Anda di halaman 1dari 3

Nama : Afriliansyah Rifqi Prasmiko

NIM : 051682359
Tugas 1 Biokimia Pangan

1.

JAWAB :
Ikatan peptida terdiri dari tiga subunit penyusun utama, yaitu asam amino, gugus karboksil, dan gugus
amino.

 Asam amino adalah unit dasar dari protein. Setiap asam amino terdiri dari sebuah
atom karbon pusat yang terikat pada sebuah gugus amino (NH2), sebuah gugus
karboksil (COOH), sebuah atom hidrogen (H), dan sebuah gugus samping yang
berbeda untuk setiap asam amino.
 Gugus karboksil (COOH) merupakan bagian dari setiap asam amino yang terlibat
dalam pembentukan ikatan peptida. Gugus ini bersifat asam dan memberikan karakter
asam pada molekul.
 Gugus amino (NH2) adalah bagian lain dari setiap asam amino. Gugus ini bersifat
basa dan terlibat dalam pembentukan ikatan peptida dengan gugus karboksil dari
asam amino lainnya.
Ketika dua asam amino bergabung dalam reaksi kondensasi, gugus karboksil dari satu
asam amino bereaksi dengan gugus amino dari asam amino lainnya, membentuk ikatan
peptida dan menghasilkan air sebagai produk sampingan. Proses ini berulang dan
menghasilkan rantai panjang yang disebut polipeptida atau protein, dengan ikatan peptida
yang menghubungkan setiap unit asam amino dalam rantai tersebut. Ikatan peptide
terbentuk dari atom C gugus karbonil dengan atom N gugus amina yang merupakan
penyusun senyawa asam amino sebagai monomer protein. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan lepasnya molekul air ketika
reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH dan
menghasilkan molekul yang disebut amida.

2. Dalam tingkatan struktur protein, struktur sekunder dapat berbentuk α helix (10)
ataupun β sheet (10). Jelaskan perbedaan mendasar keduanya (15)?

JAWAB : Bentuk heliks α dimantapkan oleh ikatan hidrogen antara gugus NH dan
gugus CO pada rantai utama. Gugus CO setiap asam amino membentuk ikatan
hidrogen dengan gugus NH asam amino terletak pada empat residu di depannya pada
urutan linier. Berarti semua gugus CO dan gugus NH pada rantai utama membentuk
ikatan hidrogen. Tiap residu asam dengan residu berikutnya sepanjang aksis heliks.
Penyusunan Spasial:
 Alpha helix: Ini adalah struktur berbentuk spiral di mana rantai polipeptida
membentuk heliks dengan putaran sekitar 3.6 residu per putaran. Rantai
polipeptida membungkus sepanjang sumbu heliks.
 Beta sheet: Ini adalah struktur lembaran di mana dua atau lebih rantai
polipeptida berjalan sejajar (β sheet sejajar) atau berlawanan arah (β sheet
antiparalel), membentuk lembaran dengan ikatan hidrogen yang membentuk di
antara rantai-rantai yang berdekatan.
Arah Rantai:
 Alpha helix: Rantai polipeptida membungkus secara spiral sepanjang sumbu
heliks.
 Beta sheet: Rantai polipeptida berjalan sejajar atau berlawanan arah di
sepanjang sumbu lembaran β.
Polarnya Ikatan Hidrogen:
 Alpha helix: Ikatan hidrogen terbentuk antara atom oksigen pada gugus
karboksil dengan atom hidrogen pada gugus amino dari residu yang
berdekatan dalam satu putaran heliks.
 Beta sheet: Ikatan hidrogen terbentuk antara residu-residu asam amino dari
rantai yang berbeda dalam lembaran β.
Fleksibilitas dan Stabilitas:
 Alpha helix: Lebih fleksibel dan biasanya stabil dalam lingkungan yang larut
air.
 Beta sheet: Lebih kaku dan cenderung stabil dalam struktur protein.
2. Peran Fungsional:
 Alpha helix: Biasanya ditemukan dalam struktur protein yang memerlukan
stabilitas struktural, seperti dalam heliks transmembran atau dalam domain
yang berfungsi sebagai tempat interaksi dengan molekul lain.
 Beta sheet: Berperan penting dalam pembentukan domain protein, terutama
untuk memperluas daerah permukaan yang berinteraksi dengan molekul lain.

Dengan demikian, perbedaan mendasar antara alpha helix dan beta sheet terletak
pada penyusunan spasial, arah rantai, polarnya ikatan hidrogen, fleksibilitas dan
stabilitas, serta peran fungsionalnya dalam struktur protein.

3. Mengapa enzim (10) disebut sebagai biokatalisator (10)? Jelaskan 2 cara pemberian
nama enzim beserta contohnya (15)

JAWAB :

Enzim disebut sebagai biokatalisator karena mereka meningkatkan kecepatan reaksi


biokimia dalam sel-sel hidup. Berikut penjelasan mengapa enzim disebut sebagai
biokatalisator:

- Peningkatan Kecepatan Reaksi: Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dengan


menurunkan energi aktivasi yang diperlukan untuk memulai reaksi kimia. Mereka
melakukan ini dengan menstabilkan intermediate reaksi atau mengatur orientasi
substrat, sehingga mempercepat pembentukan produk.
- Spesifisitas: Enzim biasanya sangat spesifik terhadap substratnya. Mereka hanya
akan bereaksi dengan substrat tertentu atau sekelompok substrat yang memiliki
struktur kimia yang cocok dengan situs aktifnya.
- Regeneratif: Enzim adalah katalis yang dapat digunakan berulang kali tanpa
mengalami perubahan permanen atau terkuras selama reaksi berlangsung. Setelah
reaksi selesai, mereka akan kembali ke bentuk asalnya dan siap untuk mengkatalisis
reaksi berikutnya.

Pemberian nama enzim dapat dilakukan melalui dua cara:

- Nama Sistematis atau Nama Kimia: Enzim dapat dinamai berdasarkan substrat
spesifik yang mereka katalisis atau reaksi yang mereka katalisis. Contohnya adalah
enzim lactase, yang mengkatalisis hidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
- Nama Trivial atau Nama Umum: Enzim juga dapat dinamai berdasarkan
sumbernya, tempat di mana enzim tersebut pertama kali diisolasi, atau fungsi
umumnya. Contohnya adalah enzim pepsin, yang ditemukan dalam lambung hewan
dan bertanggung jawab untuk mencerna protein dalam makanan.

Dengan menggunakan dua cara di atas, enzim diberi nama yang sesuai dengan fungsi,
substrat, atau tempat ditemukannya, memberikan informasi yang berguna tentang sifat dan
karakteristik enzim tersebut.

SUMBER REFERENSI :
- Dahrul Syah, Siti Nurjanah. 2022.Buku Materi Pokok Biokimia Pangan PANG4222.
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
- Lubert, Styer. (2000). Biokomia. Vol I. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
- Ir Sri Wahyuni. 2013 .Metabolisme Biokimia. Denpasar : Universitas Udayana.
-

Anda mungkin juga menyukai