Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 3 No.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MENGGUNAKAN KOMBINASI MODEL


PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI), MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) DAN WORD
SQUARE PADA SISWA KELAS IV SDN TELUK DALAM 11
BANJARMASIN

Amberansyah, Marhamah
Program Pendidikan Guru Pra Sekolah dan Dasr
Universitas Lambung Mangkurat
marhamah459@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada
materi sistem pemerintahan pusat dengan menggunakan kombinasi model Group Investigation,
Means-Ends Analysis, and Word Square. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif
dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV Teluk Dalam 11
Banjarmasin tahun ajaran 2016/2017. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang tiap siklusnya
terdiri dari 2 kali pertemuan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi
aktivitas guru, aktivitas siswa dan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa setiap akhir
pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan 1) aktivitas guru selalu meningkat hingga mencapai
kategori sangat baik, 2) aktivitas siswa selalu meningkat hingga mencapai kategori sangat aktif,
dan 3) hasil belajar siswa terus meningkat hingga mencapai indikator keberhasilan..
Kata kunci: PKn, Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat, Model Group Investigation, Means-Ends
Analysis, dan Word Square.

PENDAHULUAN Dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat ikut aktif dalam pembelajaran agar dapat
yang disertai dengan semakin kencangnya arus memahami materi pelajaran dan untuk
globalisasi dunia membawa dampak yang besar pada meningkatkan kemampuan yang telah dimiliki
proses kehidupan manusia. Dalam menjalani proses maupun kemampuan yang baru baik kemampuan
kehidupannya, manusia mutlak memerlukan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun
pendidikan agar dapat mengembangkan segala keterampilan. Keberhasilan anak didik dalam
potensinya guna mencapai kualitas diri yang lebih mengikuti pendidikan di sekolah dasar dapat dilihat
baik. dari keberhasilan mereka dalam memahami dan
Pendidikan Menurut UU No. 20 th 2003 menguasai sejumlah mata pelajaran yang disajikan.
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan Salah satu mata pelajaran yang sangat penting di
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana sekolah dasar adalah Pendidikan Kewarganegaraan.
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, dan moral yang berakar pada budaya bangsa
kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta Indonesia (Susanto, 2015: 225).
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Menurut Mulyasa (Susanto, 2015: 231-232),
bangsa, dan Negara (Sanjaya, 2013: 2). tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka adalah untuk menjadikan siswa agar mampu berpikir
mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di
demikian akan menimbulkan perubahan dalam negaranya, mampu berpartisipasi dalam segala
dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung
adekwat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran jawab,sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam
bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari semua kegiatan, bisa berkembang secara positif dan
perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan
diinginkan (Hamalik, 2014: 3). bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan
yang paling utama dalam pendidikan disekolah. komunikasi dengan baik.

