Anda di halaman 1dari 142

PENGAWASAN PEMBERLAKUAN

PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT


(PPKM) OLEH SATUAN POLISI PAMONG
PRAJA DI KOTA PEKANBARU
PROVINSI RIAU

SKRIPSI

diajukan guna pengembangan kompetensi keilmuan terapan pemerintahan dan salah


satu syarat kelulusan pada Program Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan
Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Oleh

M. JORDI ARMANDA

29.0040

PROGRAM STUDI PRAKTIK PERPOLISIAN TATA PAMONG


FAKULTAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

JATINANGOR
TAHUN 2022
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Skripsi : PENGAWASAN PEMBERLAKUAN

PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT

(PPKM) OLEH SATUAN POLISI PAMONG

PRAJA DI KOTA PEKANBARU

PROVINSI RIAU

Nama : M. JORDI ARMANDA

NPP : 29.0040

Program Studi : Praktik Perpolisian Tata Pamong

Fakultas : Perlindungan Masyarakat

Tempat Dan Tgl Lahir : Banda Aceh, 26 Mei 1999

disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji pada Sidang Ujian

Komprehensif Skripsi, pada hari tanggal bulan April Tahun 2022

Jatinangor, Maret 2022

Dosen Pembibing I, Dosen Pembimbing II,

Dr. Dra. Eva Eviany, M.Si Dr. Selamat Jalaludin, S.Pi, SH, MM.
Pembina (IV/a) Penata (III/c)
NIP. 19680819 198903 2 001 NIP. 19721231 199903 1 032
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Skripsi : PENGAWASAN PEMBERLAKUAN


PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT
(PPKM) OLEH SATUAN POLISI PAMONG
PRAJA DI KOTA PEKANBARU
PROVINSI RIAU
Nama : M. Jordi Armanda
NPP : 29.0040
Program Studi : Praktik Perpolisian Tata Pamong
Fakultas : Perlindungan Masyarakat
telah diuji dan dinyatakan lulus pada hari tanggal April tahun 2022 di
hadapan Tim Penguji pada Sidang Ujian Komprehensif Skripsi, yang terdiri dari:

No Nama Kedudukan Tanda Tangan


1 Dr. Dra. Eva Eviany, M.Si Ketua

2 Dr. Selamat Jalaludin, S.Pi, SH, MM Sekretaris

3 Sulthon Rohmadin, S.STP, M.Si Anggota

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Dra. Eva Eviany, M.Si Dr. Selamat Jalaludin, S.Pi, SH, MM
Pembina (IV/a) Penata (III/c)
NIP. 19680819 198903 2 001 NIP. 19721231 199903 1 032

Mengetahui,
Ketua Program Studi Praktik Perpolisian Tata Pamong

Dr. Dra. Eva Eviany, M.Si


Pembina (IV/a)
NIP. 19680819 198903 2 001
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : M. Jordi Armanda
NPP : 29.0040
Program Studi : Praktik Perpolisian Tata Pamong
Fakultas : Perlindungan Masyarakat
Judul Skripsi : PENGAWASAN PEMBERLAKUAN
PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT
(PPK) OLEH SATUAN POLISI PAMONG
PRAJA DI KOTA PEKANBARU
PROVINSI RIAU

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, Skripsi yang saya tulis ini adalah
asli hasil karya sendiri bukan hasil menjiplak atau plagiat dan belum pernah
diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di perguruan tinggi manapun.
Hal ini dibuktikan dengan surat keterangan hasil pemeriksaan deteksi
plagiarisme berbasis internet (seperti: turn it in) yang kurang dari 30% dari
Perpusatakaan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat


yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, apabila saya terbukti


melakukan pelanggaran akademik tersebut di atas, saya bersedia menerima
sanksi sesuai ketentuan Lembaga dan/atau peraturan-perundangan yang
berlaku.

Jatinangor,
Yang membuat pernyataan

M. Jordi Armanda
NPP. 29.0040
MOTTO

“Kerja keras adalah kunci kesuksesan, bersyukur adalah


kunci kebahagiaan”

Bismillahirrahmanirrahim...

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT


Karya ini kupersembahkan untuk :

Kedua orantuaku tercinta yang selalu mendoakanku dalam setiap langkahku,


selalu mensupport serta memberikan motivasi kepadaku,
dan juga telah membesarkanku dari kecil hingga sekarang ini,
terima kasih atas perjuanganmu
karena balas jasaku ini dengan apa yang telah kuraih yang membuatmu bahagia ini
belum ada artinya dibandingkan perjuanganmu yang telah membesarkanku

Kakakku tersayang yang telah membantuku dalam setiap pembelajaranku dan selalu memotivasiku
dan juga kepada seluruh keluarga yang telah mendoakan serta memberiku semangat dalam menjalani
pendidikan
Semua orang yang telah membantu dan memberikan pengalaman hidup serta ilmu kepadaku
Sahabat dan orang terkasih yang telah mensupport hingga sejauh ini
Almamater IPDN dan rekan seangkatan XXIX
Terimas Kasih,
Gracias…

Bhinneka Nara Eka Bhakti


ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “Pengawasan Pemberlakuan Pembatasan


Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Satuan Polisi Pamong Praja di Kota
Pekanbaru Provinsi Riau”. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan
bagaimana pengawasan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
serta mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan pengawasan pemberlakuan kegiatan masyarakat di Kota
Pekanbaru.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan
pendekatan induktif dan untuk teori yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan teori pengawasan dari Rahayu Relawati yang memiliki 4
dimensi yaitu menetapkan tujuan, memonitor, membandingkan, dan tindak
lanjut. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan yang diwawancarai
berjumlah sebanyak 17 orang. Penelitian ini dilakukan di Kantor Satuan
Polisi Pamong Praja dan di lapangan.
Penelitian ini menemukan titik temu bahwa dalam pelaksanaan
pengawasan oleh Satuan Polisi Pamong Praja bagi setiap individu maupun
pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Perda No
7 Tahun 2021 dan Surat Edaran No 18/SE/SATGAS/2021 akan dilakukan
penertiban berupa sanksi administratif maupun sanksi sosial agar
memberikan efek jera bagi pelanggar. Dan apabila tidak di taati sanksi
tersebut maka akan dilakukannya penonaktifan KTP bagi pelanggar
tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk mengakkan disiplin akan ketentuan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) agar
mencegahan penyebaran akan Covid-19 yang ada di Kota Pekanbaru.
Kata Kunci : Pengawasan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM), Satuan Polisi Pamong Praja

i
ABSTRACT

The title of this thesis is "Supervision of the Implementation of


Community Activity Restrictions by the Civil Service Police Unit in
Pekanbaru City, Riau Province". The aim is to describe how to supervise
the implementation of restrictions on community activities and to describe
the supporting and inhibiting factors in the implementation of monitoring the
implementation of community activities in Pekanbaru City.
This study uses a descriptive qualitative method with an inductive
approach and the theory used in this study uses the supervision theory of
Rahayu Relawati which has 4 dimensions, namely setting goals, monitoring,
comparing, and following up. Data collection techniques used are
interviews, observation, and documentation. There were 17 informants who
were interviewed. This research was conducted at the Civil Service Police
Unit Office and in the field.
This study found a common ground that in the implementation of
supervision by the Civil Service Police Unit for every individual and business
actor who violates the provisions of Regional Regulation No. to provide a
deterrent effect for violators. And if the sanctions are not obeyed, the ID
card will be deactivated for the violator. This aims to enforce discipline on
the provisions for the Implementation of Community Activity Restrictions
(PPKM) in order to prevent the spread of Covid-19 in Pekanbaru City.

Keywords : Supervision, implementation of restrictions on community


activities, Civil service police Unit

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat

limpahan Rahmat dan Tuntunan-nya, Sehingga mampu menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

(PPKM) Oleh Satpol PP Di Kota Pekanbaru”. Skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Terapan Ilmu

Pemerintahan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

Penelitian ini dalam perjalanan penulisannya terdapat beberapa

kendala dan hambatan serta berbagai macam kesalahan namun berkat

ridho dari Allah SWT penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini tepat pada

waktunya.

Dalam pembuatan skripsi ini disusun dengan kerjasama dan juga

bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan berterima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hadi Prabowo, M.M., selaku Rektor Institut Pemerintahan

Dalam Negeri;

2. Bapak Dr. Drs. Udaya Madjid, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Perlindungan Masyarakat;

3. Ibu Dr. Dra. Eva Eviany, M.Si Selaku Kepala Prodi Praktek

Perpolisian Tata Pamong sekaligus Dosen Pembimbing I penulis


iii
yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada

penulis;

4. Bapak Dr. Selamat Jalaludin, S.Pi, SH, MM selaku Dosen

Pembimbing II yang telah memberikan arahan kepada penulis;

5. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru Bapak Iwan

Simatupang AP, S.Sos, M.Si., Kabid Operasi dan Ketertiban

Masyarakat Bapak Reza Aulia Putra, S.IP., Kasi Ketertiban Umum

dan Ketentraman Masyarakat Bapak Rezatul Helmi, S.STP.,

Kasubag Umum Bapak Johanes Supredo Sinaga, S.STP.,

Bendahara Satpol PP Kota Pekanbaru Bapak Riko Wulandari, SE.,

serta jajaran Satpol PP Kota Pekanbaru yang telah membantu

penulis dalam melakukan penelitian;

6. Ayahanda H. Yulisman, S.Sos, M.Si. dan Ibunda Hj. Artina, S.Pd,

M.M., yang telah mendoakan penulis serta memberikan dukungan

dan motivasi kepada penulis;

7. Kakak Yunni Armanda, S.STP, M.Si., yang telah memberikan penulis

masukan dan arahan dalam penelitian ini;

8. Rekan seangkatan penulis yaitu angkatan 29 yang telah

memberikan masukan dan membantu penulis dalam penyusunan

proposal ini.

iv
Penulis menyadari terdapat kekurangan dalam penuyusunan skripsi ini.

Penulis berharap akan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhir

kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Jatinangor, 2022
Penulis,

M. Jordi Armanda

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 10

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ..................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 12


2.1 Deskripsi Penelitian Sebelumnya .................................................. 12

2.2 Landasan Teoritik dan Landasan Legalistik .................................. 22

2.2.1 Pemerintahan .......................................................................... 22

2.2.2 Pemerintahan Daerah ............................................................. 23

2.2.3 Manajemen Pemerintah Daerah ............................................. 24

2.2.4 Pengawasan ........................................................................... 26

2.2.5 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) .... 29

2.2.6 Satuan Polisi Pamong Praja.................................................... 31

2.2.7 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-
Undang ................................................................................... 32

vi
2.2.8 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Satuan Polisi Pamong Praja.................................................... 33

2.2.9 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan


Atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2021
tentang Perlindungan Masyarakat dari Penyebaran dan Dampak
Corona Virus Disease 2019 .................................................... 35

2.2.10 Surat Edaran Nomor 18/SE/SATGAS/2021 tentang Pedoman


Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level
IV di Kota Pekanbaru .............................................................. 36

2.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 41


3.1 Pendekatan Penelitian ..................................................................... 41

3.2 Operasional Konsep ........................................................................ 43

3.3 Sumber Data dan Informan .............................................................. 44

3.3.1 Sumber Data ............................................................................ 44

3.3.2 Informan ................................................................................... 45

3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................ 48

3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 49

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................ 51

3.7 Jadwal dari Lokasi Penelitian ........................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 54


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 54

4.1.1 Gambaran Umum Kota Pekanbaru........................................... 54

4.1.2 Gambaran Umum Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota


Pekanbaru ............................................................................ 62

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 68

vii
4.2.1 Pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru. ......................... 69

4.2.2 Faktor penghambat dan faktor pendukung Satpol PP Kota


Pekanbaru dalam melakukan pengawasan saat Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). ......................... 103

BAB V PENUTUP .................................................................................. 108


5.1 Kesimpulan .................................................................................... 108

5.2 Saran ............................................................................................. 109

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Zona Penyebaran Covid-19 di Kota Pekanbaru ....................... 2

Tabel 1.2 Data Pelanggaran PPKM di Kota Pekanbaru ........................... 7

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ................................................... 17

Tabel 3.1 Operasional Konsep................................................................. 44

Tabel 3.2 Informan Penelitian .................................................................. 47

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ..................................................................... 53

Tabel 4.1 Batas Kota Pekanbaru ............................................................. 56

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Kota
Pekanbaru................................................................................................ 57

Tabel 4.3 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Pekanbaru ................ 58

Tabel 4.4 Persentase Agama di Kota Pekanbaru Tahun 2021 ................ 60

Tabel 4.5 Sarana Satpol PP Kota Pekanbaru .......................................... 67

Tabel 4.6 Prasarana Satpol PP Kota Pekanbaru ..................................... 68

Tabel 4.7 Target Pembubaran Kerumunan .............................................. 77

Tabel 4.8 Data Penindakan terhadap Pelanggaran PPKM ...................... 90

Tabel 4.9 Data Jumlah Kasus Pelanggaran PPKM .................................. 98

Tabel 4.10 Laporan Pertanggung Jawaban Bendahara Tahun


2021…….. .............................................................................................. 106

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................. 40

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Pekanbaru Provinsi Riau ................. 56

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Satpol PP Kota Pekanbaru ................... 64

Gambar 4.3 Jalur Penyekatan Kota Pekanbaru ....................................... 72

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengawasan terhadap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM) sangat penting untuk dilakukan di Kota Pekanbaru

mengingat penambahan akan kasus Covid-19 terus meningkat.

Peningkatan akan kasus corona sendiri dikarenakan kurang pedulinya

masyarakat Kota Pekanbaru akan protokol kesehatan yang dapat

menyebabkan penularan penyakit maka dari itu diberlakukannya kebijakan

pembatasan pada masyarakat sesuai dengan Surat Edaran Nomor

18/SE/SATGAS/2021 tentang Pedoman Pemberlakuan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV di Kota Pekanbaru. Dalam hal ini giat

pengawasan tersebut merupakan urusan pemerintah sebagai pelayanan

dasar terkait ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan

masyarakat sesuai dengan pasal 12 Undang-undang no 23 tahun 2014

tentang pemerintah daerah. Kegiatan pengawasan ini juga bertujuan untuk

menekan mobilitas masyarakat dan mengawasi penerapan 3M memakai

masker, mencuci tangan dan jaga jarak. Hal tersebut dilakukan untuk

pencegahan akan penyakit menular virus corona serta mencegah tingginya

angka kematian maka dari itu diperlukan pengawasan. Giat pengawasan ini

dilakukan oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota

Pekanbaru secara persuasif dan tidak menggunakan unsur kekerasan

1
2

kepada masyarakat. Hal ini dilakukan agar masyarakat merasa nyaman dan

tidak terganggu dengan diadakannya giat pengawasan tersebut.

Berdasarkan data dari internet, jumlah kasus aktif yang terinfeksi

corona di pekanbaru, hingga 27 Juli 2021 adalah sebanyak 5.102 orang

kasus Covid-19 yang aktif dan tidak hanya itu saja, terdapat juga 135 pasien

Covid-19 dikota pekanbaru meninggal dunia.1 Perkembangan Covid-19 di

Kota Pekanbaru, sampai saat ini masih mengalami peningkat jumlahnya.

Tingginya angka Covid-19 ini akan menyebabkan penyebarannya semakin

meluas hingga kedaerah daerah tercenpil maupun perbatasan sekalipun.

Dipekanbaru sendiri terdapat beberapa kecamatan yang zona merah yang

dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 1.1
Zona Penyebaran Covid-19 di Kota Pekanbaru

NO WILAYAH/KECAMATAN JUMLAH KASUS ZONA

(1) (2) (3) (4)


1 Tampan 650 Merah
2 Marpoyan Damai 447 Merah
3 Bukit Raya 427 Merah
4 Payung Sekaki 385 Orange
5 Tenayan Raya 294 Orange
6 Sukajadi 249 Orange
7 Rumbai Barat 234 Orange
8 Rumbai 200 Orange

1
https://www.batamnews.co.id/berita-79756-duh-kasus-covid-19-di-pekanbaru-meningkat-
saat-pemberlakukan-ppkm.html. Duh, Kasus Covid-19 Di Pekanbaru Meningkat Saat
Pemberlakukan PPKM - Batamnews.Co.Id. Sabtu, 28 agustus 2021.
3

(1) (2) (3) (4)


9 Limapuluh 147 Kuning
10 Senapelan 125 Kuning
11 Sail 122 Kuning
12 Luar Wilayah 95 Kuning
13 Pekanbaru Kota 92 Kuning
14 Marpoyan 3 Hijau
15 Tenayan 2 Hijau
Sumber : pekanbaru.go.id 2021

Keterangan :
1. Zona Merah : Berbahaya
2. Zona Orange : Klaster penyebaran kecil
3. Zona Kuning : Beberapa kasus penularan local

4. Zona Hijau : Tidak terkonfirmasi kasus

Dari data di atas dapat jabarkan terdapat 3 kecamatan yang zona

merah, 5 kecamatan zona orange, 5 kecamatan zona kuning dan 2 zona

hijau. Ini menjelaskan bahwa cukup besarnya masyarakat yang terjangkit

virus corona dan banyak wilayah yang menjadi Kawasan rawan serta

berbahaya dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan penerapan

protokol kesehatan dan banyak aktifitas serta mobilitas pada masyarakat.

Untuk menekan tingginya kasus Covid-19 tersebut perlu adanya

peran yang menangani permasalahan ini. Dalam hal ini yang memiliki peran

tersebut adalah Satuan Polisi Pamong Praja sebagai perlindungan kepada

masyarakat. Menurut Dedy Suhendi, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol


4

PP) memiliki peran memberikan masyarakat yang terkena suatu bencana

ataupun musibah pertolongan agar lebih aman dari suatu ancaman yang

terjadi serta memberi bantuan berupa pengobatan, papan, sandang, dan

juga pangan.2 Hal ini juga dilakukan sebagai pertolongan untuk masyarakat

serta sabagai perlindungan kepada masyarakat Kota Pekanbaru terhadap

dampak Covid-19 yang dapat menyebabkan kematian .

Dalam pelaksanaannya untuk menangani kasus Covid-19 tersebut

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melakukan pengawasan. Dalam

muwujudkan keberhasilan akan pengawasan tersebut, pihak yang terkait

yaitu Satpol PP Kota Pekanbaru telah melakukan berbagai upaya dalam

melakukan pengawasan seperti giat patroli dan juga penyekatan pada ruas

jalan. Satpol PP sendiri melaksanakan giat patroli dalam melakukan

pengawasan terhadap masyarakat sedangkan penyekatan yang dilakukan

bertujuan untuk menekan mobilitas masyarakat. Kegiatan ini dilakukan

secara bertahap untuk melihat bagaimana perkembangan dari pengawasan

terhadap pembatasan kegiatan masyarakat tersebut.

Adapun daerah yang menjadi wilayah atau Kawasan patroli dari

Satpol PP ialah Jalan Patimura (Tugu Keris), Jalan Tuanku Tambusai

(Bandrek House), Jalan Arifin Ahmad (Taman Nadayu dan Kong Djie Coffe)

2
Suhendi, Dedy. 2019. Peran Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Penyelenggaraan Ketenteraman
Dan Ketertiban Umum (Studi Terhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur Ketenteraman
Dan Ketertiban Umum Di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat). Jurnal Tatapamong,
Indramayu.
5

dan Tempat-tempat Keramaian yang berada di Kota Pekanbaru.3

Pengawasan dikawasan ini sudah sering dilakukan oleh pihak Satpol PP

sendiri, baik sebelum masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM) maupun saat PPKM sedang diberlangsungkan. Hal

tersebut dilakukan karena kawasan atau jalan pada wilayah tersebut

menjadi tempat keraimaian di Kota Pekanbaru dimana disana merupakan

tempat kawasan jualan pedagang kaki lima (PKL) yang menyebabkan

terjadinya kerumunan.

Selain itu pada sektor perbatasan yang terdapat di pinggir Kota

Pekanbaru terdapat pembatasan dan juga penyekatan pada arus lalu lintas

yang berlangsung. Dalam hal ini Satpol PP dalam melakukan pengawasan

terhadap pembatasan pada sektor wilayah perbatasan Kota Pekanbaru

bekerja sama dengan pihak Kepolisian, TNI, Dinas Perhubungan, dan juga

Satgas Covid-19. Akses jalan di perbatasan yang terdapat dibagian utara,

barat, timur selatan dijaga oleh pihak tersebut untuk membatasi aktifitas

mobilitas masyarakat baik yang keluar Kota maupun yang masuk kedalam

Kota Pekanbaru.

Masyarakat yang melakukan perpindahan baik itu keluar maupun

masuk ke Kota Pekanbaru harus sudah divaksin dan memiliki kartu

vaksinasi maupun surat pernyataan sudah di vaksin baik itu vaksin pertama

3
https://www.riau.go.id/home/en/skpd/2021/04/22/5422-patroli-protokol-kesehatan-covid-19-
di-wilayah-kota. Patroli Protokol Kesehatan Covid-19 Di Wilayah Kota Pekanbaru - Satuan Kerja
Perangkat Daerah | Website Resmi Pemerintah Provinsi Riau. Jumat,10 September 2021
6

maupun vaksin kedua. Selain itu masyarakat bisa juga membawa hasil

swab antigen, rapid antigen, dan swab pcr dengan hasil negatif.4 Hal ini

dilakukan untuk mengawasi dan mencegah masuknya virus ke Kota

Pekanbaru yang menyebabkan penularan. Adapun kawasan yang menjadi

penyekatan arus lalu lintas yang terdapat diperbatasan Kota Pekanbaru

yaitu :

1. Bagian Utara : Jalan Siak 2 (Jalan Lintas Sumatera) Kecamatan

Rumbai

2. Bagian Selatan : Jalan Kaharuddin Nasution Kecamatan Bukit Raya

3. Bagian Barat : Jalan HR.Soebrantas (Jalan Lintas Sumatera)

Kecamatan Tampan

4. Bagian Timur : Jalan Hangtuah (Jalan Lintas Sumatera) Kecamatan

Tenayan Raya.5

Kemudian dalam hal ini kegiatan pengawasan tersebut juga

dilakukan karena terdapat banyak sekali masyarakat Kota Pekanbaru yang

melakukan pelanggaran terhadap kebijakan Pemberlakuan Pembatasan

4
https://www.pekanbaru.go.id/p/news/terjaring-di-perbatasan-10-warga-dinyatakan-reaktif-
covid-19. Terjaring di Perbatasan, 10 Warga Dinyatakan Reaktif Covid-19 - Pekanbaru.go.id.
Rabu, 15 September 2021.
5
https://corona.riau.go.id/posko/. Peta Sebaran Posko Natal, Tahun Baru Dan Pengawasan
COVID-19 Provinsi Riau Selama PSBB – Riau Tanggap Virus Corona | Pemprov Riau. Rabu, 15
September 2021.
7

Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pelanggaran tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 1.2

Data Pelanggaran PPKM di Kota Pekanbaru 10 – 23 Agustus 2021

No Keterangan Jumlah Dasar

(1) (2) (3) (4)

1 Pembubaran pesta 2 Surat Edaran Nomor


pernikahan
18/SE/SATGAS/2021
2 Tidak menggunakan masker 168

3 Pembubaran keramaian 1

4 Penyegelan tempat usaha 13

Sumber : Satpol PP Kota Pekanbaru 2021

Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggaran yang

dilakukan tersebut tentu melanggar Surat Edaran Nomor

18/SE/SATGAS/2021. Kemudian pada penyegelan tempat usaha dilakukan

karena para pelaku usaha tersebut tidak mematuhi aturan dan tidak ingin

melakukan sanksi maka dilakukannya penyegelan terhadap tempat usaha.

