Anda di halaman 1dari 5

1.

Tuliskan rangkuman dari 1 (satu) kasus nyata mengenai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang diambil
dari media berita atau media sosial baik cetak maupun non cetak (tuliskan sumbernya dengan lengkap).
Selanjutnya, tuliskan hasil analisis kasus ABK yang Anda rangkum tersebut berdasarkan teori keilmuan
yang relevan!

Jawaban :

dalam berita tersebut tersaji bahwa Koordinator Kelompok Kerja Pendidikan Inklusif Direktorat
Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek, Meike Anastasia, mengungkapkan
per Desember 2023 terdapat 40.164 satuan pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peserta didik
berkebutuhan khusus. Sayangnya, terjadi ketimpangan jumlah siswa berkubutuhan khusus dengan
kecukupan guru.

"Hanya 5.956 satuan pendidikan atau 14,83 persen dari total satuan pendidikan yang memiliki guru
pembimbing khusus bagi anak berkebutuhan khusus," kata Meike dalam diskusi Forum Wartawan
Pendidikan, Senin, 1 April 2024.

Meike menyebut untuk mengatasi kondisi tersebut Kemendikbudristek meluncurkan program


Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif dalam bentuk Modul Pendidikan Inklusif Tingkat Dasar. Hal ini
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memenuhi hak murid untuk mendapatkan
layanan pendidikan inklusif dan setara.

"Hal tersebut selaras dengan tujuan program Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif yakni
menghasilkan pendidik yang dapat mewujudkan pembelajaran dan pendidikan inklusif di satuan
pendidikan," tutur dia.

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2017/09/22/16371601/kisah-anak-anak-
%20berkebutuhan-khusus-yang-sekolah-di-sd-negeri?page=all

2.Sebutkan dan jelaskan 1 (satu) peraturan perundangan-undangan Nasional yang mengatur Hak untuk
ABK!

Jawaban :

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (“UU
Sisdiknas”) mengamanatkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, yang berbunyi: “Warga Negara
yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus.”

Jadi, setiap warga negara indonesia yang memiliki kelainan atau berkebutuhan khusus seperti fisik,
emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan yang layak, karena di
Indonesia sendiri sudah menyediakan satuan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik
berkebutuhan khusus, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah yaitu satuan pendidikan
khusus seperti Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB)/Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Selain pada satuan pendidikan khusus, siswa berkebutuhan khusus
juga dapat menempuh pendidikan disekolah terpadu. Sekolah terpadu merupakan sekolah reguler yang
menerima anak berkebutuhan khusus, dengan kurikulum, sarana prasarana yang sama untuk seluruh
peserta didik. Sekolah terpadu saat ini lebih dikenal dengan sekolah inklusif.

3.Sudah banyak peraturan perundangan-undangan Nasional dan Internasional mengenai ABK tetapi
pada kenyataannya peraturan-peraturan tersebut belum sepenuhnya terlaksana dengan semustinya di
Indonesia. Jelaskan pendapat Anda (dengan Bahasa Anda sendiri), mengapa peraturan-peraturan
tersebut belum dapat terlaksana dengan baik?

Jawaban :

Menurut pendapat saya penyebab peraturan-peraturan tersebut bisa belum terlaksana dengan baik
semua itu karena sebagian besar masyarakat di Indonesia terindikasi masih memandang sebelah mata
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), sehingga tidak jarang yang tidak mengajak mereka bersosialisasi dan
berkomunikasi, serta mengacuhkan mereka dalam berbagai hal. Misalkan tidak memandang sebelah
mata, masyarakat disini hanya sebatas mengasihani atau merasa iba jika melihat mereka.

Kemudian penyebab lainnya adalah masih ada yang meremehkan kemampuan ABK. Padahal tidak
sedikit dari mereka yang memiliki kemampuan tertentu yang belum tentu orang kebanyakan bisa
melakukannya. Akibatnya mereka kurang memfasilitasi para ABK dalam mengembangkan bakat dan
kemampuan mereka. Hanya kalangan tertentu saja yang memberi perhatian lebih terhadap mereka,
seperti LSM-LSM yang peduli terhadap pembinaan ABK.

Sayangnya tidak hanya ABK, namun orang dewasa yang berkebutuhan khusus masih banyak yang
dipandang sebelah mata. Hal yang paling terlihat adalah masih jarang ditemukan orang berkebutuhan
khusus di instansi-intansi baik itu instansi pemerintah maupun swasta.

Selain itu, dari lingkungan pendidikan penyebab peraturan-peraturan tersebut bisa belum terlaksana
yaitu karena :

1. Masih ada sekolah yang secara formal belum berpredikat sebagai sekolah Inklusif, bahkan sampai
sekarang belum tersentuh proyek sosialisasi dan pelatihan di bidang pendidkan inklusif.
2. Para guru masih merasa sulit menyelaraskan antara standar layanan persekolahan reguler yang
selama ini berjalan dan variasi kebutuhan belajar ABK.
3. Belum adanya sistem evaluasi hasi belajar ( baik formatif dan sumatif) yang tepat sesuai kebutuhan
ABK karena kurangnya saran dan sumber belajar aksesabilitas untuk mengakomodasi kebutuhan
mobilitas dan belajar ABK.
4. Masih adanya anggapan keberadaan ABK akan mempengaruhi ketuntasan hasil belajar akhir tahun,
akibatnya ABK dipindakan di SLB menjelang ujian
4. Layanan Pendidikan bagi ABK terdapat beberapa macam yaitu layanan Pendidikan segregasi, inklusi,
dan integrasi. Jelaskan masing-masing layanan tersebut, dan manakah layanan Pendidikan bagi ABK di
Indonesia yang paling tepat menurut Anda!