41
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 3 No. 1

Dalam mewujudkan hal tersebut, sekolah Jika permasalahan ini tidak ditangani atau
berupaya dengan sebaik mungkin agar hasil belajar dibiarkan begitu saja maka yang terjadi adalah
siswanya bisa mencapai Kriteria Ketuntasan kesulitan pada siswa dalam memahami materi sistem
Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu pemerintah tingkat pusat dan berdampak pada
70.KKM, berfungsi sebagai standar terendah yang kurang aktifnya terhadap kegiatan pelajaran,
berkaitan dengan nilai siswa dalam suatu kompetensi sehinggaketuntasan belajar padasiswatidak tercapai,
dasar atau mata pelajaran yang harus dicapai agar padahal tujuan dari proses mengajar-belajar secara
siswa tersebut dapat naik kelas atau dinyatakan telah ideal adalah agar bahan yang dipelajari dikuasai
menguasai kompetensi yang diajarkan. sepenuhnya oleh siswa.
Dalam KTSP kelas IV SD dalam mata Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan
pelajaran PKn standar kompetensi yang harus diatas maka dicari suatu solusi yang dapat
dikuasai oleh siswa adalah Mengenal sistem memecahkan permasalahan tersebut, ada baiknya
pemerintahan tingkat pusat. Adapun kompetensi guru dapat memilih model pembelajaran inovatif dan
dasar yang harus dikuasai siswa adalah Mengenal tepat untuk merangsang kemampuan berpikir siswa,
lembaga-lembaga negara dalam susunan dengan menggunakan model pembelajaran yang
pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, dapat membuat siswa berinisiatif, aktif,antusisas dan
presiden, MA, MK, BPK, dan lain-lainnya dan berpikir kreatif, reflektif, kritis, logis dan sistematis.
Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat dalam belajar serta memudahkan siswa dalam
seperti, presiden, wakil presiden, dan para menteri. menerima informasi.
Materi Sistem pemerintah pusat harus dipahami dan Salah satu alternatif model pembelajaran yang
dimengerti oleh siswa kelas IV SD. memungkinkan dikembangkannya keterampilan
Namun kenyataan Berdasarkan hasil observasi berpikir siswa dalam memecahkan masalah adalah
dan wawancara dengan wali kelas IV SDN Teluk pembelajaran yang digunakan dengan menggunakan
Dalam 11 Banjarmasin, beberapa permasalahan yang kombinasi model Group Investigation (GI), Means
mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitusiswa Ends Analysis(MEA) danWord Square, karena
kurang terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan model ini siswa dilibatkan dan dilatih untuk
karena Pembelajaran cenderung berpusat pada guru memecahkan masalah dan mencari
dan pembelajaran masih dilaksanakan hanya dengan pengetahuan/permasalahan sendiri.
menggunakan metode ceramah, hal ini menyebabkan Menurut Suprijono (Shoimin, 2014: 80)
kurangnya interaksi siswa yang satu dengan siswa mengemukakan bahwa dalam penggunaan model
yang lain, pembelajaran kurang menarik dan siswa group investigation, setiap kelompok akan bekerja
kurang termotivasi dalam pembelajaran sehingga melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang
menjadikan siswa kurang aktif. Dalam pembelajaran mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian
juga tidak digunakannya media pembelajaran yang tersebut diketahui bahwa model Group Investigation
dapat membantu siswa dalam memahami materi adalah pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa
sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran. sehingga tentu akan membangkitkan semangat serta
Ditambah dengan pendapat siswa bahwa mata motivasi mereka untuk belajar.
pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang sulit Model pembelajaran Means Ends Analysis
dan kurang menarik. (MEA) adalah variasi dari pembelajaran dengan
Kurangnya keaktifan dan penguasaan siswa pemecahan masalah (Problem solving). MEA
terhadap materi pelajaran PKn juga ditunjukkan oleh merupakan metode pemikiran sistem yang dalam
rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dilihat penerapannya merencanakan tujuan keseluruhan.
berdasarkan informasi dan dokumentasi nilai mata Tujuan tersebut dijadikan dalam beberapa tujuan
pelajaran PKn di kelas IV SDN Teluk Dalam 11 yang pada akhirnya menjadi beberapa langkah atau
Banjarmasin pada semester II tahun ajaran tindakan berdasarkan konsep yang berlaku. Pada
2015/2016 terhadap materi sistem pemerintahan setiap akhir tujuan, akan berakhir pada tujuan yang
tingkat pusat masih sangat rendah dengan rata-rata lebih umum. Dalam MEA tujuan yang dicapai ada
nilai siswa adalah mencapai <70 dengan ketuntasan dalam cara dan langkah itu sendiri untuk mencapai
klasikal 41,66 % dari 24 siswa hanya 10 orang yang tujuan yang lebih umum dan rinci. Model
tuntas, dan 14 orang yang masih belum memenuhi pembelajaran Means Ends Analysis juga dapat
KKM, yang mana nilai Kriteria Ketuntasan Minimal mengembangkan berpikir reflektif, kritis, logis,
(KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 70. Sehingga sistematis, dan kreatif (Shoimin, 2014: 103).
diperlukan usaha agar nilainya meningkat dan lebih Sedangkan pada model pembelajaran Word
baik. Squaremenurut Santoso (Risda, 2014:21) Word
Squaremerupakan model pembelajaran yang