Kemudian pelanggaran terbanyak terdapat pada banyaknya masyarakat

tidak menggunakan masker. Pelanggaran ini juga terus diulang oleh

masyarakat mulai dari sebelum PPKM hingga saat ini. Hal ini dapat dilihat

dari kurangnya keperdulian masyarakat akan protokol kesehatan (prokes).

Menurut Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, terdapat tiga


8

faktor yang menjadi penyebab kurangnya disiplin protokol kesehatan pada

masyarakat yaitu :

1) pertama masyarakat mengalami jenuh berkepanjangan akan

protokol kesehatan dan juga penerapan PPKM ini

2) kedua melihat terjadinya pelonggaran masyarakat ikutan longgar

juga sehingga menyebabkan lalai

3) ketiga kejenuhan petugas dalam melakukan pengawasan terhadap

protokol kesehatan maupun pembatasan kegiatan kepada

masyarakat.6

Dalam hal ini pemerintah harus lebih menyerukan lagi kepada

masyarakat serta mengingatkan masyarakat akan pentingnya disiplin

protokol kesehatan pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat(PPKM). Bukan hanya hal tersebut saja, bagi penyelenggara

yang melakukan giat pengawasan harus tetap konsisten dalam

menjalankan tugas demi keberhasilan pembatasan kegiatan masyarakat ini

agar menurunkan penyebaran virus dan mencegah kematian.

Kegiatan pengawasan terhadap pembatasan kegiatan masyarakat

ini kurang maksimal karena masih memiliki berbagai problem atau kendala.

Ini dapat dilihat dari terdapatnya pelaku usaha yang membuka giat

usahanya secara diam-diam seperti hiburan malam dan juga pedagang kaki

6
https://news.detik.com/berita/d-5325726/3-faktor-penyebab-disiplin-protokol-kesehatan-
menurun-menurut-tito. 3 Faktor Penyebab Disiplin Protokol Kesehatan Menurun Menurut Tito.
Jumat, 10 September 2021.
9

lima yang melewati batas waktu buka usahanya serta menerima pesanan

ditempat (dine in) yang menyebabkan kerumunan. Bukan hanya itu saja

masyarakat masih kucing-kucingan dengan petugas pengawas dalam

penerapan protokol kesehatan (prokes). Ini akan berdampak buruk pada

penyebaran akan penyakit menular virus corana pada masyarakat.

Dari penjelasan tersebutlah yang menjadi tugas Satuan Polisi

Pamong Praja (Satpol PP) dalam melakukan pengawasan Pemberlakuan

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Adapun payung hukum Satpol

PP dalam melakukan pengawasan ini berdasarkan pada penegakan

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2021 tentang

Perlindungan Masyarakat dari Penyebaran dan Dampak Corona Virus

Disease 2019. Kemudian untuk menangani masalah yang lebih urgent atau

lebih serius terkait penularan Covid-19 di Kota Pekanbaru, Pemerintah Kota

Pekanbaru menerbitkan Surat Edaran Nomor 18/SE/SATGAS/2021

tentang Pedoman Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

(PPKM) level IV di Kota Pekanbaru. Hal inilah yang menjadi landasan

Satpol PP dalam melakukan pengawasan terhadap PPKM.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingginya kasus Covid-

19 membawa dampak buruk pada Kota Pekanbaru maka penting untuk

diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

namun masih banyaknya masyarakat yang melanggar perlu menjadi

perhatian. Perlu adanya peran yang melakukan pengawasan serta


10

penertiban kepada masyarakat, dalam hal ini yang berwenang melakukan

tugas ini ialah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Peran Satpol PP

dalam melakukan pengawasan pada saat pembatasan kegiatan masyrakat

ini sangat diperlukan untuk menentukan keberlangsungan akan kehidupan

masyarakat Kota Pekanbaru.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang ada pada latar belakang tersebut,

maka rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana Pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru?

2. Apa faktor penghambat dan faktor pendukung Satpol PP Kota

Pekanbaru dalam melakukan pengawasan saat Pemberlakuan

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, penulis memiliki

beberapa tujuan dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengawasan

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh

Satpol PP di Kota Pekanbaru.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor penghambat dan

faktor pendukung Satpol PP Kota Pekanbaru dalam melakukan


11

pengawasan saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM).

1.4 Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat kegunaan penelitian, adapun yang

menjadi poin pada hal tersebut adalah :

1. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk

pengembangan, memperkaya pengetahuan dan wawasan bagi

peneliti maupun pembaca.

2. Secara akademis, diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat untuk

kontribusi terhadap lembaga IPDN dan juga sebagai referensi bagi

praja dalam melakukan penelitian dengan tema yang sama.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Penelitian Sebelumnya

Pada deskripsi penelitian sebelumnya ini bertujuan untuk

membandingkan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu agar

tidak terjadi plagiat dan kesamaan sangat mendalam. Penelitian

sebelumnya berguna bagi penulis sebagai acuan dan juga referensi dalam

penelitian ini serta juga memberikan penulis beberapa poin penting yang

dapat dituangkan dalam penelitian ini. Adapun perbedaan antara penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya yang dapat dideskripsikan sebagai

berikut :

1. Sosialisasi Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat


(PPKM) Mikro di Kelurahan Bah Kabul oleh Ulung Napitu, Corry, dan
Marhaeni K.D. Matondang

Penelitian ditulis oleh Ulung Napitu, Corry, dan Marhaeni K.D.

Matondang dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif melalui

survey kuesioner. Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang

dibahas didalamnya yaitu sosialisasi dan Pembatasan Pelaksanaan

Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.7

7
U. Napitu, Corry, dan M.K.D. Matondang. 2021. Sosialisasi Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Mikro Di Kelurahan Bah Kapul
12
13

Berdasarkan hasil kesimpulan penulis dalam penelitian ini

mendeskripsikan tentang Sosialisasi kepada masyarakat yang bertujuan

untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang bahaya

penyebaran Covid-19 dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

mematuhi protocol kesehatan, social distancing, new normal, dan

pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

Mikro bagi seluruh masyarakat di Kelurahan Bah Kabul.8

2. Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat dan Pandemi Covid-


19 oleh Muchammad Bayu Tejo Sampurno , Tri Cahyo
Kusumandyoko , Muh Ariffudin Islam

Dalam penelitian ini metode penulisan yang digunakan ialah metode

penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi yang ditulis oleh

Muchammad Bayu Tejo Sampurno , Tri Cahyo Kusumandyoko , Muh

Ariffudin Islam. Penulis menemukan beberapa variabel dalam penelitian ini.

Adapun variabel yang terdapat pada penelitian ini berupa budaya media

sosial, edukasi masyarakat, dan pandemi Covid-19.9

Penelitian ini mendeskripsikan tentang sosial budaya melalui media

yang digunakan masyarakat sehingga mengikuti era tren yang mampu

mengedukasi masyarakat. Selain itu pemberian informasi dari media sosial

8
U. Napitu, Corry, dan M.K.D. Matondang. 2021. Sosialisasi Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Mikro Di Kelurahan Bah Kapul
9
Muchammad Bayu Tejo Sampurno, Tri Cahyo Kusumandyoko, dan Muh Ariffudin Islam. 2020
Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat, Dan Pandemi COVID-19
14

ini sangat bermanfaat memberi pemahaman tentang bahaya Covid-19 serta

memberi langkah untuk pencegahannya.10

3. Peran Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Penyelenggaraan


Ketentraman dan Ketertiban Umum oleh Dedi Suhendi

Penelitian ditulis oleh Dedi Suhendi dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif. Selain itu

adapun beberapa variable yang terdapat pada penelitian ini berupa peran

Satpol PP dan ketentraman dan ketertiban umum (tramtibum). 11

Pada penelitian ini mendeskripsikan tentang definisi Satpol PP

yang menjelaskan bahwa Satpol PP adalah perangkat perangkat daerah

yang dibentuk untuk menegakkan perda dan pekada, selain itu

pelaksanaan terhadap ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

Satpol PP juga berperan untuk memberikan perlindungan kepada

masyarakat terhadap masyarakat yang terkena bencana maupun musibah

serta melindungan masyarakat untuk memperoleh hak-hak asasi yang

dimilikinya.12

4. Studi Kasus Kebijakan Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan


Protokol Kesehatan pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Tahap II di Jawa Tengah dalam Kajian
Hukum Bisnis oleh Urip Giyono

10
Muchammad Bayu Tejo Sampurno, Tri Cahyo Kusumandyoko, dan Muh Ariffudin Islam. 2020
Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat, Dan Pandemi COVID-19
11
Suhendi, Dedi. 2020. Peran Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Penyelenggaraan Ketenteraman
Dan Ketertiban Umum (Studi Terhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur Ketenteraman
Dan Ketertiban Umum Di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat).
12
Ibid.
15

Dalam penelitian ini yang ditulis oleh Urip Giyono menggunakan

metode penelitian Kualitatif dengan pendekatan analisis fenomenologi

Husserl. Pada penelitian ini juga memiliki beberapa variabel berupa studi

kasus kebijakan, protokol kesehatan, dan Pemberlakuan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat (PPKM).13

Berdasarkan penjelasan di atas penelitian ini juga memiliki hasil

kesumpulan yaitu edaran tentang peningkatan kedisiplinan dan pengetatan

protokol kesehatan pada perpanjangan PPKM bertujuan untuk mencegah

timbulnya penularan Covid-19 di suatu wilayah. Hasilnya sebagian besar

pemerintah daerah mentaati aturan tersebut dan ditaati oleh masyarakat

umum maupun para pelaku bisnis yang menghentikan atau meliburkan

kegiatan bisnisnya sesuai kesepakatan dan edaran.14

5. Pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja terhadap


dampak Covid-19 di Kota Tanjung Balai oleh Ridwan Saragih,
Rahmat

Penelitian ini di tulis oleh Ridwan Saragih dan Rahmat dengan

menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan cara pengumpulan

data. Selain itu terdapat variabel yang ada pada penelitian ini yaitu tugas

Satpol PP dan dampak Covid-19.15

13
Giyono, Urip. 2021. Studi Kasus Kebijakan Peningkatan Kedisiplinan Dan Pengetatan Protokol
Kesehatan Pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (Ppkm) Tahap Ii Di Jawa Tengah
Dalam Kajian Hukum Bisnis
14
Ibid.
15
Saragih, Ridwan dan Rahmat. 2020. Pelaksanaan Tugas Satuan Polisi Pamong Praja Terhadap
Dampak Covid – 19 Di Kota Tanjungbalai
16

Dalam penelitian ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tugas

satpol pp tetapi dalam pelaksanaan tugasnya Satpol PP sendiri mengalami

hambatan ini dikarenakan kurangnya personil, sarana dan prasarana,

rendahnya kualitas SDM dari Satpol PP dan juga belum memadainya

fasilitas kerja sehingga menyebabkan pelaksanaan tugas terhadap dampak

Covid-19 belum maksimal teratasi dan masi memiliki problem. 16

6. Peran Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palembang dalam


Pengawasan, Pengendalian, dan Pencegahan Penyebaran Virus
Covid-19 selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

Pada penelitian ini ditulis oleh Raden Wijaya dengan menggunakan

metode pendekatan hukum empiris. Penelitian ini juga menggunakan teknik

analisis uraian dalam bentuk deskriptif. Teknik pengumpulan datanya

bersumber pata data primer dan data sekunder. Selain itu terdapat

beberapa variable dalam penelitian ini yaitu peranan Satpol PP,

pengawasan, pengendalian, pencegahan, Covid-19, dan PSBB.17

Untuk hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Satpol PP Kota

Palembang telah berupaya mengatasi suatu permasalahan yang ada,

namun terdapat beberapa kendala yang ada dilapangan seperti

terdapatnya masyarakat yang tidak memakai masker. Hal ini dapat diatasi

oleh Satpol PP dengan menjadwalkan patroli rutin dalam pelaksanaan

16
Saragih, Ridwan dan Rahmat. 2020. Pelaksanaan Tugas Satuan Polisi Pamong Praja Terhadap
Dampak Covid – 19 Di Kota Tanjungbalai.
17
Raden Wijaya. 2020. Peran Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palembang Dalam Pengawasan ,
Pengendalian Dan Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19 Selama Pembatasan Sosial Berskala
Besar.
17

pengecekan dan pengawasan aktifitas masyarakat sehingga Satpol PP

mampu menghentikan kerumunan dan menghimbau akan protokol

kesehatan baik disampaikan melalui media cetak maupun elektronik18

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya

Peneliti dan Research Gap


No
Judul Penelitian Terdahulu Penelitian ini
(1) (2) (3) (4)
1 Sosialisasi 1. Fokus : 1. Fokus :
Pembatasan Pelaksanaan sosialisasi Pelaksanaan pengawasan
Pelaksanaan kepada masyarakat oleh Satpol PP Kota
Kegiatan terkait Pembatasan Pekanbaru terkait
Masyarakat Pelaksanaan Kegiatan Pemberlakuan Pembatasan
(PPKM) Masyarakat (PPKM) Mikro Kegiatan Masyarakat
Mikro di 2. Teori : (PPKM)
Kelurahan Sosialisasi, Vredenbergt, 2. Teori :
Bah Kabul 1984. Pengawasan,
oleh Ulung 3. Metode Penelitian : Rahayu Relawati, 2012.
Napitu, Corry, Kuantitatif 3. Metode Penelitian :
dan Marhaeni 4. Hasil : Kualitatif
K.D. Sosialisasi terkait PPKM 4. Hasil :
Matondang Mikro agar dapat berhasil Pengawasan kepada
secara maksimal masyarakat bertujuan untuk
pemerintah bersama membatasi mobilitas
dengan masyarakat serta masyarakat, menertibkan
bekerja sama secara kerumunan, serta
sinergis sehingga penegakan akan protokol
adaptasi baru dapat kesehatan. Hal ini dilakukan
terlaksana secara efektif untuk mencegah akan
dan efisien. penyebaran virus corona.
Dalam pelaksanaan
pengawasan Satpol PP
melakukan patrol dan juga
penyekatan pada ruas jalan
untuk mencegah akan
permasalahan pandemi
Covid-19.

18
Raden Wijaya. 2020. Peran Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palembang Dalam Pengawasan ,
Pengendalian Dan Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19 Selama Pembatasan Sosial Berskala
Besar.
18

(1) (2) (3) (4)


2 Budaya 1. Fokus : 1. Fokus :
Media Sosial, Edukasi kepada Pelaksanaan pengawasan
Edukasi masyarakat tentang oleh Satpol PP Kota
Masyarakat Covid-19 Pekanbaru terkait
dan Pandemi 2. Teori : Pemberlakuan Pembatasan
Covid-19 oleh Budaya menurut Tzu-Bin Kegiatan Masyarakat
Muchammad Lin, Victor Chen, dan (PPKM)
Bayu Tejo Ching Sing Chai, 2015 2. Teori :
Sampurno, Media sosial menurut Pengawasan,
Tri Cahyo James Reveley, 2013 Rahayu Relawati, 2012.
Kusumandyo 3. Metode Penelitian : 3. Metode Penelitian :
ko , Muh Kualitatif Kualitatif
Ariffudin 4. Hasil : 4. Hasil :
Islam Peran media sosial dalam Pengawasan kepada
hal ini untuk mengedukasi masyarakat bertujuan untuk
kepada masyarakat. membatasi mobilitas
Dengan kemajuan masyarakat, menertibkan
teknologi dapat kerumunan, serta
memberikan pemahaman penegakan akan protokol
kepada masyarakat kesehatan. Hal ini dilakukan
terkait Covid-19. untuk mencegah akan
Masyarakat mampu penyebaran virus corona.
dengan mudah Dalam pelaksanaan
mengakses informasi pengawasan Satpol PP
terkait Covid-19. Media melakukan patrol dan juga
sosial juga dapat penyekatan pada ruas jalan
berperan sebagai layanan untuk mencegah akan
kepada masyarakat permasalahan pandemi
maupun guru yang Covid-19.
memberikan edukasi
kepada masyarakat
terkait Covid-19.
3 Peran Satuan 1. Fokus : 1. Fokus :
Polisi Pelaksanaan peran Pelaksanaan pengawasan
Pamong Satpol PP dalam oleh Satpol PP Kota
Praja Dalam penyelenggaraan Pekanbaru terkait
Penyelenggar tantribum Pemberlakuan Pembatasan
aan 2. Teori : Kegiatan Masyarakat
Ketenterama Peran, Soekanto, 2009. (PPKM)
n dan Ketentraman dan 2. Teori :
Ketertiban Ketertiban, Ermaya Pengawasan,
Umum oleh Suradinata, 2013. Rahayu Relawati, 2012.
Dedi Suhendi 3. Metode Penelitian : 3. Metode Penelitian :
Kualitatif Kualitatif
19

(1) (2) (3) (4)


4. Hasil : 4. Hasil :
Satpol PP perangkat Pengawasan kepada
daerah yang melakukan masyarakat bertujuan untuk
penegakan Peraturan membatasi mobilitas
Daerah dan juga masyarakat, menertibkan
penyelenggaraan kerumunan, serta
tantribum. Satpol PP penegakan akan protokol
sebagai poros penting kesehatan. Hal ini dilakukan
terkait pelaksanaan untuk mencegah akan
koordinasi dengan penyebaran virus corona.
Kepolisian , TNI, Dalam pelaksanaan
Kejaksaan Negeri dan pengawasan Satpol PP
Pengadilan. Pelaksanaan melakukan patrol dan juga
akan tugas Satpol PP penyekatan pada ruas jalan
bermula dari deteksi dini untuk mencegah akan
kerawanan yang terjadi permasalahan pandemi
pada masyarakat, patrol, Covid-19.
serta pengamanan
penting pada tugas
pengamanan terhadap
unjuk rasa
4 Studi Kasus 1. Fokus : 1. Fokus :
Kebijakan Peningkatan kedisiplinan Pelaksanaan pengawasan
Peningkatan serta pengetatan protokol oleh Satpol PP Kota
Kedisiplinan kesehatan Pekanbaru terkait
dan 2. Teori : Pemberlakuan Pembatasan
Pengetatan Studi kasus, Yin, 2013. Kegiatan Masyarakat
Protokol 3. Metode Penelitian : (PPKM)
Kesehatan Kualitatif Fenomenologi 2. Teori :
pada Husserl Pengawasan,
Pemberlakua 4. Hasil : Rahayu Relawati, 2012.
n Kebijakan pembatasan 3. Metode Penelitian :
Pembatasan masyarakat mulai Kualitatif
Kegiatan terlaksana melalui surat 4. Hasil :
Masyarakat edaran. Kebijakan ini di Pengawasan kepada
(PPKM) instruksikan kepada masyarakat bertujuan untuk
Tahap II di seluruh elemen membatasi mobilitas
Jawa masyarakat. Sebagian masyarakat, menertibkan
Tengah besar Pemda menaati kerumunan, serta
dalam kajian peraturan tersebut dan penegakan akan protokol
Hukum Bisnis masyarakat umum, kesehatan. Hal ini dilakukan
oleh Urip terutama juga para pelaku untuk mencegah akan
Giyono usaha bisnis yang penyebaran virus corona.
menghentikan serta Dalam pelaksanaan
20

(1) (2) (3) (4)


meliburkan kegiatan pengawasan Satpol PP
bisnis sesuai dengan melakukan patrol dan juga
surat edaran yang penyekatan pada ruas jalan
berlaku tersebut. untuk mencegah akan
permasalahan pandemi
Covid-19.
5 Pelaksanaan 1. Fokus : 1. Fokus :
Tugas Pelaksaan tugas Satpol Pelaksanaan pengawasan
Satuan PolisiPP terhadap dampak oleh Satpol PP Kota
Pamong Covid-19
Praja 2. Teori : Pekanbaru terkait
terhadap Peran, Soerjono Pemberlakuan Pembatasan
dampak Soekanto, 2002 Kegiatan Masyarakat
Covid – 19 di3. Metode Penelitian : (PPKM)
Kota Tanjung Kuantitatif 2. Teori :
Balai oleh 4. Hasil : Pengawasan,
Ridwan Satpol PP dalam Rahayu Relawati, 2012.
Saragih, pelaksanaan tugasnya 3. Metode Penelitian :
Rahmat berperan melakukan Kualitatif
penertiban kepada 4. Hasil :
masyarakat untuk Pengawasan kepada
menurunkan angka masyarakat bertujuan untuk
penyebaran kasus Covid- membatasi mobilitas
19 hal ini bertujuan masyarakat, menertibkan
sebagai perlindungan kerumunan, serta
kepada masyarkat. penegakan akan protokol
Satpol PP dalam kesehatan. Hal ini dilakukan
penanggulangan untuk mencegah akan
masalah Covid-19 penyebaran virus corona.
bekerja sama dengan Dalam pelaksanaan
Dinsos, Dinkes, dan pengawasan Satpol PP
BPBD. Namun dalam melakukan patrol dan juga
pelaksanaan tugas penyekatan pada ruas jalan
Satpol PP mengalami untuk mencegah akan
permasalahan seperti permasalahan pandemi
kurangnya personel Covid-19.
6 Peran Satuan 1. Fokus : 1. Fokus :
Polisi Pelaksanaan tugas Satpol Pelaksanaan pengawasan
Pamong PP dalam melakukan oleh Satpol PP Kota
Praja Kota pengawasan Pekanbaru terkait
Palembang pengendalian dan Pemberlakuan Pembatasan
Dalam pencegahan Virus Covid- Kegiatan Masyarakat
Pengawasan 19. (PPKM)
2. Teori : 2. Teori :
21

(1) (2) (3) (4)


,Pengendalia Peran, Soerjono Pengawasan,
n dan Soekanto, 2002 Rahayu Relawati, 2012.
Pencegahan 3. Metode Penelitian : 3. Metode Penelitian :
Penyebaran Hukum Empiris Kualitatif
Virus Covid- 4. Hasil : 4. Hasil :
19 selama Satpol PP dapat Pengawasan kepada
Pembatasan mengatur wilayah Kota masyarakat bertujuan untuk
Sosial Palembang melalui patroli membatasi mobilitas
Berskala untuk mengawasi aktifitas masyarakat, menertibkan
Besar ( PSBB masyarakat. Hal ini dapat kerumunan, serta
) oleh Raden diatasi oleh Satpol PP penegakan akan protokol
Wijaya dengan menjadwalkan kesehatan. Hal ini dilakukan
patroli rutin dalam untuk mencegah akan
pelaksanaan pengecekan penyebaran virus corona.
dan pengawasan aktifitas Dalam pelaksanaan
masyarakat sehingga pengawasan Satpol PP
Satpol PP mampu melakukan patrol dan juga
menghentikan kerumunan penyekatan pada ruas jalan
dan menghimbau akan untuk mencegah akan
protokol kesehatan baik permasalahan pandemi
disampaikan melalui Covid-19.
media cetak maupun
elektronik
Sumber : Ulung Napitu, Corry, dan Marhaeni K.D. Matondang 2021,
Muchammad Bayu Tejo Sampurno , Tri Cahyo Kusumandyoko , Muh
Ariffudin Islam 2020, Dedi Suhendi 2020, Urip Giyono 2021, Ridwan
Saragih, Rahmat 2020, Raden Wijaya 2020

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

terdahulu dengan penelitian ini memiliki perbedaan dan persamaan.