Jawab :

Layanan Pendidikan bagi ABK terdapat beberapa macam yaitu layanan Pendidikan segregasi, inklusi, dan
integrasi, berikut penjelasannya :

1. layanan pendidikan segregasi


2. Sistem layanan pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang terpisah dari sistem
pendidikan anak normal. Pendidikan anak berkebutuhan khusus melalui sistem segregasi
maksudnya adalah penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara khusus, dan terpisah
dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal. Dengan kata lain anak berkebutuhan
khusus diberikan layanan pendidikan pada lembaga pendidikan khusus untuk anak
berkebutuhan khusus, seperti Sekolah Luar Biasa atau Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menangah Atas Luar Biasa. Sistem pendidikan segregasi
merupakan sistem pendidikan yang paling tua. Pada awal pelaksanaan, sistem ini
diselenggarakan karena adanya kekhawatiran atau keraguan terhadap kemampuan anak
berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan anak normal. Selain itu, adanya kelainan
fungsi tertentu pada anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan dengan
menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan khusus mereka
3. Layanan Pendidikan Inklusi
Layanan pendidikan inklusif merupakan sistem layanan dengan memberikan kesempatan
kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan secara bersama-sama peserta didik pada umumnya, ini bertujuan supaya semua
anak dapat mengakses pendidikan seluas-luasnya tanpa diskriminasi.

4. Layanan pendidikan integrasi


Bentuk layanan pendidikan integrasi adalah sistem pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak biasa (normal) di
sekolah umum. Dengan demikian, melalui sistem integrasi anak berkebutuhan khusus bersama-
sama dengan anak normal belajar dalam satu atap. Sistem pendidikan integrasi disebut juga
sistem pendidikan terpadu, yaitu sistem pendidikan yang membawa anak berkebutuhan khusus
kepada suasana keterpaduan dengan anak normal. Keterpaduan tersebut dapat bersifat
menyeluruh, sebagaian, atau keterpaduan dalam rangka sosialisasi. Pada sistem keterpaduan
secara penuh dan sebagaian, jumlah anak berkebutuhan khusus dalam satu kelas maksimal 10
% dari jumlah siswa keseluruhan. Selain itu dalam satu kelas hanya ada satu jenis kelainan. Hal
ini untuk menjaga agar beban guru kelas tidak terlalu berat, dibanding jika guru harus
melayani berbagai macam kelainan.
Menurut saya, layanan pendidikan yang paling tepat bagi ABK adalah Layanan Pendidikan Segregasi,
karena segregasi menyelenggarakan pendidikan yang dilakukan secara khusus serta terpisah dari
penyelenggaraan pendidikan pada anak normal. Selain itu dengan Layanan Pendidikan Segregasi, dapat
menimbulkan rasa ketenangan pada siswa , karena berada pada lingkungan yang lebih homogin. ABK
juga lebih mudah berkomunikasi, karena ada kesatuan dalam berbahasa, yaitu bahasa isyarat. Layanan
Pendidikan Segregasi pada umumnya menyelenggarakan pendidikan khusus yang dilengkapi dengan
sarana khusus yang diperlukan dalam pendidikan anak tunarungu. Siswa juga memperoleh layanan
pendidikan dengan strategi yang lebih disesuaikan dengan kemampuan anak. Itu sebabnya saya
berpendapat bahwa Pendidikan yang paling tepat bagi ABK adalah Layanan Pendidikan Segregasi.

5. Model layanan kognitif-afektif, model layanan perkembangan moral, model perkembangan nilai
dan layanan berbagai bidang khusus merupakan model layanan yang dapat digunakan untuk
menangani anak berbakat. Dari model layanan tersebut, jelaskan model layanan yang paling
efektif untuk diterapkan pada anak berbakat dari aspek kognitif? Berikan alasannya!

jawab

Anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan hebat dan dapat mencapai hasil yang tinggi.
Anak-anak berbakat membutuhkan kesempatan pendidikan khusus untuk membantu mencapai hasil
yang sesuai dengan bakat mereka. Bakat secara umum didefinisikan sebagai kemampuan bawaan dan
mungkin belum dikembangkan dan dilatih sebelum diwujudkan. Tidak seperti bakat, "kemampuan"
adalah kemampuan untuk melakukan tindakan melalui pembawaan dan latihan. Kemampuan
menunjukkan bahwa Anda dapat melakukan tindakan (prestasi). Padahal bakat membutuhkan pelatihan
dan pendidikan untuk mengambil tindakan di masa depan. Bakat dan kemampuan menentukan
“kinerja” seseorang. Oleh karena itu, prestasi ini merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan.

Model layanan kognitif dan emosional merupakan model layanan yang paling efektif yang dapat
diterapkan pada anak berbakat. Karena model pelayanan dibutuhkan anak-anak untuk memaksimalkan
potensi belajar mereka dan akan sangat membantu bangsa, negara, agama dan masyarakat di masa
depan.

Model layanan yang paling efektif untuk menangani anak berbakat dari aspek kognitif diantaranya
adalah:

 Diberikan kesempatan untuk dapat meloncat kelas ke kelas yang lebih tinggi dalam waktu
singkat (mempercepat masa belajar).
 Membentuk kelas khusus dengan pengajar yang khusus pula yang fokus melatih kepandaian
anak berbakat tersebut.
 Menyediakan perangkat latih yang diperlukan si anak berbakat sehingga kepandaian atau
keahliannya dapat tersalurkan sesuai perkembangannya.
 Mengirim mereka ke ajang-ajang kompetisi baik di jenjang nasional maupun internasional.
 Pemerintah harus menjamin kelangsungan pendidikannya sampai ke jenjang universitas tanpa
biaya apabila yang bersangkutan berasal dari keluarga kurang mampu.

Anda mungkin juga menyukai