42
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 3 No. 1

memadukan kemampuan menjawab pertanyaan memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme


dengan mencocokan jawaban pada kotak-kotak guru, karena guru merupakan orang yang paling tahu
jawaban. Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran.
tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun Sedangkan menurut Suriansyah (2013:9) penelitian
disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam
dengan sembarang huruf/angka penyamar atau bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam
pengecoh. Tinggal bagaimana guru dapat kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki
memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran di
dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. dalam kelas.
Tujuan huruf/angka pengecoh bukan untuk Desain dalam penelitian ini ada empat tahapan
mempersulit namun untuk melatih sikap teliti dan sederhana mengenai model penelitian tindakan,
kritis. yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
Berdasarkan permasalahan diatas dan kondisi refleksi.
konkret pada SDN Teluk Dalam 11, maka peneliti Dari ke empat tahapan penelitian tersebut
tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas akan terbentuk sebuah siklus yaitu satu putaran
(PTK) dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar kegiatan secara berurutan dan akan kembali
PKNMateri Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dilakukan siklus ke selanjutnya seperti semula. Jadi,
Menggunakan Kombinasi Model Pembelajaran satu siklus adalah dari tahap penyusunan sampai
GroupInvestigation(GI), Means Ends Analysis refleksi, dan refleksi disini merupakan bahan
(MEA) dan Word Square Pada Siswa Kelas IV SDN evaluasi bagi tindakan yang harus dilakukan guru
Teluk Dalam 11 Banjarmasin”. selanjutnya.
Rumusan masalahnya adalah (1) Bagaimana Penelitian ini dilaksanakan di SDN Teluk
aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran Dalam 11 Banjarmasin pada mata pelajaran PKn
PKn materi sistem pemerintahan pusat dengan kelas IV di semester II tahun ajaran 2016/2017,
menggunakan kombinasi model pembelajaran Group dengan jumlah siswanya 27 orang siswa terdiri dari
Investigation(GI), Means Ends Analysis (MEA) 15 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.
danWord Squarepada siswa kelas IV SDN Teluk Faktor yang di teliti adalah faktor guru, faktor
Dalam 11 Banjarmasin? (2) Bagaimana aktivitas siswa dan faktor hasil belajar.faktor guru, faktor
siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn materi siswa yaitu mengamati bagaimana aktivitas guru dan
sistem pemerintahan tingkat pusat dengan siswa selama proses pembelajaran mengenai materi
menggunakan kombinasimodel pembelajaran Group sistem pemerintahan pusat dengan menggunakan
Investigation(GI), Means Ends Analysis (MEA) kombinasi model Group Investigation, Means Ends
danWord Square di kelas IV SDN Teluk Dalam 11 Analysis, dan Word Square. Sedangkan hasil belajar
Banjarmasin? (3) Apakah terdapat peningkatan hasil yang diamati adalah peningkatan hasil belajar siswa
belajar siswa pada pembelajaran PKn materi sistem secara individual dan klasikal melalui tes tertulis
pemerintahan tingkat pusatdengan menggunakan dengan menggunakan lembar evaluasi yang diukur
kombinasimodel pembelajaran Group secara kuantitatif.
Investigation(GI), Means Ends Analysis (MEA) dan Adapun teknik analisis data yang digunakan
Word Squarepada siswa kelas IV SDN Teluk Dalam adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
11 Banjarmasin?. adalah data yang berkaitan dengan aktivitas guru dan
aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
METODOLOGI
melalui observasi, sedangkan data kuantitatif berupa
Metodologi hendaknya dapat membawa
nilai evaluasi pada akhir pertemuan.
peneliti ke arah pencapaian objektif penelitian yang
Indikator keberhasilan penelitian tindakan
telah dirumuskan (Dalle, 2010; Dalle & Baharuddin,
kelas ini adalah: (1) Aktivitas Guru dikatakan
2017). Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
berhasil apabila keterlaksanaan langkah
proses penelitian adalah pendekatan kualitatif.
pembelajaran yang dilakukan guru sudah
Pendekatan kualitatif digunakan peneliti untuk
memperoleh skor perolehan 41-50 dengan kategori
memperbaiki kualitas pembelajaran dan kinerja
sangat baik. (2) Aktivitas Siswa dikatakan berhasil
peneliti sebagai tenaga pendidik sedangkan
apabila secara klasikal hasil observasi siswa aktif
pendekatan kuantitaif digunakan untuk memperbaiki
dan sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran
hasil belajar siswa. Jenis penelitiannya adalah
mencapai persentase ≥85%. (3) Hasil Belajardalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
penelitian ini adalah apabila ketuntasan belajar
Menurut Mulyasa (2013:88) Penelitian
individual mencapai nilai minimal 70 (nilai KKM
Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu cara