Perdaan tersebut yang merupakan pembeda antar kedua penelitian ini agar

tidak memiliki kesamaan dan menghindari adanya plagiat antara kedua

penelitian ini. Maka sangat penting untuk dilakukan perbandingan antara

penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini.


22

2.2 Landasan Teoritik dan Landasan Legalistik

2.2.1 Pemerintahan

Secara umum pemerintahan merupakan suatu alat yang digunakan

untuk menggerakkan suatu roda atau sistem. Dalam hal ini pemerintahan

sebagai objek yang digunakan dalam pelaksanaan sistem sedangkan yang

menggerakkan sistem tersebut ialah subyek. Subyek disini ialah

pemerintah yang menggerakan akan roda pemerintahan itu sendiri.

Pemerintahan dapat diartikan sebagai ilmu atau seni. Dapat disebut

sebagai seni disebabkan karena terdapat banyak para pemimpin

pemerintahan yang tanpa sekolah pemerintahan mampu menjalankan

pemerintahan dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan.

Sedangkan sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan adalah karena

memenuhi syarat-syaratnya yaitu dapat dipelajari, dan diajarkan, sistematis

serta spesifik/khas19

Adapun tujuan utama dari pemerintahan itu sendiri ialah untuk

melayani masyarakat, membuat suatu kondisi dimana masyarakat mampu

mengembangkan kemampuan dirinya dan kreativitasnya agar tercapainya

suatu kemajuan bersama. 20 Dari akannya tujuan pemerintahan tersebut

mampu membuat kondisi dimana pada masyarakat memiliki kemajuan

19
Syafiie, Inu Kencana. 2011. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung : Refika Aditama
20
Muhadam Labolo. 2011. Memahami Ilmu Pemerintahan; Suatu Kajian, Teori, Konsep, Dan
Pengembangannya. Jakarta : Rajawali Pers.
23

bersama serta potensi yang ada pada masyarakat untuk pengembangan

diri.

2.2.2 Pemerintahan Daerah

Pemerintahan daerah merupakan suatu perangkat yang

melaksanakan tugas terkait pemerintahan yang ada di daerah. Menurut The

Liang Gie, pemerintah daerah merupakan satuan oraganisasi pemerintah

yang memiliki kewenangan untuk melakukan penyelenggaraan terhadap

segenap kepentingan setempat dari suatu kelompok yang menempati suati

wilayah yang dipimpin oleh seorang kepala pemerintahan. Pemerintah

daerah bertanggung jawab kepada daerahnya sendiri untuk mengurus

segala urusan pemerintahan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 Tahun

2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang menjelaskan

bahwa pemerintah daerah merupakan penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

otonomi seluas-luasnya.21

21
Gie, The L., 1994. Pertumbuhan Pemerintahan Daerah Di Negara Republik Indonesia.
Yogyakarta : Liberty.
24

Selanjutnya pemerintahan daerah dalam menjalankan tugas juga

memiliki fungsi. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 Tahun

2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang menjelaskan

bahwa fungsi pemerintahan daerah ialah sebagai perangkat daerah untuk

mengatur, menjalankan serta menyelenggarakan jalannya pemerintahan

pada suatu daerah.

2.2.3 Manajemen Pemerintah Daerah

Secara umum manajemen berasal dari kata manage yaitu mengatur

atau mengelola. Manajemen bisa juga diartikan sebagai ilmu untuk suatu

perencanaan dimana perencanaan ini untuk memplanning suatu kegiatan

yang dilakukan maupun yang akan datang. Secara artian luas manajemen

ialah suatu ilmu untuk mengelola ataupun mengatur suatu tindak atau

perbuatan seseorang ataupun kelompok dalam suatu permasalahan

tertentu bertujuan untuk merencanakan agar tujuan yang diinginkan dari

individu maupun kelompok tersebut tercapai. Menurut Handoko

manajemen adalah suatu proses pengarahan, pengawasan, perencanaan

serta pengorganisasian usaha dari para personel organisasi dan

pemakaian sumber daya organisasi lainnya untuk sampai pada tujuan

organisasi yang sudah ditetapkan.22

22
Handoko, Tarsius H., 2012. Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
25

Sedangkan pemerintah daerah ialah perangkat daerah yang

melaksanakan tugas dan urusan dibidang pemerintahan serta mengelola

dan bertanggung jawab atas daerah tersebut. Manajemen sendiri memiliki

keterkaitan dengan pemerintah daerah dimana pemerintah daerah

menggunakan ilmu managemen dalam mengelola dan mengatur suatu

wilayah agar tujuan dari pemerintah daerah itu sendiri tercapai. Manajemen

pemerintahan dapat diartikan juga secara umum sebagai suatu

pelaksanaan kegiatan yang mengatur atau mengendalikan suatu wilayah

beserta isinya untuk perencanaan tujuan yang ingin dicapai pada suatu

wilayah dengan mengelola daerah atau wilayah tersebut dalam berbagai

bidang.

Menurut Otto, Hyde dan Shafritz mengemukakan bahwa definisi

manajemen pemerintahan merupakan elemen utama dari bagian kegiatan

administrasi negara yang begitu luas. Manajemen pemerintahan yang

berkaitan dengan fungsi-fungsi serta metode-metode manajemen pada

elemen di semua tingakatan pemerintahan selaku sektor nirlaba.23

Manajemen pemerintahan juga diartikan sebagai organisasional

untuk mengimplementasikan suatu kebijakan publik. Dengan demikian

manajemen pemerintahan terfokus pada instrumen manajerial, teknis

keterampilan yang mampu didigunakan agar mengubah ide serta kebijakan

menjadi program tindakan.

23
Hamid, Hendrawati. 2020. Manajemen Pemerintah Daerah. Makassar : Garis Khatulistiwa.
26

Kemudian manajemen pemerintahan lebih menyoroti perencanaan

(planning), pengendalian atau pengawasan (controlling), pengorganisasian

(organizing) serta pelaksanaan (cactuating), yang dilakukan manajer publik

untuk memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat. Selanjutnya

menurut Ndraha menjelaskan aspek dari manajemen pemerintahan ialah :

1. Perencanaan pemerintahan

2. Pengorganisasian atau kodifikasi sumber-sumber pemerintahan

3. Penggunaan atau pemakaian sumber-sumber pemerintahan

4. Kontrol atau pengendalian pemerintah24

2.2.4 Pengawasan

Pada dasarnya pengawasan merupakan perbuatan untuk

memantau serta memonitor terhadap orang atau kegiatan agar sesuai

dengan kehendak dan juga tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Selain itu pengawasan juga berguna untuk mengetahui bagaimana

perubahan-perubahan yang terjadi.

Menurut Manullang, Pengawasan adalah suatu proses untuk

menetapkan pekerjaan apa yang harus dilakukan, menilainya dan

mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan

sesuai dengan rencana.25 Selain itu Menurut Sarwoto, pengawasan adalah

24
Hamid, Hendrawati. 2020. Manajemen Pemerintah Daerah. Makassar : Garis Khatulistiwa.
25
Manullang, Marihot. 2012. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : UGM Press.
27

kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan dan dikehendaki.26

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan dapat

diartikan sebagai kegiatan pengamatan dan pengevaluasian terhadap

pelaksanaan kerja yang telah ditetapkan, dan apabila terjadi suatu

penyimpangan dapat dilakukan tindakan.

Kemudian Menurut S.P Siagian pengawasan adalah segenap

kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan

dilakukan dengan rencana yang ditetapkan, kebijakan-kebijakan yang telah

digariskan dan perintah-perintah yang telah diberikan dalam rangka

pelaksanaan rencana tersebut. Pengawasan harus mengukur apa yang

telah dicapai, menilai pelaksanaan, serta mengadakan tindakan perbaikan

dan penyesuaian yang dianggap perlu.27

Dengan pengawasan dapat diketahui tentang hasil yang telah

dicapai. Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan

segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standar atau rencananya,

serta melakukan perbaikan. Maka dengan pengawasan dapat mengukur

seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang telah

direncanakan. Pengawasan perlu dilakukan pertahap juga agar mudah

untuk dilakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan.

26
Sarwoto. 2003. Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia.
27
Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : Bina Aksara.
28

Selanjutnya Menurut Rahayu Relawati, pengawasan (controlling)

adalah bagian terakhir dari fungsi manajemen. Pengawasan merupakan

proses evaluasi oleh manajer untuk menemukan apakah pelaksanaan

kegiatan sudah konsisten dengan rencana dan apakah tujuan sudah

tercapai.

Sebagai pendukung terhadap definisi di atas menurut Rahayu

Relawati, tujuan dari pengawasan adalah untuk menghindari terjadinya

penyimpangan, akan tetapi apabila penyimpangan tersebut sudah terlanjur

terjadi maka peran fungsi pengawasan adalah mengembalikan arah

kegiatan pada tujuan yang sudah ditetapkan semula.

Menurut Rahayu Relawati, fungsi pengawasan adalah sebagai

berikut :

1. Menetapkan tujuan organisasi yang merupakan standar

pelaksanaan kegiatan.

Dalam hal ini tujuan disini merupakan sebagai sasaran atau target

dari pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam

pengambilan keputusan.

2. Memonitor pelaksanaanya.

Digunakan untuk melakukan pengamatan atau pengecekan

dengan cermat dilakukan secara berulang dan kontinu.

3. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar yang

ditentukan.
29

Pada tahap ini membandingkan disini berguna untuk mengetahui

adanya penyimpangan yang terjadi pada saat pelaksanaannya.

4. Melakukan tindakan koreksi apabila ada penyimpangan.

Jika diketahui terdapat penyimpangan dalam pelaksanaannya

maka perlu dilakukan adanya perbaikan.28

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori pengawasan dari

Rahayu Relawati. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

pengawasan merupakan tindakan penting guna mengetahui apakah terjadi

kesalahan atau penyimpangan dalam penerapan suatu kebijakan tertentu.

Dalam penerapan suatu kebijakan agar kebijakan tersebut berhasil dan

sukses perlu adanya bimbingan dan pengawasan terhadap yang akan

menjalankan kebijakan tersebut.

Kemudian alasan peneliti menggunakan teori pengawasan dari

Rahayu Relawati sendiri karena teori ini memberi kerangka yang

konseptual dan terstruktur sehingga mempermudah peneliti dalam

melekukan penelitian dan juga mampu memahami fenomena yang akan

diteliti dalam aspek yang benar.

2.2.5 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

PPKM merupakan singkatan dari Pemberlakuan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat. PPKM ini dilakukan untuk membatasi interaksi,

pertemuan antara orang dengan orang dan kelompok dengan kelompok,

28
Relawati, Rahayu. 2012. Dasar Manajemen. Malang : Umm Press.
30

yang diharapkan dapat mengurangi penularan Covid-19. PPKM bukanlah

istilah aturan pembatasan sosial pertama yang digunakan oleh pemerintah.

Sebelumnya, ada juga kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk

penanganan Covid-19 yakni kebijakan berupa PSBB, lock down,

pembatasan dalam skala terbatas, social distancing, new normal, mentaati

protokol kesehatan dan kebijakan lainnya .29 Setelah itu barulah kemudian

pemerintah memberlakukan istilah baru guna menekan risiko penyebaran

Covid-19 yang lebih tinggi di sejumlah daerah dengan nama PPKM.30

Istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

pada awalnya diistilahkan sebagai PPKM mikro yang diberlukan sekala

kecil kemudian berganti menjadi PPKM darurat dikarenakan kondisi yang

dihadapi berbahaya. Selanjutnya PPKM dibagi berdasarkan level. Merujuk

pada ketetapan WHO, pengertian PPKM secara perlevel dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. level 1 ini terkonfirmasi yang positif kurang dari 20 orang per 100

ribu penduduk per minggunya. Untuk rawat inapnya yang di rumah

sakit kurang dari lima orang per 100 ribu penduduk. Angka

kematiannya kurang dari satu orang per 100 ribu penduduk

2. Level 2 terkonfirmasi 20 yang positif dan kurang dari 50 orang per

100 ribu penduduk per minggunya. Untuk rawat inap yang ada di

29
Napitu, U., Corry, and Matondang, M.K.D., 2021. Sosialisasi Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Mikro Di Kelurahan Bah Kapul. Community Development Journal 2, no. 2.
30
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5652484/arti-ppkm-adalah. Arti PPKM
Adalah. Kamis, 2 September 2021.
31

rumah sakit antara lima dan tidak lebih dari 10 orang per 100 ribu

penduduknya per minggu. Kemudian Angka kematiannya kurang

dari dua orang per 100 ribu penduduk.

3. Level 3 ini konfirmasi positif Covid-19 diantara 50-100 orang per

100 ribu penduduk per minggunya. Rawat inap di rumah sakit 10-

30 orang per 100 ribu penduduk perminggu. Untuk kematian antara

duaa hingga lima orang per 100 ribu penduduk.

4. Level 4 ini yang terkonfirmasi positif Covid-19 berkisar 50-100

orang per 100 ribu penduduk per minggu. Untuk rawat inap antara

10-30 orang per 100 ribu penduduk per minggunya. Kematian

diantara dua hingga lima orang per 100 ribu penduduk.31

2.2.6 Satuan Polisi Pamong Praja

Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat Satpol PP

adalah bagian perangkat daerah dala m penegakan Perda dan

perkada serta penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman

masyarakat. Satpol PP dalam pelaksanaan tugasnya menindak lanjuti

terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap perda dan perkada

serta pihak yang mengganggu ketertiban umum dilingkungan masyarakat.

Untuk membantu kepala daerah dalam menegakkan Perda dan

penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, di

setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota dibentuk Satpol PP. Pembentukan

31
https://www.suara.com/health/2021/07/28/132500/pengertian-ppkm-level-4-hingga-1-
indikator-dan-cara-menentukan?page=all. Pengertian PPKM Level 4 Hingga 1: Indikator Dan Cara
Menentukan. Kamis, 2 September 2021.
32

organisasi Satpol PP ditetapkan dengan berpedoman pada Peraturan

Pemerintah nomor 16 tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja.32

2.2.7 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-
Undang
Pada penelitian ini didalam giat pengawasan ini juga merupakan

bagian dari tugas pemerintah daerah sendiri hal ini juga tertuang pada

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang dan juga ini sebagai landasan

hukum pemerintah daerah dalam melakukan pelayanan dasar kepada

masyarakat dimana hal ini terdapat pada pasal 12 yang berisi :

Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi:
1. pendidikan;
2. kesehatan;
3. pekerjaan umum dan penataan ruang;
4. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
5. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan
6. masyarakat; dan
7. sosial.33

32
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja.
33
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
33

Pada poin 5 dapat disimpulkan bahwa ketenteraman, ketertiban

umum, dan pelindungan masyarakat merupakan urusan wajib pemerintah

dalam melakukan pelayanan dasar dan hal ini juga sebagai tugas wajib

yang dimiliki oleh Satpol PP sendiri.

2.2.8 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2018 tentang


Satuan Polisi Pamong Praja

Dalam penelitian ini memiliki payung hukum yang menjadi landasan

dasar pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh Satpol PP. Setiap

pelaksanaan tugas Satpol PP harus mengikuti standar operasional

prosedur (sop) agar kinerja lebih efektif dan efisien. Aturan yang menjadi

patokan atau acuan Satpol PP dalam pelaksanaan tugas yaitu terdapat

pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2018 tentang satuan

polisi pamong praja. Berdasarkan pada pasal 5 Satpol PP mempunyai

tugas yaitu untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan

ketertiban umum dan ketenteraman, dan menyelenggarakan pelindungan

masyarakat. Hal ini dilakukan agar perda atau perkada yang ada dan

berlaku agar terlaksana dengan baik serta teratur supaya menghasilkan

keteraturan pada suatu aturan yang telah dibuat. Bukan hanya itu saja

tugas perlindungan pada masyarakat juga berguna untuk masyarakat agar

2014 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang.“Undang-Undang 23 Tahun 2014


Tentang Pemerintah Daerah,” n.d.
34

masyarakat terlindungi dan dapat diayomi. Selanjutnya dengan

pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum (trantibum) juga dapat

menciptakan ketertiban yang ada pada lingkungan daerah maupun

masyarakat agar tidak terganggu oleh berbagai hal yang mengganggu

aktifitas masyarakat.

Kemudian pada Pasal 6 menjelaskan Satpol PP mempunyai fungsi:

1. penyusunan program penegakan Perda dan Perkada,


penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta
penyelenggaraan pelindungan masyarakat;
2. pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan Perkada,
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat;
3. pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Perkada,
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta
penyelenggaraan pelindungan masyarakat dengan instansi terkait;
4. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum
atas pelaksanaan Perda dan Perkada; dan
5. pelaksanaan fungsi lain berdasarkan tugas yang diberikan oleh
kepala daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.34

Selanjutnya pada pasal 7 Menyebutkan bahwa dalam

melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan

Pasal 6, Satpol PP berwenang:

1. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga


masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan
pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada;
2. menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang
mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
3. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran
atas Perda dan/ atau Perkada; dan

34
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja.
35

4. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat,


aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas
Perda dan/atau Perkada.35

Dari penjelasan yang ada pada poin di atas dapat disimpulkan

bahwa Satpol PP memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan

ketertiban dan ketentraman umum dan juga sebagai perlindungan terhadap

masyarakat. Selain itu juga Satpol PP memiliki peran penting terhadap piha

penegakan perda dan perkada agar menindak lanjuti akan aturan tersebut.

2.2.9 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan


Atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2021
tentang Perlindungan Masyarakat dari Penyebaran dan
Dampak Corona Virus Disease 2019

Satpol PP Kota Pekanbaru dalam melaksanakan tugas berpokok

pada perda ini. Dalam peraturan daerah ini disebutkan bahwa pada pasal

26 ayat (1) menyebutkan Setiap orang tidak melaksanakan kewajiban

protokol Kesehatan dikenakan sanksi administratif berupa denda

administratif sebesar Rp. 100.00O.- (seratus ribu rupiah). Dan apabila

denda tersebut tidak dilaksanakan maka akan diberikan sanksi sosial

berupa pembersihan fasilitas umum selama 1 hari kerja.36

Kemudian pada pasal 26 A ayat (1) menjelaskan bahwa setiap

orang terkonfirmasi Covid-19 yang tidak menjalani isolasi mandiri dan tidak

35
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja.
36
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota
Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Perlindungan Masyarakat Dari Penyebaran Dan
Dampak Corona Virus Disease 2019.
36

melaksanakan kewajiban protokol kesehatan akan dikenakan sanksi

administratif berupa denda administratif sebesar Rp. 500.000.- (lima ratus

ribu rupiah).37 Dalam hal ini yang lebih berhak menangani hal ini ialah

Satgas Covid-19 karena mereka yang langsung melakukan swab dan

antigen kepada masyarakat serta bekerja sama dengan pihak Satpol PP.

Selanjutnya pada Pasal 27 menerangkan bahwa :

Setiap Pelaku Usaha, pengelola, penyelenggara atau penanggung


jawab tempat fasilitas umum yang tidak melaksanakan protokol
kesehatan dikenakan sanksi administratif sebagai berikut:
a. teguran tertulis dan sanksi denda administratif paling banyak Rp.
500.000, - (lima ratus ribu rupiah);
b. apabila sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak dipatuhi,
maka dilakukan penghentian sementara kegiatan selama 3 (tiga)
hari; dan
c. apabila setelah penghentian sementara sebagaimana dimaksud
pada huruf b, tidak dipatuhi maka dikenakan sanksi pencabutan izin
usaha dan/atau izin operasional.38

2.2.10 Surat Edaran Nomor 18/SE/SATGAS/2021 tentang Pedoman


Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level
IV di Kota Pekanbaru

Kebijakan PPKM ini keluar karena untuk mengatasi permasalahan

akan virus corona. Keadaan di Kota Pekanbaru semakin parah akibat

penyebaran dari virus corona yang semakin meluas terutama hingga ke

wilayah perbatasan Kota Pekanbaru. Maka dari itu dikeluarkannya Surat

37
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota
Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Perlindungan Masyarakat Dari Penyebaran Dan
Dampak Corona Virus Disease 2019.
38
Ibid.
37

Edaran nomor 18/SE/SATGAS/2021 tentang Pedoman Pemberlakuan

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV di Kota Pekanbaru.39

Adapun isi dari peraturan ini yang menjadi wewenang Satpol PP dalam

menjalankan tugas adalah :

Pada poin ke 3 huruf j yang menjelaskan bahwa fasilitas umum


(area publik, taman umum, tempat wisata umum dan area public
lainnya) dan tempat hiburan malam(Club malam, Diskotik, Rumah
Bilyar, PUB/KTV/ layanan Hiburan Fasilitas Hotel ditutup selama
penerapan PPKM level IV.40
Kemudian pada poin ke 4 menjelaskan bahwa :
a. warung/warteg, pedagang kaki lima dan sejenisnya diizinkan buka
tetapi dengan menerapkan prokes 3M menjaga jarak, mencuci
tangan dan memakai masker
b. Rumah makan dan kafe diperbolehkan makan ditempat (dine in)
tetapi dengan kapasitas pengunjung 25%
c. Restoran/rumah makan dan kafe dengan skala besar dilarang
makan ditempat (dine in) dan hanya boleh delivery.41

Selanjutnya pada poin ke 5 menjelaskan bahwa kegiatan pusat

perbelanjaan atau pusat perdagangan seperti mall dan sebagainya ditutup

kecuali untuk akses restoran, pasar swalayan, dan supermarket

diperbolehkan hingga pukul 20.00 WIB dengan kapasitas pengunjung

sebanyak 50%. Apabila melewati waktu yang ada dan kapasitas

pengunjung melebihi aturan yang telah ditetapkan akan diberikan sanksi.

Sanksi tersebut bisa teguran lisan, administrative, ataupun denda.

39
Surat Edaran Nomor 18/SE/SATGAS/2021.
40
Ibid.
41
Ibid.
38

Pada point ke 7 menerangkan bahwa tempat beribadah dibolehkan

buka dengan kapasitas maksimal 25% atau 30% saja dengan menerapkan

protokol kesehatan. Dalam pelaksanaan ibadah di rumah ibadah

masyarakat harus mengikuti ketentuan yang ada dengan prokes yaitu

memakai masker dan menjaga jarak. Pelaksaan ibadah yang dilakukan

masyarakat harus memerhatikan jarak untuk mencegah adanya penularan.

Kemudian pada poin ke 11 menjelaskan bahwa mengenai angkutan

umum. Untuk angkutan umum atau transportasi umum dibolehkan

beroperasi dengan kapasitas penumpang maksimal 70% dengan

menerapkan protokol kesehatan. Penumpang maupun supir atau

pengendara harus menggunakan masker. Untuk kapasitas penumpangnya

untuk roda 4 atau lebih tidak diperbolehkan penuh 100% dan harus

dikurangi kapasitasnya. Dan untuk akses transportasi atau angkutan umum

yang keluar masuk Kota Pekanbaru harus dilakukan pengecekan terlebih

dahulu terkait perjalanan yang dilakukan.

