencernaan. Musim hujan seperti ini harus hati-hati
mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. Sayur dan buah
sebisa mumngkin harus higienis.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut,

12
meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Akibat-akibat
pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan untuk dapat mengetahui asal dan cara terbentuknya batuan beku,
dapat mengetahui jenis batuan beku dan batuan sedimen, dan untuk
mengetahui karekteristik mineral pada setiap batuan beku dan batuan
sedimen
Adapun yang saya dapat simpulkan perihal geografi. Geografi merupakan
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer,
menganalisis gejala gejala alam, dan penduduk. Sedangkan pengertian
fenomena geosfer itu sendiri yaitu Fenomena geosfer adalah kejadian-
kejadian alam yang menyangkut, litosfer, atmosfer, biosfer, antroposfer, dan
hidrosfer.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulis masih jauh dari
kata sempurna kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan
tentang makalah dengan sumber-sumber lebih banyak dan lebih bertanggung
jawab.

13
DAFTAR PUSTAKA

Egger, A. E. (2005). The Rock Cycle : Uniformitarianism and Recycling.


Jakarta: Vision Learning.

Jaya, A, Simalango Alfonsus LS, Maulana, A .2015, Struktur dan Deformasi


Batuan Metamorf Daerah Poboya Provinsi Sulawesi Tengah.Jurnal
Penelitian Geosains.Vol 11 : 1 - 41

Sukido, Sukarna D., Sutisna K., 1993, Geologi Lembar Pasangkayu,


Sulawesi.
https://www.yukiwaterfilter.
https://savabagasss.wordpress.com/2015/08/25/apa-itu-
fenomena-geosfer/ diakses pada tanggal 27 April 2024 jam
08.00WIB
https://republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/17/09/13/
ow7a08328 waspadai-penyakit-akibat-perubahan-musim diakses
pada tanggal 27 April 2024 jam 09.00WIB

Anda mungkin juga menyukai