43
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 3 No. 1

70), sedangkan ketuntasan klasikal ≥85% dari kurikulum, tanpa memperhatikan kondisi siswa,
jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai 70.. tetapi juga terkait unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
HASIL DAN PEMBAHASAN mempengaruhi demi mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran PKn materi sistem
Guru sebagai ujung tombak dalam
pemerintahan pusat melalui model kombinasi model pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang
Group Investigation, Means Ends Analysis, dan sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.
Word Square siswa kelas IV SDN Teluk Dalam 11
Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat
Banjarmasin mengalami peningkatan. Hal ini dapat menentukan kelangsungan proses belajar di kelas
dilihat dari observasi aktivitas guru dan aktivitas maupun efeknya diluar kelas.Hal ini sesuai dengan
siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 serta siklus II pendapat Suriansyah, dkk (2014:4) yang menyatakan
pertemuan 1 dan 2 yang selalu mengalami bahwa “guru merupakan salah satu komponen yang
peningkatan. sangat menentukan dalam implementasi suatu
Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SDN
strategi pembelajaran di kelas.
Teluk Dalam 11 Banjarmasin,aktivitas guru diamati Selain mengamati aktivitas guru dalam proses
oleh observer menggunakan lembar observasi yang pembelajaran, observer juga mengamati aktivitas
telah disediakan peneliti. Adanya peningkatan dari
siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan Berdasarkan observasi aktivitas siswa pada
terhadap aktivitas guru pada siklus I dan siklus II siklus I dan siklus II ini dapat dilihat pada grafik
dapat dilihat dari grafik sebagai berikut.
sebagai berikut.
Series1, Series1,
SIIP2, Series1,
SIIP1, SIIP2,
Series1, 41 47
Series1, 93%
Series1, SIP2, 39
Series1, SIIP1,
SIP1, 35 Series1, SIP2, 78%
SIP1, 70%
65%