Selanjutnya pada poin ke 12 menjelaskan bahwa untuk pelaksanaan

resepsi pernikahan untuk sementara ditiadakan. Ini dikarenakan kegiatan

ini menyebabkan kerumunan yang dapat mempermudah penularan akan

Covid-19. Hal inilah yang menjadi payung hukum Kota Pekanbaru dalam

pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).


39

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah alur berfikir yang menjadi acuan dan

penuntun pada saat menganalisa masalah sampai kepada tahap metode

dan cara pemecahan masalah. Melihat dari latar belakang yang menjadi

permasalahan penelitian ini adalah kurang tertibnya masyarakat dalam

pelaksanaan akan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan

Masyarakat (PPKM).

Untuk itu pemerintah melakukan berbagai upaya agar masyarakat

mau mematuhi akan kebijakan tersebut dengan melalui himbauan kepada

masyarakat. Salain hal tersebut masyarakat untuk sementara mengurangi

mobilitas yang ada agar kebijakan akan PPKM berhasil. Dari penjelasan

tersebut peneliti memiliki kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Adapun

Kerangka tersebut adalah :


40

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

1. Perda No 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah


Kota Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Perlindungan
Masyarakat Dari Penyebaran Dan Dampak Corona Virus Disease 2019

2. Surat Edaran Nomor 18/SE/SATGAS/2021 tentang Pedoman


Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV di
Kota Pekanbaru

PENGAWASAN PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN


MASYARAKAT (PPKM)

Pengawasan :
1. Menetapkan standar
2. memonitor pelaksanaan
3.Membandingkan
Faktor 4.Melakukan tindakan Faktor
Penghambat Rahayu Relawati, (2012) Pendukung

Terwujudnya ketertiban akan Pemberlakuan


Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
agar menekan angka penularan covid-19
yang mampu menyebabkan kematian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian pada dasarnya bertujuan untuk

mengungkapkan landasan berpikir dalam proses penelitian ini. Disamping

itu juga sangat bermanfaat untuk mendeskripsikan langkah-langkah yang

dilakukan dalam mengungkapkan kebenaran melalui realita sosial

3.1 Pendekatan Penelitian

Pada dasarnya sebuah penelitian itu memiliki suatu pendekatan.

Pendekatan pada suatu penelitian berguna untuk mengumpulkan data yang

relevan dan mampu menjawab pertanyaan pada suatu penelitian.

Umumnya pendekatan penelitian terbagi menjadi 3 yaitu metode kualitatif,

motode kuantitatif, dan metode campuran. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan pendekatan penelitian dengan motode kulitatif menurut

Sugiyono yaitu :

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat


postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, Teknik pengumpulan
data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari generalisasi.42

Jika dilihat dari jenis penelitiannya, dari permasalahan yang ada

pada penelitian ini maka penulis menggunakan pola penelitian deskriptif.

42
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D).
Bandung : Alfabeta.
41
42

Jenis penelitian model ini menggunakan sebuah metode penelitian yang

memanfaatkan data yang yang diperoleh secara kualitatif dan kemudian

dijabarkan secara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif ini sering

digunakan untuk menganalisa suatu kejadian, fenomena, maupun keadaan

secara sosial. Menurut Sugiyono penelitian kualitatif deskriptif adalah

metode yang berdasarkan atau berpokok pada filsafat postpositivisme

(aliran memperbaiki kelemahan positivisme) yang biasanya dipergunakan

untuk meneliti dalam kondisi atau situasi objektif yang alamiah dimana

peneliti itu sendiri berperan sebagai instrumen kunci.43

Metode kualitatif dengan pendekatan secara induktif yang

digunakan dalam penelitian ini, sebagaimana yang dimaksud oleh

Sugiyono yaitu metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

akurat dan mendalam, serta suatu data yang mengandung makna. Metode

kualitatif juga secara signifikan dapat mempengaruhi sebstansi penelitian.

Artinya dalam hal ini bahwa metode kualitatif menyajikan secara langsung

hakikat hubungan antara peneliti dan informan, objek dan subjek

penelitian.44

Jadi pendekatan penelitian sangat berguna dalam penelitian agar

mempermudah suatu proses mengumpulkan data dan mendapatkan fakta

43
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D)
Bandung : Alfabeta.
44
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
43

yang ada kemudian dituangkan dalam penelitian ini. Data tersebut akan

disimpulkan dan memperoleh hasil yang menjadi tujuan pada penelitian ini.

3.2 Operasional Konsep

Pada dasarnya definisi operasional adalah sebagai rumusan

tentang ruang lingkup dan indikator-indikator suatu konsep yang menjadi

pokok pembahasan dalam penelitian.

Sedangkan menurut Sugiyono definisi operasional adalah

penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi

variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu

yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga

memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi

pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara

pengukuran konstrak yang lebih baik.45

Jadi dapat disimpulkan bahwa operasional merupakan definisi yang

didasarkan pada sifat-sifat variabel yang diteliti. Operasional memiliki sifat

rinci, spesifik dan pasti yang menggambarkan karakteristik dari variabel-

variabel penelitian serta poin-poin yang dirasa penting. Adapun

operasionalisasi konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:

45
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
44

Tabel 3.1

Operasional Konsep

Konsep Dimensi Sub Dimensi


(1) (2) (3)
Mobilitas

Menetapkan Tujuan Kerumunan

Protokol Kesehatan

Patroli
memonitor
Pengawasan Penertiban
(Relawati, 2012)
Pra
membandingkan
Pasca

Pelanggaran
Tindak koreksi
Tidak ada pelanggaran
Sumber : Rahayu Relawati, 2012

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat 4 dimensi yang

dimiliki oleh pengawasan yaitu menetapkan tujuan, memonitor,

membandingkan, dan tindak koreksi. Dari dimensi tersebut dapat dibagi lagi

menjadi sub dimensi yang kemudian sub dimensi tersebut memiliki ukuran

atau patokan sebagai tujuan tercapainya suatu dimensi tersebut.

3.3 Sumber Data dan Informan

3.3.1 Sumber Data

Sumber data adalah akar atau asal dari mana kita memperoleh

informasi. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa sumber data yang dimaksud

dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Pada
45

dasarnya sumber data dalam suatu peneliatian dibagi menjadi dua, yaitu

data primer dan data sekunder.46

1. Data Primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari pihak

pertama yaitu narasumber sebagai informan yang dilakukan

dengan cara wawancara kepada narasumber tersebut. Data primer

pada dasarnya digunakan untuk menjawab pertanyaan dari

penelitian ini. Penulis mengumpulkan data primer melalui

wawancara,observasi dan survey.

2. Data sekunder ialah data yang diperoleh secara tidak langsung

melalui perantara atau media (diperoleh pihak lain). Data sekunder

bisa diperoleh dari media yang sudah dipublishkan maupun yang

belum dipublishkan tetapi sudah diperoleh pihak lain terlebih

dahulu. Penulis memperoleh data sekunder dari media

elektronik, internet, dan juga dari kantor Satpol PP sendiri yang

sudah disusun.

3.3.2 Informan

Informan merupakan pihak atau orang yang terlibat dalam suatu

penelitian untuk membantu peneliti dalam suatu penelitian agar

memperoleh suatu informasi atau data. Menurut Sugiyono, Informan adalah

sebagai seseorang atau narasumber yang mempunyai informasi terkait

46
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Bina
Aksara.
46

obyek penelitian.47 Informan sebagai subyek dalam sebuah penlitian yang

memberikan informasi fenomena/permasalahan dalam penelitian.48

Dalam penelitian ini penulis menentukan informan secara

purposive yaitu menentukan informan terlebih dahulu untuk selanjutnya

dilakukan wawancara. Purposive digunakan untuk memilih serta

menentukan informan yang akan memberikan informasi dengan berbagai

pertimbangan. Pertimbangan yang dimaksud disini ialah orang yang

dianggap paling mengetahui dan memahami apa yang diinginkan serta

diharapkan. Ia merupakan orang yang paling menguasai sehingga akan

mempermudah peneliti dalam menjelajahi objek atau situasi sosial yang

akan diteliti.49

Purposive merupakan yang menjelaskan dimana pada awal

pengambilan sumber informasi jumlahnya hanya sadikit kemudian menjadi

membesar, hal ini disebabkan oleh sumber informasi yang sedikit tersebut

tidak mampu memberikan informasi yang akurat atau memuaskan, maka

mencari informan lain untuk di jadikan sebagai sumber informasi yang lebih

akurat.50 Adapun informan dalam penelitian ini yaitu :

47
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
48
Heryana, Ade. 2018. Informan Dan Pemilihan Informan Dalam Penelitian Kualitatif. Jakarta :
UEU.
49
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R \& D).
Bandung : Alfabeta.
50
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R \& D).
Bandung : Alfabeta.
47

Tabel 3.2

Informan Penelitian

NO INFORMAN JUMLAH KODE


(1) (2) (3) (4)

Kepala Satpol PP Kota


1 1 1.1
Pekanbaru
Kepala Bidang Operasi dan
2 1 1.2
Ketertiban Masyarakat

3 Bendahara 1 1.3
Kepala Seksi Ketertiban
4 Umum dan Ketentraman 1 1.4
Masyarakat
Anggota Satpol PP Kota
5 3 1.5
Pekanbaru
6 Masyarakat Kota Pekanbaru 10 1.6
Jumlah 17
Sumber : Penulis 2021

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Kepala Satpol PP Kota

Pekanbaru sebagai infroman penulis dengan kode 1.1. Dalam hal ini Kepala

Satpol PP disini yang penulis anggap paling tahu tentang kondisi yang ada

maka dari itu penulis menggunakan purpose sampling untuk Kepala Satpol

PP. Kemudian terdapat Kepala Bidang Operasi dan Ketertiban Umum

sebagai informan dengan kode yang penulis gunakan berupa 1.2.

Selanjutnya terdapat Kepala Sub Bagian umum yang sebagai informan

disini dengan kode 1.3. Terdapat juga Bendahara yang dalam hal ini

menangani data keuangan dari pelaksanaan pengawasan dengan kode

1.4. Kemudian terdapat Kepala Seksi Ketertiban Umum dan Ketentraman


48

Masyarakat dengan kode 1.5. Anggota Satpol PP juga merupakan sebagai

informan penulis dalam memperoleh data dengan kode 1.6. Selain itu

terdapat masyarakat yang menjadi informan penulis dalam hal ini sebagai

narasumber untuk penulis memperoleh data. Masyarakat dalam hal ini

memiliki informasi yang berbeda beda maka penulis menggunakan

snowball sampling karena data yang disampaikannya tersebut berubah-

ubah. Masyarakat memiliki kode 1.7, kode disini sebagai tanda agar

mempermudah penulis dalam pengumpulan data maupun wawancara.

Dalam hal ini masyarakat yang penulis jadikan patokan sebagai informan

ialah masyarakat pedagang kaki lima yang berjualan dikawasan area

Masjid Agung An-Nur yang bertepat di Jl. Hangtuah Ujung Kota Pekanbaru

dan pada Kawasan Jl. Arifin Ahmad Kota Pekanbaru. Informan disini

membantu penulis dalam pengumpulan data dan fakta yang ada.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat atau benda yang digunakan untuk melakukan

penelitian agar mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian

sehingga menghasilkan penelitian yang maksimal. Menurut Sugiyono

Instrumen penelitian adalah suatu alatpengumpul datayang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.51 Maka dari

itu, penggunaan instrumen penelitian ini untuk mencari data atau informasi

yang mendetail terkait suatu permasalahan ataupun fenomena yang terjadi.

51
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
49

Dalam penelitian ini terdapat unsur-unsur penting yang menjadi

instrument pada penelitian ini. Istrumen pada suatu penelitian disini bisa

berupa subyek ataupun obyek. Pada penelitian ini yang menjadi instrument

itu sendiri berupa diri penulis sendiri dimana penulis yang berperan

melakukan segala kegiatan penelitian mulai dari pengumpulan data,

wawancara, observasi dan menyimpulkan data data tersebut dalam

penelitian ini.

Selain itu yang menjadi instrument ialah berupa benda yang penulis

gunakan dalam tahap melakukan penelitian. Benda disini yang penulis

gunakan berupa handphone dimana penulis melakukan perekam suara

atau audio serta mendokumentasi kegiatan penelitian ini berupa bentuk

gambar atau foto.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pengumpulan suatu infomasi atau

data yang diperoleh untuk dikumpulkan dan sangat dibutuhkan pada suatu

penelitian. Pengumpulan data ini memperoleh data sesuai fakta yang ada

dan terjadi dilapangan. Ada terdapat banyak sekali teknik dalam

pengumpulan data. Menurut Sugiyono teknik pengumpulan data dibagi atas

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik pengumpulan data menurut Sugiyono. Teknik ini

dapat dijelaskan bahwa :


50

1. Observasi merupakan cara yang dilakukan dengan terjun langsung

ke lokasi yang ada melalui pemantauan untuk mengetahui secara

langsung bagaimana permasalahan dan fenomena yang terjadi di

lapangan.

2. Wawancara ialah teknik yang di gunakan untuk bertanya serta

berdiskusi langsung dengan informan terkait pertanyaan

pertanyaan yang dimiliki untuk menjawab permasalahan yang ada

pada suatu penelitian. Wawancara sangat penting dilakukan agar

data yang diperoleh sesuai dan akurat.

3. Dokumentasi adalah pencatatan peristiwa atau kejadian yang

dilakukan dengan cara memvideo, mengambil gambar ataupun

mencatat dalam bentuk tulisan akan peristiwa tersebut.

Dokumentasi juga bisa diperoleh dari catatan peristiwa yang telah

berlalu yang dilakukan oleh pihak lain.52

Dari penjelasan yang terlah dijelaskan di atas penulis dalam hal ini

menggunakan observasi secara partisipatif aktif dengan cara berpartisipasi

langsung dalam giat pengawasan bersama Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Pekanbaru. Dalam wawancara penulis menggunakan wawancara

secara semi tersetruktur dimana wawancara tersebut lebih terbuka tetapi

tetap pada ruang lingkup wawancara secara keseluruhan. Kemudian pada

52
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R \& D).
Bandung : Alfabeta.
51

Dokumentasi penulis melakukannya dengan cara mengambil gambar baik

pada saat wawancara maupun saat peristiwa berlangsung serta mencatat

hal penting pada saat pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM) berlangsung.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam hal ini teknik analisis data merupakan cara atau langkah

yang digunakan untuk menganalisis data yang dimiliki sehingga

menghasilkan kesimpulan yang dapat memecahkan suatu permasalahan

yang ada pada penelitian. Teknik analisis data juga dapat disimpulakn

sebagai proses untuk menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari

pengumpulan data baik secara wawancara, observasi maupun studi

dokumen agar menghasilkan kesimpulan yang mampu untuk dipahami diri

sendiri maupun orang lain.

Menurut Sugiyono ada beberapa cara untuk melakukan teknik

analisis data yaitu :

1. Reduksi data merupakan merangkum dan mimilih hal pokok yang

menjadi inti atau poin yang sangat penting untuk dibuat polanya

agar mudah dipahami. Dengan demikian data yang dirangkum

tersebut dapat mamberi gambaran yang jelas bagi peneliti

2. Penyajian data merupakan data yang terorganisir dan juga tersusun

dalam suatu pola hubungan sehingga akan menjadi semakin

mudah untuk dipahami. Dalam penyajian data biasa bisa berupa


52

uraian singkat, hubungan kategori, maupun bagan. Tetapi yang

paling sering digunakan penyajian datanya pada penelitian kualitatif

berupa teks yang bersifat naratif.

3. Menarik kesimpulan merupakan hasil yang ditemukan dari suatu

permasalahan yang ada pada suatu penelitian. Dalam penelitian

kualitatif isi yang terdapat pada penarikan kesimpulan tersebut

berupa temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

tersebut bisa berupa gambar ataupun deskripsi suatu obyek yang

belum jelas sehingga akan menjadi jelas setelah dilakukan

penelitian.53

3.7 Jadwal dari Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini terdapat jadwal pelaksanaan penelitian dan juga

lokasi penelitian. Untuk jadwal penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan

kalender akademik yang telah ditetapkan oleh Institut Pemerintahan Dalam

Negeri tahun ajaran 2021/2022. Adapun jadwal penelitian ini yaitu :

53
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
53

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei


1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3
N Kegiatan
o

2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
1 Bimbingan
usulan
penelitian
2 Pendaftaran
usulan
penelitian
3 Seminar
usulan
penelitian
4 Pembekalan
penelitian dan
plagiasi
5 Pelaksanaan
penelitian
6 Bimbingan
skripsi
7 Penggandaan
pengumpulan
pendaftaran
naskah skripsi
8 Ujian
skripsi
Sumber : Kalender Akademik IPDN 2021

Tabel tersebut merupakan jadwal pelaksanaan penelitian yang

penulis lakukan. Untuk lokasi penelitian, Penulis mengambil lokasi di Kantor

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru tepatnya di

Provinsi Riau.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kota Pekanbaru

Gambaran umum lokasi adalah suatu kondisi yang

menggambarkan tentang keadaan dan letak geografis dari Kota

Pekanbaru, keadaan penduduk, keadaan sosial ekonomi, keadaan sosial

budaya termasuk didalamnya kehidupan beragama masyarakat dan

perkembangan pembangunan yang ada di Kota Pekanbaru. Keadaan

tersebut besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan

dalam kehidupan masyarakat. Gambaran umum suatu kota, menunjukkan

potensi-potensi yang ada di wilayah kota bersangkutan, untuk kemudian

dikelola dan dikembangkan serta dimanfaatkan guna mensejahterakan

masyarakat dan keberhasilan pembangunan di wilayah tersebut.

Kota Pekanbaru dalam bahasa Melayu dapat diartikan sebagai

pasar, sehingga Pekanbaru bermakna sebuah pasar baru. Menurut

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 Pekanbaru terdiri dari 15

kecamatan, yaitu Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Sail, Kecamatan

Tenayan Raya, Kecamatan Rumbai, Kecamatan Rumbai Barat, Kecamatan

Limapuluh, Kecamatan Tampan, Kecamatan Senapelan, Kecamatan

Marpoyan Damai, Kecamatan Pekanbaru Kota, Kecamatan Sukajadi,

Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Tuah Madani, Kecamatan Kulim dan

Kecamatan Rumbai Timur.


54
55

4.1.1.1 Kondisi Geografi

Kota Pekanbaru terletak antara 101 o 14o – 101o 34o Bujur Timur

dan 0025o- 0o 45o Lintang Utara dan dengan ketinggian dari permukaan laut

berkisar 50 meter.54 Permukiman wilayah bagian utara landai dan

bergelombang dengan ketinggian berkisar 5 sampai dengan 11 meter

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987 tanggal 7

September 1987 Daerah Kota Pekanbaru diperluas dari 62.96 Km2 menjadi

444.50 Km2 terdiri dari 6 Kecamatan dan 45 Kelurahan/Desa, dan pada saat

itu sebutan Pekanbaru masih kotamadya Pekanbaru.55 Dari hasil

pengukuran/pematokan dilapangan oleh BPN Propinsi Riau maka

ditetapkan luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632.26 Km2.56 Dengan

meningkatnya kegiatan pembangunan menyebabkan meningkatnya

kegiatan penduduk disegala bidang yang pada akhirnya meningkat pula

tuntunan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan fasilitas dan

utilitas perkotaan serta kebutuhan lainnya. Untuk lebih terciptanya tertib

pemerintahan dan pembinaan wilayah yang cukup luas, maka dibentuklah

Kecamatan baru dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 tentang

54
https://www.pekanbaru.go.id/p/menu/profil-kota/wilayah-geografis. Wilayah Geografis -
Pekanbaru.Go.Id. Rabu, 30 Maret 2022.
55
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987 Tentang Perubahan Wilayah Kotamadya Daerah
Tingkat II Pekanbaru Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Kampar.
56
https://www.pekanbaru.go.id/p/menu/profil-kota/wilayah-geografis Wilayah Geografis -
Pekanbaru.Go.Id.Rabu, 30 Maret 2022.
56

Pembentukan Kecamatan yang menjelaskan Kota Pekanbaru menjadi 15

Kecamatan.57

Batas Wilayah adalah garis/sisi atau sempadan pemisah antara

dua buah daerah atau permukaan bumi dalam kaitannya dengan

administrasi pemerintah, lingkungan, perairan, sungai dan bidang lainnya.

Adapun Kota Pekanbaru berbatas dengan daerah Kabupaten/Kota :

Tabel 4.1

Batas Kota Pekanbaru

NO Batas Kabupaten/Kota
1 Bagian barat Kabupaten Kampar
2 Bagian timur Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak
3 Bagian utara Kabupaten Kampara dan Kabupaten Siak
4 Bagian selatan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kampar
Sumber : pekanbaru.go.id 2021

4.1.1.2 Kondisi Demografi

Gambar 4.1
Peta Administrasi Kota Pekanbaru Provinsi Riau

Sumber : pekanbaru.go.id 2021

57
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Pembentukan Kecamatan.
57

Kota Pekanbaru dengan luas wilayah 632,26 km2 didiami penduduk

sebanyak 1.202.899 jiwa.58 Jumlah penduduk Kota Pekanbaru ini tersebar

di 15 (lima belas) kecamatan yaitu Kecamatan Sukajadi, Kecamatan

Pekanbaru Kota, Kecamatan Sail, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan

Senapelan, Kecamatan Rumbai, Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan

Tampan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kecamatan Tenayan Raya,

Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Rumbai Barat, Kecamatan Kulim,

Kecamatan Tuah Madani dan Kecamatan Rumbai Timur. Dari tabel 4.2

terlihat bahwa jumlah penduduk yang terbanyak terdapat pada Kecamatan

Tampan yaitu 156.159 jiwa sedangkan untuk Kecamatan Sail merupakan

penduduk yang terkecil di Kota Pekanbaru yaitu dengan 20.384 jiwa. Kota

Pekanbaru tergolong kota yang padat, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2

dibawah ini :

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Kota


Pekanbaru

Jumlah Penduduk Luas Wilayah


No Kecamatan Kelurahan RW RT
(jiwa) ( Km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 SUKAJADI 7 38 147 42, 852 3.76
PEKANBARU
2 6 40 124 22, 604 2. 26
KOTA
3 SAIL 3 18 76 20, 384 3. 26
4 LIMA PULUH 5 30 122 38, 613 4. 04
5 SENAPELAN 6 42 148 35, 357 6. 65
6 RUMBAI 5 50 205 70, 488 128. 85

58
https://pekanbarukota.bps.go.id/indicator/12/36/1/jumlah-penduduk-menurut-kecamatan-
dan-jenis-kelamin-di-kota-pekanbaru.html. Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru. Kamis, 31
Maret 2022
58

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


7 BUKIT RAYA 4 56 236 93, 478 22. 05
8 TAMPAN 4 71 424 156, 159 20. 49
MARPOYAN
9 5 72 314 127, 600 29. 74
RAMAI
10 TENAYAN RAYA 4 93 386 134, 395 103. 81
11 PAYUNG SEKAKI 4 39 179 96, 296 43. 24
12 RUMBAI BARAT 6 68 288 70, 488 76. 16
13 TUAH MADANI 5 87 370 131, 436 39. 32
14 KULIM 5 68 237 139, 086 67. 46
15 RUMBAI TIMUR 5 45 161 23, 663 81. 17
TOTAL 74 817 3.417 1.202.899 632,26
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pekanbaru
2021
4.1.1.3 Kondisi Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi secara luas di Kota Pekanbaru dapat dilihat

dari angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Perkembangan angka

nilai dari PDRB adalah salah satu dari sekian banyak indikator yang mampu

dijadikan tolak ukur untuk menilai kesuksesan pengembangan suatu

daerah, maksudnya adalah pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru mampu

dilihat dari perkembangan nilai PDRB. Sebaliknya, inflasi adalah angka

yang dijadikan sebagai alat perbandingan yang dekat hubungannya dengan

pertumbuhan ekonomi di daerah. Tabel di bawah ini mampu mencermikan

pertumbuhan ekonomi dan angka inflasi di Kota Pekanbaru dari tahun 2016

– 2021.

Tabel 4.3

Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Pekanbaru Tahun 2016-2021

Tahun Pertumbuhan Inflasi (%)


Ekonomi (%)
(1) (2) (3)
2016 10,15 6,32
2017 9,89 7,53
59

(1) (2) (3)


2018 9,05 9,02
2019 8,81 1,94
2020 8,98 6,80
2021 9.01 1,87
Rata-rata 9,31 5,58
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru, 2021

Untuk level se-provinsi, Kota Pekanbaru adalah penyalur terbesar

dalam pembentukan PDRB provinsi Riau. Hal ini dinilai wajar karena Kota

Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau yang tentu saja memiliki

aktivitas ekonomi yang cukup tinggi dan dikenal sebagai pusat penyedia

jasa dan barang.

4.1.1.4 Kondisi Sosial Budaya

Keadaan sosial budaya masyarakat Kota Pekanbaru pada

umumnya tidak terlepas dari nilai-nilai budaya yang dianut secara umum

oleh masyarakat Kota Pekanbaru yaitu adat Melayu. Seperti yang kita

ketahui bahwa adat melayu telah dikenal oleh seluruh kalangan masyarakat

dengan musik melayu yang kental akan makna serta nasihat-nasihat

kepada siapa saja yang mendengarkannya. Warisan leluhur ini merupakan

aset yang harus dijaga agar dapat diteruskan dimasa yang akan datang,

dan juga bahasa Indonesia sendiri berasal dari bahasa Melayu.

Agama Islam merupakan salah satu agama yang dominan dianut

oleh masyarakat Kota Pekanbaru, sementara pemeluk agama Kristen,

Buddha, Katolik, dan Hindu juga terdapat di kota ini. Data yang dikumpulkan

Kementerian Agama menunjukkan bahwa pada tahun 2018 di Kota


60

Pekanbaru terdapat masjid dan gereja. Berikut ini adalah persentase

agama yang ada di Kota Pekanbaru pada tahun 2021 sebagai berikut :

Tabel 4.4
Persentase Agama di Kota Pekanbaru Tahun 2021
No Agama Persentase
(1) (2) (3)
1 Islam 84,30%
Kristen
2 10,04%
Protestan
3 Katolik 1,49%
4 Hindu 0,03%
5 Budha 4,13%
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru 2021

Dapat dilihat dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa agama

islam memiliki populasi sebesar 84,30%, Khatolik 1,49%, Protestan

10,04%, Hindu 0,3%, dan budha 4,13%. Kota Pekanbaru adalah kota

dengan ratio jumlah penduduk di level provinsi Riau. Etnis Melayu termasuk

masyarakat dengan jumlah tertinggi sekitar 26,10% dari seluruh penduduk

kota.59 Pada umumnya masyarakat ini berprofesi sebagai pedagang dan

telah menempatkan Bahasa Melayu sebagai Bahasa kedua selain Bahasa

Minang dan Bahasa Indonesia. Selain itu, roda ekonomi di Kota Pekanbaru

juga didominasi oleh etnis Tionghoa. Sejumlah perkebunan luas dan

perusahaan impor-ekspor banyak dimiliki oleh pengusaha yang beretnis

tionghoa. Sementara etnis minang, jawa dan batak memiliki angka yang

cukup dominan sebagai penduduk di kota ini.

59
https://ms.wikipedia.org/wiki/Pekanbaru. Pekanbaru. Rabu, 30 Maret 2022
61

4.1.1.5 Visi dan Misi Kota Pekanbaru

Visi Kota Pekanbaru 2021 sesuai Peraturan Daerah Kota

Pekanbaru Nomor 1 Tahun 2001 adalah “ Terwujudnya Kota Pekanbaru

sebagai pusat perdagangan dan jasa, pendidikan serta pusat

kebudayaan Melayu, menuju masyarakat sejahtera berlandasan iman

dan taqwa.” Untuk percepatan pencapaian Visi Kota Pekanbaru 2021

dimaksud, Walikota dan Wakil WaliKota Pekanbaru terpilih periode 2017-

2022, menetapkan Visi Antara untuk lima (5) tahun kepemimpinannya, yaitu

: “Terwujudnya Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan yang Madani “.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan Misi Kota

Pekanbaru yaitu:

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang

memiliki kompetisi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa

serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional maupun

internasional.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui

peningkatan kemampuan keterampilan tenaga kerja,

pembangunan kesehatan, kependudukan dan keluarga

sejahtera.

3. Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat

dan ber-Marwah yang menjalankan kehidupan beragama,

memiliki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa membedakan

satu dengan yang lainnya serta hidup dalam rukun dan damai.
62

4. Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana jalan, air

bersih, energi listrik, penanganan limbah yang sesuai dengan

kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan

industri, pariwisata serta daerah pinggiran kota.

5. Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang

efektif dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan

pembangunan yang berkelanjutan.

6. Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan

meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa

dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan

fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif.

4.1.2 Gambaran Umum Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Pekanbaru

4.1.2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Secara umum menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun

2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas yaitu untuk

menegakan perda dan perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan

ketentraman, serta serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat.

Selain itu dalam pelaksanaan tugas tersebut Satpol PP juga memiliki fungsi

lain yaitu sebagai

1. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau badan hukum

atas pelaksanaan Perda dan Perkada


63

2. Penyusunan program, pelaksanaan kebijakan, serta

pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Perkada

Struktur Organisasi merupakan suatu garis hirarki yang

mendeskripsikan berbagai komponen yang ada pada suatu organisasi dan

memiliki tugas serta fungsi masing masing dalam pelaksanaan tugas. Pada

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru memiliki juga yang

namanya struktur organisasi. Struktur Organisasi ini terdiri dari :


64

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja

KEPALA SATUAN

IWAN SIMATUPANG AP, S.Sos, M.Si

SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL PINAYUNGAN, Sm,Hk

SUBBAG UMUM SUBBAG SUBBAG


KEUANGAN PROGRAM
JOHANNES SUPREDO
SINAGA RUMAPEA, S.STP
MARIA ULFA, SH Drh. HAMRIA

BID. PENEGAKAN PERUNDANG BIDANG OPERASI DAN BIDANG PENGEMBANGAN BID. PENYELENGGARAAN
UNDANGAN DAERAH KETERTIBAN MASYARAKAT SUMBER DAYA PERLINDUNGAN MASYARAKAT

FAKHRUDIN, SP REZA AULIA PUTRA, S.IP, M.Si DESHERIYANTO, S.STP, M.Si YENDRI DONI, S.Sos

SEKSI PENGAWASAN DAN SEKSI KETERTIBAN UMUM DAN SEKSI PELATIHAN DASAR SEKSI PERLINDUNGAN
KETENTRAMAN MASYARAKAT
TINDAK INTERNAL MASYARAKAT

RIFANSYAH REZA, SH REZATUL HELMI, S.STP ALFA ARIANDI ANWAR, S.STP SITI HAJAR ABSARI, SE

SEKSI PENYELIDIKAN DAN SEKSI KERJA SAMA SEKSI SARANA DAN SEKSI BINA POTENSI
PENYIDIKAN PRASARANA MASYARAKAT

HENDRI ZAINUDDIN, S.E RAWINTO, SE ASIFUDDIN, SH TENGKU MARDIANA M.Pd

SEKSI PEMBINAAN DAN SEKSI PENGAMANAN DAN SEKSI PENCEGAHAN DAN


PENYULUHAN DALMAS KESIAPSIAGAAN
FENDRA MONAS, S.A.P DEDI MULYONO, S.Sos BASRI

UPTS

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru Tahun 2021


65

Berdasarkan Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja yang

paling berperan besar dan memiliki wewenang yang lebih dalam hal ini ialah

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja karena ia memiliki tugas :

a. perencanaan dan perumusan kebijakan bidang satuan polisi

pamong praja dan perlindungan masyarakat.

b. penyusunan dan pelaksanaan program pelaksanaan penegakkan

Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota, penyelenggaraan

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan

masyarakat.

c. pelaksanaan pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau

badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakan Peraturan

Daerah dan Peraturan Walikota.

Selain Kepala Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki peran

besar juga terhadap pengawasan dan giat lapangan dalam hal ini ialah

Kepala Bidang Operasi dan Ketertiban Masyarakat yang memiliki tugas

sebagai berikut :

a. penyelenggaraan pelaksanaan operasi dan pengendalian dalam

penegakan peraturan perundang-undangan daerah.

b. pengumpulan, pengolahan data dan informasi, inventarisasi

permasalahan serta pelaksanan pemecahan permasalahan yang

berkaitan dengan ketertiban urnurn dan ketentraman masyarakat.

c. pelaksanaan tugas pengamanan dan pemeliharaan ketertiban

umum dan ketentraman masyarakat


66

Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa Satuan Polisi

Pamong Praja memiliki peran penting dalam pelaksanaan perlindungan

masyarakat, penegakan Perda dan Perkada serta penyelenggaran

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Hal ini dibutuhkan untuk

menciptakan keteraturan dalam lingkungan Kota Pekanbaru sendiri serta

pemberian perlindangan kepada masyarakat.

4.1.2.2 Sarana dan Prasarana

Sarana merupakan segala sesuatu barang atau benda yang

digunakan demi suatu kegiatan atau aktifitas untuk suatu tujuan. Sarana

sendiri di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru digunakan

dalam berbagai giat giat pelaksanaan tugas Satpol PP sendiri. Selain itu

juga sarana disini mampu mempermudah baik pegawai maupun karyawan

yang dalam mengerjakan suatu pekerjaan maupun tugas yang dimiliki.

Selain sarana juga memiliki prasana, dalam hal ini prasarana disini

merupakan suatu penunjang utama dalam penyelenggaraan suatu proses.

Dalam hal ini Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru sendiri memiliki

sarana dan prasarana yang dimiliki dalam melakukan pengawasan

terhadap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) antara

lain :
67

Tabel 4.5

Sarana Satpol PP Kota Pekanbaru

No Barang Spesifikasi Jumlah Total


(1) (2) (3) (4) (5)

1 Mini bus Toyota 1 1


2 Truck Mitsubishi 2
3
isuzu 1
3 Pick up Toyota 1781 2
Toyota 9
Mitsubishi 2 15
isuzu 1
chevrolet 1
No Barang Spesifikasi Jumlah Total
4 Sepeda Motor Honda 124.8 4
Honda 10 15
Yamaha 1
Total 34
Sumber : Kasubag Umum Satpol PP Kota Pekanbaru

Dari data pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Pekanbaru memiliki sarana dan prasarana sebagai

penunjang tugas yang berupa 1 mini bus, 3 truck, mobil pick up sebanyak

15 dan sepeda motor sebanyak 15. Dari data diatas Satpol PP Kota

Pekanbaru memiliki total 34 kendaraan sebagai sarana dan prasana dalam

pelaksanaan tugas agar mempermudah dalam melakukan pengawasan

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).


68

Selain sarana Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga

memiliki prasarana sebagai pendukung dalam pelaksanaan tugas yang

dilakukan oleh pihak Satpol PP sendiri. Adapun prasarana yang dimiliki

ialah :

Tabel 4.6

Prasarana Satuan Polisi Pamong Praja

No Barang Jumlah
(1) (2) (3)
1 Kamera elektronik 6
2 Printer 5
3 Laptop 7
4 Mesin absensi 1
5 Komputer 10
Total 29
Sumber : Kepala Sub Bagian Umum Satpol PP Kota Pekanbaru

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Pekanbaru memiliki kamera elektronik yang berjumlah 6, printer

yang berjumlah 5, laptop yang berjumlah 7, kemudian mesin absensi yang

bejumlah 1, dan computer yang berjumlah 10. Prasarana ini merupakan

suatu benda atau alat yang digunakan Satpol PP dalam pelaksanaan

tugasnya sehingga mempermudah dalam pekerjaanya tersebut

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

(PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru Provinsi Riau diperoleh setelah

peneliti terjun langsung ke lapangan memantau situasi dan kondisi yang


69

ada dilapangan serta mendapatkan data dari Kantor Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Pekanbaru dan juga dari hasil wawancara yang diperoleh

langsung dari informan. Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti

kemudian menganalisisnya dengan melakukan reduksi data agar mudah

dipahami untuk kemudian disajikan dalam penulisan penelitian ini agar

dapat diambil suatu penarikan kesimpulan.

4.2.1 Pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

(PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru.

4.2.1.1 Menetapkan Tujuan

Dalam hal ini menetapkan tujuan merupakan patokan awal atau

standar sebelum dilakukannya suatu pengawasan. Dalam pelaksanaan

pengawasan perlu adanya suatu target atau acuan agar suatu target itu

dapat tercapai tujuannya. Selain itu menetapkan tujuan juga berguna

sebagai persiapan akan strategi atau langkah yang akan diambil sebelum

dilakukannya suatu pengawasan yang akan dilakukan agar pengawasan

tersebut dapat berjalan secara optimal. Pengawasan yang dilakukan oleh

Satpol PP Kota Pekanbaru sendiri terhadap Pemberlakuan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat (PPKM) memiliki 3 target yaitu mobilitas, kerumunan

dan protokol kesehatan.

1. Mobilitas

Tingginya tingkat aktifitas masyarakat baik yang ada di Kota

Pekanbaru maupun masyarakat luar yang masuk ke wilayah Kota

Pekanbaru menjadi pemicu utama akan penyebaran Covid-19. Aktifitas


70

hulu hilir warga saat melakukan perpindahan sangat rawan sekali bagi

warga akan terkena penyebaran virus corona yang berdampak buruk bagi

kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru seperti halnya masuknya warga

dari provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, dll ke Kota

Pekanbaru. Bukan akan hal itu saja setiap warga Kota Pekanbaru yang

keluar wilayah kemudian masuk kembali juga merupakan faktor penyebab

akan penyebaran virus tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang

penulis lakukan dengan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Pekanbaru yaitu Bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si, beliau

menjelaskan bahwa :

untuk mencegah akan penyebaran virus corona kita melakukan


langkah berupa pembatasan mobilitas pada masyarakat dengan
cara menutup beberapa akses jalan sehingga masyarakat tidak
bisa lalu Lalang dan berkeliaran. Pembatasan mobilitas masyarakat
ini bertujuan sebagai langkah untuk pencegahan akan penyebaran
Covid-19.60

Dari akan rawannya penyebaran virus ini, mobilitas ditetapkan oleh

pihak Satuan Polisi Pamong Praja sebagai sasaran atau tujuan dari

dilakukannya pengawasan terhadap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM) agar menurunkan aktifitas perpindahan yang terjadi

pada masyarakat.

Wilayah yang terkena zona merah seperti Kecamatan Tampan,

Bukit Raya dan Marpoyan Damai menjadi target utama akan pencegahan

mobilitas yang terjadi pada masyarakat karena ini disebabkan wilayah

60
Wawancara dengan Bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si, Senin, 3 Januari 2022 di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja
71

tersebut merupakan zona merah atau zona darurat yang tingkat

penyebaran Covid-19 sangat tinggi. Langkah yang dilakukan Satpol PP

Kota Pekanbaru sendiri terhadap pencegahan mobilitas ini dengan cara

melakukan penyekatan pada jalan diwilayah yang rawan atau zona darurat.

Hal ini dilakukan agar warga yang berada tetap di zona darurat tersebut

tidak melakukan kontak langsung dengan pihak luar dan juga sebagai

bentuk isolasi wilayah serta masyarakat luar wilayah zona merah tidak

memasuki zona darurat tersebut agar mencegah penyebaran akan virus

corona ini. Untuk melakukan giat pembatasan mobilitas yang ada pada

masyarakat pihak Satpol PP sendiri tidak bekerja seorang diri. Dalam hal

tersebut Satol PP Kota Pekanbaru bekerja sama dengan Polri dan juga

dengan Dishub Kota Pekanbaru. Bentuk kerja sama ini merupakan langkah

untuk mengoptimalisasikan pembatasan mobilitas pada masyarakat

dengan dilakukannya penyekatan pada beberapa wilayah dan juga jalan.

Adapun penyekatan yang ditargetkan sebagai berikut :


72

Gambar 4.2

Jalur Penyekatan Kota Pekanbaru

Sumber : Satpol PP Kota Pekanbaru Tahun 2021

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa ada beberapa titik pada

bagian jalan yang dilakukan penutupan jalan seperti pada area Masjid An-

nur yang berada pada jalan hangtuah ujung, area Ramayana yang berada

pada jalan Sudirman, kemudian area Polda Riau yang berada pada jalan

Pattimura. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Pekanbaru yaitu bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos,

M.Si, beliau mengatakan bahwa :

rencana yang kita susun untuk melakukan penyekatan pada


beberapa area jalan ini bertujuan untuk menutup akses masyarakat
agar masyarakat tidak memasuki area zona merah untuk
mencegah penyebaran akan virus corona sehingga penutupan
jalan ini membuat masyarakat memutar untuk melewati jalan yang
73

jauh dan akhirnya ini bisa menimbulkan masyarakat malas untuk


keluar akibat terlalu jauh memutar mumutar akibat penutupan jalan
tersebut. Untuk penutupan akses jalan ini, kita pihak Satpol PP Kota
Pekanbaru bekerja sama juga dengan Dinas Perhubungan dan
Polri.61

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

penyekatan pada jalan ini bertujuan untuk menutup akses masyarakat

sebagai langkah untuk pencegahan penyebaran virus corona. Satpol PP

Kota Pekanbaru dalam melakukan pembatasan mobilitas ini juga bekerja

sama dengan Dinas Perhubungan dan juga dari pihak Kepolisian. Ini

merupakan langkah yang sangat strategis dalam melakukan penekanan

terhadap mobiitas masyarakat. Selain area tersebut ada juga wilayah lain

yang dilakukan penyekatan di Kota Pekanbaru yaitu :

- Jalan Ahmad Yani - Jalan Kh.Wahid Hasyim

- Jalan Jend.Sudirman - Jalan Tengku Zainal

- Jalan Pangeran Hidayat - Jalan Hasim Asyari

- Jalan Cokroaminoto - Jalan Gatot Subroto

- Jalan Kartini hingga dibawah flyover Imam Munandar62.

Area jalan seperti yang ada pada poin tersebut merupakan area jalan yang

terdapat pada dalam Kota Pekanbaru. Kemudian untuk area perbatasan

yang ada di Kota Pekanbaru juga terdapat pembatasan juga untuk

61
Wawancara dengan bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si. Senin, 3 Januari 2022 di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja.
62
https://news.detik.com/berita/d-5631169/tekan-mobilitas-warga-15-jalan-di-pekanbaru-
disekat-mulai-pukul-2200-wib. Tekan Mobilitas Warga, 15 Jalan Di Pekanbaru Disekat Mulai Pukul
22.00 WIB. Kamis, 3 Maret 2022.
74

menutup akses masuk pihak luar yang ingin masuk ke wilayah Kota

Pekanbaru. Adapun area tersebut ialah :

 Simpang Bingung, Jalan Yos Sudarso, Rumbai (Lintas Pekanbaru-

dumai)

 Jalan KH.Nasution (Lintas Pekanbaru-Kuansing)

 Simpang Garuda Sakti, Jalan HR.Soebrantas (Lintas Pekanbaru-

Sumatera Barat)

 Jalan Lintas Timur Km 22 (Lintas Pekanbaru-Pelalawan)

 Km 4 Jalan Garuda Sakti (Lintas Pekanbaru-Tapung)

Bukan berupa penyekatan pada daerah perbatasan saja tetapi di

area perbatasan Kota Pekanbaru sendiri telah dibangun posko

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bertujuan untuk

memantau situasi dan kondisi yang ada pada area perbatasan. Dalam hal

ini Satpol PP yang bertugas piket pada posko PPKM tersebut memiliki

wewenang untuk memberi tindakan bagi siapa saja yang melanggar

ketentuan PPKM yang berlaku baik itu berupa sanksi administratif maupun

sanksi sosial tindak. Akses gerbang pintu masuk wilayah merupakan kunci

utama yang harus dijaga karena jika terdapat penambahan akan kasus

virus corona tersebut maka salah satu faktornya penyebabnya ialah hal

tersebut.

2. Kerumunan

Dalam hal ini kerumunan merupakan suatu perkumpulan yang

diakibatkan oleh suatu kepentingan tertentu sehingga terbentuklah suatu


75

kerumunan. Pada saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

(PPKM) berlaku sesuai dengan Surat Edaran nomor 18/SE/SATGAS/2021

tentang Pedoman Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

(PPKM) level IV di Kota Pekanbaru yang telah ditetapkan oleh Walikota

Pekanbaru Bapak Firdaus, ST, MT. melarang adanya kegiatan

perkumpulan kalayak ramai seperti perkumpulan di taman atau wisata

umum, hiburan malam, konser, dll. Hal ini dikarenakan dapat memicu akan

mudahnya penyebaran akan virus corona. Melalui perkumpulan massa

yang terjadi baik disengaja maupun tidak disengaja tanpa sadar dapat

menyebarkan virus tersebut.

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan bersama dengan

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru yaitu bapak Iwan

Simatupang AP, S.Sos, M.Si, beliau menjelaskan bahwa:

tujuan kita menargetkan kerumunan sebagai target bertujuan untuk


kita lakukan tindak lanjut agar kita melakukan pembubaran
terhadap kerumunan tersebut sehingga dapat menjadi pemutus
mata rantai dari penyebaran Covid-19. Kemudian untuk kerumunan
ini harus kita pantau selalu dan diawasi karena jika sedikit aja
lengah ini berbahaya bagi masyarakat Kota Pekanbaru63

Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa kerumunan

merupakan target dari Satpol PP untuk dilakukan pembubaran agar dapat

memutuskan mata rantai dari penyebaran virus corona. Untuk kerumunan

ini yang terjadi bisa dibilang hampir setiap pekan ada, hal ini dikarenakan

63
Wawancara dengan bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si. Senin, 3 Januari 2022 di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja
76

faktor faktor kepentingan tertentu yang dimiliki individu seperti pesta

pernikahan yang dilaksanakan dan mengundang masyarakat maupun

pihak keluarga ini juga merupakan pemicu kerumunan yang dapat memberi

efek buruk bagi masyarakat.