Grafik 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II


Grafik 2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat pada
siklus I pertemuan 1 guru memperoleh skor 35 Berdasarkan grafik diatas, aktivitas siswa
dengan kategori Baik, sedangkan pada pertemuan 2 pada siklus I pertemuan 1 diperoleh keaktifan siswa
memperoleh skor 39 dengan kategori Baik dan pada secara klasikal dengan mencapai persentase 65% dan
siklus II pertemuan 1 memperoleh skor 41 dengan pada pertemuan 2 mencapai persentase 70%. Pada
kategori Baik, sedangkan pada siklus II pertemuan 2 siklus II pertemuan 1 diperoleh keaktifan klasikal
memperoleh skor 47 dengan katagori Sangat Baik, dengan mencapai persentase 78%. Pada siklus II
dan telah mencapai indikator keberhasilan yang pertemuan 2 diperoleh keaktifan klasikal dengan
ingin dicapai yaitu pada kategori sangat baik. persentase 93%.
Hal ini terjadi karena guru sudah memperbaiki Meningkatnya aktivitas siswa di dalam
cara mengajarnya dalam proses pembelajaran. Selain kegiatan belajar mengajar karena model
itu pengemasan materi ajar yang baik dan peran serta pembelajaran kooperatif juga disusun dalam sebuah
guru yang senantiasa membimbing serta memotivasi usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa,
siswa dalam belajar mengakibatkan tercapainya memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap
indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam kepemimpinan dan membuat keputusan dalam
pembelajaran. kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa
Sependapat dengan hal tersebut, menurut untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa
Putra (2013:17), pembelajaran tidak semata-mata yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2012:58).
menyampaikan materi sesuai dengan target Hal ini dipertegas oleh Isjoni (2013:44)

44
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 3 No. 1

pembelajaran harus menekankan kerjasama dalam evaluasi menunjukkan 74% yang telah mencapai
kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Oleh ketuntasan. Pada siklus II pertemuan 1 untuk hasil
sebab itu, penanaman keterampilan cooperative belajar individu berupa soal evaluasi menunjukkan
sangat perlu dilakukan, antara lain menghargai 78% yang telah mencapai ketuntasan, pada siklus II
pendapat orang lain, mendorong berpartisipasi, pertemuan 2 hasil belajar individu berupa soal
berani bertanya, mendorong teman untuk bertanya, evaluasi meningkat dan menunjukkan 96% yang
mengambil giliran dan berbagi tugas. telah mencapai ketuntasan.
Kegiatan pembelajaran dilakukan Adapun penyebab tuntasnya hasil belajar
berkelompok agar dapat melatih dan membiasakan tersebut disebabkan karena guru selalu memperbaiki
siswa untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman cara mengajarnya dan menciptakan pembelajaran
tugas dan tanggung jawab. Disamping itu menurut yang aktif, kreatif dan juga menyenangkan. Selain
pendapat Trianto (2011:41) bahwa “pembelajaran itu penerapan model pembelajaran Group
kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan Investigation (GI), Means Ends Analysis (MEA)
lebih mudah menemukan dan memahami konsep danWord Square membuat siswa semakin tertarik
yang sullit jika mereka saling berdiskusi dengan dan bersemangat untuk belajar dan mampu membuat
temannya”. Rusman (2011:203) juga siswa untuk lebih memahami materi pelajaran yang
mengemukakan bahwa “dalam sistem belajar yang disampaikan guru sehingga berdampak pada
kooperatif, siswa belajar bekerjasama dengan pencapaian hasil belajar yang diinginkan.
anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki Menurut Rusman (2010:247) “peningkatan
dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk hasil belajar terjadi karena guru pada saat proses
dirinya sendiri dan membantu sesama anggota pembelajaran tidak hanya memberikan materi secara
kelompok untuk belajar”. Dalam pembelajaran klasikal (ceramah) tetapi guru menggunakan diskusi
kooperatif, siswa terlibat aktif pada proses kelompok sebagai sarana membangun informasi dan
pembelajaran sehingga memberikan dampak positif pengetahuan melalui tukar pendapat dan saling
terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang mempelajari sedangkan guru hanya sebagai
berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk fasilitator dan pembimbing”.
meningkatkan prestasi belajarnya.
Hasil belajar siswa juga mengalami SIMPULAN DAN SARAN
peningkatan. Ketidaktuntasan siswa pada tiap Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
pertemuan semakin berkurang. Peningkatan hasil yang dilakukan dalam pelaksanaan pada
belajar setelah proses pembelajaran siklus I dan II pembelajaran PKn materi Sistem Pemerintahan
dapat dilihat pada grafik berikut. Pusat dengan menggunakan kombinasi model
pembelajaran Group Investigation (GI), Means Ends
Series1,
Analysis (MEA) dan Word Square pada siswa kelas
SIIP2, IV SDN Teluk Dalam 11 Banjarmasin, dapat
96% disimpulkan sebagai berikut: 1) Aktivitas Guru
Series1,
Series1, SIIP1, dalam melaksanakan pembelajaran PKnmateri
Series1, SIP2, 78%
SIP1, 74% Sistem Pemerintahan Pusat dengan menggunakan
65% kombinasi model pembelajaran Group Investigation
(GI), Means Ends Analysis (MEA) dan Word
Squarepada siswa kelas IV SDN Teluk Dalam 11
Banjarmasinterlaksana dengan kategori sangat baik.
2) Aktivitas Siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran PKn materi Sistem Pemerintahan
Pusat dengan menggunakan kombinasi model
pembelajaran Group Investigation (GI), Means Ends
Analysis (MEA) dan Word Squarepada siswa kelas
Grafik 3 Hasil Belajar SiswaSiklus I dan Siklus II IV SDN Teluk Dalam 11 Banjarmasintelah
mengalami peningkatan aktivitas siswa sehingga
Berdasarkan grafik diatas hasil belajar siswa mencapai keaktifan klasikal 93%. 3) Hasil Belajar
mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Pada siswa pada pembelajaran PKn materi Sistem
siklus I pertemuan 1 untuk hasil belajar individu Pemerintahan Pusat dengan menggunakan
berupa soal evaluasi menunjukkan 65% yang telah kombinasi model pembelajaran Group Investigation
mencapai ketuntasan, pada siklus I pertemuan 2 (GI), Means Ends Analysis (MEA) danWord Square
meningkat untuk hasil belajar individu berupa soal pada siswa kelas IV SDN Teluk Dalam 11