Untuk pengendalian terhadap kerumunan Satpol PP Kota

Pekanbaru melakukan pengendaliannya dengan cara berjangka melalui

patroli. Selain itu dalam pembubarannya pihak Satpol PP sendiri

melakukannya dengan persuasif melalui himbauan kepada masyarakat

dengan menggunakan pengeras suara dengan menggunakan mobil patroli

dilakukan dengan cara keliling Kota Pekanbaru. Penghentian perkumpulan

kerumunan juga dilakukan dengan melakukan perencanaan terlebih dahulu

yang dilakukan oleh pihak Satpol PP Kota Pekanbaru sendiri dengan

melihat titik mana saja yang menjadi pusat keramaian yang ada. Setalah

menentukan titik yang menjadi pusat keramaian pihak Satpol PP sendiri

melakukan penyusunan jadwal giat patroli untuk melihat situasi dan kondisi

serta memantau keadaan yang ada pada lapangan. Jika terdapat

pelanggaran atau perkumpulan kalayak ramai maka akan dilakukannya

penertiban kepada masyarakat. Untuk target yang ditentukan oleh Satpol

PP dalam pembubaran kerumunan sesuai dengan Surat Edaran nomor

18/SE/SATGAS/2021 tentang Pedoman Pemberlakuan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV di Kota Pekanbaru ialah


77

Tabel 4.7

Target Pembubaran Kerumunan

No Target Kerumunan

1 Pasar tradisional

2 Supermarket dan pasar swalayan

Fasilitas umum (area publik, tamanu mum, tempat wisata


3
umum, dan area publik lainnya)

Tempat hiburan malam (club malam, diskotik, rumah bilyar,


4
Karaoke)

Rumah makan dan Cafe dibatasi dengan kapasitasnya sebnyak


5
25%

6 Resepsi pernikahan

7 Lokasi ajang pertandingan olahraga

8 Tempat ibadah dibatasi kapasitasnya sebanyal 25%

9 Lokasi kegiatan seni, sosial dan budaya masyarakat

Sumber : Surat Edaran nomor 18/SE/SATGAS/2021

Aturan ini berlaku selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM) berlangsung dan akan ada perubahan lagi apabila

kondisi dari kasus Covid-19 sudah mulai mereda. Perubahan akan

kebijakan terhadap PPKM tersebut tergantung bagaimana kondisi yang ada

di Kota Pekanbaru dan juga menyesuaikan dengan kebijakan serta

keputusan yang telah dibuat oleh Walikota Pekanbaru. Apabila kasus

Covid-19 yang ada di Kota Pekanbaru mulai rendah maka akan ada
78

beberapa pengecualian terhadap pengawasan kerumunan masyarakat ini.

Selain itu pembatasan akan pengunjung yang ada pada tempat ibadah,

tempat makan serta sarana transportasi akan ada perubahan juga dan bisa

mendapatkan penambahan akan kapasitas pengujung tergantung situasi

yang pada saat PPKM di Kota Pekanbaru berlangsung.

Dalam mewujudkan tujuan dari pelaksanaan pengawasan yang

dilakukan pihak Satpol PP terhadap PPKM yang ada di Kota Pekanbaru

perlu adanya peran aktif dari Satpol PP sendiri dan juga menghimbau

masyarakat untuk dapat menggerakkan masyarakat tersebut agar tidak

melakukan pelanggaran terhadap aturan tentang PPKM yang berlaku. Bila

kesadaran masyarakat timbul maka tidak sulit untuk menangani berbagai

permasalahan salah satunya seperti adanya perkumpulan kerumunan.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Kepala Bidang

Operasi dan Ketertiban Umum yaitu bapak Reza Aulia Putra, S.IP, M.Si,

beliau menjelaskan bahwa :

Untuk kejelasan tujuan terhadap pengawasan PPKM tentu kita


sudah memiliki kejelasan tujuan berupa menekan angka
penyebaran Covid-19 yang ada di Kota Pekanbaru. Kita melakukan
pengawasan tentunya memerhatikan titik mana saja yang menjadi
pusat keramaian. Ini dikarenakan tempat perkumpulan keramaian
tersebut sangat rawan sekali terkena penyebaran virus corona
maka dari itu kami dari pihak Satpol PP membuat rencana
pengawasan dengan bekerja sama dengan Satgas Covid-19 dan
rumah sakit madani untuk melakukan rapid antigen dilokasi pusat
keramaian tersebut untuk mengetahui hasilnya. Dan apabila
dinyatakan positif maka akan kita bawa ketempat isolasi 64

64
Wawancara dengan bapak Reza Aulia Putra, S.STP, M.Si. Selasa, 4 Januari 2022 di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja
79

Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa Satpol PP Kota

pekanbaru sendiri sudah memiliki kejelasan tujuan terhadap pengawasan

PPKM ini berupa menekan angka penyebaran Covid-19. Kemudian maka

dari itu diperlukan pembubaran akan kerumunan yang dapat memberi

dampak buruk bagi masyarakat Kota Pekanbaru. Dalam hal pengawasan

dan mengecek langsung kerumunan dengan menggunakan rapid antigen

pihak Satpol PP Kota Pekanbaru bekerjasama dengan rumah sakit madani

Kota Pekanbaru.

3. Protokol Kesehatan

Protokol kesehatan merupakan hal yang sangat utama dalam

melakukan pengawasan kepada masyarakat Kota Pekanbaru. Mengingat

akan kondisi yang ada pada Kota Pekanbaru sendiri sudah memiliki banyak

zona merah dan jumlah akan kasus Covid-19 yang banyak membuat pihak

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru mengambil tindakan serta

melakukan perencanaan terhadap pengawasan akan protokol kesehatan

kepada masyarakat. Protokol Kesehatan sendiri menjadi titik kunci atau

faktor utama juga dalam pencegahan penyebaran virus corona maka dari

itu pihak Satpol PP Kota Pekanbaru menetapkan sasaran pengawasan

kepada masyarakat ini berupa protokol kesehatan berupa penegakan 5M

yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi

kerumunan dan membatasi mobilitas serta interaksi pada masyarakat.

Penerapan akan hal ini tentu membantu pemerintah dalam pencegahan

penyebaran virus corona jika masyarakatnya sadar dan mau


80

mendengarkan serta melaksanakan program yang dilakukan oleh

pemerintah.

Dalam penegakan protokol kesehatan dimasa era pandemi Covid-

19 ini tentunya pemerintah selalu menghimbau masyarakat untuk selalu

menaati protokol kesehatan terutama di masa Pemberlakuan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlangsung. Penerapan protokol kesehatan

ini tentunya sesuai dengan aturan yang ada dan berlaku di Kota Pekanbaru

sesuai dengan Perda Nomor 7 tahun 2021 dan Surat Edaran nomor

18/SE/SATGAS/2021. Ini juga merupakan faktor utama yang ditetapkan

Satpol PP Kota Pekanbaru dalam melakukan pengawasan terhadap

masyarakat di masa PPKM tentunya sesuai dengan aturan yang berlaku

tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan bersama

dengan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru yaitu bapak

Iwan Simatupang, beliau menjelaskan bahwa :

Protokol kesehatan merupakan kunci utama sebagai perlindungan


diri kita pribadi sebagai pencegahan virus corona. Maka dari itu kita
pihak Satpol PP Kota Pekanbaru mempunyai upaya dalam
melakukan pengawasan kepada masyarakat melalui penegakan
akan penerapan protokol kesehatan. Kita melakukan Razia kepada
setiap warga yang tidak taat akan protokol kesehatan dengan
menggunakan masker. Yang melanggar akan kita tindak bisa
berupa sanksi sosial maupun sanksi administratif. Selain itu di
tempat perbelanjaan seperti seperti swalayan maupun di tempat
makan kita mewajibkan untuk setiap akses pintu masuk harus
memiliki handsanitizer maupun tempat cuci tangan serta simbol
atau tanda jaga jarak. Dan apabila ini tidak dilaksanakan kita akan
tegur dan jika tidak mendengarkan lagi maka akan kita berikan
sanksi berupa denda sesuai dengan perda no 7 tahun 2021.
81

Kemudian jika hal tersebut tidak dijalankan maka kita akan


melakukan penyegelan terhadap usaha tersebut65

Dari pernyataan yang telah dijelaskan tersebut dapat dijelaskan

bahwa Satpol PP Kota Pekanbaru sudah memiliki cara atau upaya dalam

penegakan akan protokol kesehatan. Hal ini dilakukan untuk menjaga

masyarakat sendiri agar tidak terkena virus corona itu sendiri. Kemudian

dalam penerapan protokol kesehatan ini jika terdapat masyarakat yang

melanggar akan protokol kesehatan tersebut sesuai dengan aturan yang

berlaku tersebut maka bisa dikenakan sanksi baik berupa sanksi sosial

maupun sanksi administratif. Maka dari akan hal tersebut diharapkan

seluruh warga masyarakat Kota Pekanbaru untuk mematuhi segala aturan

yang ada dan berlaku terkait PPKM. Partisipasi dari masyarakat sendiri

dibutuhkan untuk membantu pemerintah dalam menekan serta

menurunkan angka penyebaran virus corona tanpa perlu pengawasan yang

ketat oleh pihak yang berwenang dalam hal ini Satpol PP Kota Pekanbaru.

4.2.1.2 Memonitor

Pelaksanaan memonitor ini berupa giat pemantauan atau giat

pengawasan kepada apa yang telah di tetapkan sebelumnya yaitu

penetapan tujuan. Dalam hal ini memonitor merupakan action atau

pelaksanaan pengawasan dari penetapan tujuan tersebut. Dari hasil

observasi yang penulis lakukan pihak Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Pekanbaru sendiri memiliki dua indikator dalam pelaksanaan giat

65
Wawancara dengan bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si. Senin, 3 Januari 2022 di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja
82

memonitoring yaitu berupa patroli dan penertiban. Dalam pelaksanaan giat

patroli untuk memantau dan mengawasi situasi yang ada di lapangan jika

terdapat suatu pelanggaran maka pihak Satpol PP Kota Pekanbaru akan

melakukan tindak penertiban. Hal ini dilakukan untuk membenarkan atau

meluruskan sesuatu yang melenceng saat dilakukannya pengawasan

tersebut.

1. Patroli

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dilapangan sebelum

patroli dilaksanakan terdapat suatu perencanaan yang dimiliki oleh Satuan

Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru. Perencanaan tersebut berupa

anggaran yang dimiliki untuk pelaksanaan giat patroli, pihak yang terlibat,

tujuan atau titik yang menjadi target patroli dan berapa jumlah personel

yang terjun langsung ke lapangan. Selanjutnya dalam pelaksanaan giat

patroli pihak Satpol PP Kota Pekanbaru bekerja sama dengan pihak

kepolisian, dinas perhubungan, Satgas Covid-19, dan rumah sakit madani.

Hal ini sesuai yang dijelaskan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Pekanbaru yaitu bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si. dalam

wawancara, beliau menyampaikan bahwa :

dalam pelaksanaan giat pengawasan kita memiliki kerja sama


dengan pihak lain diantaranya Polri, Dinas Perhubungan, Satgas
Covid-19, dan rumah sakit madani. Pelaksananaan giat
pengawasan ini kita lakukan secara berencana biasanya kita
lakukan pagi dan malam. Pagi kita lakukan akses penyekatan jalan
untuk menahan mobilitas masyarakat sedangkan untuk dimalam
hari merupakan hal paling rawan dimana masyarakat berkumpul
dan nongkrong tidak mengikuti protokol kesehatan dan tidak
83

menjaga jarak sehingga pada saat malam hari kami lakukan


pembubaran Kawasan yang ada kerumunan serta kita lakukan
antigen langsung ditempat untuk mengetahui bagaimana kondisi
masyarakat yang sedang berkumpul tersebut. Yang dinyatakan
positif maka akan kita bawa langsung ke rumah sakit madani untuk
dilakukan isolasi sedangkan yang dinyatakan negatif akan kita
suruh untuk pulang.66

Dari pernyataan diatas yang telah disampaikan oleh Kepala Satuan

Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan giat pengawasan ini merupakan giat memantau kondisi yang

ada di lapangan agar mengetahui langsung bagaimana keadaan

masyarakat di lapangan. Kemudian dalam pelaksanaan pengawasan giat

patroli tersebut dilakukan secara berencana dan teratur tentu hal ini sangat

bagus untuk mengetahui bagaimana keadaan dilapangan setiap harinya.

Dengan adanya pemantauan tersebut pemerintah sendiri dapat mengontrol

masyarakat sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona terhadap

masyarakat itu sendiri.

Pelaksanaan giat operasi untuk pengawasan PPKM ini dilakukan

dengan cara teratur dan setiap harinya untuk lokasi yang diawasi berbeda

beda. Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi Ketertiban Umum dan

Ketentraman Masyarakat yaitu bapak Rezatul Helmi, S.STP., beliau

menjelaskan bahwa :

giat operasi yang kita lakukan pada saat PPKM berlangsung


dilakukan secara teratur karena kondisi kita di Kota Pekanbaru saat
ini masih dalam kondisi rawan. Untuk pelaksanaan giat operasinya
kita setiap harinya berpindah berbeda titik pengawasannya. Kita

66
Wawancara dengan bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si. Senin, 3 Januari 2022 di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja
84

juga menyesuaikan dengan kondisi yang ada dilapangan. Jika


lokasi perbatasan Kota Pekanbaru sering rawan maka kita akan
terus turun ke situ untuk kita awasi dan kita tertibkan kembali.
Kemudian untuk giat operasi biasanya kita lakukan dimalam hari
karena pada saat malam hari merupakan kondisi yang rawan sekali
berbeda dengan pagi maupun siang hari kita hanya lakukan
pengawasan biasa saja karena masyarakat juga disaat pagi
melakukan aktifitas kerja dan ada sebagian juga yang work from
home (WFH) jadi tidak terlalu ramai sekali dan rentan. Untuk
operasi malam kita lakukan pengawasan dan langsung kita
tertibkan masyarakat. Penertiban yang kita lakukan disini yaitu
berupa penertiban yustisial dan non yustisial baik itu berupa sanksi
administrasi maupun sanksi sosial yang kita berikan kepada
masyarakat yang melanggar.67

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa giat

operasi dalam pelaksanaannya dilakukan secara teratur dan

pengawasannya bepindah lokasi karena melihat kondisi yang ada

dilapangan. Ini disebabkan karena kondisi yang rawan merupakan fokus

utama dari Satpol PP Kota Pekanbaru dalam melakukan pengawasan

terhadap PPKM. Kemudian untuk giat operasi lebih berfokus pada malam

hari karena kondisi malam merupakan aktifitas perkumpulan yang sangat

rentan karena kondisi pagi dan siang merupakan kondisi yang tidak begitu

ramai karena sebagian warga masyarakat melakukan pekerjaan kantor dan

juga sebagian Work From Home (WFH) sedangkan malam aktifitas

masyarakat tidak ada dan kebanyakan dirumah maka dari itu masyarakat

melakukan aktifitas dimalam hari seperti nongkrong, dll. Dalam

pelaksanaan giat operasi terhadap pengawasan PPKM jika terdapat

pelanggaran maka pihak Satpol PP Kota Pekanbaru langsung melakukan

67
Wawancara dengan bapak Rezatul Helmi, S.STP. Selasa, 4 Januari 2022 di Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja
85

penertiban kepada masyarakat baik itu penertiban yustisial maupun non

yustisial.

Dalam hal pelaksanaan giat pengawasan yang dilakukan oleh

Satpol PP Kota Pekanbaru terhadap PPKM sering sekali terdapat kendala

yang dihadapi oleh masyarakat Kota Pekanbaru sendiri. Masyarakat sering

mengeluh karena akses jalan yang digunakan masyarakat sering sekali

dihambat dan ditutup. Ini menyebabkan masyarakat harus memutar dan

mengitari jalan yang lebih jauh agar bisa mencapai tujuan mereka masing

masing dalam perjalanan. Seperti yang di jelaskan bapak Fauzi warga

masyarakat Kota Pekanbaru dalam wawancara, beliau menyampaikan

bahwa :

pelaksanaan pengawasan yang dilakukan Satpol PP ini


menyulitkan masyarakat Kota Pekanbaru sendiri kenapa ada jalan
yang mudah untuk dilalui harus ditutup. Ini membuat kita harus
memutar jauh dan membuang buang waktu dan bensin. Belum lagi
di perempatan atau bundaran kemacetannya lagi ini tentu saja
meresahkan. Harusnya akses jalan ini tidak usah ditutup sehingga
masyarakat enak menggunakan jalanan dan tidak buang buang
waktu dijalan.68

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat

mengeluh dengan adanya pengawasan dari pihak Satpol PP ini disebabkan

oleh akses penutupan jalan yang dilakukan pihak Satpol PP. Selain itu

penggunaan jalan untuk melintasi jalanan yang jauh membuat masyarakat

malas dan resah untuk melakukan aktifitas dijalanan. Namun terdapat juga

68
Wawancara dengan bapak Fauzi. Sabtu, 8 Januari 2022 di Jalan Hangtuah Ujung Kawasan area
Masjid Agung An-nur
86

masyarakat yang tidak resah dengan adanya pengawasan yang dilakukan

Satpol PP kepada masyarakat. Ini dibuktikan dari wawancara yang peneliti

lakukan dengan warga yaitu bapak Ahmad, beliau mengatakan bahwa :

Covid-19 sekarang ini semakin parah pak, saya sebagai warga


selalu mendukung program pemerintah dalam menangani kasus
virus corona. Semua giat pengawasan yang dilakukan pihak Satpol
PP sendiri pasti memiliki maksud dan tujuan pak. Tidak mungkin
pengawasan PPKM dilakukan tanpa ada tujuan yang jelas, pasti
untuk mencegah penyebaran Covid-19 pak. Saya sebagai warga
sendiri mematuhi apa yang menjadi aturan pemerintah pak selalu
pakai masker saya ikuti aturannya. Harapan saya sebagai warga
pemerintah terutama Satpol PP jangan pantang menyerah untuk
melakukan pengawasan kepada masyarakat karna kondisi kita saat
ini sedang dalam keadaan darurat dan rentan. Tidak masalah kita
bercapek capek dahulu untuk menangani virus corona ini asalkan
masyarakat tidak terjangkit virus tersebut yang bisa menyebabkan
kematian. Saya sendiri sebagai warga sedih mendengar kabar
duka adanya warga kita yang meninggal gara virus corona.69

Pernyataan yang telah dijelaskan oleh bapak Ahmad tersebut

menerangkan bahwa warga sendiri ada juga yang mendukung program

pemerintah dalam melakukan pengawasan kepada masyarakat. Giat

pengawasan ini sendiri memililiki tujuan untuk menangani permasalahan

terkait virus corona dan masyarakat itu sendiri mengetahuinya. Hal ini

menyimpulkan bahwa terdapat masyarakat yang mendukung program

pemerintah dan ada juga yang tidak ini dikarenakan setiap warga

masyarakat itu memiliki pola pemekiran yang berbeda dan pendapat yang

berbeda pula.

69
Wawancara dengan bapak Ahmad. Sabtu, 8 Januari 2022 di Jalan Arifin Ahmad
87

2. Penertiban

Pelaksanaan penertiban dilakukan jika terdapat suatu pelanggaran

yang terjadi di masyarakat sesuai dengan aturan yang ada dan berlaku

yaitu Perda No 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kota Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Perlindungan Masyarakat

Dari Penyebaran Dan Dampak Corona Virus Disease 2019 dan Surat

Edaran Nomor 18/SE/SATGAS/2021 tentang Pedoman Pemberlakuan

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV di Kota Pekanbaru.

Pelaksanaan penertiban yang dilakukan Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Pekanbaru berlangsung pada saat pengawasan dan jika

terdapat pelanggaran maka akan ditertibkan. Penertiban tersebut baik

berupa penertiban yustisial maupun non yustisial. Dalam pemberian efek

jera kepada masyarakat yang melanggar pihak Satpol PP juga memberikan

sanksi kepada masyarakat yang melanggar baik itu sanksi berupa sanksi

sosial berupa tindakan push up atau pembersihan lingkungan maupun

sanksi administratif berupa denda. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Satuan

Polisi Pamong Praja yaitu bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si pada

saat peneliti melakukan wawancara, beliau mengatakan bahwa :

untuk penertiban kita sudah lakukan. Bagi siapa saja yang


melanggar kententuan yang berlaku maka akan kita tindak dan beri
sanksi baik itu sanksi sosial seperti push up, melakukan
pembersihan lingkungan, dll. sedangkan untuk sanksi administratif
kita berikan denda kepada siapa saja yang melanggar. Untuk tarif
denda bisa dilihat pada Perda No 7 tahun 2021. Biasanya kita
memberikan sanksi tersebut awalnya berupa teguran terlebih
dahulu setelah itu jika tidak mendengarkan kita kasi tindakan
88

berupa sanksi sosial dan jika tidak mau atau membantah kita beri
sanksi administratif. Kemudian jika semua sanksi tersebut tidak
mau dijalankan masyarakat yang melanggar tersebut maka kita
akan blokir KTPnya sehingga dalam melakukan akses apapun
masyarakat tersebut tidak bisa menggunakan KTPnya tersebut.
Dalam penonaktifan KTP ini kita bekerjasama juga dengan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pekanbaru. Jika warga
yang melanggar tersebut ingin mengaktifkan KTPnya kembali maka
mereka harus membayar denda terlebih dahulu sesuai
pelanggaran yang dilakukan sesuai aturan pada Perda No 7 tahun
202170

Dari pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa pelanggaran yang

dilakukan masyarakat dalam penertibannya beracuan kepada Perda No 7

tahun 2021. Dalam hal ini semua sudah di jelaskan dalam aturan tersebut

sesuai yang telah di jelaskan oleh Kasat Pol PP Kota Pekanbaru bahwa

bagi siapa saja yang melanggar akan kita beri sanksi baik itu sanksi sosial

maupun sanksi berupa sanksi administratif. Kemudian beliau juga

menyampaikan bahwa masyarakat yang tidak mau mengikuti aturan dan

tidak mau diberikan sanksi maka KTPnya akan dinonaktifkan sehingga

masyarakat sulit untuk melakukan akses apa saja dengan menggunakan

KTP. Dalam hal tersebut pihak Satpol PP Kota Pekanbaru juga bekerja

sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pekanbaru.

Didalam Perda No 7 tahun 2021 tentang Perubahan Perda No 5

tahun 2021 tentang Perlindungan Masyarakat dari Penyebaran dan

Dampak Corona Virus Disease 2019 menjelaskan bahwa untuk sanksi

administratif bahwa setiap orang yang melanggar dan tidak melaksanakan

70
Wawancara dengan bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si. Senin, 3 Januari 2022 di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja
89

kewajiban protokol kesehatan maka akan dikenai denda sanksi

administratif sebesar Rp. 100.000,- (serratus ribu rupiah) hal ini dijelaskan

dalam pasal 26 ayat 1 Perda No 7 tahun 2021. Kemudian didalam pasal 26

A ayat 1 menjelaskan bahwa :

Setiap orang terkonfirmasi COVID-19 yang tidak menjalani isolasi


mandiri dan tidak melaksanakan kewajiban protokol kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasa1 20 ayat (a) dan ayat (5)
dikenakan sanksi administratif berupa denda administratif sebesar
Rp. 500.000.- (lima ratus ribu rupiah).71

Didalam pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap orang yang

dinyatakan positif Covid-19 dan tidak menjalankan isolasi mandiri atau bisa

dibilang tidak berada pada tempat isolasi serta tidak menjalankan kewajiban

protokol kesehatan maka akan di kenai sanksi administratif sebesar Rp.