45
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 3 No. 1

Banjarmasintelah mengalami peningkatan sehingga


dapat mencapai ketuntasan belajar 96%.
DAFTAR RUJUKAN
Dalle, J. (2010). Metodologi umum penyelidikan
reka bentuk bertokok penilaian dalaman dan
luaran: Kajian kes sistem pendaftaran siswa
Indonesia. Thesis PhD Universiti Utara
Malaysia.
Dalle, J., & Baharuddin. (2017). Interactive
courseware for supporting learners
competency in practical skills. Turkish Online
Journal of Educational Technology. 16(3). 88-
99
Hamalik, O. (2014). Kurikulum dan pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni. (2013). Pembelajaran kooperatif
(meningkatkan kecerdasan komunikasi antar
peserta didik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Meilia, R. (2014). meningkatkan hasil belajar ips
tentang perjuangan mempertahankan
kemerdekaan indonesia menggunakan model
kolaborasi antara numbered heads together
(nht) dengan word square pada siswa kelas v
sdn mandiangin timur 2 kecamatan karang
intan kabupaten banjar. Skripsi tidak
diterbitkan. Banjarmasin: FKIP PGSD Unlam.
Putra, N. (2013). Penelitian kualitatif IPS. Bandung:
PT Remaja Roesdakarya.
Rusman. (2011). Model-model pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif
dalam kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media.
Suriansyah, A. (2013). Panduan penulisan karya
ilmiah program PG-PAUD dan PGSD
Universitas Lambung Mangkurat.Banjarmasin
: (tidak di publikasikan).
Suriansyah, A., Aslamiah. Sulaiman & Norhafizah.
(2014). Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Susanto, A. (2015). Teori belajar dan pembelajaran
di sekolah dasar. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Trianto. (2011). Model-model pembelajaran
berorientasi kontruktivisme. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Trianto. (2012). Mendesain model pembelajaran
inovatif-progresif konsep, landasan, dan
implementasinya pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan (ktsp). Jakarta: Kencana..

46

Anda mungkin juga menyukai