500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Selanjutnya bagi siapa saja pelaku usaha,

pengelola, penyelenggara atau penanggung jawab tempat fasilitas umum

yang tidak menjalankan protokol kesehatan maka akan diberikan teguran

tertulis dan sanksi denda administratif paling banyak Rp. 500.000,- (lima

ratus ribu rupiah) apabila hal ini tidak dipatuhi maka tempat usaha atau

penyedia fasilitas umum tersebut maka akan disegel sementara

kegiatannya selama 3 (tiga) hari. Kemudian apabila hal tersebut tidak

dipatuhi maka akan dikenakan sanksi berupa pencabutan izin usaha

71
Perda No 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 5
Tahun 2021 Tentang Perlindungan Masyarakat Dari Penyebaran Dan Dampak Corona Virus
Disease 2019.
90

dan/atau izin operasionalnya tersebut. Hal tersebut tersesuai dan tertuang

pada Perda No 7 tahun 2021 pada pasal 27.

Penertiban yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Pekanbaru sendiri yang dilakukan pada saat pengawasan Pemberlakuan

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlangsung sangat konsisten.

Hal ini bisa dinilai dari terdapat banyak sekali para pelanggar PPKM

terhadap Perda No 7 tahun 2021 dan Surat Edaran Walikota Nomor

18/SE/SATGAS/2021. Para pelanggar tersebut harus ditertibkan dan

diberikan teguran maupun sanksi agar memberi efek jera bagi siapa saja

yang melanggar aturan yang ada dan berlaku tersebut. Dalam pelaksanaan

pengawasan yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Pekanbaru terhadap

PPKM terdapat banyak sekali pelanggaran yang dilakukan masyarakat hal

ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.8
Data Penindakan Terhadap Pelanggar PPKM

No Dasar Waktu Sanksi Sosial Sanksi Administratif Keterangan


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Perda No 7 Tahun 17 APRIL 8 ORANG + Tempat usaha Denda
2021 Tentang 2021 S/D 13 18 ORANG 3 X Rp 250.000 = Rp perorangan
Perubahan Atas JUNI 2021 (Cik Puan) 750.000,- disetor
Peraturan Daerah = 32 ORANG Perorangan sendiri ke
Kota Pekanbaru 14 org x Rp 100.000,- KASDA
Dasar Nomor 5 = Rp 1.400.000,-
Tahun 2021 Tentang
Perlindungan Total
Masyarakat Dari Rp 750.000 + Rp
Penyebaran Dan 1.400.000
Dampak Corona = Rp 2.150.000
Virus Disease 2019
91

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


2 Perda Kota 7 JULI 2021 4 Orang Tempat Usaha
Pekanbaru No 7 S/D 25 JULI 5 x Rp 500.000,-
Tahun 2021 2021 =Rp 2.500.000
Perorangan
16 x Rp 100.000,-
= Rp 1.600.000

Total
Rp 2.500.000 +
Rp 1.600.000
= Rp 4.100.000
3 Perda Kota 26 JULI 35 orang Tempat Usaha
Pekanbaru No 7 2021 S/D 02 16 x Rp. 500.000,-
Tahun 2021 AGUSTUS = Rp. 8.000.000
2021 Perorangan
27 x Rp. 100.000,- +
1 x Rp. 50.000,-
=Rp. 2.750.000

Total
Rp. 8.000.000 + Rp.
2.750.000

4 Surat Edaran Nomor 3 AGUSTUS 232 orang Tempat Usaha = 172 4 pelaku
18/SE/SATGAS/2021 S/D 23 6 x 50.000 = Rp. perorangan
AGUSTUS 300.000 membayar
2021 6 x 100.000 = Rp. langsung
600.000 dengan
4 x 150.000 = Rp. mentransfer
600.000 ke rekening
3 x 250.000 = Rp. Kas Daerah
750.000
102 x 300.000 = Rp.
30.600.000
51 x 500.000 = Rp.
25.500.000
Perorangan = 21
21 x 100.000 = Rp.
2.100.000

Total
Rp 58.350.000 + Rp
2.100.000
= Rp. 60.450.000
92

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


5 Surat Edaran Nomor 24 Agustus 3 orang Tempat Usaha = 46 2 pelaku
18/SE/SATGAS/2021 S/D 20 1 x 50.000 usaha telah
September = Rp. 50.000 transfer ke
2021 2 x 100.000 rekening
= Rp. 200.000 Kas Daerah
1 x 150.000
= Rp. 150.000
9 x 200.000
= Rp. 1.800.000
2 x 250.000
= Rp. 500.000
30 x 300.000
= Rp. 9.000.000
4 x 500.000
= Rp. 2.000.000
Perorangan = 28
6 x 50.000
= Rp. 300.000
22 x 100.000
= Rp. 2.200.000

Total
13.700.000 +
2.500.000
= Rp. 16.200.000
6 Perda Kota 06 Oktober - Tempat Usaha = 3
Pekanbaru No 7 S/D 08 3 x 500.000
Tahun 2021 November = Rp. 1.500.000
2021 Perorangan = 4
4 x 100.000
= Rp. 400.000
Total
1.500.000 + 400.000
= Rp. 1.900.000
Total 306 orang Rp. 95.550.000,-
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru Tahun 2021

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat banyak sekali

pelanggaran terhadap PPKM yang dilakukan oleh masyarakat Kota

Pekanbaru. Pelanggaran ini didapat saat Satpol PP Kota Pekanbaru

melakukang pengawasan terhadap PPKM dan selanjutnya melakukan


93

penertiban terhadap masyarakat yang melanggar ketentuan yang ada.

Tercatat sebanyak 306 orang yang diberikan sanksi sosial akibat melanggar

aturan PPKM dan untuk sanksi administrasi tercatat total keseluruhan

sebanyak Rp. 95.550.000,-. Data ini terhitung dimulai dari 17 april 2021

sampai 08 november 2021. Sanksi administratif ini yang berupa denda

bernilai mata uang dikumpulkan kemudian pihak Satpol PP yakni

Bendahara menyerahkannya langsung ke Kas Daerah dalam hal ini yang

menerimanya adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) hal ini sesuai yang disampaikan oleh Bendahara Satpol PP Kota

Pekanbaru yakni bapak Riko Wulandari, SE dalam wawancara peneliti

dengan beliau, ia menyampaikan bahwa :

terkait laporan keuangan terhadap pendapatan sanksi administratif


ini berupa denda diserahkan dalam kurun waktu 1x24 jam kepada
Kas Daerah melalui rekening Bank Riau Kepri dan untuk surat yang
berkaitan dalam pengenaan sanksi administratif dilaporkan kepada
Subbid Penerimaan dan Transfer BPKAD Kota Pekanbaru.
Pendapatan sanksi administratif yang kita serahkan tersebut
sesuai dengan jumlahnya dalam artian kita Satpol PP tidak
menerima sepersenpun uang dari sanksi administratif tersebut. Kita
menyerahkannya seluruhnya ke Kas Daerah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Daerah No 7 Tahun 2021 yang mengatur
tentang pengelolaan sanksi administratif tersebut.72

Dapat disimpulkan bahwa pendapatan dari sanksi administratif

tersebut dikumpulkan dan langsung diserahkan ke Kas Daerah dalam kurun

waktu 1 x 24 jam kemudian untuk laporan terkait dokumen yang akan

diserahkan itu melalui Bendahara Satpol PP Kota Pekanbaru dalam hal ini

72
Wawancara dengan bapak Riko Wulandari, SE. Jumat, 7 Januari 2022 di Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja
94

dibawah Subbag Keuangan kemudian diserahkan kepada Subbid

Penerimaan dan Transfer BPKAD Kota Pekanbaru.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dapat dijelaskan bahwa

Satpol PP Kota Pekanbaru dalam melakukan penertiban kepada

masyarakat terhadap PPKM sudah melakukannya sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang ada. Dalam pelaksanaannya Satpol PP

Kota Pekanbaru sudah mengikuti aturan yang ada sesuai dengan Perda

Kota Pekanbaru No 7 tahun 2021 dan Surat Edaran Nomor

18/SE/SATGAS/2021. Dalam giat penertiban saat pelaksanaan

pengawasan terhadap PPKM dalam aturan tersebut sudah dijelaskan

secara jelas dan terperinci serta Satpol PP Kota Pekanbaru sudah

melakukannya dengan baik.

4.2.1.3 Membandingkan

Dalam teori pengawasan disini membandingkan disini berfungsi

sebagai membandingkan bagaimana keadaan serta kondisi saat sebelum

dilakukan pengawasan dengan setelah dilakukannya pengawasan agar

mengetahui apakah ada terdapat perubahan kearah yang lebih baik

ataupun kearah yang lebih buruk sehingga nantinya akan berlanjut ke

dimensi selanjutnya untuk dilakukan tindak lanjutnya. Menbandingkan disini

memiliki 2 sub dimensi yaitu keadaan sebelum (Pra) dan keadaan sesudah

(Pasca) yang dapat dijelaskan berikut ini.


95

1. Pra Pengawasan

Kondisi Kota Pekanbaru sendiri saat sebelum dilakukannya

pengawasan terhadap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

(PPKM) berada pada kondisi yang sangat mengkhawatirkan ini

dikarenakan terdapat penyebaran akan kasus virus corona yang sangat

banyak. Tercatat pada 26 juli 2021 terdapat sebanyak 5.102 orang yang

terpapar akan kasus virus Covid-19 ini dan sebanyak 135 pasien Covid-19

meninggal dunia73. Ini merupakan suatu hal yang buruk dialami oleh Kota

Pekanbaru sendiri mengingat angka kasus virus corona yang sangat

banyak sekali maka dari itu dibutuhkan suatu aturan mengenai protokol

kesehatan dan juga cara pencegahan akan virus corona tersebut. Dari akan

hal tersebut maka diberlakukannya aturan terkait pembatasan kegiatan

masyarakat yakni Surat Edaran Nomor 18/SE/SATGAS/2021 tentang

Pedoman Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level

IV di Kota Pekanbaru dan juga diperkuat dengan Perda Kota Pekanbaru

Nomor 7 tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota

Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Perlindungan Masyarakat Dari

Penyebaran Dan Dampak Corona Virus Disease 2019.

Keadaan sebelum dilakukannya pengawasan terhadap PPKM di

Kota Pekanbaru masih kacau atau bisa dibilang belum teratur hal tersebut

73
https://www.batamnews.co.id/berita-79756-duh-kasus-covid-19-di-pekanbaru-meningkat-
saat-pemberlakukan-ppkm.html. Duh, Kasus Covid-19 Di Pekanbaru Meningkat Saat
Pemberlakukan PPKM - Batamnews.Co.Id. Sabtu, 28 agustus 2021.
96

disampaikan oleh Kepala Bidang Operasi dan Ketertiban Umum yaitu

bapak Reza Aulia Putra, S.IP, M.Si. yang menyampaikan bahwa :

Kondisi masyarakat Kota Pekanbaru sebelum dilakukannya


pengawasan dulu masih belum teratur atau bisa dibilang masih
kacau karena masyarakat ini pada saat itu tidak taat dengan
protoko kesehatan yang ada dan masih banyak masyarakat yang
beranggapan bahwa virus corona ini tidak ada sehingga mereka
santai saja dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Maka dari itulah
alasan kenapa keadaan sebelum dilakukan pengawasan masih
kacau dan terdapat banyak sekali masyarakat Kota Pekanbaru
yang terpapar kasus Covid-1974

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kondisi sebelum

dilakukannya pengawasan PPKM masih kacau karena masyarakat sendiri

banyak tidak taat akan protokol kesehatan serta masyarakat juga ada yang

beranggapan bahwa virus corona ini tidak ada sehingga menyebabkan

banyaknya masyarakat yang terpapar akan virus tersebut. Rendahnya

tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan juga

merupakan salah satu faktor dari kacaunya kondisi saat virus corona yang

sedang merajalela sehingga menyebabkan penyebaran akan virus tersebut

semakin meluas dan pesat penyebarannya.

2. Pasca Pengawasan

Situasi setelah dilakukannya pengawasan terhadap Pemberlakuan

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pihak Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Pekanbaru bisa dikatakan menjadi lebih membaik hal

74
Wawancara dengan bapak Reza Aulia Putra, S.IP, M.Si. Selasa, 4 Januari 2022 di Kantor Satuan
Polisi Pamong Praja
97

ini diakibatkan karena giat pengawasan yang dilakukan Satpol PP sendiri

sesuai dengan SOP yang berlaku serta dalam pelaksanaan tugasnya

memerhatikan aturan yang ada yakni Perda Kota Pekanbaru No 7 tahun

2021 dan Surat Edaran Nomor 18/SE/SATGAS/2021.

Dalam wawancara peneliti bersama dengan Kepala Seksi

Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat yaitu Bapak Rezatul Helmi,

S.STP. yang menjelaskan bahwa :

Kondisi setelah kita lakukan pengawasan terhadap PPKM ini jauh


lebih baik dibandingkan sebelum dilakukannya pengawasan PPKM
dulu. Sebelum dilakukannya pengawasan PPKM, Kota Pekanbaru
sendiri berada pada zona darurat yaitu PPKM Level IV ini
disebabkan karena kita Provinsi Riau terutama Kota Pekanbaru
merupakan pintu akses masuk masyarakat dari luar yakni
Singapura dan Malaysia. Giat operasi terhadap pembatsan
kegiatan masyarakat yang telah kami lakukan memberikan hasil
yang optimal dapat dilihat dari penurunan level PPKM yang ada di
Kota Pekanbaru. walaupun telah mengalami penurunan akan level
PPKM tetapi kami tetap melakukan giat pengawasan kepada
masyarakat tetapi tidak seketat saat PPKM level IV dulu yang
sangat darurat75

Pernyataan yang telah disampaikan oleh Kasi Trantibum yaitu

Bapak Rezatul Helmi, S.STP dapat disimpulkan bahwa pihak Satpol PP

Kota Pekanbaru telah melakukan pengawasan dengan optimal hal tersebut

dapat dilihat dari penurunan level akan PPKM. Kemudian untuk giat operasi

yakni pengawasan terhadap masyarakat masih terus berlanjut tetapi tidak

75
Wawancara dengan bapak Rezatul Helmi, S.STP. Selasa, 4 Januari 2022 di Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja
98

seketat saat PPKM level IV karena kondisi telah berubah sibebakan oleh

penurunan akan level PPKM.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan terdapat beberapa

perubahan setelah dilakukannya pengawasan terhadap PPKM hal ini dapat

dilihat dari data pelanggaran yang terjadi pada tiap bulannya mulai dari awal

Agustus hingga November.

Tabel 4.9
Data Jumlah Kasus Pelanggaran PPKM

No Level Waktu Keterangan Jumlah Kasus


PPKM
(1) (2) (3) (4) (5)
1 PPKM 10 agustus Pemblokiran NIK = 12
Level IV s/d 23 Penguraian keramaian = 1
agustus Pembubaran pesta pernikahan = 2
2021 Jumlah orang tidak memakai masker = 168
589
Teguran tertulis = 178
Teguran lisan = 41
Sanksi Sosial = 174
Penyegelan tempat usaha = 13
2 PPKM 24 agustus Pemblokiran NIK = 3
Level IV s/d 06 Penguraian keramaian = 1
september Pembubaran pesta pernikahan = 0
2021 Jumlah orang tidak memakai masker = 12
Teguran tertulis = 16 39
Teguran lisan = 3
Sanksi Sosial = 2
Penyegelan tempat usaha = 2
99

(1) (2) (3) (4) (5)


3 PPKM 07 Pemblokiran NIK = 0
Level III september Pembubaran Keramaian = 2 51
s/d 20 Jumlah orang tidak memakai masker = 23
september Keterangan
2021 Teguran tertulis = 20
Teguran lisan = 5
Sanksi sosial = 1
Penyegelan tempat usaha = 0
4 PPKM 21 Pemblokiran NIK = 0
Level II september Penguraian keramaian = 0
s/d 06 Jumlah orang tidak memakai masker = 10
oktober Teguran tertulis = 0 14
2021 Teguran lisan = 4
Sanksi Sosial = 0
Penyegelan tempat usaha = 0
5 PPKM 06 oktober Pemblokiran NIK = 0
Level II s/d 18 Penguraian keramaian = 0
oktober Jumlah orang tidak memakai masker = 0
2021 Teguran tertulis = 0 5
Teguran lisan = 5
Sanksi Sosial = 0
Penyegelan tempat usaha = 0
6 PPKM 19 oktober Pemblokiran NIK = 0
Level II s/d 08 Penguraian keramaian = 1
november Jumlah orang tidak memakai masker = 1
2021 Teguran tertulis = 0 7
Teguran lisan = 5
Sanksi Sosial = 0
Penyegelan tempat usaha = 0
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru Tahun 2021
100

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa Satpol PP telah

malaksanakan pengawasan dengan sebaik mungkin sesuai dengan aturan

yang ada dan berlaku. Dapat dilihat dari data tersebut pada bulan agustus

dengan bulan September mengalami perubahan kasus yang sangat

100andemi akibat dilakukannya pengawasan oleh Satpol PP ini

membuktikan bahwa pengawasan dari Satpol PP sendiri memiliki peran

yang sangat penting dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM). Kemudian pada bulan September hingga bulan

November dapat kita lihat penurunan lagi angka kasus pelanggaran yang

ada walaupun terdapat juga beberapa kasus mengalami kenaikan pada

bulan tertentu tetapi kenaikan tersebut tidak secara 100andemi.

Akibat dilakukannya pengawasan terhadap PPKM tersebut

keadaannya burabah dan berdampak kepada penurunan kasus

pelanggaran hal ini juga memberikan efek pada penurunan kasus Covid-19

yang dapat kita lihat dari penurunan Level PPKM pada Kota Pekanbaru

setiap bulannya pada tabel diatas tersebut. Giat pengawasan terhadap

masyarakat masih tetap dijalankan walau level terhadap PPKM sudah

mengalami penurunan tetapi sudah mulai dilonggarkan dan tidak seketat

saat PPKM IV.

4.2.1.4 Tindak Koreksi

Didalam teori pengawasan ini tindak koreksi disini digunakan

sebagai acuan apakah giat pengawasan tersebut apakah akan terus

dilanjutkan atau dihentikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan


101

tindak koreksi sebagai rujukan untuk mengetahui pengawasan tersebut

telah dilakukan secara optimal atau belum. Peneliti juga mereduksi data

yang ada dilapangan dan memadukannya dengan teori ini. Dari data yang

peneliti dapatkan dari pihak Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru

untuk kasus pelanggaran terhadap PPKM masih dimiliki tetapi tidak banyak

mengingat kondisi Kota Pekanbaru sudah berada pada PPKM level II76.

Dalam dimensi ini giat pengawasan akan dilakukan pengulangan kembali

dimulai dari dimensi awal yaitu menetapkan tujuan apabila pengawasan

tersebut tidak optimal atau gagal. Dan apabila optimal maka pengawasan

itu tetap berlanjut atau tidak tergantung dari kebijakan yang ada dalam hal

ini Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yaitu Satpol PP Kota Pekanbaru.

Pada dimensi ini terbagi menjadi 2 sub dimensi yakni Tindak lanjut apabila

terjadi pelanggaran dan tindak lanjut apabila tidak terdapat pelanggaran.

1. Pelanggaran

Tindak koreksi dalam hal ini pada sub dimensi pelanggaran masih

dimiliki pelanggaran mengingat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM) masih terus berlanjut dan aturannya juga masih tetap

berjalan tetapi untuk kondisi terakhir sesuai dengan data kasus

pelanggaran yang telah dijelaskan pada sub dimensi pasca pengawasan

PPKM tersebut menjelaskan pelanggaran yang ada sudah sedikit. Dengan

76
https://www.pekanbaru.go.id/p/news/pekanbaru-kembali-ke-ppkm-level-2. Pekanbaru
Kembali Ke PPKM Level 2 - Pekanbaru.Go.Id. Senin, 21 Maret 2022.
102

sedikitnya kasus pelanggaran tersebut masih harus tetap dilakukan

pengawasan.

Dalam wawancara peneliti bersama dengan Kepala Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Pekanbaru yaitu Bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos,

M.Si. yang menjelaskan bahwa :

pelanggaran pada saat PPKM ini pasti ada tidak mungkin tidak ada.
Tetapi kondisi sekarang sudah berbeda sudah mulai dilonggarkan.
Dan juga pelanggaran PPKM saat ini tidak sebanyak pada saat
PPKM level IV. Untuk giat pengawasan kita akan terus dilakukan
mau ada pelanggaran ataupun tidak selama aturan Perda No 7
tahun 2021 masih berlaku dan PPKM terus berjalan kita akan selalu
lakukan pengawasan terhadap masyarakat tetapi setiap level
PPKM pengawasannya tersebut berbeda pula77

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan

terhadap PPKM akan tetap dilakukan selama aturannya masih berlaku dan

PPKM masih berlanjut. Baik itu terdapat pelanggaran ataupun tidak

pengawasan tetap akan dilakukan oleh pihak Satpol PP Kota Pekanbaru

tetapi setiap level PPKM berbeda pula pengawasannya.

2. Tidak Ada Pelanggaran

Dalam hal ini apabila tidak terdapat pelanggaran pada masyarakat

pihak Satpol PP sendiri tetap melaksanakan pengawasan terhadap PPKM

selama 102andemic Covid-19 masi berlangsung dan PPKM tetap berjalan

hal ini sesuai dengan wawancara peneliti bersama Kepala Satuan Polisia

77
Wawancara dengan bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si. Senin, 3 Januari 2022 di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja
103

Pamong Praja Kota Pekanbaru yaitu Bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos,

M.Si. yang menyampaikan bahwa :

untuk tindak lanjut jika tidak terdapat lagi pelanggaran terhadap


PPKM tetap kita adakan pengawasan juga selama 103andemic
Covid-19 masih berlanjut dan kebijakan PPKM masih berjalan.
Namun untuk pengawasan kita sesuaikan dengan lagi dengan level
pada PPKM yang ada78

Dari pernyataan yang telah disampaikan oleh Kepala Satuan Polisi

Pamong Praja yakni Bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si menjelaskan

bahwa pengawasan tetap dilaksanakan selama 103andemic masih

berlangsung tetapi untuk pengawasannya menyesuaikan dengan level

pada PPKM tersebut karena pihak Satpol PP Kota Pekanbaru sendiri

menyesuaikan dengan kondisi yang ada dilapang dalam pelaksanaan

pengawasan tersebut.

4.2.2 Faktor penghambat dan faktor pendukung Satpol PP Kota

Pekanbaru dalam melakukan pengawasan saat Pemberlakuan

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

4.2.2.1 Faktor Pendukung

A. Terdapat sarana yang memadai

Pelaksanaan giat pengawasan yang dilakukan oleh pihak Satuan

Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru terdapat suatu hal yang mendukung

yaitu terdapat sarana yang memadai. Dalam hal ini sarana yang dimaksud

78
Wawancara denga bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si. Senin, 3 Januari 2022 di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja
104

ialah berupa kendaraan yang digunakan oleh pihak Satpol PP Kota

Pekanbaru dalam melakukan pengawasan terhadap pembatasan kegiatan

masyarakat. Jika sarana yang memadai tidak dimiliki maka pihak Satpol PP

Kota Pekanbaru dalam pelaksaan tugas pengawasannya akan kesulitan

untuk melakukan giatnya tersebut.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan sesuai yang telah

dijelasankan pada bagian gambaran umum terpadat jumlah kendaraan

yang dimiliki oleh pihak Satpol PP Kota Pekanbaru sebanyak 34 kendaraan

yang terdiri dari 15 kendaraan motor dan 19 kendaraan mobil. Hal ini

tentunya sangant mendukung sekali pihak Satpol PP Kota Pekanbaru

dalam pelaksanaan tugas serta memudahkan urusan pekerjaannya

tersebut.

B. Adanya anggaran yang memadai

Selain sarana yang dimiliki oleh pihak Satpol PP Kota Pekanbaru

juga memiliki anggaran dalam pelaksanaan pengawasan kepada

masyarakat. Dalam hal ini anggaran yang digunakan bukan yang dimiliki

Satpol PP seutuhnya tetapi anggaran tersebut yang digunakan merupakan

sebagian anggaran pemberian Pemerintah Kota Pekanbaru kepada Satpol

PP untuk melaksanakan pengawasan PPKM tersebut. Anggaran tersebut

digunakan setiap saat untuk pelaksanaan patroli untuk memantau kondisi

masyarakat serta melihat situasi yang ada dilapangan.


105

Dari hasil wawancara peneliti bersama dengan bendahara Satpol

PP Kota Pekanbaru yaitu bapak Riko Wulandari, SE yang menyampaikan

bahwa :

Dalam pelaksanaan pengawasan terhadap PPKM kita memiliki


anggaran yang memadai sehingga membantu kita dalam
pelaksanaan tugas. Dana tersebut juga merupakan dana yang
sebagian turun dari Pemerintah Kota Pekanbaru kepada Satpol PP
untuk pelaksanaan pengawasan terhadap PPKM ini. Untuk
anggaran yang cair untuk pelaksanaan PPKM itu masuk ke dalam
surat pertanggung jawaban bendahara masuk dalam belanja
perjalanan dinas dalam Kota dan Belanja makanan dan minuman
aktivitas lapang79

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa

Satpol PP Pekanbaru sendiri memiliki anggaran dalam pelaksanaan tugas

untuk pengawasan PPKM yang turun langsung dari pemerintah Kota

Pekanbaru. Anggaran yang turun ke Satpol PP Kota Pekanbaru untuk

pelaksanaan pengawasan PPKM masuk ke dalam anggaran makan dan

minum aktivitas lapangan serta pejalanan dinas dalam Kota. Anggaran ini

adalah merupakan salah satu faktor pendukung Satpol PP Kota Pekanbaru

dalam pelaksanaan tugas untuk melakukan pengawasa terhadap PPKM di

Kota Pekanbaru. Anggaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

79
Wawancara dengan bapak Riko Wulandari, SE. Jumat, 7 Januari 2022 di Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja
106

Tabel 4.10

Laporan Pertanggung Jawaban Bendahara Pengeluaran tahun 2021

No Uraian Jumlah SPJ Sisa Pagu


(LS+UP/GU/TU) Anggaran
(1) (2) (3) (4)
1 Belanja Perjalanan Dinas 1.483.125.000 278.850.000
Dalam Kota
2 Belanja Makanan dan 3.110.208.930 826.160.570
Minuman Aktivitas Lapangan
Sumber : Bendahara Satpol PP Kota Pekanbaru

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 2 uraian berupa

dana yang cair yaitu dari belanja perjalanan dinas dalam kota dan belanja

makanan dan minuman aktivitas lapang. Dana yang cair tersebut

merupakan dana yang digunakan juga dalam pelaksanaan pengawasan

PPKM di Kota Pekanbaru. Terhitung dana yang cair pada belanja

perjalanan dinas dalam kota sebanyak 1.483.125.000 dan memiliki sisa

pagu anggaran sebanyak 278.850.000. Kemudian pada belanja makanan

dan minuman aktivitas lapangan cair sebanyak 3.110.208.930 dan memiliki

sisa pagu anggaran sebanyak 826.160.570. Anggaran tersebut sebagian

digunakan juga dalam pelaksanaan pengawasan PPKM dan anggaran

tersebut terhitung dari awal tahun 2021 hingga akhir tahun 2021

4.2.2.2 Faktor penghambat

A. Kurangnya kesadaran dari masyarakat

Selain faktor pendukung juga terdapat faktor penghambat dalam

pelaksanaan pengawasan terhadap masyarakat tersebut. kurangnya


107

kesadaran dari masyarakat merupakan faktor yang menghambat Satpol PP

Kota Pekanbaru dalam pelaksanaan pengawasan PPKM. Kesadaran dari

masyarakat ini kurang karena terdapatnya pemikiran pada masyarakat

bahwa virus corona itu tidak ada hal ini sesuai dengan wawancara peneliti

dengan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru yaitu bapak

Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si. yang menyampaikan bahwa :

faktor pengahambat kita dalam pelaksanaan pengawasan ini


terdapat pada masyarakat sendiri karena masyarakat banyak juga
yang tidak taat akan protokol kesehatan dan terdapat juga
anggapan dari masyarakat bahwa virus corona ini tidak ada
sehingga ini menjadi penghambat bagi kita dalam pelaksanaan
tugas untuk mengawasi masyarakat80

Dari penyampaian diatas yang telah dijelaskan oleh Kepala Satpol

PP Kota Pekanbaru yaitu Bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si.

menjelaskan bahwa masyarakat banyak yang tidak taat akan protokol

kesehatan serta adanya anggapan masyarakat bahwa virus corona ini tidak

ada sehingga ini bisa mengakibatkan kerumitan Satpol PP Kota Pekanbaru

dalam melakukan pengawasan PPKM tersebut. Karena hal yang terjadi

demikian harus dilakukan pengawasan secara terus menerus dan juga

selalu dihimbau untuk diingatkan selalu agar masyarakat mau mematuhi

akan aturan dari PPKM tersebut.

80
Wawancara dengan bapak Iwan Simatupang AP, S.Sos, M.Si. Senin, 3 Januari 2022 di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan di bahas

pada BAB IV maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan Satpol PP Kota

Pekanbaru sudah dibilang maksimal karena adanya penurunan pada

level PPKM yang ada di Kota Pekanbaru. Untuk giat pengawasan

yang dilakukan pihak Satpol PP Kota Pekanbaru sudah sesuai

prosedur sesuai aturan yang ada yaitu Perda No 7 tahun 2021 dan

Surat Edaran No 18/SE/SATGAS/2021. Dalam pelaksanaan

pengawasannya sudah terencana yaitu dengan menetapkan target

terlebih dahulu sebelum pelaksanaan pengawasan dan menyusun

langkah – langkah sebelum dilakukannya pengawasan dalam hal ini

menetapkan target patroli yang menjadi pusat keramaian dan

penutupan jalan sebagai pembatasan mobilitas masyarakat. Dalam

hal penertiban yang dilakukan Satpol PP Kota Pekanbaru saat

dilakukan pengawasan dapat dikatakan bahwa Satpol PP sendiri

tegas dalam menindak masyarakat yang melanggar ketentuan

PPKM dapat dilihat dari jumlah pelanggarannya dan sanksi yang

diberikan pada masyarakat yang sebelumnya telah di jelaskan pada

BAB IV. Pihak Satpol PP Kota Pekanbaru sendiri sudah mengambil

langkah tepat dalam mengantisipasi pelanggaran terhadap PPKM


108
109

hal ini dapat dijelaskan demikian karena ada atau tidaknya

pelanggaran PPKM selama kebijakan PPKM masi berlaku dan

Covid-19 masi ada pihak Satpol PP Kota Pekanbaru tetap

melakukan pengawasan kepada masyarakat.

2. Faktor pendukung Satpol PP Kota Pekanbaru sendiri dalam

pelaksanaan pengawasan PPKM didukung karena adanya sarana

yang memadai dan anggaran yang turun dari pemerintah Kota

Pekanbaru untuk melakukan pengawasan kepada masyarakat hal ini

tentu membantu Satpol PP Kota Pekanbaru dalam pelaksanaan

tugasnya. Untuk faktor penghambat yang dimiliki oleh Satpol PP

Kota Pekanbaru dalam pelaksanaan pengawasan PPKM terdapat

pada kurangnya kesadaran dari masyarakat hal ini dapat dilihat dari

kurangnya ketaatan masyarakat akan protokol kesehatan serta

terdapatnya anggapan dari masyarakat bahwa virus corona tersebut

tidak ada.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas terdapat beberapa saran yang

diharapkan dapat membantu dan bermanfaat bagi keberhasilan

pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Saran tersebut yaitu :

1. Satpol PP Kota Pekanbaru agar selalu menghimbau kepada

masyarakat untuk patuhi aturan PPKM yang ada serta taat akan
110

protokol kesehatan yang ada agar masyarakat tidak lupa akan

aturan PPKM serta protokol kesehatan yang ada

3. Pihak Satpol PP Kota Pekanbaru harus terus berkoordinasi dengan

instansi lain dalam hal ini Polisi, Dishub, Satgas Covid-19, dan

pihak lain yang terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19 untuk

melakukan kerjasama dalam penanganan kasus virus corona dan

penegakan akan aturan PPKM yang ada.

4. Masyarakat dalam keberlangsungan Covid-19 di harapkan agar

lebih taat kembali kepada aturan 5M yakni menjaga jarak, memakai

masker, menjauhi kerumunan, mencuci tangan serta membatasi

mobilitas.

5. Untuk peneliti selanjutnya yang menggunakan penelitian ini

diharapkan untuk lebih disempurnakan kembali penelitiannya agar

mampu mempermudah peneliti lainnya maupun pembaca dalam

menggunakan penelitian tersebut.

6. Untuk Institut Pemerintahan Dalam Negeri penulis berharap

penelitian ini dapat berguna bagi almamater tercinta baik untuk

pembaca dan adek-adek tingkat yang akan menggunakan

penelitian ini sebagai bahan referensi dalam penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan


Praktik. Jakarta : Bina Aksara.

Hamid, Hendrawati. 2020. Manajemen Pemerintah Daerah. Makassar:


Garis Khatulistiwa.

Handoko, Tarsisius H., 2012. Manajemen. Yogyakarta : BPFE


Yogyakarta.

Heryana, Ade. 2018. Informan Dan Pemilihan Informan Dalam Penelitian


Kualitatif. Jakarta : UEU

Manullang, Marihot. 2012 Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Ghalia


Indonesia.

Labolo, Muhadam. 2008. Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta :


Rajawali Pers.

--------, Muhadam. 2011. Memahami Ilmu Pemerintahan; Suatu Kajian,


Teori, Konsep, Dan Pengembangannya. Jakarta : Rajawali Pers.

Relawati, Rahayu. 2012. Dasar Manajemen. Malang : Umm Press.

Sarwoto. 2003. Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen. Jakarta : Ghalia


Indonesia.

Siagian, Sondang P., 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : Bina


Aksara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.


Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif Dan R \& D). Bandung : Alfabeta.

Syafiie, Inu Kencana. 2011. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung :


Refika Aditama

Syafiie, Inu Kencana. 2011. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta :


Rineka Cipta

Gie, The L., 1994. Pertumbuhan Pemerintahan Daerah Di Negara


Republik Indonesia. Pertumbuhan Pemerintahan Daerah Di Negara
Republik Indonesia. Yogyakarta : Liberty. 15 buku

Jurnal dan Karya Ilmiah

Sampurno, M.B.T, Kusumandyoko, T.C, dan Islam, M.A., 2020. Budaya


Media Sosial, Edukasi Masyarakat, Dan Pandemi Covid-19. Salam:
Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I 7, no. 5 (2020)

Napitu, U., Corry, dan Matondang M.K.D., 2021. Sosialisasi Pembatasan


Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Kelurahan Bah
Kapul. Community Development Journal 2, no. 2.

Saragih, Ridwan dan Rahmat. 2020. Pelaksanaan Tugas Satuan Polisi


Pamong Praja Terhadap Dampak Covid – 19 Di Kota Tanjungbalai

Suhendi, Dedy. 2019. Peran Satuan Polisi Pamong Praja dalam


Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum (Studi
terhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur Ketenteraman dan
Ketertiban Umum di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat).
Jurnal Tatapamong, Indramayu.

Giyono, Urip. 2021. Studi Kasus Kebijakan Peningkatan Kedisiplinan dan


Pengetatan Protokol Kesehatan Pada Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (Ppkm) Tahap II di Jawa Tengah Dalam Kajian
Hukum Bisnis, Jurnal Jendela Hukum 8, no. 1. Tata Pamong jurnal
Peraturan Perundang-Undangan

Covid-19, Satgas Penanganan. Surat Edaran Nomor 18/SE/SATGAS/2021


(2021).

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi


Pamong Praja.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987 Tentang Perubahan Wilayah


Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru Dan Kabupaten Daerah
Tingkat II Kampar

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan


Daerah Kota Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perlindungan
Masyarakat dari Penyebaran dan Dampak Corona Virus Disease 2019.

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Pembentukan


Kecamatan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang

Web

https://news.detik.com/berita/d-5325726/3-faktor-penyebab-disiplin-
protokol-kesehatan-menurun-menurut-tito. 3 Faktor Penyebab Disiplin
Protokol Kesehatan Menurun Menurut Tito. Jumat, 10 September
2021.

https://www.suara.com/health/2021/07/28/132500/pengertian-ppkm-level-
4-hingga-1-indikator-dan-cara-menentukan?page=all.Pengertian
PPKM Level 4 Hingga 1: Indikator Dan Cara Menentukan. Kamis, 2
September 2021.

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5652484/arti-ppkm-
adalah. Arti PPKM Adalah. Kamis, 2 September 2021

https://pekanbarukota.bps.go.id/indicator/12/36/1/jumlah-penduduk-
menurut-kecamatan-dan-jenis-kelamin-di-kota-pekanbaru.html. Badan
Pusat Statistik Kota Pekanbaru. Kamis, 31 Maret 2022.

https://www.batamnews.co.id/berita-79756-duh-kasus-covid-19-di-
pekanbaru-meningkat-saat-pemberlakukan-ppkm.html. Duh, Kasus
Covid-19 Di Pekanbaru Meningkat Saat Pemberlakukan PPKM -
Batamnews.Co.Id. Sabtu, 28 Agustus 2021.

https://www.riau.go.id/home/en/skpd/2021/04/22/5422-patroli-protokol-
kesehatan-covid-19-di-wilayah-kota. Patroli Protokol Kesehatan
Covid-19 Di Wilayah Kota Pekanbaru - Satuan Kerja Perangkat
Daerah | Website Resmi Pemerintah Provinsi Riau. Jumat, 10
September 2021.

https://ms.wikipedia.org/wiki/Pekanbaru. Pekanbaru. Rabu, 30 Maret 2022

https://www.pekanbaru.go.id/p/news/pekanbaru-kembali-ke-ppkm-level-
2.Pekanbaru Kembali Ke PPKM Level 2 - Pekanbaru.Go.Id. Senin, 21
Maret 2022.

https://corona.riau.go.id/posko/.Peta Sebaran Posko Natal, Tahun Baru


Dan Pengawasan COVID-19 Provinsi Riau Selama PSBB – Riau
Tanggap Virus Corona | Pemprov Riau. Rabu, 15 September 2021.

https://news.detik.com/berita/d-5631169/tekan-mobilitas-warga-15-jalan-
di-pekanbaru-disekat-mulai-pukul-2200-wib. Tekan Mobilitas Warga,
15 Jalan Di Pekanbaru Disekat Mulai Pukul 22.00 WIB. Kamis, 3
Maret 2022.
https://www.pekanbaru.go.id/p/news/terjaring-di-perbatasan-10-warga-
dinyatakan-reaktif-covid-19. Terjaring Di Perbatasan, 10 Warga
Dinyatakan Reaktif Covid-19 - Pekanbaru.Go.Id. Rabu, 15 September
2021.

https://www.pekanbaru.go.id/p/menu/profil-kota/wilayah-geografis.
Wilayah Geografis - Pekanbaru.Go.Id. Rabu, 30 Maret 2022.
LAMPIRAN I
1.1 PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SATPOL PP KOTA
PEKANBARU

Bagaimana pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru?

1. Apa tujuan dari pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM)?
2. Apa tujuan dari dilakukannya pembatasan mobilitas kepada
masyarakat?
3. Apa tujuan dari dilakukannya pembubaran kerumunan atau
keramaian?
4. Apa tujuan dari penerapan protokol kesehatan? Dan mengapa
perlu diadakannya Razia masker?
5. Bagaimana pelaksanaan pengawasan PPKM oleh Satpol PP?
6. Siapa saja pihak yang terlibat dalam pengawasan PPKM tersebut?
7. Bagaimana pelaksanaan patroli oleh Satpol PP Kota Pekanbaru
terhadap PPKM?
8. Apakah sudah ada dilakukan penertiban kepada masyarakat yang
melanggar PPKM?
9. Bagaimana perbandingan keadaan sebelum (pra) pelaksanaan
pengawasan PPKM dengan sesudah (pasca) pelaksanaan
pengawasan PPKM di Kota Pekanbaru?
10. Apa tindak koreksi yang dilakukan jika terdapat pelanggaran
terhadap PPKM?
11. Apakah tindak koreksi yang dilakukan jika tidak terdapat
pelanggaran terhadap PPKM?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Satpol PP Kota
Pekanbaru dalam melakukan pengawasan saat Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)?
1. Faktor-faktor pendukung apa saja bagi Satpol PP Kota Pekanbaru
dalam melakukan pengawasan PPKM?
2. Hambatan apa saja yang dihadapi Satpol PP Kota Pekanbaru
dalam melakukan pengawasan PPKM?
1.2 Kepala Bidang Operasi dan Ketertiban Umum
Bagaimana pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru?

1. Apakah sudah ada kejelasan tujuan dalam pengawasan PPKM di


Kota Pekanbaru, khususnya terhadap wilayah yang menjadi pusat
kerumunan?
2. Bagaimana pelaksanaan pengawasan terhadap ketertiban umum
dan kententraman masyarakat pada saat PPKM tersebut?
3. Apa tujuan dari penertiban umum pada saat pengawasan PPKM
tersebut?
4. Bagaimana perbandingan keadaan sebelum (pra) dilakukan
penertiban umum dengan setelah (pasca) dilakukan penertiban
umum?
5. Apakah sudah dilakukan tindak koreksi terhadap pihak yang
melanggar penertiban umum pada saat PPKM?
6. Apa tindak koreksi yang dilakukan setelah dilakukannya penertiban
umum tersebut?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Satpol PP Kota
Pekanbaru dalam melakukan pengawasan saat Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)?

1. Faktor-faktor pendukung apa saja bagi Satpol PP Kota Pekanbaru


dalam melakukan penertiban umum pada saat pengawasan
PPKM?
2. Hambatan apa saja yang dihadapi Satpol PP Kota Pekanbaru
dalam melakukan penertiban umum pada saat pengawasan
PPKM?
1.3 Bendahara

Bagaimana pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru?

1. Berapa jumlah anggota yang dimiliki oleh Satpol PP Kota


Pekanbaru?
2. Berapa jumlah anggota yang turun kelapangan dalam melakukan
pengawasan PPKM?
3. Apa saja alat dan juga sarana/prasarana yang dibutuhkan dalam
melakukan pengawasan PPKM tersebut?
4. Berapa banyak data pelanggaran PPKM yang dilakukan
masyarakat?
5. Berapa jumlah barang yang disita oleh Satpol PP Kota Pekanbaru
terhadap pelanggar pelaku usaha?
6. Berapa banyak jumlah usaha yang disegel Satpol PP Kota
Pekanbaru akibat melanggar aturan PPKM?

1.4 Kepala Sub Bagian Keuangan

Bagaimana pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru?

1. Berapa jumlah anggaran yang diperlukan dalam melakukan


pengawasan PPKM tersebut?
2. Barapa banyak jumlah sanksi administrasi beserta denda terhadap
pelanngar PPKM setiap bulannya?
3. Bagaimana pengelolaan denda sanksi administrasi tersebut?
1.5 Kepala Seksi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

Bagaimana pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru?

1. Apakah sudah ada kejelasan tujuan dalam pengawasan PPKM di


Kota Pekanbaru, khususnya terhadap wilayah perbatasan Kota
Pekanbaru?
2. Bagaimana pelaksanaan operasi dalam pengawasan PPKM?
3. Apa tujuan dari pelaksanaan operasi pada saat PKKM?
4. Bagaimana perbandingan keadaan sebelum (pra) operasi dan
setelah (pasca) operasi dilakukan pada saat PPKM?
5. Tindak koreksi apa yang dilakukan dari setiap operasi yang pernah
dilakukan pada saat PPKM?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Satpol PP Kota
Pekanbaru dalam melakukan pengawasan saat Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)?

1. Faktor-faktor pendukung apa saja bagi Satpol PP Kota Pekanbaru


dalam melakukan operasi pada saat PPKM?
2. Hambatan apa saja yang dihadapi Satpol PP Kota Pekanbaru
dalam melakukan operasi pada saat PPKM?
1.6 Anggota Satpol PP

Bagaimana pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru?

1. Bagaimana petugas mengatasi permasalahan jika ada perlawanan


dari masyarakat saat dilakukannya penertiban PPKM tersebut?
2. Tindakan apa saja yang diberikan jika masyarakat melanggar
aturan tentang PPKM tersebut?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Satpol PP Kota
Pekanbaru dalam melakukan pengawasan saat Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)?
1. Faktor pendukung apa saja bagi petugas dalam melakukan
pengawasan PPKM?
2. Hambatan apa saja yang dialami petugas saat melakukan
pengawasan terhadap PPKM?
1.7 Masyarakat

Bagaimana pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM) oleh Satpol PP di Kota Pekanbaru?

1. Bagaimana pendapat masyarakat dilakukannya pengawasan


PPKM tersebut?
2. Apa saja tindakan masyarakat jika Satpol PP melakukan penertiban
pada saat PPKM tersebut?
3. Apa tindakan yang dilakukan masyarakat jika mobilitasnya tersebut
dibatasi oleh petugas Satpol PP?
4. Bagaimana keadaan usaha masyarakat pada saat sebelum
dilakukan pengawasan PPKM dengan sesudah dilakukannya
PPKM
LAMPIRAN II

Wawancara bersama Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru Bapak Iwan


Simatupang AP, S.Sos, M.Si

Wawancara bersama Kepala Bidang Operasi dan Ketertiban Masyarakat


Bapak Reza Aulia Putra, S.IP

Wawancara bersama Kepala Seksi Ketertiban Umum dan Ketentraman


Masyarakat Bapak Rezatul Helmi, S.STP
Wawancara bersama Kepala Sub Bagian Umum Bapak Johannes
Supredo Sinaga, S.STP.

Wawancara bersama Anggota


Wawancara bersama masyarakat
Satpol PP

Pelaksanaan Pengawasan PPKM Pelaksanaan Pengawasan PPKM


LAMPIRAN III
RIWAYAT HIDUP

1. Nama : M. Jordi Armanda

2. Jenis Kelamin : Laki - Laki

3. Tempat, Tanggal Lahir : Banda Aceh, 26 Mei 1999

4. Agama : Islam

5. Pendidikan Terakhir : SMAN 8 Pekanbaru

6. Pengalaman Organisasi : Biro Umum

7. Nama Orang Tua :

a. Ayah : Yulisman

b. Ibu : Artina

8. Asal Pendaftaran : Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh

9. Alamat Terakhir : Jalan Montok Kade DSN. Tgk

Syiek Kel. Lam Dom Kec. Lueng

Bata Kota Banda Aceh Provinsi

Aceh

10. Nomor Telepon : 082385882287

Anda mungkin juga menyukai